Professional Documents
Culture Documents
Dalam pemikiran opini publik, teringat akan pepatah tua: “setiap orang
membicarakan cuaca, tetapi tidak seorangpun yang melakukan sesuatu terhadapnya.”
Tampaknya seseorang juga membicarakan opini publik. Politikus, anggota pers, pollster,
dan bahkan orang-orang yang duduk bermalas-malas mengomel tentang pajak dan
berbagai masalah lain. Akan tetapi berbeda dengan orang yang tidak berbuat sesuatui
terhadap cuaca, banyak yang berbicara tentang opini publik memang melakukan sesuatu
terhadapnya.
Peninjauan dan pengamatan suatu proses.
Kita melukiskan secar singkat karakterisasai opini publik yang berlaku dengan
mengatakan bahwa karaterisasi itu merupakan suatu aspek komunikasi politik.karena
perspektip itu sangat penting bagi si buku ini selanjutnya.kita melukiskan opini publik
sebagai proses yang menggabungan pikiran,perasaan,dan usul yang di ungkapkan oleh
warga Negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang di buat oleh pejabat
pemerintah yang bertaggung jawab atas di capainy ketertiban sosial dalam situasi yang
mengandung konflik atau perbantahan,dan perselisihan pendapat tentang apa yang akan
dilakukan dan bagaimana melakukannya.seperti setiap proses, opini publik berubah dan
berkembang.ada sifat dinamis yang serupa pada opini publik, sifat yang dapat ditelusuri
ke sejumlah hal. Ada sebuah faktor utama yang menonjol, faktor yang telah kita bahas,
tetapi sekarang pantas di telaah lebih cermat.
Kecenderuangan kegiatan opini
Pokok dasar pikiran kita tentang komunikasi politik ialah bahwa orang bertindak
terhadap objek berdasarkan makna objek itu bagi dirinya. Akan tetapi, makna sebuah
objek, demikian telah kita katakana, apakah objek itu manusia, tempat, peristiwa,
gagasan, atau kata, tidak tetap dan tidak statis. Orang terus menerus menyusun makna
sebagai objek dengan menangani objek-objek itu. Singkatnya orang berprilaku terhadap
objek dengan memberikan makna kepadanya, makana yang pada gilirannya diturunkan
dari prilakunya sebagai individu. Melalui kegiatan komunikasi memberi dan menerima di
antara makna dan tindakan ini orang memperoleh kecenderungan tertentu.
Miller, Balanter, dan Pribam menguraikan hubungan anatara kecenderungan dan
kegiatan dengan cara yang akan membantu kita memahami bagian peran yang dimainkan
oleh kecenderungan dalam kegiatan mengungkapan kepercayaan, nilai, dan pengharapan
personal. Kegiatan adalah karakteristik intrinsic setiap organisme, termasuk manusia.
Kegiatan terdiri dari tiga tahap pokok citra, rencana, dan oprasi.
Citra personal tentang politik
Pikiran, perasaan, dan kesudian subjektif yang menyusun citra orang tentang
politik itu berguna, dan juga memuaskan bagi orang itu. Gunanya paling sedikit tiga:
pertama, betapapun benar atau kelirunya, lengkap atau tidak lengkapnya pengetahuan
orang tentang politik, hal itu memberi jalan kepadanya untuk memahami peristiwa politik
tertentu. Kedua, kesukaan atau ketidak sukaan umum pada citra seseorang tentang pilotik
menyajikan dasar untuk menilai objek politik. Orang yang lebih menyukai tidak
meminum minuman beralkohol atau menggunakan obat bius bias juga menjadi
menentang undang-undang yang mengesahkan penjualan minuman keras atau mariyuana.
Ketiga, citra diri seseorang memberikan cara menghubungakan dirinya dengan orang
lain.
Dengan demikian, citra seseorang membantu dalam pemahaman, penilaiaan, daan
pengidentifikasian peristiwa, gagasan, tujuan, atau pemimpin politik. Orang juga
mempunyai kebutuhan untuk bertindak. Abraham maslow berteori bahwa orang
mempunyai hierarki kebutuhan; jika ia memenuhi kebutuhan suatu tingkat, muncullah
tingkat kebutuhan orang lain. Bagi maslow, hierarki itu terdiri atas lima tingkatan
kebutuhan manusia diantaranya:
1. fisiologis: makanan, pakaian, udara, air, keturunan, dsb.
2. keamanan dan keterjaminan: jaminan kesejahteraan, perlindungan terhadap
serangan, dsb.
3. cinta dan kebersamaan: afeksi, kebersamaan dengan orang lain, dsb
4. penghargaan: merasa diri berharga dan mampu.
5. aktualisasi diri: rasa pemenuhan diri, control atas lingkungan dan nasib sendiri,
dan kemampuan mencapai sesuatu yang diharapkan.
KEPRIBADIAN POLITIK
Di antara para peneliti politik terdapat aliran yang berargumentasi bahwa jika
seseorang telah memiliki kepribadian, terdapat kemungkinan yang besar bahwa
kepribadian itu akan memproyeksikan pada objek politik; dengan demikian dapat
mewarnai persepsi politiknya dan menentukan prilaku politiknya. Harold lasswell
mengajukan variasi dari tema ini dengan menurunkan rumus yang disebutnya “manusia
politik”:p}d}r}= P. bila diterjemahkan rumus ini mengatakan bahwa motif pribadi (p)
ditransformasikan (1) dan dipindah tempatkan (d) ke dalam gelanggang public, kemudian
dirasionalkan (r) menurut kepentingan public dan atau nilai komunitas yang diterima
secara luas. Bukanlah maksud kita megiakan atau menyangkal kesohihan persepektif
seperti itu di sini.
DIRI POLITIK
Kita mengambil pandangan bahwa kepribadian adalah totalitas prilaku individu
yang terwujud dalam kecenderungan yang berulang dan berpola pada seluruh variasi
situasi dan mengenai berbagai objek tindakan orang sehari-hari ialah diri sendiri. Tidak
berbeda dengan tindakan terhadap orang lain, orang bisa menghargai dan mendorong diri
sendiri atau merasa jijik, menyalahkan, dan menghukumdiri sendiri. Dengan
memperlakukan diri sendiri sebagai objek, orang merumuskan jawaban bagi pertanyaan
seperti “ siapakah saya?” (mengembangkan konsep diri, “ingin menjadi siapa saya?” diri
ideal). Banyak orang yang memperoleh diri politik, yakni bagian dari diri yang terdiri
dari “paket orientasi individual mengenai politik… sosialisasi politik menghasilkan diri
politik”.
RESUME
KOMUNIKASI POLITIK
Khalayak Dan Efek
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Komunikasi Politik
Disusun oleh:
Andri Armansyah
205 204 824
Kelas A
BANDUNG 2007