You are on page 1of 33

Litosfer dan 

Pedosfer
Secara etimologis, litosfer berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphaera yang berarti lapisan-lapisan.
Litosfer adalah kerak bumi paling luar yang terdiri dari batuan. Kandungan senyawa kimia yang paling banyak
dalam litosfer adalah oksida silikon (Si02), sehingga litosfer dapat juga dinamakan lapisan silikat. Dalam pada
itu, Litosfer merupakan lapisan batuan kulit bumi mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang
lebih 1.200 Km. Tebal kulit bumi tidak merata hal ini dikarenakan kulit bumi di bagian benua/dataran lebih
tebal dari pada di bawah samudera. Bumi tersusun atas beberapa lapisan dimulai dari lapisan inti bumi, yaitu
Barisfer, lapisan pengantara dan litosfer. Pada Litosfer terdapat juga dua lapisan yaitu lapisan sial dan sima.

Bentuk Litosfer didorong oleh tenaga yang berasal dari dalam maupun luar bumi. Dari dalam bumi (indogen)
yang memberi bentuk relief di permukaan bumi disebabkan oleh tektonisme dan gempa bumi, sedangkan dari
luar (eksogen) yang dapat merusak bentuk-bentuk permukaan bumi disebabkan pengikisan, pelapukan, dan
pengendapan. Di samping itu juga, batuan kulit bumi dibedakan menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf. Batuan beku ialah batuan terbentuk karena magma pijar yang mendingin menjadi padat.
Batuan sedimen ialah batuan beku lapuk maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkat oleh air, angin,  es,
dan diendapkan ditempat lain. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk disebabkan suhu dan tekanan
yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.

Di samping itu juga, terdapat lapisan Pedosfer yang secara etomologis berasal dari kata Pedos berarti tanah dan
sphaera berarti lapisan-lapisan. Tanah terdiri atas empat lapisan yaitu lapisan tanah atas (topsoil), lapisan tanah
bawah (subsoil), lapisan batuan induk terlapuk (regalith), dan lapisan batuan induk (bedrock). Persebaran tanah
di permukaan bumi hampir dijumpai dimana-mana dan kepentingan tanah setiap manusia berbeda-beda. Apa
sebenarnya arti tanah? Tanah dapat diartikan media tumbuhnya tanaman. Dengan meningkatnya pengetahuan
manusia terhadap tanah maka ilmu tanah menjadi ilmu yang sangat penting serta mengelompokkan ke bidang-
bidang khusus, seperti fisik tanah, kimia tanah, kesuburan tanah, dan pengawetan tanah. Salah satu hal yang
perlu dikhawatirkan pada masa kini dari tanah adalah adanya degradasi lahan yang akan sangat berdampak pada
kehidupan. Beberapa usaha untuk mencegah dan menanggulangi lahan kritis yaitu dengan reboisasi,
penghijauan, dan pergiliran tanaman.

Litosfer
Struktur Lapisan Kulit Bumi (litosfer)
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan lithosfer yaitu
lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.

Perlu anda pahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan
sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya.
Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di bawah samudra.

Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:

a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife
(niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.

b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini disebut juga asthenosfer
mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.

c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis
rata-rata 2,8 gram/cm3.
Gambar : Struktur Lithospheric. Bagian Kiri Menunjukkan oceanic lithosphere; Bagian kanan menunjukkan
continental lithosphere. Digambar ulang oleh Keary and Vine (1996)

Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:

1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam
bentuk SiO2 dan AL 2 O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-
jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.

Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.

Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:

- Kerak merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan
benua : beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.

- Kerak merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian
samudra : di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan
beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra

2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar
dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan
basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .

BATUAN PEMBENTUK LITOSFER


 
Litosfer tersusun dari tiga macam batuan yaitu Batuan Beku (Igneous Rock), Batuan Sedimen (Sedimentary
Rock), Batuan Malihan (Metamorf). Proses terbentuknya ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda. Induk dari
ketiga macam batuan tersebut adalah magma. Magma adalah larutan silikat yang cair dan pijar yang terdapat di
dalam bumi.

1.      Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80%
material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya
magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,

- Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)

Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh
di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dangabbro.

- Batuan Beku Gang/Korok

Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi.
Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih
cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak
sama merupakan ciri batuan beku korok.

- Batuan Beku Luar

Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti
magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt,diorit, andesit, obsidin, scoria,
batuan apung (bumice).

2.      Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami
pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air,
angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah
proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan
Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas,

1.   Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik terdiri atas endapan pecahan atau penghancuran batuan,yang ukurannya berbeda-beda
seperti; pasir,tanah liat,batu lit,breksi,konglomerat.

2.   Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan sedimen kimiawi Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasal dari sumber air panas dan secara
tiba-tiba mengalami pendinginan akan menghasilkan endapan oval (kalsit).Contoh : Evaporasi dari air laut dan
air danau, batuan sedimen kimiawi

3.   Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organik yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya fosil
dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas ,

1.   Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis


2.   Batuan Sedimen Glasial
3.   Batuan Sedimen Aquatis
4.   Batuan Sedimen Marine

3.      Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh perubahan secara fisik dari komposisi
mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) yang
cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan batuan metamorf adalah:

Terjadi dalam suasana padat

Bersifat isokimia

Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa

Terbentuknya tekstur dan struktur baru.

Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P dan T). Panas dari
intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban
perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik
stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima
yang berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru.
Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah
kovergensi lempeng.

Jenis-jenis metamorfosa adalah:

Metamorfosa kontak  dominan pengaruh suhu

Metamorfosa dinamik  dominan pengaruh tekanan

Metamorfosa Regional  kedua-duanya (P dan T) berpengaruh

Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran T dan P tertentu.
Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh mineral index antara lain:

Staurolite: intermediate  high-grade metamorphism

Actinolite: low  intermediate metamorphism

Kyanite: intermediate  high-grade

Silimanite: high grade metamorphism

Zeolite: low grade metamorphism

Epidote: contact metamorphism


Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat
orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk
kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang inequigranular.

Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan perkembangan
foliasi. Urut-urutannya adalah: slate  phyllite  schist  gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat
foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu
ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.

Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.

Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)

Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen

Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak
teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.

Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.

Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik

Bentuk permukaan Bumi

Tenaga Endogen

Bentuk permukaan bumi sebagaimana kita ketahui terdiri atas daratan dan lautan, dataran tinggi dan dataran
rendah, gunung, lembah, dsb. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen.

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit
bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu
daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit
atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara
umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa.
Vulkanisme dibagi lagi menjadi plutonisme dan vulkan. Contoh dari plutonisme adalah sill, gang, lakolit,
batholit, dll. Sedangkan, tenaga vulkan sendiri dibagi lagi berdasarkan bentuk dan tipe letusannya. Berdasarkan
bentuknya, gunung berapi dibedakan menjadi bentuk perisai, strato, dan maar. Dan berdasarkan tipe letusannya,
dibagi menjadi Hawai, Stromboli, Vulcano, Merapi, St. Vincent, Peret, dan Pelle.

Gejala Tektonisme (gerak tektonik)

adalah proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu
daerah. Yang di maksud lipatan adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal yang
menyebabkan lapisan permukaan bumi menjadi berkerut dan melipat. Patahan adalah permukaan bumi hasil dari
gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada
dua jenis tektonisme, yaitu Epirogenesa dan Orogenesa. Epirogenesa adalah proses perubahan bentuk daratan
yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah
melewati daerah luas. Ada dua Epirogenesa :

1.Gerak Epirogenetik
Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air
laut terlihat naik.

Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air
laut terlihat turun.

2.Gerak orogenetik

Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena gerakan
dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang singkat.

Pegunungan Lipatan (Folded Mountains)


Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan dengan struktur lipatan yang relatif
sederhana. Pada tahapan muda morfologinya masih menggambarkan adanya lingkungan antiklin dan sinklin.
Bila erosi melanjut maka pengikisan sungai lateral dapat menajam ke hulu dan juga sepanjang puncak antiklin.

Pada tahapan dewasa pengikisan di puncak antiklin dapat melanjut, melebar ke arah dalam sepanjang puncak
antiklin dan akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan kenampakan morfologi terhadap struktur geologi
menjadi terbalik (interved relief), bukit-bukit antiklin (anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal
ridges), serta bukit-bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut bukit-bukit homoklin
(homoclinal ridges). Pada tahapan tua, daerah pegunungan lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan
sungai mengalir di dataran tersebut seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun keras.

Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan lembah-lembah yang panjang, adanya
perulangan antara lembah lebar dan lembah sempit akibat perbedaan kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan
pegunungan landai pada hogbacks atau homoclinal ridges. Daerah pegunungan lipatan yang terdiri dari batuan-
batuan sedimen sering pula mengandung nilai-nilai ekonomis seperti batugamping, batulempung, batupasir
kuarsa, gipsum, dan sebagainya.

Pegunungan Patahan (Block Mountains)

Pegunungan ini merupakan hasil deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda pegunungan patahan memperlihatkan
gawir-gawir terjal yang memisahkan antara satu blok pegunungan dengan blok yang lain atau antara blok
pegunungan dengan blok lembah. Umumnya bidang gawir tajam relatif rata, belum tersayat oleh lembah-
lembah. Bentuk blok dapat persegi, berundak, atau membaji tergantung kepada pola sesar.

Pada tahapan dewasa menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan blok dengan
beberapa kenampakan bagian muka dari blok masih lebih terjal dari pada bagian punggungan, masih terlihat
adanya kelurusan garis dasar sesar, adanya triangular facets yang merupakan sisa-sisa bidang sesar setelah
terkikis, adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial yang terletak berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki
bidang muka dan blok, serta munculnya mata air. Pada tahapan tua, daerah pegunungan patahan menjadi
mendatar dan kehilangan bentuk simetrinya, dengan daerah aluvial yang meluas.

Pegunungan Kubah

Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat lipatan regional dengan sudut
kemiringan yang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh intrusi garam atau diapir, intrusi
lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit. Bentuk kubah,biasanya dijumpai pada gunungapi lava.Kubah lava
merupakan bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam di
sekelilingnya.Bentuk-bentuk kubah sangat dipengaruhi oleh viskositas lava. Dome Mountains, terbentuk ketika
batu cair mendorong keatas dari bawah bumi.

Dalam tahapan muda pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum dalam, bentuk kubah
masih utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan membentuk cekungan erosi. Kadang-kadang inti kubah yang
keras tampak di dasar cekungan erosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di puncak makin meluas dan
mendalam. Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan banyaknya lapisan-lapisan yang resistan, serta
punggungan-punggungan dengan lapisan miring (hogbacks) terbentuk.
Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisan kubah akan membentuk peneplane. Pola aliran
annular hampir-hampir hilang. Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecil
dihasilkan oleh intrusi lakolit, dan berbentuk kubah landai yang dihasilkan oleh sill. Kubah-kubah kecil dapat
dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir lempung.

Inti kubah yang terdiri dari batuan kristalin sering memberi arti sebagai sumber mineral logam; pertambangan
sering dijumpai kubah-kubah garam tentunya memberi makna sebagai sumber garam. Jika tidak berpotensi akan
mineral, inti kubah yang bertekstur kasar sering merupakan daerah hutan dan sekaligus merupakan daerah tadah
hujan. Juga lereng-lereng terjal dari hogbacks sebaiknya merupakan daerah hutan untuk mencegah longsoran
dan untuk tujuan konservasi air.

2.Gejala Vulkanisme (Vulkanik)


Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan
magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan
batuan yang ada di sekitarnya.

Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam
kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya
tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi
pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi
cair pijar atau disebut magma.

Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di
bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan
bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan.

Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma
yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat
lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya
intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar
penampang gunung api), yaitu:

Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat
lambat.

Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya
terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.

Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.

Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk
pipih atau lempeng.

Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.

Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke
permukaan bumi.

Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga
membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.

Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di
beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang
luasnya mencapai 10.000 km persegi.

Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung
yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.

Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi yaitu:

Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan
mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi
tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.

Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit,
karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari
timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan
tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.

Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian
secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan.
Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi,
Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.

Tipe Letusan Gunung Api

Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya,
letusan gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

Letusan Tipe Hawaii

Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah.
Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa,
Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.

Letusan Tipe Stromboli

Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang
hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap
±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe
stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

Letusan Tipe Vulkano


Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau
lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung
Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

Letusan Tipe Merapi

Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi
semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan
akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu,
terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus
gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.

Letusan Tipe Perret atau Plinian

Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe
ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak
gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St.
Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.

Letusan Tipe Pelee

Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti
jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat,
gunung tersebut meletus.

Letusan Tipe Sint Vincent


Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di
sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus
pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.

Bahan yang di keluarkan gunung api

Lava, Cairan magma pijar yang kental dan panas, keluar dengan cara erupsi efusif (lelehan).

Bahan Piroklastik atau batuan lepas, bahan rombakan berupa bongkah-bongkah volcano, lapilli, dan debu
gunung api, apabila endapan bahan lepas ini turun mengalir bersama aliran air melalui permukaan lereng
gunungapi, disebut Lahar.

Bahan-bahan berupa gas (‘ekskalasi’), dapat berupa Cl, HCl, CO2, H2S, H2SO4CH4, H2 dan N2. Uap air terjadi
karena persenyawaan H2 dan O2 dari atmosfera.

Tanda-tanda gunung api akan meletus

a. Tanda yang pertama

Terjadinya gempa lokal biasanya disebut gempa vulkanik. Kalau muncul gempa di daerah gunung berapi, warga
pun harus segera waspada.

b. Tanda yang kedua

Banyak binatang yang turun dari gunung. Binatang tertentu dapat mendeteksi suatu getaran halus yang
berhubungan dengan perubahan alam yang besar. Ternyata mereka punya firasat juga yah! Lihat aksi monyet
dan burung yang langsung turun gunung saat Gunung Merapi akan meletus.

c. Tanda ketiga,

Meningkatnya suhu di sekitar daerah gunung berapi. Seperti yang terjadi pada Gunung Krakatau, suhu di di
sekitar Jawa Barat menjadi lebih panas. Cairan magma yang terdapat di perut bumi sangat panas apalagi tekanan
di daerah kawah gunung pun berubah jadi tinggi. Semakin dekat cairan itu menunju kawah gunung, suhu di
sekitarnya pun akan berubah jadi lebih panas.

d. Tanda keempat,

Mata air di sekitar gunung akan mongering. Lihat tanda gunung akan meletus poin ketiga.

e. Tanda kelima,

Tumbuh-tumbuhan atau tanaman di wilayah gunung berapi akan layu dan mati kering.
Nah, kalau buat kamu yang tinggal di daerah gunung berapi, waspada yah, jika merasakan tanda-tanda alam di
atas.

Hasil (Material) dari letusan gunung berapi, diantaranya adalah :

- Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbonmonoksida (CO),
Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat
membahayahan manusia.

- Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah.
Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan
sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

- Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi
penduduk di lereng gunung berapi.

- Abu letusan

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu
letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya.

- Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang
panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas (wedhus gembel) dapat
mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat
menyebabkan.

Gejala Pasca Vulkanis

Gunung api melakukan aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat, sampai pada suatu
waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api akhirnya akan berhenti dari kegiatannya.
Gunung api seperti ini biasanya dinyatakan telah mati. Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang
seluruh kegiatannya. Di sini magma dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan sisa kegiatannya.
Kegiatan itu sering disebut gejala pasca vulkanis. Pasca vulkanis ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk
gejala antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani), geyser dan terbentuknya sebuah
kawah akibat letusannya.

1. Sumber Gas

Gas yang dikeluarkan bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas, dan sumber
gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air
(fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa
digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, misalnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-
lain.

Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup. Sumber gas asam arang
dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh karena itu biasanya petugas Dinas
Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung, bisa memantau secara terus menerus kegiatan gunung
api tersebut, sehingga dapat memperingatkan penduduk setempat ketika gunung mengeluarkan gas beracun
tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , seperti yang terjadi tahun 1979 di kawah
Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.

2. Sumber Air Panas

Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air hujan meresap ke
dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan mendekati batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis).
Akibatnya air menjadi panas, bahkan sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu
keluar sebagai mata air panas. Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa
Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.

3. Sumber Air Mineral

Seperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh sisa kegiatan vulkanik.
Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api, sehingga air itu mengandung belerang atau
zat kimia lain. Sumber air mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah
istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat.

4. Geyser

Geyser adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi karena gas panas yang
asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air
yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air
setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi.
Contoh geyser yang sangat terkenal terdapat di Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.

5. Kawah

Suatu kawah terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang sangat kuat sehingga menimbulkan sebagian
dari bagian atas gunung berapi tersebut menghilang dan saat itu terbentuklah sebuah kawah. Keindahan suatu
kawah dapat dimanfaatkan sebagai suatu objek wisata, contohnya: Kawah Ratu di gunung Tangkuban Parahu,
Kawah Ciremai di gunung Ciremai, dan Kawah Pu

Manfaat gunung api

Salah satu kekuatan alam yang paling merusak di bumi adalah gunung berapi. Meskipun mereka telah
menewaskan 200.000 orang sejak 1400, mereka juga menghasilkan manfaat. Sebagai contoh, banyak dari bahan
vulkanik memiliki kegunaan industri dan kimia penting. Sebuah kaca alami yang berasal dari lava adalah batu
apung, itu secara luas digunakan untuk grinding dan polishing logam, batu, dan bahan lainnya. Ketika lava
mengering dan membuat bentuk batu itu biasa digunakan dalam membangun jalan. abu vulkanik yang telah
lapuk sangat meningkatkan kesuburan tanah.

Material vulkanik memiliki sumber permata, Opal. Ini juga memiliki sumber logam, emas, perak,
molibdenum, tembaga, seng, timah, dan merkuri. Ketika gunung berapi meletus, lava melepaskan beberapa gas
yang sehat, termasuk karbon dioksida dan hidrogen. Ketika oksigen bercampur dengan hidrogen, ia
menciptakan uap air dan yang diawali siklus air.

Selain mempunyai bahaya ternyata ada beberapa manfaat adanya gunung api, antara lain

1) Menjadi daerah perangkap atau penangkap hujan

2) Memperluas daerah pertanian karena semburan dari abu vulkanik

3) Menyuburkan tanah, karena abu vulkanis yang sudah mengalami pelapukan banyak mengandung
garam-garam dan mineral batuan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman atau
tumbuhan

4) Memperbanyak jenis tanaman budi daya (tanaman perkebunan), karena adanya bermacam-macam zona
tumbuh-tumbuhan

5) Menjadi tempat wisata dan sanatorium, kerna udaranya yang sejuk dan menyegarkan serta
sedikit sekali polusinya
6) Menyebabkan letak mineral dekat dengan permukaan tanah, sehingga menjadi daerah pertambangan.

Permasalahan gunung api

1.banyak korban pada saat letusan

2.Gempa saat letusan merusak bangunan

3.Aliran lava dapat menghanguskan apa saja

4.Awan panas (wedhus gembel) merupakan gas yang membahayakan.

3.Gejala Seismik

`
Seismik adalah kegempabumian sedangkan seisme adalah semua yang berkaitan dengan gempa
bumi.Gempa bumi adalah gerakan gempa bumi atau kulit bumi secara tiba-tiba yang bersumber dari lapisan
kulit bumi atau lithosfer bagian dalam dan dirambatkan kulit bumi ke permukaan bumi yang di sebabkan oleh
patahan,retakan atau terpisahnya kulit bumi dari semula sehingga sehingga di sebut gempa bumi
dislokasi.Gempa di bedakan menjadi 3 yaitu:

Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau
menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa
bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar
maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.

Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan
menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik.
Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di
sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran
yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.


(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis. Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi.
(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.


(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.

Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.


(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan tsunami.

Gelomabang gempa
Ada empat tipe gelombang seismik yang terbagi dalam dua katagori: gelombang badan (P untuk primer; dan S
untuk skunder) dan gelombang-gelombang permukaan (Love dan Rayleigh).

Semua empat tipe gelombang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang badan menjalar melalui bumi kearah
luar dari titik pusat gempa bumi. Gelombang P adalah gelombang longitudinal seperti gelombang bunyi.
Gelombang-gelombang itu mempunyai laju hingga 14 km/s dan dapat melalui padatan, cairan dan gas. Karena
bergerak lebih capat dari pada gelombang S, gelombang P merupakan yang pertama tiba pada detektor gempa
(sehingga disebut "primer"). Gelombang S adalah gelombang geseran transversal yang menjalar dengan laju       
3,5 km/s. Gelombang ini hanya dapat menjalar melalui padatan karena cairan dan gas tidak dapat menyokong
tengan geser. Di bawah ini ditunjukan gambar bentuk gelombang P dan gelombang S sebagai berikut:

Bila gelombang seismik P dan S direkam pada stasiun seismograf, selang waktu antara kedatangan awal
gelombang P dan kedatangan akhir gelombang S dengan mudah terbaca oleh seismograf. Selang waktu ini dapat
dimasukan pada grafik waktu penjalaran, yang memungkinkan jarak ke kedudukan perekam terbaca langsung
dari grafik.

Parameter gempa yang dicatat oleh seismograf meliputi:

Tipe gelombang gempa P dan S

Waktu datang gelombang gempa

Amplitudo atau simpangan maksimum yang tercatat

Dari parameter yang tercatat oleh seismograf kita dapat menentukan jarak gempa, lokasi, kekuatan, waktu
terjadi dan kedalam suatu gempa.
Gambar di atas menyatakan gelombang gempa yang sampai ke pencatat stasiun gempa dan juga menunjukan
tipe-tipe gelombang yang tercatat pada seismograf di stasiun pencatat gempa A, B dan c.

Gelombang

Pengertian Gelombang

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat
adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan
menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan
dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
gelombang dalam waktu satu detik.

Jenis-Jenis Gelombang

1.      Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Satu
gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan,
dsb.

2.      Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran
pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang
longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.

3.Gelombag panjang

Gelombang yang merambat dari episentrum ke segala arah di permukaan bumi.Kerena rambatna gelombang
panjang berada di permukaan bumi maka di sebut juga gelombang permukaan.

Garis atau area terkait dengan gempa

1. Hyposentrum,
berasal dari kata hypo berarti bawah, sentrum berarti pusat, jadi hyposentrum merupakan pusat asal mulanya
getaran gempa yang terdapat di bawah permukaan bumi, terdapat dua macam getaran dalam hyposentrum yakni
Gelombang Logitudinal (gelombang Primer) dan Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)

2. Episentrum
Tempat dipermukaan bumi yang terdekan dengan hyposentrum (biasa disebut juga pusat gempa di permukaan
bumi)

3. Macroseisme
Wilayah Episentrum yang paling hebat menderita kerusakan

4. Microseisme
Getaran kulit bumi yang amat halus. Getarannya tidak terasa kecuali oleh seismograf (alat pencatat getaran
gempa).
5. Pleistoseista
Daerah yang dibatasi oleh Isoseista yang berada di sekitar episentrum yang paling banyak mendapat kerusakan.
Plestoseista dapatjuga diartikan sebagai garis khayal yang membatasi tempat yang episentrumnya mengalami
kerusakan paling hebat akibat gempa.

6. Isoseista

Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama keras getaran gempanya.
7. Homoseista

Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang pada saat yang sama mengalami getaran
gempanya.Kekuatan gempa dapat di ukur dengan seismometer atau seismograf .Seismometer (bahasa Yunani:
seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan
untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut
seismogram.Ada dua jenis seismograf yaitu:

1.Seismograf horizontal,adalah seismograf yang mencatat gelombang gempa yang arahnya mendatar

2.Seismograf vertikal,adalah seismograf yang mencatat gelombang gempa yang arahnya vertikal

METODE PENENTUAN EPISENTRUM GEMPA

Episentrum gempa dapat ditentukan dengan:

1. METODE EPISENTRAL

Episentral ialah jarak episentrum atau pusat gempa di stasiun pencatat gempa. Untuk menentukan episentrum 
dengan menggunakan metode episentral diperlukan minimal tiga stasiun pengamat yang mencatat kejadian
gempa, sehingga dapat dihitung jarak episentral masing-masing stasiun. Untuk menghitung jarak episentral
digunakan rumus LASKA, yaitu:

Delta  =  ((S-P) – 1’) X 1.000 Kilometer)

Delta  = jarak episentral dari stasiun pengamat dalam satuan kilometer

S-P      = selisih waktu pencatatan antara gelombang  sekunder dan gelombang primer (dalam menit)

1’        = 1 menit

Contoh:

Berdasarkan tiga buah stasiun pengamatan (A, B dan C) tercatat getaran gempa sebagai berikut:

Stasiun A

Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 28.25

Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 30.40


Stasiun B

Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 30.15

Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 33.45

Stasiun C

Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 32.15

Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 36.15

Untuk menentukan jarak episentral masing-masing stasiun:

Delta A

((2. 30’ 40’’ – 2. 28’ 25’’) – 1’) X 1.000 km

= (2’ 15’’ – 1’) X 1.000 km

= 1’ 15’’ X 1.000 km (karena 1’ = 60’’ maka (1 X 1.000) + (15/60 X 1.000))

= 1.250 km

Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun A berjarak 1.250 km.

Delta B

= (( 2. 33’ 45’’ – 2. 30’ 15’’) – 1’) X 1.000 km

= (3’ 30’’ – 1’) X 1.000 km

=2’ 30’’ X 1.000 km

(2 X 1.000) + (30/60 X 1.000)

= 2.500 km

Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km

Delta C

= ((2. 36’ 15’’ – 2. 32’ 15’’) – 1’) X 1.000 km

= (4’ – 1’) X 1.000 km

= 3’ X 1.000 km

= 3.000 km

Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun C berjarak 3.000 km

2. METODE HOMOSEISTA

Homoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat di permukaan bumi yang mencatat getaran
gelombang seismic yang pertama pada waktu yang sama. Misalnya stasiun A, B dan C mencatat getaran gempa
pertama pada pukul 15: 11. 06, maka pada peta, ketiga stasiun tersebut terletak pada satu homoseista.
TENAGA EKSOGEN

Tenaga eksogen

yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi
hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin,
sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:

* Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.


* Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
* Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan
jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit
hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan,
kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi
bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk
timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya
tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian
diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit
batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.

Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi.
Contoh tenaga eksogen adalah: angin,air mengalir.

Pelapukan

Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan
sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:

Sinar matahari

Air

Gletser

reaksi kimiawi

kegiatan makhluk hidup (organisme)

Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :

Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang
lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu
tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang
terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan
paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).

Erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan
adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau
gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang
laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)'

Tahapan dalam Erosi Air

Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan
tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.

Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.

Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang.
Pengkikisan lembar ditandai oleh :                              1. warna air yang mengalir berwarna
coklat                                                                                                                                                                           
             2. warna air yang terkikis menjadi lebih
pucat                                                                                                                                                                            
        3. kesuburan tanah berkurang

Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai
tempat mengalirnya air

'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus
berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.

Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi

Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :

tebing sungai semakin dalam

lembah semakin curam

pembentukan gua

memperbesar badan sungai

Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang  terbentuk antara lain : 

Batu jamur

Ngarai

Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :

Dinding pantai yang curam

relung ( lekukan pada dinding tebing)


gua pantai

batu layar

Denudasi

Denudasi atau tanah longsor (land slide).Denudasi adalah pengelupasan batuan induk yang telah mengalami
proses pelapukan.Denudasi biasanya terjadi di lereng-lereng pengunungan kerena denudasi sangat di pengaruhi
olehgaya berat batuan itu sendiri.Denudasi terjadi secara mendadak,dang sangat cepat.

Peristiwa yang hampir sama dengan denudasi adalah tanag menyerap (soil creep).bedanya soil creep bergerak
lambat dan dalam waktu yang lama pada lereng yang tidak begitu curam.

Sedimentasi

Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es,
atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan
material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan
di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.

Sedimentasi Fluvial

Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai juga merupakan pelaku efektif
dalam proses sedimentasi. Proses pengendapan materi yang diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran
sungai, danau, waduk, atau muara sungai inilah yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil sedimentasi
fluvial antara lain bantaran sungai, delta, meander (aliran sungai yang berkelok-kelok). Adapun sedimen di
danau disebut sedimen lakustrin.

Bentuk - Bentuk Sedimentasi

Sedimentasi sungai
Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini biasanya berupa batu giling,
batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik
dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan jalan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata
pencaharian mencari pasir, kerikil, atau batu hasil endapan itu untuk dijual.

Sedimentasi Danau
Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk delta, lapisan batu kerikil,
pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut sedimen limnis.

Sedimentasi Darat
guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak memecah di pantai landai,
lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk timbunan pasir yang tinggi. Contohnya, guguk pasir
sepanjang pantai Barat Belanda yang menjadi tanggul laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang
menyerupai di Belanda bisa ditemukan di pantai Parang Tritis Yogyakarta.

Sedimentasi Laut
Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut
terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut sedimen marin

Jenis Sedimen Laut


Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil.
Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran
grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan
mencair.

Sedimen Biogenik Pelagis


Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan
kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut.

Jenis-jenis Sedimentasi
Lithougenus Sedimen
Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke
dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan
jika energi tertrransforkan telah melemah.

Biogeneuos Sedimen
Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta
bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

Hidreogenous Sedimen
Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut
dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit,
phosphorit dan glaukonit

Cosmogerous Sedimen
Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara atau angin. Sedimen
jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa
angin.

Batuan Sedimen ( sedimentory rocks)


Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi. sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapun
volumnya hanya sekitar 5% dari volum kerak bumi.

a) Klasifikasi Batuan Sedimen


Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :
a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b) Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya
morena, drimlin
Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan
bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-
lompat (saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona (bathymetric
zone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut,
Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m, Zona
Neritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).

Pedosfer
PEDOSFER adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling
atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan
(anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari
tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah
disebut pedogenesa.

Pengertian Tanah

Jooffe dan Marbut, dua ahli ilmu tanah asal Amerika serikat mendefinisikan tanah sebagai tubuh alam (natural
body) dimana ia terbentuk dan berkembang sebagai akibat dari kerjasama antara gaya-gaya alam (natural force)
terhadap bahan-bahan alam (natural material) yang ada di permukaan bumi.

Tanah juga merupakan medium bagi pertumbuhan tanaman. Tanah dalam kadar tertentu menyediakan unsur
hara dan mineral penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini nantinya diubah menjadi persenyawaan
organik karbohidrat, lemak, protein dan lain-lain, setelah melewati proses penyerapan oleh akar tanaman.

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH


Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah antara lain:
• Iklim
Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah Suhu dan Curah Hujan.

• Organisme (vegetasi, jasad renik)


Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti:
a. Membuat proses pelapukan
b. Membantu proses pembentukan humus
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah beriklim sedang seperti di Eropa
dan Amerika
d. Memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.

• Bahan induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
• Topografi atau relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.

• Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus.

Komposisi Tanah

Secara umum komposisi tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu; bahan mineral, bahan organik, udara
dan air tanah. Kadar komposisi tanah ini nantinya akan berpengaruh terhadap bentuk, warna, tekstur dan
kesuburan tanah.

Contohnya untuk tanah dengan tekstur lempung berdebu (tanaman tumbuh dengan baik di atasnya) tersusun atas
25% udara, 25% air, 45% bahan mineral dan 5% bahan organik.
Air dan Udara tanah

Setiap tanah memiliki ruang pori-pori (pore space), yang nantinya akan diisi oleh udara dan air. Komposisi air
dan udara dalam pori-pori tanah tidak selalu sama atau berubah-ubah. Perbandingan tersebut sangat tergantung
pada kondisi cuaca dan faktor lingkungan lainnya.

Keberadaan air dan udara dalam tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan mikroba tanah. Pada tanah
yang subur dan gembur serta ditumbuhi dengan baik oleh tanaman, biasanya ruang pori-pori mencapai 50%.
Dengan perbandingan antara air dan udara 1:1. Perbandingan ini bisa berubah sesuai dengan kondisi cuaca dan
faktor lingkungan lainnya.

Air sangat berperan dalam menjaga kesegaran atau vigoritas tanaman. Selain itu air juga berfungsi untuk
melarutkan unsur-unsur hara, sehingga dapat diserap dengan mudah oleh tanaman. 

Bahan Mineral

Mineral inorganik adalah sumber hara potensial serta dapat menyediakan hampir semua unsur hara kecuali
nitrogen bagi pertumbuhan tanaman. Mineral inorganik ini berasal dari pecahan-pecahan batu-batuan yang
berukuran sangat kecil. Sehingga ada yang berukuran sangat kecil seperti liat dan ada juga yang berukuran agak
besar (kasar) seperti pasir dan kerikil.

Kolloid (partikel/butiran) liat berukuran sangat halus sekali bahkan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Untuk melihatnya, para ahli ilmu tanah biasanya menggunakan mikroskop elektron. Dan untuk mengetahui jenis
dan sifat-sifat kolloid ini digunakan sinar-X atau metoda lain.

Bahan Organik

Bahan organik adalah bahan mineral tanah yang sangat mudah lapuk. Ia merupakan sumber utama unsur
nitrogen (N) di dalam tanah. Sedangkan hasil pelapukan dari bahan organik sangat penting yaitu humus. Humus
ini nantinya bersama kolloid liat akan berfungsi sebagai bahan aktif yang merupakan gudang penyimpan atau
pelepasan unsur hara bagi tanaman.

Pengaruh Sistem Budidaya Pertanian Terhadap Komposisi Tanah

Dalam sistem budidaya pertanian, pengolahan tanah merupakan suatu hal yang penting. Pengolahan tanah ini
bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar lebih gembur sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman dan
menambah unsur hara melalui pemupukan.

Proses budidaya terus menerus sepanjang tahun akan mempengaruhi komposisi tanah, terutama komposisi
bahan organik dan bahan mineral. Campuran koloid organik dan koloid liat yang umumnya terdapat pada
lapisan tanah bagian atas lama kelamaan akan menipis.

Baik tergerus oleh aliran air maupun melalui proses penyerapan oleh tanaman yang dibudidayakan. Proses
pemupukan sedikit banyak mensubstitusi kekurangan tersebut. Meskipun pada akhirnya tidak akan sebaik
komposisi tanah awal.

KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH


Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah (bahan induk tanah).
Pedon merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunyai ukuran tiga dimensi. Luas pedon
berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari pedon-pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2,
sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas. Profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu
sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut Horizon Tanah. Setiap horizon tanah
memperlihatkan perbedaan, baik menurut komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat
dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang
berulang-ulang oleh genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah. Proses
pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun yang
dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih dapat dijangkau oleh akar tanaman. Horizon-
horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R
(Bed Rock).

STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH


Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama
lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
2. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
3. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
4. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
5. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
6. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir
pasir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur
tanah.

SISTEM KLASIFIKASI TANAH


Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab banyak negara yang
menggunakan sistem klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh negara tersebut. Nama golongan tanah dengan
membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata latin solum.

JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA


Sebagian besar jenis tanah di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi
maka jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain,
1. Tanah Gambut atau tanah organik
2. Aluvial
3. Regosol
4. Litosol
5. Latosol
6. Grumosol
7. Podsolik Merah Kuning
8. Podsol
9. Andosol
10. Mediteran Merah Kuning
11. Hidromorf Kelabu (gleisol)
12. Tanah Sawah (Paddy soil)

KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAK BAGI KEHIDUPAN


Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini merupakan dampak pemanfaatan lingkungan yang tidak terkontrol
sehingga mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang sangat terasa dalam kehidupan manusia
adalah berkurangnya lahan subur yang menjadikan semakin menipisnya lahan yang bisa dijadikan lokasi
produksi kebutuhan agraris manusia.

Pemanfaatan tanah

Lahan Kritis dan Lahan Potensial


 

            

Lahan kritis

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis sangat rendah.
Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahanini
bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat
rendah.

             Faktor- Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain sebagai berikut:

· Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.

· Genangan air yang terus-menerus, seperti di daerah pantai yang selalu tertutup rawa-rawa.

· Erosi tanah dan masswasting yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah yang
miring. Masswasting adalah gerakan masa tanah menuruni lereng.

· Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi
di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring, atau bahkan di dataran rendah.

· Masuknya material yang dapat bertahan lama kelahan pertanian (tak dapat diuraikan oleh bakteri) misalnya
plastic. Plastik dapat bertahan ± 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kelestaian kesuburan
tanah.

· Pembekuan air,biasanya terjadi daerah kutub atau pegunungan yang sangat tinggi.F

Pencemaran, zat pencemar seperti pestisida dan limbah pabrik yang masuk ke lahan pertanian baik melalui
aliran sungai maupun yang lain mengakibatkan lahan pertanian baik melalui aliran sungai maupun yang lain
mengakibatkan lahan pertanian menjadi kritis.Beberapa jenis pestisida dapat bertahan beberapa tahun di dalam
tanah sehingga sangat mengganggu kesuburan lahan pertanian.

        Jika lahan kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan itu akan membahayakan
kehidupan manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka dari itu, lahan kritis harus segera
diperbaiki. Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh adanya lahan kritis tersebut, pemerintah Indonesia
telah mengambil kebijakan, yaitu melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan-lahan kritis di Indonesia.

            

             Upaya penagggulangan lahan kritis dilaksanakan sebagai berikut.

1. Lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan, peternakan, dan usaha lainnya.

2. Erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit.

3. Usaha perluasan penghijauan tanah milik dan reboisasi lahan hutan.

4. Perlu reklamasi lahan bekas pertambangan.

5. Perlu adanya usaha ke arah Program kali bersih (Prokasih).

6. Pengolahan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah aliran sungai (DAS).

7. Pengembangan keanekaragaman hayati.

8. Perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan yang mengarah pada terjadinya lahan kritis.
9. Menghilangkan unsure-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian, misalnya plastik. Berkaitan
dengan hal ini, proses daur ulang sangat diharapkan.

10. Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau secara tepat dan terus-
menerus.

11. Guna menggemburkan tanah sawah, perlu dikembangkan tumbuhan yang disebut Azola.

12. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemaran yang ada pada lahan pertanian.
Eceng gondok dapat menyerap pat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun, dalam hal
ini kita harus hati-hati karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga dapat menggangu lahan
pertanian.

 Lahan potensial

             Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan jika diolah akan
mempunyai nilai ekonimis yang besar karena mampunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan mempunyai daya
dukung terhadap kebutuhan manusia. Lahan potensian merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus ditangani dan dikelola secara bijak. Daerah diluar jawa banyak
memiliki daerah produktif yang sangat potensial, tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga daerah ini
dikenal dengan daerah yan sedang tidur.

             Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi, tekanan terhadap tanah semakin meningkat. Hutan di luar
pualu jawa di ubah menjadi lahan pertanian, kawasan pertambangan, dan perkebunan. Sementara itu, lahan
pertanian di pulau Jawa diubah menjadi kawasan pemukiman dan industri serta waduk. Kehutanan,
pertambangan, dan pertanian juga dapat membuat tanah menjadi tidak produktif untuk kegiatan ekonomi lebih
lanjut.

             Program untuk meningkatkan produksi pangan dan perluasan pemukiman dalam skala besar-besaran
telah memberikan kontribusi dalam pembukaan hutan dan belukar. Hal ini menyebabkan meningkatnya erosi,
berkurangnya kesuburan dan produktivitas lahan, serta hilangnya habitat. Walaupun sejumlah kawanan alami,
baik daratan maupunhutan, telah dilindungi dari dampak kegiatan manusia melalui penetapannyasebagai cagar
alam dan taman nasional, sejumlahbesar lahan masih belum diusahakan oleh manusia secara optimal.

             Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidp manusia. Maka
dari itu, harus ditangani secara bijaksana dalam pemanfaatan lahan potensial dan jangan sampai malah merusak
lingkungan.

Lahan potensialtersebar di tiga wilayah utama daratan, yaitu di daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi.
Lahan-lahan di wilayah pantai didominasi oleh tanah alluvial (tanah hasil pengendapan). Tanahini cukup subur
karena banyak mengandung mineral-mineral yang diangkut bersama lumpur oleh sungai kemidian diendapkan
di daerah muara sungai.

             Mulai dataran pantai sampai ketinggian 300 m dari permukaan laut merupakan areal lahan dataran
rendah. Bila curah hujannya cukup memadai, zona dataran rendah ini merupakan wilayah lahan hutan hujan
tropis yang sangat subur.
             Mulai ketinggian 500 meter di atas permukaan laut merupakan wilayah tanah tinggi, kondisi wilayahnya
merupakan lahan bergelombang, berbukit-bukit sampai daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tanah tnggi
yang dipengaruhi oleh gunung berapi,kondisi lahannya di dominasi oleh tanah vulkanik yang subur yang
terkandung mineral haranya cukup tinggi.   

             Daerah pegunungan yang memiliki curah hujan tinggi, merupakan daerah yang rawan erosi tanah.
Selain proses erosi, di daerah-daerah yang memiliki crah hujan tinggi keadaan tanahnya biasanya berwarna
merah kecoklatan (pucat), karena unsure-unsur hara dan humusnya banyak tercuci dan terhanyutkan oleh air
hujan. Jenis tanah ini kurang subur. Conth tanah yang sudah banyak mengalami pencucian di antaranya tanah
latosol dan tanah podzolik serta tanah laterit.

             Upaya-upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial dilaksanakan antara lain
dengan cara berikut.

1. Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia.

2. Menciptakan keserasian da keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan dalam wilayah tertentu.

3. Merencanakan penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak pencemaran.

4. Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentinganmanusia.

5. Memisahkan penggunaan lahan untuk permukiman, industry, pertanian, perkantoran, dan usaha-usaha
lainnya.

6. Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi pengaliahn hak atas tanah untuk kepentingan umum
dan peraturan perpajakan.

7. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perijinan, dan pajak dalam kaitannya dengan konversi
penggunaan lahan.

8. Menggnakan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan sengkedan di aderah
pegunungan.

9. Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah.

10. Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah di sekitar lautan.

Tekstur dan Kesuburan Tanah

             Tanah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan lebih subur daripada tanah gundul atau ada tumbuh-
tumbuhannya, karena didalamnya terkandung lapisan bunga tanah yang tidak terkena erosi. Akan tetap,ibila
hutan-hutan ditebang tanpa batas, apalagi di daerah yang miring, maka erosi oleh air maupun angin dapat
dengan mudah terjadi di tanah bekas injakan-injakan binatang.

            

             Ciri-ciri tanah subur antara lain: tekstur dan struktur tananya baik, yaitu butir-butir tanahnya tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil; banyak mengandung garam yang berguna untuk makanan tumbuh-
tumbuhan; dan banyak mengandung air untuk melarutkan garam-garaman.

 
             Tekstur tanah menunjukkan proporsi pelatif dari ukuran partikel-partikel tanah. Rentangan ukuran
partikel yan terbesar dapat dijumpai dalam kelompok tamah lempung (clay) yang diameter partikel-partikelnya
mempunyai ukuran 0,0002 mm hingga hamper sebesar molekul. Struktur tanah adalah susunan butir-butir suatu
tanah. Pada umumnya, komposisi tanah terdiri dari 90% bahan mineral, 1-5% bahan organik, 0,9% udara dan
air.

            

             Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan batuan / 
bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentkan tanah lokal, serta umur relatif tanah.

             Hubungan antara tekstur dan kesuburan tanah tidak selalu ada meskipun tekstur tanah dapat menentukan
atau bepengaruh dalam beberapa hal berikut.

· Pengerjaan tanah, misalnya tanah berpasir di daerah iklim basah biasanya cepat terurai. Selain itu, tanah
tersebut berkapasitas rendah dalam menahan air, sehingga mudah mongering. Dengan menambah bahan-bahan
organis, maka kesuburan tanah tersebut dapat ditingkatkan.

· Pengerjaan tanah berpasir di daerah beriklim kering (arid). Tanah di sini meskipun kadar bahan makanannya
cukup tinggi, tetapi nilai kesuburannya rendah karena minimnya presipitasi, pencucian, dan rendahnya kapasitas
menahan air.

· Pengerjaan tanah lempung. Dipandang dari sudut mudah tidaknya dikerjakan dan komposisi kimiawinya,
tanah lempung mempnyai sifat yang bermacam-macam, diantaranya bersifat plastis dan sukar untuk diolah bila
basah, serta keras jika kering. Namun, di daerah iklimtrpis basah tanah lempung memiliki permeabilitas
walaupun rendah.

           Permeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah baik
kearah horizontal maupun ke arah vertical. Cepat  /  lambatnya perembesan air ini sangat ditentukan oleh tekstur
tanah. Semakin kasar tekstur tanah semakin cepat perembesan air.

          

           Ketebalan atau solum tanah menunjukkan berapa tebal tanah diukur dari permukaan sampai ke batuan
induk. Erosi menyangkut banyaknya partikel-partikel tanah yang terpindahkan. Drainase adalah pengeringan air
yang berlebihan pada tanah yang mencakup proses pengatusan dan pengaliran air yan berada dalam tanah atau
permukaan tanah yang menggenang .

           Di daerah yang mempunyai solum tanah dalam, drainase yang baik, tekstur halus, kemiringan lereng 1-
2% dapat diusahakan secara intensif tanpa bahaya erosi atau penurunan produktivitas. Daerah seperti ini
mempunyai kemampuan besar dan bila diusahakan hambatan. Kemampuan daerah bersolum tanah dangkal,
drainase buruk, tekstur tanah sangat halus atau sangat kasar, dan berlereng curam adalah terbatas dan bila lahan
itu digunakan banyak hambatannya.

Dilihat dari segi kesuburannnya, tanah dibedakan atas tanah-tanah muda, dewasa, tua, dan sangat tua.

· Tanah Muda, berciri unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya belum banyak sehingga belum
subur.
· Tanah Dewasa, berciri unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya sangat banyak sehingga
tanah ini sangat subur. Tanah iniah yang sangat baik untuk pertanian.

· Tanah Tua, berciri unsur  atau zat hara makanan yang terkandung di dalamnya sangat berkurang.

· Tanah Sangat Tua, berciri unsur hara atau zat makanan yang terkandung di dalamnya sudah sangat sedikit,
bahkan hamper habis sehingga ada yang menyebutkan jenis tanah ini sebagai tanah yang mati. Tanah ini sagat
tidak subur

           Tanah memerlukan unsur-unsur untuk berubah dan berkembang. Bahan makanan yang diperlukan tanah
adalah: K, P, N, C, H, O, Na, Ca, S, Mg, Fe, Zn, B, Cu, dan Mn.

           Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada, maka tanaman yang ada tidak sempurna atau tidak dapat
tumbuh. Untuk mengisi kekurangan bahan makana tanaman di dalam tanah,dapat digunakan pupuk.
Berdasarkan asal (sususnan) senyawanya ada dua macam pupuk.

· Pupuk Alam (pupuk organik), yaitu pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman , hewan, dan manusia seperti
pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk kompos. Pupuk ini dapat menyepar air hujan, memperbaiki daya
mengikat air, mengurangi erosi, dan untuk perkembangan akar atau biji.

· Pupuk Buatan (pupuk anorganik), yaitu pupuk yang dibuat dalam pabrik, yang terbagi dua jenis, yaitu pupuk
tunggal, misalnya pupuk fosfat (P), pupuk kalium (K), pupuk nitrogen (N) yang dikenal pupuk urea, ammonium
sulfat, dan ammonium klorida, serta pupuk majemuk, yaitu pupuk NP, NK, PK, NPK, dan lain-lain. Keuntungan
pupuk pabrik adalah praktis, ringan, mudah larut, dan cepat bereaksi. Agar berhasil baik dalam pemupukan
perlu diperhatikan :potensi tanah, jenis pupuk, dosis pemupukan waktu, dan cara pemberian pupuk.
ISTILAH-ISTILAH GEOMORFOLOGI

Peristilahan disusun dengan mempertimbangkan aspek yang sering dipergunakan dalam

peta dan mempunyai nama sangat khas yang disusun berdasarkan abjad.

Bentang alam (landscape)

panorama alam yang disusun oleh elemen-elemen geomorfologi dalam dimensi

yang lebih luas dari terain.

Bentuk lahan (landform)

komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang

dipengaruhi oleh kegiatan manusia.

Bentukan asal (morphologic origin)

terbentuknya bentang alam didasarkan atas genesa (mulajadi).

Denudasi (denudation)

proses pengupasan permukaan bumi dari penutupnya.

Elemen geomorfologi (geomorphologic element)

bagian terkecil dari bentuk lahan yang mempunyai kesamaan bentuk dan

genesanya.

Erosi (erosion)

serangkaian proses yang menyebabkan sejumlah material bumi atau batuan

terkikis, diangkut dan dipindahkan ke tempat lain di permukaan bumi.

Fluvial (fluvial)

aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan


pengendapan material di permukaan bumi.

Gaya endogen (endogenous force)

tenaga berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya pergerakan,

patahan, perlipatan dan vulkanisma di permukaan bumi.

Gaya eksogen (exogenous force)

tenaga yang berasal dari luar bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan di

permukaan atau dekat permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi, denudasi.

Geomorfologi (geomorphology)

adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang

mempengaruhinya.

Hogbek (hogkback)

punggungan pebukitan atau pegunungan dengan puncak tajam dibentuk oleh

lapisan batuan yang keras dan lereng agak curam.

Kars (karst)

bentuk bentang alam yang terjadi akibat intensifnya proses pelarutan batu

gamping sehingga membentuk bentang alam yang khas.

Kuesta (cuesta)

bukit atau gunung yang mempunyai dua kemiringan lereng berbeda. Permukaan

lereng yang landai searah dengan bidang perlapisan sedangkan sisi lereng yang

curam memotong bidang perlapisan.

Marin (marine)

aktifitas air laut yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, pengangkutan dan

pengendapan di lingkungan laut.

Mesa (mesa)

bukit atau gunung terisolir berbentuk meja, merupakan sisa denudasi dengan

lapisan batuan datar yang keras sebagai penutupnya.

Morfodinamis (morphodynamics)

bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air,

angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai,

lahan kritis (badlands).


Morfoerasi (morphoerosion)

adalah ragam bentuk erosi yang dapat dipakai sebagai ukuran tingkat degradasi

bentuk lahan suatu wilayah.

Morfogenesa (morphogenesis)

bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic)

dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.

Morfologi (morphology)

ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi.

Morfokonservasi (morphoconservation)

pelestarian alam berdasarkan parameter bentuk lahan.

Morfokronologi (morphochronology)

hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.

Morfometri (morphometry)

aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian,

kekasaran terrain.

Morfografi (morphography)

aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan,

plato.

Morfostruktur aktif (active morphostructure)

bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang

dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi,

punggungan antiklin dan gawir sesar.

Morfostruktur pasif ( passive morphostructure)

bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur

batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan

kubah.

Pelapukan (weathering)

proses hancurnya batuan atau mineral permukaan bumi menjadi bagian yang lebih

kecil atau lunak karena proses fisika, kimiawi dan biologi.

Penampang geomorfologi (geomorphologic cross section)


adalah irisan tegak bentuk lahan yang mencerminkan hubungan konfigurasi

bentang alam.

Penutup lahan (land cover)

Segala sesuatu yang menutupi permukaan bumi, baik itu alamiah atau buatan.

Terain (terrain)

bentuk permukaan ataupun dekat permukaan bumi yang mempunyai ciri fisik

tertentu.

You might also like