You are on page 1of 105

Indonesia Australia Partnership for Skills Development

Batam Institutional Development Project

Paket Pembelajaran dan Penilaian


Kode Unit : BSDC-0201

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(Occupational Health and Safety)

( Desember 2001 )
Daftar Isi
BAB 1 PENGANTAR ......................................................................................................... 1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !................................................................... 1
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung ........................... 1
Definisi ........................................................................................................................ 1
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ? ....................................................................... 2
Simbol ......................................................................................................................... 2
Terminologi ................................................................................................................. 2
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH ...................................................................................... 5
Peran Pelatih............................................................................................................... 5
Strategi Penyajian ....................................................................................................... 5
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini.................................. 5
Peraturan .................................................................................................................... 6
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan ........................................ 6
BAB 3 STANDAR KOMPETENSI...................................................................................... 7
Judul Unit .................................................................................................................... 7
Deskripsi Unit .............................................................................................................. 7
Kemampuan Awal ....................................................................................................... 7
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ............................................................. 7
Variabel ....................................................................................................................... 8
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok....................................................................... 9
Konteks Penilaian ....................................................................................................... 9
Aspek Penting Penilaian ............................................................................................. 9
Keterkaitan dengan Unit Lain.................................................................................... 10
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini ............................... 10
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini .... 10
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN ...................................................................................... 11
A Rencana Materi ................................................................................................. 11
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi............................................................ 13
C Materi Pendukung untuk Pelatih........................................................................ 21
Lembar Informasi........................................................................................... 22
Tugas............................................................................................................. 64
Transparansi.................................................................................................. 76
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI ...................................................................................... 95
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ? .................................................................. 95
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?.................................................................. 95
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki ....................................................................... 95
Kualifikasi Penilai ...................................................................................................... 95
Ujian yang Disarankan .............................................................................................. 96
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai.................................................................. 102
Lembar Penilaian .................................................................................................... 103

Indonesia Australia Partnership for Skills Development


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 1 Pengantar

BAB 1 PENGANTAR

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !


Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan
kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara
nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang
dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa
yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang
paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu
secara aktual di tempat kerja.
Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan :
• kebutuhan peserta pelatihan
• persyaratan-persyaratan organisasi
• waktu yang tersedia untuk pelatihan
• situasi pelatihan.
Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta
pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang
harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar
kompetensi.
Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib
namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau
hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam
menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung


Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi
diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:

Kemampuan Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.


membaca
Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan
dan menulis
suatu pengertian

Kemampuan Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol


menghitung teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang
dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan
keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Definisi
Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan
menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan
sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini
adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan
sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 1


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 1 Pengantar

Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?


Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian
suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan
demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda
pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.

Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan
tentang simbol :

Simbol Keterangan

HO Handout ( Pegangan Peserta )

Overhead Transparansi yang dapat digunakan


OHT dalam penyampaian materi pelatihan

Penilaian kompetensi yang harus dikuasai


Penilaian

Tugas / kegiatan atau aktivitas yang harus


Tugas diselesaikan.

Terminologi
Akses dan Keadilan
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa
memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh
industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan
berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja
di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu
kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 2


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 1 Pengantar

Aspek Penting Penilaian


Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.
Konteks Penilaian
Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Elemen Kompetensi
Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu
unit kompetensi.
Acuan Penilaian
Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus
dinilai.
Adil
Tidak merugikan para peserta tertentu.
Fleksibel
Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam
sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu
dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik
kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Kompetensi Kunci
Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi:
mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan
informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam
sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-
matematis .
Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:
Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai
kompetensi ini
Tingkat Karakteristik
1 Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik
kemajuannya diperiksa oleh supervisor.
2 Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi. Supervisor
melakukan pemeriksaan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin yang
diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Strategi Penyajian
Strategi penyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang
bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat
kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 3


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 1 Pengantar

Keterkaitan dengan Unit Lain


Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan
oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.
Standar Kompetensi Nasional
Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar
penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala pihak dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Kriteria Unjuk kerja
Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah
mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.
Variabel
Penjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin
dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.
Reliabel
Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar
kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada
seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.
Valid
Penilàian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil
akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.
Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)
Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah
dicapainya. (lihat RPL)
Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)
Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk
mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi
yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran
dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)
Penilaian Sumatif
Penilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan
bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.
Peserta
Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.
Pelatih
Orang yang memberikan pelatihan.
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok
Definisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan
Deskripsi Unit
Gambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 4


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 2 Arahan Bagi Pelatih

BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH


Peran Pelatih
Salah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan
yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada
kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:
• Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri
yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?
• Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan
untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?
• Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?
• Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan
pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan
pekerjaan mereka secara tepat?
• Apakah anda menyadari situasi ruang Iingkup industri dimana kompetensi ini
mungkin diterapkan?
• Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis
serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta
pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam
standar kompetensi ini ?
• Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta
pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam
standar kompetensi ini ?
• Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam
merencanakan penyampaian program pelatihan ini?

Strategi Penyajian
Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :
• pengajaran ( tatap muka )
• tugas-tugas praktik
• tugas-tugas proyek
• studi kasus
• melalui media (video, referensi, dll )
• kerja kelompok
• bermain peran dan simulasi.
• kunjungan/ kerja industri
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang
diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau
magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media
mungkin cukup memadai.

Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini


Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada
peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan perlengkapannya, flip chart dan perlengkapannya,
dan alat-alat lain yang diperlukan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 5
Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 2 Arahan Bagi Pelatih

Peraturan
Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat
mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.

Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan


Sumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :
Sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul: Occupational Health and Safety


Pengarang: Maree Wheelen
Penerbit: Western Metropolitan College of TAFE
Tahun Terbit: 1990

Judul: Keselamatan Kerja dan Tata Laksana


Bengkel
Pengarang: Tia Setiawan dan Harun
Penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Tahun Terbit: 1980

Judul: Petunjuk Praktis Keselamatan Kerja


Pengarang: Soedjono
Penerbit: Bhratara Karya Aksara – Jakarta
Tahun Terbit: 1985

Judul: Himpunan Peraturan Perundang-undangan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengarang: Tim Penyusun
Penerbit: Departemen Tenaga Kerja RI.
Tahun Terbit 1999

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 6


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

BAB 3 STANDAR KOMPETENSI


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan
• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan
• memeriksa kemajuan peserta pelatihan
• meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Unit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Deskripsi Unit
Unit ini merupakan unit yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi las dan teknisi
lainnya memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja serta penerapannya di industri.

Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :
Nil

Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja


Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja
1.0 Mengidentifikasi 1.1 Isi undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
undang-undang dan kerja dijelaskan.
peratuan tentang
1.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1998
keselamatan dan
tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
kesehatan kerja (K3).
dijelaskan.
1.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dijelaskan

2.0 Mengidentifikasi bahaya 2.1 Potensi bahaya di tempat diidentifkasi.


di tempat kerja. 2.2 Beberapa cara untuk mengontrol dan mencegah bahaya
diuraikan.
3.0 Menjelaskan tata 3.1 Cara tata laksana industri yang dapat mengurangi bahaya
laksana industri. dijelaskan.
3.2 Maksud gambar simbol keselamatan kerja dijelaskan.
4.0 Menjelaskan polusi 4.1 Sumber polusi pada suatu lingkungan industri dijelaskan.
pada industri.
4.2 Tindakan pencegahan dan pengontrolan polusi diuraikan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 7


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja


5.0 Menjelaskan 5.1 Penyebab cedera pribadi dan sikap kerja yang aman
keselamatan pribadi. diuraikan.
5.2 Prosedur pencegahan dengan perlengkapan pelindung yang
tepat diuraikan.
5.3 Tindakan keselamatan dan perlindungan kebakaran
dijelaskan
5.4 Prosedur pengungsian dan tindakan pertolongan pertama
diterangkan.

Variabel

Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat umum untuk keahlian yang relevan
dengan pekerjaan las dan fabrikasi logam.
a. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan bengkel pada industri-industri
manufaktur di lingkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya.
b. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasar tentang aturan dan
sikap keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Pelatihan dapat dilaksanakan di bengkel pelatihan atau di industri yang
relevan dengan persyaratan ;
• Tersedia bengkel yang memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja, juga ruang guru yang sebaiknya berdekatan dengan
bengkel tersebut.
• Tersedia alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja.
• Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
d. Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diperhatikan :
• Pemakaian peralatan keselamatan dan kesehatan kerja seperti : pakaian
yang cocok, sepatu kerja, helm las dan/ atau kaca mata pengaman ( bila
diperlukan ).
• Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan ventilasi dan sistem
pengisap udara yang memadai.
• Pencahayaan yang cukup.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 8


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

Pengetahuan dan Keterampilan Pokok


Pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan
penampilannya adalah sebagai berikut :
ƒ Undang-undang dan Peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
:
- Syarat-syarat keselamatan kerja
- Pengawasan dan Pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja
- Hak dan kewajian tenaga kerja dan pengurus.
- Tata cara pelaporan kecelakaan
- Pemeriksaan kecelakaan
- Tujuan, sasaran dan penerapan sistem manajemen K3
- Audit sistem manajemen K3 dan mekanisme pelaksanaan audit

ƒ Bahaya di Tempat Kerja :


- Jenis-jenis bahaya
- Pencegahan dan pengontrolan bahaya.

ƒ Tata Laksana Industri :


- Tata laksana yang baik
- Penyimpanan bahan
- Gambar simbol keselamatan kerja.

ƒ Polusi pada Industri :


- Polusi serat dan debu serta pencegahan
- Polusi bahan kimia serta pencegahan.
- Polusi kebisingan serta pencegahan

ƒ Keselamatan Pribadi :
- Tindakan keamanan kerja
- Perlengkapan dan pakaian pelindung serta program ditempat kerja
- Keselamatan dan perlindungan kebakaran
- Prosedur pengungsian darurat
- Pertolongan pertama pada kecelakaan.

Konteks Penilaian
Unit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri
tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian kemampuan praktik/unjuk kerja
dan penilaian pokok-pokok pengetahuan dengan beberapa metoda penilaian.

Aspek Penting Penilaian


Fokus penilaian unit ini akan tergantung pada kebutuhan sektor industri yang
mencakup dalam program pelatihan, yaitu :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 9


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 3 Standar Kompetensi

• Adanya integrasi antara teori-praktik.


• Penekanan pelatihan adalah prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang
benar disamping hasilnya.
• Metode-metode penilain sebaiknya terdiri dari proses dan hasil.
• Aplikasi seharusnya berhubungan dengan kegiatan manufaktur dan
perawatan.

Keterkaitan dengan Unit Lain


Unit ini merupakan unit lanjutan yang membekali pengetahuan dan keterampilan untuk
proses las busur manual yang akan dipelajari pada tingkat berikutnya.
Perlu hati-hati dalam pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan pelatihan unit
ini. Untuk pra-pelatihan kejuruan secara umum, lembaga pelatihan harus menyediakan
program pelatihan yang dapat mencakup semua industri agar tidak terjadi prasangka hanya
untuk satu sektor industri saja. Kondisi unjuk bekerja akan membantu memenuhi maksud ini.
Sedangkan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi industri yang khusus, perlu diupayakan
pelatihan khusus juga agar apa yang dibutuhkan industri tersebut dapat dipenuhi.

Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini


Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat

Mengumpulkan, Mengelola dan 1 Menggunakan Ide-ide dan Teknik 1


Menganalisa Informasi Matematika
Mengkomunikasikan Ide-ide dan 1 Memecahkan Masalah 1
Informasi
Merencanakan dan Mengorganisir 1 Menggunakan Teknologi 1
Aktifitas-aktifitas
Bekerja dengan Orang Lain dan 1
Kelompok

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai


Kompetensi ini
Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pemeriksaan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 10


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi

BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN

A Rencana Materi
Catatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar
kompetensi.
2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .

Elemen Jenis Variabel Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan


1.0 Mengidentifikasi undang- 1.1 Isi undang-undang No. 1 tahun Undang-undang dan peraturan • Penyajian • Handout
undang dan peraturan tentang 1970 tentang keselamatan kerja tentang Keselamatan dan
• Tanya-jawab • OHT
keselamatan dan kesehatan dijelaskan. Kesehatan Kerja (K3) :
kerja (K3). • Diskusi • Tugas
1.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja - Syarat-syarat keselamatan kerja
RI No. Per.03/MEN/1998 tentang • Latihan
- Pengawasan dan Pembinaan
tata cara pelaporan dan
keselamatan dan kesehatan kerja
pemeriksaan kecelakaan
dijelaskan. - Hak dan kewajiban tenaga kerja
dan pengurus.
1.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
RI No. Per.05/MEN/1996 tentang - Tata cara pelaporan kecelakaan
Sistem Manajemen Keselamatan
- Pemeriksaan kecelakaan
dan Kesehatan Kerja dijelaskan
- Tujuan, sasaran dan penerapan
sistem manajemen K3
- Audit sistem manajemen K3 dan
mekanisme pelaksanaan audit
2.0 Mengidentifikasi bahaya di 2.1 Potensi bahaya di tempat Bahaya di Tempat Kerja : • Penyajian • Handout
tempat kerja. diidentifkasi.
- Jenis-jenis bahaya • Tanya jawab • OH
2.2 Beberapa cara untuk mengontrol
dan mencegah bahaya diuraikan - Pencegahan dan pengontrolan • Diskusi • Tugas
bahaya • Latihan
3.0 Menjelaskan tata laksana 3.1 Cara tata laksana industri yang Tata Laksana Industri : • Penyajian • Handout
industri. baik dapat mengurangi bahaya
- Tata laksana yang baik • Tanya jawab • OHT
dijelaskan.
• Diskusi • Tugas
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 11
Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi

Elemen Jenis Variabel Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan


3.2 Maksud gambar simbol - Penyimpanan bahan • Latihan
keselamatan kerja dijelaskan.
- Gambar simbol keselamatan kerja
4.0 Menjelaskan polusi pada 4.1 Sumber polusi pada suatu Polusi pada Industri : • Penyajian • Handout
industri. lingkungan industri dijelaskan.
-Polusi serat dan debu serta • Tanya jawab • OHT
4.2 Tindakan pencegahan dan pencegahan
• Diskusi • Tugas
pengontrolan polusi diuraikan.
- Polusi bahan kimia serta
• Latihan
pencegahan.
- Polusi kebisingan serta
pencegahan
5.0 Menjelaskan keselamatan 5.1 Penyebab cedera pribadi dan Keselamatan Pribadi : • Penyajian • Handout
pribadi. sikap kerja yang aman
- Tindakan keamanan kerja • Tanya jawab • OHT
diuraikan.
- Perlengkapan dan pakaian • Diskusi • Tugas
5.2 Prosedur pencegahan dengan
pelindung serta program ditempat
perlengkapan pelindung yang • Latihan
kerja
tepat diuraikan.
- Keselamatan dan perlindungan
5.3 Tindakan keselamatan dan
kebakaran
perlindungan kebakaran
dijelaskan - Prosedur pengungsian darurat
5.4 Prosedur pengungsian dan - Pertolongan pertama pada
tindakan pertolongan pertama kecelakaan
diterangkan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 12


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi


Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.1 Isi undang-undang No. 1 tahun 1970 Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang maksud dan tujuan undang-undang
tentang keselamatan kerja dijelaskan. keselamatan kerja, pasal demi pasal.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan dan diskusi

HO 2 s.d. 9

OHT 1 & 2

Tugas 1 s.d. 4

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 13


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang maksud dan tujuan peraturan tata cara
Per.03/MEN/1998 tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, pasal demi pasal.
pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan dan diskusi
dijelaskan.

HO 9 s.d. 13

OHT 3

Tugas 5

1.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang maksud dan tujuan sistem manajemen
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem keselamatan dan kesehatan kerja, pasal demi pasal.
Manajemen Keselamatan dan
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan dan diskusi
Kesehatan Kerja dijelaskan

HO 14 s.d. 19

OHT 4

Tugas 6

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 14


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
2.1 Potensi bahaya di tempat diidentifkasi. Instruktur menerangkan dan memberi tugas tentang jenis-jenis bahaya, dan dapat juga
memberikan contoh.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 20

OHT 5 & 6

Tugas 7
2.2 Beberapa cara untuk mengontrol dan Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang pengontrolan dan pencegahan bahaya.
mencegah bahaya diuraikan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 21 s.d. 26

OHT 7

Tugas 8 s.d. 10

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 15


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
3.1 Cara tata laksana industri yang baik Instruktur menjelaskan dan memberikan tugas tentang manfaat tata laksana industri yang
dapat mengurangi bahaya dijelaskan. baik, juga cara penyimpanan bahan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 27 s.d. 29

OHT 8 & 9

Tugas 11 & 12
3.2 Maksud gambar simbol keselamatan Instruktur menerangkan dan memberikan tugas tentang arti gambar simbol keselamatan
kerja dijelaskan. kerja.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 29 & 30

OHT 10

Tugas 13

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 16


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
4.1 Sumber polusi pada suatu lingkungan Instruktur menjelaskan tentang istilah pada polusi dan sumber polusi serta memberi tugas
industri dijelaskan. yang relevan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 31 s.d. 34

OHT 11 & 12

Tugas 14 s.d. 16
4.2 Tindakan pencegahan dan pengontrolan Instruktur memberikan penjelasan dan memberikan tugas tentang tindakan pencegahan
polusi diuraikan. dan pengontrolan polusi.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 31 s.d. 34

OHT 12

Tugas 14 s.d. 16

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 17


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
5.1 Penyebab cedera pribadi dan sikap kerja Instruktur menjelaskan istilah tentang keselamatan dan cara kerja yang meyebabkan
yang aman diuraikan. cedera pribadi. Juga memberikan tugas yang relevan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 35 & 36

OHT 13 s.d. 15

Tugas 17

5.2 Prosedur pencegahan dengan Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang jenis-jenis dan fungsi perlengkapan
perlengkapan pelindung yang tepat pelindung diri dan persyaratan perlengkapan pada tempat kerja.
diuraikan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 36 & 37

OHT 16

Tugas 18

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 18


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
5.3 Tindakan keselamatan dan perlindungan Instruktur memberikan penjelasan tentang tindakan keselamatan dan perlindungan dari
kebakaran dijelaskan kebakaran yang meliputi : jenis alat pemadam, fungsi dan perawatannya, juga kesiapan
menghadapi kebakaran. Berikan tugas yang relevan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 37 s.d. 41

OHT 17 & 18

Tugas 19

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 19


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
5.4 Prosedur pengungsian dan tindakan Instruktur menjelaskan prosedur pengungsian darurat dan tindakan pertolongan pertama,
pertolongan pertama diterangkan. memberikan tugas tentang pengungsian darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan .
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi

HO 41 & 42

OHT 19

Tugas 20 & 21

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 20


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian C Materi Pendukung untuk Pelatih

C Materi Pendukung untuk Pelatih


Materi pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:
1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang
berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk
kerja yang melingkupinya.
2. Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai
berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada
deskripsi unit.
3. Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap
kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau
gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 21


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Lembar Informasi HO 1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(Occupational Health and Safety)

BSDC-0201

Nama Peserta : ……………………


No. Identitas : ………..…

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 22


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 2

1. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

1) Tentang Istilah

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :


(1) Tempat kerja, ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk suatu keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagai mana terperinci pada pasal 2, termasuk tempat kerja
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
(2) Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat
kerja atau bagian yang berdiri.
(3) Pengusaha ialah :
a) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
b) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada a) dan b), jikalau yang diwakili berkedudukan di luar
Indonesia.
(4) Direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan undang-undang ini.
(5) Pegawai Pengawas, ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
(6) Ahli keselamatan kerja, ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya undang-undang ini.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 23


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 3

2) Ruang Lingkup

Pasal 2

(1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, yang berada
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
(2) Ketentuan pada ayat (1) tersebut berlaku pada tempat kerja di mana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
c) Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya yang termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya
atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan.
e) Dilakukan usaha perkembangan dan pengolahan emas, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
f) Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, melalui terowongan,
di permukaan air, dalam air maupun di udara.
g) Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dek,
stasiun atau gudang.
h) Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
i) Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
j) Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi dan
rendah.
k) Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting.
l) Dilakukan pekerjaan di dalam tangki, sumur atau lubang.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 24


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 4

m) Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
n) Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.
o) Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi atau
telepon.
p) Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis.
q) Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan,
listrik, gas, minyak atau air.
r) Diputar film, dipertunjukan sandiwara, atau diselenggarakan rekreasi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

(3) Dengan peraturan perundang-undangan dapat ditunjukkan sebagai tempat kerja,


ruangan atau lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau
kesehatan yang bekerja dan atau berada di ruangan atau lapangan itu dapat
diubah perincian tersebut pada ayat (2)

3) Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Pasal 3

(1) Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan


kerja untuk :

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.


c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya.
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar
atau radiasi, suara dan getaran.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 25


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 5

h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik


maupun phychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya .
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut pada ayat
(1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknik dan teknologi serta
pendapat baru di kemudian hari.

Pasal 4
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemakaian, penggunaan pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan
alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu
sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 26


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 6

(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut pada
ayat (1) dan (2), dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja tersebut.

4) Pengawasan

Pasal 5

(1) Direktur melakukan pengawasan umum terhadap undang-undang ini, sedang para
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
(2) Wewenangan dan kewajiban direktur, pegawai pengawasan dan ahli keselamatan
kerja dalam melaksanakan undang-undang ini diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 6

(1) Barang siapa tidak dapat menerima direktur dapat mengajukan permohonan
banding kepada panitia Banding.
(2) Tata permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas panitia Banding dan
lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
(3) Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.
Pasal 7

Untuk pengawasan berdasarkan undang-undang ini, pengusaha harus membayar


menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan.
Pasal 8

(1) Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan


kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
(2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala kepada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur.
(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 27


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 7

5) Pembinaan

Pasal 9

(1) Pengurus diwajibkan menunjuk dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru
tentang :
a) Kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b) Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya.
c) Alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d) Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
(2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenanga kerja yang bersangkutan setelah
ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah mengalami syarat-syarat tersebut di
atas
(3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang di bawah pimpinannya dalam mencegah kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
(4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

6) Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 10

(1) Menteri tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina keselamatan dan
Kesehatan Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau dan tenaga kerja di tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.

(2) Susunan Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lainnya ditetapkan
oleh Menteri Tenaga Kerja.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 28


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 8

7) Kecelakaan dan Cara Melaporkan

Pasal 11
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yang
dipimpinnya, kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara melaporkan dan memeriksa kecelakaan oleh pegawai termaksud pada
ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan. (contoh terlampir).

8) Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

Pasal 12

(1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai dan atau ahli
keselamatan kerja.
(2) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
(3) Memenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
(4) Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
(5) Menyertakan keberatan kerja pada pekerja dimana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas
yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

9) Kewajiban bila memasuki tempat kerja.

Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 29


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 9

10) Kewajiban Pengurus

Pasal 14.

Pengurus diwajibkan :
(1) Secara tertulis menempatkan di tempat kerja yang dipimpinnya semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat
yang mudah dilihat dan dibaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
(2) Memasang di tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(3) Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara Pelaporan
dan Pemeriksaan Kecelakaan

1) Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :


(1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
(2) Kejadian berbahaya lainnya ialah suatu kejadian yang potensial, yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran,
peledakan dan bahaya pembuangan limbah.
(3) Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber bahaya.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 30


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 10

(4) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
(5) Pegawai pengawas adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat
(5) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
(6) Pengurus adalah :
a) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri ;
b) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dirmaksud dalam huruf a) dan b)
yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
(7) Menteri adalah Menteri yang membidangi ketenagakerjaan.

2) Tata Cara Pelaporan Kecelakaan

Pasal 2
(1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dipimpinnya.
(2) Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a) Kecelakaan Kerja;
b) Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah;
c) Kejadian berbahaya lainnya.

Pasal 3
Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi
pengurus atau pengusaha yang telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya
ke dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No. 3
tahun 1992.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 31


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 11

Pasal 4
(1) Pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib
melaporkan secara tertulis kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(2) huruf a), b), c) dan d) kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam
terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan sesuai
contoh bentuk 3 KK2 A lampiran 1.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.

Pasal 5
(1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-05/MEN/1993.
(2) Pengurus atau pengusaha yang belum mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-04/MEN/1993.

3) Pemeriksaan Kecelakaan

Pasal 6

(1) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), dan
pasal 5, Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja memerintahkan pegawai
pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
(2) Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaksanakan terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan oleh pengurus
atau pengusaha.
(3) Pemeriksaan dan pekerjaan kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 32


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 12

Pasal 7

Pegawai pengawas dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengkajian


mempergunakan formulir laporan pemeriksaan dan pengkajian sesuai lampiran II
untuk kecelakaan kerja, lampiran III untuk penyakit akibat kerja, lampiran IV untuk
peledakan, kebakaran dan bahaya pembuangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 limbah dan lampiran V untuk bahaya lainnya.

Pasal 8

(1) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 pada tiap-tiap
akhir bulan menyusun analisis laporan kecelakaan dalam daerah hukumnya
dengan menggunakan formulir sebagaimana lampiran VI peraturan ini.

(2) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja harus menyampaikan analisis laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.

Pasal 9

(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja berdasarkan analisis laporan
kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 menyusun analisis
kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan menggunakan formulir
sebagaimana lampiran VII peraturan ini.

(2) Analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat untuk tiap
bulan

(3) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja harus segera menyampaikan
analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri atau
Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 10

Cara pengisian formulir sebagaimana dimaksud dalam lampiran II, III, IV, V, VI, dan
VII sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1), pasal 8 ayat (1) dan pasal 9 ayat
(1) diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 33


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 13

Pasal 11
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan berdasarkan analisis laporan kecelakaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) menyusun analisis laporan kekerapan dan keparahan
kecelakaan tingkat nasional.

4) S a n k s i

Pasal 12
Pengurus atau pengusaha yang melanggar ketentuan pasal 2, pasal 4 ayat (1),
diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) UU No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

5) Pengawasan

Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan.

6) Ketentuan Penutup

Pasal 14
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, maka formulir bentuk 3 KK2 dalam
Peraturan Menteri No. PER-04/MEN/1993 dan Peraturan Menteri No. PER-
05/MEN/1993 dinyatakan tidak berlaku.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 34


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 14

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 tentang Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1) Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :


(1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan krja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif;
(2) Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hokum
Republik Indonesia;
(3) Audit adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk
menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan
pengaturan yang direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan cocok
untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan;
(4) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan mencari laba atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara;
(5) Direktur ialah pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 1
Tahun 1970;
(6) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah pegawai teknik berkeahlian khusus
dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri;

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 35


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 15

(7) Pengusaha adalah :


a) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri
dan untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
b) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
c) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada huruf a) dan b), jika kalau yang diwakili
berkedudukan di luar Indonesia.

(8) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung tempat
kerja atau lapangan yang berdiri sendiri;
(9) Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau
barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
(10) Laporan Audit adalah hasil audit yang dilakukan oleh Badan Audit yang
berisi fakta yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit di tempat kerja
sebagai dasar untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja Sistem
Manajemen K3;
(11) Sertifikat adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan
peraturan perundangan Sistem Manajemen K3;
(12) Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang
ketenagakerjaan.

2) Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen K3

Pasal 2

Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem


keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsusr
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 36


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 16

3) Penerapan Sistem Manajemen K3

Pasal 3

(1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang
atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.
(2) Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan
oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.

Pasal 4

(1) Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,


Perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a) Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin


komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.

b) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan


keselamatan dan kesehatan kerja;

c) Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif


dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan
kesehatan kerja;

d) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan


kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan;

e) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen


K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.

(2) Pedoman penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud ayat (1)


sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan Menteri ini.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 37


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 17

4) Audit Sistem Manajemen K3

Pasal 5

(1) Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud


pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk
oleh Menteri.

(2) Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
unsur-unsur sebagai berikut :

a) Pembangunan dan pemeliharaan komitmen ;

b) Strategi pendokumentasian ;

c) Peninjauan ulang desain dan kontrak ;

d) Pengendalian dokumen ;

e) Pembelian ;

f) Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3 ;

g) Standar Pemantauan ;

h) Pelaporan dan perbaikan kekurangan ;

i) Pengelolaan material dan pemindahannya ;

j) Pengumpulan dan penggunaan data ;

k) Pemeriksaan sistem manajemen ;

l) Pengembangan keterampilan dan kemampuan;

(3) Perubahan atau penambahan sesuai perkembangan unsur-unsur sebagaimana


dimaksud ayat (2) diatur oleh Menteri.

(4) Pedoman teknis audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 38


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 18

5) Kewenangan Direktur

Pasal 6

Direktur berwenang menetapkan perusahaan yang dinilai wajib untuk diaudit


berdasarkan pertimbangan tingkat risiko bahaya.

6) Mekanisme Pelaksanaan Audit

Pasal 7

(1) Audit Sistem Manajemen K3 dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam


tiga tahun.

(2) Untuk pelaksanaan audit, Badan Audit harus :

a) Membuat rencana tahunan audit ;

b) Menyampaikan rencana tahunan audit kepada Menteri atau Pejabat yang


ditunjuk, pengurus tempat kerja yang akan diaudit dan Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat ;

c) Mengadakan koordinasi dengan Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja


setempat ;

(3) Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyediakan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3.

Pasal 8

(1) Badan Audit wajib menyampaikan laporan audit lengkap kepada Direktur dengan
tembusan yang disampaikan kepada pengurus tempat kerja yang diaudit.

(2) Laporan audit lengkap sebagaimana dimaksud ayat (1) menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri ini.

(3) Setelah menerima laporan Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud


ayat (2), Direktur melakukan evaluasi dan penilaian.

(4) Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian tersebut pada ayat (3), Direktur
melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Memberikan sertifikat dan bendera penghargaan sesuai dengan tingkat


pencapaiannya atau;

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 39


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 19

b) Menginstruksikan kepada Pegawai Pengawas untuk mengambil tindakan


apabila berdasarkan hasil audit ditemukan adanya pelanggaran atas
peraturan perundangan.

7) Sertifikat K3

Pasal 9

(1) Sertifikat sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (4) huruf a), ditanda tangani oleh
Menteri dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

(2) Jenis sertifikat dan bendera penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.

8) Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 10

Pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan Sistem Manajemen K3 dilakukan


oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

9) Pembiayaan

Pasal 11

Biaya pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3 dibebankan kepada perusahaan yang


diaudit.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 40


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 20

2. BAHAYA TEMPAT KERJA


a. Jenis-jenis Bahaya
1) Bahaya Fisik
Bahaya fisik termasuk sesuatu yang mungkin secara langsung dapat membuat cedera. Jenis
bahaya ini termasuk :

• Gerakan bagian peralatan seperti mesin bubut atau sabuk konveyor.

• Bising, getaran, pencahayaan, debu, tekanan udara.

• Penanganan manual dan pengangkatan.

2) Bahaya bahan kimia


Hal ini dapat disebabkan oleh :

• Gas, Asap, Cairan, dan zat berbahaya lainnya.

3) Bahaya Ergonomi

'Ergonomi' adalah melakukan sesuatu untuk digunakan dengan cara yang tepat dan mudah.
Bahaya ergonomi terjadi jika desain peralatan yang buruk atau tata letak peralatan yang
tidak tepat, sebab dapat menyebabkan cedera.

4) Bahaya Radiasi

Bahaya radiasi dapat ditimbulkan oleh berbagai peralatan :

• Radiasi microwave (gelombang mikro) pergeseran radio transmitter berdaya tinggi atau
kesalahan pemanas microwave.

• Cahaya laser berdaya tinggi

• Pemanas infra-red berdaya tinggi

• Sinar gamma dari zat radio aktif

• Radiasi ultra-violet dari matahari.

5) Bahaya Psikologi

Bahaya psikologi terjadi jika orang-orang tertekan (stress) atau tidak senang pada pekerjaan.

6) Bahaya Biologi

Bahaya biologi dapat menyebabkan sakit dan menularkan infeksi dari kuman, dan lain
sebagainya

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 41


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 21

b. Prinsip Pencegahan atau Pengontrolan Bahaya

Walaupun setiap bahaya punya perlakuan secara individu, ada beberapa prinsip yang
seharusnya diingat :

• Dimana mungkin eliminir bahaya

Untuk contoh, hentikan penggunaan bahan kimia yang berbahaya. Mengeliminir bahaya
seharusnya selalu menjadi tujuan pertama dalam membuat tempat kerja yang aman.

• Jika anda tidak bisa mengeliminir bahaya, cari cara yang aman untuk
mengerjakannya.

Ini dapat berarti pengontrolan dalam beberapa cara, untuk contoh; tutup kebisingan mesin
dengan kotak penyekat, atau pastikan keefektifan pengaman yang ditempatkan disekitar
bagian mesin yang bergerak.

Itu dapat juga berarti keamanan proses atau bahan, seperti pemindahan bahan untuk
mesin lebik baik dengan motorisasi konveyor dibandingkan dengan tangan, atau
penggantian bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang aman.

Dalam semua situasi anda seharusnya memastikan hal berikut :

• Prosedur dan sistim kerja yang aman

Ini dapat termasuk :

- Melatih dan mensupervisi pekerja.

- Mempunyai surat izin melakukan pekerjaan yang ditetapkan.

- Melakukan rotasi pekerjaan.

- Tatalaksana yang baik (lihat Topik 3).

• Gunakan peralatan dan pakaian pelindung

Alat keselamatan seperti kaca mata debu, masker, sarung tangan, pelindung telinga, dan
alat pernafasan seharusnya digunakan dengan tepat. Pakaian kerja harus aman dan
nyaman bekerja dekat mesin yang berputar, rambut panjang harus diatur dengan pengikat
rambut atau pakai topi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 42


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 22

c. Bahaya dan Pencegahan / Pengontrolan

1) Pengaturan kerja

Cara kerja yang tidak teratur dapat menimbulkan masalah keselamatan. Contohnya pekerjaan
berulang, kerja berpindah-pindah dan selalu lembur, bisa membuat rasa tertekan (stress)
pekerja. Peralatan, area kerja, perabot dan benda-benda yang tidak sesuai dengan keperluan
pekerja dan pekerjaan, juga dapat menyebabkan pekerja merasa tertekan (stress) dan risiko
bisa terjadi.

Rancang kembali pekerjaan dan sistim kerja ;

• Berikan pekerja keterampilan baru

• Lindungi pekerja dari tekanan (stress) dan risiko celaka

• Tingkatkan efesiensi

• Kembangkan prosedur keselamatan secara menyeluruh

Pengaturan kerja dapat ditingkatkan dengan cara berikut :

• Pekerja seharusnya mempunyai variasi tugas untuk melakukan pekerjaan.

• Pekerjaan seharusnya dirotasi.

• Beban kerja yang berat seharusnya dikurangi.

• Dimana beban kerja ringan, pekerja seharusnya diberikan pekerjaan lain untuk dikerjakan.

• Tetapkan istirahat atau lakukan istirahat yang seharusnya.

• Pekerja seharusnya punya pendapat tentang bagaimana pekerjaan mereka dilaksanakan.

• Permesinan, alat potong dan perlengkapan seharusnya di rancang atau dimodifikasi, atau
disesuaikan dengan pekerja dan pekerjaan.

2) Gerakan m e s i n
Gerakan bagian mesin dapat berbahaya. Bahaya yang disebabkan oleh mesin dapat dicegah
atau dikontrol dengan cara berikut :

• Pengaman harus dirancang sepantasnya, terjaga pada tempatnya dan berfungsi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 43


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 23

• Ketika menggunakan mesin, pekerja seharusnya memakai pakaian kerja yang aman
(seperti lengan pendek), dan semua perhiasan harus dilepas. Rambut panjang diatur pakai
pengikat rambut dan PPE (personal protective equipment) dipakai dimana perlu.

• Mesin seharusnya tidak digunakan jika bermasalah.

• Sekitar area kerja mesin seharusnya punya penerangan yang baik dan terjaga kebersihan
serta bebas sampah/kotoran.

3) Pengaruh kebisingan

Kebisingan yang terlalu keras, terlalu tinggi atau terdengar terlalu sering dapat merusak
pendengaran pekerja. Batas normal pendengaran manusia untuk tingkat kebisingan adalah ±
80 – 90 desibel. Sebagai perbandingan tingkat kebisingan dapat dilihat pada topik 4 (Polusi pada
Industri)

Mengapa kebisingan berbahaya :

• Dapat membuat pekerja kehilangan beberapa atau semua pendengaran.

• Kebisingan atau kehilangan pendengaran dapat membuat pekerja susah berkonsentrasi;


ini dapat menyebabkan kecelakaan.

• Pekerja dengan kehilangan pendengaran mungkin tidak sadar mendekati bahaya.

• Kebisingan atau kehilangan pendengaran dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala dan
stress.

Bagaimana bahaya dapat dicegah atau dikontrol :

• Pemberi kerja dapat mengurangi kebisingan di pabrik yaitu meletakan mesin dalam kotak
peredam suara atau dibelakang pelindung suara untuk menghentikan penyebaran
kebisingan.

• Mesin dirancang dengan tingkat kebisingan sesuai standar kebisingan normal.

• Alat ukur yang menyatakan batas kebisingan dapat ditempatkan pada area kerja atau
dibawa oleh pekerja.

• Pekerja sewaktu-waktu dapat mengambil jarak dari pekerjaan sehingga mereka tidak
kontak dengan kebisingan sepanjang waktu.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 44


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 24

• Pekerja harus memakai pelindung telinga atau penutup (ear plugs). Pelindung telinga atau
ear plugs harus dalam kondisi baik dan diperiksa secara tetap untuk pemakaian dan
perawatan. Pelindung itu harus dibersihkan atau diganti sesuai dengan jenis dan cara
perawatannya (Pelindung dari busa dapat dicuci dan diganti perminggu, sedangkan dari
karet cukup dibersihkan setiap akan atau setelah dipakai).

• Pendengaran pekerja seharusnya diperiksa atau diuji secara tetap.

4) Penanganan manual
Bilamana secara fisik pekerja memindahkan sesuatu, maka disebut sedang melakukan
penanganan manual
Mengapa penanganan manual dapat berbahaya :

• Punggung, terutama bagian bawah dapat cedera

• Persendian dan urat tendon pada kaki, lengan dan punggung dapat tertarik tegang
(keseleo)

• Sambungan pada lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku dan bahu dapat terjadi
peradangan.

• Syaraf bisa rusak

• Tulang bisa patah

• Nyeri otot dan tegang dapat terjadi

• Dapat menyebabkan hernia (perut turun)

• Jantung dan pernafasan dapat menjadi buruk

• Kelelahan dari kerja fisik dapat menyebabkan kecelakaan.

Penyebab utama cedera dari kejadian penanganan manual adalah : Kelebihan penggunaan
tenaga, pengulangan tindakan, sikap badan jelek dan penggunaan perabot dan bangku yang
salah ketinggian atau rancangan.
(Lebih jelasnya posisi atau cara pengangkatan manual yang benar, lihat Paket Pembelajaran dan Penilaian
Penanganan Material )

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 45


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 25

5) Reaksi bahan kimia

Bahan kimia dapat berbentuk padat, cairan atau gas. Peraturan Barang-barang Berbahaya
(Gudang dan Penanganan), 1989, menjelaskan bagaimana tingkatan dari bahan kimia diketahui
sebagai klasifikasi 'Barang Berbahaya'. Penggolongan barang berbahaya termasuk :
• Racun
• Gas
• Cairan mudah terbakar
Bahan kimia digunakan secara luas pada industri sehingga penting untuk mengetahui cara
penanganan yang aman dan penggunaan semua bahan kimia. Risiko untuk pekerja dengan
penggunaan bahan kimia dapat ditentukan oleh bagaimana bahan kimia digunakan, seberapa
sering digunakan dan dalam kondisi bagaimana digunakan.

Pada tempat kerja seharusnya tersedia daftar bahan kimia, yang berisikan semua bahan kimia,
dimana bahan tersebut disimpan dan digunakan. Informasi tentang kandungan bahan kimia ada
pada lembaran data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet / MSDS).
(Contoh MSDS dapat dilihat pada Paket Pembelajaran dan Penilaian Penanganan Material)

Lembaran ini berisikan keterangan sebagai berikut :

• Apa zat yang dikandung.


• Informasi tentang bagaimana zat tersebut dapat berbahaya
• Tindakan pengamanan untuk penggunaannya.
• Informasi tentang penangan zat tersebut secara aman.
Ada personal tertentu atau pembimbing ditempat kerja yang memanfaatkan MSDS, tetapi semua
pekerja dapat melihatnya dan seharusnya mengetahui maksudnya. Pada tempat kerja, pekerja
dapat mengamati MSDS di pusat kesehatan atau minta supervisor area kerja untuk
memperlihatkannya. Setiap penggunaan bahan kimia, supervisor atau ahli K3 seharusnya
memberikan penjelasan sebelum digunakan.
Undang-undang dan Kode Praktik membicarakan tentang 'exposure standars' (standar kontak
langsung). Ada batas aturan, perkiraan waktu pekerja dapat kontak langsung dengan bahan kimia
selama hari kerja setiap minggu. Setiap bahan kimia mempunyai perbedaan terhadap exposure
standars. Informasi tentang exposure standars dapat ditemukan pada MSDS.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 46


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 26

Mengapa bahan kimia dapat berbahaya

• Bahan kimia dapat terbakar atau memerihkan (iritasi) kulit, mata, hidung dan tenggorokan.

• Bahan kimia dalam bentuk asap, uap, kabut, semprotan, debu, kukus dan cairan dapat
terhirup atau terhisap menjadi radang paru-paru dan kulit. Bahan kimia beracun, dapat
menyebabkan luka bakar, radang paru-paru, asthma, bronchitis, mati lemas atau
penyakit lainnya.

• Bahan kimia dapat terminum atau terhisap kedalam usus menyebabkan keracunan,
pingsan dan sakit, bahkan kematian.

• Bahan kimia dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan.

6) Alkohol dan penggunaan obat bius

Bila pekerja berada dalam kondisi stress bekerja, biasanya mempunyai masalah dirumah atau
kekhawatiran lainnya, penyalah-gunaan alkohol, resep obat atau obat bius. Pekerja yang
meminum atau menggunakan pengobatan atau obat bius akan mempengaruhi pekerjaan mereka
sendiri dan bekerja dengan berisiko membahayakan diri sendiri dan orang disekitarnya.

Bekerja dengan perasaan tidak enak akibat pengaruh minuman keras sebelumnya atau dibawah
pengaruh obat bius dan alkohol dapat menyebabkan kecelakaan. Hal itu dapat juga berpengaruh
pada tanggapan atau respon seseorang untuk masalah keselamatan atau keadaan darurat.

Pusat kesehatan pada tempat kerja seharusnya menginformasikan tentang bahaya penggunaan
sembarangan obat bius, alkohol dan obat sejenis yang dapat mempengaruhi kesadaran
seseorang. Ada petunjuk dan saran penting pada tempat kerja serta perlu diketahui juga untuk
masyarakat, yaitu melarang pekerja yang minum alkohol dan menggunakan obat bius.

7) Bahaya lain ditempat kerja

Tergantung pada sifat perusahaan dan tempat kerja, adanya variasi bahaya lain yang mungkin
berpotensi menyebabkan cedera atau sakit. Beberapa bahaya yang nyata diantaranya adalah :

Area gudang - truk forklift (alat pengangkat)

Bengkel mesin - pencahayaan/penglihatan

Konstruksi - berlebihan panas, berlebihan dingin, atau ketinggian

Kelistrikan/elektronik - kena sengat listrik

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 47


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 27

3. TATA LAKSANA INDUSTRI


Banyak kecelakaan tidak dapat dihindari pada tempat kerja, karena pekerja dan perusahaan tidak
memberikan perhatian pada tata laksana yang baik.

Pelaksanaan tata laksana industri yang baik dapat membuat tempat kerja aman. Tata laksana
industri berarti menata semua tempat kerja seperti; area gudang, ruang kerja, tempat produksi dan
jalan masuk agar bersih, rapi dan dalam kondisi baik; sehingga kecelakaan, cedera dan kebakaran
tidak terjadi.

a. Kegiatan Tata Laksana.


Mengapa tata laksana industri seharusnya dilakukan dengan baik ?, sebab dapat :

• Memperkecil kecelakaan dan cedera yang terjadi di pekerjaan.

• Risiko kebakaran berkurang.

• Pekerja lebih merasa aman bekerja.

• Tempat kerja menjadi lebih efesien.

• Meningkatkan produktivitas.

Tata laksana yang baik seharusnya bagian dari rutinitas harian. Rancangan tempat kerja yang
baik, sistim keamanan kerja, pelatihan yang tepat dan supervisi pekerja, membuat
kemungkinan tata laksana dilakukan dengan efisien.

Perawatan mesin dan peralatan yang tepat, fasilitas gudang, pakaian pelindung dan
perlengkapan juga bagian penting dari tata laksana yang baik. Pemeriksaan keselamatan berkala
dari tempat kerja seharusnya dilakukan dan daftar tugas tata laksana seharusnya dijaga untuk
meyakinkan tata laksana dilakukan sebagaimana mestinya.

Berikut ini adalah daftar hal yang utama dari tata laksana yang seharusnya diperiksa pada tempat
kerja :

• Tempat kerja dan seluruh area kerja dijaga kebersihannya;

• Tempat kerja, toilet, ruang istirahat dan area ruang makan harus memenuhi standar
kesehatan (hygenic);

• Area kerja punya penerangan dan ventilasi yang baik;

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 48


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 28

• Jalan masuk seperti gang, jalan terusan, tangga dan jalan yang landai dijaga kebersihan
dari rintangan dan sampah;

• Jalan masuk dengan jelas ditandai dengan batas kuning, putih, biru dan atau garis
merah;

• Lantai dan permukaan lainnya bersih dan kering dengan tidak ada bukti tumpahan, gemuk
dan kotoran;

• Stop kontak, tombol dan saluran tenaga listrik dalam kondisi baik;

• Saluran listrik jangan bersentuhan dengan permukaan yang basah atau merintangi jalan
masuk;

• Bahan dan hasil produk ditumpuk atau disusun dengan rapi;

• Peralatan dan perlengkapan disimpan pada rak dan laci;

• Barang-barang yang berbahaya seperti bahan kimia dan bahan yang mudah terbakar
(yang mudah dimakan api) disimpan dengan aman dalam lemari tahan api (flameable);

• Barang bekas dan sampah di tempatkan pada tempat sampah dan dibuang;

• Gambar simbol keselamatan kerja, tanda peringatan dan tanda alarm dalam keadaan
bersih dan mudah dilihat;

• Pintu darurat dan perlengkapan dibuat dengan jelas dan mudah dicapai;

• Peralatan pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai;

• Papan pengumuman terbaru;

• Bahan bekas mudah terbakar diletakkan dalam kotak tertutup dan dibuang dengan aman;

Tata laksana yang baik termasuk penyimpanan bahan dengan tepat, seperti pada daftar diatas.

b. Penyimpanan Bahan
Bahan harus disimpan dengan aman sehingga bahan tidak rusak atau membahayakan orang.
Penyimpanan bahan secara sembarangan sangat berbahaya. Debu, sampah dan sisa
pembuangan dapat diletakkan jauh dari gudang bahan dan bahaya api. Bahan yang ditumpuk
tidak teratur bisa jatuh, sehingga merusak bahan dan membahayakan pekerja.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 49


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 29

Beberapa hal penting penyimpanan bahan adalah :


• Seharusnya mudah bagi pekerja, forklifts dan peralatan penanganan mekanik seperti
trolleys (kereta) dan drumlifters untuk bergerak didalam dan sekitar area gudang.
• Bahan dapat disimpan pada rak, laci, dan kotak-kotak.

• Fasilitas penyimpanan khusus, seperti lemari tahan api dan kaleng/teromol keamanan,
diperlukan untuk barang-barang yang berbahaya.
• Bahan kimia, secara jelas ada label dan disimpan ditempat yang aman yaitu kering,
ventilasi baik, area jauh dari pekerja.

• Jenis bahan kimia seharusnya dipisahkan.


• Batas tingkatan Asap, debu dan radiasi seharusnya dimonitor pada lokasi gudang dan
pada area kerja.
• Bau yang menyengat, gumpalan awan dan debu dari asap seharusnya diselidiki.

C. Gambar Simbol Keselamatan Kerja

Gambar simbol keselamatan adalah tanda yang ditampilkan pada tempat kerja untuk :

• Tanda Larangan / Pencegahan kecelakaan ; Gambar lingkaran dengan diagonal merah


diatas warna dasar putih. Contoh; dilarang merokok.

• Tanda Peringatan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja; Berbentuk segi tiga dengan
warna hitam diatas warna dasar putih. Contoh; mudah terbakar atau awas api

• Tanda Pemberitahuan /Tempat perlengkapan keadaan darurat tersimpan; Berbentuk


segi empat , Contoh; tempat PPPK

• Tanda Perintah/Pemberitahuan kepada pekerja dimana perlengkapan keselamatan


khusus harus dipakai; Gambar putih diatas warna dasar biru. Contoh; gunakan kaca mata

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 50


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 30

Tanda-tanda ini mempunyai gambar diatasnya sehingga dapat diketahui apa maksudnya
walaupun pekerja tidak bisa bahasa Inggris dengan baik. Ini penting bahwa setiap pekerja
mengetahui tanda keselamatan tanpa ragu-ragu.

Manfaatkan gambar simbol keselamatan untuk tempat kerja dari Departemen Tenaga Kerja
untuk mempelajari semua standar tanda keselamatan yang dpergunakan ditempat kerja, seperti
berikut ini :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 51


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 31

4. POLUSI PADA INDUSTRI


Pada umumnya ada tiga bentuk polusi yang mempengaruhi pekerja pada tempat kerja di industri,
yaitu : Polusi dari serat (fiber) dan debu, polusi dari bahan kimia, dan polusi kebisingan. Pada
bagian berikut dijelaskan masing-masing polusi dan pencegahannya.

a. Polusi Dari Serat dan Debu


1) Penyebab polusi
Debu dapat ditimbulkan dari proses kerja seperti debu dari serat bahan gelas atau debu dapat
masuk ketempat kerja karena di kirim yaitu melalui kantong tepung kimia. Debu partikel padat
terbawa oleh udara.
Aerosol dapat berupa cairan, gas atau partikel padat yang sangat halus disebarkan oleh udara.
Aerosol mungkin datang dari semprotan cairan (cat aerosol), kandungan yang terbakar (peranan
bahan bakar) atau asap, dimana tersebarnya partikel jelaga di udara.

2) Mengapa serat dan debu berbahaya :


• Debu dan serat dapat terhisap kedalam paru-paru.
• Beberapa debu mineral dapat menggores paru-paru dan menyebabkan penyakit
• Alergi dan kesulitan bernafas dapat terjadi
• Kanker dapat berkembang

3) Bagaimana bahaya dapat dicegah dan dikontrol :


• Alat pembuangan gas (exhaust) dan ventilasi pembuangan dapat membuang debu dan
serat partikel.
• Serat mineral yang berbahaya seharusnya dapat diganti dengan yang aman.
• Penggunaan alat tangan dapat mengurangi debu dibandingkan alat listrik.
• Alat listrik harus punya ventilasi pembuangan setempat yang pas.
• Pekerja dapat melakukan pekerjaan yang bervariasi untuk mengurangi kontak secara terus
menerus dengan debu dan serat.
• Area kerja seharusnya terjaga kebersihannya untuk menghindari debu dan serat yang
terbentuk.
• Pembuangan serat seharusnya ditempatkan dalam kontainer yang bersegel.
• Pemantauan udara untuk melihat tingkatan serat seharusnya dilakukan; jika tingkatan serat
diatas standar yang ditetapkan, tindakan harus segera diambil.
• Masker seharusnya dipakai oleh pekerja yang kontak langsung dengan bahaya serat dan
debu hingga tempat kerja dapat dibuat lebih aman.
• Alat pernafasan diperlukan untuk penggunaan temporer atau dalam keadaan darurat.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 52


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 32

b. Polusi dari Bahan Kimia


Bahan kimia yang keras, bau yang tajam atau mempunyai warna tersendiri dan pemberian label
yang jelas dapat menjadi peringatan kepada pekerja tentang apa zatnya. Tetapi hal tersebut
tidak selalu mudah untuk mendeteksi polusi kimia lebih dini.
1) Beberapa cara polusi kimia menyerang secara perlahan pada pekerja :
• Gas yang tidak berwarna atau tidak berbau dapat terbentuk pada ruang terbatas dan bisa
menyebabkan mati lemas.
• Uap dengan bau yang enak dapat membuat mabuk, sehingga berefek mematikan dalam
beberapa menit.
• Serbuk kimia yang ditangani bertahun-tahun dapat berefek jelek dikemudian hari, seperti
kanker atau sakit liver kronis.
Maka dari itu jangan sembarangan jika menggunakan bahan kimia dalam proses kerja atau
menanganinya. Jangan mengira tidak membahayakan; sebab bahan kimia tidak berbau, atau
karena telah bekerja bertahun-tahun menggunakan bahan kimia dan belum pernah mencelakakan.
Pekerja seharusnya mengetahui aturan yang berhubungan dengan risiko bahan kimia yang
digunakan, dengan mengikuti semua petunjuk yang dibolehkan untuk penggunaan bahan kimia.
Peranan lembaran data keamanan bahan (Material Safety Data Sheet / MSDS) cukup penting.
Adanya ahli K3 ditempat kerja yang dapat membantu untuk membaca dan memahami informasi
pada MSDS, sangat bermanfaat melindungi diri pekerja.
2) Langkah pencegahan dan pengontrolan polusi kimia :
• Bila mungkin, hentikan penggunaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja. Ganti bahan
kimia dengan yang aman kandungan zatnya.
• Menutupi proses kerja atau penyimpanan kontainer untuk kandungan bahan kimia (yaitu
menutupi wadah, penanganan dari jauh/ pakai remote).
• Sistim ventilasi industri dirancang dengan baik, agar dapat menghilangkan asap dan uap.
• Udara ditempat kerja harus dimonitor dan semua udara kotor dinetralkan.
• Pakaian dan perlengkapan pelindung seperti masker muka, alat pernafasan dan pelindung
kepala (helm) dipakai hingga tempat kerja aman. Semua pelindung roda gigi harus sesuai
standar yang aman.
• Secara berkala kesehatan pekerja dimonitor.

3) Tumpahan, Bocoran dan sisa pembuangan


Tumpahan dan bocoran kandungan bahan kimia yang berbahaya harus selalu diperlakukan
dengan cara yang tepat, sesuai penjelasan pada MSDS.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 53


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 33

Beberapa alasan mengapa bocoran dan tumpahan bahan kimia harus diperlakukan dengan
tepat :
• Jika kandungan bahan kimia tumpah atau bocor, mengalir kedalam drainase, hal itu akan
mengotori saluran air masyarakat.
• Gas toxic secara ceroboh tertumpah keudara, dapat berefek pada kesehatan banyak orang
di masyarakat.
• Gas toxic dihasilkan dari bahan kimia yang terbakar, dapat menyebabkan kerusakan kulit
dan gangguan pernafasan. Untuk waktu lama dapat terjadi gangguan kesehatan.
• Ledakan cairan yang mudah terbakar pada pabrik yang terbakar dapat dengan serius
membahayakan pemadam kebakaran dan wilayah hunian terdekat.
• Pembuangan bahan kimia bekas harus dikontrol secara tepat. Pada MSDS diberikan
petunjuk cara pembuangan yang harus diikuti sesuai peraturan.
Harus dipahami bahwa bekerja dengan bahan kimia meliputi tanggung jawab untuk melindungi
semua masyarakat dari timbulnya bahaya. Potensi risiko untuk masyarakat biasanya dari sumber
alami yang penting, seperti udara dan air.
Polusi harus dipertanggungjawabkan pada semua tempat kerja untuk memastikan bahwa
standar keselamatan sesuai peraturan untuk melindungi pekerja dan masyarakat luas.

c. Kebisingan
1) Sumber kebisingan
• Setiap orang punya perbedaan pendapat tentang kapan kebisingan dianggap terlalu keras
dan apa jenis kebisingan yang dapat diterima. Suara kendaraan bermotor konstan diterima
orang disekitar kota, secara berangsur-angsur menjadi biasa dengan tingkat kebisingan
tersebut, sedangkan bagi orang-orang dari sekitar pinggiran merupakan suatu yang
menyakitkan.
• Memainkan musik keras dirumah, di jalan dan ditoko menyebabkan keluhan sejumlah
besar orang, karena merasa terganggu. Undang-undang telah mengatur kontrol dan
standar kebisingan yang diizinkan untuk mengatur orang-orang yang menimbulkan ketidak
amanan dan anti-sosial tingkat kebisingan.
• Industri di banyak tempat telah menjadi begitu bising sehingga hampir semua pekerja
industri mengalami tingkat kebisingan yang berbahaya dari suara mesin pon, kompresor,
dan kebisingan industri lainnya.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 54


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 34

2) Tingkat kebisingan
Desibel (dB) adalah ukuran intensitas suara, sebagai perbandingan tingkat kebisingan adalah :
• Pesawat terbang take off 180 dB
• Melewati / ambang batas pendengaran 130 dB
• Truk besar 120 dB
• Disco 110 dB
• Kebisingan pabrik 100 dB
• Kebisingan jalan raya 80 dB
• Kebisingan kantor 60 dB
• Gemerisik daun 20 dB
• Sunyi sepi (batas tidak dapat didengar) 0 dB

3) Mengatasi kebisingan.
Pada bagian berikut ini dijelaskan empat cara dasar untuk mengatasi kebisingan :
• Perencanaan tata ruang yang baik
• Penggunaaan bahan bangunan dan akustik yang tepat
• Pembuatan penyekat atau bagian pembendung
• Penggunaan getaran suara

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 55


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 35

5. KESELAMATAN PRIBADI

Semua pekerja perlu menyadari keselamatan pribadi mereka ditempat kerja. Keselamatan pribadi
ditempat kerja dapat terjamin dengan dihindarinya faktor bahaya sebelum menyebabkan cedera.
Bila bahaya tidak dapat dihindari langkah yang harus diambil adalah mengurangi risiko cedera.
Perlengkapan dan pakaian pelindung harus selalu dipakai untuk keselamatan ditempat kerja, atau
khususnya saat perawatan dan situasi darurat.

a. Tindakan Keamanan Kerja


Banyak aktivitas berikut yang menjadi pertimbangan untuk bekerja dengan aman
• Memodifikasi peralatan atau mesin tanpa kewenangan;
• Melakukan pekerjaan yang tidak dilatih untuk dilakukan;
• Melakukan pekerjaan yang keterampilannya atau kewenangan tidak dipunyai;
• Tidak memperhatikan aturan keselamatan sebab menurut pribadi hal itu menjadi
penghambat dalam melakukan pekerjaan.
• Melakukan pekerjaan selalu dengan cara sendiri, walaupun metoda bekerja dengan aman
telah dikembangkan.
• Mengambil jalan pintas dalam melaksanakan, walaupun jalan pintas tersebut melanggar
petunjuk prosedur bekerja yang aman.
• Tidak menggunakan alat pengaman walaupun diperlukan waktu mengerjakan pekerjaan.
Jadi jelaslah bahwa semua aktivitas tersebut tidak aman dan sangat potensial menimbulkan
bahaya.

Ini adalah daftar untuk bekerja dengan aman. Hal berikut ini seharusnya dipelajari dengan
seksama dan dipraktikan secara rutin.
• Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya.
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain.
• Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja.
• Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang disarankan.
• Laporkan praktik kerja dan situasi yang diperkirakan tidak aman.
• Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman.
• Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk melakukan
pekerjaan.
• Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan terjadi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 56


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 36

• Jangan melakukan sesuatu yang belum dilatih, tidak punya keterampilan atau kewenangan
melakukannya.
• Kerja sama dan partisipasi dalam program ini membuat tempat kerja aman.
• Berikan gagasan tentang bagaimana mesin, perlengkapan dan praktik kerja dapat dibuat
aman.

b. Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja serta Program di Tempat Kerja

1) Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja


Perlengkapan dan pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pekerja dari kontak
langsung dengan bahan kimia atau perantaranya yang dapat membahayakan kesehatan.
• Pelindung telinga : Pelindung telinga atau sumbat melindungi pendengaran dari
bahaya tingkat kebisingan. Bentuk pelindung pendengaran, sesuai untuk tempat kerja
dan pekerjaan, dan seharusnya dipilih berdasarkan ukuran tingkat kebisingan pada
lokasi kerja.
• Pelindung mata : Kaca mata, kaca pengaman, perisai muka dan helm dapat
melindungi sensitif area mata dari kerusakan. Kaca plastik yang tahan tumbukan dan
perisai muka akan melindungi dari pecahan yang beterbangan serta perisai tahan zat
kimia diperlukan ketika menangani bahan kimia. Masker las dipakai dengan benar
untuk pengelasan. Masker las dan perisai seharusnya tidak berkabut.
• Pelindung kulit : Sarung tangan pengaman dan krim pelapis melindungi kulit dari
kerusakan dan menahan peresapan bahan kimia kedalam tubuh.
Pakaian kerja dari kulit atau metalik cocok melindungi seluruh tubuh dan jas kerja
digunakan untuk melindungi badan. Pakaian harus di pas dengan baik.
• Pelindung pernafasan : Penutup muka, saringan udara dan alat pernafasan dengan
pembersih udara digunakan untuk melindungi paru-paru dan sistim pernafasan. Alat
pernafasan harus dipaskan secara perorangan dan dipilih sesuai kondisi tempat kerja.
Penyaring yang benar diperlukan pada alat pernafasan, tergantung apakah pekerja
kontak dengan bahan kimia, debu, serat atau jenis kotoran lainnya. Alat pernafasan
seharusnya diperiksa setiap waktu sebelum digunakan. Alat pernafasan seharusnya
diperiksa secara tetap untuk kebersihan umumnya dan khususnya kerusakan katup,
lembaran penutup, seal, peluru, tali pengikat dan penjepit. Alat ini harus dibersihkan
sesudah digunakan untuk menghindari penularan dan disimpan pada kantong plastik
tertutup.
• Pelindung kaki : Sepatu boot (safety boots) melindungi kaki
• Pelindung kepala : Jaring rambut dan penutup, menjaga rambut pada tempat kerja
sehingga tidak membahayakan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 57


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 37

• Tempat lemari uap (fume cabinets), pancuran air untuk keselamatan (safety
showers) dan pencuci mata darurat (emergency eye wash) juga disediakan sebagai
penjagaan pertama dalam kasus kegagalan pelindung. Pakaian pelindung,
perlengkapan (seperti alat pernafasan dan lemari uap) dan fasilitas dasar
pertolongan pertama seharusnya tersedia ditempat kerja.
2) Program Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja di Tempat kerja
Perlengkapan dan pakaian pelindung ditempat kerja selalu diprogram agar benda tersebut
secara pasti dipergunakan untuk mengoptimalkan faktor keselamatan.
Berikut ini hal penting sebagai pertimbangan :
• Benda-benda pelindung penggunaannya harus sesuai dengan persyaratan pekerjaan
seteliti mungkin. Untuk contoh, penggunaan alat pernafasan dengan saringan debu tidak
akan melindungi pekerja yang menangani bahan kimia.
• Benda-benda pelindung seharusnya sesuai dengan persyaratan standar yang berlaku
• Pekerja seharusnya dilatih secara benar dalam penggunaan dan perawatan perlengkapan
dan pakaian pelindung.
• Perlengkapan perlu dirawat sebagaimana mestinya : yaitu disimpan dengan aman dan
dijaga kebersihan serta direparasi dengan baik.
• Semua perlengkapan dan pakaian pelindung harus dipakai sebagaimana mestinya; untuk
contoh, alat pernafasan dan pelindung telinga perlu tertutup dengan rapat dan sesuai tubuh
sehingga terpakai dengan baik.
• Kenyamanan pekerja menggunakan perlengkapan dan pakaian adalah penting; berarti
ketidaknyamanan atau ketidakcocokan dapat menyebabkan pekerja menolak
menggunakan alat keselamatan.
• Memonitor lingkungan tempat kerja dan memonitor kesehatan seharusnya dilakukan
secara tetap untuk meyakinkan program perlindungan memadai.

c. Keselamatan dan Perlindungan Kebakaran


Bebarapa hal yang harus diketahui tentang kebakaran dan perlindungannya adalah :
1) Golongan Kebakaran
• Api kelas A; kebakaran benda padat yang mengandung karbon; seperti papan,
kertas, batu bara dan serbuk gergaji.
• Api kelas B; kebakaran benda cair mengandung bahan yang mudah terbakar
seperti bensin, minyak cat, solar, dll.
• Api kelas C; kebakaran bahan gas yang mudah terbakar seperti asitelin, LPG.
• Api kelas D; kebakaran dari bahan logam
• Api kelas E; kebakaran kelistrikan dan meliputi perlengkapannya.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 58


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 38

2) Bahan dasar untuk pemadam kebakaran :


• Air - di cat merah
• Karbon dioksida (CO2) - di cat merah dengan adanya pita hitam
• Cairan uap BCF (Bromo Chloro di Fluoromethane) - di cat kuning
• Busa - di cat biru
• Serbuk kering - di cat merah dengan adanya pita putih.

3) Penggunaan bahan /alat pemadam


Untuk kebakaran kelas A, gunakan :
• Pasir, air jika tidak dekat aliran listrik
Untuk kebakaran kelas B, gunakan :
• BCF, Busa, Karbon dioksida atau Busa kering
Dilarang menggunakan air untuk memadamkan kebakaran bahan cair!
Untuk kebakaran kelas C, :
• Alat pemadam kebakaran untuk bahan gas yang mudah terbakar, seharusnya
dijaga agar tabung gas tetap dingin dengan menggunakan air pakai selang atau
alat pemadam, dan bila mungkin matikan suplai (kiriman) gas.
Untuk kebakaran kelas D, gunakan :
• Serbuk kering - di cat merah dengan adanya pita putih
Untuk kebakaran kelas E, gunakan :
• BCF, Karbon dioksida, Bahan kimia kering.
Jika mungkin, pertama matikan sumbertenaga.
Jangan mengunakan air atau busa pemadam untuk kebakaran kelistrikan.

4) Mengenal Alat Pemadam Portable


Alat pemadam portable (yang mudah dipindah) biasanya mudah ditempatkan pada tempat rawan
kebakaran. Adapun jenis dan simbol pada tabungnya adalah sbb. :
• Tabung bersimbol huruf A terletak dalam segi tiga warna hijau, dipakai untuk kebakaran
kelas A (kebakaran bahan padat mengandung karbon)
• Tabung bersimbol huruf B terletak dalam persegi panjang warna merah, dipakai untuk
kebakaran kelas B (kebakaran bahan cair mudah terbakar)
• Tabung bersimbol huruf C terletak dalam lingkaran warna biru, dipakai untuk kebakaran
kelas E (kebakaran kelistrikan)

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 59


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 39

• Tabung bersimbol huruf D terletak dalam bintang warna kuning, dipakai untuk kebakaran
kelas D (kebakaran bahan logam)
Pelat identifikasi alat pemadam kebakaran.

5) Kesiapan menghadapi kebakaran


Semua bahan yang mudah terbakar harus dinamai, disimpan dan ditangani sebagaimana
mestinya. Secara tetap latihan pemadaman seharusnya dilaksanakan sehingga pekerja terbiasa
dengan prosedur keselamatan kebakaran dan mengetahui apa yang dilakukan jika terjadi
kebakaran. Adapun yang diperlukan adalah :

• Pahami prosedur pencegahan kebakaran dimana anda bekerja - petugas keadaan darurat,
prosedur pengungsian. Semua pekerja seharusnya mengetahui prosedur untuk
pengungsian darurat dan dimana pintu keluar .
• Ketahui tempat semua perlengkapan untuk menghadapi kebakaran.
• Pelajari tempat semua alarm (sirine) kebakaran.
• Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti latihan kebakaran dengan keyakinan.
• Menjaga peralatan menghadapi kebakaran dan rute jalan keluar bebas dari hambatan.
• Menjaga jalan masuk untuk tangga dan perancah/penyangga (scaffolding) bebas, dimana
jalan ketangga tidak terhalang.

6) Pengkondisian alat pemadam kebakaran


Secara lengkap peralatan pemadam harus terjaga dan mudah diambil. Menurut peraturan, alat
pemadam harus dinamai dan dirawat sebagaimana mestinya.
• Jaga alat pemadam kebakaran dari pengaruh panas dan dingin yang ekstrim (perbedaan
yang mencolok).
• Jangan pernah mengembalikan alat pemadam kebakaran setelah digunakan ketempatnya,
sebelum dinamai dan diisi kembali.
• Pastikan berfungsinya alat pemadam kebakaran, dan segera ditempatkan dengan
seksama pada tempat yang mudah diraih agar dapat melayani reaksi bahaya kebakaran.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 60


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 40

7) Menghadapi kebakaran
Jika kebakaran terjadi, segera lakukan tindakan yang tepat dan segera keluar, kurangi bahaya
untuk kehidupan dan jaga kerusakan agar minimum.
Jika menemukan kebakaran, ingat enam langkah KESELAMATAN ini :

• Bunyikan alarm segera


Beberapa menit pertama setelah kebakaran
mulai, adalah vital untuk mengontrolnya

• Beritahu pasukan pemadam


kebakaran
Yang terbaik pasukan pemadam datang
ketika api masih terkontrol dibandingkan
setelah api besar tidak terkontrol

• Beritahu setiap orang untuk


mengamankan
Seseorang menyaksikan pasukan pemadam
dapat langsung memadamkan api tanpa
menunda

• Hadapi kebakaran dengan peralatan


yang tersedia
Kebakaran kecil dapat segera dikontrol

• Mengungsi jika perlu


Kebakaran besar bisa membahayakan hidup

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 61


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 41

• Jangan memasuki kembali gedung


yang sedang terbakar
Asap dan gas didalam gedung yang
sedang terbakar adalah berbahaya dan
sering mematikan

Catatan: Ketika bocoran gas terbakar, jangan coba untuk memadamkannya sebelum
kebocoran dihentikan.

d. Prosedur Pengungsian Darurat


Situasi darurat di tempat kerja memungkinkan semua orang di area kerja atau seluruh pabrik
mengungsi. Pencemaran udara di pabrik dari kebocoran gas, kebakaran, ancaman bom atau
keadaan darurat di sekitar lokasi pabrik berada, dapat dan diharuskan setiap orang meninggalkan
pabrik segera.
Pabrik mempunyai prosedur pengungsian yang diperlukan pekerja untuk bertindak berdasarkan
peringatan suara sirene, dan untuk diikuti perintahnya dengan cara seksama, sesuai persetujuan
rencana pengungsian. Latihan pengungsian secara tetap harus dilakukan, sehingga pekerja
memahami tentang peringatan sirene dan rencana tindakan keadaan darurat.

e. Pertolongan Pertama
Para petugas PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) harus mengetahui kepada siapa, di
mana, dan bagaimana harus bertindak memberikan pertolongan pertama. Pada umumnya bila
korban ada didekat petugas PPPK, maka dapat langsung diberi pertolongan. Tetapi bila berada
jauh, maka petugas PPPK harus memutuskan apakah mengirimkan dokter, ambulans, atau yang
lain.
Selanjutnya, petugas PPPK melanjutkan tindakan-tindakan sebagai berikut :
• Petugas PPPK memberikan laporan secara terperinci mengenai korban dan
pertolongan pertama yang telah diberikan kepada dokter.
• Mandor/Pengawas harus bertanggung jawab dan melaporkan kejadian yang dialami
korban.
• Untuk urusan selanjutnya ditangani oleh bagian adminstrasi.
• Pimpinan atau atasan harus ikut menanggung dan memberikan keputusan untuk
segera menyelidiki sebab-sebabnya.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 62


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 42

Selain petugas PPPK, harus tersedia juga perlengkapan pertolongan pertama lain atau obat-
obatan yang disimpan dalam kotak PPPK, misalnya :
• kapas;
• obat luka baru, perubalsem; dan
• borwater, pembalut luka, tensoplas, dan obat-obatan lain.
D samping kotak PPPK, slogan atau poster perlu juga sebagai alat bantu untuk mengingatkan
pekerja pada waktu bekerja.

Walaupun tindakan pertolongan pertama tidak tercakup dalam modul ini, setiap
orang seharusnya telah berlatih dasar-dasar pertolongan pertama.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 63


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas

Tugas 1

Istilah dan Ruang lingkup


1. Sebutkan maksud tempat kerja dalam undang-undang Keselamatan Kerja tahun 1970

2. Diskusikan apa saja ruang lingkup yang dicakup dalam undang-undang Keselamatan Kerja
tahun 1970.

Tugas 2

Persyaratan Keselamatan Kerja


1. Dengan apa ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja,

2. Buatlah daftar semua persyaratan keselamatan kerja

Tugas 3

Pengawasan, Pembinaan dan Panitia K3


1. Siapa saja yang melakukan pengawasan terhadap undang-undang keselamatan kerja
dan sejauh mana kewenangan masing-masing. Diskusikan tentang susunan dan tugas
Panitia Banding.
2. Apa saja kewajiban pembinaan pengurus terhadap tenaga kerja baru. Diskusikan tugas
pembinaan lainnya dari pengurus.

3. Sebutkan fungsi Panitia K3, dan diskusikan susunan kepanitiaan K3 yang sebaiknya.

Tugas 4

Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja serta Pengurus


Petunjuk :

1. Diskusikan kewajiban dan hak tenaga kerja menurut undang-undang Keselamatan Kerja.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 64


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

2. Sebutkan kewajiban pengurus terhadap dokumen undang-undang Keselamatan Kerja dan


peraturan pelaksanaannya, terhadap gambar keselamatan kerja dan alat perlindungan diri
untuk tenaga kerja.

Tugas 5

Tata cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan


Petunjuk :

1. Jelaskan tata cara pelaporan suatu kecelakaan kerja. Diskusikan dengan grup belajar anda
tentang format laporan dan pengisiannya.

2. Sebutkan prosedur pemeriksaan kecelakaan dan jenis pemeriksaan yang dilakukan.


Diskusikan juga format-format laporan pemeriksaan.

Tugas 6

Penerapan dan Audit Sistem Manajemen K3


Petunjuk :

3. Jelaskan ketentuan-ketentuan yang wajib dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan


Sistem Manajemen K3. Diskusikan dengan grup belajar anda.

4. Sebutkan unsur-unsur audit Sistem Manajemen K3 dan diskusikan mekanisme


pelaksanaan audit.

Tugas 7

Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja


1. Apa jenis-jenis cedera, penyakit atau kesakitan yang dapat disebabkan oleh :
a) Gerakan bagian peralatan ?
b) Kebisingan ?
c) Getaran ?
d) Pencahayaan ?
e) D e b u ?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 65


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

f) Tekanan udara ?
g) Penanganan manual dan pengangkatan ?
2. Berikan contoh dari masing-masing bahaya bahan kimia, dan cedera/penyakit yang disebabkan
oleh :
a) G a s
b) A s a p
c) Cairan
d) Zat berbahaya lainnya

3. Seberapa bahaya psikologi yang bisa anda sebutkan ?


4. Sebutkan seberapa bahaya biologi yang mungkin terjadi ditempat kerja, yang mungkin
menimbulkan kasus.

Tugas 8

Pencegahan Dan Pengontrolan Bahaya Sistim Kerja

1. Mengapa sistim kerja yang aman termasuk rotasi pekerjaan ?


2. Bicarakan dalam grup belajar anda tentang perancangan/mengatur kembali sistim
pekerjaan yang anda lakukan, atau peralatan yang anda gunakan. Bagaimana hal itu
dapat dilakukan .

Tugas 9

Pencegahan dan Pengontrolan Bahaya Pemesinan,


Kebisingan dan Penanganan Manual
Petunjuk 1 :
• Apakah ada beberapa praktik buruk yang digunakan pada tempat kerja anda ? Data hal
tersebut dan diskusikan dengan grup belajar anda.
• Diskusikan dengan pembimbing dan grup belajar anda beberapa fakta bahaya pada
pemesinan ditempat kerja anda. Bagaimana anda dapat menjamin bahwa bahaya dapat
dicegah atau dikontrol.
Petunjuk 2 :
• Minta pembimbing untuk memutar video tentang kebisingan atau mengunjungi tempat
kerja dan amati tentang kebisingan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 66


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

• Apakah kebisingan suatu masalah ditempat kerja anda ?. Ada beberapa cara pemeriksaan
efek kebisingan atau mengurangi kebisingan yang terlihat, yang digunakan ditempat kerja
anda ?. Seharusnya itu dilakukan ?.
• Diskusikan hal itu dengan pembimbing dan grup belajar anda.
Petunjuk 3 :
• Diskusikan dengan grup anda semua perbedaan bentuk penanganan manual yang anda
lakukan dalam minggu tertentu.
Petunjuk 4 :
• Minta pembimbing anda untuk menampilkan video tentang penanganan manual atau
berkunjung ke tempat kerja. Ada berapakah praktik buruk yang dilihat, digunakan ditempat
kerja anda ? Yang mana ?
• Diskusikan hal tersebut dengan grup anda, dan berikan saran cara untuk menghindarinya.

Tugas 10

Pencegahan dan Pengontrolan Bahaya Kimia


Petunjuk 1 :
Pembimbing anda akan menyajikan beberapa lembaran data keselamatan bahan (Material
Safety Data Sheet / MSDS) dari tempat kerja anda. Bicarakan dengan pembimbing dan grup
belajar anda tentang zat apa yang dikandungnya, apa efeknya kepada kesehatan dan apa
tindakan pengamanan yang dilakukan ketika menggunakannya.
Petunjuk 2 :
Kerjakan dengan pembimbing dan grup belajar anda, untuk mendata semua cara berdasarkan
pemikiran anda untuk pencegahan atau pengontrolan bahaya bahan kimia. Gunakan kategori
berikut (lihat kembali bagian gagasan 'Pencegahan dan pengontrolan bahaya')
• Mengeliminir bahaya
• Cara bekerja yang aman dari bahaya
• Prosedur dan sistim kerja yang aman
• Penggunaan peralatan dan pakaian pelindung
Petunjuk 3 :
• Minta pembimbing anda memutarkan video tentang penanganan bahan kimia atau
mengunjungi tempat kerja dan amati tentang penanganan bahan kimia. Apa yang
disarankan untuk peningkatan diarea tempat kerja anda ?
• Diskusikan hal itu dengan grup belajar anda
Petunjuk 4 :
• Kerjakan dengan pembimbing dan grup belajar anda untuk mendata kemungkinan efek
penyalah-gunaan obat bius atau alkohol pada tempat kerja anda.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 67


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 11

Tata Laksana yang baik


Petunjuk 1 :
• Tanyakan pada pembimbing apakah perusahaan anda punya Daftar Pemeriksaan
Keselamatan Kerja. Jika ada, tentukan area kerja di pabrik dan isi daftar untuk area
tersebut dengan menandai Ya/Tidak dilaksanakan pada lembaran yang disediakan dan
buatlah komentar yang sesuai.
• Jika mungkin, kerjakan tugas ini dengan rekan yang lain dalam grup belajar anda.
• Jika perusahaan anda tidak mempunyai daftar, buatlah daftar tersebut dengan kerjasama
grup.

Petunjuk 2 :
Sekarang lihat video tentang tata laksana tempat kerja, atau kunjungi tempat kerja dan amati
tentang tata laksana area produksi, bengkel atau area kerja lainnya. Diskusikan hasil
pengamatan grup dan tuliskan beberapa hal dengan seksama dibawah judul berikut ini :
• Jalan masuk bersih
• Tempat kerja rapi
• Tangga
• Alas kaki tepat
• Oli tumpah

Tugas 12

Penyimpanan Bahan
Petunjuk :
Bicarakan dengan rekan yang lain dalam grup belajar anda mengenai situasi berikut. Pada masing-
masing kasus kecelakaan apa yang dapat terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan pekerja untuk
menghindari kecelakaan.
Tulis jawaban anda !
• Pekerja menggunakan trolley (kereta) untuk membawa beberapa bahan, tetapi tidak
mengikuti jalur jalan yang telah ditandai.
• Pekerja diberitahu bahwa beberapa kain lap yang telah di celupkan kedalam bahan pelarut
terbentang diatas lantai area kerja.
• Saluran tenaga listrik dapat terletak melintasi permukaan yang lembab dengan aman, hal
itu berbahaya jika melintasi jalur jalan atau gang.
• Bahan kimia dapat dengan aman disimpan dalam lemari tahan api pada area kerja.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 68


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

• Tumpahan, gemuk atau sampah tergeletak di area kerja.


• Alat bantu mekanik disimpan ditempat yang mudah didatangi

Tugas 13

Gambar Simbol Keselamatan Kerja


Petunjuk :
• Manfaatkan Gambar Simbol Keselamatan untuk Tempat kerja dari Departemen Tenaga
Kerja untuk mempelajari mengenai semua standar tanda keselamatan yang dipergunakan
di tempat kerja.
• Jika anda merasa percaya diri bahwa anda mampu mengidentifikasi semua tanda-tanda,
tutup buku dan tulislah maksud dari masing-masing gambar simbol tersebut.

Tugas 14

Polusi Serat Dan Debu Pada Lingkungan Industri


Petunjuk :
Tugas ini dicobakan hanya jika relevan dengan perusahaan anda. Cari data tentang partikel serat
dan debu yang dihasilkan dari proses kerja dan atau bahan yang digunakan pada area kerja,
termasuk bahan isolasi, pelapis dan pembungkus.
Identifikasi jenis debu dan serat, jika perlu minta penjelasan kepada petugas keselamatan dan
kesehatan kerja tentang masalah kesehatan yang disebabkan oleh debu dan serat.
Lengkapi berikut ini, sebagai contoh yang telah dilakukan. Anda hanya perlu melakukan satu
contoh untuk masing-masing area kerja.
contoh :
Kelistrikan : Debu atau Bahaya Serat
• Jenis Polusi : Isolasi Serat mineral keramik yang jelek untuk isolasi panas.
• Penyebab Bahaya : Penanganan yang jelek atau kontak langsung dengan partikel serat
yang ada di udara.
• Efek Kesehatan : Iritasi kulit, serangan asma atau kanker paru-paru.

a. Elektronik : Debu atau Bahaya Serat


• Jenis Polusi :
• Penyebab Bahaya :
• Efek Kesehatan :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 69


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

b. Pekerjaan Logam : Debu atau Bahaya Serat


• Jenis Polusi :
• Penyebab Bahaya :
• Efek Kesehatan :
c. Plastik : Debu atau Bahaya Serat
• Jenis Polusi :
• Penyebab Bahaya :
• Efek Kesehatan :
d. Perawatan Pabrik : Debu atau Bahaya Serat
• Jenis Polusi :
• Penyebab Bahaya :
• Efek Kesehatan :

Tugas 15

Pencegahan Dan Pengontrolan Polusi Bahan Kimia


Petunjuk :
Pada tugas ini anda perlu bicara kepada petugas keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja
dimasing-masing area berikut (yang relevan untuk pabrik anda) dan berkenaan dengan MSDS.
Untuk masing-masing area kerja (relevan untuk perusahaan anda), pilih bahan kimia dan jelaskan
hal berikut :
• Hubungan bahaya kesehatan dengan kandungan bahan kimia;
• Bagaimana menangani kandungan zat tersebut dengan aman;
• Tindakan pengamanan untuk penggunaannya.
a. Elektronik : Bahaya Kimia
Data bahan kimia, gas, bahan pelarut dan bahan campuran digunakan pada Elektronik.
1) ………………………(nama kandungan bahan kimia)
• Bahaya kesehatan :
• Penanganan keselamatan, termasuk pembuangan sisa :
• Tindakan pengamanan :

b. Pengerjaan Logam : Bahaya Kimia


Data bahan kimia, gas, bahan pelarut dan bahan campuran digunakan pada Pengerjaan Logam.
1) ………………………(nama kandungan bahan kimia)

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 70


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

• Bahaya kesehatan :
• Penanganan keselamatan, termasuk pembuangan sisa :
• Tindakan pengamanan :

c. Plastik : Bahaya Kimia


Data bahan kimia, gas, bahan pelarut dan bahan campuran digunakan pada Plastik.
1) ………………………(nama kandungan bahan kimia)
• Bahaya kesehatan :
• Penanganan keselamatan, termasuk pembuangan sisa :
• Tindakan pengamanan :

d. Perawatan Pabrik : Bahaya Kimia


Data bahan kimia, gas, bahan pelarut dan bahan campuran digunakan pada Perawatan Pabrik.
1) ………………………(nama kandungan bahan kimia)
• Bahaya kesehatan :
• Penanganan keselamatan, termasuk pembuangan sisa :
• Tindakan pengamanan :

Tugas 16

Pencegahan dan pengontrolan polusi kebisingan


Petunjuk :
a. Cari informasi tentang berapa tingginya tingkat kebisingan yang diizinkan pada pabrik.
• Tingkat kebisingan yang diizinkan pada pabrik adalah :

b. Kunjungi pabrik dan tanyakan kepada pengurus keselamatan dan kesehatan kerja, berapa
takaran kebisingan sehari-hari pada tempat atau pabrik tersebut.
• Takaran kebisingan sehari-hari pada pabrik adalah :

c. Temukan dari pihak manajemen apa mereka punya rencana memperbaiki bahaya kebisingan
pada pabrik dan kapan mereka melakukan perbaikannya. Tulis jawaban anda disini.
• Manajemen merencanakan perbaikan tingkat kebisingan oleh :
• Perbaikan ini direncanakan untuk membuat :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 71


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 17

Tindakan Keamanan Kerja

1. Dari tiga aktivitas berikut ini menunjukan cara dan sikap kerja. Untuk masing-masing terangkan
pendapat anda, dan kemungkinan apa yang dapat terjadi (kecelakaan apa?).
1) aktivitas : Memodifikasi peralatan atau mesin tanpa kewenangan
• Bagaimana pendapat anda (Berbahaya atau tidak)
• Kemungkinan kejadian?.
2) aktivitas : Melakukan pekerjaan tanpa aturan keselamatan sebab aturan dianggap
menghambat proses pekerjaan.
• Bagaimana pendapat anda (Berbahaya atau tidak)
• Kemungkinan kejadian?.
3) aktivitas : Tidak menggunakan alat pengaman
• Bagaimana pendapat anda (Berbahaya atau tidak)
• Kemungkinan kejadian?.

2. Berapa banyak aktivitas berikut yang menjadi pertimbangan bagi anda untuk bekerja dengan
aman ?. Diskusikan dalam grup.
• Sedang bekerja bercanda dengan pekerja lain termasuk mengganggu mesin atau alat
pengaman;
• Menarik perhatian sekitar dengan pura-pura berkelahi atau berkelakar dengan kasar;
• Minum alkohol saat istirahat siang dan kemudian kembali bekerja pada mesin dengan
merasa sedikit melayang atau gembira tidak terkendali;
• Lari turun tangga dan terpeleset pada jalur tangga;
• Menghilangkan tanda dilarang merokok di toilet atau area lain yang dilarang
merokok.
• Merasa jemu dengan pekerjaan atau dengan supervisor sehingga melakukan
sabotase terhadap peralatan atau mesin sehingga sesuatu berjalan lambat.
Untuk masing-masing terangkan mengapa hal itu berbahaya dan apa kecelakaan / cedera
yang ditimbulkannya.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 72


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 18

Perlengkapan dan Pakaian Pelindung serta


Program di Tempat Kerja

1. Sebutkan masing-masing alat perlengkapan dan pakaian pelindung berdasarkan gambar


berikut !

A
B

D
E

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 73


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 19

Keselamatan dan Perlindungan Kebakaran


Petunjuk :
Anda mungkin perlu bantuan pengurus keselamatan dan kesehatan kerja atau petugas
kepegawaian untuk melengkapi tugas berikut :
1) Adakah pabrik anda mempunyai sistim 'sprinkler' otomatis jika terjadi kebakaran
YA / TIDAK
Jika ya, bagaimana pengaturan cara kerjanya ketika mulai kebakaran ?
2) Apa jenis alat pemadam yang digunakan untuk kebakaran awal dari kandungan bahan
berikut ini :
• Kesalahan pengawatan pada instalasi kelistrikan.
• Gas LPG bocor
• Kain lap masuk kedalam bahan pelarut
• Kotak-kotak bekas pengepakan
3) Buatlah peta area kerja anda dan tanda penempatan alat pemadam kebakaran (dan jenis
alat pemadam) dan pintu keluar. Ini adalah contoh dari apa yang seharusnya dibuat.

Gambar denah

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 74


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 20

Prosedur Pengungsian Darurat


Petunjuk :
Anda mungkin perlu bantuan perwakilan keselamatan dan kesehatan kerja atau petugas
kepegawaian untuk melengkapi tugas berikut :

1) Adakah lebih dari satu jenis sirene atau suara tanda peringatan ditempat kerja anda untuk
keadaan darurat ?
YA / TIDAK
2) Jika ya, berapa banyak jenis tanda peringatan yang ada dan apakah maksud masing-
masingnya ?
3) Ketika anda mendengar suara tanda peringatan apa yang harus anda lakukan ?
Jelaskan langkah per langkah.
4) Siapa pengawas kebakaran dan / atau keadaan darurat di area kerja dan / atau di pabrik ?
5) Apa tugas pengawas untuk keadaan darurat ?

Tugas 21

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)

1) Tanda atau simbol PPPK adalah ?.


2) Apa saja tindakan utama dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
3) Apa saja isi Kotak PPPK ?.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 75


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 1

Transparansi

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA


Jika anda telah lengkap mempelajari unit ini, anda akan mampu untuk :
• Mengidentifikasi istilah dan ruang lingkup wilayah dan jenis pekerjaan yang dijamin
undang-undang keselamatan kerja (pasal 1 dan 2)

• Menjelaskan dengan peraturan perundang-undangan menetapkan syarat-syarat


untuk keselamatan kerja (pasal 3 dan 4).

• Memahami siapa yang diwajibkan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang


keselamatan kerja (pasal 5 ,6,7 dan 8).

• Menjelaskan bagaimana pembinaan terhadap pelaksanaan undang-undang


keselamatan kerja (pasal 9 dan 10).

• Menguraikan kewajiban dan hak tenaga kerja serta pengurus, agar keselamatan
dan kesehatan kerja terjamin (pasal 11,12 dan 13).

Mengapa ini penting ?

Keselamatan dan kesehatan anda serta yang lainnya,


tergantung atas diketahuinya tanggung jawab anda, dan apa
yang dilakukan tentang masalah keselamatan dan kesehatan
yang timbul.
Anda juga perlu mengetahui langkah-langkah apa yang
dilakukan jika anda atau yang lainnya mempunyai
permasalahan di tempat kerja.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 76


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 2

Falsafah Keselamatan Kerja

“Menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik


jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya
dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat
pada umumnya dan manusia pada khususnya”.

Sasaran Keselamatan kerja:


1. Mencegah terjadinya kecelakaan.
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat/pekerjaan
3. Mencegah/mengurangi kematian
4. Mencegah/mengurangi cacat tetap
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan-
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-
instalasi dan sebagainya.
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produksinya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber-sumber
produksi lainnya sewaktu kerja dan sebagainya,
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman, dan aman sehingga
menimbulkan kegembiraan semangat dalam bekerja.
9. Memperlancar, meningkatkan, dan mengamankan produksi, industri serta
pembangunan.

Semua sasaran itu bertujuan meningkatkan taraf hidup


(standard of living) dan kesejahteraan umat manusia.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 77


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 3

Tata Cara Pelaporan Kecelakaan


¾ Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja dipimpinnya.
¾ Kewajiban melaporkan berlaku bagi pengurus atau pengusaha
yang telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya ke
dalam program jaminan sosial tenaga kerja
¾ wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Kantor
Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu tidak lebih
dari 2 x 24 jam.
¾ Penyampaian laporan dapat dilakukan secara lisan sebelum
dilaporkan secara tertulis.

Pemeriksaan Kecelakaan
ˆ Setiap setelah menerima laporan kecelakaan dari pengurus
atau pengusaha, Kepala Kantor Depnaker memerintahkan
pegawai pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan.
ˆ Kepala Kantor Depnaker berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan pada setiap akhir bulan menyusun
analisis laporan kecelakaan dan menyampaikan kepada
Kakanwil Depnaker selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.

ˆ Kakanwil Depnaker berdasarkan analisis laporan kecelakaan


menyusun analisis kecelakaan setiap bulan dan kepada
Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

ˆ Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan


Pengawasan Ketenagakerjaan berdasarkan analisis laporan
kecelakaan menyusun analisis laporan kekerapan dan
keparahan kecelakaan tingkat nasional.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 78


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 4

Penerapan Sistem Manajemen K3


Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun
orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi,
proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka
perlu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja

Audit Sistem Manajemen K3


Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3, maka perlu
diaudit unsur-unsur :
1) Pembangunan dan pemeliharaan komitmen ;
2) Strategi pendokumentasian ;
3) Peninjauan ulang desain dan kontrak ;
4) Pengendalian dokumen ;
5) Pembelian ;
6) Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3 ;
7) Standar Pemantauan ;
8) Pelaporan dan perbaikan kekurangan ;
9) Pengelolaan material dan pemindahannya ;
10) Pengumpulan dan penggunaan data ;
11) Pemeriksaan sistem manajemen ;
12) Pengembangan keterampilan dan kemampuan;

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 79


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 5

Bahaya di Tempat Kerja

Tujuan :
• Menggambarkan jenis-jenis bahaya di tempat kerja
• Mengidetifikasi bahaya yang dapat menyebabkan kesalahan dan
cedera pada tempat kerja anda, dan menjelaskan bagaimana bahaya
dapat dicegah dan dikontrol.
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan lembaran data keselamatan
bahan (Material Safety Data Sheet / MSDS) dan bagaimana
menggunakannya.

Mengapa ini penting ?

Semua pekerja perlu menyadari bahaya di tempat kerja,


sehingga mereka dapat bekerja kearah pengurangan
kecelakaan, cedera dan sakit.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 80


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 6

Jenis-jenis Bahaya :
1. Bahaya Fisik :
• Gerakan peralatan atau bagian mesin
• Bising, getaran, pencahayaan, debu, tekanan udara

• Penanganan manual dan pengangkatan


2. Bahaya Bahan Kimia :
• Gas, asap, cairan, dan zat berbahaya lainnya

3. Bahaya Ergonomi :
• Desain peralatan buruk atau tata letak yang salah

4. Bahaya Radiasi :
• Radiasi microwave
• Cahaya laser daya tinggi
• Pemanas infra-red daya tinggi
• Sinar gamma dari zat radio aktif
• Radiasi ultra violet dari matahari

5. Bahaya Psikologi :
• Stress, atau tidak senang pada pekerjaan

6. Bahaya Biologi :
• Inspeksi kuman, virus penyakit

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 81


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 7

Prinsip Pencegahan atau Pengontrolan Bahaya :


• Bila mungkin, eliminir bahaya
• Jika bahaya tidak bisa dieliminir, cari cara yang
aman untuk mengerjakan
• Pastikan prosedur dan sistim kerja yang aman
• Gunakan peralatan dan pakaian pelindung

Bahaya dan Pencegahan :


• Pengaturan Kerja
• Gerakan Mesin
• Pengaruh Kebisingan
• Penanganan Manual
• Reaksi bahan Kimia
• Alkohol dan Penggunaan Obat Bius
• Bahaya lain ditempat Kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 82


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 8

Tata Laksana Industri


Tujuan :
• Menjelaskan apa maksud Tata Laksana Industri
• Menjelaskan bagaimana tata laksana yang baik dapat membuat
tempat kerja aman.
• Menjelaskan bahaya apa yang dapat disebabkan oleh tata laksana
yang buruk.
• Menjelaskan apa maksud gambar simbol keselamatan kerja.

Mengapa ini penting ?

Banyak kecelakaan tidak dapat dihindarkan


pada tempat kerja, terjadi karena pekerja dan
perusahaan tidak memberikan perhatian
pada tata laksana yang baik.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 83


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 9

Manfaat Tata Laksana Yang Baik :


• Memperkecil kecelakaan dan cedera yang terjadi di
tempat kerja
• Risiko kebakaran berkurang
• Pekerja lebih percaya diri bekerja dengan aman
• Tempat kerja menjadi lebih efesien

Beberapa Hal Penting Dalam Penyimpanan Bahan :


• Mudah diambil dan diangkut
• Bahan tersimpan pada rak, laci atau kotak masing-
masing.
• Barang berbahaya tersimpan pada tempat khusus yang
aman
• Bahan kimia diberi label dengan jelas, terpisah sesuai
jenisnya dan disimpan pada tempat yang memenuhi
persyaratan
• Lokasi gudang dan area kerja selalu dimonitor batas
tingkatan asap, debu dan radiasi. Bau yang menyengat,
gumpalan awan dan debu dari asap harus diselidiki.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 84


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 10

Contoh Gambar Simbol Keselamatan

• Tanda Larangan / Pencegahan kecelakaan ; Gambar lingkaran


dengan diagonal merah diatas warna dasar putih. Contoh; dilarang
merokok.
• Tanda Peringatan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja;
Berbentuk segi tiga dengan warna hitam diatas warna dasar putih.
Contoh; mudah terbakar atau awas api
• Tanda Pemberitahuan /Tempat perlengkapan keadaan darurat
tersimpan; Berbentuk segi empat , Contoh; tempat PPPK
• Tanda Perintah/Pemberitahuan kepada pekerja dimana perlengkapan
keselamatan khusus harus dipakai; Gambar putih diatas warna dasar
biru. Contoh; gunakan kaca mata

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 85


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 11

Polusi pada Industri

Tujuan :
• Menjelaskan istilah-istilah pada polusi.
• Menjelaskan sumber-sumber polusi.
• Menjelaskan cara pencegahan dan pengontrolan polusi.

Mengapa ini Penting ?

Banyak polusi yang terjadi pada industri


dan menyebabkan terganggunya
lingkungan dan membahayakan manusia
dan habitat makhluk lainnya secara luas.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 86


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 12

Polusi pada Lingkungan Industri

• Polusi dari serat (fiber) dan debu


• Polusi dari bahan kimia
• Polusi kebisingan

Pencegahan dan Pengontrolan


Polusi pada tempat kerja industri utamanya disebabkan oleh timbulnya
bahaya serat dan debu, kandungan kimia dan tidak amannya tingkat
kebisingan.

Lima Prinsip Pencegahan dan Pengontrolan


dijelaskan pada unit 2 yaitu :
• Lenyapkan
• Ganti (bahan)
• Kontrol
• Prosedur dan sistim kerja yang aman
• Perlengkapan dan pakaian pelindung.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 87


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 13

Keselamatan Pribadi
Tujuan :
• Mengenalkan sikap aman dan tidak aman di tempat kerja.
• Menggambarkan sikap, prosedur dan praktik kerja yang mungkin
menyebabkan cedera diri sendiri atau orang lain.
• Mendata cara yang dapat meminimalkan risiko dan cedera.
• Mendata barang perlengkapan dan pakaian pelindung
• Memilih dengan tepat alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan
jenis kebakaran/bahan yang terbakar.
• Menjelaskan prosedur pengungsian tempat kerja dan pertolongan
pertama pada kecelakaan.

Mengapa ini penting ?

Semua pekerja perlu menyadari keselamatan pribadi


mereka di tempat kerja. Anda telah siap mempelajari
bahaya yang ada di tempat kerja dan polusi yang
mungkin timbul dari bahan kimia dan pemesinan.
Sekarang anda akan belajar bagaimana anda dapat
meminimalkan risiko untuk diri sendiri dari faktor
tersebut.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 88


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 14

Tindakan Keamanan Kerja


Aktivitas yang perlu dipertanyakan untuk bekerja dengan aman ?
• Memodifikasi peralatan atau mesin tanpa kewenangan;
• Melakukan pekerjaan yang tidak dilatih untuk melakukan;
• Melakukan pekerjaan yang tidak punya keterampilan atau
kewenangan;
• Tidak memperhatikan aturan keselamatan sebab menurut pribadi hal
itu menjadi penghambat dalam melakukan pekerjaan.
• Melakukan pekerjaan selalu seperti cara sendiri, walaupun metoda
bekerja dengan aman telah dikembangkan.
• Mengambil jalan pintas ketika mengerjakan, walaupun jalan pintas
melanggar petunjuk prosedur bekerja yang aman.
• Tidak menggunakan alat pengaman walaupun diperlukan waktu
mengerjakan pekerjaan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 89


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 15

Tindakan Bekerja dengan Aman


Daftar berikut ini seharusnya dipelajari dengan seksama dan
dipraktikan secara rutin.
• Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya.
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang
lain.
• Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan
• Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti
yang ditunjukan.
• Laporkan praktik kerja dan situasi yang diperkirakan tidak aman.
• Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak
aman.
• Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk
pekerjaan yang dilakukan.
• Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika
kemungkinan terjadi.
• Jangan melakukan sesuatu yang belum dilatih, tidak punya
keterampilan atau kewenangan melakukannya.
• Kerja sama dan partisipasi dalam program ini membuat tempat kerja
aman.
• Berikan gagasan tentang bagaimana pemesinan, perlengkapan dan
praktik kerja dapat dibuat aman.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 90


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 16

Perlengkapan dan Pakaian Pelindung

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 91


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 17

Keselamatan dan Perlindungan


Kebakaran

Tabel Golongan Kebakaran dan Bahan Pemadam

Golongan Kebakaran mengandung Bahan/alat pemadam


Kebakaran
Kelas A Bahan padat mengandung karbon; Air (tabung warna merah)
seperti papan, kertas, batu bara dll.

Kelas B Bahan cair yang mudah terbakar BCF (kuning), Busa (biru), CO2
seperti bensin, minyak cat , solar , (merah/ dengan pita hitam,
dll. Busa/bahan kimia kering (merah/
dengan pita putih

Kelas C Bahan gas yang mudah terbakar -Jaga tabung gas tetap dingin
seperti asitelin, LPG dengan menggunakan air pakai
selang atau alat pemadam

-Matikan suplai (kiriman) gas.

Kelas D Bahan logam Serbuk kering (merah/ dengan pita


putih)

Kelas E Bahan kelistrikan dan BCF (kuning), CO2 (merah/ dengan


perlengkapannya. pita hitam, Busa/bahan kimia kering
(merah/ dengan pita putih)

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 92


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 18

Enam Langkah Keselamatan Menghadapi Kebakaran :

1. 2.

3. 4.

5. 6.

Catatan:
Ketika bocoran gas terbakar, jangan coba untuk
memadamkannya sebelum kebocoran dihentikan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 93


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 4 Strategi Penyajian Transparansi

OHT 19

Ringkasan

Keselamatan dan kesehatan kerja, kebakaran dan prosedur


pengungsian keadaan darurat tidak dapat dianggap enteng.
Anda tidak dapat menunggu terjadinya masalah dan
kemudian baru memutuskan bagaimana menanganinya.
Berdasarkan tempat kerja anda kembangkan prosedur dan
tetapkan petugas sebagai ahli pertolongan pertama,
pengawas kebakaran, perwakilan keselamatan dan kesehatan
kerja dan lainnya. Yakinkan anda mengetahui prosedur yang
tepat untuk tempat kerja anda, dan siapa yang ditunjuk
sebagai petugas.

Catatan :
Walaupun tindakan pertolongan pertama tidak diuraikan
dalam unit ini, setiap orang seharusnya telah berlatih dasar-
dasar pertolongan pertama.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 94


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?


Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai
atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud
dalam Standar Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai dengan
kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk
mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada hanya
untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.

Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?


Tanyakan pada diri Anda sendiri : “Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan oleh
peserta pelatihan”?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita
maksud dengan kata “kompeten”. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :
• menampilkan keterampilan pada level (tingkat) yang dapat diterima
• mengorganisasikan tugas-tugas yang dibutuhkan.
• merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah
• memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada pekerjaan
• mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada situasi
baru.
Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue di atas untuk
mencerminkan sifat kerja yang nyata .

Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki


Prinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa
memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-
individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:
• kualifikasi terdahulu
• belajar secara informal.
Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan
untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi standar
kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.

Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah
seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk
menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau
mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus
memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode
penilaian yang akan dipakai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 95


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Ujian yang Disarankan


Umum
Unit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:
(a) Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap sub-
kompetensi/kriteria unjuk kerja.
(b) Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau
mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.
Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen
kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar
menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .
Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan pokok
pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai secara
individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat
penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.
Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda,
komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal atau
pertanyaan yang relevan dengan unit ini.
Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:
• pengetahuan dan keterampilan pokok
• hubungan dengan keterampilan praktik.
Untuk penilaian unit “Keselamatan dan Kesehatan Kerja “ disarankan hal-hal sebagai berikut:

Penilaian Pengetahuan Pokok

Penilaian Teori
Sub-Kompetensi/Elemen 1 : Peraturan Kerja
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan pilhan yang tepat !

Pertanyaan 1 sampai 5, lingkari salah satu BETUL atau SALAH


1. Pengertian tempat kerja dalam undang-undang keselamatan kerja adalah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja melakukan
pekerjaan.
BETUL SALAH
2. Ruang lingkup yang dicakup oleh undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja adalah mengatur pekerja Indonesia, walaupun bekerja di negara lain.
BETUL SALAH

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 96


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

3. Kewajiban melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja oleh pengurus atau
pengusaha meliputi yang telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya ke dalam
program jaminan sosial tenaga kerja.
BETUL SALAH
4. Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan dilakukan oleh pegawai pengawas setelah
Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja menerima laporan kecelakaan dari pengurus
atau pengusaha.

BETUL SALAH

5. Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh perusahaan yang proses atau bahan
produksinya mengandung potensi bahaya peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja, walaupun tenaga kerjanya dibawah batas ketentuan (kurang dari
serratus orang).

BETUL SALAH

Berikan tanda cek ( V ) pada kotak dekat jawaban yang terbaik.

6. Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3, perusahaan dapat melakukan audit
melalui Badan Audit yang ditunjuk oleh :
(a) Pengusaha.
(b) Pengawas.
(c) Menteri

Sub-Kompetensi/Elemen 2 : Bahaya di tempat kerja


Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan pilhan yang tepat !

Pertanyaan 1 sampai 5, lingkari salah satu BETUL atau SALAH.

1. Pekerja seharusnya menyadari bahaya ditempat kerja.

BETUL SALAH

2. Bahaya dapat mengarah pada kecelakaan, cedera atau sakit

BETUL SALAH

3. Semua bahaya tempat kerja dapat dihilangkan.

BETUL SALAH

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 97


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

4. Pekerja yang telah minum alkohol atau sedang melakukan pengobatan dapat mencederai
diri sendiri atau orang lain.

BETUL SALAH

5. Berlebihan panas atau dingin, kesengat listrik dan ketinggian juga berbahaya.

BETUL SALAH

Sub-Kompetensi/Elemen 3 : Tata Laksana Indusri


Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan pilhan yang tepat !

Pertanyaan 1 sampai 5, lingkari salah satu BETUL atau SALAH

1. Bahan yang mudah terbakar mudah dimakan api

BETUL SALAH

2. Jalan masuk seharusnya dengan jelas ditandai dengan garis hijau.

BETUL SALAH

3. Simbol keselamatan segi-tiga 'tengkorak dan tulang bersilang' digambar diatas latar
belakang kuning, peringatan bahaya biologi.

BETUL SALAH

4. Lingkaran biru indikasi simbol keselamatan dimana peralatan pelindung harus dipakai.

BETUL SALAH

5. Tata laksana industri adalah tanggung jawab dari staf kebersihan.

BETUL SALAH

Berikan tanda cek ( V ) pada kotak dekat jawaban yang terbaik.

6. Saluran tenaga listrik seharusnya tidak terhampar melintang dipermukaan lembab/basah


sebab :

(a) Bisa tersengat listrik.

(b) Sekering/pengaman bisa putus.

(c) Menambah beban listrik yang digunakan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 98


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Sub-Kompetensi/Elemen 4 : Polusi pada Indusri


Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan pilhan yang tepat !

Pertanyaan 1 sampai 5, lingkari salah satu BETUL atau SALAH

1. Dengan debu dan serat di udara cukup aman bekerja.

BETUL SALAH

2. Semua bahaya bahan kimia dengan mudah identifikasi.

BETUL SALAH

3. Ketika membuang sisa/sampah bahan kimia, harus dikontrol sebagaimana mestinya.

BETUL SALAH

4. Kebisingan keras yang terus menerus dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.

BETUL SALAH

5. Polusi di pabrik kita dapat dikontrol atau dicegah.

BETUL SALAH

Sub-Kompetensi/Elemen 5 : Keselamatan Pribadi


Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan pilhan yang tepat !

Pertanyaan 1 sampai 5, lingkari salah satu BETUL atau SALAH


1. Anda seharusnya selalu memikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum anda
melakukan sesuatu.
BETUL SALAH
2. Pekerja seharusnya dengan benar dilatih menggunakan dan merawat pakaian dan
perlengkapan keselamatan.
BETUL SALAH
3. Kenyamanan pekerja menggunakan pakaian dan perlengkapan keselamatan tidak penting.
BETUL SALAH
4. Pemadam kebakaran karbon dioksida cocok untuk kebakaran kelistrikan.
BETUL SALAH

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 99


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

5. Sesuatu yang pertama dilakukan dalam kasus kebakaran adalah memberitahu pasukan
pemadam kebakaran.
BETUL SALAH

Berikan tanda cek ( V ) pada kotak dekat jawaban yang terbaik.


6. Kaca-mata dan kaca pelindung keselamatan lainnya mungkin disediakan untuk melindungi
dari :
(a) Pecahan beterbangan.
(b) Bahaya bahan kimia.
(c) Cahaya yang hebat/tajam (yaitu dalam pengelasan).
(d) Semua hal diatas.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 100


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Ringkasan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan


Gunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai pokok-
pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Pokok-pokok Tugas-tugas Penilaian Perlu


Pengetahuan dan Ya Tidak Latihan
Keterampilan Lanjutan
1.0 Mengidentifikasi 1.1 Isi undang-undang No. 1 tahun 1970
undang-undang tentang keselamatan kerja dijelaskan.
dan peratuan
1.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
tentang
No. Per.03/MEN/1998 tentang tata
keselamatan dan
cara pelaporan dan pemeriksaan
kesehatan kerja
kecelakaan dijelaskan.
(K3).
1.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dijelaskan
2.0 Mengidentifikasi 2.1 Potensi bahaya di tempat
bahaya di tempat diidentifkasi.
kerja. 2.2 Beberapa cara untuk mengontrol dan
mencegah bahaya diuraikan.
3.0 Menjelaskan tata 3.1 Cara tata laksana industri yang baik
laksana industri. dapat mengurangi bahaya dijelaskan.
3.2 Maksud gambar simbol keselamatan
kerja dijelaskan.
4.0 Menjelaskan 4.1 Sumber polusi pada suatu
polusi pada lingkungan industri dijelaskan.
industri.
4.2 Tindakan pencegahan dan
pengontrolan polusi diuraikan.
5.0 Menjelaskan 5.1 Penyebab cedera pribadi dan sikap
keselamatan kerja yang aman diuraikan.
pribadi.
5.2 Prosedur pencegahan dengan
perlengkapan pelindung yang tepat
diuraikan.
5.3 Tindakan keselamatan dan
perlindungan kebakaran dijelaskan
5.4 Prosedur pengungsian dan tindakan
pertolongan pertama diterangkan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 101


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Checklist yang Disarankan Bagi Penilai


Modul : Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Nama Peserta : Nama Penilai :

Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang


menunjukkan bahwa peserta dapat : 3 Catatan
Menjelaskan isi Undang-undang dan peraturan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi :
- Syarat-syarat keselamatan kerja ….
- Pengawasan dan Pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja ….
- Hak dan kewajian tenaga kerja dan pengurus. ….
- Tata cara pelaporan kecelakaan ….
- Pemeriksaan kecelakaan ….
- Tujuan, sasaran dan penerapan sistem manajemen K3 ….
- Audit sistem manajemen K3 dan mekanisme pelaksanaan audit ….
Mengidentifikasi potensi dan mengatasi bahaya di tempat kerja :
- Jenis-jenis bahaya ….
- Pencegahan dan pengontrolan bahaya. ….
Menjelaskan cara tata laksana industri, diantaranya :
- Tata laksana yang baik ….
- Penyimpanan bahan ….
- Gambar simbol keselamatan kerja. ….
Menjelaskan sumber dan pengontrolan polusi pada industri :
- Polusi serat dan debu serta pencegahan ….
- Polusi bahan kimia serta pencegahan. ….
- Polusi kebisingan serta pencegahan ….
Menjelaskan penyebab cedera dan prosedur keselamatan pribadi
yakni :
- Tindakan keamanan kerja ….
- Perlengkapan dan pakaian pelindung serta program ditempat kerja ….
- Keselamatan dan perlindungan kebakaran ….
- Prosedur pengungsian darurat ….
- Pertolongan pertama pada kecelakaan. ….

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 102


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Lembar Penilaian

Unit : BSDC 0201 / Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Nama Peserta Pelatihan : ……………………………………

Nama Penilai : ………….………………..……….

Peserta yang Dinilai : Kompeten 


Kompetensi yang Dicapai 
Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai:
penilaian dan alasan-ala
san mengambil keputusan

Tanggal:

Saya sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Peserta Pelatihan:


penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut.

Tanggal:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 103


Batam Institutional Development Project
Keselamatan Kerja.doc

You might also like