You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil yang disebut sel.
Selama mahluk itu masih hidup banyak sekali proses atau perubahan yang terjadi di dalam sel.
Fenomena kehidupan yang ditandai oleh adanya pertumbuhan dan refroduksi serta hal-hal yang
berkaitan, merupakan ruang lingkup biologi dan ilmu-ilmu yang relevan.

Ilmu kimia di pihak lain adalah suatu ilmu-ilmu tentang benda-benda serta prose perubahannya
yang di tinjau berdasarkan susunan dan sifat atom-atom atau molekul yang membentuknya.

Untuk pembahasan ini akan dibahas mengenai oksidasi biologi dan senyawa berenergi tinggi serta
siklus kreb’s sebagai rangkaian aksi untuk oksidasi lengkap bahan makanan, guna memudahkan
materi pembelajaran dan lebih memudahkan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
senyawa dan reaksinya.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana proses oksidasi

• Apa peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologis

• Bagaimana transfer elektron dalam sel

• Apa hubungan rantai pernafasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi

• Bagaimana oksidasi hidrogen dalam mitokondria

• Bagaimana proses oksidasi reduksi di sel darah merah

• Darimana sumber asetil KoA

• Apa fungsi amfibolik siklus kreb’s

• Bagaimana pembentukan energi pada siklus kreb’s

1.3 Landasan Teori

Suatu reaksi kimia maupun proses biologis ada banyak sekali kaitannya dengan oksidasi dan
siklus kreb’s.

Adapun pengertian dari oksidasi tersebut adalah pengeluaran electron. Didalam proses oksidasi
ada berbagai aspek yang dipelajari yaitu mengenai peranan enzim, koenzim dan logam dalam
oksidasi biologi, transfer elektron dalam sel, hubungan rantai pernafasan dengan senyawa fosfat
berenergi tinggi, sumber asetil KoA dan lain-lain.
BAB II

PEMBAHASAN

PROSES OKSIDASI BIOLOGI

Reaksi Oksidasi biologi selalu diikuti reaksi reduksi.

Oksidasi TIDAK selalu menggunakan Oksigen, misal Dehidrogenasi.

1. Pengertian : Oksidasi adalah proses pengeluaran electron …… lawannya reduksi yaitu proses
penerimaan electron. Contoh : ion feri dioksidasi menjadi ion fero, reaksinya sebagai berikut :
e-
Fe2+ (electr Fe3+
on)

ion fero ion feri

2. Reaksi redoks (reduksi & oksidasi) memerlukan enzim oksidoreduktase.


3. Oksidasi biologi pada makhluk hidup tingkat tinggi mutlak memerlukan adanya oksigen. Pada
makhluk tertentu (bakteri anaerob) mampu melakukan oksidasi biologi tanpa Oksigen bebas.
(ingat konsep organism aerobic dan organism anaerobic) Kemampuan suatu senyawaan
melakukan pertukaran electron (memberi atau menerima electron) disebut sebagai potensial
redoks (dinyatakan dalam satuan volt)

Peran enzim/ko-enzim dan Logam dalam oksidasi biologis

Enzim/Ko-enzim dan Logam yang berperan dalam oksidasi biologi ialah :

ENZIM / KO-ENZIM LOGAM

1. OKSIDASE Mg, Fe, Cu, Mo


2. DEHIDROGENASE
3. HIDROPEROKSIDASE
4. OKSIGENASE

1. ENZIM OKSIDASE :

Oksidase merupakan enzim yang berperan mengkatalisis Hidrogen yang ada dalam substrat dengan
hasil berupa H2O dan H2O2.

Enzim ini berfungsi sebagaiakseptor ion Hidrogen.

Enzim ini banyak terdapat dalam mioglobin, hemoglobin, dan sitokrom lain.
Enzim ini merupakan zat terakhir dari rangkaian proses respirasi yang berperan memindahkan electron
yang dihasilkan dari proses oksidasi sebelumnya yaitu oleh enzim dehidrogenase.

Bentuk-bentuk lain yang perannya sama dengan enzim oksidase yaitu Flavoprotein Mononukleotida
(FMN) dan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) yang berasal dari vitamin riboflavin.

FMN banyak terdapat dalam ginjal, usus halus, dan hati.

FAD banyak terdapat dalam hati

Enzim oksidase memanfaatkan oksigen sebagai akseptor hidrogen

½O
AH 2
AH 2
O 2
2

OKSIDASE OKSIDASE

A HO
2
A HO
2 2

2. ENZIM DEHIDROGENASE

Enzim ini berperan sebagai pemindah ion Hidrogen dari substrat satu ke substrat berikutnya dalam
reaksi redoks couple. Contohnya ialah penggunaan enzim dehidrogenase dalam pemindahan electron
di membrane dalam mitokondria, siklus Kreb, dan glikolisis fase anaerob.

Enzim ini tidak menggunakan Oksigen sebagai akseptor ion Hidrogen. Reaksi Redoks couple enzim
ini dapat dilihat sebagai berikut :

Catatan : A dan B merupakan substrat


DEHIDROGENASE DEHIDROGENASE
SPESIFIK A SPESIFIK B
AH BH
2
Carrier (oksidasi) 2

(Reduksi) (Reduksi)

A Carrier- H2
B (Oksidasi)
(Oksidasi) (Reduksi)

Aktivitas enzim Dehidrogenase juga punya ketergantungan pada ko-enzim Nikotinamida --- NAD
(Vitamin Niasin) dan vitamin Riboflavin.

3. ENZIM HIDROPEROKSIDASE
Ada dua jenis hidroperoksidase : peroksidase dan katalase.

a). Peroksidase :banyak terdapat dalam air susu, leukosit, trombosit, dan jaringan tubuh lainnya yang
berperan dalam metabolisme eikosanoid (berkaitan dengan asam lemak tak jenuh).

Enzim peroksidase berperan penting menjaga lipid membrane sel dan hemoglobin dari senyawaan
peroksida (H2O2 ) yang bersifat toksik. Reaksinya sebagai berikut :

PEROKSIDASE
H2O2 + A H2 2H2O + A

b). Katalase : banyak terdapat dalam jaringan hati, sel mukosa, darah, sumsum tulang, dan ginjal.
Bagian organel sel dari jaringan tersebut yang memiliki dua fungsi sekaligus yaitu untuk
menghasilkan dan untuk menghancurkan hydrogen peroksida adalah ENZIM PEROKSISOM.

Enzim ini berperan menghancurkan hydrogen peroksida yang dihasilkan dari aktivitas enzim oksidase.
Reaksinya sebagai berikut :

KATALASE
H2O2 + A H2 2H2O + A

Hubungan kerja enzim peroksisom digambarkan dalam reaksi berikut:

Hubungan kerja enzim peroksisom digambarkan dalam reaksi berikut:

A H2’
A H2 A’
A
H2 O KATALAS 2H2O
O2 OKSIDAS E
2
E
H2 O
O2
2
4. Enzim oksigenase

Enzim ini berperan dalam sintesis atau penguraian berbagai senyawaan Enzim ini banyak ditemukan
dalam hati.

Ada dua macam enzim Oksigenase yaitu : dioksigenase dan monoksidase.

Dioksigenase berfungsi mengkatalisis penyatuan oksigen ke dalam molekul substrat. Reaksi dasarnya
sebagai berikut :

DIOKSIGENASE

A + O2 AO2

Enzim Monooksigenase banyak ditemukan dalam sel-sel hati yang bekerja bersama enzim sitokrom p-
450 untuk hidroksilasi obat. Reaksi dasar hidrosilasi obat oleh monoksigenase:

OBAT - + O2 + 2 Fe2+ + 2H+ OBAT- O + H2O + 2 Fe3+


H
H

(P- (P-
450) 450)

RANTAI RESPIRASI (PERNAFASAN) DAN SENYAWA ENERGI TINGGI

Rantai respirasi yang dimaksud disini adalah rangkaian proses transfer electron Hidrogen yang terjadi
pada bagian membrane dalam mitokodria dengan melibatkan sejumlah enzim. Hasil akhir dari
rangkaian proses transfer electron ialah sejumlah energi berbentuk ATP.

Rangkaian proses transfer electron dalam rantai respirasi yang menghasilkan ATP tersebut dikenal
sebagai fosforilasi oksidatif.

Pemahaman rangkaian proses respirasi ini memungkinkan kita dapat melakukan tindakan preventif
dan kuratif terhadap kasus keracunan karena obat (misal : Amobarbitol) dan racun (misal: Sianida dan
Karbonmonoksida), maupun kasus kematian karena kelainan Disfungsi renal dan Miopati Mitokondria
Infantilis.

Urutan proses produksi energi dimulai dari pencernaan makanan sampai dengan rantai respirasi berupa
transfer electron pada bagian membrane dalam mitokondria.

RANGKAIAN RANTAI RESPIRASI :

Fp
NAD+ 2Fe3+
A H2 (Reduksi) H2 H2O
FLAVOPROTEI
SITOKROM
N

A (Oksidasi) NADH Fp 2Fe2+ ½O2

H+ H+ 2H+ 2H+
Mekanisme fosforilasi oksidatif dijelaskan oleh 3 teori, yaitu :

1. Teori kopling konformasional

2. Teori kopling pertengahan berenergi tinggi

3. Teori kopling kemiosmotik

Teori yang diakui saat ini adalah teori yang ketiga kemiosmotik.

STRUKTUR MITOKONDRIA

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan
banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa
berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 –
1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam,
ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].

Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein
porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang
berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri
gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid
dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi
menghasilkan asetil-KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80%
protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat
sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish,
2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan
kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam
reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria,
serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran
dalam.

Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino,
dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang
dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti
magnesium, kalsium dan kalium

FUNGSI MITOKONDRIA

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk
ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi
oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul
ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses
glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai
fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang
terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses
transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH
dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C
reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan
Adenine Nucleotide Translocator (ANT

You might also like