You are on page 1of 9

The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Cash
Cash merupakan pos yang terpenting karena:
• Cash berlaku sebagai alat tukar
• Cash terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha
• Jika Cash tidak terlibat secara langsung dalam suatu transaksi, perkiraan kas ini memberi
dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos yang lain.

Cash sangat penting bagi perusahaan, perorangan dan juga pemerintah, karena harus
mempertahankan posisi likuiditas yang memadai, yakni mereka harus memiliki sejumlah uang
yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan
dapat terus beroperasi

Cash merupakan assets yang tidak produktif, karena cash tidak dapat berkembang atau
bertambah kecuali jika diubah menjadi other assets.
Saldo cash yang berlebihan sering kali di sebut cash yang menganggur. Manajemen cash yang
efisien memerlukan tersedianya cash agar dapat bekerja secara berlanjut dengan cara tertentu
sebagai bagian dari siklus operasi atau sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang.

Komposisi Kas
(Composition of Cash)

Cash merupakan current assets yang paling likuid, dan terdiri dari pos-pos yang berlaku sebagai
alat tukar dan memberikan dasar bagi pengukuran akuntansi.
Agar dapat dilaporkan sebagai cash, suatu pos harus tersedia setiap saat dan tidak dibatasi
penggunaannya untuk pembayaran current liabilities.
Pedoman umum untuk menentukan suatu pos sebagai cash yaitu dapat diterimanya perkiraan
tersebut sebagai deposito sebesar nilai nominalnya.

Pos-pos yang diklasifikasikan sebagai kas meliputi:


1. Mata uang logam dan kerta yang ada di perusahaan, serta dana dalam bentuk deposito bank
yang tidak dibatasi penggunaannya atau disebut rekening koran bank.
2. Dana kas kecil atau uang receh dan instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti cek
perorangan, cek perjalanan, cek kasir, wesel bank dan wesel pos
Total pos-pos ini ditambah uang logam dan kertas yang belum disetorkan disebut kas di
perusahaan (cash on hand)
3. Pos-pos yang menghasilkan bunga, atau deposito berjangka

Deposito yang tidak segera tersedia karena pengambilan atau pembatasan lain memerlukan
klasifikasi terpisah seperti kas yang dibatasi atau investasi sementara . Pos-pos ini bukan cash.

Deposito pada bank luar negeri yang dapat di ambil segera dan tanpa batas umumnya
memenuhi syarat sebagai cash dan dilaporkan sebesar nilai ekuivalennya terhadap mata uang
yang digunakan per tanggal balance sheet.

Beberapa pos tidak memenuhi pengujian dapat di terima sebesar nilai nominal pada saat
disetorkan, sehingga tidak dapat dilaporkan sebagai kas seperti benda-benda pos, cek mundur,
surat hutang, dan cek kosong

Dengan kata lain cash merupakan suatu current assets yang meliputi uang logam, uang kertas
dan pos-pos lain yang:
1. Dapat digunakan sebagai alat tukar
2. Mempunyai dasar pengukuran akuntansi.
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Klasifikasi Pos Kas dan Non Kas

Pos Klasifikasi
Uang kertas dan logam yang tidak disetorkan Cash
Dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada deposito bank (rekening Cash
bank)
Petty Cash fund dan kas bon Cash
Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti cek, wesel bank, dan Cash
wesel pos
Rekening berbunga (deposito berjangka) Cash
Deposito yang dibatasi, seperti sertifikat deposito, dana pasar modal, Temporary Investment
dan sertifikat tabungan pasar modal
Obligasi pemerintah dan surat-surat komersial Investasi Sementara
Deposito pada bank luar negeri: Cash
Tidak dibatasi penggunaannya
Dibatasi penggunaannya Receivables
Benda-benda pos Office Supplies
Surat hutang, cek mundur, dan cek kosong Receivable
Cash yang dibatasi untuk tujuan khusus Kas yang dibatasi *
(Restriced Cash)
Overdraft Current Liabilities

* Dilaporkan terpisah sebagai current asset atau non-current, tergantung pada tujuan
pembatasan itu

Saldo Kompensasi
(Compensating Balance)

Compensating balance didefinisikan sebagai bagian rekening koran yang dibentuk suatu
perusahaan untuk mendukung rencana peminjaman perusahaan yang ada kepada suatu
lembaga peminjaman.
Compensating balance merupakan sumber dana bagi pemberi pinjaman sebagai bagian
kompensasi untuk tambahan kredit.
Cara demikian akan meningkatkan suku bunga pinjaman karena sebagian dari jumlah yang
didepositokan pada lembega pemberi pinjaman tidak dapat digunakan. Jumlah-jumlah ini akan
menimbulkan suatu masalah akuntansi dalam pengungkapannya.
Masalah ini dapat dipecahkan dengan mengungkapkan jumlah compensating balance. Jika
saldo-saldo itu merupakan hasil dari perjanjian keuangan jangka pendek, pos itu harus
ditunjukkan terpisah di antara pos-pos kas dalam bagian current asset. Namun jika saldo
kompensasi itu bertalian dengan perjanjian jangka panjang, hal itu harus diklasifikasikan sebagai
non-current asset, baik sebagai investment ataupun other assets.

Manajemen dan Pengendalian Kas


(Management and Control of Cash)

Tiap perusahaan harus mempertahankan uang cash yang mencukupi untuk:


1. Operasi masa berjalan
2. Memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo

Setiap kelebihan cash harus diinvestasikan sementara untk menghasilkan pengembalian


tambahan bagi para pemegang saham.
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Manajemen cash yang efektif juga memerlukan pengendalian untuk melindungi cash terhadap
pencurian atau penggelapan karena cash merupakan perkiraan yang paling mudah
diselewengkan.
Sistem pengendalian cash harus disesuaikan dengan kekhususan usaha dan menolak adanya
campur tangan terhadap catatan akuntansi oleh mereka yang menangani cash.
Selain itu juga dalam pengendalian cash harus ada pemisahan fungsi yaitu antara fungsi
penerimaan dan fungsi pembayaran.

Karakteristik dasar dari suatu sistem pengendalian cash adalah:


1. Menetapkan tanggung jawab secara khusus untuk menangani penerimaan cash
2. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan cash
3. Penyetoran seluruh cash yang diterima setiap hari (Lazimnya ke rekening bank)
4. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran cash
5. Audit internal pada selang waktu yang tak terduga
6. Pencatatan ganda atas cash (menurut bank dan pembukuan) dengan rekonsiliasi yang
dilaksanakan oleh seseorang di luar bagian akuntansi

Dana Kas Kecil


(Petty Cash Fund)

Pembayaran cash yang harus dilakukan dengan cepat dan pembayaran yang relatif kecil untuk
dibuatkan cek dapat dilakukan dari dana kas kecil (Petty Cash Fund)

Dengan suatu sistem imprest, dibentuk petty cash fund dengan mencairkan cek sebesar jumlah
dana.
Saat pembentukan petty cash fund maka:
Dr Petty Cash xx
Cr Cash xx

Uang tersebut diserahkan kepada kasir atau orang yang bertanggung jawab atas pembayaran
yang dikeluarkannya.
Catatan-catatan atas pembayaran cash kecil ini dapat dibuat dalam suatu buku petty cash (petty
cash journal)

Jika jumlah cash dalam dana ini berkurang maka setiap akhir periode fiskal dana ini akan diisi
kembali dengan menulis cek sebesar pengeluaran yang telah dilakukannya.
Saat pengisi kembali petty cash fund, yaitu:
Dr Expense (other appropriate account) xx
Cr Cash xx

Jika dana tersebut tidak seimbang, maka dibuat adjustment ke miscellaneous expense atau
revenue account, yang kadang disebut kelebihan atau kekurangan kas (Cash Short and Over).

Jika pengisian kembali tidak terjadi pada akhir tahun, penyesuaian kas kecil diperlukan untuk
mencatat secara benar semua pengeluaran dari dana tersebut selama periode itu.

Penyesuaiannya:
Dr Expense (perkiraan lain) xx
Cr Petty Cash xx
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Contoh

PT Amazir membentuk petty cash fund pada tanggal 1 januari 2000 sebesar Rp 1.000.000

Petty Cash 1.000.000


Cash 1.000.000

Selama 6 bulan berikutnya, petugas bertanggung jawab atas dana itu melakukan pembayaran
untuk:
Office Supplies Rp 490.000
Postage Rp 220.000
Repairs Equipment Rp 50.000

Bon-bon penerimaan pos-pos ini ditahan sebagai bukti pendukung atas pengeluaran pety cash.
Pada saat itu uang logam dan uang kertas dalam dana kas itu berjumlah Rp 230.000.
Ayat jurnal untuk mencatat beban dan pengisian dana yaitu :

Office Supplies Expense 490.000


Postage Expense 220.000
Repair Expense 50.000
Cash Short and Over 10.000
Cash 770.000

Setelah cek dicairkan, dananya akan dikembalikan ke jumlah semula, yaitu Rp 1.000.000. Jika
PT Amazir memutuskan untuk mengurangi dana itu menjadi Rp 800.000, ayat jurnal yang
diperlukan adalah sebagai berikut:

Cash 200.000
Petty Cash 200.000

Selanjutnya diasumsikan bahwa selama 6 bulan berikutnya PT Amazir menggunakan Petty Cash
Fund untuk:
1. Membeli office supplies tambahan sebesar Rp 272.000
2. Membeli dekorasi dan hidangan untuk pesta perusahaan sebesar Rp 178.000
3. Membeli Perangko sebesar Rp 110.000

Sekalipun dana ini tidak diisi kembali pada tanggal 31 desember, diperlukan suatu ayat jurnal
untuk mencatat secara benar pengeluaran dari dana untuk periode itu sebagai berikut:

Office Supplies Expense 272.000


Miscellaneous Expense 178.000
Postage Expense 110.000
Petty Cash 560.000

Ayat jurnal untuk menaikkan jumlah petty cash fund sama seperti untuk membentuk dana awal
yaitu :

Dr Petty Cash xx
Cr Cash xx
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Rekonsiliasi Bank
(Bank Reconciliations)

Pembandingan saldo bank dengan saldo yang dilaporkan pada pembukuan biasanya dibuat
secara bulanan dengan bentuk ikhtisar disebut Bank Reconciliations statement.
Laporan ini disusun untuk mengungkapkan adanya kesalahan atau ketidakberesan baik dalam
catatan bank maupun dalam catatan perusahaan.

Empat jenis perbedaan umum yang timbul dalam situasi berikut ini yaitu:
1. Setoran yang dilakukan mendekati akhir bulan dan dicatat pada pembukuan deposan
(penyetor) diterima oleh bank ketika disajikan pada rekening koran. Jumlah ini yang disebut
deposito dalam perjalanan (Deposit In Transit), harus ditambahkan pada saldo rekening
koran agar sesuai dengan saldo menurut pembukuan deposan.
2. Cek-cek yang ditulis mendekati akhir bulan telah mengurangi saldo kas deposan, tapi belum
dicairkan bank pada tanggal rekening koran yang disebut cek-cek yang sedang beredar
(Outstanding checks). Cek yang sedang beredar ini harus dikurangkan dari saldo rekening
koran agar sesuai dengan catatan deposan.
3. Bank biasanya membebankan biaya bulanan untuk pembukuan rekening. Bank secara
langsung mengurangkan saldo rekening deposan dengan beban jasa bank dan mencatat
jumlah tersebut pada rekening koran. Deposan harus mengurangkan jumlah ini dari saldo
kas yang tercatat agar sesuai dengan saldo rekening koran.
Dan pengembalian cek pelanggan dengan alasan dananya tidak mencukupi yang disebut
Not Sufficient fund checks (NSF) juga diperlukan dengan cara yang sama.
4. Sejumlah hutang kepada deposan dilunaskan secara langsung ke bank oleh pihak ketiga dan
ditambahkan pada rekening deposan. Berdasarkan rekening koran yang diterima
(diasumsikan tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari bank) jumlah ini harus ditambahkan
pada saldo kas dalam pembukuan deposan.

Ada 2 bentuk rekonsiliasi bank yang lazim:


1. Rekonsiliasi saldo bank dan saldo buku ke saldo yang benar
2. Rekonsiliasi saldo bank ke saldo buku.

Pada bentuk yang pertama (rekonsiliasi saldo bank dan saldo buku ke saldo yang benar, disusun
dalam 2 seksi, yaitu:
1. Seksi pertama saldo rekening koran disesuaikan dengan saldo kas yang benar
2. Seksi kedua saldo buku disesuaikan dengan saldo kas yang sama

Seksi pertama akan memuat pos-pos yang belum dicatat bank dan juga koreksi kesalahan yang
dilakukan bank, sedangkan seksi kedua berisi pos-pos yang belum dicatat deposan dan koreksi
kesalahan yang dilakukan dalam pembukuan deposan.

Pada bentuk yang kedua (rekonsiliasi bank ke saldo buku) disusun dengan dimulai saldo
menurut rekening koran dan melaporkan penyesuaian-penyesuaian yang harus dibuat atas saldo
tersebut untuk mendapatkan saldo kas menurut pembukuan deposan.
Karena itu bentuk kedua ini hanya melaporkan pos-pos yang mesti dibukukan untuk menghapus
perbedaan antara saldo bank dan saldo buku.
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Contoh Rekonsiliasi Saldo bank dan buku ke saldo yang benar

PT Suka Manis
Statement of Bank Reconciliations
30 november 1999
Balance per bank statement, 30 nov, 1999 2.979.720
Ditambah: deposits in transit 658.500
Charge atas interest yang salah dibukukan oleh
bank ke rekening deposan 12.500 671.000
3.650.720
Dikurangi outstanding check:
No 125 58.160
No 138 100.000
No 152 98.600
No 154 255.000
No 155 192.070 703.830
Corrected bank balance 2.946.890

Balance per book, 30 nov, 1999 2.952.490


Ditambah: interest earned selama bulan nov 98.500
Check no 116 untuk PT A sebesar Rp 46.000
dicatat oleh deposan sebesar Rp 64.000 18.000 116.500
3.068.990
Dikurangi : Bank service charges 3.160
Check customer yang disetorkan pada tanggal 25
nov tapi dikembalikan sebagai cek kosong 118.940 122.100
Corrected book balance 2.946.890

Contoh rekonsiliasi saldo bank dan Saldo buku

PT Suka Manis
Statement of Bank Reconciliations
30 november 1999
Balance per bank statement, 30 nov 1999 2.979.720
Ditambah:
Deposit in transit 658.500
Cahrge atas interest yang salah dibukukan oleh bank ke
rekening deposan 12.500
Bank service charge 3.160
Check customer yang disetorkan pada tanggal 25 nov, tapi
dikembalikan sebagai cek kosong 118.940 793.100
3.772.820
Dikurangi:
Outstanding check :
No 125 58.160
No 138 100.000
No 152 98.600
No 154 255.000
No 155 192.070
Total 703.830
Check no 116 untuk PTA sebesar Rp 46.000 dicatat oleh
deposan sebesar Rp 64.000 18.000
Interest earned selama bulan november 98.150 820.330
Balance per book, 30 nov 1999 2.952.490
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Bank Reconciliation sering kali diperluas untuk menyatakan pembuktian baik atas penerimaan
maupun pengeluaran sebagai langkah-langkah terpisah dalam proses rekonsiliasi.
Rekonsiliasi ini sering di sebut rekonsiliasi 4 kolom (four-column reconciliation atau proof of cash)
Dalam penyusunan rekonsiliasi 4 kolom, dibuat kolom-kolom untuk:
1. Rekonsiliasi awal (Beginning Reconciliation)
2. Penerimaan (Deposits /Receipts)
3. Pengeluaran (Withdrawals / Disbursements)
4. Rekonsiliasi akhir (Ending Reconciliation)

Pendekatan rekonsiliasi 4 kolom sesungguhnya merupakan 2 rekonsiliasi dalam satu laporan


dimana kolom pertama berisikan rekonsiliasi pada akhir periode yang lalu.

Contoh:

Transaksi-transaksi berikut di bawah ini dalam bulan Oktober dan November yang berkaitan
dengan PT Nusa dan Bank ACB diikhtisarkan sebagai berikut:

Keterangan Pembukuan PT Pembukuan


Nusa Bank ACB
Deposito (setoran) bulan Oktober 33,120,000 31,995,000
Cek-cek bulan Oktober 28,305,000 27,585,000
Beban jasa bulan Oktober - 45,000
Saldo per 31 Oktober 22,815,000 22,365,000
Deposito bulan November 36,990,000 37,260,000
Cek-cek bulan November 42.345,000 41,490,000
Beban jasa bulan November - 67,500
Wesel yang ditagih oleh bank (termasuk bunga Rp 67.500) - 4,567,500
Beban jasa bulan Oktober 45,000 -
Saldo per november 17,415,000 22,635,000

Beginning Deposits Withdrawals / Ending


Reconciliation, /Receipts Disbursements Reconciliation,
Oktober 31 November 30
Balance per books 22,815,000 36,990,000 42,390,000 17,415,000
Wesel yang ditagih oleh bank 4,567,500 4,567,500
Bank service charge:
• Oktober (45,000) (45,000)
• Nopember 67,500 (67,500)
Corrected book balance 22,770,000 41,557,500 42,412,500 21,915,000

Balance per bank statement 22,365,000 41,827,500 41,557,500 22,635,000


Deposit In Transit:
• Oktober 1,125,000 (1,125,000)
• Nopember 855,000 855,000
Outstanding Check:
• Oktober (720,000) (720,000)
• Nopember 1,575,000 (1,575,000)
Corrected bank balance 22,770,000 41,557,500 42,412,500 21,915,000
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Penjelasan:

Penerimaan bulan november (Perusahaan) sebesar Rp 36.990.000 di dapat dari:


• Deposito bulan november Rp 36.990.000

Pengeluaran bulan november (Perusahaan ) sebesar Rp 42.390.000 di dapat dari :


• Cek-cek bulan november Rp 42.345.000, ditambah dengan
• Beban jasa bulan oktober Rp 45.000 (beban jasa bulan oktober yang dicatat di bulan
november)

Penerimaan bulan november (rekening koran) sebesar Rp 41.827.500, didapat dari:


• Deposito bulan november Rp 37.260.000, ditambah dengan
• Wesel yang ditagih oleh bank (termasuk bunga Rp 67.500) Rp 4.567.500

Pengeluaran bulan november (rekening koran) sebesar RP 41.557.500, di dapat dari:


• Checks bulan november Rp 41.490.000, di tambah dengan
• Beban jasa bulan november Rp 67.500

• Deposit In Transit bulan oktober sebesar Rp 1.125.000 di dapat dari:

Keterangan Pembukuan Pembukuan Deposit In


PT Nusa Bank ACB Transit
Deposito (setoran) bulan Oktober 33,120,000 31,995,000 1,125,000

• Deposit in Transit bulan november sebesar Rp 855.000, didapat dari:

Keterangan Pembukuan Pembukuan Deposit In


PT Nusa Bank ACB Transit
Deposit In Transit (Oktober) 1,125,000
Deposito bulan November 36,990,000
38,115,000 37,260,000 855,000

• Outstanding Checks bulan oktober sebesar Rp 720.000, di dapat dari:

Keterangan Pembukuan Pembukuan Outstanding


PT Nusa Bank ACB Checks
Cek-cek bulan Oktober 28,305,000 27,585,000 720,000

• Outstanding Checks bulan november sebesar Rp 1.575.000, di dapat dari :

Keterangan Pembukuan Pembukuan Outstanding


PT Nusa Bank ACB Checks
Deposit In Transit (Oktober) 720,000
Cek-cek bulan November 42,345,000
43,065,000 41,490,000 1,575,000
The Revenue/Receivable/Cash Cycle

Jurnal yang diperlukan yaitu:

Cash 4,567,500
Notes Receivable 4,567,500

Beban Jasa 67.500


Cash 67.500

You might also like