Professional Documents
Culture Documents
A B1 B2 B3 --- Bn
B1 b11 b12 b13 --- b1n
B2 b21 b22 b23 --- b2n
B3 b31 b32 b33 --- b3n
--- --- --- --- --- ---
Bn bn1 bn2 bn3 --- bnn
Gambar 2: Model Feedback dan Dependence pada Cluster
Gambar 1: Matriks Perbandingan Berpasangan
Setelah model dibuat, maka dilakukan yang dihasilkan dari perbandingan yang dilakukan secara
pentabelan dari hasil data pairwise comparison dengan acak merupakan suatu matriks yang mutlak tidak
menggunakan tabel supermatriks. Kemudian akan konsisten. Dari matriks acak tersebut didapatkan juga
dilakukan proses pembobotan untuk setiap cluster yang nilai onsistency Index, yang disebut dengan Random
telah ditentukan berdasarkan kriteria calon pegawai. Index (RI).
Algoritma perhitungan pembobotan yang dilakukan Dengan membandingkan CI dengan RI maka
dimulai dari data dengan bentuk pairwaise comparison didapatkan patokan untuk menentukan tingkat konsistensi
sampai dihasilkan bobot tiap indikator kinerjanya. suatu matriks, yang disebut dengan Consistency Ratio
Kriteria dibuat berdasarkan kebutuhan dan tujuan dari (CR), dengan rumus :
pemilihan. CR = CI / RI (3)
Untuk menunjukkan hasil akhir dari perhitungan Keterangan :
perbandingan maka supermatriks akan dipangkatkan CR = Consistency Ratio
secara terus-menerus hingga angka setiap kolom dalam CI = Consistency Index
satu baris sama besar. Rumus perhitungannya, dapat RI = Random Index
dilihat pada persamaan (1).
n
k
Dari 500 buah sample matriks acak dengan skala
REFERENCES
Gambar 13 Form AHP Akhir
[1] Efraim Turban, Jay E. Aronson, Ting Peng Liang.
Penghitungan konsistensi dilakukan pada setiap (2008). Decision Support Systems and Intelligent
matrik relasi yang ada, seperti pada Gambar 14 tingkat Systems Jilid 1 Ed. 7. Yogyakarta: Penerbit Andi.
kekonsistenan untuk harga, ready stok dan cara [2] Saaty, T.L. (2004). Fundamentals of the analytic
pembayaran masih dapat ditolerir karena di bawah 10%. network process dependence and feedback in
Tetapi tingkat kekonsistenan untuk relasi antara supplier
decision-making with a single Network. Pittsburgh :
dengan kriteria kualitas dan waktu pengiriman terdapat
RWS Publications.
sedikit kesalahan karena tingkat kekonsistenannya [3] Saaty, T. L. (2008). Relative measurement and its
bernilai lebih dari 10%. generalization in decision making why pairwise
comparisons are central in mathematics for the
measurement of intangible factors the analytic
hierarchy/network process. Pittsburgh : RWS kinerja (Studi Kasus pada PT. X), Jurnal Teknik
Publications. Industri, vol 5 No. 1 Juni 2003, pp. 50-62.
[4] Sebnemburnaz* & Y. Ilker Topcu., (2006) A Universitas Kristen Petra.
multiple-criteria decision- making approach for the [6] Yuksel, I. (2007). Personnel selection using analytic
evaluation of retail location, journal of multi-criteria network process. Istanbul : İstanbul Ticaret
decision analysis, Wiley InterScience Üniversitesi Fen Bilimleri Dergisi Yı.
[5] Vanany, Iwan., (2003), Aplikasi analytic network
process (ANP) pada perancangan sistem pengukuran