Professional Documents
Culture Documents
( Desember 2001 )
Daftar Isi
BAB 1 PENGANTAR ......................................................................................................... 1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !................................................................... 1
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung ........................... 1
Definisi ........................................................................................................................ 1
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ? ....................................................................... 2
Simbol ......................................................................................................................... 2
Terminologi ................................................................................................................. 2
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH ...................................................................................... 5
Peran Pelatih............................................................................................................... 5
Strategi Penyajian ....................................................................................................... 5
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini.................................. 5
Peraturan .................................................................................................................... 6
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan ........................................ 6
BAB 3 STANDAR KOMPETENSI...................................................................................... 7
Judul Unit .................................................................................................................... 7
Deskripsi Unit .............................................................................................................. 7
Kemampuan Awal ....................................................................................................... 7
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ............................................................. 7
Variabel ....................................................................................................................... 8
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok....................................................................... 9
Konteks Penilaian ....................................................................................................... 9
Aspek Penting Penilaian ............................................................................................. 9
Keterkaitan dengan Unit Lain.................................................................................... 10
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini ............................... 10
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini .... 10
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN ...................................................................................... 11
A Rencana Materi ................................................................................................. 11
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi............................................................ 13
C Materi Pendukung untuk Pelatih........................................................................ 21
Lembar Informasi........................................................................................... 22
Tugas............................................................................................................. 64
Transparansi.................................................................................................. 76
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI ...................................................................................... 95
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ? .................................................................. 95
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?.................................................................. 95
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki ....................................................................... 95
Kualifikasi Penilai ...................................................................................................... 95
Ujian yang Disarankan .............................................................................................. 96
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai.................................................................. 102
Lembar Penilaian .................................................................................................... 103
BAB 1 PENGANTAR
Definisi
Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan
menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan
sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini
adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan
sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.
Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan
tentang simbol :
Simbol Keterangan
Terminologi
Akses dan Keadilan
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa
memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh
industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan
berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja
di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu
kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.
Strategi Penyajian
Strategi penyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang
bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat
kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.
Strategi Penyajian
Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :
• pengajaran ( tatap muka )
• tugas-tugas praktik
• tugas-tugas proyek
• studi kasus
• melalui media (video, referensi, dll )
• kerja kelompok
• bermain peran dan simulasi.
• kunjungan/ kerja industri
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang
diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau
magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media
mungkin cukup memadai.
Peraturan
Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat
mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.
Judul Unit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Deskripsi Unit
Unit ini merupakan unit yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi las dan teknisi
lainnya memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja serta penerapannya di industri.
Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :
Nil
Variabel
Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat umum untuk keahlian yang relevan
dengan pekerjaan las dan fabrikasi logam.
a. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan bengkel pada industri-industri
manufaktur di lingkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya.
b. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasar tentang aturan dan
sikap keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Pelatihan dapat dilaksanakan di bengkel pelatihan atau di industri yang
relevan dengan persyaratan ;
• Tersedia bengkel yang memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja, juga ruang guru yang sebaiknya berdekatan dengan
bengkel tersebut.
• Tersedia alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja.
• Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
d. Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diperhatikan :
• Pemakaian peralatan keselamatan dan kesehatan kerja seperti : pakaian
yang cocok, sepatu kerja, helm las dan/ atau kaca mata pengaman ( bila
diperlukan ).
• Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan ventilasi dan sistem
pengisap udara yang memadai.
• Pencahayaan yang cukup.
Keselamatan Pribadi :
- Tindakan keamanan kerja
- Perlengkapan dan pakaian pelindung serta program ditempat kerja
- Keselamatan dan perlindungan kebakaran
- Prosedur pengungsian darurat
- Pertolongan pertama pada kecelakaan.
Konteks Penilaian
Unit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri
tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian kemampuan praktik/unjuk kerja
dan penilaian pokok-pokok pengetahuan dengan beberapa metoda penilaian.
A Rencana Materi
Catatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar
kompetensi.
2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.1 Isi undang-undang No. 1 tahun 1970 Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang maksud dan tujuan undang-undang
tentang keselamatan kerja dijelaskan. keselamatan kerja, pasal demi pasal.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan dan diskusi
HO 2 s.d. 9
OHT 1 & 2
Tugas 1 s.d. 4
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang maksud dan tujuan peraturan tata cara
Per.03/MEN/1998 tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, pasal demi pasal.
pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan dan diskusi
dijelaskan.
HO 9 s.d. 13
OHT 3
Tugas 5
1.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang maksud dan tujuan sistem manajemen
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem keselamatan dan kesehatan kerja, pasal demi pasal.
Manajemen Keselamatan dan
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan dan diskusi
Kesehatan Kerja dijelaskan
HO 14 s.d. 19
OHT 4
Tugas 6
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
2.1 Potensi bahaya di tempat diidentifkasi. Instruktur menerangkan dan memberi tugas tentang jenis-jenis bahaya, dan dapat juga
memberikan contoh.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 20
OHT 5 & 6
Tugas 7
2.2 Beberapa cara untuk mengontrol dan Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang pengontrolan dan pencegahan bahaya.
mencegah bahaya diuraikan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 21 s.d. 26
OHT 7
Tugas 8 s.d. 10
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
3.1 Cara tata laksana industri yang baik Instruktur menjelaskan dan memberikan tugas tentang manfaat tata laksana industri yang
dapat mengurangi bahaya dijelaskan. baik, juga cara penyimpanan bahan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 27 s.d. 29
OHT 8 & 9
Tugas 11 & 12
3.2 Maksud gambar simbol keselamatan Instruktur menerangkan dan memberikan tugas tentang arti gambar simbol keselamatan
kerja dijelaskan. kerja.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 29 & 30
OHT 10
Tugas 13
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
4.1 Sumber polusi pada suatu lingkungan Instruktur menjelaskan tentang istilah pada polusi dan sumber polusi serta memberi tugas
industri dijelaskan. yang relevan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 31 s.d. 34
OHT 11 & 12
Tugas 14 s.d. 16
4.2 Tindakan pencegahan dan pengontrolan Instruktur memberikan penjelasan dan memberikan tugas tentang tindakan pencegahan
polusi diuraikan. dan pengontrolan polusi.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 31 s.d. 34
OHT 12
Tugas 14 s.d. 16
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
5.1 Penyebab cedera pribadi dan sikap kerja Instruktur menjelaskan istilah tentang keselamatan dan cara kerja yang meyebabkan
yang aman diuraikan. cedera pribadi. Juga memberikan tugas yang relevan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 35 & 36
OHT 13 s.d. 15
Tugas 17
5.2 Prosedur pencegahan dengan Instruktur menjelaskan dan memberi tugas tentang jenis-jenis dan fungsi perlengkapan
perlengkapan pelindung yang tepat pelindung diri dan persyaratan perlengkapan pada tempat kerja.
diuraikan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 36 & 37
OHT 16
Tugas 18
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
5.3 Tindakan keselamatan dan perlindungan Instruktur memberikan penjelasan tentang tindakan keselamatan dan perlindungan dari
kebakaran dijelaskan kebakaran yang meliputi : jenis alat pemadam, fungsi dan perawatannya, juga kesiapan
menghadapi kebakaran. Berikan tugas yang relevan.
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 37 s.d. 41
OHT 17 & 18
Tugas 19
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
5.4 Prosedur pengungsian dan tindakan Instruktur menjelaskan prosedur pengungsian darurat dan tindakan pertolongan pertama,
pertolongan pertama diterangkan. memberikan tugas tentang pengungsian darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan .
Tugas dapat diberikan dalam bentuk latihan, berkunjung dan diskusi
HO 41 & 42
OHT 19
Tugas 20 & 21
Lembar Informasi HO 1
BSDC-0201
HO 2
1) Tentang Istilah
Pasal 1
HO 3
2) Ruang Lingkup
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, yang berada
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
(2) Ketentuan pada ayat (1) tersebut berlaku pada tempat kerja di mana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
c) Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya yang termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya
atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan.
e) Dilakukan usaha perkembangan dan pengolahan emas, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
f) Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, melalui terowongan,
di permukaan air, dalam air maupun di udara.
g) Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dek,
stasiun atau gudang.
h) Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
i) Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
j) Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi dan
rendah.
k) Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting.
l) Dilakukan pekerjaan di dalam tangki, sumur atau lubang.
HO 4
m) Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
n) Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.
o) Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi atau
telepon.
p) Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis.
q) Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan,
listrik, gas, minyak atau air.
r) Diputar film, dipertunjukan sandiwara, atau diselenggarakan rekreasi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
Pasal 3
HO 5
(2) Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut pada ayat
(1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknik dan teknologi serta
pendapat baru di kemudian hari.
Pasal 4
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemakaian, penggunaan pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan
alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu
sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
HO 6
(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut pada
ayat (1) dan (2), dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja tersebut.
4) Pengawasan
Pasal 5
(1) Direktur melakukan pengawasan umum terhadap undang-undang ini, sedang para
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
(2) Wewenangan dan kewajiban direktur, pegawai pengawasan dan ahli keselamatan
kerja dalam melaksanakan undang-undang ini diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 6
(1) Barang siapa tidak dapat menerima direktur dapat mengajukan permohonan
banding kepada panitia Banding.
(2) Tata permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas panitia Banding dan
lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
(3) Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.
Pasal 7
HO 7
5) Pembinaan
Pasal 9
(1) Pengurus diwajibkan menunjuk dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru
tentang :
a) Kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b) Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya.
c) Alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d) Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
(2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenanga kerja yang bersangkutan setelah
ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah mengalami syarat-syarat tersebut di
atas
(3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang di bawah pimpinannya dalam mencegah kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
(4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
Pasal 10
(1) Menteri tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina keselamatan dan
Kesehatan Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau dan tenaga kerja di tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lainnya ditetapkan
oleh Menteri Tenaga Kerja.
HO 8
Pasal 11
(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yang
dipimpinnya, kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara melaporkan dan memeriksa kecelakaan oleh pegawai termaksud pada
ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan. (contoh terlampir).
Pasal 12
(1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai dan atau ahli
keselamatan kerja.
(2) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
(3) Memenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
(4) Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
(5) Menyertakan keberatan kerja pada pekerja dimana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas
yang masih dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
HO 9
Pasal 14.
Pengurus diwajibkan :
(1) Secara tertulis menempatkan di tempat kerja yang dipimpinnya semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat
yang mudah dilihat dan dibaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
(2) Memasang di tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
(3) Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara Pelaporan
dan Pemeriksaan Kecelakaan
1) Pengertian
Pasal 1
HO 10
(4) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
(5) Pegawai pengawas adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat
(5) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
(6) Pengurus adalah :
a) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri ;
b) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dirmaksud dalam huruf a) dan b)
yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
(7) Menteri adalah Menteri yang membidangi ketenagakerjaan.
Pasal 2
(1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dipimpinnya.
(2) Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a) Kecelakaan Kerja;
b) Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah;
c) Kejadian berbahaya lainnya.
Pasal 3
Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi
pengurus atau pengusaha yang telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya
ke dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No. 3
tahun 1992.
HO 11
Pasal 4
(1) Pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib
melaporkan secara tertulis kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(2) huruf a), b), c) dan d) kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam
terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan sesuai
contoh bentuk 3 KK2 A lampiran 1.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.
Pasal 5
(1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-05/MEN/1993.
(2) Pengurus atau pengusaha yang belum mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-04/MEN/1993.
3) Pemeriksaan Kecelakaan
Pasal 6
(1) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), dan
pasal 5, Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja memerintahkan pegawai
pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
(2) Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaksanakan terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan oleh pengurus
atau pengusaha.
(3) Pemeriksaan dan pekerjaan kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
HO 12
Pasal 7
Pasal 8
(1) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 pada tiap-tiap
akhir bulan menyusun analisis laporan kecelakaan dalam daerah hukumnya
dengan menggunakan formulir sebagaimana lampiran VI peraturan ini.
(2) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja harus menyampaikan analisis laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.
Pasal 9
(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja berdasarkan analisis laporan
kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 menyusun analisis
kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan menggunakan formulir
sebagaimana lampiran VII peraturan ini.
(2) Analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat untuk tiap
bulan
(3) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja harus segera menyampaikan
analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri atau
Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 10
Cara pengisian formulir sebagaimana dimaksud dalam lampiran II, III, IV, V, VI, dan
VII sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1), pasal 8 ayat (1) dan pasal 9 ayat
(1) diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
HO 13
Pasal 11
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan berdasarkan analisis laporan kecelakaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) menyusun analisis laporan kekerapan dan keparahan
kecelakaan tingkat nasional.
4) S a n k s i
Pasal 12
Pengurus atau pengusaha yang melanggar ketentuan pasal 2, pasal 4 ayat (1),
diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) UU No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5) Pengawasan
Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan.
6) Ketentuan Penutup
Pasal 14
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, maka formulir bentuk 3 KK2 dalam
Peraturan Menteri No. PER-04/MEN/1993 dan Peraturan Menteri No. PER-
05/MEN/1993 dinyatakan tidak berlaku.
HO 14
1) Ketentuan Umum
Pasal 1
HO 15
(8) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung tempat
kerja atau lapangan yang berdiri sendiri;
(9) Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau
barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
(10) Laporan Audit adalah hasil audit yang dilakukan oleh Badan Audit yang
berisi fakta yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit di tempat kerja
sebagai dasar untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja Sistem
Manajemen K3;
(11) Sertifikat adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan
peraturan perundangan Sistem Manajemen K3;
(12) Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang
ketenagakerjaan.
Pasal 2
HO 16
Pasal 3
(1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang
atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.
(2) Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan
oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.
Pasal 4
HO 17
Pasal 5
(2) Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
unsur-unsur sebagai berikut :
b) Strategi pendokumentasian ;
d) Pengendalian dokumen ;
e) Pembelian ;
g) Standar Pemantauan ;
(4) Pedoman teknis audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini.
HO 18
5) Kewenangan Direktur
Pasal 6
Pasal 7
(3) Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyediakan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3.
Pasal 8
(1) Badan Audit wajib menyampaikan laporan audit lengkap kepada Direktur dengan
tembusan yang disampaikan kepada pengurus tempat kerja yang diaudit.
(2) Laporan audit lengkap sebagaimana dimaksud ayat (1) menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri ini.
(4) Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian tersebut pada ayat (3), Direktur
melakukan hal-hal sebagai berikut :
HO 19
7) Sertifikat K3
Pasal 9
(1) Sertifikat sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (4) huruf a), ditanda tangani oleh
Menteri dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
(2) Jenis sertifikat dan bendera penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
9) Pembiayaan
Pasal 11
HO 20
3) Bahaya Ergonomi
'Ergonomi' adalah melakukan sesuatu untuk digunakan dengan cara yang tepat dan mudah.
Bahaya ergonomi terjadi jika desain peralatan yang buruk atau tata letak peralatan yang
tidak tepat, sebab dapat menyebabkan cedera.
4) Bahaya Radiasi
• Radiasi microwave (gelombang mikro) pergeseran radio transmitter berdaya tinggi atau
kesalahan pemanas microwave.
5) Bahaya Psikologi
Bahaya psikologi terjadi jika orang-orang tertekan (stress) atau tidak senang pada pekerjaan.
6) Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat menyebabkan sakit dan menularkan infeksi dari kuman, dan lain
sebagainya
HO 21
Walaupun setiap bahaya punya perlakuan secara individu, ada beberapa prinsip yang
seharusnya diingat :
Untuk contoh, hentikan penggunaan bahan kimia yang berbahaya. Mengeliminir bahaya
seharusnya selalu menjadi tujuan pertama dalam membuat tempat kerja yang aman.
• Jika anda tidak bisa mengeliminir bahaya, cari cara yang aman untuk
mengerjakannya.
Ini dapat berarti pengontrolan dalam beberapa cara, untuk contoh; tutup kebisingan mesin
dengan kotak penyekat, atau pastikan keefektifan pengaman yang ditempatkan disekitar
bagian mesin yang bergerak.
Itu dapat juga berarti keamanan proses atau bahan, seperti pemindahan bahan untuk
mesin lebik baik dengan motorisasi konveyor dibandingkan dengan tangan, atau
penggantian bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang aman.
Alat keselamatan seperti kaca mata debu, masker, sarung tangan, pelindung telinga, dan
alat pernafasan seharusnya digunakan dengan tepat. Pakaian kerja harus aman dan
nyaman bekerja dekat mesin yang berputar, rambut panjang harus diatur dengan pengikat
rambut atau pakai topi.
HO 22
1) Pengaturan kerja
Cara kerja yang tidak teratur dapat menimbulkan masalah keselamatan. Contohnya pekerjaan
berulang, kerja berpindah-pindah dan selalu lembur, bisa membuat rasa tertekan (stress)
pekerja. Peralatan, area kerja, perabot dan benda-benda yang tidak sesuai dengan keperluan
pekerja dan pekerjaan, juga dapat menyebabkan pekerja merasa tertekan (stress) dan risiko
bisa terjadi.
• Tingkatkan efesiensi
• Dimana beban kerja ringan, pekerja seharusnya diberikan pekerjaan lain untuk dikerjakan.
• Permesinan, alat potong dan perlengkapan seharusnya di rancang atau dimodifikasi, atau
disesuaikan dengan pekerja dan pekerjaan.
2) Gerakan m e s i n
Gerakan bagian mesin dapat berbahaya. Bahaya yang disebabkan oleh mesin dapat dicegah
atau dikontrol dengan cara berikut :
HO 23
• Ketika menggunakan mesin, pekerja seharusnya memakai pakaian kerja yang aman
(seperti lengan pendek), dan semua perhiasan harus dilepas. Rambut panjang diatur pakai
pengikat rambut dan PPE (personal protective equipment) dipakai dimana perlu.
• Sekitar area kerja mesin seharusnya punya penerangan yang baik dan terjaga kebersihan
serta bebas sampah/kotoran.
3) Pengaruh kebisingan
Kebisingan yang terlalu keras, terlalu tinggi atau terdengar terlalu sering dapat merusak
pendengaran pekerja. Batas normal pendengaran manusia untuk tingkat kebisingan adalah ±
80 – 90 desibel. Sebagai perbandingan tingkat kebisingan dapat dilihat pada topik 4 (Polusi pada
Industri)
• Kebisingan atau kehilangan pendengaran dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala dan
stress.
• Pemberi kerja dapat mengurangi kebisingan di pabrik yaitu meletakan mesin dalam kotak
peredam suara atau dibelakang pelindung suara untuk menghentikan penyebaran
kebisingan.
• Alat ukur yang menyatakan batas kebisingan dapat ditempatkan pada area kerja atau
dibawa oleh pekerja.
• Pekerja sewaktu-waktu dapat mengambil jarak dari pekerjaan sehingga mereka tidak
kontak dengan kebisingan sepanjang waktu.
HO 24
• Pekerja harus memakai pelindung telinga atau penutup (ear plugs). Pelindung telinga atau
ear plugs harus dalam kondisi baik dan diperiksa secara tetap untuk pemakaian dan
perawatan. Pelindung itu harus dibersihkan atau diganti sesuai dengan jenis dan cara
perawatannya (Pelindung dari busa dapat dicuci dan diganti perminggu, sedangkan dari
karet cukup dibersihkan setiap akan atau setelah dipakai).
4) Penanganan manual
Bilamana secara fisik pekerja memindahkan sesuatu, maka disebut sedang melakukan
penanganan manual
Mengapa penanganan manual dapat berbahaya :
• Persendian dan urat tendon pada kaki, lengan dan punggung dapat tertarik tegang
(keseleo)
• Sambungan pada lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku dan bahu dapat terjadi
peradangan.
Penyebab utama cedera dari kejadian penanganan manual adalah : Kelebihan penggunaan
tenaga, pengulangan tindakan, sikap badan jelek dan penggunaan perabot dan bangku yang
salah ketinggian atau rancangan.
(Lebih jelasnya posisi atau cara pengangkatan manual yang benar, lihat Paket Pembelajaran dan Penilaian
Penanganan Material )
HO 25
Bahan kimia dapat berbentuk padat, cairan atau gas. Peraturan Barang-barang Berbahaya
(Gudang dan Penanganan), 1989, menjelaskan bagaimana tingkatan dari bahan kimia diketahui
sebagai klasifikasi 'Barang Berbahaya'. Penggolongan barang berbahaya termasuk :
• Racun
• Gas
• Cairan mudah terbakar
Bahan kimia digunakan secara luas pada industri sehingga penting untuk mengetahui cara
penanganan yang aman dan penggunaan semua bahan kimia. Risiko untuk pekerja dengan
penggunaan bahan kimia dapat ditentukan oleh bagaimana bahan kimia digunakan, seberapa
sering digunakan dan dalam kondisi bagaimana digunakan.
Pada tempat kerja seharusnya tersedia daftar bahan kimia, yang berisikan semua bahan kimia,
dimana bahan tersebut disimpan dan digunakan. Informasi tentang kandungan bahan kimia ada
pada lembaran data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet / MSDS).
(Contoh MSDS dapat dilihat pada Paket Pembelajaran dan Penilaian Penanganan Material)
HO 26
• Bahan kimia dapat terbakar atau memerihkan (iritasi) kulit, mata, hidung dan tenggorokan.
• Bahan kimia dalam bentuk asap, uap, kabut, semprotan, debu, kukus dan cairan dapat
terhirup atau terhisap menjadi radang paru-paru dan kulit. Bahan kimia beracun, dapat
menyebabkan luka bakar, radang paru-paru, asthma, bronchitis, mati lemas atau
penyakit lainnya.
• Bahan kimia dapat terminum atau terhisap kedalam usus menyebabkan keracunan,
pingsan dan sakit, bahkan kematian.
Bila pekerja berada dalam kondisi stress bekerja, biasanya mempunyai masalah dirumah atau
kekhawatiran lainnya, penyalah-gunaan alkohol, resep obat atau obat bius. Pekerja yang
meminum atau menggunakan pengobatan atau obat bius akan mempengaruhi pekerjaan mereka
sendiri dan bekerja dengan berisiko membahayakan diri sendiri dan orang disekitarnya.
Bekerja dengan perasaan tidak enak akibat pengaruh minuman keras sebelumnya atau dibawah
pengaruh obat bius dan alkohol dapat menyebabkan kecelakaan. Hal itu dapat juga berpengaruh
pada tanggapan atau respon seseorang untuk masalah keselamatan atau keadaan darurat.
Pusat kesehatan pada tempat kerja seharusnya menginformasikan tentang bahaya penggunaan
sembarangan obat bius, alkohol dan obat sejenis yang dapat mempengaruhi kesadaran
seseorang. Ada petunjuk dan saran penting pada tempat kerja serta perlu diketahui juga untuk
masyarakat, yaitu melarang pekerja yang minum alkohol dan menggunakan obat bius.
Tergantung pada sifat perusahaan dan tempat kerja, adanya variasi bahaya lain yang mungkin
berpotensi menyebabkan cedera atau sakit. Beberapa bahaya yang nyata diantaranya adalah :
HO 27
Pelaksanaan tata laksana industri yang baik dapat membuat tempat kerja aman. Tata laksana
industri berarti menata semua tempat kerja seperti; area gudang, ruang kerja, tempat produksi dan
jalan masuk agar bersih, rapi dan dalam kondisi baik; sehingga kecelakaan, cedera dan kebakaran
tidak terjadi.
• Meningkatkan produktivitas.
Tata laksana yang baik seharusnya bagian dari rutinitas harian. Rancangan tempat kerja yang
baik, sistim keamanan kerja, pelatihan yang tepat dan supervisi pekerja, membuat
kemungkinan tata laksana dilakukan dengan efisien.
Perawatan mesin dan peralatan yang tepat, fasilitas gudang, pakaian pelindung dan
perlengkapan juga bagian penting dari tata laksana yang baik. Pemeriksaan keselamatan berkala
dari tempat kerja seharusnya dilakukan dan daftar tugas tata laksana seharusnya dijaga untuk
meyakinkan tata laksana dilakukan sebagaimana mestinya.
Berikut ini adalah daftar hal yang utama dari tata laksana yang seharusnya diperiksa pada tempat
kerja :
• Tempat kerja, toilet, ruang istirahat dan area ruang makan harus memenuhi standar
kesehatan (hygenic);
HO 28
• Jalan masuk seperti gang, jalan terusan, tangga dan jalan yang landai dijaga kebersihan
dari rintangan dan sampah;
• Jalan masuk dengan jelas ditandai dengan batas kuning, putih, biru dan atau garis
merah;
• Lantai dan permukaan lainnya bersih dan kering dengan tidak ada bukti tumpahan, gemuk
dan kotoran;
• Stop kontak, tombol dan saluran tenaga listrik dalam kondisi baik;
• Saluran listrik jangan bersentuhan dengan permukaan yang basah atau merintangi jalan
masuk;
• Barang-barang yang berbahaya seperti bahan kimia dan bahan yang mudah terbakar
(yang mudah dimakan api) disimpan dengan aman dalam lemari tahan api (flameable);
• Barang bekas dan sampah di tempatkan pada tempat sampah dan dibuang;
• Gambar simbol keselamatan kerja, tanda peringatan dan tanda alarm dalam keadaan
bersih dan mudah dilihat;
• Pintu darurat dan perlengkapan dibuat dengan jelas dan mudah dicapai;
• Bahan bekas mudah terbakar diletakkan dalam kotak tertutup dan dibuang dengan aman;
Tata laksana yang baik termasuk penyimpanan bahan dengan tepat, seperti pada daftar diatas.
b. Penyimpanan Bahan
Bahan harus disimpan dengan aman sehingga bahan tidak rusak atau membahayakan orang.
Penyimpanan bahan secara sembarangan sangat berbahaya. Debu, sampah dan sisa
pembuangan dapat diletakkan jauh dari gudang bahan dan bahaya api. Bahan yang ditumpuk
tidak teratur bisa jatuh, sehingga merusak bahan dan membahayakan pekerja.
HO 29
• Fasilitas penyimpanan khusus, seperti lemari tahan api dan kaleng/teromol keamanan,
diperlukan untuk barang-barang yang berbahaya.
• Bahan kimia, secara jelas ada label dan disimpan ditempat yang aman yaitu kering,
ventilasi baik, area jauh dari pekerja.
Gambar simbol keselamatan adalah tanda yang ditampilkan pada tempat kerja untuk :
• Tanda Peringatan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja; Berbentuk segi tiga dengan
warna hitam diatas warna dasar putih. Contoh; mudah terbakar atau awas api
HO 30
Tanda-tanda ini mempunyai gambar diatasnya sehingga dapat diketahui apa maksudnya
walaupun pekerja tidak bisa bahasa Inggris dengan baik. Ini penting bahwa setiap pekerja
mengetahui tanda keselamatan tanpa ragu-ragu.
Manfaatkan gambar simbol keselamatan untuk tempat kerja dari Departemen Tenaga Kerja
untuk mempelajari semua standar tanda keselamatan yang dpergunakan ditempat kerja, seperti
berikut ini :
HO 31
HO 32
HO 33
Beberapa alasan mengapa bocoran dan tumpahan bahan kimia harus diperlakukan dengan
tepat :
• Jika kandungan bahan kimia tumpah atau bocor, mengalir kedalam drainase, hal itu akan
mengotori saluran air masyarakat.
• Gas toxic secara ceroboh tertumpah keudara, dapat berefek pada kesehatan banyak orang
di masyarakat.
• Gas toxic dihasilkan dari bahan kimia yang terbakar, dapat menyebabkan kerusakan kulit
dan gangguan pernafasan. Untuk waktu lama dapat terjadi gangguan kesehatan.
• Ledakan cairan yang mudah terbakar pada pabrik yang terbakar dapat dengan serius
membahayakan pemadam kebakaran dan wilayah hunian terdekat.
• Pembuangan bahan kimia bekas harus dikontrol secara tepat. Pada MSDS diberikan
petunjuk cara pembuangan yang harus diikuti sesuai peraturan.
Harus dipahami bahwa bekerja dengan bahan kimia meliputi tanggung jawab untuk melindungi
semua masyarakat dari timbulnya bahaya. Potensi risiko untuk masyarakat biasanya dari sumber
alami yang penting, seperti udara dan air.
Polusi harus dipertanggungjawabkan pada semua tempat kerja untuk memastikan bahwa
standar keselamatan sesuai peraturan untuk melindungi pekerja dan masyarakat luas.
c. Kebisingan
1) Sumber kebisingan
• Setiap orang punya perbedaan pendapat tentang kapan kebisingan dianggap terlalu keras
dan apa jenis kebisingan yang dapat diterima. Suara kendaraan bermotor konstan diterima
orang disekitar kota, secara berangsur-angsur menjadi biasa dengan tingkat kebisingan
tersebut, sedangkan bagi orang-orang dari sekitar pinggiran merupakan suatu yang
menyakitkan.
• Memainkan musik keras dirumah, di jalan dan ditoko menyebabkan keluhan sejumlah
besar orang, karena merasa terganggu. Undang-undang telah mengatur kontrol dan
standar kebisingan yang diizinkan untuk mengatur orang-orang yang menimbulkan ketidak
amanan dan anti-sosial tingkat kebisingan.
• Industri di banyak tempat telah menjadi begitu bising sehingga hampir semua pekerja
industri mengalami tingkat kebisingan yang berbahaya dari suara mesin pon, kompresor,
dan kebisingan industri lainnya.
HO 34
2) Tingkat kebisingan
Desibel (dB) adalah ukuran intensitas suara, sebagai perbandingan tingkat kebisingan adalah :
• Pesawat terbang take off 180 dB
• Melewati / ambang batas pendengaran 130 dB
• Truk besar 120 dB
• Disco 110 dB
• Kebisingan pabrik 100 dB
• Kebisingan jalan raya 80 dB
• Kebisingan kantor 60 dB
• Gemerisik daun 20 dB
• Sunyi sepi (batas tidak dapat didengar) 0 dB
3) Mengatasi kebisingan.
Pada bagian berikut ini dijelaskan empat cara dasar untuk mengatasi kebisingan :
• Perencanaan tata ruang yang baik
• Penggunaaan bahan bangunan dan akustik yang tepat
• Pembuatan penyekat atau bagian pembendung
• Penggunaan getaran suara
HO 35
5. KESELAMATAN PRIBADI
Semua pekerja perlu menyadari keselamatan pribadi mereka ditempat kerja. Keselamatan pribadi
ditempat kerja dapat terjamin dengan dihindarinya faktor bahaya sebelum menyebabkan cedera.
Bila bahaya tidak dapat dihindari langkah yang harus diambil adalah mengurangi risiko cedera.
Perlengkapan dan pakaian pelindung harus selalu dipakai untuk keselamatan ditempat kerja, atau
khususnya saat perawatan dan situasi darurat.
Ini adalah daftar untuk bekerja dengan aman. Hal berikut ini seharusnya dipelajari dengan
seksama dan dipraktikan secara rutin.
• Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya.
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain.
• Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja.
• Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang disarankan.
• Laporkan praktik kerja dan situasi yang diperkirakan tidak aman.
• Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman.
• Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk melakukan
pekerjaan.
• Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan terjadi.
HO 36
• Jangan melakukan sesuatu yang belum dilatih, tidak punya keterampilan atau kewenangan
melakukannya.
• Kerja sama dan partisipasi dalam program ini membuat tempat kerja aman.
• Berikan gagasan tentang bagaimana mesin, perlengkapan dan praktik kerja dapat dibuat
aman.
HO 37
• Tempat lemari uap (fume cabinets), pancuran air untuk keselamatan (safety
showers) dan pencuci mata darurat (emergency eye wash) juga disediakan sebagai
penjagaan pertama dalam kasus kegagalan pelindung. Pakaian pelindung,
perlengkapan (seperti alat pernafasan dan lemari uap) dan fasilitas dasar
pertolongan pertama seharusnya tersedia ditempat kerja.
2) Program Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja di Tempat kerja
Perlengkapan dan pakaian pelindung ditempat kerja selalu diprogram agar benda tersebut
secara pasti dipergunakan untuk mengoptimalkan faktor keselamatan.
Berikut ini hal penting sebagai pertimbangan :
• Benda-benda pelindung penggunaannya harus sesuai dengan persyaratan pekerjaan
seteliti mungkin. Untuk contoh, penggunaan alat pernafasan dengan saringan debu tidak
akan melindungi pekerja yang menangani bahan kimia.
• Benda-benda pelindung seharusnya sesuai dengan persyaratan standar yang berlaku
• Pekerja seharusnya dilatih secara benar dalam penggunaan dan perawatan perlengkapan
dan pakaian pelindung.
• Perlengkapan perlu dirawat sebagaimana mestinya : yaitu disimpan dengan aman dan
dijaga kebersihan serta direparasi dengan baik.
• Semua perlengkapan dan pakaian pelindung harus dipakai sebagaimana mestinya; untuk
contoh, alat pernafasan dan pelindung telinga perlu tertutup dengan rapat dan sesuai tubuh
sehingga terpakai dengan baik.
• Kenyamanan pekerja menggunakan perlengkapan dan pakaian adalah penting; berarti
ketidaknyamanan atau ketidakcocokan dapat menyebabkan pekerja menolak
menggunakan alat keselamatan.
• Memonitor lingkungan tempat kerja dan memonitor kesehatan seharusnya dilakukan
secara tetap untuk meyakinkan program perlindungan memadai.
HO 38
HO 39
• Tabung bersimbol huruf D terletak dalam bintang warna kuning, dipakai untuk kebakaran
kelas D (kebakaran bahan logam)
Pelat identifikasi alat pemadam kebakaran.
• Pahami prosedur pencegahan kebakaran dimana anda bekerja - petugas keadaan darurat,
prosedur pengungsian. Semua pekerja seharusnya mengetahui prosedur untuk
pengungsian darurat dan dimana pintu keluar .
• Ketahui tempat semua perlengkapan untuk menghadapi kebakaran.
• Pelajari tempat semua alarm (sirine) kebakaran.
• Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti latihan kebakaran dengan keyakinan.
• Menjaga peralatan menghadapi kebakaran dan rute jalan keluar bebas dari hambatan.
• Menjaga jalan masuk untuk tangga dan perancah/penyangga (scaffolding) bebas, dimana
jalan ketangga tidak terhalang.
HO 40
7) Menghadapi kebakaran
Jika kebakaran terjadi, segera lakukan tindakan yang tepat dan segera keluar, kurangi bahaya
untuk kehidupan dan jaga kerusakan agar minimum.
Jika menemukan kebakaran, ingat enam langkah KESELAMATAN ini :
HO 41
Catatan: Ketika bocoran gas terbakar, jangan coba untuk memadamkannya sebelum
kebocoran dihentikan.
e. Pertolongan Pertama
Para petugas PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) harus mengetahui kepada siapa, di
mana, dan bagaimana harus bertindak memberikan pertolongan pertama. Pada umumnya bila
korban ada didekat petugas PPPK, maka dapat langsung diberi pertolongan. Tetapi bila berada
jauh, maka petugas PPPK harus memutuskan apakah mengirimkan dokter, ambulans, atau yang
lain.
Selanjutnya, petugas PPPK melanjutkan tindakan-tindakan sebagai berikut :
• Petugas PPPK memberikan laporan secara terperinci mengenai korban dan
pertolongan pertama yang telah diberikan kepada dokter.
• Mandor/Pengawas harus bertanggung jawab dan melaporkan kejadian yang dialami
korban.
• Untuk urusan selanjutnya ditangani oleh bagian adminstrasi.
• Pimpinan atau atasan harus ikut menanggung dan memberikan keputusan untuk
segera menyelidiki sebab-sebabnya.
HO 42
Selain petugas PPPK, harus tersedia juga perlengkapan pertolongan pertama lain atau obat-
obatan yang disimpan dalam kotak PPPK, misalnya :
• kapas;
• obat luka baru, perubalsem; dan
• borwater, pembalut luka, tensoplas, dan obat-obatan lain.
D samping kotak PPPK, slogan atau poster perlu juga sebagai alat bantu untuk mengingatkan
pekerja pada waktu bekerja.
Walaupun tindakan pertolongan pertama tidak tercakup dalam modul ini, setiap
orang seharusnya telah berlatih dasar-dasar pertolongan pertama.
Tugas
Tugas 1
2. Diskusikan apa saja ruang lingkup yang dicakup dalam undang-undang Keselamatan Kerja
tahun 1970.
Tugas 2
Tugas 3
3. Sebutkan fungsi Panitia K3, dan diskusikan susunan kepanitiaan K3 yang sebaiknya.
Tugas 4
1. Diskusikan kewajiban dan hak tenaga kerja menurut undang-undang Keselamatan Kerja.
Tugas 5
1. Jelaskan tata cara pelaporan suatu kecelakaan kerja. Diskusikan dengan grup belajar anda
tentang format laporan dan pengisiannya.
Tugas 6
Tugas 7
f) Tekanan udara ?
g) Penanganan manual dan pengangkatan ?
2. Berikan contoh dari masing-masing bahaya bahan kimia, dan cedera/penyakit yang disebabkan
oleh :
a) G a s
b) A s a p
c) Cairan
d) Zat berbahaya lainnya
Tugas 8
Tugas 9
• Apakah kebisingan suatu masalah ditempat kerja anda ?. Ada beberapa cara pemeriksaan
efek kebisingan atau mengurangi kebisingan yang terlihat, yang digunakan ditempat kerja
anda ?. Seharusnya itu dilakukan ?.
• Diskusikan hal itu dengan pembimbing dan grup belajar anda.
Petunjuk 3 :
• Diskusikan dengan grup anda semua perbedaan bentuk penanganan manual yang anda
lakukan dalam minggu tertentu.
Petunjuk 4 :
• Minta pembimbing anda untuk menampilkan video tentang penanganan manual atau
berkunjung ke tempat kerja. Ada berapakah praktik buruk yang dilihat, digunakan ditempat
kerja anda ? Yang mana ?
• Diskusikan hal tersebut dengan grup anda, dan berikan saran cara untuk menghindarinya.
Tugas 10
Tugas 11
Petunjuk 2 :
Sekarang lihat video tentang tata laksana tempat kerja, atau kunjungi tempat kerja dan amati
tentang tata laksana area produksi, bengkel atau area kerja lainnya. Diskusikan hasil
pengamatan grup dan tuliskan beberapa hal dengan seksama dibawah judul berikut ini :
• Jalan masuk bersih
• Tempat kerja rapi
• Tangga
• Alas kaki tepat
• Oli tumpah
Tugas 12
Penyimpanan Bahan
Petunjuk :
Bicarakan dengan rekan yang lain dalam grup belajar anda mengenai situasi berikut. Pada masing-
masing kasus kecelakaan apa yang dapat terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan pekerja untuk
menghindari kecelakaan.
Tulis jawaban anda !
• Pekerja menggunakan trolley (kereta) untuk membawa beberapa bahan, tetapi tidak
mengikuti jalur jalan yang telah ditandai.
• Pekerja diberitahu bahwa beberapa kain lap yang telah di celupkan kedalam bahan pelarut
terbentang diatas lantai area kerja.
• Saluran tenaga listrik dapat terletak melintasi permukaan yang lembab dengan aman, hal
itu berbahaya jika melintasi jalur jalan atau gang.
• Bahan kimia dapat dengan aman disimpan dalam lemari tahan api pada area kerja.
Tugas 13
Tugas 14
Tugas 15
• Bahaya kesehatan :
• Penanganan keselamatan, termasuk pembuangan sisa :
• Tindakan pengamanan :
Tugas 16
b. Kunjungi pabrik dan tanyakan kepada pengurus keselamatan dan kesehatan kerja, berapa
takaran kebisingan sehari-hari pada tempat atau pabrik tersebut.
• Takaran kebisingan sehari-hari pada pabrik adalah :
c. Temukan dari pihak manajemen apa mereka punya rencana memperbaiki bahaya kebisingan
pada pabrik dan kapan mereka melakukan perbaikannya. Tulis jawaban anda disini.
• Manajemen merencanakan perbaikan tingkat kebisingan oleh :
• Perbaikan ini direncanakan untuk membuat :
Tugas 17
1. Dari tiga aktivitas berikut ini menunjukan cara dan sikap kerja. Untuk masing-masing terangkan
pendapat anda, dan kemungkinan apa yang dapat terjadi (kecelakaan apa?).
1) aktivitas : Memodifikasi peralatan atau mesin tanpa kewenangan
• Bagaimana pendapat anda (Berbahaya atau tidak)
• Kemungkinan kejadian?.
2) aktivitas : Melakukan pekerjaan tanpa aturan keselamatan sebab aturan dianggap
menghambat proses pekerjaan.
• Bagaimana pendapat anda (Berbahaya atau tidak)
• Kemungkinan kejadian?.
3) aktivitas : Tidak menggunakan alat pengaman
• Bagaimana pendapat anda (Berbahaya atau tidak)
• Kemungkinan kejadian?.
2. Berapa banyak aktivitas berikut yang menjadi pertimbangan bagi anda untuk bekerja dengan
aman ?. Diskusikan dalam grup.
• Sedang bekerja bercanda dengan pekerja lain termasuk mengganggu mesin atau alat
pengaman;
• Menarik perhatian sekitar dengan pura-pura berkelahi atau berkelakar dengan kasar;
• Minum alkohol saat istirahat siang dan kemudian kembali bekerja pada mesin dengan
merasa sedikit melayang atau gembira tidak terkendali;
• Lari turun tangga dan terpeleset pada jalur tangga;
• Menghilangkan tanda dilarang merokok di toilet atau area lain yang dilarang
merokok.
• Merasa jemu dengan pekerjaan atau dengan supervisor sehingga melakukan
sabotase terhadap peralatan atau mesin sehingga sesuatu berjalan lambat.
Untuk masing-masing terangkan mengapa hal itu berbahaya dan apa kecelakaan / cedera
yang ditimbulkannya.
Tugas 18
A
B
D
E
Tugas 19
Gambar denah
Tugas 20
1) Adakah lebih dari satu jenis sirene atau suara tanda peringatan ditempat kerja anda untuk
keadaan darurat ?
YA / TIDAK
2) Jika ya, berapa banyak jenis tanda peringatan yang ada dan apakah maksud masing-
masingnya ?
3) Ketika anda mendengar suara tanda peringatan apa yang harus anda lakukan ?
Jelaskan langkah per langkah.
4) Siapa pengawas kebakaran dan / atau keadaan darurat di area kerja dan / atau di pabrik ?
5) Apa tugas pengawas untuk keadaan darurat ?
Tugas 21
OHT 1
Transparansi
• Menguraikan kewajiban dan hak tenaga kerja serta pengurus, agar keselamatan
dan kesehatan kerja terjamin (pasal 11,12 dan 13).
OHT 2
OHT 3
Pemeriksaan Kecelakaan
Setiap setelah menerima laporan kecelakaan dari pengurus
atau pengusaha, Kepala Kantor Depnaker memerintahkan
pegawai pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan.
Kepala Kantor Depnaker berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan pada setiap akhir bulan menyusun
analisis laporan kecelakaan dan menyampaikan kepada
Kakanwil Depnaker selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.
OHT 4
OHT 5
Tujuan :
• Menggambarkan jenis-jenis bahaya di tempat kerja
• Mengidetifikasi bahaya yang dapat menyebabkan kesalahan dan
cedera pada tempat kerja anda, dan menjelaskan bagaimana bahaya
dapat dicegah dan dikontrol.
• Menjelaskan apa yang dimaksud dengan lembaran data keselamatan
bahan (Material Safety Data Sheet / MSDS) dan bagaimana
menggunakannya.
OHT 6
Jenis-jenis Bahaya :
1. Bahaya Fisik :
• Gerakan peralatan atau bagian mesin
• Bising, getaran, pencahayaan, debu, tekanan udara
3. Bahaya Ergonomi :
• Desain peralatan buruk atau tata letak yang salah
4. Bahaya Radiasi :
• Radiasi microwave
• Cahaya laser daya tinggi
• Pemanas infra-red daya tinggi
• Sinar gamma dari zat radio aktif
• Radiasi ultra violet dari matahari
5. Bahaya Psikologi :
• Stress, atau tidak senang pada pekerjaan
6. Bahaya Biologi :
• Inspeksi kuman, virus penyakit
OHT 7
OHT 8
OHT 9
OHT 10
OHT 11
Tujuan :
• Menjelaskan istilah-istilah pada polusi.
• Menjelaskan sumber-sumber polusi.
• Menjelaskan cara pencegahan dan pengontrolan polusi.
OHT 12
OHT 13
Keselamatan Pribadi
Tujuan :
• Mengenalkan sikap aman dan tidak aman di tempat kerja.
• Menggambarkan sikap, prosedur dan praktik kerja yang mungkin
menyebabkan cedera diri sendiri atau orang lain.
• Mendata cara yang dapat meminimalkan risiko dan cedera.
• Mendata barang perlengkapan dan pakaian pelindung
• Memilih dengan tepat alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan
jenis kebakaran/bahan yang terbakar.
• Menjelaskan prosedur pengungsian tempat kerja dan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
OHT 14
OHT 15
OHT 16
OHT 17
Kelas B Bahan cair yang mudah terbakar BCF (kuning), Busa (biru), CO2
seperti bensin, minyak cat , solar , (merah/ dengan pita hitam,
dll. Busa/bahan kimia kering (merah/
dengan pita putih
Kelas C Bahan gas yang mudah terbakar -Jaga tabung gas tetap dingin
seperti asitelin, LPG dengan menggunakan air pakai
selang atau alat pemadam
OHT 18
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Catatan:
Ketika bocoran gas terbakar, jangan coba untuk
memadamkannya sebelum kebocoran dihentikan.
OHT 19
Ringkasan
Catatan :
Walaupun tindakan pertolongan pertama tidak diuraikan
dalam unit ini, setiap orang seharusnya telah berlatih dasar-
dasar pertolongan pertama.
Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah
seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk
menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau
mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus
memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode
penilaian yang akan dipakai.
Penilaian Teori
Sub-Kompetensi/Elemen 1 : Peraturan Kerja
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan pilhan yang tepat !
3. Kewajiban melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja oleh pengurus atau
pengusaha meliputi yang telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya ke dalam
program jaminan sosial tenaga kerja.
BETUL SALAH
4. Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan dilakukan oleh pegawai pengawas setelah
Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja menerima laporan kecelakaan dari pengurus
atau pengusaha.
BETUL SALAH
5. Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh perusahaan yang proses atau bahan
produksinya mengandung potensi bahaya peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja, walaupun tenaga kerjanya dibawah batas ketentuan (kurang dari
serratus orang).
BETUL SALAH
6. Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3, perusahaan dapat melakukan audit
melalui Badan Audit yang ditunjuk oleh :
(a) Pengusaha.
(b) Pengawas.
(c) Menteri
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
4. Pekerja yang telah minum alkohol atau sedang melakukan pengobatan dapat mencederai
diri sendiri atau orang lain.
BETUL SALAH
5. Berlebihan panas atau dingin, kesengat listrik dan ketinggian juga berbahaya.
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
3. Simbol keselamatan segi-tiga 'tengkorak dan tulang bersilang' digambar diatas latar
belakang kuning, peringatan bahaya biologi.
BETUL SALAH
4. Lingkaran biru indikasi simbol keselamatan dimana peralatan pelindung harus dipakai.
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
BETUL SALAH
5. Sesuatu yang pertama dilakukan dalam kasus kebakaran adalah memberitahu pasukan
pemadam kebakaran.
BETUL SALAH
Lembar Penilaian
Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai:
penilaian dan alasan-ala
san mengambil keputusan
Tanggal:
Tanggal: