You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah mengenai budaya organisasi ini
dengan efisien dan tepat waktu. Makalah ini berkaitan dengan pemahaman
mengenai pengertian dari budaya demokrasi dan juga karakteristiknya. Makalah
ini saya susun sebagai tugas pembelajaran mata kuliah organisasi dan metode
yang diberikan oleh dosen saya yaitu Bapak Hernama, SE, MM

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak, sehingga kendala-
kendala yang saya hadapi teratasi. Oleh karena itu saya mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Orang tua saya yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai dengan tepat waktu
khususnya dalam hal materi yang meringankan kami terhadap
pembiayaan dalam penyelesaian makalah ini.
2. Bapak Hernama, SE, MM selaku dosen mata kuliah organisasi dan
metode yang telah memberikan pemahaman kepada saya sehingga saya
memahami materi dan tugas yang diberikan agar mampu menyelesaikan
makalah ini.
3. Kakak-kakak saya tercinta yang selalu memotivasi dan memberikan saran
kepada saya disaat kami merasa putus asa dan kesulitan dalam
menyelesaikan tugas ini.
4. Teman-teman kelas 1DB13 yang senantiasa memberikan informasi
mengenai keorganisasian.

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua terutama
teman-teman kelas 1DB13. Namun saya sadar bahwa makalah ini belum
sempurna. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari kalian semua.

Bekasi, Februari 2011

Zeni Ferdiansyah
Nasution
(Penulis)

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai tanggapan terhadap pasar global, Musashi Group adalah sangat


mempromosikan sistem jaringan di seluruh dunia melalui lima basis global
(Jepang, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia), dan juga mendirikan
kantor penjualan di Eropa dan Amerika Utara di mana produk kami dalam kondisi
baik permintaan.Our automated laborsaving assembly lines and worldwide scale
support system shares our management resources: people, material,
engineering, information, and production systems. lini perakitan otomatis kami
laborsaving dan saham mendukung skala system manajemen sumber daya di
seluruh dunia: orang, material, engineering, informasi, dan sistem produksi. We
are able to supply the products that our customer needs by the best combination
of these resources. mereka mampu menyediakan produk yang pelanggan
butuhkan oleh kombinasi terbaik dari sumber daya tersebut.

Musashi group adalah sebuah perusahaan yang didirikan mulai didirikan


pada bulan april tahun 1938 di Toyohashi, Shinagawa-ku, Tokyo dengan
namaOhtsuka Seisakusho. Kemudian sampai tahun 1993 sudah didirikan di 11
negara. Pada tahun 1996 mulailah didirikan di Indonesia dengan nama PT
Musashi Astra Auto Parts. Perusahaan ini memproduksi ..

Dalam menjalankan perusahaan, hambatan yang ditempuh oleh pemilik


dan manager itu tidak sedikit namun mereka mampu menyelesaikan hambatan
tersebut sampai kini bisa mengembangkan perusahaannya diberbagai negara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan


adalah sebagai berikut :

1. Apa saja kendala yang dihadapi PT Musashi Astra Auto Parts ?

2. Bagaimana kondisi manajemen dalam PT Musashi Astra Auto Parts ?

3. Bagaimana konsep, visi dan misi PT Musashi PT Astra Auto Parts ?

4. Bagaimana komunikasi yang terjadi di dalam PT Musashi Astra Auto Parts ?

1.3 Tujuan Penelitian

Saya menyusun makalah ini sebagai tugas pembelajaran yang diberikan oleh
dosen mata kuliah organisasi dan metode yaitu Bapak ... makalah ini akan
digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi saya dan teman-teman. Dengan
menyusun makalah ini saya mengetahui bagaimana situasi atau kondisi
keorganisasian dalam suatu perusahaan.

1.4 Metodologi Penelitian


A. Pemilihan Subjek

Tema yang akan dibahas sudah ditentukan oleh dosen saya bapak ... yaitu
mengenai budaya organisasi laba (perusahaan) kemudiian saya menentukan dan
memilih suatu perusahaan yang akan dibahas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : a. Rumah pribadi sebagai tempat browsing mengenai materi yang


akan disusun.

b. Kampus Gunadarma sebagai tempat sharing informasi dengan dosen dan


teman-teman mengenai tugas yang diberikan.

Waktu : 4 Februari 2011 – 25 Februari 2011

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang saya gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah


metode observasi, kepustakaan, dan deskriptif. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta gejala yang sudah diselidiki.

Adapun langkah – langkah penyusunannya sebagai berikut :

1. Menentukan topik yang akan dibahas dan melakukan observasi mengenai


subjek yang dipilih.

2. Penyusun merumuskan masalah.

3. Mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data, kami melakukan browsing


melalui internet , observasi dan sharing dengan orang – orang yang terlibat.

4. Penyusunan makalah. Setelah tahap – tahap sebagaimana diuraikan diatas,


maka langkah selanjutnya adalah menyusun makalah agar tujuan dan manfaat
dapat dikomunikasikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Organisasi laba merupakan suatu organisasi yang salah satu tujuannya


adalah mendapatkan laba dalam kegiatannya. Contohnya adalah perusahaan,
rumah sakit swasta, dan lain-lain. Namun, suatu perusahaan dalam menjalankan
kegiatannya tidak mengalami sedikit hambatan. Banyak tantangan yang dialami
perusahaan. Oleh karena itu sangatlah dibutuhkan manajemen yang baik dalam
suatu perusahaan. Dengan manajemen, suatu perusahaan memiliki budaya
organisasinya demi menciptakan suasana kerja yang rasional dan sistematis.

Ukuran kinerja suatu organisasi tidak dapat diukur dari para pelaksana
pelayanan, tetapi justru dari penerima layanan. Hal ini dikarenakan kinerja itu
pada dasarnya adalah output dan bukan input. Pihak yang dapat
merasakan outputbukanlah penyelenggara layanan (birokrasi) tetapi pengguna
jasa layanan (masyarakat). Oleh karena itulah dalam pengukuran suatu kinerja
mau tidak mau harus melibatkan konsumen yang berasal dari masyarakat
pengguna jasa layanan.

Sebagai input kinerja yang penting adalah budaya organisasi. Taylor (dalam
Soekanto, 1990) mendefinisikan kebudayaan sebagai sesuatu yang kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-
istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari pendapat Taylor
tersebut berarti bahwa kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normatif, yaitu mencakup
segala cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Manusia sebagai makhluk budaya mengandung pengertian bahwa


kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia terhadap
dunianya, lingkungan serta masyarakatnya. Kebudayaan merupakan
seperangkat nilai-nilai yang menjadi landasan pokok untuk menentukan sikap
terhadap dunia luarnya, bahkan mendasari setiap tingkah laku yang hendak dan
harus dilaksanakan sehubungan dengan pola hidup dan susunan
kemasyarakatannya. Demikian luasnya cakupan kebudayaan sehingga muncul
wujud kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.

Kebudayaan mengikat para anggota yang dilingkupi kebudayaan itu untuk


berperilaku sesuai dengan budaya yang ada. Apabila pengertian ini ditarik ke
dalam organisasi, maka apabila seperangkat norma sudah menjadi budaya
dalam organisasi, maka para anggota organisasi akan bersikap dan bertingkah
laku sesuai dengan budaya itu tanpa merasa terpaksa. Apabila budaya itu
adalah budaya yang bersifat mengarahkan kepada anggota organisasi untuk
mempunyai kinerja yang baik, maka dapat dipastikan apabila memang semua
anggota organisasi sudah menganggap norma itu sebagai budaya, maka ia akan
melaksanakannya dengan baik. Akhirnya pelaksanaan budaya itu akan
menghasilkan output kinerja yang baik.
Model budaya organisasi yang ideal untuk suatu organisasi adalah yang memiliki
paling sedikit dua sifat. Pertama, kuat (strong), artinya budaya organisasi yang
dikembangkan organisasi harus mampu mengikat dan mempengaruhi
perilaku(behavior) para individu pelaku organisasi (pemilik, manajemen dan
anggota organisasi) untuk menyelaraskan (goals congruence) antara tujuan
individu dan tujuan kelompok mereka dengan tujuan organisasi. Selain itu,
budaya organisasi yang dibangun tersebut harus mampu mendorong para
pelaku organisasi dan organisasi itu sendiri untuk memiliki
tujuan (goals), sasaran (objectives), persepsi, perasaan, nilai dan kepercayaan,
interaksi sosial, dan norma?norma bersama yang mempunyai arah yang jelas
sehingga mereka mampu bekerja dan mengekspresikan potensi mereka dalam
arah dan tujuan yang sama, serta dalam semangat yang sama pula.

Kedua, dinamis dan adaptif (dynamic and adaptive) artinya budaya organisasi
yang akan dibangun harus fleksibel dan responsif terhadap perkembangan
lingkungan internal dan eksternal organisasi (mega environments) seperti
tuntutan daristakeholders eksternal dan perubahan dalam lingkungan hukum,
ekonomi, politik, sosial, teknologi informasi, pemanufakturan dan lainnya.

Selain ditentukan oleh budaya organisasi, faktor yang tak kalah penting dalam
menunjang kinerja organisasi adalah kualitas SDM. Sumber daya manusia
menjadi faktor kunci dalam kaitannya dengan struktur dan kultur organisasi,
termasuk organisasi-organisasi dalam sektor publik. Dalam hal ini faktor sumber
daya manusia sangat mempengaruhi pengembangan atau reformasi organisasi
dimana dalam upaya reformasi tersebut pengembangan manajemen sumber
daya manusia sudah menjadi suatu keharusan.

Sumberdaya manusia (human resources) adalah the people who are ready,
willing and able to contribute to organizational goals (Werther dan Davis, 1996).
Jadi sumber daya manusia adalah orang-orang yang siap, mau, dan cakap
memberikan konstribusi untuk mencapai tujuan organisasi. Syarat pertama
sumber daya manusia adalah siap. Artinya sumber daya manusia tersebut siap
secara fisik. Akan tetapi walaupun siap secara fisik, apabila tidak ada kemauan,
maka sumber daya manusia itu tidak akan dapat diajak bekerja sama untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu syarat kedua dari sumber daya
manusia adalah mau diajak bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Setelah ada kesiapan fisik dan kemauan, maka syarat terakhir yang harus
dimiliki sumber daya manusia adalah adanya kecakapan. Kecakapan ini
diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Diharapkan apabila sumber daya
manusia memiliki ketiga syarat tersebut, yaitu kesiapan, kemauan, dan
kecakapan, maka akan menghasilkan kinerja organisasi yang baik.

Faktor yang tak kalah penting untuk menunjang kinerja organisasi adalah faktor
gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi mempunyai peran
yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Hal ini
dikarenakan melalui gaya kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dapat
mempengaruhi bawahan agar meningkatkan kinerjanya.

Untuk membawa bawahan sesuai dengan kemauan pemimpin, maka seorang


pemimpin harus mampu memotivasi pegawai. Motivasi ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain memberikan pujian, memberikan
penghargaan, memberikan insentif kepada pegawai yang mempunyai kinerja
yang baik.
Pada akhirnya kinerja sebuah organisasi masih tetap tergantung pada
kualitas sumber daya manusia yang ada pada organisasi tersebut. Kualitas
sumber daya manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, dan pernah tidaknya mengikuti kegiatan
pelatihan dan pengembangan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan semakin tinggi


kinerjanya. Semakin banyak pengalaman kerja seseorang, juga semakin baik
kinerjanya. Demikian juga semakin sering seseorang diikutkan kegiatan
pelatihan dan pengembangan, maka ia akan semakin berkualitas, sehingga akan
semakin baik pula kinerjanya.

2.2 Pengertian Budaya Organisasi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan


budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang
bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya
membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan
bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok
masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman
berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti
terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam
memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut
beberapa ahli :
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391),
budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan
oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
sendiri.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi
berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada
bagian-bagian organisasi.
c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima
oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan
anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk
anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
merasakan masalah yang dihadapi.
e. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan
sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan
cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi,
yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota
organisasi.

2.3 Sumber-sumber Budaya Organisasi


Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264),
budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas


Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat
dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya
kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik
masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-
penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut
merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

2.4 Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :


a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang
lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi
itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.

2.5 Ciri-ciri Budaya Organisasi


Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk
menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan
kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek
pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim,
ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar
untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai
organisasi itu,bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para
anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

2.6 Tipologi Budaya


Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat
tipe budaya organisasi :
1. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka
pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi
yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan
mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.

2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana
perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri
dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan
mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan
juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih
menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-
orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan
insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut
Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam
salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya
atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

2.7 LINGKUNGAN DAN BUDAYA ORGANISASI

A. Pentingnya Lingkungan Organisasi

Para manajer perusahaan melaksanakan aktivitas manajemen seperti


perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, penggerakan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya secara efisien
untuk mencapai tujuannya. Disamping itu manajer harus memperhitungkan
faktor-faktor luar (external factor) organisasi seperti anggota-anggota
masyarakat di luar organisasinya, dan kebutuhan akan sumber daya manusia,
teknologi, dan lain sebagainya. Faktor luar organisasi ini mempunyai kekuatan
dan tekanan untuk mempengaruhi kegiatan organisasi. Berhasil tidaknya
organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor luar.

Faktor luar dimaksudkan disini adalah faktor luar organisasi dalam dan
luar negeri (international factor). Faktir international sangat besar pengaruhnya
sebagai faktor luar, ini berkaitan dengan perusahaan yang menggunakan input
dari luar negeri dan pasar luar negeri.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengatasi faktor luar
tersebut. Pertama, perusahaan harus dapat melihat ketersediaan sumber daya-
sumber daya sebagai input seperti bahan baku tenaga kerja, modal dan metode.
Semua input ini akan dirubah atau ditransformasikan menjadi barang atau jasa.
Kedua, perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan berbagai pihak,
seperti karyawan, konsumen, pemasok, pemerintah, pemegang saham, dan
masyarakat lainnya. Ketiga, perusahaan perlu memperhatikan faktor luar
lainnya, seperti ekonomi politik, teknologi dan sosial.

B. Lingkungan Organisasi

Organisasi dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan tidak


terlepas dari lingkungan eksternal (external environment). Organisasi
merupakan suatu wadah untuk memproses masukan (input) menjadi keluaran
(output). Nput merupakan faktor-faktor produksi atau sumber daya-sumber daya
seperti bahan baku, tenaga kerja, uang dan energy yang diproses dalam
organisasi untk menghasilkan barang atau jasa. Ketersediaan sumber daya
seperti bahan baku, tenaga kerja, uang dan energi yang diproses dalam
organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Ketersediaan sumber daya-
sumber daya tersebut dapat diperoleh dari luar organisasi itu sendiri (self
sufficient) maupun berdiri sendiri (self contained). Organisasi berfungsi sebagai
transformasi dari input menjadi output. (Gambar 3.1). dalam proses ini input dan
output merupakan lingkungan luar dari organisasi.

Lingkungan organisasi terdiri dari dua elemen antara lain, lingkungan


khusus (specific environment) dan lingkungan umum (general environment).
Lingkungan khusus disebut sebagai pihak yang terpengaruh secara langsung
pada organisasi, seperti pemilik perusahaan, karyawan, pemasok dan lain
sebagainya yang dapat mempengaruhi perusahaan secara langsung dan
lingkungan khusus di bagi menjadi dua yaitu pihak yang berkepentingan internal
dan eksternal. Pihak yang berkepentingan internal adalah para karyawan, dewan
direkasi, dan pemilik, sedangkan pihak yang berkepentingan eksternal termasuk
pemasok, penyedia tenaga kerja, pelanggan, dan pesaing.

C. Organisasi dan Lingkungan

Sebuah organisasi dalam menjalankan aktivitasnya selalu dipengaruhi


oleh lingkungan eksternal. Lingkungan selalu mengalami perubahan, maka para
manajer harus membuat rancangan agar dapat meramalkan kejadian-kejadian
yang akan datang. Lingkungan menimbulkan ketidakpastian bagi apra manajer,
sehinga mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan.

a. Ketidakpastian lingkungan

Ketidakpastian ditentukan oleh dua dimensi antara lain, kecepatan perubahan


dan jumlah perubahan. Kecepatan perubahan terdiri dari dua bagian antara lain,
lingkungan dinamis, dan stabil. Apabila lingkungan eksternl sering mengalami
perubahan, berarti organisasi mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi atau
disebut dengan lingkungan dinamis. Sebaliknya sebuah organisasi yang
lingkungan eksternalnya tidak mengalami perubahan, berarti organisasi
menghadapi ketidakpastian yang rendah atau disebut lingkungan stabil. Jumlah
perubahan memperlihatkan semakin banyak perubahan yang diakibatkan
lingkungan maka semakin tinggi ketidakpastian. Sebaliknya makin sedikit
perubahan maka semakin rendah ketidakpastian akan terjadi.

b. Beradaptasi dengan lingkungan

Untuk mengatasi ketidakpastian akibat perubahan-perubahan lingkungan


eksternal para manajer dapat melakukan beberapa strategi antara lain, lintas
batas, membentuk mitra organisasi, dan marger dan usaha patungan.

D. Budaya Organisasi

Budaya menunjukkan gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu di


tengah-tengah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan memecahkan
permasalahan yang dihadapinya. Di suatu Negara tertentu juga terdapat
kelompok-kelompok tertentu yang memiliki budaya berbeda, itulah yang disebut
sebagai sub-budaya. Hal yang sama sebuah organisasi mempunyai budaya yang
disebut sebagai budaya organisasi. Budaya organisasi adalah suatu sistem yang
merupakan bagian dari kepercayaan dan nilai-nilai yang dapat membentuk dan
menunjukkan perilaku para anggotanya.

Schien (2004) mendefinisikan budaya organisasi adalah sebuah pola


asumsi dasar yang dapat dipelajari oleh sebuah organisasi dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapinya dari penyesuaian dir eksternal dan integrasi
internal, telah bekerja dengan baik dan dianggap berharga, oleh karena itu di
ajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari berfikir,
dan merasakan dalam hubungan untuk masalah tersebut.
Robins (2002) mengungkapkan bahwa budaya organisasi merujuk kepada suatu
sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota organisasi,
yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Berdasarkan
pengertian tersebut ada karakter tertentu yang dimiliki suatu organisasi
sehingga membedakan suatu organsasi dengan organisasi lainnya. Karakteristik
tersebut dibagi dalam beberapa tingkat yaitu:

1. Inovasi dalam pengambilan resiko

2. Perhatian terhadap detail

3. Orientasi terhadap hasil

4. Orientasi kepada individu

5. Orientasi terhadap kelompok

6. Agresivitas

7. Stabilitas

Karakteristik-karakteristik tersebut merupakan nilai (value) bagi suatu


organisasi.
Kreitner dan Kinicki (2001) mengatakan budaya organisasi adalah suatu wujud
anggapan yang dimiliki, diterima secara implicit oleh kelompok dan menentukan
bagaimana kelompok tersebut merasakan, pikiran, dan bereaksi terhadap
lingkungannya yang ragam. Berdasarkan pengertian tersebut budaya organisasi
memiliki tiga karakteristik antara lain: (1). Budaya organisasi diberikan kepada
karyawan baru melalui proses sosialisasi, (2). Mempengaruhi perilaku karyawan
ditempat kerja, dan (3). Berlaku pada dua tingkat yang berbeda, masing-masing
tingkat beragam dalam kaitannya dengan pandangan keluar dan kemampuan
bertahan terhadap perubahan.

Budaya organisasi dapat dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih
abstrak. Budaya organisasi yang secara konkrit wujudnya dapat dilihat secara
jelas sedangkan budaya organisasi yang bersifat abstrak budaya merefleksikan
pada nilai-nilai (volves) dan keyakinan (belief) yang dimiliki para anggota
organisasi.

E. Budaya Organisasi dalam Istilah Deskriptif.

Budaya organisasi merupakan cerminan dari karakterisitik-karakteristik


bukan menunjukkan perasaan para anggotanya. Para peneliti tentang budaya
organisasi merupakan cara mengukur pandangan karyawan terhadap organisasi,
patuh terhadap ketentuan-ketentuan organsiasi, menghargai sasaran yang ingin
dicapai, menghargai pandangan organisasi, dan mendorong terciptanya
persaingan. Sedangkan penelitian tentang sikap kerja lebih menekankan pada
cara untuk mengukur respon dan lingkungan kerja.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas tadi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada tiga hal yang perlu di perhatikan dalam mengatasi faktor luar. Pertama,
perusahaan harus dapat melihat ketersediaan sumber daya-sumber daya
sebagai input. Kedua, perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
berbagai pihak. Ketiga, perusahaan perlu memperhitungkan faktor luar lainnya.

2. Organisasi berfungsi terdiri dari dua elemen antara lain:

a. Lingkungan khusus, merupakan pihak yang berkepentingan baik secara individu


maupun kelompok dalam suatu organisasi yang berpengaruh secara langsung
untuk mencapai tujuannya. Lingkungan khusus dibagi menjadi dua antara lain:
pihak yang berkepentingan internal dan eksternal.

b. Lingkungan umum merupakan lapisan paling luar dari lingkungan organisasi,


variable-variabel tersebut antara lain ekonomi, teknologi, politik, hukum sosial
budaya dan global.

3. Sebuah organisasi dalam menjalankan aktivitasnya selalu dipengaruhi oleh


lingkungan eksternal seperti: ketidakpastian lingkungan. Ketidakpastian
lingkungan dibagi menjadi dua yaitu Kecepatan perubahan dan jumlah
perubahan.

4. Untuk mengatasi ketidakpastian akibat perubahan-perubahan lingkungan


eksternal seperti: ekonomi, teknologi, politik, dan hukum. Pemasok, pelanggan,
pesaing, para manajer dapat melakukan beberapa strategi antara lain: lintas
batas, membentuk mitra organisasi dan merger, dan usaha patungan.
5. Budaya organisasi merupakan suatu sistem yang merupakan bagian dari
kepercayaan dan nilai-nilai yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku
para anggotanya. Oleh sebab itu, budaya organisasi merupakan ketentuan
deskriptif sehingga dapat membedkannya denga sikap kerja.

3.2 Saran

Sebaiknya sebuah organisasi lebih berprinsip dan berpegang teguh terhadap


konsep, visi, dan misinya agar suatu tujuan dari organisasi atau perusahaan
dapat tercapai dan terintegrasi dengan baik dan sempurna. Kerjasama dan
komunikasi adalah hal terpenting dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Agar tercipta kondisi kerja yang baik harus ada interaksi antar
pimpinan dengan pegawainya. Sebaiknya seorang pemimpin lebih mempersuasi
bawahannya daripada menggunakan kewenangannya untuk memerintah dengan
kasar.
Daftar Pustaka

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-budaya-organisasi.html

http://www.skripsi-tesis.com/07/02/pengaruh-faktor-budaya-organisasi-
gaya-kepemimpinan-dan-kualitas-sumber-daya-manusia-terhadap-
kinerja-dinas-pendidikan-dan-pengajaran-provinsi-papua-pdf-doc.htm

http://makalah85.blogspot.com/2009/10/lingkungan-dan-budaya-organisasi.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://musashi.co.in/history_profile.asp

You might also like