Professional Documents
Culture Documents
1
Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi runtuhan terjadi karena runtuh atau retaknya tanah. Daerah
yang terjadi gempa runtuhan adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan,
pegunungan kapur atau lubang di bawah tanah, karena batuan di dalamnya di
eksplotasi sehingga mengakibatkan munculnya rongga bawah tanah. Gempa ini
bersifat kecil.
GUNUNG MELETUS
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma
yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa
mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu
dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
2
1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
2. Gunung berapi perisai (shield volcano)
3. Gunung berapi maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara
lain
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut
antara lain Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2),Hidrogen
Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat
membahayahan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari
dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti
aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya.
Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material
lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Abu letusan
3
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan
sampai ratusan kilometer jauhnya.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam
gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan
suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada
tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat
menyebabkan sesak napas.
4
LITOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos yang berarti batu, dan
sphaira yang berarti bulatan.
Lithosfer diartikan sebagai lapisan kulit bumi yang terdiri atas bebatuan
yang mengikuti bentuk bulatan bumi.
Lithosfer merupakan lempengan keras dan kaku tetapi selalu bergerak
karena berada di atas lapisan bumi yang bersifat elastis.
Lithosfer meliputi dua bagian yaitu :
Lapisan Sial, terbentuk atas paduan logam silisium dan aluminium.
Lapisan ini bersifat kaku dan padat. Umumnya terdapat pada
kontinen/daratan.
Lapisan Sima, terbentuk atas paduan logam silisium dan magnesium.
Lapisan ini bersifat elastis. Umumnya terdapat pada dasar samudera.
Batuan penyusun lithosfer
Batuan Beku, terbentuk karena adanya proses pendinginan magma,
semakin dingin maka semakin beku.
Batuan beku dalam/tubir/plutonik, pembekuannya terjadi dekat
dengan dapur magma. Karena proses pembekuan memakan
5
waktu yang lama maka kristalisasinya menjadi sempurna.
Contohnya adalah granit, diorite, batholit, dan gabro.
Batuan beku korok/gang/porfirik, pembekuannya terjadi jauh
dari dapur magma tetapi belum sampai permukaan bumi.
Karena proses pembekuan terjadi tidak lama dan tidak cepat,
maka kristalisasinya tidak semuanya sempurna, bercampur
antara kristal besar dan kecil. Contohnya adalah granit porfir
dan diorite porfir.
Batuan beku luar/leleran/efusif, pembekuannya terjadi ketika
magma mencapai permukaan bumi. Karena proses pendinginan
berlangsung sangat cepat maka kristalisasinya sangat halus.
Batuan Sedimen, terbentuk karena adanya proses pengendapan
di permukaan bumi.
Berdasarkan proses pembentukannya
I. Batuan sedimen klastis, susunan kimianya sama dengan batuan induk.
Perubahan bentuk hanya karena proses mekanik dari yang asalnya besar
menjadi serpihan kecil-kecil, transportasinya oleh arus sungai atau karena
gaya gravitasi.
II. Batuan sedimen kimiawi, susunan kimianya mengalami perubahan
dibandingkan dengan batuan induk. Perubahan bentuk karena adanya
proses pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan lain-lain.
III. Batuan sedimen organik, sumbernya adalah sisa-sisa organisme.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkannya
I. Batuan sediment aeolik/aerik, oleh angin
II. Batuan sediment aquatic, oleh air
III. Batuan sediment glacial, oleh gletser/es
IV. Batuan sediment marin, oleh arus/gelombang laut.
6
III. Batuan sediment guru, di padang pasir
IV. Batuan sediment glacial, di daerah kutub
V. Batuan sediment laut, di laut dangkal.
Batuan Malihan (Metamorf), terbentuk karena adanya proses
lanjutan terhadap batuan beku maupun batuan sediment, yang
disebabkan oleh adanya tekanan dan suhu serta waktu yang cukup
lama.
Tenaga Pembentuk Muka Bumi
Keanekaragaman rupa muka bumi disebabkan oleh pengaruh dari tenaga :
Endogen, yang terdiri dari tektonisme, vulkanisme dan seisme
Eksogen, yang di antaranya adalah pelapukan, erosi, abrasi, dll
Vulkanisme, adalah proses pergerakan magma menembus lapisan bumi ke
atas, menyusup pada litosfer. Jika sampai permukaan bumi maka proses ini
disebut ekstrusi magma, namun jika tidak sampai menembus permukaan bumi
maka disebut intrusi.
Ekstrusi magma dapat terdiri dari :
Erupsi linier, yaitu magma yang keluar melalui rekahan kulit bumi dan
biasanya membentuk plato pada muka bumi
Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar permukaan bumi membentuk
gunung gunung.
Erupsi areal, yaitu magma yang melelh di permukaan bumi karena
letaknya yang sangat dekat dengan permukaan bumi, biasanya membentuk
gunung berapi yang sangat luas
Intrusi magma dapat terdiri dari :
I. Sills/lempeng intrusi, yaitu magma yang menyusup di antara dua lapisan
batuan, mendatar.
II. Lakolit, yaitu magma ang menerobos di antara lapisan bumi paling atas,
berbentuk lapisan cembung
III. Gang/korok, yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan
membentu di sela lipatan/korok.
7
IV. Diatrema, adalah saluran/pipa yang menghubungkan dapur magma dengan
kepundan gunung berapi.
Tektonisme, adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang mneyebabkan
perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertical. Tenaga ini
meliputi :
Orogenetik, yaitu gerakan yang menyebabkan terjadinya lipatan, patahan,
dan retakan.
Epirogenentik, yaitu gerakan yang dapat menimbulkan perubahan yang
meluas pada permukaan bumi.
Seisme, adalah getaran yang menyebabkan adanya pelepasan energi berupa
gelombang yang menjalar pada permukaan bumi.
Pelapukan, adalah proses perusakan sebagian permukaan bumi oleh tenaga
eksogen, yang meliputi pelapukan fisik/mekanik, pelapukan organic dan
pelapukan kimiawi.
8
ASMOSFER
Troposfer
9
menyebabkan ekspansi vertikal atmosfer bagian paling bawah. Dari daerah tropis
ke arah kutub bumi, ketebalan troposfer semakin menipis.
Stratosfer
10
Mesosfer
Termosfer
Suhu di termosfer dapat mencapai lebih dari 1200°C. Suhu ini dihasilkan
dari penyerapan radiasi secara intensif oleh molekul oksigen. Meskipun suhunya
tampak ekstrem, energi panas yang terlibat sangat kecil. Jumlah panas yang
disimpan oleh suatu zat bergantung pada massanya. Udara di termosfer sangat
tipis dengan molekul gas terpisah karena jarak yang jauh.
Eksosfer
11
dengan peningkatan ketinggian karena sangat sedikit penyerapan radiasi
gelombang pendek dari Matahari.
12
Eksosfer (lebih dari 500 km)
Pemanasan Global
Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan
kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk.
Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya
kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer
dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang
dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang
disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
13
Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah
meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 C. Perkembangan ekonomi
dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat.
Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 – 4,5 0C sekitar tahun
2030.
Hujan Asam
14
dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.
15
tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas
komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan kehutanan.
Pemanasan global
16
Pemanasan global adalah salah satu isu lingkungan yang besar yang kita
hadapi saat ini. Istilah ini semakin penting di suhu atmosfer, dekat permukaan
bumi, yang disebabkan oleh berbagai alasan. Para ilmuwan berpendapat bahwa
kenaikan tingkat karbon dioksida lebih lanjut akan memperburuk situasi.Efek
rumah kaca menyebabkan panas bumi akan terperangkap di atmosfer, yang
menyebabkan peningkatan suhu. Pemanasan global telah demikian menyebabkan
perubahan dalam iklim bumi, menyebabkan suhu naik. Hal ini memiliki efek pada
berbagai spesies tergantung pada hukum-hukum dasar alam. Perubahan iklim juga
membuat isu cara bertahan hidup menjadi sulit. Bumi yang menghangat juga
menyebabkan perubahan dalam pola curah hujan dan itu juga berakibat pada
manusia, tumbuh-tumbuhan, juga pada hewan.
Penipisan Ozon
Polusi
Polusi adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari, mungkin hal ini sudah
menjadi kebal di kehidupan kita yang serba cepat. Polusi udara terjadi dengan
penambahan bahan kimia berbahaya ke atmosfir bumi. Zat polutan utama
dihasilkan oleh karbon monoksida, CFC, nitrogen oksida dan belerang dioksida.
Polusi air disebabkan ketika limbah dilepaskan ke dalam air yang sehingga
mengotori zat cair ini. Tanah bahkan dapat terkontaminasi karena kegiatan
17
bebagai industri. Polusi suara juga merupakan masalah lingkungan yang dapat
menyebabakan kerusakan dengan berbagai cara.
Hal dia atas adalah beberapa isu lingkunagn yang harus kita atasi pada saat ini.
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas tentang Menipisnya Lapisan Ozon
Bumi.
18
terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul
nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.
Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah
akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan
ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari
radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para
ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia
klorofluorokarbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas
pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas
ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari
yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul
ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul
ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika
Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin
halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan
ozon.
CFC banyak digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak
terkira banyaknya, seperti:
1. AC
2. kulkas yang tidak berlabel non-CFC
19
3. bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot
untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum
4. pembuatan busa
5. bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam
atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas
telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon
berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991,
permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh
Antartika.
Regulasi
20
Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah
internasional.
1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan
produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan
dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.
1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan
dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.
Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan
lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti
CFC
Upaya Indonesia
21
Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi
Vienna maupun Protokol Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No
23 Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan Presiden itu, Indonesia juga punya
kewajiban untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO) secara
bertahap.
22
kanker kulit adalah sebagian dari dampak yang akan timbul, jika lapisan ozon
semakin menipis. Jika dibiarkan, radiasi UV tersebut juga akan menyebabkan
vaksinasi terhadap sejumlah penyakit menjadi kurang efektif, dan akan memicu
reaksi foto kimia yang menghasilkan asap beracun dan hujan asam.
23
PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL
Efek rumah kaca terjadi karena gas-gas yang dilepaskan dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil bersifat seperti rumah kaca. Rumah kaca bersifat
24
meloloskan radiasi gelombang pendek dari radiasi matahari, tetapi akan menahan
pantulan radiasi matahari tersebut yang setelah mencapai permukaan bumi,
berubah menjadi radiasi gelombang panjang. Selama matahari bersinar, akan
terjadi akumulasi radiasi sehingga temperatur di dalam rumah kaca akan semakin
panas.
25
Akibat pemanasan global temperatur pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung meningkat. Curah hujan meningkat, air akan lebih cepat menguap
dari tanah, akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Topan badai lebih sering terjadi.
26
Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang
kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang
bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?
Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek,
dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek
rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah
untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal,
sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka
Bumi ini.
Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu
sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke
permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan
Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul
terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah
kaca).
Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe
gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air,
dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca,
seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika
konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur
permukaan menjadi sangat signifikan.
Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan
semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan
membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas
rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida
dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.
Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut,
kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor
seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda
antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan
27
permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau
sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang
ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer
menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas,
memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.
Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global
menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari
3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas
rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu
juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta
udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan
sebesar 0,7°C.
Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang
kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa
Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam
yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi
‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An
Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak
sesederhana itu.
Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang
manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan
bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan
adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat
radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan
energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing
sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah
menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru
kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah
(antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global
(Gb.1).
28
Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama
gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada
tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari
masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi
peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005),
tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per
tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per
tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.
Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah
penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah
(pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es).
Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per
milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada
tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu
tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan
penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319
ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya
29
adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut
menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon
hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih
tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian
perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon
troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon
monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan
pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan
deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang
bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar
Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada
pemanasan global.
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang
berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat
perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi
kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca
pada bagian kedua tulisan ini.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).
30
Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh
ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).
Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh
ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Penyebab
31
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta beberapa
senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas
tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Akibat
32
Penyebab Efek kaca
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau
partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5%
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur
dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon
(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek
rumah kaca.
Kontribus
Gas Sumber emisi global %
i
Minyak Bumi 29
33
Gas alam 11
Penggundulan hutan 20
lainnya 10
CH4 10-20%
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi
dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan
asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga
listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
34
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Danau
35
berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang
terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis
batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu
kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh.
Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan
bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan
akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya
pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.
Sebenarnya, ada cara yang sangat ampuh untuk mengurangi hujan asam,
yakni dengan pengurangan penggunaan minyak bumi (Bahan Bakar Fosil),
namun, karena sampai sekarang manusia masih tergantung pada BBF tersebut,
maka cara tersebut tidaklah efektif bagi masyarakat yang masih butuh BBF. Oleh
sebab itu, Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara
menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang
mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet
scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara
lainnya.Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas
yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur
dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan
gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat
dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik
dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi
menjadi Kalsium Sulfat.
36
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-
benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara
berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama
kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di
Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar
adalah deposisi asam.
Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah.
Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam
yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran
udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat
terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang
mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber
pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi
apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan
dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula
terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam
itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out.
Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang
larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam
hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
37
pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia
terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran
hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia,
misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik.
Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4%
sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang
dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah
menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).
Kadar SO2 tertinggi terdapat pada pusat industri di Eropa, Amerika Utara
dan Asia Timur. Di Eropa Barat, 90% SO2 adalah antrofogenik. Di Inggris, 2/3
SO2 berasal dari pembangkit listrik batu bara, di Jerman 50% dan di Kanada 63%
(Anonim, 2005).
Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan
senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping
aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan
juga mengalami kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu
semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida
tersebut.
Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan
perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air
akan membentuk zat asam sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan,
kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat
terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan
38
nitrogen mengendap pada logam serta mongering bersama debu atau partikel
lainnya (Anonim. 2005).
Danau
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu
kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh.
Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan
bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan
akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya
pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau,
Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis
batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil
fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun.
Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di
39
tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut.
Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun
menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya
aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan
mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini
menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya
tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan
berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman
hayati tamanan juga semakin menurun.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada
permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari
analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang
rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi
tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari
tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian
magnesium di daun.
Kesehatan Manusia
40
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun
belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara
khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan
banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor
kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang
berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap
pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Korosi
41
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah
sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara,
sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan
belerang yang tinggi.
Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan
tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan
menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen.
Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-
hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain. Misalnya pembakaran
metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada pembakaran
bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker).
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu
pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in
multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi
sampai 80% dan NOx 50%.
42
Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur
atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke
dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang
teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan"
dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat
(H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga
diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari
sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut
gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam.
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran.
Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD)
(Akhadi, 2000. Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas
limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad,
2006). Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari
cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah
menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah
dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang
dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
43
berdekatan dengan stasiun pembangkit listrik Tennessee Valley Authority (TVA)
di Cumberland yang berkapasitas 2600 megawatt.
DAFTAR PUSTAKA
44
1. http://arifzainur.blogspot.com/2009/02/gempa-bumi.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_meletus
3. http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2009/08/pengertian-lithosfer-berasal-
dari.html
4. http://www.ardianrisqi.com/2009/12/lapisan-lapisan-atmosfer.html
5. http://sepriblog.blogspot.com/2010/12/masalah-lingkungan-yang-bersifat-
global.html
6. http://visamir.wordpress.com/2010/04/16/penipisan-lapisan-ozon-bumi/
7. http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-pemanasan-global.html
8. http://www.membuatblog.web.id/2010/03/penyebab-global-warming.html
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca
10. http://tugasbenomagritspmb.multiply.com/journal/item/4/Penyebab_Efek_
Rumah_Kaca
11. http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2063235-hujan-asam/
12. http://anafio.multiply.com/reviews/item/5
45