You are on page 1of 23

SISMIOP

Resume UAS
Semester 5 Penilai
PBB

Nan
Resume SISMIOP UAS Semester 5

Pendataan dan Penilaian PBB

A. Penelitian Pendahuluan
Kegiatan ini dimaksudkan unutk menentukan data dan informasi yang diperlukan, baik
dalam rangka penyusunan rencana kerja maupun untuk menentukan sasaran dan
daerah/wilayah mana yang akan diadakan kegiatan pendataan dengan memperhatikan
pajak dan perkembangan wilayah.
Data dan informasi yang disimpulkan antara lain:
1. Luas wilayah
2. Perkiraan luas tanah yang dapat dikenakan PBB
3. Luas tanah dan bangunan yang sudah dikenakan PBB
4. Jumlah penduduk
5. Jumlah WP dan OP yang sudah terdaftar
6. Jumlah pokok ketetapan pajak tehun sebelumnya
7. Perkiraan harga jual tanah tertinggi dan terendah per m2 di satu desa/kelurahan
8. Peta dan pembukuan PBB

Page 2 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

B. Penyusunan Rencana Kerja


Materi yang dituangkan dalam RK
1. Sarana dan volume pekerjaan
2. Alternatif kegiatan
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
4. Organisasi dan jumlah pelaksana
5. Jumlah biaya yang diperlukan
6. Hasil akhir
Hal yang perlu diperhatikan
1. Fleksibilitas, RK harus mampu menampung perubahan pelaksanaan di lapangan
tanpa harus merubah rk
2. Konsisten, hal-hal yang ditentukan dalam RK harus dipenuhi secara konsisten
seperti: standar prestasi, jumlah personel, waktu yang diperlukan, biaya, dll.

C. Pengadaan Sket Peta dan sarana penunjang


1. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembailan SPOP
Sket/peta desa/kelurahan dari instansi yang berkompeten dalam bidang
pembuatan peta atau sket kasar yang dibuat oleh petugas pendata
2. Pendataan dengan identifikasi objek pajak
Peta garis/peta foto dari desa/kelurahan dari instansi yang berkompeten dalam
bidang pembuatan peta
3. Pendataan dengan verifikasi objek pajak
Mengadakan peta desa/kelurahan dan peta rincik yang sudah ada pada KPPBB,
sebagai hasil dari kegiatan pendataan 3 (tiga) tahun terakhir
4. Pendataan dengan pengukuran bidang objek pajak
Pengadaan peta dari instansi yang berkompeten dalam pembuatan peta atau
membuat sendiri dengan peralatan yang ada
Sarana pendukung lainnya untuk melaksanakan pembentukan basis data antara lain
berupa: Perangkat komputer, almari penimpanan sket/peta dan SPOP/LSPOP,
perlengkapan pekerjaan lapangan & administrasi/penggambaran, stiker NOP, Formulir
SPOP dan formulir teknis lainnya, Alat tulis kantor.

Page 3 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

D. Pembuatan Kosep peta desa/kelurahan


1. Orientasi lapangan
Kegiatan ini betujuan untuk mencocokan keadaan yang tergambar pada konsep
sket/peta desa/kelurahan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Dalam
hal terjadi perubahan detail di lapangan terutama detail di lapangan yang dijadikan
batas blok, maka perubahan tersebut digambarkan pada konsep sket/peta
desa/kelurahan
2. Penentuan batas blok
Penentuan batas blok sesuai dengan kaidah peta blok yaitu memperhatikan
karakteristik fisik yang tidak berubah menurutdalam kurun waktu yang lama.
Batas-batas lok yang telah ditentukan tersebut digambarkan pada konsep sket/peta
kerja, dengan menggunakan legenda yang telah ditentukan dan berbeda dengan
legenda yang digunakan sebagai batas ZNT
3. Pemberian nomor blok
Nomor blok terdiri dari 3 (tiga) adigit dimulai dari kiri atas (barat laut) peta dengan
menggunakan angka arab, dan disusun secara spiral sesuai dengan arah jarum
jam.

E. Koordinasi dan penyuluhan


Koordinasi dengan pemerintah daerah da instansi lainnya (misalnya Bappeda, kantor
pertanahan, departemen PU, real estate indonesia, dan lain-lain yang diperlukan)
dimaksud untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pembentukan basis data
SISMIOP antara lain:
1. Penyuluhan kepada masyarakat dan instansi lainnya mengenai maksud dan tujuan
diadakannya kegiatan pembentukan basis data SISMIOP
2. Mengadakan keseimbangan penggolongan Nilai Jual Objek Pajak yang akan
dijadikan sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, antar wilayah yang
berbatasan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat propinsi;
3. Meningkatkan peran aktif Tim Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
4. Pelatihan petugas lapangan/perangkat desa;
5. Pembagian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pendataan.

Page 4 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

F. Pengumpulan Data Objek Pajak dan Subjek Pajak dan Pemberian NOP
1. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP
Perorangan
a. Bersama-sama dengan aparat desa/kelurahan setempat membuat sket letak
relatif bidang objek pajak.
b. Memberikan NOP pada setiap bidang objek pajak
c. Bersama-sama dengan aparat desa/kelurahan mengidentifikasikan batas
RT/RW atau yang setingkat dengan itu, dan selanjutnya menyampaikan SPOP
dan stiker NOP kepada para ketua RT/RW untuk disampaikan kepada subjek
pajak.
d. Petugas lapangan mengumpulkan SPOP dari subjek pajak atau kuasanya
melalui para ketua RT/RW yang bersangkutan.
e. Pada konsep sket/peta blok diberi tanda apakah SPOP sudah atau belum
dikembalikan.
Bila dalam suatu blok terdapat objek pajak yang bernilai tinggi/mempunyai
karakteristik objek khusus, dilakukan Penilaian Individual.
2. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP Kolektif
Pada dasarnya sama seperti pendataan dengan penyebaran SPOP Perorangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Data objek dan subjek pajak yang telah disusun, disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan diisikan ke dalam SPOP Kolektif sesuai urutan NOP.
b. Pemberian NOP pada objek pajak dilakukan tanpa penempelan stiker NOP.
c. Data rinci setiap bangunan dimasukkan ke dalam LSPOP kolektif sesuai urutan
NOP.
Apabila di dalam blok terdapat objek pajak yang bernilai tinggi/mempunyai
karakteristik objek khusus, pengisian SPOP menggunakan SPOP perorangan dan
dilakukan penilaian individual.
3. Pendataan dengan Identifikasi Objek Pajak
a. Dengan menggunakan konsep peta blok, petugas lapangan mengadakan
identifikasi batas-batas objek pajak. Terhadap objek pajak yang tidak dapat
diidentifikasikan batasnya, petugas lapangan melakukan pengukuran sisi objek
pajak. Setelah selesai mengidentifikasikan bidang objek pajak, langsung diberi
NOP atas bidang objek pajak tersebut dan ditempel stiker NOP. Selanjutnya
petugas lapangan mengisikan data objek dan subjek pajak pada SPOP.
Page 5 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

b. Setelah SPOP diisi, maka petugas lapangan mengkonfirmasikan kepada


subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya.
c. Petugas lapangan mengumpulkan SPOP yang telah dikonfirmasikan kepada
subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya.
4. Pendataan dengan Verifikasi Data Objek Pajak’
a. Peta Blok yang telah diisi dengan batas-batas bidang objek pajak hasil
plotting/foto copy dari peta rincik, pada masing-masing bidang objek pajaknya
diberi nama subjek pajak sesuai yang terdapat dalam buku rincik.
b. penempelan stiker NOP untuk objek pajak yang ada bangunannya sekaligus
meneliti apakah ada perubahan data.
c. Dalam hal terjadi perubahan data, maka petugas melakukan kegiatan mulai
dari identifikasi dan pengukuran objek pajak sampai dengan mengisi SPOP
sesuai dengan data yang sebenarnya dan mengkonfirmasikan kepada subjek
pajak yang bersangkutan atau kuasanya.
d. Dalam hal tidak terjadi perubahan data, maka petugas lapangan mengisi SPOP
dengan menyalin data yang sudah ada pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan serta mengkonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan
atau kuasanya.
e. Mengumpulkan SPOP yang telah dikonfirmasikan kepada subjek pajak yang
bersangkutan atau kuasanya.
5. Pendataan dengan Pengukuran Data Objek Pajak
a. Dengan menggunakan konsep sket/peta blok, petugas lapangan mengadakan
pengukuran batas-batas objek pajak.
b. Setelah selesai mengukur satu bidang objek pajak, langsung diberi NOP atas
bidang objek pajak tersebut dan ditempel stiker NOP
c. petugas lapangan mengisikan data objek dan subjek pajak pada SPOP.
d. Setelah SPOP diisi, maka petugas lapangan mengkonfirmasikan kepada
subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya.
e. petugas lapangan mengumpulkan SPOP yang telah dikonfirmasikan kepada
subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya.

Page 6 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

PEMBUATAN KONSEP SKET/PETA ZNT DAN PENENTUAN NIR

A. Batasan-batasan
batasan dalam Pembuatan Sket/peta ZNT :
ZNT dibuat per kelurahan/desa.
Pengisian NIR tanah ditulis dalam ribuan rupiah.
Garis batas setiap ZNT diberi warna yang berbeda sehingga jelas batas antar ZNT.

B. Bahan-bahan yang Diperlukan :


Peta kelurahan/desa yang telah ada batas-batas
batas bloknya.
File data tahun terakhir serta DHKP.
Buku Klasifikasi Nilai Jual Objek Pajak (Keputusan Kakanwil DJP) tahun terakhir.
Alat-alat
alat tulis termasuk pensil pewarna.

C. Tahapan Pekerjaan Pembuatan Sket/Peta ZNT

1. Tahap Persiapan
a. Menyiapkan peta yang diperlukan :

Page 7 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

 Peta Wilayah
 Peta Desa/Kelurahan
 Peta Zona Nilai Tanah
 Peta Blok.
b. Menyiapkan data-data yang diperlukan :
 Laporan Notaris/PPAT
 Data NIR dan ZNT lama
 SK Kakanwil tentang Klasifikasi dan Penggolongan NJOP Bumi, dll
c. Menyiapkan data-data yang berhubungan dengan teknik penentuan nilai tanah:
 Data Jenis Penggunaan Tanah dari BAPPEDA
 Data potensi pengembangan wilayah berdasarkan Rencana Kota
(berdasarkan RUTRK dan RDTRK)
d. Pembuatan rencana pelaksanaan meliputi personil, biaya serta jadwal
kegiatan.
2. Pengumpulan Data Harga Jual
a. Data harga jual
 harga transaksi (diupayakan maksimal 3 tahun)
 harga penawaran (diupayakan maksimal 1 tahun)
 harga sewa, dengan cara membagi harga sewa dengan tingkat kapitalisasi
tertentu.
b. Sumber data  PPAT, notaris, lurah/kepala desa, agen properti, penawaran
penjualan properti melalui majalah, brosur, direktori, pameran dan sebagainya.
c. Jumlah dan sebaran data harga jual
 diupayakan tersebar merata,
 merepresentasikan kondisi wilayah yang dianalisis.
d. Lokasi data Harga jual
 diutamakan dalam wilayah desa/kelurahan yang dianalisis,
 dapat menggunakan data harga jual dari wilayah desa/kelurahan lain yang
berbatasan, termasuk yang berada di wilayah kerja KPP Pratama yang lain
3. Rekapitulasi Data Dan Plotting Data Harga Jual pada Peta Kerja ZNT
a. Semua data yang diperoleh direkap dalam suatu formulir
b. Terhadap data-data tersebut dilakukan penyesuaian terhadap faktor jenis data
dan waktu,

Page 8 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

 Penyesuaian terhadap jenis data dilakukan lebih dulu kemudian


penyesuaian waktu,
 Untuk menghindari adanya perbedaan prosentase penyesuaian yang
terlalu mencolok diharapkan tiap kantor wilayah melaksanakan SE-
55/PJ.6/1999 tentang Petunjuk Teknis Analisis Penentuan NIR
4. Menentukan Nilai Pasar Tanah/m2
a. Tanah Kosong
 Nilai Pasar dibagi luas tanah dalam satuan m2
b. Tanah dan Bangunan
 Nilai bangunan ditentukan berdasarkan DBKB setempat
 Nilai Pasar – Nilai Bangunan = Nilai Pasar Tanah
 Nilai Pasar Tanah dibagi luas tanah dalam satuan m2
5. Pembuatan Peta Imaginer ZNT
a. Mengacu pada peta ZNT lama bagi wilayah yang telah ada peta ZNT-nya,
dengan tetap memperhatikan kemungkinan perubahan batas imajiner
berdasarkan dinamika nilai pasar tanah yang ada;
b. Mempertimbangkan sebaran data harga jual yang telah dianalisis dan diplot
pada peta kerja ZNT,
c. Pengelompokan (clustering) bidang tanah dalam satu ZNT dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Nilai Pasar Tanah yang hampir sama
 Mempunyai potensi nilai yang mirip
 Memperoleh akses fasilitas sosial dan fasilitas umum yang sama;
 Aksesibilitas yang tidak jauh berbeda
6. Objek Acuan
Yaitu :
Suatu objek yang mewakili sejumlah objek yang sejenis,
Nilainya telah diketahui,
Berfungsi sebagai acuan dalam melakukan penilaian.
Penggunaan Objek Acuan :
Apabila data harga jual kurang dari 3 (Tiga)
Kriteria :
Menggambarkan jenis penggunaan yang dominan pada zona yang akan dinilai
Sebarannya cukup merata pada zona yang akan dinilai
Page 9 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

D. Analisis Data Penentuan NIR


1. Untuk ZNT yang memiliki data harga jual 3 (tiga) atau lebih
penentuan NIR dilakukan dengan cara merata-rata data harga jual tersebut
dengan menggunakan Formulir 3.
2. Untuk ZNT yang hanya memiliki data harga jual kurang dari tiga
penentuan NIR dilakukan dengan cara menentukan objek acuan lebih dulu
untuk memenuhi minimal tiga data pembanding menggunakan Formulir 2a,
merata-rata data harga jual tersebut dengan menggunakan Formulir 3.

3. Untuk ZNT yang tidak memiliki data harga jual, penentuan NIR dilakukan dengan
cara:
Menentukan nilai obyek acuan dengan dari data harga jual ZNT lain yang
terdekat dengan menggunakan Formulir 2a, sehingga terpenuhi tiga data
pembanding kemudian merata-ratakan nilai obyek acuan/data pembanding
tersebut atau;
mengacu pada NIR dari ZNT lain yang terdekat dengan melakukan
penyesuaian faktor lokasi, fisik, jenis penggunanan, sebagaimana Formulir 3a.
Analisis Penentuan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) dari ZNT Lain.

Page 10 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

Alternatif Penentuan ZNT


A. Alternatif 1
Adalah suatu kawasan ZNT yang memiliki tiga (3) data harga jual
 Data harga jual yang ada dikumpulkan menggunakan Formulir 1 Pengumpulan
Data Pasar Properti
 Data pasar dianalisis untuk memperoleh indikasi nilai pasar tanah kosong dengan
menggunakan Formulir 2. Analisis Penentuan Nilai Pasar Tanah /m2.
 Contoh Kode ZNT AA (Alternatif I), analisis NIR mengacu pada rata-rata data
harga jual yang telah dianalisis, yaitu nomor data 1, 2 dan 3; berdasarkan indikasi
nilai pasar tanah kosong dari hasil analisis maka dilakukan analisis penentuan
NIR dengan menggunakan Formulir 3. Analisis Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR)

Page 11 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

B. Alternatif 2
Adalah kawasan ZNT yang hanya memiliki kurang dari 3 (tiga) data harga jual
 Data harga jual dianalisis untuk memperoleh indikasi nilai pasar tanah kosong
dengan menggunakan Formulir 2. Analisis Penentuan Nilai Pasar Tanah /m2.
 Untuk Kode ZNT AB (Alternatif 2), analisis mengacu pada rata-rata data harga
jual nomor data 4, dan data hasil analisis yaitu nomor data 5 dan 6. Data hasil
analisis nomor data 5 dan 6 merupakan data objek acuan yang diciptakan dan
dinilai dari data pasar nomor data 1 dan 2, seperti berikut:

Page 12 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

C. Alternatif 3a
Adalah kawasan ZNT yang tidak terdapat data harga jual
Contoh Kode ZNT AC (Alternatif 3a), analisis dilakukan dengan mengacu pada rata-
rata data hasil analisis nomor 7, 8 dan 9. Data 7, 8 dan 9 merupakan data objek acuan
yang diciptakan dan dinilai dari data harga jual nomor data 1, 2 dan 4, seperti berikut:

Page 13 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

D. Alternatif 3b
Adalah kawasan ZNT yang tidak terdapat data pasar
Contoh Kode ZNT AD (Alternatif 3a), analisis mengacu dari rata-rata hasil
analisis NIR dari ZNT lain yaitu ZNT AA, ZNT AB dan ZNT AC, seperti berikut:

Page 14 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

E. Hasil Akhir Kegiatan


1. Berupa buku laporan Analisis ZNT/NIR per kelurahan/desa,
2. Sistematika laporan :
i. Halaman judul
ii. Transmital
iii. Sertifikasi Nilai
iv. Lembar pengesahan
v. Lampiran
 Formulir yang digunakan
 Peta ZNT

Page 15 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

DBKB

A. Metode Penyusunan DBKB


Untuk menyusun/membuat DBKB digunakan metode survai kuantitas terhadap
model bangunan yang dianggap dapat mewakili kelompok bangunan tersebut dan dinilai
dengan dasar perhitungan analisis BOW.
Dengan metode survai kuantitas dan dasar perhitungan analisis BOW yang
merupakan perhitungan dengan pendekatan biaya, akan diperoleh biaya pembuatan
baru/biaya penggantian baru dari bangunan. Sehubungan dengan kebutuhan program
komputer (CAV), maka biaya komponen bangunan perlu dikelompokkan ke dalam biaya
komponen utama, komponen material dan komponen fasilitas bangunan. Metode survai
kuantitas dipilih menjadi dasar metode yang dipergunakan karena metode inilah yang
paling mendasar bila dibandingkan dengan metode-metode perhitungan yang lain, seperti
metode unit terpasang, metode meter persegi dan metode indeks.
Perhitungan harga satuan pekerjaan memakai analisis BOW karena cara ini
merupakan satusatunya cara untuk mendapatkan keseragaman menghitung biaya
pembuatan baru bangunan. Karena cara ini akan memberikan hasil yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan cara perhitungan biaya pemborongan pekerjaan di lapangan, maka
dalam perhitungan ini digunakan faktor koreksi.

B. Metode penaksiran biaya


1. Metode unit perbandingan
a. Metode ini didasarkan atas biaya-biaya yang diketahui dari struktur bangunan
yang SERUPA, yang dilakukan penyesuaian terhadap perbedaan waktu dan
fisik
b. Bangunan yang dijadikan acuan jarang sekali yang identik, sehingga perlu
dilakukan penyesuaian dalam hal ukuran, desain kualitas konstruksi, finishing,
dll.
2. Metode unit terpasang (unit in place)
a. Metode ini merinci biaya bangunan ke dalam biaya-biaya dari bagian
komponennya
b. Metode ini digunakan untuk menghitung NJOP PBB untuk bangunan, untuk
lebih menyederhanakan

Page 16 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

c. Dibagi menjadi :
1) Komponen utama
2) Komponen material
3) Komponen fasilitas
3. Metode survey kuantitas (Quantity Survey Method)
a. Metode yang paling komprehensif dan akurat dalam mengestimasi biaya
bangunan
b. Menggunakan analisis BOW (RAB) dengan menghitung setiap item pekerjaan
konstruksi secara detail, ditambah biaya-biaya lain seperti biaya overhead,
keuntungan pengembang, jasa konsultas, PPN, IMB, biaya bunga.

Page 17 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

Sistem Informasi Geografi PBB

A. Pengertian:
Suatu system yang diracang terintegrasi dengan aplikasi SISMIOP dengan
menekankan pada analisjs secara spasial (keruangan) yang selama ini tidak dapat
ditangani oleh aplikasi SISMIOP. Masukan dasar SIG PBB berasal peta, foto, citra
satelit maupun hasil survai. Dari data yang bersifat ruang (geografi/spasial) ini
diharapkan dapat lebih memberikan percepatan visualisasi sehingga mempermudah
pengambilan keputusan. Agar dapat menghasilkan analisis yang akurat maka masukan
SIG PBB haruslah mencerminkan keadaan sebenarnya di lapangan.

B. Latar Belakang Pengembangan SIG PBB


1. Pemeliharaan basis data yang selama ini dilaksanakan masih ditemukan
kekurangselarasan antara data alfanumeris dan data grafis.
2. Pemutakhiran data alfanumeris dilakukan melalui update pada basis data di
komputer, sedangkan data grafis dilaksanakan secara manual, sehingga seringkali
data grafis selalu ketinggalan dengan data non grafis
3. Dengan SIG PBB maka updating data grafis dan alfanumeris dapat dilakukan
secara bersamaan sehingga pengelolaan PBB dan pelayanan kepada wajib pajak
akan lebih meningkat.

C. Maksud dan Tujuan Pengembangan SIG PBB


1. Menyediakan informasi grafis secara cepat yang berhubungan dengan seluruh
fungsi dalam administrasi pada semua tingkat organisasi PBB, khususnya bagi
kegiatan pemantauan operasional, manajemen, pengambilan keputusan, dan
evaluasi kinerja.
2. Menyelaraskan pemeliharaan basis data antara data alfanumeris SISMIOP dengan
data grafis SIG PBB, disertai modul-modul aplikasi SIG PBB yang siap pakai dan
dapat disajikan secara grafis dengan waktu yang cepat, maka sangat membantu
bagi perencana, pelaksana, dan pengawas dalam pengelolaan PBB.

Page 18 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

D. Keuntungan SIG
1. Penyimpanan data (data digital) lebih terjamin (secure) dan mudah diatur
dibandingkan dengan enyimpanan data konvensional.
2. Penggunaan data yang sama (dari satu kumpulan peta) dapat dikurangi sebab SIG
punya basis data sehingga data yang disimpan dalam basis data dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan dan dalam aspek yang bereda (skala, tema, dan
detail). Kualitas data digital grafis jauh lebih konsisten.
3. Pekerjaan revisi mejadi lebih mudah (karena dapat dilakukan secara terpisah) serta
cepat (karena basis data SIG mampu menangani data dalam jumlah banyak).
4. Analisa, pencarian dan penyajian data menjadi lebih mudah sebab dalam SIG data
mempunyai klasifikasi yang jelas (bukan berdasarkan skala atau tema saja).

E. Tahap pelaksanaan SIG PBB


1. Tahapan persiapan
2. Evaluasi data dan koreksi peta
3. Register peta blok dan peta kelurahan
4. Perekaman data
5. Registrasi peta blok hasil scanning
6. Editing peta bloh ke dalam bentuk digital (vector)
7. Pemeriksaan hasil editing peta data raster

F. Uraian pekerjaan masing-masing tahapan:


1. Tahapan persiapan
a. Pengumpulan peta blok, peta desa/kelurahan, di wilayah lokasi kegiatan;
b. Pengecekan kelengkapan dan kesesuaian teknis sesuai dengan kaidah-kaidah
Kartografi terhadap peta yang akan dikerjakan, meliputi ketersambungan antar
peta blok, kesesuaian NOP antara peta dengan basis data SISMIOP, arah
utara pada peta, kelengkapan detail peta yang akan disambung satu sama lain
dan keberadaan grid peta blok dan peta kelurahan yang berkoordinat lokal atau
koordinat bumi pada peta blok dan/atau peta kelurahan;
c. Persiapan personil (drafter dan operator komputer);
d. Persiapan peralatan termasuk didalamnya pengujian dan set up seluruh alat
yang digunakan baik hardware maupun software;
e. Pembuatan rencana waktu pelaksanaan.
Page 19 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

2. Evaluasi data dan koreksi peta


a. Membuat lay out peta blok yang dimaksudkan untuk pengecekan ketepatan
sambungan antar blok dan kelengkapan data masing-masing blok pada tiap-
tiap desa/kelurahan. Apabila terjadi ketidakcocokan batas antar blok tersebut
maka harus dilakukan koreksi terhadap kesalahan yang ditemui, dengan cara
melakukan penggambaran tambahan terhadap peta yang kurang lengkap
ataupun rekonstruksi gambar peta yang kurang tepat antar batas-batas
bloknya. Peta-peta blok yang digabungkan dalam lay out harus dapat
membentuk satu peta desa/kelurahan.
b. Melakukan penambahan gambar bidang, NOP, gambar bangunan dan nomor
bangunan apabila di dalam peta blok belum ada gambar bidang dan/atau
bangunan terbaru dan disesuaikan dengan data yang ada di basis data
SISMIOP.
Pada tahapan ini harus dilakukan sortir terhadap peta-peta yang bisa langsung
dikerjakan, perlu diperbaiki atau peta-peta yang secara teknis tidak dapat
digunakan sama sekali.
3. Register peta blok dan peta kelurahan
Agar sebuah peta blok dapat disambungkan secara baik dengan lembar peta
blok disampingnya maka masing-masing lembar peta blok yang berbatasan harus
memiliki titik titik registrasi yang koordinatnya sama (baik lokal maupun bumi).
Sebagai persiapan masing-masing lembar peta blok perlu dilayout pada
lembar kontrol dasar mozaik peta gambar kontrol. Tujuan dari layout lembar-
lembar peta blok ini adalah membatasi kesalahan dan menentukan arah atau
jurusan detail-detail pokok dalam peta blok, peta kelurahan/desa dan peta
kecamatan. Sebelumnya lembar kontrol ini perlu disiapkan terlebih dahulu dengan
cara menggambarkan kotak-kotak grid dalam sistem proyeksi yang berlaku di
lokasi tersebut, proyeksi nasional adalah Universal Transverse Mercator/UTM
dengan datum DGN 1995 yang diadopsi dari WGS '84 dan menggambarkan detail-
detail pokok yang dikutip dari peta-peta berkoordinat, misalnya : peta minit (minute
plan) dari TOPDAM, peta skala besar dari BAKOSURTANAL atau peta sejenis
lainnya yang dapat dipercaya ketelitian posisi horisontalnya. Gambar detail pokok
ini dibuat berskala sama dengan skala peta blok yang akan dilayout (1 : 1.000 atau
1 : 2.500). Selanjutnya dilakukan layout masing-masing lembar peta blok dengan
pedoman orientasi adalah detail-detail pokok yang tergambar pada lembar kontrol.
Page 20 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

Batas peta blok dan detail peta blok yang gambarnya tidak sesuai dengan
gambar batas atau gambar detail pada lembar kontrol dibetulkan secara manual.
Layout peta blok ini harus meliputi satu wilayah kelurahan utuh, selanjutnya
masing-masing kelurahan harus dapat digabung menjadi satu wilayah kecamatan
utuh dan seterusnya. Setelah layout masing-masing lembar peta blok selesai baru
dilakukan pemindahi (scanning) atau digitasi.
Selain itu apabila peta-peta bloknya berasal dari hasil pengukuran akurat
(total station/teodolit) dengan referensi titik kontrol yang tepat (GPS) maka dapat
secara langsung diproses lebih lanjut tanpa harus melakukan lay out.
4. Perekaman data
Peta yang direkam adalah peta blok karena merupakan unit terkecil dari peta-peta
yang ada. Perekaman peta blok ke komputer dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
a. Melalui scanning yang diikuti dengan registrasi peta di komputer untuk
kemudian dilakukan digitasi screen terhadap setiap detail peta.
b. Melalui digitasi pada meja digitizer dimana tetap memerlukan registrasi peta.
5. Registrasi peta blok hasil scanning
Pekerjaan registrasi peta adalah pekerjaan pemberian titik koordinat meter
terhadap masing-masing peta blok minimal 4 titik yang mewakili peta dengan
ketentuan register:
Projection : Tergantung dari peta input. Sebaiknya Category Universal
Transverse Mercator (WGS 84) dengan zona disesuaikan dengan
lokasi kegiatan.
Units : meter
6. Editing peta bloh ke dalam bentuk digital (vector)
Sesuai dengan cara perekaman peta ke dalam komputer, maka ada dua jenis
pekerjaan editing peta blok ke dalam bentuk digital (vektor) yaitu:
a. Hasil proses scanning
Editing data raster dimaksudkan untuk merubah data raster hasil
scanning/transformasi menjadi data vektor yang dilakukan dengan cara digitasi
pada layar (screen) secara manual. Konsep digitasi pada screen adalah sama
dengan digitasi melalui alat digitizer, perbedaannya hanya terletak pada
peralatannya saja (mouse monitor : digit mouse-meja digitasi) dan media input
(bila digitasi pada screen, media inputnya berupa hasil scanning sedangkan
Page 21 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

digitasi pada meja digitizer, media inputnya berupa peta tanpa perlu dilakukan
scanning), dimana data vektor ini harus dibuat sesuai dengan format yang akan
dipakai untuk keperluan SIG PBB pada Software Mapinfo Profesional versi
terbaru.
b. Proses digitasi.
Pembuatan peta digital (vektor) dengan menggunakan peralatan meja digitasi
dan seusai dengan format yang akan dipakai untuk keperluan SIG PBB pada
Software Mapinfo Profesional versi terbaru.
Proses editing peta ke dalam bentuk digital (vektor) ini meliputi pekerjaan :
1) Digitasi pada bidang milik/tanah (layer bidang)
2) Digitasi pada batas bangunan (layer bangunan)
3) Digitasi pada batas wilayah dan utilitas yang terdiri dari :
a) layer jalan
b) layer sungai
c) layer teks
d) layer batas blok
e) layer batas kelurahan
f) layer batas kecamatan
g) layer batas kabupaten/kota
h) layer batas propinsi
4) Pemberian NOP untuk tiap-tiap bidang tanah.
5) Pemberian NOP berikut nomor bangunan pada tiap-tiap bangunan.
6) Pemberian identitas pada tiap-tiap layer utilitas.
7. Pemeriksaan hasil editing peta data raster
Setelah hasil editing diselesaikan kemudian dilakukan pemeriksaan (evaluasi)
melalui :
a. Check plot, yaitu dengan membandingkannya hasil pencetakan peta digital
tersebut terhadap peta dasarnya (peta input) dari Kantor Pelayanan PBB atau
peta-peta lain yang dipergunakan sebagai sumber tentunya dalam skala yang
sama. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya gambar (penarikan garis)
yang sangat berbeda (kekurangan, kelebihan, kesalahan mencolok) dengan
peta dasarnya, kekeliruan pemberian NOP, dan kekeliruan lain yang dapat
dilihat.

Page 22 of 23
Resume SISMIOP UAS Semester 5

b. Analisis Data, adalah pekerjaan membandingkan data spasial/peta dengan


basis data SISMIOP secara otomatis, yang dituangkan dalam laporan hasil
analisis. Adapun informasi yang diperbandingkan adalah : NOP, luas bidang,
bangunan beserta nomornya. Toleransi yang diperbolehkan antara luasan di
peta digital dan luasan di SISMIOP adalah 10%.
Setelah proses evaluasi ini dilaksanakan dan teruji benar, selanjutnya dibuat back
up data digital tersebut ke dalam media penyimpan (yang biasanya berupa optical
disc).

G. Ketentuan dalam membuat peta digital


1. Pemberian nama file peta digital harus disesuaikan dengan kode wilayah dari peta
tersebut.
Contoh :
Lembar peta blok yang akan dilakukan editing adalah Blok 001 Kelurahan Melawai,
Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan maka penyimpanan file peta
blok digital adalah 3171050005001.
2. File peta blok digital digabung menjadi satu kelurahan dengan nama 3171050005
dan ditambah kode sesuai dengan jenis layer yang akan dibuat.
3. Pembuatan layer pete digital
a. Layer tangah/bidang 3171050005001
b. Layer bangunan 317105000500bg
c. Layer jalan 3171050005001jl
d. Layer sungai 3171050005001sg
e. Layer text 3171050005001tx
f. Layer batas blok 3171050005001bl
g. Layer symbol 3171050005001si
h. Layer batas kelurahan 3171050
i. Layer batas kecamatan 3171
j. Layer batas kabupaten/Kota 31

Page 23 of 23

You might also like