Professional Documents
Culture Documents
Pada paragraf ini aku memberikan pendapat atau tanggapan orang-orang yang khawatir
teknologi kloning manusia akan menghasilkan “monster-monster baru”, seperti yang telah aku
sebutkan di paragraf sebelumnya bahwa akan muncul Hitler-hitler baru atau juga Stalin dan lain
sebagainya. Mungkin, kalau kita pikir sekilas ada benarnya pendapat itu. Namun kalau berpikir
kembali, karena aku muslim, aku mencoba menanggapi hal itu. Di dalam Al-quran diberitakan
tentang perjanjian antara Allah dengan ruh-ruh manusia yang mengakui bahwa Allah adalah
Rabb (Pencipta, Pengatur, Pemelihara) mereka yang terjemahannya:
Dan ingatlah ketika Rabb mu mengeluarkan keturunan dari anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya sendiri (atas pertanyaan):
“Bukankah Aku Rabb kalian?” Mereka menjawab: “Betul, kami menjadi saksi”....
(Al-‘Araaf: 172).
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa setiap ruh manusia sudah ada sebelum manusia lahir,
sejak manusia pertama hingga manusia terakhir di akhir jaman nanti. Jadi kesimpulannya bahwa
setiap manusia mempunyai ruh yang berbeda satu sama lain tidak seperti kepercayaan
reinkarnasi. Dan aku juga memiliki argumen lain, bahwa manusia kloning misalnya yang
ditakutkan seperti disebutkan diatas belum tentu memiliki karakter yang sama, karena seseorang
akan mempunyai karakter tertentu sesuai pendidikan di dalam keluarganya, lingkungannya, dan
kondisi daerah dimana dia hidup. Dan aku ingat sebuah hadits rasulullah yang intinya bahwa
setiap bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan muslim, sedang orang tuanya yang menyebabkan
dia menjadi yahudi, nasrani atau majusi. Dari penjelasan di atas aku akan memberikan contoh.
Misalnya memang ada manusia hasil kloning yang selnya diambil dari Hitler atau Stalin
namun―misalnya―ia dibesarkan di Afganistan menuntut ilmu kepada para mujahidin Afghan
dan dibina di sana. Kemungkinan besar ia tidak menjadi seorang Hitler atau Stalin baru namun
mungkin menjadi seorang Usamah bin Ladin baru bertubuh Hitler atau Stalin. Tapi ini hanya
sekedar ilustrasi saja.
Terakhir menurutku, teknologi kloning boleh dikembangkan asal teknologi itu berguna bagi
kehidupan manusia contohnya, mencari bibit unggul hewan ternak yang tahan penyakit dan sehat
fisiknya, sehingga perlu diperbanyak jenis yang seperti itu. Tapi kalau kloning manusia sampai
saat ini aku belum melihat kegunaannya yang jelas bermanfaat dan kecil mudharatnya, bahkan
mungkin apa yang dikhawatirkan sebagian orang tentang kloning manusia mungkin bisa saja
terjadi, apabila kondisi mereka alami sama seperti kondisi kembaran mereka (seperti sejarah
Hitler dan Stalin), belum lagi dilihat dari aspek syari’at atau fikih menurut ulama. Aku kira
cukup sekian catatanku mengenai kloning. Dan menurutku IPTEK adalah sebuah media untuk
kita mengenal adanya Sang Pencipta Agung, dimana di dalam sebuah ayat yang artinya:
Dan mereka bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu
termasuk urusan Rabbku.” Dan kamu tidak diberi pengetahuan, kecuali sedikit. (Q.S. Al-
Isra: 85).
Maka cukuplah jelas bahwa pengetahuan kita tentang misteri kehidupan tetaplah terbatas
karena hanya Allah-lah yang mengetahui segalanya. Wallaahu’alam. (dari berbagai sumber)
2222222222222222
Cari Artikel
Go
Bottom of Form
Artikel ini termasuk kategori: Biokimia dan memiliki 1 Komentar sejauh ini.
Anda dapat mengikuti perkembangan artikel melalui RSS 2.0 feed.
Anda dapat mengirimkan komentar, atau taut balik dari situs pribadi.
1 Komentar untuk “Kelahiran manusia kloning diragukan”
• ImperiaL says:
April 4, 2009 at 11:32 am
Menurut saya kloning merupakan suatu ilmu yg patut dikembangkan.
bahkan boleh dibilang kloning merupakan tujuan manusia menuju kehidupan abadi.
333333333333333
4444444444444444444444
Kloning
http://su.wikipedia.org/wiki/Kloning
Ti Wikipédia, énsiklopédia bébas basa Sunda
Luncat ka: pituduh, sungsi
Kloning (Ing. cloning) hartina prosés nyiptakeun salinan idéntik ti nu aslina. Klon (clone) dina
jihat biologi, ngandung harti sél tunggal (kawas baktéri, limfosit, jsb.) atawa organisme
multisélulér nu sacara genetik idéntik jeung organisme hirup lianna. Ieu kadang nujul ka klon
alami nu kaciptakeun nalika hiji organisme baranahan sacara aséksual atawa nalika dua individu
nu idéntik sacara genetik teu ngahaja dihasilkeun (kawas dina kembar idéntik), tapi umumna
mah sok nujul ka hasil rékayasa. Baca ogé klon (genetika).
Istilah klon diturunkeun tina κλων, kecap basa Yunani pikeun "twig". Dina dunya hortikultura,
éjahan clon kungsi dipaké nepi ka abad ka-20.
Daptar eusi
[sumputkeun]
• 1 Kloning dina biologi
○ 1.1 Molekulér
○ 1.2 Sélulér
○ 1.3 Hortikultur
○ 1.4 Klon alami
• 2 Aspék kaséhatan
• 3 Kloning spésiés lastari
• 4 Domba Dolly
• 5 Tumbu kaluar jeung
rujukan
Kloning nu aya di alam (alami) dina sababaraha spésiés dsebut partenogenesis. Contona nyaéta
Wasmannia auropunctata ("Sireum Seuneu", cocoanana karasa panas)), nu asli ti Amérika
Tengah jeung Kidul, tapi geus sumebar ka wewengkon tropis. Hiji populasi spésiés ieu di
Suriname, boh nu jalu atawa nu bikangna, bisa baranahan sacara klonal.
2222222222222222222