You are on page 1of 7

Peran Ilmu Geodesi pada

Pekerjaan dibidang Sumber Daya Air


Sumarno, ST
Staf BBWS Serayu Opak, Yogyakarta, email : sumarno2001@gmail.com

I. Abstrak

Geodesi adalah suatu disiplin ilmu kebumian yang mempunyai sifat mendukung disiplin
ilmu yang lain. Hasil pekerjaan dari bidang Geodesi ini bisa digunakan untuk
mendukung pekerjaan – pekerjaan dibidang lainya seperti pertambangan, pertanahan,
perpajakan dan lebih khususnya pada pekerjaan dibidang teknik Sipil baik dari yang
tingkat sederhana maupun komplek. Dengan perkembangan teknologi yang begitu
cepat khususnya dibidang komputer dan teknologi informasi maka bidang geodesi
mengalami perubahan ruang lingkup keilmuan dan keahlian teknik yang lebih dikenal
dengan sebutan Geomatika.

II. Pengertian Geodesi

Geodesi secara umum diartikan sebagai cabang ilmu kebumian yang mempelajari
tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi termasuk permukaan dasar laut.
Dalam bahasa berbeda lainya, geodesi diartikan sebagai cabang matematika terapan
yang melakukan pengukuran dan pengamatan untuk menentukan posisi titik
dipermukaan bumi, ukuran, bentuk dan luas sebagian besar permukaan bumi serta
gaya berat bumi yang kemudian menyajikan hasilnya menggunakan media tertentu.

Pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kebumian tersebut (selanjutnya


disebut dengan data spasial) dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung dengan mendatangi langsung objek di lapangan dan melakukan
pengambilan data (jarak dan sudut) menggunakan peralatan penunjang seperti pita

1|P age
ukur, meteran, teodolit, watepass dan lain
lain-lain.
lain. Selanjutnnya data hasil lapangan
tersebut diolah untuk mendapatkan
dapatkan posisi, ukuran dan bentuk dari objek yang diamati.

Pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan media lain tanpa
bersinggungan lansung dengan objek seperti dengan foto udara dan citra satelit.
Melalui media foto udara atau citra satelit tersebut bisa diperoleh informasi objek
berupa posisi, jarak, ukuran, bentuk dan luas.

Nilai posisi, jarak, ukuran, bentuk dan luas tersebut selanjutnya disajikan kepada
pengguna menggunakan media tertentu yang telah disepakati baik secara hardcopy
(peta kertas) maupun secara digital melalui media layar monitor sehingga bisa
dimanfaatkan sesuai kebutuhan pengguna.

Gambar 1. Skema pada pekerjaan dibidang Goedesi

III. Perkembangan Geodesi menjadi Geomatika

Dengan perkembangan teknologi di bidang komputer, informasi dan komunikasi yang


begitu cepat, disiplin ilmu geodesi mengalami perubahan dalam hal ruang lingkup
keilmuan dan bidang keahlian teknik. Perubahan ini dikenal dengan nama geomatika.
Bidang keilmuann geomatika mengutamakan pemanfaatan Teknologi Informasi dan
1
Komunikasi yang berbasiskan pada spasial (ruang)
( . Geomatika mencakup bidang ilmu
kebumian yang lain seperti ilmu ukur tanah, penginderaan jauh (foto udara atau dengan

1
Diambil dari http://www.gd.itb.ac.id/?page_id=2
2|P age
gelombang elektromagnetik), kartografi, sistem informasi geografik (SIG), dan global
positioning system (GPS). Karena berkaitan dengan data spasial, maka geomatika
diperlukan pada bidang pekerjaan terkait Sumber Daya Air

IV. Teknologi baru di bidang Geomatika dan Pemanfaatannya di bidang SDA

Beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi di bidang geomatika mengalami


perkembangan yang begitu cepat. Perkembangan di bidang geomatika sangat erat
kaitannya dengan perkembangan di bidang komputer, informasi dan telekomunikasi.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

A. Total Station
Total station merupakan alat ukur sudut dan jarak secara elektronik yang terintegrasi
dalam satu unit. Pada alat ini, sudah dilengkapi dengan adanya processor untuk
melakukan perhitungan jarak, koordinat, beda tinggi, dan sudut secara langsung
sehingga pengguna tidak perlu melakukan perhitungan sendiri. Jadi secara
sederhana dapat dikatakan bahwa total station merupakan gabungan dari teodolit,
EDM (Electronic Distance Measurement) dan perangkat lunak pengolah data ukur
lapangan.
Kemampuan Total station :
 Data dapat disimpan dalam media perekam (on-board/internal, external
(elect field book) atau berupa card/PCMCIA Card) -> salah catat tidak
ada.
 Mampu melakukan beberapa hitungan (misal: jarak datar, beda tinggi
dll) di dalam alat. Juga mampu menjalankan program-program survey,
misal : Orientasi arah, Setting-out, Hitungan Luas dll, kemampuan ini
tergantung type total stationnya.
 Type tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz &
V, kesalahan diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat
sangat akurat.
 Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari
theodolite manual dan meteran
 Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta
dengan program mapping software
 Dll

Sumber : http://gpsmurah.com/blog/2010/04/apa-itu-total-station/

Penggunaan total station pada pekerjaan di bidang SDA seperti pengukuran profil
melintang dan memanjang pada pembuatan saluran irigasi, lokasi bangunan air,
pengukuran topografi dan pembuatan DED bendungan/ bangunan, monitoring
kondisi bendungan/dam dll tentunya sangat membantu karena memberikan hasil
yang lebih baik, akurat dan lebih cepat jika dibandingkan dengan teodolit.

B. Digital Photogrametry

Digital Photogrametry merupakan pengembangan dari fotogrametry analog.


Perbedaannya terletak pada instrument yang digunakan, metode pengolahan dan

3|P age
format keluarannya. Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan
melalui foto udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak
dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta
(http://id.wikipedia.org/wiki/Fotogrametri). Contoh pemanfaatan fotogrametri di
bidang SDA adalah pembuatan peta foto untuk monitoring pekerjaan pembanguan
suatu waduk atau bendungan, monitoring kondisi situasi di sekitar aliran sungai dan
pemetaan kondisi suatu wilayah yang terkena dampak bencana seperti gempa bumi
atau gunung meletus. Perkembangan selanjutnya dikenal dengan digital
photogrametry yang mempunyai kemampuan sama seperti analog photogrametry
dan juga kemampuan menghasilkan data ketinggian (DEM). Selain itu tentu digital
photogrametry ini memiliki hasil yang lebih akurat dan cepat karena dilengkapi juga
dengan system GPS/IMU pada saat pengukurannya.

C. Aerial / Terestrial Laser Scanning

Aerial / Terestrial Laser Scanning ini memanfaatkan teknologi scan laser untuk
merekam permukaan objek. Prinsip pengukuran adalah alat mengirimkan sinyal
laser ke suatu objek dan objek akan memantulkan kembali ke alat sehingga bisa
direkam. Data yang direkam akan memiliki nilai posisi dengan resolusi yang tinggi (
+ 15 cm, bisa digunakan untuk pembuatan peta topografi skala 1 : 500) dan dalam
sekali pengukuran (hitungan jam) mampu merekam ribuan titik permukaan objek.

Gambar 2. Contoh setting alat terrestrial laser scanning

4|P age
Teknologi ini bisa digunakan pada pekerjaan dibidang ke PUan khususnya SDA.
Berikut contoh penggunaannya :

Gambar 3. Contoh pengunaan terrestrial laser scanning

D. Global Positioning System

Global Positioning System atau dikenal dengan GPS merupakan sistem navigasi
berbasis satelit. Melalui GPS ini kita bisa memperoleh ukuran berupa posisi titik,
kecepatan dan waktu. Dalam kegiatan pemetaan, GPS digunakan untuk
pengukuran titik control pemetaan sehingga hasil ukuran nanti memiliki koordinat
global yang akurat dan presisi. Jenis GPS ini sangat beragam, mulai yang tipe
handheld untuk keperluan navigasi sampai yang tipe geodetic yang mampu
memberikan ketelitian skala millimeter. Teknologi GPS yang baru seperti CORS dan
Geomos (Geodetic Monitoring System). Geomos merupakan contoh pemanfaatan di
bidang dibidang SDA adalah untuk monitoring kondisi bendungan/dam atau

5|P age
bangunan SDA lain seperti yang sudah diterapkan pada bendungan jatiluhur, Jawa
Barat. Geomos meakukan pemantauan deformasi pada tubuh bendungan secara
berkala dan terus menerus, observasi berulang sehingga dihasilkan data yang dapat
menggambarkan perilaku bendungan. Berikut contoh penerapannya

Gambar 4. Contoh penggunaan GPS untuk monitoring Bendungan

E. Geographic Information System (GIS) dan Remote Sensing (RS)

Sebagai bentuk pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,


geomatika mencakup proses transformasi data spasial dari berbagai sumber untuk
6|P age
dijadikan sistem informasi, contohnya sistem informasi geografis (geographical
information systems, GIS) dan Remote Sensing (RS) dengan karakteristik ketelitian
tertentu (http://wikantika.wordpress.com). Prinsip dalam GIS dan RS adalah
pengunaan data spasial dalam suatu sistem informasi sehingga informasi yang
ditampilkan tidak hanya dalam bentuk table atribut, tetepi juga mampu
menunjukkannya pada suatu lokasi nyata dipermukaan bumi. Saat ini perangkat
lunak SIG dan RS sudah berkembang sedemikian pesat baik yang berbayar
(ArcPad, ArcInfo, ArcView, Autodesk, MapInfo Professional, MapInfo MetaData
Browser, MapObjects, IDRISI, PCI, ERMapper, ERDAS Imagine, AtlasGIS, SPANS
dll) maupun free/open sources (GRASS, GEOTRANS, OpenMap, GeoTools,
GPSTrans, Vis5D+, MapServer, GPS3D, GIS Viewer, GARNIX dll).

Dalam teknologi remote sensing, sudah bisa didapatkan data citra satelit
(IKONOS,Quick Bird) ataupun foto udara dengan resolusi/ketelitian tingkat meter
sampai sub meter.

Gambar 5. Contoh aplikasi GIS dan RS

Dibidang SDA tentu saja sistem informasi sumber daya air (SISDA) yang
digabungkan dengan GIS dan RS akan lebih mampu memberikan informasi yang
lengkap dan baik.

V. Kesimpulan

Pemaparan diatas tentang teknologi geomatika yang bisa digunakan dalam pekerjaan
dibidang SDA tentu tidak bisa mencakup secara keseluruhan. Kedepannya tentu akan
dijumpai teknologi baru di bidang geomatika yang lain yang bisa dimanfaatkan untuk
pekerjaan – pekerjaan bidang sumber daya air.

7|P age

You might also like