You are on page 1of 6

Makalah Prasyarat menjadi Calon Kepala Sekolah SD)

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah Dasar adalah salah satu jenjang pendidikan dasar yang dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM) sangat memerlukan peran aktif guru dalam memberikan pengetahuan bagi para muridnya,
sehingga menghasilkan peserta didik yang berhasil guna dan siap untuk melanjutkan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, materi/ bahan ajar yang diberikan harus
memperhatikan kultur masyarakat setempat. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Dalam rangka merealisasikan peraturan tersebut di atas, PBM di Sekolah Dasar perlu ditata
secara komprehensif, kontinu, terkoordinasi dan terpadu, efektif dan efesien. Belajar merupakan
proses perubahan keseluruhan aspek tingkah laku secara progresif dan terus menerus sepanjang
hayat. Proses perubahan tingkah laku dari hasil belajar merupakan suatu kecakapan nyata (actual
ability) atau juga disebut prestasi belajar. Sebagaimana dikemukakan Abin Syamsudin Makmun
(1981 : 43), yaitu :

“Kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukkan kepada aspek kecakapan segera dapat
didemontrasikan dan diuji sekarang juga, karena merupakan sebagai hasil usaha atau belajar
yang bersangkutan, dengan cara, bahan dalam hal tertentu yang dijalaninya (achievement/
prestasi)”

Proses belajar mengajar pada sekolah dasar menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, yang
mengarah kepada pelayanan belajar secara individu maupun kelompok dan menempatkan siswa
sebagai obyek yang harus memperhitungkan berbagai keunikannya.

Mekanisme sistem belajar mengajar di sekolah dasar dengan memberikan peluang kepada setiap
siswa untuk mengikuti program dari mulai kompetensi yang merupakan kelanjutan dari
kompetensi yang sudah dikuasai (multy entry) dengan mengakhiri program atau keluar setelah
menguasai komptensi tertentu (multy exit).

Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentua terhadap prestasi belajar
siswa, maka persyaratan dan penggunaan sarana pembelajaran harus mengacu pada tujuan
pembelajaran, metode, penilaian minat siswa dan kemampuan guru.

Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada
proses belajar mengajar di sekolah dan sejauh pihak sekolah belum memiliki sarana
pembelajaran yang memadai dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pada umumnya
sekolah dasar terutama yang berada di daerah pelosok sangat membutuhkan atau kekurangan
sarana pembelajaran yang memadai. Sementara di sisi lain pemerintah dalam hal ini dinas
pendidikan tidak berdaya dengan banyaknya pengajuan penambahan maupun perbaikan sarana
pembelajaran yang ada mengingat terbatasnya anggaran yang tersedia.
Dengan kenyataan sarana pembelajaran yang ada seperti di atas sementara sistem sekolah yang
ada dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi (bermutu) dan dapat melanjutkan ke
jenjang sekolah yang lebih tinggi. Sementara para pelaksana di lapangan dalam hal ini guru
harus berupaya mencari berbagai alternatif sebagai solusi. Banyak sekolah yang sukses
mengatasi problematika tersebut tetapi tidak sedikit sekolah dasar yang akhirnya ambruk karena
para gurunya tidak mampu mengatasi kendala sarana pembelajaran tersebut. Mungkin juga
perhatian masyarakat di sekitarnya hanya natabene sebagai pengguna kurang bahkan tidak
peduli dengan kondisi tersebut.

Dari kondisi dan realitas demikian penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian terhadap
permasalahan tersebut dengan judul “PENGARUH SARANA PEMBELAJARAN TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 5 SINDANGSARI KECAMATAN
CIMERAK”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut
:

1. Bagaimanakah sarana pembelajaran di SD Negeri 5 Sindangsari Cimerak?


2. Bagaimanakah prestasi siswa di  SD Negeri 5  Sindangsari Cimerak ?
3. Bagaimanakah pengaruh sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa di SD
Negeri 5 Sindangsari Cimerak ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sarana pembelajaran di SD Negeri 5 Sindangsari Cimerak.


2. Untuk mengetahui prestasi siswa di SD Negeri 5 Sindangsari Cimerak.
3. Untuk menganalisis sejauhmana pengaruh sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar
siswa di SD Negeri 5 Sindangsari Cimerak.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi penulis sehingga pengetahuan penulis


bertambah.
2. Memahami pengaruh sarana pebelajaran tehadap prestasi belajar siswa di SD Negeri 5
Sindangsari Cimerak.
3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada SD Negeri 5 Sindangsari Cimerak terutama
mengenai pengaruh sarana pembelajaran siswa.

E. Kerangka Penelitian

Sarana pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu sistem
pendidikan. Dengan sarana yang memadai mungkin berlangsungnya proses belajar mengajar
yang kondusif dan dapat mencapai tujuan yang maksimal. Dengan sarana pembelajaran yang
kurang memadai otomatis proses belajar mengajar tidak akan berlangsung secara efektif dan
maksimal sehingga tujuan pembelajaranpun sulit untuk terpenuhi target.

Secara umum sarana pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan
berupa benda fisik seperti bangunan sekolah, perlengkapan kelas, juga lapangan olahraga dan
lain sebagainya. Selain itu buku-buku pelajaran, program kerja guru dan media pembelajaran
juga termasuk sebagai sarana dan prasarana sistem pendidikan.

Dewasa ini kita sering mendengar, melihat bahkan mungkin mengalami minimnya sarana
pempelajaran yang ada di sekolah. Sarana pembelajaran yang ada kurang memadai sedangkan
sarana yang baru sulit untuk diupayakan, meskipun secara bertahap melalui program pemerintah
hal itu mulai direalisasikan. Dinding-dinding ruangan jebol di sana-sisni, papan tulis yang sudah
tidak berwarna hitam lagi, lantai kelas berlobang-lobang, meja kursi banyak yang reyot, buku
paket yang ada diperpustakaan laksana sampah yang tidak terurus lagi.

Yang lebih memprihatinkan adalah perhatian masyarakat sebagai pengguna dari sekolah di mana
berada terkadang bersikap apatis dan seperti tidak mau tahu akan kondisi yang sudah ada sangat
jelas dan perlu mendapat pemecahan segera. Terkadang guru pun sudah tidak peduli lagi, yang
ada di benaknya hanya sekedar melaksanakan tugas sebagai imbal jasa gaji. Bahkan yang ada di
pikarannya ingin cepat pindah ke tempat yang dekat dengan rumah tinggalnya.

Kondisi yang demikian tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar
siswa. Sementara tuntutan persaingan dalam berprestasi semakin hari semakin ketat. Barang
siapa yang tidak cepat tanggap terhadap percepatan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, 
maka akan serba tertinggal oleh daerah/negara lain yang terus memacu berbagai sarana dan
prasarana dalam mendukung proses belajar mengajarnya.

Kerangka penelitian yang dikenedaki dalam karya tulis ini tarangkum dalam bagan sebgai
berikut :

SARANA PEMBELAJARAN PRESTASI BELAJAR SISWA


1. Gedung sekolah yang 1. Siswa kreatif
refresentatif, aman, nyaman, 2. Siswa senang di sekolah
sehat, bersih dan indah. 3. Siswa memiliki semangat belajar
2. Halaman sekolah yang luas yang 4. Siswa yang rajin dan inovatif
dilengkapi dengan penataan taman 5. Siswa sehat, ceria dan riang
yang indah dan asri. gembira
3. Lapangan olahraga dan 6. Siswa hormat pada guru
perlengkapan pendukungnya. 7. Siswa bercita-cita tinggi dan
4. Ruang perpustakaan, lengkap siap melnjutkan pendidikannya
dengan buku-bukunya. ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Ruang UKS, Ruang parkir 8. Siswa yang memiliki sumber
6. Gudang, WC dan kantin sekolah daya manusia yang handal.
Sarana merupakan unsur terpenting di sekolah di mana mutu pendidikan yang tinggi tidak
mungkin dapat diwujudkan dengan sarana dan prasarana seadanya. Menurut analisis ekonomi,
bahkan investasi di bidang pendidikan akan menunjang pertumbuhan ekonomi. Pendidikan akan
membantu memecahkan kesenjangan melalui pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
sekaligus akan meningkatkan taraf hidup setiap individu. Pendidikan sebagai pengembangan
human capital harus mempunyai perspektif yang tepat dalam menentukan kebijakan dan
pengalokasian anggaran pendidikan. Pendekatan human capital bertujuan agar investasi dalam
pengembangan sumber daya manusia menghasilkan cadangan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.

Beberpa pertimbangan dalam rangka pencapaian sasaran program antara lain :

1. Bagaimana tujuan pendidikan itu dirumuskan ?


2. Pendidikan apa dan berapa jumlahnya ?
3. Berpa besar biaya pendidikan yang diperlukan ?
4. Berpa persen pendapatan nasional dialokasikan untuk pendidikan ?

Berpa asumsi yang melandasi perencanaan pendidikan dan implikasinya terhadap biaya
pendidikan antara lain :

1. Pendidikan dipersiapkan melalui berbagai jenis dan jenjang pendidikan sesuai dengan
kebutuhan individu. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memeperoleh
pendidikan.
2. Kebijakan tentang tujuan pendidikan, mengorganisasinya, serta penyelenggaraannya
harus didasarkan atas sesuatu peraturan perundang-undangan.

Berapa persiapan dalam menghadapi perubahan masa depan di bidang pendidikan harus
dirancang secara kreatif, kritis, dan komparatif. Melalui rancangan program pendidikan yang
tepat akan menentukan kualitas atau kemajuan bangsa untuk masa depan.

Masalah perencanaan pendidikan terletak pada rancangan sistem pendidikan yang layak dengan
sumber yang terbatas, sedang perbedaan antara pendapatan dan pembelanjaan pendidikan terus
meningkat untuk masa-masa mendatang. Karena itu diperlukan penajaman prioritas dalam
berbagai sektor pembelajaran.

Menurut pandangan tradisional, bahwa usaha perbaikan pendidikan melalui pembiayaan hanya
difokuskan kepada kegiatan yang bersifat rutin. Kemudian muncul metode di bidang
perencanaan dan manajemen pembiayaan yang menggunakan konsep dan teknik sistem. Konsep
ini membahas hubungan antara input output dan lingkungan.

Interaksi, setiap komponen sistem sosial selalu berinteraksi dengan komponen lainnya. Semua
subsistem saling berinteraksi dengan sumsistem lainnya dalam sistem. Misalnya sistem sekolah,
di dalamnya selalu terjadi interaksi anatara orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Keseimbangan sistem, setiap sistem sosial memerlukan keseimbangan. Keseimbangan


(equilibrium) bersifat statis dan dinamis. Sistem equilibrium statis tidak melakukan perubahan,
sedang yang dinamis memerlukan perubahan. Dalam sistem dinamis keseimbangan itu diperoleh
setelah terjadinya perubahan.

Aplikasi dan teknik sistem telah diterapkan dalam pendidikan seperti management information
system (MIS), cost benefit analysis – Planning Programing Budgeting System (PPBS), Need
Assesment, Organization Development by Objektive, dan lain-lain. Meskipun pendidikan
meningkat begitu cepat menerapkan analisa sistem, tetapi adaptasi dan adopsi penerapan sistem
dalam profesi sangat lambat, dan kompleks.

Analisa terhadap operasional sistem sekolah bersifat kompleks, karena keanekaragaman tujuan
dan output. Dalam proses sistem sekolah terdapat komponen guru, gedung, perlengkapan, bahan
pelajaran, biaya, murid dengan berbagai aspek fisik dan psikis. Demikian pula output pendidikan
berupa murid yang terdidik melalui pelayanan pendidikan telah mengalami perkembanganaspek
fisik dan psikisnya.

Beberapa implikasi dalam ketentuan pembiayaan pendidikan yang harus dipersiapkan antara lain
:

1. Mengganti beberapa peraturan dan prosedur di bidang pendidikan yang tidak efektif lagi
saat ini dalam menghadapi perubahan masyarakat.
2. Merevisi peraturan keuangan dan input lain yang relevan, dengan merancang
pengembangan sistem secara efektif.
3. Memonitor dan menilai produk atau output secara terus menerus sebagai bahan
perencanaan dan perbaikan untuk masa depan.

Beberapa implikasi dalam pembiayaan pendidikan :

1. Jika input biaya ditambah, benefit individu dan sosial meningkat lebih besar daripada
investasi, maka input biaya perlu ditingkatkan.
2. Jika benefit lebih kecil daripada input biaya, maka biaya harus dikurangi.
3. Jika unit administrasi menghasilkan skala kebutuhan dan pemanfaatan biaya lebih
rendah, maka sistem sekolah harus direorganisasi.
4. Jika struktur organisasi tidak berfungsi secara efektif dan efisisen dalam pemanfaatan
setiap input dana, maka struktur organisasi harus dirubah.
5. Setiap kebijakan, program dan operasional pendidikan yang disfungsional, inefisisensi,
dan inefektif maka harus diganti.

Sebagian besar praktisi pendidikan dewasa ini kurang pengetahuan atau keahlian yang
diperlukan dalam menyiapkan peserta didik untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja global.
Bahkan kemampuan bersaing dalam pasar nasionalpun tidak jarang kalah bersaing. (1996)

F. Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berdsasarkan


apa yang dirumuskan bahwa :  “Semakin memadai sarana pembelajaran suatu sekolah semakin
tinggi prestasi yang dicapai para siswa”.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Gaos, A., Dasar-dasar Statistik Pendidikan, IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung 1983.

Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung 1985.

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung 1988.

Nurgani, Endi., Statistik Untuk Penilaian, CV Permadi, Bandung 1985.

Syamsuddin Makmun, Abin., Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Usaha Nasional, Surabaya
1981

Sofyan Willis, Drs., Menyusun Karangan Ilmiyah Secaya Praktis, Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan FIP IKIP, Bandung 1972.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Lembaran Negara Tahun 2003,
Nomor

You might also like