You are on page 1of 22

PROSES TERJADINYA

MANUSIA DALAM
KANDUNGAN
Teori Reproduksi Manusia
dalam Al Quran
‫ين‬
ٍ ‫ط‬ِ ْ‫ن‬‫م‬ِ ٍ
‫ة‬ َ
‫ل‬ ‫اَل‬ ‫س‬
ُ ْ‫ن‬‫م‬ِ ‫ان‬
َ ‫س‬
َ ْ
‫ن‬ ِ ‫إْل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ن‬َ ْ
‫ق‬ َ
‫ل‬ َ
‫خ‬ ْ
‫د‬ َ
‫ق‬ َ
‫ل‬ ‫• َو‬
• Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. QS.
23 (Al Mu’minun): 12
‫ين‬
ٍ ‫ك‬ِ ‫م‬
َ ‫ار‬
ٍ ‫ر‬
َ َ
‫ق‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ً
‫ة‬ َ
‫ف‬ ْ
‫ط‬ ُ
‫ن‬ ُ ‫ه‬‫ا‬‫ن‬َ ْ
‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ج‬
َ ‫م‬
َّ ُ
‫ث‬ •
• Kemudian Kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). QS.
23 (Al Mu’minun): 13
‫• ُث َّم َخ َل ْق َنا ال ُّن ْط َف َة َع َل َق ًة َف َخ َل ْق َنا ْال َع َل َق َة مُضْ َغ ًة َف َخ َل ْق َنا‬
ُ‫ْالمُضْ َغ َة ِع َظا ًما َف َك َس ْو َنا ْال ِع َظا َم َلحْ ًما ُث َّم أَ ْن َشأْ َناه‬
َ ‫ك هَّللا ُ أَحْ َسنُ ْال َخالِ ِق‬
‫ين‬ َ ‫َخ ْل ًقا َء‬
َ ‫اخ َر َف َت َب‬
َ ‫ار‬
• Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dg daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yg (ber-
bentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik. QS. 23 (Al
Mu’minun): 14
DESKRIPSI AYAT DI
ATAS
Tahap 1:
Alloh telah menciptakan manusia dari
suatu saripati/ ‫س اَل َل ٍة‬
ُ (berasal) dari
tanah. QS. 23 (Al Mu’minun): 12
• Mengenai kata 'saripati' atau suatu
komponen bagian dari komponen yang
lain.
• Hal ini menunjuk pada 'sesuatu bahan
yg diambil dari bahan lain', dan merupa
kan 'bagian terbaik dari bahan itu.
• Bagaimanapun cara menterjemah
kannya, maksudnya adalah satu
bagian dari suatu keseluruhan
bahan tersebut.
• Konsep yang diungkapkan disini,
tdk bisa tidak, membuat kita ber
pikir tentang spermatozoa
• Yg menyebabkan pembuahan
telor atau memungkinkan repro
duksi adalah sebuah sel panjang
yg besarnya 1/10.000 (seper sepu
luh ribu) milimeter.
• Satu dari beberapa juta sel yg
dikeluarkan oleh manusia dalam
keadaan normal dapat masuk
dalam telor wanita (ovule).
• Sebagian besar sisa lainnya tetap
dijalan dan tidak sampai ke trayek
yg menuntun dari kelamin wanita
sampai ke telor (ovule) di dalam
rongga rahim (uterus dan trompe).
• Dengan begitu maka hanya bagian
sangat kecil daripada cairan yang
menunjukkan aktivitas sangat
kompleks.
• Bagaimana kita tidak terpukau
oleh persesuaian antara teks
Quran dengan pengetahuan ilmiah
yang kita miliki sekarang.
• Penanaman (nidasi) Telur Yang
Dibuahi dalam Rahim
• Telor yang sudah dibuahkan
dalam "Trompe" turun ber-
sarang di dalam rongga rahim
(cavum uteri). Inilah yg dinama-
kan "bersarangnya Telur".
• Qur’an menamakan uterus
tempat telor dibuahkan itu
Rahim (kata jamaknya Arham).
Tahap 2:
Dari ٍ‫اَل َلة‬3 ‫ ُس‬menjadi Nutfah/ ‫ ْط َف ًة‬3 ‫ُن‬

• 'nutfah' (setitik bibit dari mani)


• Kata (bahasa Arab) "nuthfah"
ditemukan 11 kali dalam Quran.
• Kata nuthfah diterjemahkan di
sini sebagai "sejumlah amat
kecil" bahagian dari total
volume suatu zat.
• Barangkali hal ini bukanlah
penerjemahan yang paling ideal.
• Tetapi tampaknya tak ada satu
kata dalam bahasa Indonesia
pun yang bisa sepenuhnya
menangkap makna penuhnya
dari kata tersebut.
• Kata tersebut berasal dari kata
kerja bahasa Arab yang berarti
"jatuh bertitik atau menetes",
yang berasal dari akar kata
yang berarti : mengalir.
• Arti utamanya merujuk kepada jejak
cairan yang tertinggal di dasar suatu
ember setelah ember tersebut
dikosongkan.
• Jadi kata itu menunjukkan setetes
kecil, dan disini berarti setitik cairan
sperma, karena dalam ayat lain
diterangkan bahwa setitik itu adalah
setitik sperma.
• Kata bahasa Arab 'Maniy' berarti
sperma.
Tahap 3:
Dari Nutfah/ ‫ ْط َف ًة‬3 ‫ ُن‬menjadi
ْ
‘alaqoh/ ‫ل َع َل َق َة‬33‫ا‬
• 'alaqah' (sebentuk lintah yang
melekat)
• Dari pengertian etimologis,
sebenarnya "alaqah" yang
biasanya diterjemahkan dengan
segumpal darah lebih memberat
kepada pengisap darah, yaitu
lintah.
• Padahal tidak ada
pengumpamaan yang lebih
tepat ketika embrio berada
pada tahap ini (7-24 hari) selain
seperti lintah menggelantung di
kulit, baik keadaannya yang
seolah menggelantung di
dinding uterus, maupun sumber
hidupnya.
• Sebagaimana sumber makanan
lintah dari darah manusia yang
ditempelinya.
• Begitu pula janin. Sumber
makanannya adalah dari darah
sang ibu.
• Ajaibnya, jika janin dalam tahap
ini diperbesar menggunakan
mikroskop, bentuknya memang
betul-betul menyerupai lintah.
Tahap 4;
ْ menjadi Mudgoh/
Dari ‘alaqoh/ ‫ل َع َل َق َة‬33‫ا‬
‫ ًة‬3‫مُضْ َغ‬
• 'mudlghah' (daging yang digulung-
gulung)
• Segera setelah berevolusi melam
paui tahap yg dicirikan di dlm Al
Quran oleh kata sederhana alaqah,
embrio menurut Al Quran, melewati
satu tahap selanjutnya yg di dalam
nya scr harfiah tampak seperti
daging yg digulung-gulung (mirip
daging yg dikunyah),
Tahap 4;
Dari Mudgoh/ ‫ ًة‬3‫ مُضْ َغ‬menjadi ‘zdama/
‫ِع َظا ًما‬
• 'idham' (tulang belulang),
• kemudian nampaklah tulang yang
diselubungi dengan daging (yang
segar).
• Sebagaimana diketahui ia terus
tampak demikian sampai kira-kira
hari kedua puluh ketika ia mulai
secara bertahap mengambil bentuk
manusia.
Tahap 5;
Dari ‘izdama/ ‫ ِع َظا ًما‬menjadi diliputi
ْ ‫ َك َس ْو َنا‬333‫َف‬
َ ‫ل ِع‬33‫ا‬
daging/ ‫حْ ًما‬3 ‫ َل‬3‫ظا َم‬

• 'lahm' (daging yang utuh).


• Jaringan-jaringan tulang dan
tulang-belulang mulai tampak
dalam embrio itu yang secara
berturutan diliputi oleh otot-otot.
• Dua tipe daging yang diberi dua
nama yang berbeda di dalam Al
Quran, yang pertama 'daging yang
digulung-gulung / dikunyah'
disebut sebagai 'mudlghah',
sedang yang kedua 'daging yang
sudah utuh / segar' ditunjukkan
oleh kata 'lahm' yang memang
menguraikan secara amat tepat
bagaimana rupa otot itu.
• Jadi dari bentuk "mudlghah",
lalu berkembang lah sistem
tulang (mesenhyme).
• Tulang yang sudah terbentuk
dibungkus dengan otot-otot,
inilah yang dimaksudkan
dengan "lahm".
Tahap 6;
Setelah diliputi daging/ ‫حْ ًما‬3 ‫َل‬ ْ ‫ َك َس ْو َنا‬333‫َف‬
3‫ل ِع َظا َم‬33‫ا‬
َ ‫ُ َخ ْل ًقا َءا‬3‫ ْن َشأْ َناه‬3َ‫ أ‬3‫ َّم‬333‫ُث‬
menjadi manusia ‫خ َر‬3

• ”khalqan akhor: makhluk yang


berbentuk lain→ manusia
• Dlm perkembangan embrio, yg sebelum
nya tampak telanjang sebagai suatu
kelemit daging yang tidak memiliki
bagian-bagaian yang bisa dibedakan,
kemudian berkembang secara bertahap
hingga mencapai satu bentuk manusia.
• Selama tahap-tahap ini ada bagian-
bagian yang seimbang, namun ada pula
bagian-bagian tertentu lainnya yang
muncul tidak seimbang proporsinya:
seperti kepala agak lebih besar
volumenya dibanding bagian-bagian
tubuh lainnya.
• Namun akhirnya hal ini akan menyusut,
sedang struktur penopang hidup dasar
membentuk kerangka yang dikelilingi
otot-otot, sistem syaraf, sistem
peredar, isi perut (bagian dalam tubuh)
dsb.
Penutup
• Dlm konteks ini teks Al Quran dan data
embriologi modern scr sangat
mencengangkan ternyata sama.
• Semua pernyataan ini sesuai dg fakta²
kuat masa kini.
• Tetapi bagaimana orang² yg hidup pada
masa Muhammad dpt mengetahui
berbagai rinci embriologi ?
• Karena data ini belum ditemukan
sampai 1400 tahun setelah wahyu Al
Quran diturunkan, maka jelas
membuktikan Quran benar-benar
wahyu otentik dari Allah Swt.

You might also like