You are on page 1of 12

TENTANG KLONING

Kabar tentang keberhasilan ilmuwan-ilmuwan dunia melakukan percobaan mengkloning


makhluk hidup vertebrata seperti domba yang diberi nama “Dolly, binatang lain, seperti
simpanse bahkan katak, dunia seakan kagum, bahkan mungkin menanggap sebuah keajaiban.
Lebih lagi ada kabar terbaru bahwa para ilmuwan-ilmuwan yang berkecimpung pada penelitian
kloning tersebut sedang “menciptakan” manusia dari teknologi kloning tersebut. Dunia seakan
terkejut. Mungkin juga ada sebagian orang berpikiran bahwa sesungguhnya adalah manusia
adalah pusat segala-galanya lewat kemajuan teknologinya, sehingga ragu atau bahkan tidak
percaya akan adanya sang Khaliq (Pencipta) alam semesta. Padahal yang kutahu juga, peluang
bertahan hidup makhluk yang menggunakan metode kloning bisa dibilang kecil, tetapi tertutupi
daripada keberhasilan teknologi yang baru ini. Namun juga terjadi kontroversi seputar kloning
terhadap manusia, dilihat dari segi moral dan kegunaannya. Pada paragraf selanjutnya aku
berusaha menguraikan pendapatku tentang masalah kloning tersebut dengan menggunakan
informasi yang kutahu juga pemikiran logisku.
Pertama-tama aku ingin menjelaskan sedikit tentang teknologi kloning yang kuketahui yang
didapat lewat media informasi juga dari info dari teman-temanku. Kloning menurut hasil analisa
pemikiranku (yang ku ketahui) adalah sebuah metode atau cara lain dari reproduksi makhluk
hidup (bersel banyak) lewat cara yang baru, berbeda dengan reproduksi ”konvensional” dimana
makhluk yang baru terbentuk bukan karena pembuahan sel sperma dengan sel ovum yang
kemudian berkembang. Tapi sebenarnya menurut informasi yang didapat, sehingga aku
menyimpulkan adalah bahwa ilmuwan-ilmuwan tersebut mengabungkan teknologi 'bayi tabung'
untuk “menghasilkan” makhluk kembar seperti anak kembar yang lahir dengan 'cara normal'.
Namun perbedaan antara metode bayi tabung dengan kloning adalah bahwa bayi tabung masih
menggunakan cara normal, yaitu sel induknya baik sperma maupun ovum diambil kemudian
kedua jenis sel tersebut ditaruh di “tabung” yang dikondisikan sehingga bisa terjadi pembuahan,
kemudian baru hasilnya dimasukkan kembali kedalam rahim induknya. Dengan metode yang
hampir sama dengan bayi tabung, kloning menggunakan sel selain sperma. Sel ini yang berisi
informasi DNA dari makhluk yang lain, kemudian hasilnya juga dimasukkan kembali ke
induknya (untuk lebih jelasnya dipersilakan untuk mencari referensi tentang teknologi kloning
yang lebih lengkap). Aku kira hanya ini yang bisa aku jabarkan mengenai kloning, karena bukan
aku ahlinya.
Aku ingin berpendapat atau mungkin tanggapan tentang teknologi kloning itu sendiri, juga
pendapat-pendapat orang yang ragu bahkan sekuler tentang keberadaan Sang Khaliq yang
Arrahman dan Arrahim. Juga sedikit pendapatku tentang orang-orang yang agak khawatir
teknologi kloning akan menghasilkan misalnya, Hitler-Hitler baru yang berbahaya, sehingga aku
sedikit berpikir, yang berakhir dengan senyum penuh keyakinan.
Kalau dilihat dari teknologinya, kloning terbilang baru, namun menurut pendapatku bahwa aku
melihat konsep kloning itu sudah ada jauh sebelumnya. Yaitu di Al-Qur’an, tepatnya tentang
ayat-ayat yang berbicara mengenai penciptaan Adam dan Hawa yang ada di dunia tanpa ayah
dan ibu, kemudian juga ayat-ayat mengenai kelahiran Isa putra Maryam, yang lahir tanpa ayah.
Dan aku juga berpikir bahwa kloning tersebut tidak berbeda jauh dengan kelahiran anak kembar.
Dengan berdasar padanya aku berkesimpulan bahwa kita tidak perlu terkejut, heran atau kagum
yang berlebihan menanggapi teknologi kloning tersebut, apalagi menganggap bahwa manusia
bukan berasal dari penciptaan. Kalau ada yang bertanya, apalagi jika dia muslim, misalnya “Kok
bisa ya?” atau “Dari mana asal ruh makhluk kloning tersebut??”, kalau aku akan balik bertanya
“Darimana asalnya ruh Nabi Adam dan Ibu Hawa, yang lahir tanpa orang tua, juga darimana
datangnya ruh Isa yang lahir tanpa Ayah???”. Tentu sebagai muslim kita menjawab, dari Allah
yang Maha Kuasa―ada ayat yang terjemahnya berbunyi :
Sesungguhnya misal kejadian 'Isa di sisi Allah adalah sama seperti kejadian Adam. Ia
menjadikan dia dari tanah, kemudian berkata kepadanya “kun (jadi), maka jadilah”
(Ali Imran: 59).
Ayat ini menunjukkan bahwa kejadian semua makhluk adalah sama di sisiNya. Dengan begitu
kita sadar bahwa kita tetaplah hamba Allah SWT.

Pada paragraf ini aku memberikan pendapat atau tanggapan orang-orang yang khawatir
teknologi kloning manusia akan menghasilkan “monster-monster baru”, seperti yang telah aku
sebutkan di paragraf sebelumnya bahwa akan muncul Hitler-hitler baru atau juga Stalin dan lain
sebagainya. Mungkin, kalau kita pikir sekilas ada benarnya pendapat itu. Namun kalau berpikir
kembali, karena aku muslim, aku mencoba menanggapi hal itu. Di dalam Al-quran diberitakan
tentang perjanjian antara Allah dengan ruh-ruh manusia yang mengakui bahwa Allah adalah
Rabb (Pencipta, Pengatur, Pemelihara) mereka yang terjemahannya:
Dan ingatlah ketika Rabb mu mengeluarkan keturunan dari anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya sendiri (atas pertanyaan):
“Bukankah Aku Rabb kalian?” Mereka menjawab: “Betul, kami menjadi saksi”....
(Al-‘Araaf: 172).
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa setiap ruh manusia sudah ada sebelum manusia lahir,
sejak manusia pertama hingga manusia terakhir di akhir jaman nanti. Jadi kesimpulannya bahwa
setiap manusia mempunyai ruh yang berbeda satu sama lain tidak seperti kepercayaan
reinkarnasi. Dan aku juga memiliki argumen lain, bahwa manusia kloning misalnya yang
ditakutkan seperti disebutkan diatas belum tentu memiliki karakter yang sama, karena seseorang
akan mempunyai karakter tertentu sesuai pendidikan di dalam keluarganya, lingkungannya, dan
kondisi daerah dimana dia hidup. Dan aku ingat sebuah hadits rasulullah yang intinya bahwa
setiap bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan muslim, sedang orang tuanya yang menyebabkan
dia menjadi yahudi, nasrani atau majusi. Dari penjelasan di atas aku akan memberikan contoh.
Misalnya memang ada manusia hasil kloning yang selnya diambil dari Hitler atau Stalin
namun―misalnya―ia dibesarkan di Afganistan menuntut ilmu kepada para mujahidin Afghan
dan dibina di sana. Kemungkinan besar ia tidak menjadi seorang Hitler atau Stalin baru namun
mungkin menjadi seorang Usamah bin Ladin baru bertubuh Hitler atau Stalin. Tapi ini hanya
sekedar ilustrasi saja.
Terakhir menurutku, teknologi kloning boleh dikembangkan asal teknologi itu berguna bagi
kehidupan manusia contohnya, mencari bibit unggul hewan ternak yang tahan penyakit dan sehat
fisiknya, sehingga perlu diperbanyak jenis yang seperti itu. Tapi kalau kloning manusia sampai
saat ini aku belum melihat kegunaannya yang jelas bermanfaat dan kecil mudharatnya, bahkan
mungkin apa yang dikhawatirkan sebagian orang tentang kloning manusia mungkin bisa saja
terjadi, apabila kondisi mereka alami sama seperti kondisi kembaran mereka (seperti sejarah
Hitler dan Stalin), belum lagi dilihat dari aspek syari’at atau fikih menurut ulama. Aku kira
cukup sekian catatanku mengenai kloning. Dan menurutku IPTEK adalah sebuah media untuk
kita mengenal adanya Sang Pencipta Agung, dimana di dalam sebuah ayat yang artinya:
Dan mereka bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu
termasuk urusan Rabbku.” Dan kamu tidak diberi pengetahuan, kecuali sedikit. (Q.S. Al-
Isra: 85).
Maka cukuplah jelas bahwa pengetahuan kita tentang misteri kehidupan tetaplah terbatas
karena hanya Allah-lah yang mengetahui segalanya. Wallaahu’alam. (dari berbagai sumber)

2222222222222222

Kelahiran manusia kloning diragukan


Kata Kunci: boisselier, clonaid, DNA, kloning, manusia, Zavos
Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 01-01-2003
ENAM tahun setelah kelahiran domba Dolly, di tengah perdebatan boleh tidaknya kloning
dilakukan, Clonaid-sebuah perusahaan kloning berbasis di Bahama- mengklaim keberhasilannya
mengkloning manusia.
Dalam konferensi pers hari Jumat (27/12) di Hollywood, Florida, Direktur Ilmu Pengetahuan
Clonaid Brigitte Boisselier menyatakan, bayi hasil kloning itu lahir lewat operasi caesar pukul
11.55 hari Kamis lalu di tempat yang dirahasiakan.
Bayi berberat sekitar 3.500 gram berjenis kelamin perempuan yang diberi sebutan Eve itu, kini
dalam kondisi sehat. Bayi itu merupakan kloning dari seorang wanita Amerika Serikat (AS)
berusia 31 tahun yang pasangannya infertil.
Para ilmuwan bersikap skeptis mengenai klaim itu. Termasuk Dr Robert Lanza, Kepala
Pengembangan Medis dan Ilmu Pengetahuan Advanced Cell Technologies, perusahaan riset
genetik yang akhir tahun lalu mengumumkan keberhasilannya melakukan kloning terapeutik.
Menurut Lanza, Clonaid sama sekali tidak mempunyai track record di bidang kloning dan belum
pernah mempublikasi satu pun makalah mengenai kloning.
Komentar serupa datang dari Dr Panos Zavos, ilmuwan yang juga berupaya mengkloning
manusia. "Boisselier gagal membuktikan klaimnya. Tidak ada kejadian, tidak ada bukti maupun
pertanda, yang ada hanya omongan," ucapnya pedas.
Sejauh ini Zavos, mantan guru besar Universitas Kentucky, baru berhasil membuat embrio
manusia. Menurut Zavos, saat ini tak kurang dari lima kelompok ilmuwan di seluruh dunia
berusaha keras mengkloning manusia.
Ahli fertilitas dari Italia, Dr Severino Antinori, yang awal Desember lalu mengumumkan bayi
hasil kloningnya akan lahir bulan Januari tahun depan juga berpendapat, pengumuman Clonaid
tidak didukung bukti kuat, sehingga berpotensi membingungkan masyarakat.
Tekad mengkloning manusia pernah ditegaskan Boisselier, Zavos, dan Antinori awal Agustus
2001 dalam simposium yang diselenggarakan National Academy of Sciences di Washington,
AS.
***
DALAM konferensi pers itu Clonaid memang hanya mengumumkan secara verbal, tanpa
menunjukkan bukti berupa foto bayi, nama orangtua, ataupun keberadaan mereka.
Clonaid juga mengklaim empat pasangan lain sedang menanti kelahiran bayi kloning Februari
mendatang. Sebelumnya ada 10 pasangan yang berhasil hamil, namun lima pasangan lain
keguguran. Saat ini ada 20 perempuan anggota Raelian menunggu giliran untuk implantasi
embrio hasil kloning.
Dalam upaya membuktikan klaimnya, Boisselier meminta bantuan Michael Guillen, seorang
wartawan freelance, mantan editor sains ABC News yang merupakan ahli matematika dari
Universitas Harvard.
Menurut Guillen, ia telah memilih seorang ahli untuk mengambil contoh DNA dari bayi dan
ibunya. Contoh DNA itu akan diperiksa oleh dua laboratorium independen kelas dunia. Sejumlah
ahli lain akan meneliti kecocokan dari hasil tes contoh DNA itu. Guillen menjanjikan hasilnya
bisa didapat satu minggu sampai 10 hari mendatang.
Pemeriksaan DNA dilakukan karena kloning dibuat dengan cara menyisipkan inti sel orang
dewasa, misalnya sel kulit, ke sel telur donor yang telah dibuang inti selnya. Sel telur yang telah
disisipi inti sel itu kemudian distimulasi agar berkembang menjadi embrio. Selanjutnya embrio
dimasukkan ke rahim perempuan agar berkembang menjadi janin.
Jika inti sel dan sel telur berasal dari satu orang kecocokan DNA akan 100 persen. Sedang jika
dari orang berlainan, kecocokan DNA dengan pemilik inti sel sekitar 90 persen.
Hal lain yang menyebabkan keraguan para ilmuwan terhadap klaim Clonaid, meski banyak
binatang telah dikloning, sejauh ini belum ada yang berhasil mengkloning simpanse atau primata
lain yang mirip manusia.
Untuk menggambarkan tingkat kesulitannya, menurut ahli kloning dari Universitas Missouri Dr
Randall Prather, keberhasilan kloning pada binatang hanya berkisar satu sampai lima persen.
***
SELAIN sikap skeptis dan sinis para ilmuwan, pengumuman Clonaid juga mengundang cercaan
dari kelompok agama dan Gedung Putih.
"Kloning manusia merupakan penyimpangan. Hal itu tidak menghormati kehidupan dan harus
dicegah," ujar Ketua Koalisi Kristen Amerika Roberta Combs.
Juru bicara Gedung Putih Claire Buchan menyatakan, Presiden Bush sebagaimana sebagian
besar penduduk Amerika berpendapat bahwa kloning manusia bisa menimbulkan kekacauan.
Karenanya Bush mendukung undang-undang yang melarang kloning manusia.
Meski kloning terhadap binatang terus dikembangkan oleh para peneliti di pelbagai pusat dunia,
tidak banyak ilmuwan yang setuju upaya kloning manusia. Pasalnya, sejauh ini kloning terhadap
binatang masih banyak masalah. Binatang hasil kloning kebanyakan mati tak lama setelah
dilahirkan dengan pelbagai masalah medis, seperti cacat pada paru maupun sistem kekebalan
tubuh.
Domba Dolly pun yang berhasil hidup relatif lama dan diklon ulang tak lepas dari gangguan
kesehatan antara lain arthritis.
Clonaid yang berdiri tahun 1997 dimiliki oleh sekte Raelian. Sekte keagamaan itu dipimpin
mantan wartawan Perancis Claude Vorilhon yang mentahbiskan dirinya sebagai nabi bernama
Rael dan berkeyakinan dirinya merupakan keturunan makhluk luar angkasa yang menciptakan
kehidupan manusia di Bumi lewat rekayasa genetika.
Rael sesumbar, kloning hanya merupakan langkah awal yang tidak begitu penting. Tujuan
utamanya adalah memberikan keabadian hidup manusia lewat kloning. Yaitu, mengembangkan
manusia hasil kloning tempat manusia bisa mentransfer otaknya.
Dengan latar belakang Clonaid dan pendirinya, boleh jadi keraguan atas kelahiran manusia
kloning memang beralasan. Namun, waktu jualah yang akan membuktikan, setidaknya 10 hari
mendatang.
Top of Form
partner-pub-9126 FORID:11 UTF-8

Cari Artikel
Go

Bottom of Form
Artikel ini termasuk kategori: Biokimia dan memiliki 1 Komentar sejauh ini.
Anda dapat mengikuti perkembangan artikel melalui RSS 2.0 feed.

Anda dapat mengirimkan komentar, atau taut balik dari situs pribadi.
1 Komentar untuk “Kelahiran manusia kloning diragukan”

• ImperiaL says:
April 4, 2009 at 11:32 am
Menurut saya kloning merupakan suatu ilmu yg patut dikembangkan.
bahkan boleh dibilang kloning merupakan tujuan manusia menuju kehidupan abadi.

333333333333333

Pro dan Kontra di Abad ke-21 : Kloning


Ditulis oleh Silvia Iskandar pada 06-05-2003
Sejak lahirnya Dolly tanggal 5 Juli 1996 di Roslin Institute,
Edinburgh, Skotlandia, kata "kloning" tiba - tiba melanda dunia. Kata ini sebenarnya sudah lama
dipakai dalam bidang biologi, namun tidak pernah dipublikasikan sedemikian maraknya sampai
foto anak domba kecil dari jenis Finn Dorset ini menghiasi setiap halaman muka surat kabar
terkemuka di dunia.
Kemudian berita "kloning" kembali menggemparkan dunia ketika Dr. Boisselier, anggota
Raelians ( sebuah grup religius yang percaya bahwa manusia diciptakan oleh makhluk luar
angkasa yang mengkloning dirinya sendiri) mengumumkan bahwa seorang bayi kloning telah
lahir dengan selamat, sebagai buah penelitian grupnya akhir tahun 2002 kemarin. Entah karena
takut dikecam oleh para pemerhati etika sains, atau karena berita ini hanya sebuah upaya untuk
menarik minat para pemilik dana untuk bergabung dalam kelompok ini, tidak ada satu pun data -
data penelitian yang diperlihatkan, tidak juga foto si bayi maupun foto ibunya. Di dalam dunia
penelitian yang menuntut publikasi jurnal yang memuat data, grafik, dan bukti - bukti yang
akurat, berita yang dianggap sebelah mata oleh para ilmuwan ini telah menggegerkan dunia
awam sekaligus menyuntikkan ide - ide baru yang kontroversial.
Prinsip dari teknik yang diaplikasikan untuk menciptakan Dolly, sebenarnya sangatlah sederhana
dan sudah ada sejak tahun 1975. Seorang ilmuwan bernama Gurdon mengambil nukleus(inti sel)
dari sel telur katak dan menggantinya dengan nukleus dari sel usus, hasilnya : kecebong -
kecebong kecil yang mati sebelum tumbuh jadi katak dewasa. Dua hal yang menyebabkan
penelitian ini begitu penting ialah : pertama, dogma yang kita pelajari di bangku sekolah; yang
menyatakan bahwa hanya sel kelamin yang dapat bereproduksi-salah. Sel somatis ( semua sel
selain sel kelamin, yaitu sel saraf, , sel kulit, sel tulang, sel otot , dsb) juga dapat menghasilkan
individu baru asal diimplantasikan ke dalam sel telur yang penuh dengan gizi untuk pertumbuhan
embrio. Kedua, sel-sel tubuh kita yang dianggap sebangai sel-sel yang hanya bisa beregenerasi
sebagai jenis yang sama dari dirinya sendiri (sel rambut yang membelah diri hanya bisa
membentuk sel rambut lainnya) ternyata dapat beregenerasi menjadi berbagai jenis sel lainnya,
yang akhirnya menjadi sebuah individu baru yang lengkap. Inilah yang menjadi pemicu
berkembangnya penelitian stem cell, sel muda yang dapat berkembang menjadi sel apapun.
Dolly adalah anak domba yang lahir tanpa kurang suatu apapun, walaupun ia bermula dari
sebuah sel telur kosong yang diisi dengan nukleus sel kelenjar susu ibunya. ( sense of humour
para ilmuwan di laboratorium Dr.Wilmut menggelitik mereka untuk menamakan domba kecil ini
seperti artis Amerika berdada besar– Dolly Parton)
Dengan demikian, tidak seperti domba normal lainnya yang memiliki separuh informasi genetika
si ayah dan separuh dari si ibu, setiap sel di tubuh Dolly menyimpan kode genetis yang sama
persis dengan ibunya..Bisa dikatakan Dolly adalah kembar dari si ibu yang terlambat lahir 6
tahun lamanya. (Umur si ibu pada saat itu). Namun setelah hidup hanya 6 tahun (umur domba
biasanya mencapai 11 - 12 tahun), Dolly mati muda disebabkan penyakit paru - paru yang
biasanya menyerang domba - domba yang lanjut usia. Dolly juga mengidap penyakit arthritis,
mengerasnya sendi - sendi dan engsel tulang , lagi - lagi penyakit yang biasa ditemukan pada
domba yang sudah uzur. Penelitian sesudah kematiannya, menunjukkan bahwa Dolly memiliki
telomer yang lebih pendek daripada domba normal seusianya. Telomer adalah bagian yang
melindungi ujung- ujung kromosom- bundelan rantai DNA- yang memendek setiap kali sebuah
sel membelah, atau boleh dikatakan setiap saat individu itu bertumbuh. Dolly dikloning dari
domba yang berusia 6 tahun dan hasil penelitian ini seolah - olah menunjukkan bahwa tubuh
Dolly sudah berumur 6 tahun pada saat dilahirkan.
277 adalah jumlah sel telur yang dipakai dalam percobaan ini. Dan satu - satunya yang berhasil
hanya hidup singkat. Tidak heran kalau kemudian timbul kalangan yang mati - matian
menentang kloning manusia. Bagi mereka ini tidak lain adalah sebuah pembunuhan massal.
Namun seperti semua ide kontroversial pada layaknya, di mana ada kontra selalu ada pro.
Kenapa ? Karena begitu banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dari mengkloning
manusia.Mulai dari tujuan yang mulia; membantu baik pasangan mandul maupun orang tua
tunggal untuk memiliki anak yang benar- benar darah dagingnya (terbayangkah di benak anda
betapa banyaknya pasangan lesbian dan homoseksual yang mendukung ide ini ?); sampai ke
tujuan komersial : menghidupkan kembali kucing atau anjing kesayangan yang mati tertabrak
mobil dengan imbalan yang memuaskan. Dan ada pula motivasi- motivasi lain yang berada di
ambang toleransi etika manusia : menciptakan anak sehat yang gennya didesain sedemikian
rupa , sehingga si kakak yang hampir mati karena menderita penyakit beta-thalassaemia (sejenis
kanker darah bawaan) dapat diselamatkan dengan transplantasi sumsum tulang belakang dari
stem cell embrio adiknya. Suatu kasus yang dimenangkan di pengadilan Inggris bulan April lalu
setelah melalui pengadilan selama hampir 1 tahun.
Mau dengar motivasi yang lebih ekstrim lagi ? Tonton saja aksi Arnold Schwarzenneger di film
The 6th Day, di situ digambarkan bahwa manusia dapat hidup selama - lamanya dengan jalan
mentransfer memorinya ke dalam tubuh si kloning yang sehat. Berapa sering kita dengar
komentar kakek dan nenek kita, "Semangat sih ada, tapi tenaga tidak ada.." Bagaimana kalau
teknologi The 6th Day sudah memasyarakat pada saat giliran kita yang mengatakan hal itu?
Akankah kita memilih untuk menua secara alami? Atau akankah kita memilih untuk mengecap
hidup yang kedua, memperbaiki kelemahan kita, mengambil kesempatan yang kita lewatkan,
menjadi orang yang lebih baik dari kita yang sekarang ?
Ke manapun arah penelitian kloning berjalan, ada satu hal yang mungkin sebaiknya kita
pertimbangkan. Bahwa walaupun kita berhak menentukan nasib hewan, apakah mereka akan
berakhir di perut kita atau berakhir di meja percobaan, sama seperti kita berhak mengambil
keputusan atas hidup kita, manusia cloning pun (walaupun masih berbentuk embrio) punya hak
menentukan nasibnya sendiri
http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/biokimia/pro_dan_kontra_di_abad_ke_21_kloning/

4444444444444444444444
Kloning
http://su.wikipedia.org/wiki/Kloning
Ti Wikipédia, énsiklopédia bébas basa Sunda
Luncat ka: pituduh, sungsi

Kloning (Ing. cloning) hartina prosés nyiptakeun salinan idéntik ti nu aslina. Klon (clone) dina
jihat biologi, ngandung harti sél tunggal (kawas baktéri, limfosit, jsb.) atawa organisme
multisélulér nu sacara genetik idéntik jeung organisme hirup lianna. Ieu kadang nujul ka klon
alami nu kaciptakeun nalika hiji organisme baranahan sacara aséksual atawa nalika dua individu
nu idéntik sacara genetik teu ngahaja dihasilkeun (kawas dina kembar idéntik), tapi umumna
mah sok nujul ka hasil rékayasa. Baca ogé klon (genetika).
Istilah klon diturunkeun tina κλων, kecap basa Yunani pikeun "twig". Dina dunya hortikultura,
éjahan clon kungsi dipaké nepi ka abad ka-20.

Daptar eusi
[sumputkeun]
• 1 Kloning dina biologi
○ 1.1 Molekulér
○ 1.2 Sélulér
○ 1.3 Hortikultur
○ 1.4 Klon alami
• 2 Aspék kaséhatan
• 3 Kloning spésiés lastari
• 4 Domba Dolly
• 5 Tumbu kaluar jeung
rujukan

[édit] Kloning dina biologi


[édit] Molekulér
Kloning gén hartina ngékstrak gén ti hiji organisme (misalna ku PCR) sarta ngasupkeun hasilna
ka organisme séjén (biasana maké véktor sahingga bisa diulik leuwih jero. Kloning gén bisa paké
pikeun idéntifikasi gén nu patali jeung hiji fénotipe; misalna nalika para ahli biologi nyebutkeun
yén gén panyakit X geus diklon, mangka nu dimaksud téh yén perenah jeung runtuyan DNA
génna geus diidéntifikasi. Téhnik nu raket jeung ieu nyaéta subkloning, nu hartina mindahkeun
gén ti hiji plasmid ka plasmid séjénna pikeun ulikan leuwih jero.
[édit] Sélulér
Kloning sél hartina nurunkeun hiji populasi sél (populasi klonal) tina hiji sél tunggal.
Kloning organisme sacara umum ngandung harti nyiptakeun organisme anyar nu ngandung
émbaran genetik nu sarua jeung sél tunggal indungna. Dina kontéks modérn, ieu bisa ngawengku
transfer inti sél somatik, nyaéta ngaluarkeun inti tina hiji sél endog lajeng diganti ku inti nu
diékstraksi ti sél organisme nu rék diklon (kiwari, boh sél endog atawa inti nu dicangkokkeunana
kudu kénéh ti nu saspésiés). Kusabab intina ngandung ampir sakabéh émbaran genetik hiji
bentuk kahirupan, sél endogna bakal mekar jadi organisme nu sacara genetik idéntik jeung
"donor" inti. Disebut ampir, sabab organisme multisélulér mah boga mitokondria nu mawa
émbaran gentikna sorangan, DNA mitokondria.
[édit] Hortikultur
Istilah klon dipaké dina widang hortikultur nujul ka sakabéh turunan hiji tutuwuhan nu
dihasilkeun tina réproduksi vegetatif.
[édit] Klon alami
Gambar:RIFA.jpg

Kloning nu aya di alam (alami) dina sababaraha spésiés dsebut partenogenesis. Contona nyaéta
Wasmannia auropunctata ("Sireum Seuneu", cocoanana karasa panas)), nu asli ti Amérika
Tengah jeung Kidul, tapi geus sumebar ka wewengkon tropis. Hiji populasi spésiés ieu di
Suriname, boh nu jalu atawa nu bikangna, bisa baranahan sacara klonal.

[édit] Aspék kaséhatan


Usaha kloning nu hasil mah ukur saeutik: domba Dolly téh mangrupakeun hiji hasil ti 276 usaha
nu gagal; aya borojol 70 énéng (ti salapan rébu uji coba), sapertiluna teu lana hirup.
Hal lian nu kapanggih tina ieu ékspérimén nyaéta patali jeung prosés ngolotan; domba Dolly
ngolotan leuwih gancang batan normal.

[édit] Kloning spésiés lastari


Kloning, atawa pasna mah rékonstruksi DNA fungsional ti spésiés nu geus lastari mangrupakeun
salahsahiji angen-angen para élmuwan. Angen-angen ieu didramatisir dina novel karya Michael
Crichton katut filmna nu kawentar: "Jurassic Park". Dina prakna, nu kungsi dicobaan téh nyaéta
kloning Woolly mammoth, ngan hanjakal DNA-na gagal diékstrak ti awakna nu beku téa.

[édit] Domba Dolly


Dolly (5 Juli 1996 – 14 Pébruari 2003), mangrupakeun mamalia munggaran nu dihasilkeun tina
kloning sél sawawa. Diklon di Roslin Institute di Scotlandia.
Filsafat cina
Filsafat China adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu
filsafat dasar dari 3 filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia.
Filsafat dasar lainnya adalah Filsafat India dan Filsafat Barat. Masing-masing filsafat tentunya
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa. Di bawah ini saya
kutip sejarah filsafat China dari situs Filsafat Kita. Mohon ditanggapi baik dari segi kebudayaan,
sejarah ataupun agama, karena ini juga adalah rangkuman dari seorang peminat filsafat
Indonesia.
FILSAFAT CHINA
Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat cina, yakni harmoni, toleransi dan
perikemanusiaan. Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan tengah antara dua
ekstrem: antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusia dan surga.
Toleransi kelihatan dalam keterbukaan untuk pendapat-pendapat yang sama sekali berbeda dari
pendapat-pendapat pribadi, suatu sikap perdamaian yang memungkinkan pluralitas yang luar
biasa, juga dalam bidang agama. Kemudian, perikemanusiaan. Pemikiran Cina lebih
antroposentris daripada filsafat India dan filsafat Barat. Manusia-lah yang selalu merupakan
pusat filsafat Cina.
Ketika kebudayaan Yunani masih berpendapat bahwa manusia dan dewa-dewa semua dikuasai
oleh suatu nasib buta (”Moira”), dan ketika kebudayaan India masih mengajar bahwa kita di
dunia ini tertahan dalam roda reinkarnasi yang terus-menerus, maka di Cina sudah diajarkan
bahwa manusia sendiri dapat menentukan nasibnya dan tujuannya. Filsafat Cina dibagi atas
empat periode besar:
1. Jaman Klasik (600-200 S.M.)
Menurut tradisi, periode ini ditandai oleh seratus sekolah filsafat:seratus aliran yang semuanya
mempunyai ajaran yang berbeda. Namun, kelihatan juga sejumlah konsep yang dipentingkan
secara umum, misalnya “tao” (”jalan”), “te” (”keutamaan” atau “seni hidup”), “yen”
(”perikemanusiaan”), “i” (”keadilan”), “t’ien” (”surga”) dan “yin-yang” (harmoni kedua prinsip
induk, prinsip aktif-laki-laki dan prinsip pasif-perempuan). Sekolah-sekolah terpenting dalam
jaman klasik adalah:
Konfusianisme
Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”) hidup antara 551 dan
497 S.M. Ia mengajar bahwa Tao (”jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan
manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia
hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan.
Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (”yen”), yang merupakan model untuk
semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.
Taoisme
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (”guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan
Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang
merupakan Tao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang
bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan
ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran bahwa kita
tidak tahu apa-apa tentang Tao. Kesadaran ini juga dipentingkan di India (ajaran “neti”, “na-itu”:
“tidak begitu”) dan dalam filsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut “docta ignorantia”,
“ketidaktahuan yang berilmu”).
Yin-Yang
“Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsip
ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin.
Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan
untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat
Yin tertentu dan derajat Yang tertentu.
Moisme
Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang
terpenting adalah “cinta universal”, kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-
sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada
yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta
menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan
musik sebagai sesuatu yang tidak berguna, maka jelek.
Ming Chia
Ming Chia atau “sekolah nama-nama”, menyibukkan diri dengan analisis istilah-istilah dan
perkataan-perkataan. Ming Chia, yang juga disebut “sekolah dialektik”, dapat dibandingkan
dengan aliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai analisis dan kritik
yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan
logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal
seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
Fa Chia
Fa Chia atau “sekolah hukum”, cukup berbeda dari semua aliran klasik lain. Sekolah hukum
tidak berpikir tentang manusia, surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik.
Fa Chia mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan
oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras
sekali.
Tentang keenam sekolah klasik tersebut, kadang-kadang dikatakan bahwa mereka berasal dari
keenam golongan dalam masyarakat Cina. Berturut-turut: (1) kaum ilmuwan, (2) rahib-rahib, (3)
okultisme (dari ahli-ahli magi), (4) kasta ksatria, (5) para pendebat, dan (6) ahli-ahli politik.
2. Jaman Neo-Taoisme dan Buddhisme (200 S.M.-1000 M.)
Bersama dengan perkembangan Buddhisme di Cina, konsep Tao mendapat arti baru. Tao
sekarang dibandingkan dengan “Nirwana” dari ajaran Buddha, yaitu “transendensi di seberang
segala nama dan konsep”, “di seberang adanya”.
3. Jaman Neo-Konfusianisme (1000-1900)
Dari tahun 1000 M. Konfusianisme klasik kembali menjadi ajaran filsafat terpenting. Buddhisme
ternyata memuat unsur-unsur yang bertentangan dengan corak berpikir Cina. Kepentingan dunia
ini, kepentingan hidup berkeluarga dan kemakmuran material, yang merupakan nilai-nilai
tradisional di Cina, sema sekali dilalaikan, bahkan disangkal dalam Buddhisme, sehingga ajaran
ini oleh orang dianggap sebagai sesuatu yang sama sekali asing.
4. Jaman Modern (setelah 1900)
Sejarah modern mulai di Cina sekitar tahun 1900. Pada permulaaan abad kedua puluh pengaruh
filsafat Barat cukup besar. Banyak tulisan pemikir-pemikir Barat diterjemahkan ke dalam bahasa
Cina. Aliran filsafat yang terpopuler adalah pragmatisme, jenis filsafat yang lahir di Amerika
Serikat. Setelah pengaruh Barat ini mulailah suatu reaksi, kecenderungan kembali ke tradisi
pribumi. Terutama sejak 1950, filsafat Cina dikuasai pemikiran Marx, Lenin dan Mao Tse Tung.
Inilah sejarah perkembangan filsafat China, yang merupakan filsafat Timur. Yang termasuk
kepada filsafat Barat misalnya filsafat Yunani, filsafat Helenisme, “filsafat Kristiani”, filsafat
Islam, filsafat jaman renaissance, jaman modern dan masa kini.
Rinto Jiang
Sumber :
http://iccsg.wordpress.com/2006/09/04/rangkuman-
filsafat-cina/

2222222222222222222

You might also like