You are on page 1of 11

critical thinking.

Berfikir kritis dalam keperawatan adalah komponen dasar dalam pertanggunggugatan


profesional dan kualitas asuhan keperawatan Berfikir kritisjaminan yang terbaik bagi perawat
mencapai sukses dalam berbagai aktifitas.BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Berfikir kritis perlu bagi perawat :
1. Penerapan profesionalisme.
2. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik. Diperlukan perawat,
karena :
• Perawat setiap hari mengambil keputusan.
• Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai sumbjek dan lingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3. penting membuat keputusan.

Mz.Kenzie à Critical thinking : Ditujukan pada situasi, rencana, aturan yang terstandar dan
mendahului dalam pembuatan keputusan.

Critical thinking à Investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi situasi, phenomena,


pertanyaan, atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan secara terintegrasi.

Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-
prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas
(Bandman and Bandman, 1988).

Pengujian berdasarkan alasan ilmiah, pengembilan keputusan dan kreatifitas.

Asumsi berfikir (Think) :

• Berfikir, perasaan dan berbuat dilakukan bersama/sejalan komponen dasar


keperawatan.Berfikir tanpa melakukan sesuatu adalah sia-siaBekerja tanpa berfikir adalah
sangat berbahaya

sesuatu yangBerfikir /berbuat tanpa diserta perasaan tidak mungkin


metoda berfikir kritis : Freely debate .

1. lndividual decision Group

2. Persuasi

4. Coercion

Karakteristik berfikir kritis :

• Proses pengetahuan multi dimensi

• Orientasi pada proses

• Kerangka interpretasi pengetahuan, tantangan, pengambilan keputusan, hipotesa dan


memodifikasi

Proses berfikir kritis :

1. Memahami

2. Mengevaluasi isi dan bagan isi

3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab-dst.

4. Membangun pertanyaan : Pemicu proses berkelanjutan yaitu proses untuk mencari


jawaban dengan kemungkinan :

a.Ada jawaban-pertanyaan jawaban

b.Tak terdapat jawaban-masalah.

5. Titik jawab - upaya pencarian - mencari jawaban melalui rangkaian kegiatan -Riset.

Costa, Dkk Model berfikir kritis (The Six Rs) : (1985)

1. Remembering
2. Repeating
3. Reasoning
4. Reorganizing
5. Relating
6. Reflecting
bentuk berfikir ( T H I N K )
Total Recall :
Kemampuan mengkaji pengetahuan, dengan pengetahuan itu seseorang belajar dan
menanamkan. Ada yg. Sangat luas wawasannya-sangat mengetahui. Kurang perawat pemula
yang sedikit pengetahuannya tentangwawasan keperawatan. Total recall :
- mengingat fakta-fakta
- mengingat dimana dan mengapa menemukan sesuatu yang diperlukan
- Fakta dalam keperawatan diperoleh dari berbagai sumber termasuk pasien dan keluarganya.
Habits :Apabila tindakan kebiasaan tidak ada, maka sama dengan berbuat tanpa diterima
untuk mengerjakan sesuatu pada waktu yg. Tepat atauberfikir. keharusan mengerjakan.
Cardiopulmonary sering digunakan dalamresuscitation (CPR) keperawatan.
Inquiry :
- menguji isue secara mendalam.
- Pertanyaan yang segera menjadi kenyataan
- Cara berfikir yang utama dalam keputusan
- Keputusan akan lebih akurat bila menggunakan pendekatan inquiry
- Pengumpulan dan analisa info untuk keputusan akan lebih baik.
News ideas and creativity :
- Akar yang perlu dikembangkan dalam keperawatan
- Keperawatan memiliki banyak standar yang dapat menjamin pekerjaan lebih baik. tetapi
tidak selalu dapat dilakukan. OKI perawat harus askep lebihbelajar lebih banyak guna
memperoleh informasi baru berkualitas.
Knowing how you think :
- Jika perawat berada dalam suatu proses mengetahui, maka peraswat akan dapat mengetahui
apa yang difikirkan. Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan
1.Penggunaan bahasa dalam keperawatan :
Berfikir kritis ad/ kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif.
- perawat menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan idea, fikiran,
info, fakta, perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi.
- Secara nonverbal saat melakukan pedokumentasian keperawatan.
2. Argumentasi dalam keperawatan Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus
berargumentasi untuk menenukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan
penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan.
argumentasiBadman and Badman (1988) terkait dg. konsep berfikir dalam keperawatan :
1. berhubungan dengan situasi perdebatan.
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
4. Penjelasan yang rasional

3. Pengambilan keputusan dalam keperawatan

Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat. Keputusan apa yang harus kita
lakukan
1. Proses Keperawatan
a. Pengkajian :
Yaitu tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan satu proses yang sistimatis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi suatu kesehatan klien.tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam
memeberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.
Oleh karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran
data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memeberikan
pelayan keperawatan yang sesuai dengan respon individu, sebagaimana telah ditentukan
dalam standart praktik keperawatan dari ANA (american nursing asosiation)

Data dasar dan fokus.

Data dasar.

Kumpulan data yang berisikan mengenal status kesehatan klien, kemampuan klien
untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi
dari medis (terapis) atau profesi kesehatan lainnya (taylor, lilis & lemone, 1996).

Fokus keperawatan.

Data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien.

Fokus pengkajian keperawatan

Suatu pemilihan data spesifik yang ditentukan oleh perawatklien dan keluarga
berdasarkan keadaan klien.. pengkajian fokus dapat dilakukan selama wawancara jika ada
data yang perlu di validasi. Misalnya selama wawancara perawat memperkirakan data
terdapat suara jantung (s1 & s2) sebagai indikator masalah keperawatan sementara.
Data subyektif.

Data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui
suatu interaksi atau komunikasi.

Data objektif.

Data yang dapat diobservasi dan diukur. Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui
“senses” 2s (sigh, smell) dan HT (hearing dan touch atau taste) selama pemeriksaan fisik.

Contoh : frekuensi pernafasan, tekanan darah, edema dan berat badan.

Karateristik data

a. Lengkap.
b. Akurat dan nyata
c. Releva

Sumber data

a. Klien
b. Orang terdekat.
c. Catatan klien.
d. Riwayat penyakit
e. Konsultasi.
f. hasil pemeriksaan diagnostik.
g. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.
h. Perawatan lain.
i. Kepustakaan.
KOMPONEN PENGKAJIAN
a) Riwayat kesehatan
b) Pengkajian perkembangan
c) Pengkajian fisik
RIWAYAT KESEHATAN

 Tujuan: mengumpulkan data subyektif.

 Komponen:

1. Data biografi: nama, alamat, no. tlp., nama ortu/wali, TTL, sex, ras, agama,
kewarganegaraan/latar belakang budaya.

2. Keluhan utama: alasan mencari pelayanan kesehatan.

3. Status kesehatan saat ini: urutan peristiwa yang mengarah pada keluhan utama.

1. Analisis gejala keluhan utama

2. Masalah kesehatan atau penyakit lain

3. Pengobatan

4. Kesehatan terdahulu

1. Riwayat kelahiran

2. Penyakit, cedera, pembedahan

3. Alergi

4. Status imunisasi

5. Kejadian penting terkait tum-bang

Kebiasaan

5. Tinjauan persistem

a. Status kesehatan menyeluruh

b. Sistem integumen (lesi, memar, kebiasaan perawatan kulit, masalah rambut dan
kuku)

c. Kepala (trauma, sakit kepala)


d. Mata (ketajaman penglihatan, pemeriksaan mata, drainase, infeksi)

e. Telinga (ketajaman pendengaran, pemeriksaan telinga, drainase, infeksi)

f. Hidung (pendarahan, kongesti, sinusitis)

g. Mulut (lesi, sariawan, erupsi gigi, pola perawatan gigi, pemeriksaan gigi)

h. Tenggorokan (frekuensi sakit tenggorok, suara serak, kesulitan menelan)

i. Leher (kaku leher, nyeri tekan, adenopati)

j. Dada (nyeri, batuk, mengi, napas pendek, asma, infeksi)

k. Payudara (telarke, lesi, SADARI)

l. Sistem kardiovaskular (murmur, intoleransi aktivitas fisik, pusing, palpitasi, defek


kongenital)

m. S. gastrointestinal (nafsu makan, kebiasaan defekasi, intoleransi makan, mual,


muntah, nyeri, riwayat penyakit parasit)

6. Riwayat keluarga (sifat/penyakit genetik, penyakit menular, gg. Psikiatrik,


penyalahgunaan zat).

7. Riwayat nutrisi

a. Kuantitas, jenis, dan frekuensi makan

b. Masalah dlm pemberian makan

c. Konsumsi suplemen vitamin

d. Perilaku diet

8. Riwayat tidur (waktu mulai&bangun, kualitas, tidur siang, barang penyerta tidur)

9. Riwayat psikososial

a. Struktur keluarga (komposisi anggota, pekerjaan, pendidikan, budaya, agama)


b. Fungsi keluarga (pola komunikasi, peran dan hubungan, status keuangan)

c. Sekolah dan tempat kerja

d. Aktivitas

e. Kedisiplinan

f. Seksual

g. Penggunaan zat

h. Kekerasan

PENGKAJIAN PERKEMBANGAN

 Tujuan: mengidentifikasi masalah dan mengkorfirmasi tum-bang normal yang dicapai.

 Area:

1. Keterampilan motorik kasar

2. Keterampilan motorik halus

3. Perkembangan bahasa

4. Perkembangan kognitif

5. Perkembangan afektif dan sosial

PENGKAJIAN FISIK

 Tujuan: mendapatkan data obyektif fungsi sistem tubuh dan status kesehatan menyeluruh.

 Komponen:

1. Tanda vital: TD, nadi, RR, suhu.

2. Head to toe/PF.

Kesimpulannya
- mengumpulkan data dan validasi.
- Perawat melakukan observasi berfikir dalam pengumpulan data kritis.
- Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu lain mengkatagorikan data yang terkait.

b. Perumusan diagnosa keperawatan :


 Adl keputusan klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan/proses hidup yang aktual maupun potensial (NANDA).
Tujuan diagnosa keperawatan.
1. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit
2. Faktor-faktor penunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi)
3. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
 Klasifikasi data dan analisa data.
 Perawat menginterpretasi dan membuat keputusan tentang data yang telah dikumpulkan.
 Komponen: PES (problem, etiology, symptom).
 Jenis: aktual, risiko, potensial.
kesimpulannya
- Tahap pengambilan keputusan yang paling kritis.
- Menentukan masalah dan argumen secara rasional
- Lebih terlatih, lebih tajam dalam dalam masalah
c. Perencanaan keperawatan :
 Prinsip:
1. Memahami konsep dan karakterisik tum-bang anak.
2. Memahami hubungan anak dengan pengasuh
3. Melibatkan keluarga
4. Orientasi
5. Menciptakan lingkungan yang kondusif
6. Meminimalkan trauma fisik
7. Universal precaution
8. Membantu keperluan pasien

- menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan


- keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan
d. Pelaksanaan keperawatan :
 Menerapkan intervensi yang dipilih dan melakukan umpan balik.
 Prinsip:
1. Jangan menawarkan pilihan apakah bersedia dilakukan tindakan atau tidak
2. Beri kesempatan anak memilih tempat dilakukannya tindakan
3. Jangan membohongi anak bahwa tindakan yang akan dilakukan tidak menimbulkan rasa
sakit
4. Jelaskan tindakan secara singkat dan sederhana
5. Perkenankan anak untuk mengeluh/menangis jika terasa sakit

- pelaksanaan tindakan keperawatan adalkah keterampilan dalam menguji hipotesa.


- Tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan
e. Evaluasi keperawatan :
 Perawat mengumpulkan, mensortir, dan menganalisis data untuk menentukan apakah
tujuan tercapai, perlu modifikasi rencana, perlu alternatif.

-Mengkaji efektifitas tindakan


-Perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar
klien
-Perlukah diulangi

You might also like