Professional Documents
Culture Documents
PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PENDAHULUAN
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2006, yang juga dikenal dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (baca: kurikulum sekolah), guru diberi kebebasan
mendesain pembelajaran sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Oleh
karena itu, sudah bukan saatnya lagi guru memaksakan pengetahuan kepada siswa.
Model pembelajaran seperti itu menempatkan siswa hanya sebagai obyek. Siswa
tidak dihargai sebagai individu yang sedang belajar dan membutuhkan bimbingan
untuk mengembangkan potensinya, baik potensi intelektual maupun kepribadiannya.
Sudah saatnya guru meninggalkan model pembelajaran yang menggunakan cara-
cara instan. Model pembelajaran dengan sistem dril, yang mengharapkan hasil
bagus dengan cepat tanpa mengindahkan prosedur pembelajaran yang semestinya,
sesungguhnya bersifat intimidatif. Bagaimana tidak meng-’intimidasi’ bila siswa
senantiasa dihadapkan pada keharusan meraih minimal ’nilai tertentu’ yang menjadi
standar kelulusan atau kenaikan kelas? Akibatnya, siswa mengikuti pembelajaran di
bawah bayang-bayang ancaman dan ketakutan ’tidak naik kelas atau tidak lulus
ujian’ jika tidak dapat menyerap atau menguasai materi pelajaran (lebih tepatnya:
menghafal), yang akan dibuktikan dengan ulangan/tes/ujian.
Apabila dengan pembelajaran intimidatif tadi siswa merasa terpaksa mengikuti
kegiatan pembelajaran, sudah saatnya guru memikirkan dan menerapkan model
pembelajaran lain yang lebih memahami kondisi siswa. Salah satu alternatifnya
adalah model pembelajaran yang bersifat partisipatif. Di sini siswa dilibatkan dan
diikutsertakan dalam menentukan dan mencari bahan/materi (dari berbagai sumber)
yang akan dipelajari.
PEMBAHASAN
PENUTUP
Pendidikan partisipatif, atau teknik partisipatif, ádalah sebuah upaya pendidik untuk
mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap
perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program. Pembelajaran
partisipatif dilandasi oleh suatu pandangan bahwa setiap orang pada dasarnya
memiliki pengalaman yang cukup kaya – untuk bisa diolah menjadi bahan
pembelajaran. Pendidikan partisipatif, tentu bukan sekedar teknik, melainkan statu
pendekatan atau bahkan paradigma baru yang meninggalkan paradigma lama yang
bersifat sistem bank.
Mengubah paradigma tentu bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Masalah ini tentu
tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. Kita membutuhkan suatu langkah
yang sistematis, massal dan terus menerus. Pendidikan partisipatif memiliki maksud
dasar untuk mengubah pola hubungan yang ada antara peserta didik dengan
pendidik (sumber relajar). Para guru harus bersedia mengakui bahwa pihaknya juga
memerlukan belajar dari muridnya (warga relajar) dan demikian pula sebaliknya.
Kebutuhan ini, sudah tentu sangat sulit bisa diharapkan berkembang dalam waktu
dekat. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk mengubah diri, demikian juga peserta
didik. Inilah yang dikatakan bahwa perubahan paradigma tidak bisa dilakukan dalam
jangka dekat. Salah satu proses penting yang layak dilalui ádalah adanya
pembaharuan model-model pendidikan. Pembaharuan dalam model ini tidak hanya
hendak mengoreksi cara mengajar, tetapi juga mengoreksi keseluruhan proses
pembelajaran. Kesemuanya ini menuntut adanya kesediaan semua pihak untuk
bersedia mengubah atau mentrasformasi pandangannya mengenai pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Waras Khamdi
Dalam konteks peradaban makro, sekarang umat manusia sedang memasuki Abad
Pengetahuan dan perlahan meninggalkan Abad Industrial. Atas dasar analisisnya
terhadap empat program pendidikan yang berhasil mengembangkan keterampilan
yang dibutuhkan pada Abad Pengetahuan, Trilling dan Hood (1999) membuat daftar
perbandingan karakteristik umum model pembelajaran Abad Pengetahuan yang
dijelang umat manusia dan Abad Industrial yang telah ditinggalkan umat manusia
(Tabel 1). Perbandingan ini merefleksikan pandangan filosofis tentang teknologi
(pendidikan), terutama antara pandangan moderen dan pandangan transformatif.
Alat
SIMPULAN
Memperhatikan karaktristik Pembelajaran Berbasis Proyek, dukungan teoretik, dan
reviu testimonial, maka model ini bisa menjadi komponen yang well-established
dalam sistem pendidikan kita. Model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah
penggerak yang unggul untuk membatu siswa belajar melakukan tugas-tugas
otentik dan multidisipliner, mengelola bujet, menggunakan sumber-sumber yang
terbatas secara efektif, dan bekerja dengan orang lain. Ada bukti langsung maupun
tidak langsung, baik dari guru maupun siswa, bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek
menguntungkan dan efektif sebagai metode pembelajaran. Yang lebih penting, ada
beberapa bukti bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain, memiliki nilai tinggi dalam peningkata kualitas belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Alamaki, A. 1999. Current Trends in Technology Education in Finland. The Journal of
Technology Studies. Available on: Digital Library and Archives.
Barron, B.J., Schwartz, D.L., Vey, N.J., Moore, A., Petrosino, A., Zech, L., Bransford,
J. D., & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt. 1998. Doing with
Understnading: Lessons from Research on Problem- and Project-Based Learning.
The Journal of the Learning Science, 7, 271—311.
Bereiter, C., & Scardamalia, M. 1999. Process and Product in PBL Research. Toronto:
University of Toronto.
Bjorkquist, D. 1999. Learner-Centered Education in Technology. Dalam Technology
Education in Prospect: Perceptions, Change, and the Survival of the Profession. The
Journal of Technology Studies. Digital Library and Archives.
Blumenfeld, P.C., E. Soloway, R.W. Marx, J.S. Krajcik, M. Guzdial, and A. Palincsar.
1991. Motivating Project-Based Learning: Sustaining the Doing, Supporting the
Learning. Educational Psychologist, 26(3&4), 369—398.
Buck Institutute for Education. 1999. Project-Based Learning.
http://www.bgsu.edu/organizations/etl/proj.html.
CORD, 2001. Contextual Learning Resource. http://www.cord.org/lev2.cfm/65.
Davydov, V.V. 1995. The Influence of L.S. Vygotsky on Education Theory, Research,
and Practice. Educational Researcher, 24(3), 12—21.
ED (U.S. Departmen of Education) 1995. Technology and Education Reform:
Technical Research Report, Volume 1: Findings and Conclusions. Capter 1.
http:www.ed.gov/pubs/SER/Technology/ch1.html.
Felder , R.M. & Brent, R. 1996. Navigating the Bumpy Road to Student-Centered
Instruction. College Teaching, 44, 43—47.
Gaer, S. 1998. What is Project-Based Learning?
http://members.aol.com/CulebraMom/pblprt.html.
Haller, C.R., Gallagher, V.J., & Weldon, T.L., Felder, R.M. 2000. Dynamics of Peer
Education in Cooperative Learning Workgroups. Journal of Engineering Education,
89(3), 285—293.
http://www2.ncsu.edu/unity/lochers/users/f/felder/public/Papers/Hallerpap.pdf.
Herschbach, D.R.1999. Looking Past 2000. Dalam Technology Education in Prospect:
Perceptions, Change, and the Survival of the Profession. The Journal of Technology
Studies. Digital Library and Archives.
Householder, D.L. 1999. View in Technology Education in Prospect: Perceptions,
Change, and the Survival of the Profession. The Journal of Technology Studies.
Digital Library and Archives.
Hung, D.W., & Chen, D.T. 2000. Appropriating and Negotiating Knowledge.
Educational Technology, 40(3), 29—32.
Hung, D.W., & Wong, A.F.L. 2000. Activity Theory as a Framework fo Project Work
in Learning Environments. Educational Technology, 40(2), 33—37.
Johnson, D.W., & Johnson, R.T. 1989. Social Skills for Successful Gorup Work.
Educational Leadership, 47(4), 29—33.
Johnson, D.W., Johnson, R.T. & Stanne, 2000. Cooperative Learning Methods: A
Meta-Analysis. http://www.clcrc.com/pages/cl-methods.html.
Kaufman, D.B., Felder, R.M. & Fuller, H. 2000. Accounting for Individual Effort in
Cooperative Learning Teams. Journal of Engineering Education, 89(2), 133—140.
Available on: http://www.ncsu.edu/unity/lochers/users/f/felder/public/RMF.html.
Marzano, R.J. 1992. A Different Kind of Classroom: Teaching with Dimensions of
Learning. Verginia: ASCD.
Maxwell, N.L., Bellisimo, Y. & Mergendoller, J. 1999. Problem-Based Learning:
Modifying the Medical School Model for Teaching High School Economics.
http://www.bie.org/pbl/overview/diffstraditional.html.
Mergendoller, J.R., & Thomas, J.W. 2000. Managing Project Based Learning:
Principles from the Field. Novato, CA: Buck Institute for Education.
Moore, D. 1999. Toward a Theory of Work-Based Learning. IEE Brief, 23 (January)
[Online].
Moss, D, & Van Duzer, C. 1998. Project-Based Learning for Adult English Language
Learners. ERIC Digest, ED427556. http://www.ed.gov/database/ERIC-
Digests/ed427556/html.
Moursund, D., Bielefeldt, T., Ricketts, R., & Underwood, S. 1995. Effect Practice:
Computer Technology in Education. Eugene, OR: ISTE.
Myers, R.J., & Botti, J.A. 2000. Exploring the Environment: Problem-Based Learning
in Action. http: www.cet.edu/research/conference.html.
Oakey, J. 1998. Project-Based and Problem-Based: The Same or Different?
http://pblmm.k12.us/PBLGuide/PBL&PBL.html
Richmond, G., & Striley, J. 1996. Making Meaning in Classrooms: Social Processes in
Small-Group Discourse and Scientific Knowledge Building. Journal of Research in
Science Teaching, 33(8), 839—858.
Rodriguez, H. 1998. Activity Theory and Cognitive Science. http://www.acm.org.
Shia, R.M., Howard, B.C., & McGee, S. 1998. Metacognition, Multiple Intelligence
and Cooperative Learning. http://www.cet.edu/research/student.html.
Thomas, J.W. 2000. A Review od Research on Project-Based Learning. California:
The Autodesk Foundation. Available on: http://www.autodesk.com/foundation.
Thomas, J.W., Margendoller, J.R., & Michaelson, A. 1999. Project-Based Learning: A.
Handbook for Middle and High School Teachers.
http://www.bgsu.edu/organizations/ctl/proj.html.
Trilling, B., & Hood, P. 1999. Learning, Technology, and Education Reform in the
Knowledge Age, or “We’re Wired, Webbed, and Windowed, Now What?”.
Educational Technology, Mey-Juni, 5—18.
Vygotsky, L.S. 1978. Mind in Scciety. Cambridge, MA: Harvard University Press.
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan fenomena tersebut penelitian ini dilakukan di SMA Negeri ...... pada
kelas X.1 dengan pertimbangan bahwa pembelajaran sastra dalam bidang studi
bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian siswa terutama hal yang berkaitan
dengan puisi. Selain itu penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada
SMA Negeri ..... masih dianggap hal baru, sehingga penggunaan media sangat
berperan sekali terutama dalam proses belajar mengajar agar berhasil dengan
sangat memuaskan. Proses belajar mengajar khususnya pengajaran keterampilan
bersastra, peran dan keberadaan guru sangat penting. Untuk itu seorang guru
dituntut untuk menunjang tercapainya pengajaran keterampilan bersastra tersebut
melalui penggunaan media yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil
belajar secara maksimal.