Professional Documents
Culture Documents
Berikut ini adalah contoh lima langkah tersebut yang diambil dari
postingan-postingan milis menulisnovel@yahoogroups.com:
I. Ide:
II. Sinopsis: Ide diatas dibuat menjadi alur cerita 3 babak (tidak baku dan
bisa dibuat beberapa babak). Babak I adalah perkenalan tokoh dan latar
belakang, Babak II adalah muncul dan meningkatnya konflik, Babak III
konflik memuncak dan berakhir.
Contoh :
BABAK – 1
Latar Belakang
————–TAHUN 2003—————-
Kelas 3 pada SMA naungan sebuah Yayasan Pendidikan di salah satu kota
menerima seorang siswi baru pindahan dari kota lain. Syahda Rinaia,
demikian nama siswi itu (deskripsi : 17 tahun, kelas 3, anak orang berada,
cantik, cerdas, ceria, supel, ekspresif, semampai, bermata indah,
berlesung pipi, penikmat sastra dan suka menulis puisi). Kehadiran dara
manis ini membuat para cowok dikelas itu berlomba untuk menarik
perhatiannya demi meraih cintanya.
Awal Konflik
Pak Akso, demikian panggilan bagi guru sastra itu, kerapkali menulis puisi
di majalah dan suratkabar lokal, dengan memakai nama samaran
Pulungsari. Suatu hari, salah satu puisi yang ditulisnya di suratkabar lokal
merupakan ekspresi perasaan hatinya pada gadis idamannya itu. Puisi itu
berjudul Gerimis nan Indah adalah personifikasi dari nama Syahda Rinaia,
gadis impiannya sekaligus muridnya sendiri. Syahda yang memiliki hobi
mengoleksi puisi-puisi indah kebetulan membacanya juga. Gadis itu
sangat terpukau dengan gaya puisi-puisi yang sering ditulis oleh penyair
ini, sehingga dia tidak sabar menantikan puisi-puisi baru disetiap
minggunya. Kemudian Syahda memberanikan diri untuk menyurati penyair
ini untuk berkenalan dan belajar menulis puisi darinya. Hubungan lewat
surat-menyurat ini mulai berlangsung secara intensif.
Sangat berbeda dari sifatnya sehari-hari, lewat surat Pak Akso sangat
romantis dan lebih berani mengutarakan perasaannya pada Syahda
walaupun belum menunjukkan jatidiri dia yang sebenarnya. Akhirlah
tumbuh suasana mesra diantara mereka walaupun belum pernah ketemu.
Arjun, sebagai kekasih Syahda, tidak tahu akan hal ini.
Hubungan Syahda dengan Arjun mulai renggang, karena sifat Arjun yang
egois, sombong dan beberapa sifat lainnya yang tidak disukai Syahda.
Syahda pelan-pelan menjauhi Arjun.
BABAK – 2
PERKEMBANGAN KONFLIK
Disinilah Syahda terkejut dan tahu siapa sebenarnya penyair yang dia
dambakan selama ini.
Pak Akso pada awalnya menyangkal, tapi Syahda dengan jujur mengakui
perasaan cinta itu. Akhirnya Pak Akso mengakui perasaannya yang
sebenarnya dan langsung disambut oleh Syahda dengan sukacita.
Pak Akso mulai sehat dan kembali mengajar. Di sekolah mereka berdua
merahasiakan hubungannya. Walaupun dirahasiakan, di kelas tak dapat
disangkal perhatian Pak Akso terhadap Syahda memang sedikit lebih
dibandingkan perhatiannya terhadap siswa-siswa lainnya. Syahda juga
kelihatan senang atas perhatian sang guru ini. Syahda lebih sering terlihat
bersama Pak Akso untuk belajar membuat puisi dan mengkajinya. Siswa
lainnya sudah mulai tahu dengan perkembangan ini. Banyak cowok di
kelas itu mulai tidak suka pada Pak Akso.
Arjun yang ternyata masih menyimpan rasa kepada Syahda mulai terbakar
api cemburu dan mulai memupuk dendam pada Pak Akso.
BABAK – 3
KLIMAKS
Dendam Arjun tidak cukup sampai disitu saja. Sewaktu Pak Akso pulang
dari sekolah melewati sebuah gang, tiba-tiba Pak Akso dihadang oleh 4
orang pemuda berandalan, suruhannya Arjun dan disanalah Pak Akso
dihajar habis-habisan. Pak Akso babak belur dan biru lebam, untung saja
sempat dibantu oleh penduduk setempat dan dibawa ke rumah sakit.
Malang benar nasib Pak Akso, sudah jatuh ditimpa tangga pula. Pak Akso
dipecat oleh Kepala Sekolah atas perintah pemilik Yayasan, dengan alasan
mengajak muridnya sendiri berkelahi. Ini jelas dari usahanya Arjun yang
menghasut orang tuanya dan rekan-rekan orang tuanya untuk
“menghabisi” Pak Akso.
ANTIKLIMAKS
Kedua orang tuanya di desa sedih dan pergi ke kota menjenguk Pak Akso.
Karena sudah dipecat, dan tidak ada kerja lagi, Pak Akso memenuhi
keinginan orang tuanya untuk kembali ke desa untuk memulihkan fisik
dan mentalnya yang mulai rapuh. Syahda sedih sepeninggal Pak Akso ke
desa, tapi dia juga tidak berani menentang kehendak orang tuanya.
Singkat cerita kelulusan sekolah sudah sampai. Syahda tetap menolak
ajakan untuk kembali yang ditawarkan Arjun Hatinya sudah tertutup bagi
Arjun.
Syahda akan dikirim oleh orang tuanya untuk melanjutkan kuliah ke luar
negeri. Sebelum berangkat, Syahda sempat menyurati Pak Akso di desa.
Dalam suratnya, Syahda minta doanya Pak Akso, agar cita-citanya berhasil
dan dia juga mendoakan Pak Akso agar tabah dan suatu ketika semoga
apa yang mereka cita-citakan dikabulkan Yang Maha Kuasa Kalau memang
jodoh, kita akan bisa bertemu lagi, katanya. Pak Akso sedih namun rela
melepaskan dan mendoakan Gerimis nan Indah ini untuk membasahi bumi
lainnya yang kekeringan.
HAPPY ENDING
Pada bulan Agustus, angin muson (monsoon) yang membawa uap-uap air
dari Samudera Hindia sering menyebabkan hujan di sebagian besar
semenanjung India. Begitu juga saat ini, gerimis mulai membasahi lahan
di kampus Delhi University. Pak Akso, sekarang 31 tahun, baru satu bulan
menginjakkan kaki di kampus ini berkat beasiswa S2 yang berhasil
diraihnya. Dia yang dua tahun lalu diangkat menjadi Dosen PNS, sekarang
melanjutkan kuliahnya pada Post Graduate di Department of Linguistics,
Delhi University, New Delhi, India. Pak Akso berlari-lari kecil menuju
gedung perpustakaan agar gerimis tidak terlanjur membasahi dirinya.
Karena berlari tergesa-gesa dan pandangannya menunduk ke bawah,
tanpa sengaja dia menabrak seorang mahasiswi yang mengenakan payung.
Berhamburanlah buku-buku dan tas yang semula berada dalam pegangan
mahasiswi itu dan sekarang basah karena jatuh ke aspal yang telah
diguyur hujan. Mahasiswi itu mengenakan salwar kameez, seperangkat
pakaian tradisional yang biasa di kenakan oleh wanita dan pria di Asia
Selatan. Tapi yang sedikit unik, mahasiswi ini juga mengenakan jilbab,
dengan lehernya dilingkari dupatta, selendang panjang.
Contoh :
BABAK 1
1. Di sebuah sekolah di Jakarta. Pagi itu para murid kelihatan mulai
dengan aktititasnya sehari-hari; Ada yang berangkat secara sendiri-sendiri
atau rombongan. Tiba-tiba Arjun beserta ganknya, datang dengan mobil
yang soundsystemnya digeber keras-keras seolah-olah dia mau
memamerkan apa yang dia punya. Selain Arjun ada Joni yang playboy,
Bocel si tukang pukul, dan juga Robi yang cuma pinter dalam teori cinta
tapi terus ngejomblo. Arjun adalah putera tunggak ketua yayasan
sekolah. Ekspresi bermacam-macam dari penghuni sekolah terhadap Arjun
ada yang cuek,sinis bahkan simpati. Termasuk kelompok remaja putri
yang dikomandani Tari Ogut (nama beken dari Tari Wulandari karena ada
nama murid yang hampir sama dengannya yakni Tari Sukmaningsih). Gang
Tari terdiri dari Tari, Lina “Oneng” Nurlina, dan Setyowati si Jawir. (Ada
potensi komedi).
3. Bu Rukmi (45 tahun, ibu 2 anak, guru BP) mengetuk pintu kelas. Pak
Vandi keluar kelas dan sebentar tertegun melihat Syahda, seorang cewek
mempesona yang mobilnya berhenti di kios majalah seberang tempat
kostnya, ia melihatnya saat mau berangkat ke sekolah. Akhirnya Pak
Vandi memperkenalkan Syahda, kelas riuh dengan celotehan para cowok.
Pak Vandipun turut tertarik mengingat iapun masih jomblo.
10. Arjun minta bantuan Joni si playboy untuk membuat puisi untuknya.
Tapi walaupun sudah dibelikan minuman berenergi dan macam-macam
cemilan, puisinya tetap jelek. Dalam keadaan terdesak Arjun bilang
bahwa yang pinter nulis sebetulnya adalah Robi. Robi lantas ditelpon.
Sebetulnya Robi malas. Tapi karena diancam, ia lantas menyanggupi.
Tidak perlu diuraikan proses pembuatan puisi oleh Robi. (Ada potensi
komedi).
11. Dasar Syahda yang lagi kasmaran dengan puisi cinta akhirnya kepincut
juga sama Arjun. Ada respon sedikit di manfaatkan oleh Arjun untuk
‘nembak’ dan mengumumkan bahwa Syahda adalah pacarnya. Padahal
Syahda baru sampai pada taraf tertarik saja pada Arjun.
13. Vandi mendapat email dari Syahda yang mengaku bernama Ririn yang
sangat tertarik dengan puisinya dan ingin belajar tentang cara
membuatnya. Vandi tak keberatan.
BABAK 2
14. Syahda penasaran karena Pulungsari tidak pernah lagi terlihat karya-
karyanya. Kiriman emailpun tidak ada lagi. Padahal Syahda sudah berkali-
kali menanyakan melalui alamat email tersebut. Ia lalu menelpon Pak Jo
lagi dan dengan setengah memaksa lantas mendapatkan nomor telpon
dan alamat kost Pulungsari.
15. Saat di kantin Arjun datang menghampiri Syahda untuk minta maaf
atas kejadian mabuk-mabukan. Ia memberikan surat yang didalamnya
juga ada puisi (pesan ke Joni). Syahda cuek & dingin aja menerima surat
itu, hatinya sudah tak bergairah karena ia masih kepikiran Pulungsari.
(Catatan: di bagian ini ada informasi bahwa Pak Vandi sakit dan Syahda
sama sekali tidak menduga bahwa Pak Vandi adalah Pulungsari).
16. Dari Pak Jubir (pemilik kos) akhirnya Syahda tahu kalau Budi ditempat
tinggalnya Pak Vandi Sambudi lebih dikenal dengan nama panggilan Pak
Budi) sedang sakit typus dan opname dirumah sakit yang kebetulan
jaraknya hanya 100 meter dari situ. Karena tanggung, Syahda
memutuskan mengunjungi di RS. Apalagi saat itu jam besuk hanya tinggal
setengah jam lagi.
17. Alangkat kagetnya Syahda saat ketemu Pak Vandi. Dia hampir tak
percaya dan tersipu malu kala mengetahui bahwa Pulungsari adalah Pak
Vandi. Karena setiap kontak ia selalu mencurahkan isi hatinya dan
ternyata dia adalah gurunya sendiri yang banyak menjadi idola di kelas.
19. Beberapa hari kemudian kabar kedekatan Pak Vandi dengan Syahda
sampai ke telinga Arjun. Ia mulai gerah dengan sikap Syahda. Saat
mengkonfirmasi ke Syahda, gadis itu tersinggung karena walaupun ia
dnegan Pak Vandi hanya berteman, menurutnya Arjun tidak berhak ikut
campur. Lagipula memang tidak ada hubungan istimewa antara Syahda
dengan Arjun. Arjun pulang ke rumah dengan perasaan dendam pada
gurunya.
23.Orang tua Syahda mendapat surat kaleng yang dilampiri foto hasil
jepretan kamera milik Arjun yang menyebutkan terjalinnya hubungan
percintaan antara Syahda dan Pak Vandi. Mak Yem yang menemukan surat
itu pertamakali. Syahda kemudian diinterogasi. (Ada potensi komedi
ketika Mak Yem ikut menginterogasi).
24.Teror mental. Di kelas Arjun dan kelompoknya mulai acuh dan berulah
saat mata pelajaran Pak Vandi. Ulah Arjun mendapat teguran dari Pak
Vandi namun tak digubris. Ledekan dan kata-kata Arjun membuat Pak
Vandi naik pitam dan tanpa sadar emosinya muncul menantang duel
secara jantan.
28. Pertemuan Pak Vandi dengan Syahda. Syahda yang sudah sangat jatuh
cinta meminta ijin agar diluar sekolah ia memanggil nama Vandi tanpa
embel2 ‘pak’ layaknya seorang kekasih. Pak Vandi tidak menanggapi.
Melihat raut wajah murungnya, Syahda penasaran dan akhirnya mendapat
info bahwa Pak Vandi dikeluarkan dari sekolah. Pak Vandi yang tahu
bahwa Syahda mencintainya buru2 menyergah ketika Syahda akan
mengutarakan isi hatinya. Alasannya: ia terlanjur akan belajar ke LN
karena mendapatkan beasiswa. Syahda sedih dan terjadi perpisahan di
antara mereka berdua. Saat Arjun menegur, Syahda malah menatap
dengan benci. Saat itu Arjun tahu bahwa cintanya pada Syahda telah
sepenuhnya ditolak.
BABAK 3
34. Di taksi, mereka tidak banyak bicara. Vandi tiba duluan di tempat
tujuan. Saat hendak membayar ongkos secara sebagian dari dompetnya
terjatuh kertas warna pink dengan tekstur/pola khusus. Syahda
mengenalinya sebagai kertas puisi buatannya. Syahda diluar dugaan
mengeluarkan selembar kertas kecil lain dari dompetnya. Ternyata itu
adalah klipping puisi Gerimis Nan Indah. Karena masih jomblo, Syahda
menguatkan diri dan menyatakan isi hatinya. Vandi ternyata terdiam dan
ini membuat Syahda kuatir apakah Vandi sudah berkeluarga atau belum.
Tak lama, hape Vandi berbunyi. Ternyata itu adalah telpon dari
keluarganya. Saat mereka bertanya lagi pertanyaan yang itu-itu juga,
Vandi sengaja menghidupkan speaker phone agar didengar oleh Syahda.
Ketika mereka mengulang pertanyaan, Vandi menjawab bahwa ia sudah
memiliki seorang calon pendamping hidup yang saat itu tengah ada
bersama-sama dirinya.
TAMAT
V. DRAFT AWAL
TIPS:
Dalam membuat novel ada begitu banyak hal yang perlu diperhatikan.
Beberapa di antaranya: