You are on page 1of 62

Visi & Misi Kementerian Kesehatan

VISI : Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

MISI :
• Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan Paripurna
dan Merata.
• Melindungi Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan Paripurna, Merata
dan Berkeadilan.
• Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan.
• Menciptakan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik.

NILAI : Pro Rakyat, Inklusif, Responsif, Efektif dan Bersih

Sasaran Strategis Pembangunan Kesehatan :


1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
2. Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular
3. Menurunnya Disparitas Status Kesehatan dan Gizi Antar Wilayah, Sosial, Ekonomi dan Gender
4. Meningkatnya Anggaran Publik untuk Kesehatan
5. Meningkatnya PHBS pada Rumah Tangga
6. Terpenuhinya Kebutuhan Tenaga Strategis di Daerah Tertinggal, Perbatatasan dan Kepulauan
7. Seluruh Provinsi Melaksanakan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
8. Seluruh Kabupaten/Kota Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

7 Prioritas Reformasi Kesehatan Masyarakat :


Presiden Mengamatkan Reformasi Kesehatan sebagai prioritas nasional. Menteri Kesehatan menerbitkan
Keputusan Menkes No. 267/MENKES/SK/II/2010 tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat.

Tujuan Umum : Tercapainya Masyarakat Sehat Mandiri dan Berkeadilan


Tujuan Khusus :
1. Tersedianya pembiayaan untuk jaminan pelayanan medik dasar untuk seluruh penduduk Indonesia
2. Tersedianya pembiayaan untuk pelayanan kesehatan dasar promotif dan preventif
3. Tersedianya obat/alat kesehatan untuk program KIA/KB, program penanggulangan penyakit Malaria, TBC
dan HIV/AIDS
4. Terbentuknya kelembagaan Kementerian Kesehatan yang tepat fungsi dan tepat ukuran serta tata kelola
kesehatan yang baik
5. Tersedianya sumber daya kesehatan untuk daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan
6. Tersedianya sumber daya kesehatan untuk daerah bermasalah kesehatan dengan kategori buruk/khusus
7. Tersedianya sumber daya kesehatan dan peraturan perundang-undangan untuk mendukung
pengembangan rumah sakit yang terakreditasi internasional
s
salamredaksi
Susunan Redaksi KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Pembina
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Salam jumpa Pembaca Setia Majalah Warta Yanmed Edisi XXI.
Penanggung Jawab Edisi kali ini, Redaksi akan menampilkan liputan dan artikel
Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik yang menarik di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Dr. dr. Sutoto, M.Kes Medik.
Fenomena pelayanan kesehatan di masyarakat mengatakan
Pimpinan Redaksi bahwa pelayanan Rumah Sakit di luar negeri lebih baik, didukung
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas dengan peralatan canggih, dokter bekerja lebih professional
V.A. Binus Manik, SH,MH dan pasien bisa puas berkomunikasi dengan dokter, ini cukup
memperhatinkan karena aksi ketidakpercayaan timbul pada
Sekretaris Redaktur dokter dalam negeri, sehingga tanpa ragu mereka berobat ke
Kepala Sub Bagian Humas luar negeri.
Imin Suryaman, S.Sos Dengan melaksanakan prioritas World Class Health Care,
pelayanan kesehatan bertaraf Internasional, point akhir ini
tertuang dalam roadmap reformasi kesehatan masyarakat yang
Tim Redaktur diterbitkan Kementerian Kesehatan dalam mendukung sasaran
1. Kabag. Program dan Informasi pembangunan kesehatan tahun 2010 – 2014.
2. Kabag. Keuangan Tujuannya agar masyarakat tidak perlu lagi berobat
3. Kabag. Umum & Kepegawaian keluar negeri dan juga akan mengurangi mengalirnya devisa
4. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Dasar Indonesia yang cukup besar ke luar negeri. Sedangkan bagi
5. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Spesialistik Rumah Sakit Indonesia sebagai penyedia pelayanan kesehatan
6. Kasubag TU Dit Bina Yan Keperawatan harus memiliki daya saing yang tinggi untuk lebih produktif
7. Kasubag TU Dit Bina Yan Kesehatan Jiwa dan inovatif, memperkuat kemandirian yang mengutamakan
8. Kasubag TU Dit Bina Yan Penunjang Medik kepentingan masyarakat, khususnya masyarakat miskin, agar
9. Kasubag Hukum Bagian Hukormas terwujud kesejahteraan rakyat. Dengan adanya kemandirian,
10. Kasubag Organisasi Bagian Hukormas daya saing, dan kepercayaan masyarakat yang tinggi, rumah
11. Kasubag Perbendaharaan Bagian Keuangan sakit akan mampu menghadapi berbagai tantangan sehingga
12. Kasubag Data dan Informasi Bagian Program dan kelak rumah sakit akan menjadi penyedia jasa pelayanan
Informasi kesehatan yang berkualitas sebagai pelayanan kesehatan
13. Kasubag Rumah Tangga Bagian Umum dan bertaraf Internasional.
Kepegawaian Sajian menarik kami rangkum dalam Berita Utama, antara
lain RSCM Menuju Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia, Hari
Penyunting/Editor Kesehatan Sedunia, Pendirian 14 Rumah Sakit Bergerak, dan
1. Sufermi Sofyan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba.
2. Eti Ekawati.SH.MH Redaksi berharap kepada Pembaca Setia untuk mengisi
3. Ani Mindo Ch.SE rubrik-rubrik yang akan berguna bagi pembaca lainnya. Naskah/
4. Auliyana Zahrawani. SKM artikel hendaknya ditulis dalam bahasa popular, padat maksimal
5. Pelita Apriany, SKM 4 halaman. Redaksi berhak menyunting/memperbaiki naskah/
6. Desi Syetiani, S.Sos artikel yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Naskah yang
telah dikirim sepenuhnya menjadi hak redaksi.
Sekretariat Semoga semua informasi ini dapat bermanfaat bagi Pembaca
1. Drs. Ahmad Haryanto Setia. Redaksi berharap Pembaca Setia dapat memberikan
2. Denny Sugarna saran dan informasi yang dapat membantu meningkatkan mutu
3. Benny Bremer materi majalah Warta Yanmed. Terima Kasih. Redaksi
4. Rita Desmawati
Alamat Redaksi
Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik Depkes RI
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 No. 4-9 Lt. III/R. 316 Blok B
Kuningan - Jakarta Selatan 12920
Telp/Fax. 021-5277734, 021-5201590 (hunting)
ext 1300 & 1302
Email. humas.yanmed@yahoo.com

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 1
daftarisi beritautama 04

04
RSCM Menuju
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia

06
Hari Kesehatan Sedunia
Cermin Kota Sehat
Sebagai Wujud Warga Sehat

09 20
Pendirian 14 Rumah Sakit Bergerak Sosialisasi Undang-undang Keterbukaan Informasi
Publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina
10 Pelayanan Medik
Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba 21
Pertemuan Konsolidasi
Persiapan Rumah Sakit Pengampu
liputan
22
Clinical Pathway

24
Training of Trainer
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga

26
14 Penyusunan Road Map Pelayanan Kedokteran
Keluarga dan Revisi Pedoman Perizinan Praktik
14 Pelayanan Kedokteran Keluarga
Instalasi Pelayanan Anak dan Remaja
RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan 28
Workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
15 (PPI) dan PPI -TB di Rumah Sakit
Peresmian Ruang Rawat Intermediate
Bedah Dewasa di RS Jantung & Pembuluh 30
Darah Harapan Kita Sosialisasi Software dan Penyusunan Target Pagu
dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak dan
18 Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga
RSUP Fatmawati Ulang Tahun Ke-49 Tahun Anggaran 2011

19 32
Peningkatan Program Pelayanan Sosialisasi Petunjuk Teknis
Obstetri Neonatal Emergensi Tata Naskah Dinas
Komprehensif (PONEK)

2 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
34
Peningkatan Ketrampilan ICD 10 dan ICD 9 CM 36
35
Peningkatan Potensi Pegawai
Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa

ragam
36
Bersaing Sehat Citra Pelayanan Prima

38
Model Baru Pelayanan Kedokteran
Keluarga Dikaitkan Dengan Jamkesmas

42
Anakku Tak Bisa Hidup Tanpa Transfusi Darah
50
44 RSUP Dr. Kariadi Semarang
Diagnostik Invasif dan Intervensi
Sebagai Pusat Rujukan Nasional Bedah Epilepsi
Non-Bedah di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita
53
Promosi dan Pengembangan Pusat Rehabilitasi
47 Rumah Sakit DR.Tajuddin Chailk Makassar
Pemeriksaan Laboratorium Untuk Petanda Tumor
55
Penerapan Standar dan Pedoman Asuhan Kebidanan di
RS Ponek di Prov. Kalimantan Timur dan Jawa Timur
Self Assessment, Peningkatan Kemampuan &
Pembuatan Komitmen

resensibuku
58
Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) Dengan Perawatan Metode Kanguru di
Rumah Sakit dan Jejaringnya

lensayanmed
59
59 Rumah Sakit Bergerak Semakin Dibutuhkan

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 3
beritautama

RSCM Menuju Rumah Sakit


Indonesia Kelas Dunia
JAKARTA - Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Direktur Utama RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Prof.
Rumah Sakit di Indonesia menghadapi tantangan yang DR. dr. Akmal Taher, Sp.U (K) menyampaikan bahwa
semakin kompleks. Peningkatan mutu rumah sakit harus pembangunan wing privat RSCM Kencana bukan hanya
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan ditujukan bagi pasien mampu tetapi pasien kurang
dan tuntutan masyarakat, disertai peningkatan efisiensi mampu tetap mendapat pelayanan yang sama. Bahkan
dan produktifitas di bidang manajemen, sesuai dengan dilingkungan RSCM telah disediakan rumah singgah
standar pelayanan minimal rumah sakit, standar profesi untuk keluarga pasien yang kurang mampu.
dan standar operasional prosedur. Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih,
Peningkatan pelayanan telah diberikan RSUP MPH, Dr. PH menyampaikan bahwa RSUP Dr. Cipto
Dr. Cipto Mangunkusumo dengan diresmikan wing Mangunkusumo sebagai Rumah Sakit Rujukan, agar
privat RSCM Kencana, pada tanggal 07 Mei 2010. menjadi pelopor pembaruan di bidang pelayanan,
Pembangunan wing privat RSCM ini dapat memenuhi pendidikan dan penelitian ilmu kedokteran. Setiap
kebutuhan masyarakat secara keseluruhan akan saat rumah sakit harus terus melakukan self assessment
pelayanan kesehatan yang bermutu prima, efektif dan dan meningkatkan etos kerja serta senantiasa
efisien. memperhatikan keselamatan pasien sebagaimana

4 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
beritautama
kesehatan, rumah sakit di Indonesia
harus mulai berbenah diri dengan
meningkatkan mutu pelayanan agar
sesuai dengan standar Internasional.
Saat ini telah dikeluarkan kebijakan
Rumah Sakit Indonesia Kelas
Dunia, dimana standar kelas
dunia yang telah disesuaikan
dengan kondisi perumahsakitan.
Pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berkelas dunia atau World
Class Hospital, bertujuan untuk
meningkatkan daya saing pelayanan
kesehatan Indonesia di kawasan
Asia Tenggara maupun dunia,
menurunkan angka consumption
Penandatanganan Prasasti Wing Privat “RSCM Kencana” abroad rakyat Indonesia dalam
mencari pelayanan kesehatan serta
diamanatkan Undang-Undang No. International Business Dev Unit meningkatkan profesionalisme
44 Tahun 2009 tentang Rumah (NHG-IBDU) Singapura, tercatat tenaga kesehatan di Indonesia.
Sakit. 50% pasien Internasional yang Menkes mengharapkan agar
Ditengah liberalisasi perdagang- berobat di Singapura adalah warga Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
an serta pelayanan publik melalui Indonesia. Tercatat juga rata-rata Cipto Mangunkusumo, dapat
kesepakatan General Agreement jumlah pasien dari Indonesia menjadi Rumah Sakit Rujukan
on Trade in Service (GATTS) dan berobat ke Malaysia adalah 12.000 sekaligus Rumah Sakit Pendidikan
dimulainya pasar bebas ASEAN orang/tahun. Banyaknya kunjungan di Indonesia yang mampu menjadi
pada tahun 2003 serta pasar berobat ke luar negeri tentu akan Rumah Sakit Berkelas Dunia. Selain
bebas Asia Pasifik pada tahun mengurangi devisa negara yang itu, dengan adanya Wing Privat
2020, mempengaruhi berbagai seharusnya dapat dihindari jika RSCM Kencana dapat memberikan
aspek penyelenggaraan pelayanan pelayanan kesehatan mampu kontribusi kepada masyarakat luas
kesehatan terutama pelayanan di memenuhi harapan masyarakat dan dapat memberikan pelayanan
bidang perumahsakitan, seperti Indonesia sendiri. kesehatan yang maksimal bagi
pasien Indonesia banyak yang Sebagai antisipasi tantangan masyarakat di Indonesia. Humas
berobat keluar negeri, Asuransi/ dalam hal mutu pelayanan
penyedia pelayanan
kesehatan belum
memberi pelayanan
yang kompetitif, dan
kualitas pelayanan
kesehatan di Indonesia
masih dianggap belum
berstandar International.
Menurut National
Health Care Group Peninjauan Peralatan Medis dan Pelayanan di Wing Privat “RSCM Kencana”

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 5
beritautama

Hari Kesehatan Sedunia


Cermin Kota Sehat
sebagai wujud Warga Sehat
“Marilah kita berperan dalam gerakan global 1000 Kota 1000 Kehidupan.
Upaya penting 1000 Kota Dunia di sektor Kesehatan, 1000 Kehidupan mengangkat
Profil 1000 pemrakarsa kesehatan yang berjuang untuk advokasi kesehatan dan
Mengarusutamakan kesehatan dalam pengembangan kota”

pada 7 April 2010, dan WHO


mengangkat tema “Urbanisasi
dan Kesehatan”, sedangkan tema
nasional “Kota Sehat, Warga Sehat”
dengan slogan “1000 Kota, 1000
Kehidupan.” Penetapan tema
nasional ini untuk mengingatkan
semua pihak bahwa dampak
urbanisasi terhadap kesehatan
sangat bermakna apabila tidak
dikelola secara baik serta akan
mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
Laju urbanisasi dan pertumbuh-
an penduduk tinggal di wilayah
Menteri Kesehatan memberikan arahan akan pentingnya mewujudkan Kota Sehat, Warga Sehat perkotaan. Diperkirakan, tahun
2025 lebih dari 60 % dan tahun
JAKARTA - Indonesia adalah Negara dengan berbagai
keadaan perkotaan, dari kota besar hingga kota
berkembang dengan berbagai pola pengelolaan
dan administrasi. Urbanisasi berkembang pesat di
Indonesia. Dinamisnya kota sebenarnya dapat menjadi
motor ekonomi yang mengangkat masyarakat suatu
Negara dari kemiskinan. Namun, tanpa perencanaan
yang baik, perkembangan mungkin dapat menimbulkan
dampak merusak yang sulit diperbaiki. Karenanya, di
Hari Kesehatan Sedunia ini, mari kita merencanakan
pembangunan perkotaan yang menjunjung kesetaraan
sosial dan mengarusutamakan kesehatan.
Hari Kesehatan Sedunia yang ke 62 diperingati Menkes menyerahkan 1000 bibit pohon kepada Gubernur Banten

6 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
beritautama
adanya gabungan antara masalah
kesehatan konvensional dan modern
baik untuk masalah medis maupun
masalah kesehatan masyarakat.
Contoh dari masalah kesehatan
konvensional aspek medis antara
lain adalah penyakit menular,
kurang gizi, dan penyakit yang
terkait dengan lingkungan buruk.
Sedangkan masalah kesehatan
konvensional aspek kesehatan
masyarakat antara lain adalah
higiene dan sanitasi buruk. Masalah
kesehatan modern aspek medis kita
mengenal penyakit degeneratif,
Partisipasi masyarakat dalam Hari Kesehatan Sedunia kelebihan gizi, gangguan kejiwaan,
masalah kesehatan reproduksi,
2050, 70 % populasi akan tinggal penduduk tinggal di dalam dan penyalahgunaan obat dan penyakit
di pusat kota. Keadaan tersebut sekelilingnya. Delapan kota lain di karena kekerasan. Sedangkan
berdampak buruk pada kesehatan Indonesia berpenduduk lebih dari untuk masalah kesehatan modern
fisik, sosial dan mental penduduk 1 juta orang. aspek kesehatan masyarakat,
lingkungan urban. Penduduk kota Urbanisasi merupakan bagian kita melihat adanya pemukiman
menghadapi masalah air dan dari perkembangan cepat kumuh, pencemaran udara, air dan
listrik, perumahan dan transportasi, Indonesia. Agenda nasional tanah, hal inilah yang disampaikan
kriminalitas dan kekerasan, perlu mengakomodir kesehatan Menteri Kesehatan, dr. Endang
kecelakaan dan luka-luka, konsumsi perkotaan sebagai tolak ukur Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH
tembakau, pola makan yang tidak pembangunan serta menetapkan dalam pembukaan Hari Kesehatan
sehat, kurangnya aktifitas fisik dan tujuan jangka pendek dan Sedunia pada tanggal 7 April 2010
tekanan mental. Infrastruktur dan panjangnya. Sektor publik di Balai Kartini Jakarta.
pelayanan di kota dibebani oleh dan swasta dapat berbagai Dalam sambutan Direktur
tuntutan dan kebutuhan penduduk. tanggungjawab dan bekerjasama Regional WHO untuk Asia Tenggara,
Akibatnya, pemerintah kota demi kemaslahatan berkelanjutan Dr. Samlee Plianbangchang
menghadapi tantangan besar dalam dan setara bagi seluruh penduduk. menyampaikan bahwa Urbanisasi
pelayanan kebutuhan masyarakat Urbanisasi sedang terjadi dan adalah ancaman utama kesehatan
yang tidak seimbang dengan akan terus berlanjut. Negara-negara abad 21. Tindakan yang harus
kemampuan pemerintah yang bisa memiliki urbanisasi yang dilakukan sekarang adalah memper-
berakibat tumbuhnya kemiskinan terencana dengan pendekatan kecil kesenjangan masyarakat
di perkotaan secara cepat. menyeluruh dan multidisplin, perkotaan dan mempromosikan
melibatkan berbagai sektor kota sehat. Untuk dapat menuai
Kota Sehat dalam pemerintahan, industri dan keuntungan urbanisasi diperlukan
Jakarta adalah salah satu masyarakat. upaya kolektif.
kota mahabesar atau mega city Dengan urbanisasi ini akan Peningkatan mutu transportasi,
dunia, yang sangat mencirikan membawa masalah kesehatan yang infrastruktur dan penyediaan
keadaan perkotaan dengan 17 juta lebih komplek dan beragam, karena teknologi ‘hijau’ meningkatkan

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 7
beritautama
mutu kehidupan perkotaan, baik; Perluas kawasan Tanpa Rokok kemampuan masyarakat untuk
termasuk memperkecil jumlah untuk Kesehatan Publik; Beri melaksanakan kewajibannya dalam
masalah pernapasan, kecelakaan ruang gerak untuk pejalan kaki; mencegah terjadinya penyakit,
dan pada akhirnya membuat Perbanyak taman untuk paru-paru kemudian memelihara lingkungan
seluruh masyarakat lebih sehat. kota; Memasyarakatkan olahraga, serta meningkatkan status
Mengarusutamakan kesehatan ke Mengolahragakan masyarakat; kesehatannya melalui perilaku
dalam seluruh sistem, infrastruktur Menjamin ketersediaan sayur dan hidup bersih dan sehat.
dan pelayanan bagi perkembangan buah dengan harga terjangkau; Menkes mengingatkan akan
perkotaan memperkecil risiko dan Tata pemukiman yang bersih pentingnya meningkatkan kesiap-
kerusakan kesehatan serta dan sehat. siagaan masyarakat baik
memperkecil kesenjangan. Diharapkan dengan pesan ini, ditingkat rumah tangga maupun
dapat membangun kesadaran di masyarakat. Sebenarnya
Warga Sehat masyarakat untuk meningkatkan sejak beberapa tahun lalu telah
Mewujudkan kota sehat, kesehatan dan dibutuhkan dikembangkan Desa Siaga atau
perlu didukung dengan warga kerjasama Pemerintah Pusat, Kelurahan Siaga. Dan Marilah Kita
disekitarnya. Kesadaran warga yang Pemerintah Provinsi dan Kab/ Sehatkan Kota dan Warganya,
tinggi akan memperkecil penyakit Kota, Organisasi Kemasyarakatan, menuju masyarakat sehat yang
menular seperti diare dan demam LSM, Organisasi Internasional, dan mandiri dan berkeadilan.
berdarah yang tidak pernah selesai masyarakat dalam menyatukan Puncak peringatan HKS
dalam menanggulanginya. langkah guna meningkatkan dan diakhiri pada 11 April 2010 di
Untuk itu tepat di Hari Kesehatan memperkuat komitmen untuk Kota Tangerang Banten. Berbagai
Sedunia, Kementerian Kesehatan bersama mewujudkan kota sehat, kegiatan yaitu peresmian gerakan
memberikan 10 Pesan Utama, warga sehat. pasar sehat, senam bersama dan
antara lain Beri Kesempatan kota Menkes menerangkan bahwa sepeda sehat (fun bike) serta
untuk Hari Bebas Berkendaraan dengan Kota Sehat Warga Sehat penyerahan 1.000 bibit pohon.
Bermotor; 1 orang menanam 1 dapat mendorong dan memacu Acara yang dihadiri Gubernur
pohon; 1 jam saja untuk Gerakan upaya pencapaian Indonesia Banten, Kepala Perwakilan WHO
Pasar Sehat ; Kelola Sampah dengan Sehat. Pentingnya meningkatkan Indonesia, dan ribuan masyarakat
dari berbagai instansi yaitu
Kementerian Kesehatan, karyawan
Pemda Kota Tangerang dan Pemda
Banten, berbagai instansi lainnya
serta warga masyarakat Bumi
Serpong Damai dan sekitarnya.
Rangkaian kegiatan yang
diselenggarakan dalam rangka Hari
Kesehatan Sedunia, akan menjadi
lebih berarti jika kita bersama-sama
merealisasikan pesan utama yang
terkandung dalam Hari Kesehatan
Sedunia, untuk mewujudkan Kota
Sehat, Warga Sehat.
(auliana/pelita/dsy)

Menkes meninjau Pasar Modern BSD City

8 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
beritautama

Pendirian 14 Rumah Sakit Bergerak


BALI – Dalam upaya pemerataan
pelayanan kesehatan bagi
masyarakat khususnya di
daerah terpencil, perbatasan
dan kepulauan yang selama
ini belum terjangkau, maka
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Kementerian Kesehatan
telah mendirikan 14 Rumah
Sakit Bergerak, hal inilah yang
disampaikan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Propinsi NTT, RS Bergerak Kab. Bener Meriah Propinsi
Farid W. Husain dalam pertemuan dengan Direktur NAD, RS Bergerak Tobelo Kab. Halmahera Utara, RS
Rumah Sakit Bergerak dan Petugas Pengelola Keuangan Bergerak Mindiptana Kab. Boven Digoel, RS Bergerak
14 Rumah Sakit Bergerak, pada 19 Maret 2010. Marinda Kab. Raja Ampat, RS Bergerak Sitaro Kab.
Sesditjen Bina Pelayanan Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes, Siau Tagulandang Biaro, RS Bergerak Gemeh Kab.
menyampaikan pertemuan ini diselenggarakan dalam Kepulauan Talaud, Rumah Sakit Bergerak Enggano Kab.
rangka koordinasi, konsolidasi dan evaluasi kinerja RS Bengkulu Utara, Rumah Sakit Bergerak Malinau Kab.
Bergerak, yang selanjutnya akan dituangkan kedalam Malinau-Kaltim, dan Rumah Sakit Bergerak Saumlaki
laporan kinerja operasional Rumah Sakit Bergerak. Kab. Maluku Tenggara Barat
Rumah Sakit bergerak dilengkapi dengan peralatan Kendala terbesar dalam operasional Rumah
yang memadai setara dengan rumah sakit umum Sakit Bergerak adalah ketersediaan tenaga (sumber
Tipe C yang mempunyai 2 sampai 4 jenis pelayanan daya manusia), permasalahan anggaran dan belanja
spesialistik. Pembangunan Rumah Sakit Bergerak operasional obat-obatan.
dilakukan sebanyak 2 tahap, tahap pertama sebanyak Pendirian Rumah Sakit bergerak bekerjasama
4 Rumah Sakit yang dioperasionalkan tahun 2004- dengan Pemerintah Daerah setempat, dimana
2006, yaitu RS Bergerak Blangkejeren Kab. Gayo Lues, Kementerian Kesehatan (Pemerintah Pusat)
RS Bergerak Mamasa Sulawesi Barat, RS Bergerak menyediakan infrastruktur Rumah Sakit Lapangan
Natuna Kab.Natuna, dan RS Bergerak Lingga Kab. (Kontainer) lengkap dengan peralatan medik, tenaga
Lingga. Operasional RS Bergerak disediakan oleh kesehatan spesialis. Sedangkan Pemerintah daerah
Kementerian Kesehatan sampai dengan berdirinya menyediakan lahan untuk rumah sakit lapangan, dan
rumah sakit permanen didaerah tersebut. Dan Tahun sarana prasarana pendukung.
2010, Kabupaten Blangkejeren yang telah mendirikan Diharapkan dengan pertemuan ini, terjadi
rumah sakit permanen, sehingga biaya operasional kesepakatan dalam hal pelaporan pelayanan medik,
telah dialihkan kepada Pemda setempat. Sedangkan 3 pelaporan administrasi dan keuangan, jumlah dan
RS Bergerak lainnya masih dibantu oleh Kementerian alokasi ketenagaan dan alokasi anggaran biaya
Kesehatan sehubungan dengan keterbatasan anggaran operasional masing-masing rumah sakit Tahun
pemerintah daerah masing-masing. Anggaran 2010 dan 2011. Kepada Direktur Rumah
Tahap kedua sebanyak 10 Rumah Sakit yang Sakit Bergerak diucapkan terima kasih atas kinerja dan
dibangun pada tahun 2007-2008 dan mulai beroperasi pelayanan ditengah keterpencilan wilayah. Humas
sejak 2009, yaitu RS Bergerak Kabupaten Alor

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 9
beritautama

Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba
Bandung - Lokakarya Nasional ke 3 Program
Pengengendalian Resistensi Antimikroba, diadakan di
Bandung Pada tanggal 19 s/d 21 April 2010. Kegiatan
pertemuan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan tersosialisasinya
berbagai kebijakan terkait Pelaksanaan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) di RS, penggunaan
antibiotika secara bijaksana, pelayanan mikrobiologi
dan farmasi klinik secara profesional. Demikian laporan
Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Dr. Andi
Wahyuningsih Attas, SpAn.
Pertemuan PPRA dilaksanakan selama tiga hari,
tanggal 19 s/d 21 April 2010. dengan peserta yang
Penyampaian Kebijakan PPRA oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik.
terdiri dari unsur Kementerian Kesehatan, tim fasilitator
PPRA dan tim PPRA dari 20 Rumah Sakit Pendidikan.
Dalam sambutannya Sekretaris Direktorat Jenderal terpadu perlu dikembangkan, termasuk penggunaan
Bina Pelayanan Medik, DR. dr. Sutoto, M.Kes menyatakan obat (antibiotik) yang direncanakan dengan baik,
bahwa Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal secara rasional dan bijaksana serta pencegahan dan
sebagai HAIs (Healthcare Associated Infections) adalah pengendalian infeksi secara optimal.
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan Kita menyadari pentingnya pencegahan dan
di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain pengandalian infeksi baik bagi pasien, pengunjung,
yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi pemberi pelayanan dan karyawan rumah sakit serta
saat pasien masuk. dibutuhkannya upaya penanggulangan resistensi
Dalam mencapai peningkatan mutu pelayanan antimikroba yang merupakan hal prioritas dalam
kesehatan, rumah sakit harus mampu memberikan penanggulangan masalah kesehatan bukan hanya di
pelayanan yang bermutu, akuntabel dan transparan Indonesia, tetapi juga di dunia.
kepada masyarakat, khususnya terhadap jaminan Badan Kesehatan Dunia (WHO), telah merumuskan
keselamatan pasien (patient safety). 67 rekomendasi sebagai upaya koordinasi global guna
Untuk itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan mengendalikan peningkatan resistensi antimikroba,
pengendalian infeksi meliputi Kewaspadaan Standar yang terhimpun dalam buku ”WHO Global Strategy
yang diterapkan pada semua klien dan pasien/orang for Containment of Antimicrobial Resistence”. Selain
yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dan itu upaya penanggulangan masalah resistensi
kewaspadaan berdasarkan penularan/transmisi yang antimikroba harus diselenggarakan melalui berbagai
hanya diterapkan pada pasien yang dirawat inap di upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan
rumah sakit. berkesinambungan tidak hanya melalui tindakan
Sejalan dengan itu, pengelolaan kesehatan yang pengobatan (kuratif) tetapi juga pencegahan (preventif)

10 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
beritautama
dievaluasi pada bulan Januari- Resistensi Antimikroba (PPRA) di
Februari 2010, oleh Tim Evaluasi rumah sakit di Indonesia.
PPRA terdiri dari unsur Kementerian Sebagai tindak lanjut dari
Kesehatan dan organisasi kegiatan tersebut diadakan
profesi yang mengevaluasi Lokakarya Nasional PPRA Pertama
Program Pengendalian Resistensi serta mengadakan lomba jaga
Antimikroba terhadap 20 RS mutu rumah sakit untuk mencegah
Pendidikan. Auliyana muncul dan menyebarnya bakteri
yang resisten melalui kegiatan
“Penilaian Infrastruktur Rumah Sakit
untuk Mendukung PPRA” dan pada
tahun 2006 juga telah dilaksanakan
Lokakarya Nasional ke-2 PPRA
di Jakarta sebagai tindak lanjut
rekomendasi Lokakarya Nasional
Foto Bersama setelah Penyerahan Piagam Penghargaan kepada Rumah Sakit yang melaksanakan PPRA Terbaik pertama.
Sekretaris Direktorat Jenderal
dan pengendalian infeksi melalui Bandung pada 29-31 Mei 2005. Bina Pelayanan Medik menyerahkan
kewaspadaan standar sebagai Pada kesempatan tersebut, AMRIN piagam penghargaan kepada RS
upaya pencegahan terhadap Study Group telah menyerahkan yang telah melaksanakan PPRA
penyakit dan infeksi. buku “Antimicrobial resistance, terbaik, yaitu : RSUD Dr. Sutomo
Sehubungan dengan hal Antibiotic Usage and Infection Surabaya, RSUP Dr. Kariyadi
tersebut, telah diselenggarakan Control: A Self Assessment Program Semarang, RSUP Persahabatan
Lokakarya Nasional Pertama for Indonesia Hospitals” kepada Jakarta, RS Kanker Dharmais
‘Strategy to Combat the Emergence Dirjen Bina Pelayanan Medik untuk Jakarta, RSUP Fatmawati Jakarta,
and Spread of Antimicrobial digunakan sebagai pedoman dalam RSUP Cipto Mangunkusumo
Resistant Bacteria in Indonesia’ di pelaksanaan Program Pengendalian Jakarta. Rumah Sakit tersebut

Foto Bersama : Peserta, Fasilitator, dan Panitia Dalam Kegiatan Loknas ke-3 PPRA

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 11
beritautama
REKOMENDASI LOKNAS III UNTUK KEMENTERIAN KESEHATAN
REGULASI EDUKASI MANAJERIAL
1 Menetapkan kebijakan Memfasilitasi pertemuan ilmiah 1. Membentuk Komite Nasional
nasional guna menghambat melibatkan stake holder terkait Pengendalian Resistensi
muncul dan penyebaran untuk menyusun pedoman Antimikroba (KOMNASPRA)
mikroba resisten di Indonesia. nasional:
• Penggunaan antibiotik 2. Memberi dukungan
2. Menetapkan kebijakan nasional secara bijak koordinasi dan anggaran
penggunaan antibiotik • Pengendalian penyebaran untuk pertemuan-
mikroba resisten pertemuan1 penyusunan
3. Memperluas jejaring program Meningkatkan kemampuan pedoman nasional dari APBN
pengendalian muncul dan teknis
penyebaran mikroba resisten • pengendalian muncul 3. Memberikan dukungan
pada fasilitas pelayanan dan penyebaran mikroba anggaran untuk :
kesehatan resisten. a. Peningkatan kemampuan
• pengelolaan dan teknis perluasan jejaring
penggunaan antibiotik PPRA
secara bijak b. Penyediaan sarana dan
• penyusunan modul prasarana laboratorium
pelatihan PPRA mikrobiologi
• penyelenggaraan pelatihan c. Penambahan SDM
berjenjang (TOT, advance spesialis konsultan
trainer, MOT) penyakit infeksi, ,
mikrobiologi klinik,
Farmakologi klinik,
patologi klinik konsultan
penyakit infeksi, dan
farmasi klinik.

REGULASI EDUKASI MANAJERIAL


1. Memasukkan PPRA ke dalam Pertemuan koordinasi Memfasilitasi kegiatan PPRA
Program Akreditasi Rumah dengan KARS dan pemangku dalam akreditasi RS,
Sakit kepentingan terkait Pemenuhan fasilitas pelayanan
1. Standarisasi pelayanan mikrobiologi klinik
mikrobiologi klinik Kerjasama dengan
2. Meningkatkan peran 2. Pendidikan spesialis Kemendiknas dan organisasi
mikrobiologi klinik di rs mikrobiologi klinik (SpMK) profesi terkait
menyesuaikan dengan Pemenuhan dr spesialis
point 3 kebijakan kemkes mikrobiologi klinik di RS kelas
3. Menetapkan standar nasional Peningkatan kemampuan teknis A dan B menyesuaikan dengan
pelayanan farmasi klinik untuk kompetensi farmasi klinik untuk point 3 kebijakan Kemenkes
mendukung PPRA. mendukung PPRA. Memfasilitasi pendidikan dan
penyediaan spesialis farmasi
klinik

12 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
beritautama
REKOMENDASI LOKNAS III UNTUK RUMAH SAKIT
REGULASI EDUKASI MANAJERIAL
1. Menetapkan kebijakan PPRA di Menyelenggarakan pertemuan Memberi dukungan fasilitas dan
RS ilmiah bersama untuk anggaran PPRA
menyusun pedoman:
1. penggunaan antibiotik
(hospital antibiotic policy) Melibatkan organisasi profesi
2. Menetapkan kebijakan
2. pengendalian penyebaran untuk menetapkan kebijakan
penggunaan antibiotik di RS
mikroba resisten

3. Memperluas cakupan Meningkatkan kemampuan Dukungan anggaran untuk


implementasi PPRA secara teknis peningkatan kemampuan
bertahap di RS • Pengendalian muncul teknis, pelatihan internal dan
dan penyebaran mikroba eksternal
resisten

• Pengelolaan dan
penggunaan antibiotik
secara bijak

• Penatalaksanaan kasus
4. Peningkatan peran infeksi yang kompleks
mikrobiologi klinik di rumah secara terpadu, melalui
sakit forum kajian Pemenuhan sarana dan
prasarana pelayanan
Melakukan Standarisasi: mikrobiologi klinik
1. Pelayanan laboratorium
2. Konsultasi & visitasi pasien Pemenuhan SDM spesialis
3. Data base & pelaporan pola mikrobiologi klinik
kuman
5. Memiliki standar pelayanan 4. Pelatihan mikrobiologi klinik
farmasi klinik untuk Peningkatan kemampuan
mendukung PPRA. teknis kompetensi farmasi Penambahan sumber daya
klinik untuk mendukung manusia farmasi klinik sesuai
PPRA. standar

humor
wan abud dan supir taksi
Pada suatu hari Wan Abud pergi ke Timur tengah untuk liburan. Karena kemalaman terpaksa ia naik taksi.
Wan Abud : “Ke jalan Antah Berantah…”
Supir taksi : “OK tuan”
Setelah tiba di tujuan Wan Abud pun turun dari taxi .
Wan Abud : “Berafa?”
Supir taxi : “10 dollar tuan”
Dengan santai ia pun membayar $5
Supir taxi: “Kurang tuan!”
Wan Abud : “Kurang? ente sudah ana kasih cukuf”
Supir taxi : “$ 10 tuan”
Wan Abud : “Kita kan naik berdua jadi ana bayar $5 ente bayar $5. bener kan?”

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 13
liputan

Instalasi Pelayanan
Anak dan Remaja
RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

JAKARTA – Rumah Sakit dr. Soeharto Heerdjan Jakarta


merupakan Rumah Sakit Jiwa dengan unggulan urban mental
health atau kesehatan jiwa perkotaan. Rumah Sakit ini telah
meresmikan Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja pada 01
April 2010, dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan Pelayanan
Kesehatan Jiwa Anak & Remaja sebagai sumber daya yang
berkualitas, tidak saja sehat fisik, tapi juga sehat mental dan
sosial.
Pelayanan Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja sangat
mendukung ditengah banyaknya masalah anak dan remaja
yang ditemui didaerah perkotaan, sehingga sangat tepat untuk
mengadakan dan mengembangkan pelayanan ini. Diharapkan
Instalasi ini akan menjadi pusat rujukan anak di wilayah Jakarta,
dan dapat meningkatkan upaya pendidikan dan pelatihan
kesehatan jiwa anak dan remaja yang mempunyai kebutuhan
khusus. Denny

14 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan

Peresmian Ruang Rawat


Intermediate Bedah Dewasa
di RS Jantung & Pembuluh Darah
Harapan Kita

Dr. Ma Izul, Sp.JP (Ahli Bedah Cardiovaskuler) dan Dirut RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita , Dr. dr. Anwar SantosoSp.JP. meninjau ruangan pasien.

JAKARTA - Kegiatan peresmian ruang rawat ke kamar operasi.


Intermediate bedah dewasa pada tanggal 5 Maret 2010 Intermediate Bedah adalah unit perawatan yang
oleh Direktur Utama RS Jantung dan Pembuluh Darah mempersingkat AVLOS (Average Long Of Stay) pasien
Harapan Kita, DR. dr. Anwar Santoso, Sp.JP, FIHA yaitu pasca bedah cardiovascular dan fungsinya merawat
unit perawatan peralihan dari ICU post operasi bedah pasien pre dan pasca bedah cardiovaskuler. Total Bed
cardiovaskuler ke unit perawatan dan mempersiapkan sebanyak 31 tempat tidur dan baru dibuka sebanyak
pasien pra bedah cardiovaskuler sehari sebelum masuk 20 tempat tidur. Auliyana & Sufermi

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 15
liputan

RSUP Fatmawati
Ulang Tahun Ke-49
“Dengan Kebersamaan Kita Wujudkan Pelayanan Terdepan,
Paripurna dan Terpercaya”. Tema ini yang menjiwai setiap kegiatan
di RSUP Fatmawati Jakarta dalam menjalankan fungsinya sebagai
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan.

menjiwai setiap kegiatan di RSUP Fatmawati dalam


menjalankan fungsinya sebagai Penyelenggara
Pelayanan Kesehatan.Demikian sambutan Direktur
Utama RSUP Fatmawati, Dr. Chairul R. Nasution,SpPD,K-
GEH,FINASIM,M.Kes, menyatakan bahwa rasa tanggung
jawab untuk senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
ini pula yang menuntut RSUP Fatmawati senantiasa
mencari inovasi-inovasi baru dalam pelayanannya .
RSUP Fatmawati sebagai Penyelenggara Pelayanan
Publik; juga semakin peka terhadap kebutuhan
masyarakat khususnya upaya untuk mengantisipasi
terjadinya stagnasi di Pelayanan Gawat Darurat akibat
peningkatan cakupan yang luar biasa di Instalasi Gawat
Darurat. Hal ini menunjukkan bahwa RSUP Fatmawati
semakin diminati oleh masyarakat, akan tetapi perlu
dilakukan upaya-upaya mempertahankan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan RSUP Fatmawati.
Dengan dilakukannya berbagai terobosan sebagai
upaya peningkatan kinerja dengan tujuan menjadikan
Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan, drg. H. Naydial Roesdal, MSc.PH, FICD
RSUP Fatmawati sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang
modern dan professional, yang memiliki fasilitas dan
JAKARTA – Pada hari Kamis, 15 April 2010 Rumah Sakit layanan yang kompetitif dengan Rumah Sakit lainnya.
Umum Pusat Fatmawati memperingati Hari Ulang Tahun Untuk keperluan sosialiasi dan publikasi dibutuhkan
ke 49, pada perayaan ulang tahun ini diharapkan baik media yang diharapkan menjadi sarana untuk dapat
Direksi dan Karyawan semakin bersemangat dalam memberikan kontribusi positif khususnya untuk
melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat sesuai meningkatkan citra / image RSUP Fatmawati; maka
Tema HUT yaitu : “ Dengan Kebersamaan Kita Wujudkan diluncurkan Majalah Fatmawati Sehat yang disingkat
Pelayanan Terdepan, Paripurna dan Terpercaya” yang menjadi “Majalah Fase”.

16 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan
MSc.PH, FICD meresmikan
beberapa sarana prasarana di RSUP
Fatmawati sesuai ketentuan dalam
UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik; yaitu :
1. Pengembangan Ruang Rawat
Cardiac Emergency Unit (CEU) :
dari 12 tempat tidur menjadi 17
tempat tidur.
2. Laboratory Autmation System
(LAS) yaitu Laboratorium
yang sistem pemeriksaannya
secara otomatis dengan
mengkonsolidasikan
pemeriksaan kimia klinik dan
immunologi dengan kapasita
Demikian pula, sejalan dengan Pada ulang tahun ke 49 RSUP pemeriksaan yang lebih
Pemberlakuan UU No. 44 tahun Fatmawati berbagi kebahagiaan besar dan jenis pemeriksaan
2009 tentang Rumah Sakit, maka bersama Para Pelanggan / Pasien, yang lebih banyak yang
Status sebagai RS Pendidikan dan Para Purnabhakti dan seluruh memungkinkan RSUP Fatmawati
Pelaksanaan Program Kepedulian Karyawan RSUP Fatmawati dengan merupakan salah satu Rumah
terhadap masalah-masalah yang memberikan ‘Tanda Kasih” berupa: Sakit Pemerintah yang ditunjang
timbul di masyarakat terkait dengan 1. Pemberian Souvenir kepada dengan Pelayanan Laboratorium
Kesehatan Reproduksi, maka melalui seuruh pasien Rawat Jalan termodern di Indonesia.
Tim Kesehatan Remaja mencetuskan 2. Penyerahan Piagam serta Tanda 3. Perluasan Instalasi Griya Husada
Jurnal Kesehatan Reproduksi yang kasih bagi 26 para Purnabhakti dilengkapi dengan Smart Card
diharapkan mampu berperan aktif RSUP Fatmawati diiringi ucapan berkonsep One Stop Services
dalam Peningkatan Kualitas Usia terima kasih atas segala karya 4. Renovasi Gedung Instalasi
Remaja yang sehat dan produktif di dan jasa yang telah diberikan Pavilun Anggrek
masa depan. Begitu pula Tim Clinical selama berkarya di RSUP 5. Renovasi Ruang Tunggu Instalasi
Pathway RSUP Fatmawati, telah diakui Fatmawati. Diharapkan tetap Bedah Sentral (IBS)
dan telah melakukan komunikasi adanya jalinan tali silahturahmi
dengan Europeun Clinical Pathway dan adanya support walaupun Kepada Direktur Utama
Association, merupakan suatu upaya Para Purnabhakti berada diluar RSUP Fatmawati, Inspektorat
agar pelayanan RSUP Fatmawati lingkungan RSUP Fatmawati. Jenderal Kementerian Kesehatan,
dapat standar international. 3. Penyerahan Kursi Roda untuk 6 menyerahkan Surat Keputusan
Semua peningkatan/ pengem- orang pasien RSUP Fatmawati Menteri Kesehatan No.HK.03.05/
bangan fasilitas pelayanan, dan 4. Santunan pada 140 orang III/1952/2010 tentang Penetapan
mutu pelayanan tersebut diharapkan Pasien Pasien Tindak Mampu RSUP Fatmawati Jakarta sebagai
akan memacu Peningkatan Kinerja 5. Pemberian Sembako kepada RS Pendidikan Utama Fakultas
RSUP Fatmawati yang tentunya seluruh Karyawan RSUP Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
akan berpengaruh positif pada Fatmawati. Universitas Islam Syarif Hidayatullah
“Kesejahteraan Karyawan” sesuai Inspektur Jenderal Kementerian Jakarta dan SK Menkes, No. 472/
Misi RSUP Fatmawati. Kesehatan, drg. H. Naydial Roesdal, Menkes/SK/IV/2010 tentang

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 17
liputan
Peningkatan Kelas RSUP Fatmawati
Jakarta menjadi RSUP dengan
klasifikasi kelas A .
Memasuki usianya ke 49, RSUP
Fatmawati telah memantapkan diri
dengan Upaya Pemenuhan Standar
sesuai Persyaratan sebagai Rumah
Sakit Kelas A Pendidikan. Hal ini
dirasakan sangat membanggakan,
akan tetapi harus disertai rasa
tanggung jawab yang besar untuk
senantiasa memenuhi kewajiban yang
tak kalah penting, yakni menjaga
mutu bahkan meningkatkan terus
mutu pelayanan di RSUP Fatmawati.
Auliyana/Sf

Target Pembangunan Kesehatan

No. Indikator Target


2010 2014
1. Meningkatkan Umur Harapan Hidup (tahun) 70,7 72
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan (per 100.000 KH) 228 118

3. Menurunnya Angka Kematian Bayi (per 1000 KH) 34 24

4. Menurunnya Prevalensi TB (per 100.000 penduduk) 235 224

5. Menurunnya Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita (%) 18,4 <15


6. Menurunnya Kasus Malaria (per 1000 penduduk) 2 1
7. Terkendalinya Prevalensi HIV Pada Populasi Dewasa (%) 0,2 0,5
8. Meningkatnya Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi (%) 80 90
9. Menurunnya Angka Kesakitan DBD ( per 100.000 penduduk) 55 51
10. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Rumah Tangga (%) 50 70

11. Meningkatnya Jumlah Penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin)


yang Memiliki Jaminan Kesehatan (%) 59 100

12. Meningkatnya Jumlah Penduduk yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum
Berkualitas (%) 62 67
13. Meningkatnya Ketersediaan Obat dan Vaksin (%) 80 100
14. Meningkatnya Jumlah Tenaga Kesehatan yang Didayagunakan
di DTPK (orang) 1200 1470

18 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan

Peningkatan Program Pelayanan


Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

SEMARANG – Salah satu faktor yang berpengaruh – 2014) dimana telah menetapkan target penurunan
terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 307 per
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah keterampilan 100.000 kelahiran menjadi 118 per 100.000 dan tingkat
teknis tenaga Medis, bidan dan perawat di RS Kab/Kota kematian bayi dari 34 per 1.000 menjadi 24 per 1.000
yang masih kurang, proses rujukan yang masih belum pada akhir tahun 2014. Dengan upaya yang sungguh-
berjalan secara optimal antara lain karena rujukan sungguh dan terus menerus, kita akan dapat mencapai
yang terlambat dan ketidaksiapan fasilitas kesehatan tujuan yang telah ditetapkan bersama dengan Rencana
terutama di tingkat rujukan primer (Puskesmas) dan di Strategis Kementerian Kesehatan. Setelah pelatihan ini
tingkat rujukan sekunder (RS Kabupaten/Kota) untuk akan dilakukan evaluasi paska latihan berupa On the
melakukan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Job Training (OJT) ke masing-masing Rumah Sakit
Komprehensif (PONEK). Guna untuk meminimalisir yang telah dilatih.
faktor tersebut, dilaksanakan Pelatihan Peningkatan Diharapkan dengan pelatihan ini, Rumah Sakit
Program Pelayanan Ponek, pada tanggal 24 Maret dan peserta dapat meningkatkan kemampuan sistem
2010. layanan kesehatan maternal dan neonatal secara
Sekiranya Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang telah paripurna melalui program PONEK, dalam rangka
dilatih dapat melaksanakan manajemen PONEK 24 jam upaya penurunan angka kesakitan dan kematian serta
dengan efektif dan efisien sehingga berdampak pada mewujudkan perbaikan status kesehatan ibu, bayi dan
penurunan AKI dan AKB sesuai target RPJMN II (2010 anak. Ahmad Haryanto

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 19
liputan

Sosialisasi Undang-undang Keterbukaan


Informasi Publik di Lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik
KEMENKES – Kementerian Komunikasi dan layanan informasi serta
Informatika (Kominfo) membuat Undang-Undang sistem dokumentasi
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), Nomor : 14 yang baik agar dapat
Tahun 2008 yang berlaku pada tanggal 30 April 2010. setiap saat memenuhi
Sebagai implementasi UU KIP, Direktorat Jenderal permintaan publik seperti
Bina Pelayanan Medik ikut mensosialisasikan pada yang diamanatkan
tanggal 28 April 2010, untuk menjamin semua orang Menteri Kesehatan,
memperoleh informasi karena hak asasi manusia dengan membuka akses
sebagai wujud kehidupan berbangsa dan bernegara informasi publik, badan
yang demokratis. publik termotivasi untuk
Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik, Dr. dr. Sutoto, bertanggung jawab
M.Kes menyampaikan bahwa tujuan sosialisasi UU KIP Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan dan berorientasi pada
Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes
ini untuk membuka pengetahuan dan pemahaman pelayanan rakyat yang
seluruf staf mengenai informasi publik yang tidak sebaik-baiknya. Hal itu dapat mempercepat perwujudan
dirahasiakan atau yang tidak dikecualikan dalam UU pemerintahan yang terbuka sebagai upaya strategis
yang menjadi tanggung jawab untuk disampaikan mencegah praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
kepada publik baik secara berkala, serta merta maupun (KKN) serta terciptanya pemerintahan yang baik (good
setiap saat. governance).
Penerapan Undang-Undang KIP harus dipersiapkan “Hal-hal yang harus dilakukan Badan Publik, antara
sejak dini dalam hal pengelolaan konten informasi, lain melakukan assesment cepat ke stakeholders
pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas tentang kebutuhan informasi prioritas; menetapkan
Struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi;
mendaftar informasi yang dikecualikan; menyusun
SOP pelayanan Informasi; menyiapkan Personal
(pengetahuan dan skill); memanfaatkan dan
mengembangkan infrastruktur yang telah ada”, ungkap
Ketua Komisi Informasi Pusat, Ahmad Alamsyah
Saragih.
Diharapkan dengan dilaksanakannya Sosialisasi UU
KIP akan tercipta pemahaman dan pengetahuan di
masing-masing Direktorat dan Bagian di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, sehingga
mampu memberikan layanan informasi dokumen yang
Ketua Komisi Informasi Pusat, Ahmad Alamsyah Saragih menyampaikan
materi Pelaksanaan UU KIP. aktual, benar dan utuh. Humas

20 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan

Pertemuan Konsolidasi
Persiapan Rumah Sakit Pengampu
sofware INA-DRG versi 1.6 dan
pada bulan Maret 2010 yang
lalu Pusat Pembiayaan Jaminan
Kesehatan dan Centre for case-
mix telah melatih 956 rumah sakit
sebagai pelaksanan Jamkesmas
dan juga telah melatih sekitar
1800 orang yang terdiri dari :
Coders, Petugas Administrasi
Klaim dan Verifikator. Setelah
pelatihan tersebut, dilanjutkan
dengan Sosialisasi yang dibagi
menjadi beberapa regional.
Harapan Direktur Utama
Rumah Sakit Adam Malik
mewakili Direktur Jenderal Bina
Direktur Utama Rumah Sakit Adam Malik di Kota Medan didampingi oleh Kepala Bagian Program dan Infor-
masi serta Ketua Case Mix Pelayanan Medik menyampaikan
bahwa melalui kerjasama
Medan – Pertemuan Konsolidasi Persiapan Rumah dengan seluruh rumah sakit pengampu dapat lebih
Sakit Pengampu yang dilaksanakan di Medan Sumatera meningkatkan peran serta khususnya dalam membantu
Utara dan dibuka oleh Direktur Utama Rumah Sakit rumah sakit diwilayahnya masing-masing dalam rangka
Adam Malik di Kota Medan mewakili Direktur Jenderal menangani pelaksanaan klaim dan penyelesaian
Bina Pelayanan Medik, juga didampingi oleh Kepala permasalahan coding. Pelita
Bagian Program dan Informasi serta Ketua Case Mix.
Direktur Utama Rumah Sakit Adam Malik mewakili
Dirjen Bina Pelayanan Medik menyampaikan sejak
tanggal 29 Agustus 2008 yang lalu berdasarkan Surat
Edaran Menteri Kesehatan RI No. 807/Menkes/E/
VIII/2008 menyatakan bahwa klaim Pelayanan
Jamkesmas secara resmi ditagih berdasarkan
”Indonesian Diagnosis Related Groups” (INA-DRG)
sehingga dalam pelaksanaannya dapat mengendalikan
biaya pelayanan dan mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit.
Beliau menambahkan bahwa terhitung tanggal 1
Maret 2010 klaim Jamkesmas sudah menggunakan Suasana tenang peserta ketika mendengar sambutan pembukaan

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 21
liputan

Clinical Pathway
Sebuah rencana yang menyediakan secara detail setiap tahap penting dari
pelayanan kesehatan, bagi sebagian besar pasien dengan masalah klinis
(diagnosis atau prosedur) tertentu, berikut dengan hasil yang diharapkan.

PALEMBANG – Pertemuan
Konsolidasi Kelompok Kerja
Clinical Pathway diadakan di
Palembang, tanggal 5 s/d 7 April
2010. Dalam laporannya Direktur
Bina Pelayanan Penunjang
Medik, Drg. Armand P. Daulay,
M.Kes. menyatakan secara umum
pertemuan ini dilaksanakan dalam
rangka pelaksanaan implementasi
INA-DRG pada 15 Rumah Sakit
Pilot Project di Indonesia tahun
2010.
Pertemuan ini diadakan untuk
melakukan evaluasi Clinical
Pathway dalam pelaksanaan INA- Narasumber Pertemuan Konsolidasi Pokja Clinical Pathways
DRG pada 15 Rumah Sakit Pilot
Project, menyamakan persepsi tentang Clinical Pathway sebuah RS diklasifikasikan ke dalam kelompok yang
dalam INA-DRG serta membahas lebih jauh tentang sejenis dengan gejala klinis yang sama serta biaya
peran Komite Medik dalam pelaksanaan INA-DRG di perawatan yang relatif sama.
Indonesia Tahun 2010. Peserta pada kegiatan ini terdiri Tujuan dari tarif INA-DRG Jamkesmas adalah untuk
dari Perwakilan 15 Rumah Sakit Pilot Project INA-DRG, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
Tim Centre for Case-Mix baik dari Depkes maupun kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu
Rumah Sakit serta Kantor Pusat Ditjen Bina Pelayanan dalam rangka mewujudkan tercapainya pelayanan
Medik dan undangan terkait lainnya. kesehatan di rumah sakit yang optimal secara efektif
Bapak Farid W. Husain dalam sambutannya dan efisien.
menyatakan bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Pilar pokok sistem Case-Mix adalah Coding, costing
Kesehatan RI Nomor : 807/Menkes/E/VIII/2008 tanggal dan Clinical Pathways. Clinical patways atau juga
29 Agustus 2008 menyatakan bahwa klaim Pelayanan dikenal dengan nama lain seperti: Critical care pathway,
Jamkesmas secara resmi ditagih berdasarkan Integrated care pathway, Coordinated care pathway,
“Indonesian Diagnosis Related Groups” (INA-DRG) caremaps®, atau Anticipated recovery pathway,
dengan tujuan terjadinya kendali biaya pelayanan dan adalah sebuah rencana yang menyediakan secara
mutu pelayanan dalam pelaksanaan karena INA-DRG detail setiap tahap penting dari pelayanan kesehatan,
adalah suatu sistem Pengklasifikasian setiap pelayanan bagi sebagian besar pasien dengan masalah klinis
kesehatan sejenis kedalam kelompok yang mempunyai (diagnosis atau prosedur) tertentu, berikut dengan
arti relatif sama artinya setiap pasien yang dirawat di hasil yang diharapkan.

22 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan
6. Mengurangi beban dokumen-
tasi klinik
7. Meningkatkan kepuasan pasien
melalui peningkatan edukasi
kepada pasien (misal dengan
menyediakan informasi yang
lebih tepat tentang rencana
pelayanan)

Kebijakan Centre for Case-Mix


saat ini mengenai Clinical Pathway
diantaranya adalah :
• Clinical Pathways yang dibuat
hanyalah sebatas INA-DRG
yang menggunakan biaya
Peserta Pertemuan Konsolidasi Pokja Clinical Pathways tinggi (High Cost), dengan
kasus terbayak (High Volume)
Clinical pathway secara berbeda secara bermakna. dan hasil yang dapat diprediksi
terstruktur memberikan cara 2. Menetapkan standar yang • Dalam Implementasinya akan
bagaimana mengembangkan dan diharapkan mengenai lama dipantau dan dievaluasi oleh
mengimplementasikan pedoman perawatan dan penggunaan POKJA Clinical Pathways di
klinik (clinical guideline/best pemeriksaan klinik serta Centre For Case-Mix
practice) yang ada kedalam protokol prosedur klinik lainnya. • Clinical Pathways digunakan
lokal (yang dapat dilakukan). 3. Menilai hubungan antara untuk penyempurnaan Cost
Clinical pathway juga menyediakan berbagai tahap dan kondisi Weights dan tidak dibuat untuk
cara untuk mengidentifikasi alasan yang bebeda dalam suatu memperkirakan/menghitung
sebuah variasi yang tidak dapat proses serta menyusun strategi tarif.
diidentifikasi melalui audit klinik. untuk mengkoordinasikan agar
Hal tersebut dimungkinkan karena dapat menghasilkan pelayanan Dalam pertemuan kali ini
clinical pathway juga merupakan yang lebih cepat dengan ke 15 Rumah Sakit Pilot Project
alat dokumentasi primer yang tahapan yang lebih sedikit akan mempresentasikan Clinical
menjadi bagian dari pelayanan dari 4. Memberikan peran kepada Pathways nya berdasarkan jenis
penerimaan hingga pemulangan seluruh staf yang terlibat dalam spesialisasi Pilot Project INA-
pasien. Dengan kata lain, clinical pelayanan serta peran mereka DRG masing-masing rumah
pathway menyediakan standar dalam proses tersebut sakit tersebut. Selain itu akan
pelayanan minimal dan memastikan 5. Menyediakan kerangka kerja disampaikan presentasi mengenai
bahwa pelayanan tersebut tidak untuk mengumpulkan dan “Peran Clinical Pathway dalam Case-
terlupakan dan dilaksanakan tepat menganalisa data proses Mix” yang akan disampaikan oleh
waktu. pelayanan sehingga provider Konsorsium Pelayanan Medik serta
Tujuan implementasi clinical dapat mengetahui seberapa presentasi-presentasi lain yang
pathway terutama adalah untuk : sering dan mengapa seorang berkaitan dengan Clinical Pathway.
pasien tidak mendapatkan Auliyana
1. Memilih “best practice” pada pelayanan sesuai dengan
saat pola praktek diketahui standar

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 23
liputan

Training of Trainer
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kedokteran gigi keluarga sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan RI, No. 1415/MENKES/SK/X/2005, tentang
Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga.
Juga berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI, No. 039/MENKES/SK/I/2007tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga.
Pengertian dokter gigi keluarga adalah dokter gigi
yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan
gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga
sebagai target utaama serta memandang individu
Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar, drg. S.R. Mustikowati, M.Kes, dan Kasubdit
Bina Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga, drg. Sudono, M.Kes pada Pembukaan yang sakit maupun sehat sebagian dari unit keluarga
TOT Peningkatan Teknis Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
dan komunitasnya . Dokter gigi keluarga merupakan
tenaga kesehatan yang proaktif mendatangi keluarga
Bandung – Training Of Trainer (TOT) Peningkatan sesuai indikasi dan melakukan perawatan serta
Teknis Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga di asuhan pelayanan kedokteran gigi dasar. Layanan
Bandung, pada tanggal 30 April s/d 4 Mei 2010. dokter gigi keluarga yang diberikan harus terjaga
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan mutu dengan mengutamakan pendekatan promotif
untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan dan preventif serta menerapkan ilmu pengetahuan
ketrampilan tenaga dokter gigi menjadi tenaga yang kedokteran gigi mutakhir secara rasional dan
mampu menangani keluarga dan memberikan wawasan memperhatikan sistem rujukan. Prinsip dari dokter gigi
untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan keluarga adalah : sebagai kontak pertama, layanan
pelayanan kedokteran gigi keluarga dan diharapkan bersifat pribadi, pelayanan paripurna, paradigm
setelah mengikuti kegiatan ini mampu melakukan sehata, pelayanan berkesinambungan, koordinasi
penyelenggaraan pelayanan kedokteran gigi keluarga dan kolaborasi serta family and community oriented.
di lingkungannya secara tepat sesuai standar, sehingga
menunjang peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat. Demikian laporan
Kepala Sub Direktorat Bina Pelayanan Kedokteran Gigi
Keluarga, drg. Sudono, M.Kes.,dalam acara pembukaan.
Pelatihan ini diikuti oleh 36 peserta, yaitu 28 peserta
daerah, peserta Provinsi, Kabupaten/Kota, Organisasi
Profesi serta pemberi pelayanan kesehatan serta
trainer sebanyak 8 orang. TOT Peningkatan Teknis
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga tahun 2010
merupakan kegiatan berkelanjutan dari pelatihan
untuk pelatih bagi pelaksana dokter gigi keluarga

24 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan
Dalam sambutannya Direktur adalah pelayanan kesehatan gigi pemerataan sumber daya kesehatan.
Bina Pelayanan Medik Dasar, drg. dan mulut yang dilayani melalui Program pembangunan
SR Mustikowati, M.Kes menyatakan pelayanan dokter gigi keluarga. kesehatan tahun 2010
rencana pembangunan jangka Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun -2014 ditekankan pada
panjang nasional yang tertuang 2007 oleh Departemen Kesehatan 8 fokus perioritas yaitu :
dalam Undang-Undang RI, No. menunjukan prevalensi masalah 1. Peningkatan kesehatan
17 tahun 2007 tentang Rencana gigi dan mulut di Indonesia adalah ibu, bayi dan balita
Pembangunan Jangka Panjang 23,9 % dan 19 Provinsi mempunyai 2. Perbaikan status gizi masyarakat
Nasional bahwa pembangunan prevalensi di atas rata-rata Nasional. 3. Pengendalian penyakit menular
kesehatan diarahkan untuk Prevalensi masalah kesehatan gigi serta penyakit tidak menular
meningkatkan kesadaran, kemauan dan mulut pada kelompok umur 45 diikuti penyehatan lingkungan
dan kemampuan hidup sehat bagi – 54 tahun sebesar 31,1 % rata-rata 4. Pemenuhan, pengembangan
setiap orang agar penignkatan presentasi penduduk menerima dan pemberdayaan
derajat kesehatan masyarakata yang perawatan untuk penambalan/ SDM kesehatan
setinggi-tingginya dapat 5. Peningkatan
terwujud, pengutamaan k e t e r s e d i a a n ,
dan manfaat dengan keterjangkauan,
perhaitan khusus pada pemerataan, keamanan,
penduduk rentan yaitu mutu dan penggunaan
ibu, bayi, anak, manula obat serta pengawasan
dan keluarga miskin. obat dan makanan
Pembangunan 6. Pe n g e m b a n g a n
kesehatan dilaksanakan sistem Jamkesmas
melalui peningkatan 7. Pe m b e r d a y a a n
upaya kesehatan, masyarakat dan
pembiayaan kesehatan, Ir.Bambang Hermanto membawakan materi Building Learning Comitment penanggulangan
sumber daya manusia bencana dan
kesehatan, obat dan perbekalan pencabutan bedah gigi rata-rata krisis kesehatan
kesehatan yang disertai oleh sebesar 38,5 %, pemasangan gigi 8. Peningkatan pelayanan
peningkatan pengawasan, lepasan/tiruana sebesar 4,6 %, kesehatan primer,
pemberdayaan masyarakat konseling perawatan / kebersihan sekunder dan tertier.
dan manajemen kesehatan gigi rata-rata sebesar 13,3 %. 9. Pada program Jamkesmas
serta peningkatan perilaku dan Program perioritas tahun 2010 – dinyatakan bahwa jaminan
kemandirian masyarakat serta 2014 dan capaian program 100 hari kesehatan merupakan suatu
upaya promotif dan preventif. Kementerian Kesehatan tahun 2010 cara pemeliharaan kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang RI, lebih diarahkan mendukung pada terkendali yang mengandung
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan Visi ” Masyarakat Sehat yang Mandiri kendali biaya, mutu dan
dinyatakan upaya kesehatan dan Berkeadilan” sedangkan pemerataan. Berdasarkan
diselenggarakan dalam bentuk Misinya dilakukan dengan cara Ropmap Jamkesmas 2010-2014
kegiatan dengan pendekatan melindungi kesehatan masyarakat pada pelayanan kesehatan
promotif, preventif, kuratif dan dengan menjamin tersedianya sudah memasukkan pelayanan
rehabilitatif yang dilaksanakan kesehatan yang paripurna, merata, dokter/ dokter gigi keluarga
secara terpadu, menyeluruh dan bermutu dan berkeadilan serta merupakan bagian dari Pusat
berkesinambungan, salah satunya menjamin ketersediaan dan Pelayanan Kesehatan. Auliyana

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 25
liputan

Penyusunan Road Map Pelayanan


Kedokteran Keluarga dan
Revisi Pedoman Perizinan Praktik
Pelayanan Kedokteran Keluarga
sampai saat ini upaya kesehatan termasuk upaya
kesehatan strata pertama belum terselenggara
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2010-2014, telah menggariskan arah kebijakan, salah
satu program upaya Kesehatan Perorangan yang
ditujukan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan melalui suatu sistim
pelayanan kesehatan yang terpadu dan berjenjang.
Salah satu kegiatan pokok dari program Upaya
Kesehatan Perorangan ini adalah pengembangan
dokter keluarga sebagai pelaku utama pelayanan
Pembukaan Pertemuan : Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar, drg. S.R. medik dan penata rujukan di strata pertama.
Mustikowati, M.Kes, didampingi Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Kedokteran
Keluarga, drg. Bulan Rachmadi, M.Kes Pelayanan Kedokteran Keluarga sebagai upaya
Kesehatan Perorangan Strata pertama yang mengacu
pada kepentingan status kesehatan setinggi-tingginya
BEKASI – Pada tanggal 19 April 2010 telah dilaksanakan dari pengguna jasa kesehatan dengan konteks keluarga
Penyusunan Road Map Pelayanan Kedokteran perlu terus dikembangkan dengan mengupayakan
Keluarga dan Revisi Pedoman Perizinan Praktik masuk ke dalam kurikulum fakultas kedokteran.
Pelayanan Kedokteran Keluarga. Tujuan pertemuan
ini untuk membahas dan mendiskusikan mengenai
perencanaan pelayanan kedokteran keluarga ke
depan di Indonesia dan menyamakan persepsi
mengenai konsep pelayanan kesehatan dengan
pendekatan kedokteran keluarga layanan primer, hal
inilah yang disampaikan Kepala Sub Dit Bina Pelayanan
Kedokteran Keluarga, drg. Bulan Rachmadi, M.Kes.
Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar, drg. S.R.
Mustikowati, M.Kes menyampaikan bahwa sarana
pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah maupun
pelayanan kesehatan swasta berbasis masyarakat
telah terdapat dihampir semua daerah perkotaan
sampai wilayah kecamatan, namun demikian

26 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan
Untuk itu perlu dilakukan keluarga serta stakeholders terkait, sehingga dapat digunakan oleh
kerjasama dengan seluruh untuk bersama-sama melihat apa pihak-pihak yang berkepentingan.
stakeholders terkait agar program yang telah dikerjakan dan dihasilkan Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar
pelayanan kedokteran keluarga terutama produk yang telah mengharapkan agar kita bersama-
ini bisa terpadu dan komprehensif dihasilkan oleh Fakultas Kedokteran sama merumuskan problematika
dalam pelaksanaanya, sehingga atau Kedokteran Gigi, Profesi, pelayanan kedokteran / kedokteran
dapat dihasilkan produk Kolegium, Kementerian Kesehatan gigi keluarga dan menyusun tindak
pelayanan yang optimal. dan Dinas Kesehatan, untuk lanjut untuk lima tahun kedepan
Pertemuan yang dihadiri para bersama-sama melihat kembali terkait dengan akselerasi pelayanan
professional dan praktisi kedokteran dan distandarkan secara nasional kedokteran keluarga. Dsy

Info
Hormon Pertumbuhan Manusia
(Human Growth Hormon/HGH)
Perkembangan ilmu pengetahuan Mengapa kita menjadi tua ?
telah membuktikan bahwa usia manusia Penuaian disebabkan oleh penurunan
yang semakin tua diikuti pula semakin fungsi endoktrin yang mengurangi
sedikit hormon HGH yang dikeluarkan kadar zat dalam tubuh manusia
tubuh. Setelah mencapai usia 25 tahun, (khususnya hormon yang dikeluarkan
kadar HGH terus menurun sampai usia oleh kelenjar pituitary)
70 tahun. Hal ini berpengaruh pada Berkurangnya produksi HGH dalam
organ tubuh penting manusia yang tubuh juga mempercepat proses
menciut hingga 30 % seperti hati, otak penuaan secara fisik.
dan jantung. HGH berperan penting dalam
memelihara kesehatan bagi orang
Apa itu HGH ? yang telah termakan usia, gejala awal mengonsumsi suplemen yang mampu
HGH adalah hormon yang dikeluarkan proses penuaan seperti stamina lemah, meremajakan fungsi organ tubuh.
oleh kelenjar pituitari mulai dari perasaan cepat berubah, kulit menjadi Dapat penuaan dihindari ?
masa kanak-kanak sampai sepanjang keriput, libido yang menurun, gelisah, Kebanyakan orang takut pada proses
umur manusia. Hormon merangsang aprosexia, frustasi, sikap negatif, dan penuaan, karena merasa tidak
pertumbungan dan mengatur tidak suka bergaul. cantik lagi, tidak berguna dan akan
metabolisme dengan fungsi kerjasama ditinggalkan kekasih atau pasangannya.
dari semua organ tubuh. Apakah proses penuaan dapat Dan yang lebih menghantui lagi adalah
• HGH membantu pertumbuhan dari dicegah ? menjadi tua dan sakit. Ajal memanglah
masa kanak-kanak Perkembangan teknologi yang semakin tidak dapat dihindari, melawan proses
• Pertumbuhan tulang sampai usia maju serta banyak ditemukannya penuaan dapat saja dilakukan.
25 tahun pengobatan modern yang dapat Penyakit-penyakit yang kebanyakan
• Memelihara kesehatan dan organ memperlambat dan bahkan mencegah diderita pada usia lanjut adalah kencing
penting di dalam tubuh (hati, otak proses penuaan.Peningkatan kadar HGH manis (diabetes), stroke, kanker,
dan jantung) dalam tubuh dapat mencegah penyakit, aizheimer. Rasa takut dan penyakit
• Peremajaan fungsi sel-sel jaringan meregenerasikan fungsi organ tubuh yang menghantui para usia lanjut ini
kulit, jaringan tulang dan dan mampu mengembalikan kerusakan dapat dihindari dengan pengetahuan
perkembangan otot yang lebih hingga 10 – 20 tahun ke belakang, yang benar dan pola hidup sehat serta
kuat serta membantu memperbaiki Namun obat terbaik menghadapi pengobatan dini. Manusia dapat hidup
ukuran dan fungsi otak. proses penuaan adalah gabungan dari hingga 100 tahun bila tidak menderita
gaya hidup sehat dan pengobatan atau penyakit. (berbagai sumber)

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 27
liputan

Workshop Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi (PPI)
dan PPI -TB di Rumah Sakit
Bandung - Kegiatan Workshop Pencegahan dan
Pengendalian (PPI) dan PPI - Tuberkulosis di Rumah Sakit
ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan tersosialisasinya berbagai kebijakan
terkait Pelaksanaan PPI dan PPI-TB di RS, Direktorat
Jenderal Bina Yanmed telah melatih 100 RS rujukan flu
burung dan 60 RSU non rujukan flu burung. Dan untuk
menunjang keberhasilan pelaksanaan pelayanan TB
di RS akan dilakukan pelatihan PPI dan PPI TB bagi
RS sesuai dengan target Rencana Strategis (Renstra)
Kemenkes 2010-2014. Demikian laporan Direktur Bina
Pelayanan Medik Spesialistik, Dr. Andi Wahyuningsih
Attas, SpAn.
Pertemuan Workshop PPI dan PPI-TB di RS akan
dilaksanakan selama lima hari, yaitu tanggal 19 s/d 23
April 2010 di Bandung dengan peserta 55 orang terdiri
dari dokter spesialis, dokter umum dan perawat yang Pembukaan Workshop PPI dan PPI-TB oleh Sesditjen dan didampingi oleh
Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
berasal dari 18 Rumah Sakit. Workshop PPI dan PPI-
TB ini akan menggunakan modul yang telah tersedia Dalam sambutannya Sekretaris Direktorat Jenderal
dengan metode workshop berupa pemaparan, diskusi, Bina Pelayanan Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes menyatakan
praktik penggunaan alat pelindung diri, dan kunjungan bahwa Pedoman Nasional PenanggulanganTuberkulosis
lapangan ke RSUP Hasan Sadikin. tahun 2008 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk

Panita Workshop Kasub Dit Bina Yanmed Spesialisasi di RS Khusus sebagai salah satu Narasum-
ber Workshop PPI dan PPI-TB

28 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan
dalam negara-negara penyumbang tuberkulosis ke-3 menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama.
terbanyak di dunia setelah India dan China. Kemenkes RI telah mengadakan Pelatihan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
2007 menyatakan pernyakit Tuberkulosis merupakan untuk 100 rumah sakit rujukan flu burung, 61 RSU
penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit stroke. pemerintah non rujukan flu burung, 47 RSU swasta dan
Tuberkulosis juga menempati urutan pertama dalam 13 RS khusus. Diharapkan rumah sakit yang telah dilatih
proporsi penyakit menular (27,8%). nantinya dapat menerapkan program pencegahan
Kondisi ini diperparah oleh kasus HIV/AIDS yang dan pengendalian infeksi dengan baik sehingga
semakin meningkat dan bertambahnya jumlah kasus bermanfaat dan dapat meningkatkan mutu pelayanan
Multi Drugs Resistant-TB (MDR-TB). Keadaan ini akan di rumah sakit. Auliyana
memicu epidemi TB yang semakin sulit dan akan terus

Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam PPI dan PPI-TB yaitu :


1. Setiap RS harus melaksanakan PPI berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor : 270/MENKES/
SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. Pelaksanaan PPI dimaksud sesuai dengan pedoman manajerial PPI di RS dan pedoman PPI-TB di RS yang
dikeluarkan Kementerian Kesehatan.
3. Direktur RS membentuk Komite PPI dan Tim PPI yang berada di bawah koordinasi Direktur.
4. Komite PPI minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua sebaiknya dokter yang mempunyai
kepedulian, minat, pengetahuan dan pengalaman mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik atau
epidemiologi klinik sedangkan Tim PPI terdiri dari perawat PPI atau IPCN (Infection Prevention Control
Nurse) dan satu dokter PPI setiap 5 perawat PPI.
5. Tugas Direktur adalah membentuk Tim PPI RS dengan SK, Menentukan kebijakan PPI Nosokomial,
Mendukung penyelenggaraan upaya PPI Nosokomial berupa fasilitas sarana, prasara dan anggaran serta
mengesahkan SOP, mengevaluasi kebijakan PPI Nosokomial, pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di RS, bila perlu menutup suatu perawatan/instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan atas saran PPI RS.

Latar belakang kebijakan Kementerian Kesehatan untuk PPI dan PPI-TB, yaitu :
1. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di RS dihadapkan
pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di rumah sakit baik karena
perawatan atau berkunjung di rumah sakit).
2. Adanya peningkatan kasus infeksi (new emerging, emerging dan re-emerging diseases), wabah dan
Kejadian Luar Biasa yang memerlukan pencegahan dan pengendalian baik secara kualitas maupun
kuantitas.
3. RS harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat
khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety) sesuai standart yang telah ditentukan.
4. Untuk menekan kejadian infeksi RS perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pembinaan, pedidikan dan pelatihan serta
monitoring dan evaluasi.
5. Tuberkulosis merupakan target ke 4 dari Millenium Development Goals (MDGs), target Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2010-2014, termasuk 21 indikator Standart Penilaian Minimal RS dan diusulkan
menjadi indikator penilaian akreditasi RS.
6. DOTS di RS telah diterapkan sejak tahun 1999 oleh Kementerian Kesehatan namum belum optimal dan
Indonesia masih penyumbang TB terbanyak di dunia.

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 29
liputan

Sosialisasi Software dan Penyusunan Target Pagu


dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak
dan Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Lembaga Tahun Anggaran 2011
pembahasan RBA-RS BLU Tahun Anggaran 2011
dengan instansi terkait, yaitu Kementerian Keuangan
dan Kementerian Kesehatan. Penyusunan Rencana
Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga untuk anggaran
yang bersumber dari Penerimaan (PNBP/BLU), usulan
tersebut akan digunakan dalam rangka penyusunan
target, pagu dan realisasi PNBP Rumah Sakit Tahun
2011, yang akan dituangkan dalam Aplikasi Software
Target Pagu dan Realisasi (TPR) PNBP. Sehingga dalam
pertemuan ini juga akan dilakukan sosialisasi program
aplikasi TPR-PNBP versi terbaru yang akan dilakukan
oleh Direktorat Sistem Penganggaran, Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.
BANDUNG – Perjalanan Rumah Sakit setelah ditetapkan Dualisme mengenai dampak kenaikan PNBP
sebagai PPK-BLU, serta kontribusi Penerimaan Negara terhadap menurunnya alokasi anggaran rutin (rupiah
Bukan Pajak (PNBP) dalam APBN semakin besar murni) harus dihentikan, karena dalam berbagai forum
peranannya didalam membiayai pembangunan. pembahasan anggaran, baik di DPR maupun di tingkat
Hal ini bukan hanya semata-mata dari angka-angka Kementerian/Lembaga telah sama-sama disadari
statistik saja, tetapi telah terbukti dapat mendorong perlunya pemisahan kedua jenis sumber pendapatan/
pemberian pelayanan publik yang semakin berkualitas,
khususnya di bidang pelayanan kesehatan, hal inilah
yang disampaikan Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik, Farid W. Husain, pada pembukaan Pertemuan
Sosialisasi Software TP RPNBP, Penyusunan TP RPNBP
dan RKAKL PNBP Tahun Anggaran 2011, tanggal 22 –
24 Maret 2010.
Pertemuan yang dihadiri Direktur PNBP Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Direktur
Sistem Penganggaran Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan, dan Direktur PPK BLU
Kementerian Keuangan.
Dalam Laporan Kepala Bagian Keuangan, Mangapul
Bakara, MM, M.Kes, menjelaskan pentingnya pertemuan
ini mengingat dalam waktu dekat akan dilakukan Peserta Pertemuan

30 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan
anggaran tersebut bagi Rumah mengutamakan kemandirian dan dari yang diharapkan, sehingga
Sakit. fleksibilitas dalam pengelolaan subsidi dari pemerintah masih tetap
Disadari bahwa peningkatan keuangan. diperlukan.
pendapatan Rumah Sakit juga Dari hasil penerapan Pola Direktur Jenderal berharap
berdampak terhadap meningkatnya Pengelolaan Keuangan BLU di agar dalam penggunaan anggaran
biaya operasional.Dengan demikian Rumah Sakit saat ini, terlihat bahwa rumah sakit perlu kehati-hatian
apabila pendapatan rumah sakit hasil dari penerimaan rumah sakit Saudara, dan agar tetap mengacu
meningkat, maka peningkatan tersebut menempati proporsi pada peraturan dan perundang-
tersebut juga berdampak terhadap yang sangat tinggi dalam alokasi undangan yang berlaku. Semua
meningkatnya biaya yang harus anggaran Direktorat Jenderal Bina kegiatan agar dilakukan dengan
ditanggung oleh rumah sakit. Pelayanan Medik. perencanaan yang matang dan
Saat ini Unit-Unit Pelaksana Kebutuhan yang diinginkan oleh sesuai dengan skala prioritas yang
Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Rumah Sakit untuk menjalankan sangat dibutuhkan oleh rumah
Bina Pelayanan Medik sedang operasional RS termasuk sakit, sehingga Saudara-saudara
gencar-gencarnya untuk menjadi pemeliharaan dan pengadaan dapat terhindar dari hal-hal yang
Institusi yang menerapkan Pola peralatan kesehatan yang sesuai tidak kita inginkan. humas
Pengelolaan Keuangan Badan dengan perkembangan di bidang
Layanan Umum (PPK-BLU) yang teknologi kesehatan, masih jauh

Info
Nilai Lebih Terong Belanda
K
ini sayuran terong Belanda memang cukup campuran sayuran.
akrab dijumpai dipasaran. Dibalik kesegaran Buah mentah dapat digunakan untuk masakan acar,
buah terong Belanda yang mengandung banyak kari ataupun sambal sedangkan buah matang untuk
air dan vitamin C ini tersimpan banyak manfaat, selain sirup atau rujak. Cocok juga diolah menjadi sirup,
untuk masakan juga bisa dimanfaatkan selai, minuman juice atau menjadi bahan
sebagai juice. campuran salad.
Terong Belanda (cyphomandra Terong Belanda selain kaya akan air juga
betacea) atau terung kori, terong mengandung provitamin A yang bagus
madras dikenal juga dengan nama untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk
salanun kabiu mulai dikembangkan di mengobati sariawan dan meningkatkan
Bogor, Jawa Barat sejak tahun 1941. daya tahan tubuh. Mineral penting seperti
Mungkin pertama kali dibawa dan potasium, fosfor dan magnesium mampu
dikembangkan di Indonesia oleh orang menjaga dan memelihara kesehatan
Belanda pada saat itu sehingga dikenal tubuh.
dengan nama terong Belanda. Serat yang tinggi didalam terong
Belanda bermanfaat untuk mencegah
Manfaat dan Kandungan Gizi kanker dan sembelit / konstipasi. Dalam
Bentuk buahnya bulat telur dengan warna ungu atau setiap 100 gram bagian terong Belanda yang dapat
kemerahan. Tekstur daging buahnya lunak dengan rasa dimakan mengandung air 85 gram, protein 1,5 gram,
asam manis. Buah terung Belanda tekstur dagingnya lemak 0,006 - 1,28 gram, karbohidrat 10 gram, serat
keras, kulitnya licin dan liat sehingga mudah dikelola. 1,4 - 4,2 gram, abu 0,7 gram, vitamin A 150 - 500 SI dan
Selain bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah, rasa vitamin C25 mg.
terong Belanda yang segar juga enak diolah sebagai (berbagai sumber)

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 31
liputan

Sosialisasi Petunjuk Teknis


Tata Naskah Dinas

Pembukaan Sosialisasi Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas oleh Sesditjen, Dr. dr. Sutoto, M.Kes dan Kasubbag TU dan Gaji, Dra. Akas Yekli Angembani.

SOLO – Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan dan informasi dari satu pihak kepada pihak lain.
pemerintah yang baik (good government) adalah Secara khusus fungsi naskah dinas adalah sebagai
dengan meningkatkan efektivitas dan produktifitas duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan
kerja, serta tertib administrasi di lingkungan instansi lawan bicara, sebagai alat pengingat, karena naskah
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. dinas dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi bila
Administrasi sebagai komponen penting dalam diperlukan, serta sebagai pedoman kerja seperti
ketatalaksanaan pemerintah, yang meliputi Naskah surat keputusan atau surat instruksi dan sebagai
Dinas, Penamaan Lembaga, Singkatan dan Akronim, alat bukti tertulis hitam diatas putih, karena dalam
Kearsipan serta Tata Ruang Perkantoran. Tata Naskah penyusunan naskah dinas hendaknya menggunakan
Dinas sebagai salah satu unsur administrasi merupakan format yang menarik, yakni letak bagian-bagian surat
sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan teratur, sesuai dengan ketentuan yang ada, tidak

32 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan

Dinas, tanggal 16 April 2010.


Untuk mempermudah penyera-
gaman dan pemahaman yang
sama dalam penyelenggaraan Tata
Naskah Dinas, maka Sekretariat
di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik berinisiatif
mengadakan Pertemuan Sosialisasi
Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas,
dengan mengundang Narasumber
dari Lembaga Sandi Negara, Pusat
Bahasa Kementerian Pendidikan
Nasional, Kementerian Negara
disusun menurut keinginan penulis. lapangan masih berjalan menurut Pendayaguna Aparatur Negara dan
Kemudian dalam pemakaian kondisi masing-masing unit kerja”, Biro Umum Kementerian Kesehatan.
bahasa harus jelas, padat dan hal inilah yang disampaikan Melalui pertemuan ini, diharapkan
beradab. Maksudnya bahasanya Sekretaris Direktorat Jenderal Bina terwujudnya keterpaduan
mudah dimengerti, dinyatakan Pelayanan Medik, Dr. dr. Sutoto, Pengelola Tata Naskah Dinas di
secara tegas dengan tanda baca M.Kes pada pembukaan Sosialisasi lingkungan Direktorat Jenderal
yang tepat dan padat, maksudnya Petunjuk Teknis Tata Naskah Bina Pelayanan Medik. Ani Mindo
langsung mengungkap pokok
pikiran yang ingin disampaikan
tanpa basa basi dan berbunga-
bunga. Serta bahasa yang adab
adalah bahasa yang sopan, simple
dan tidak menyinggung perasaan
penerima naskah dinas tersebut.
“Selama ini penyelenggaraan
Naskah Dinas di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik masih belum sepenuhnya
memperoleh kesamaan pengertian,
bahasa dan penafsiran serta
keterpaduan antara Pusat dan
UPT. Masih terkesan dianggap
sebagai suatu hal yang remeh
dan tidak menjadi suatu hal yang
prioritas. Sehingga pelaksanaan di

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 33
liputan

Peningkatan Ketrampilan
ICD 10 dan ICD 9 CM
lampiran keputusan tersebut. Salah
satu laporan yang telah ditetapkan
adalah laporan Morbiditas dan
Mortalitas Rumah Sakit yang
dikirimkan setiap triwulan (3
bulanan), laporan tersebut
memuat data Morbiditas dan
Mortalitas pasien rawat jalan dan
rawat inap yang dikelompokkan
berdasarkan ICD 10 (International
Classification of Deseases – Tent
Revision) yang dikeluarkan oleh
WHO, selain penerapan ICD 10
untuk diagnosa dan ICD 9 CM
untuk prosedur sekarang ini sudah
Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes dan Kabag Program dan Informasi, dr.
Achmad Subagiyo, T.MARS menjadi keharusan pada rumah
sakit di Indonesia seiring dengan
YOGYAKARTA – Pertemuan Peningkatan Ketrampilan pelaksanan INA-DRG Case Mix dalam pelayanan pasien
ICD 10 dan ICD 9 CM, dilaksanakan di Yogyakarta Jemkesmas terhitung 1 Januari 2009.
pada tanggal 16 s/d 18 April 2010, dengan tujuan Berdasarkan laporan data dan monitoring
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaporansistem pelaporan sistem informasi rumah sakit pada tahun
informasi Rumah Sakit serta meningkatkan ketrampilan 2009, tercatat baru sekitar 60 % rumah sakit yang telah
petugas medical record di rumah sakit dalam mengirimkan laporan. Salah satu penyebabnya adalah
menentukan diagnosa penyakit berdasarkan ICD kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
10 dan prosedur berdasarkan ICD 9 CM. Peserta dibidang koders selain itu perkembangan teknologi
kegiatan ini adalah Pelaksana Coding dari RS Vertikal sampai ini saat masih belum dimanfaatkan secara
Kementerian Kesehatan RI, Rumah Sakit Umum Daerah maksimal ditambah dengan kurangnya perhatian pada
dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bina Pelayanan tingkat pimpinan di rumah sakit terhadap pentingnya
Medik demikian laporan Kepala Bagian Program pelaporan ini.
Informasi, dr. Achmad Subagiyo T., MARS. Berbagai terobosan terus dikembangkan oleh
Dalam sambutannya Sekretaris Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk
Bina Pelayanan Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes. menyatakan meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem informasi
sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI, No. : 1410/ rumah sakit yaitu meningkatkan ketrampilan petugas
MENKES/SK/X/2003, tentang Sistem Informasi rumah sakit maupun kantor pusat, bimbinga teknis
Rumah Sakit di Indonesia bahwa setiap rumah sakit di baik ke rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Provinsi/
seluruh Indonesia yang sudah teregistrasi hendaklah Kabupaten/kota serta pengadaan alat-alat pengelolah
mengirimkan laporannya sesuai dengan mekanisme, data dan media penyebaran informasi lainnya.
format dan jenis laporan yang telah ditetapkan dalam Auliyana, Sf dan Pelita

34 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
liputan

Peningkatan Potensi Pegawai


Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa
DENPASAR,BALI - Pembukaan Peningkatan Potensi
Pegawai Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Ditjen Bina
Pelayanan Medik tahun 2010 oleh Direktur Bina
Pelayanan Kesehatan Jiwa Dr. Irmansyah,Sp.KJ(K),
yang diikuti oleh seluruh pegawai dilaksanakan di Bali
tanggal 25 Maret 2010, dalam sambutannya beliau
menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan akan
melakukan restrukturisasi organisasi yang tentunya
diikuti oleh terjadinya perubahan-perubahan yang
signifikan terhadap Dit Bina Pelayanan Kesehatan
Jiwa rutama perubahan yang akan dialami baik secara
Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Dr Irmansyah,Sp.KJ(K) memberi
langsung maupun tidak langsung oleh para pegawai sambutan pada acara Peningkatan Potensi Pegawai Bina Pelayanan Kesehatan
Jiwa.
. Dengan tema ”Melalui Kegiatan Peningkatan Potensi
Diri Pegawai Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa kebersamaan dan menjalin komunikasi yang intens.
siap menghadapi Perubahan Organisasi” membulatkan Pertemuan ini diadakan dengan metode outbond,
tekad untuk lebih meningkatkan kerjasama satu sama lain ceramah, diskusi interaktif dan games. Narasumber
demi mewujudkan visi dan misi organisasi, menciptakan antara lain: Prof Agus Purwadianto, SH, Direktur Bina
komitmen yang tinggi, bekerja meningkatkan prestasi Pelayanan Kesehatan Jiwa, dan Dr. Denny Thong,
agar mencapai penyelenggaraan pemerintah yang Sp.KJ.
good governance dengan selalu mengedepankan Diharapkan dengan kegiatan ini akan mendorong
nilai-nilai hak asasi manusia . pegawai Dit. Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa untuk
Kegiatan Peningkatan Potensi Pegawai Dit.Bina lebih memacu produktifitas kerja dalam menghadapi
Pelayanan Kesehatan Jiwa di lingkungan Ditjen restrukturisasi di Kementerian Kesehatan RI.
Bina Pelayanan Medik tahun 2010 bertujuan untuk Sufermi Sofyan
meningkatkan kinerja pegawai dengan memupuk

Antusias dari pegawai Dit.Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa pada acara Peningkatan Potensi Pegawai Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 35
ragam

Bersaing Sehat
Citra Pelayanan Prima
Kesehatan. Penilaian Berdasarkan Petunjuk Teknis
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara, Nomor : PER/25/M.PAN/05/2006 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.

Hal-hal yang dinilai adalah :


1. Visi, Misi, Motto Pelayanan Publik dan Janji
Pelayanan yang mampu memotivasi pegawai untuk
memberikan pelayanan terbaik
2. Visi, Misi, Motto dan Janji pelayanan terpampang
secara luas dan diketahui oleh pengguna

D
Foto bersama tim penilai Unit Pelayanan Prima 2010 pelayanan
alam rangka mendorong peningkatan 3. Standart Prosedur Tetap (SOP) atau Standart
pelayanan publik dan sejalan dengan Pelayanan yang sepenuhnya dipergunakan
pelaksanaan Undang-Undang nomor sebagai acuan pelaksanaan pelayanan dibuat
25 tahun 2009 tentang pelayanan Surat Keputusannya dan terpampang ditempat
publik yang mempunyai kinerja terbaik pelayanan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta 4. Sistem Pengelolaan Dokumen/Berkas yang
Penyerahan Piala Citra dan Penghargaan Pelayanan mempunyai petugas yang ditunjuk, ada tempat
Prima 2010 yang akan diberikan oleh Presiden RI, khusus dan terdapat SK atau Juklak pengelolaan
Susilo Bambang Yudhoyono pada Hari Pelayanan dokumen
Publik Sedunia tanggal 23 Juni 2010. 5. Bila memungkinkan terdapat ISO 9001:2000 dalam
Berdasarkan hal tersebut Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pelayanan publik.
membentuk Tim Penilai Unit Pelayanan Publik sesuai 6. Sistem atau Prosedur Pengelolaan Pengaduan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor : Pengguna Layanan yang sudah terdapat petugas,
HK.03.01/IV/SK/089/2010, tanggal 29 Januari 2010, SK prosedur pengaduan, pengelolaan yang sesuai
dengan tugas menilai Unit Pelayanan Publik yang prosedur.
diunggulkan oleh Unit Utama. 7. Sistem Pengelolaan Mutu Pelayanan yang sudah
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibuatkan dokumen (SK) tentang penunjukan
mengusulkan 3 Unit Pelaksana Teknis terbaiknya yaitu kelompok budaya kerja atau gugus kendali mutu,
RS Kanker Dharmais Jakarta, RS Sanglah Denpasar dan dan terdapat arsip hasil kerjanya.
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Bagian 8. Terdapat Uraian Kerja yang jelas dan telah dibuat
Hukum, Organisasi dan Humas menjadi fasilitator SK, serta ada uraian tugas untuk setiap pegawai
kegiatan tersebut. secara jelas menggambarkan kegiatan yang harus
Kegiatan mulai dinilai dari tanggal : 25 Februari s/d dilakukannya sesuai jabatan atau fungsi, ada ukuran
10 Maret 2010, untuk menilai 16 Unit Pelayanan Publik, kinerja serta evaluasi kinerja secara berkala.
penilainya dari Setjen dan Unit Utama di Kementerian 9. Terdapat Persyaratan Pelayanan, yang disyaratkan

36 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
dalam memberikan dipergunakan secara optimal
pelayanan kepada terlihat dari daftar inventaris
pengguna pelayanan dan 90 % sarana yang ada
yang diharapkan peduli, didaftar didayagunakan
ramah serta sopan 20. Sarana Pelayanan efektif,
15. K e d i s i p l i n a n bersih, terawat sehingga
Pegawai dalam membuat nyaman pengguna
memberikan pelayanan pelayanan (sarana tidak
kepada pengguna ada yang rusak, memakai
pelayanan yaitu sampai teknologi terbaru), penataan
secara resmi melalui SK, dan 30 menit dari jam ruangan mempertimbangkan
diumumkan ditempat yang mulai pelayanan sudah 75 % alur pelayanan sehingga
mudah dilihat pengguna pegawai yang bekerja, hal ini menciptakan kenyamanan,
pelayanan. dapat dilihat dari absensi jam terdapat sarana pelengkap
10. Terdapat Biaya/Tarif Pelayanan kedatangan yaitu tempat parkir, ruang
ditetapkan secara resmi, 16. Tingkat Kepekaan/Respon tunggu, toilet, pengeras suara
berdasarkan dasar hukum Pegawai dalam memberikan dll
yang jelas, diumumkan kepada pelayanan kepada pengguna 21. Terdapat Sarana Pengaduan
pengguna pelayanan.dan tidak layanan, yaitu terlihat dari sikap yaitu kotak pengaduan, loket
ada punggutan lain diluar petugas yang selalu memberi pengaduan, telepon, tol, email
ketentuan biaya/tarif. perhatian kepada pengguna yang berfungsi dengan baik
11. Terdapat Standart Waktu pelayanan dan proaktif dan terdapat petugasnya
untuk Penyelesaian Pelayanan 17. Tingkat Ketrampilan Pegawai Berdasarkan penilaian di atas
yang ditetapkan secara resmi, dalam memberikan pelayanan maka Tim Penilai Kementerian
diumumkan ditempat yang kepada pengguna pelayanan Kesehatan memilih 5 Unit Pelayanan
mudah dilihat pengguna yaitu terlihat cekatan, sigap Publik terbaik, selanjutnya tim
pelayanan dan pelayanan dan cakap menggunakan alat penilaian Kementerian Negara
dilaksanakan sesuai standart bantu pelayanan dan tidak Pemberdayaan Aparatur Negara
waktu yang ditetapkan. ada kekeliruan yang bisa dan Birokrasi menetapkan 3 unit
12. Terdapat Akses Informasi yang menghambat pelayanan pelayanan publik antara lain Balai
dapat dipergunakan oleh 18. Terdapat Kebijakan dan Besar Laboratorium Kesehatan
pengguna pelayanan (misal ada Rencana Pengembangan Surabaya, Balai Besar Litbang
leaflet, poster, gambar, skema Pegawai dalam rangka Tanaman Obat dan Obat Tradisional
pelayanan, informasi pelayanan, peningkatan profesionalisme Tawangmangu, RS Kanker Dharmais
papan pengumuman dll) yang bertujuan meningkatkan Jakarta menjadi nominasi untuk
13. Terdapat Pedoman Resmi kualitas pelayanan. mendapatkan Penghargaan Citra
tentang sikap dan perilaku 19. Semua Sarana yang Pelayanan Prima 2010. Auliyana
petugas pelayanan dan
pegawai yang diterapkan dan UPT DITJEN BINA PELAYANAN MEDIK YANG TELAH MENERIMA
dievaluasi secara berkala, serta PIALA CITRA PELAYANAN PRIMA
bila ada keluhan pengguna Tahun 2004 : RSUP Fatmawati Jakarta
Tahun 2006 : RS Jantung Harapan Kita Jakarta
pelayanan terhadap petugas
Balai Laboratorium Kesehatan Jakarta
diterima dan ditindak lanjuti
Tahun 2008 : RSUP Hasan Sadikin Bandung
14. Sikap dan Perilaku Pegawai

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 37
ragam

Model Baru Pelayanan


Kedokteran Keluarga Dikaitkan
Oleh : Dr.Emil Ibrahim, MARS
Dengan Jamkesmas

J
aminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) (pasal 5)
merupakan program unggulan Kementerian • Pemerintah bertanggung jawab merencanakan,
Kesehatan. Namun berbagai kalangan sangat mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
menyesalkan masih terjadi pembiayaan di rumah sakit mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan
menjadi besar bahkan menjadi beban pemerintah yang merata dan terjangkau oleh masyarakat
karena anggaran Jamkesmas masih terbatas. (pasal 14 ayat 1)
Hal ini mungkin dapat di kurangi dengan • Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan
meningkatkan cakupan pelayanan dasar melalui untuk menyembuhkan penyakit dan
penerapan konsep Kedokteran Keluarga (KK) dan memulihkan kesehatan perseorangan dan
konsep Kedokteran Gigi Keluarga (KGK) serta konsep keluarga (pasal 53);
kePerawatan Keluarga (KPK) secara terpadu. (4.) Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
WHO dan WONCA (World Organization of Family No. 1415/MENKES/SK/X/2005 dan Pedoman
Doctors), sejak 1994 menyatakan pentingnya peran Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga No.
dokter keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan 039/MENKES/SKI/I/2007;
penduduk dunia melalui pelayanan tingkat pertama (5.) Target MDG’s yang harus dicapai Indonesia
yang dilaksanakan secara bermutu, efektif, efisien, dan sebelum tahun 2015.
berkesinambungan.
Berbagai alasan lain, dapat dirujuk untuk mulai Tujuan pengembangan Pelayanan Kedokteran
menggunakan Pelayanan Kedokteran Keluarga Terpadu Keluarga Terpadu (PKKT) di Indonesia
(PKKT) ini, antara lain: Untuk Indonesia, manfaat PKKT tidak hanya untuk
(1.) Undang-undang Praktek Kedokteran No 29 thn mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu
2004 : menuntut perbaikan kualitas pelayanan pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka
dasar dan kualitas dokter praktek umum; turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok
(2.) Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional pelayanan kesehatan lain yakni:
(SJSN) No 40 thn 2004 : Pelaksanaan bidang 1. Pendayagunaan tenaga kesehatan dalam PTT
kesehatan membutuhkan akses terhadap pelayanan 2. Perluasan cakupan pelayanan dasar
kesehatan yang terstruktur dan berjenjang; 3. Perluasan cakupan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(3.) Undang-undang Kesehatan No 36 thn 2009, 4. Menghadapi era globalisasi
mengamanatkan:
• Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam Batasan dan Ruang Lingkup Pelayanan Kedokteran
memperoleh akses atas sumber daya di Keluarga Terpadu
bidang kesehatan dan berhak atas pelayanan PKKT adalah pelayanan kesehatan dasar/primer yang
kesehatan yang aman, bermutu, terjangkau menyelenggarakan pelayanan primer yang proaktif,

38 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
komprehensif, kontinu, integratif, ketrampilan klinik dalam a. Pelayanan responsif dan
holistik, koordinatif, dengan pelayanan keperawatan bertanggung jawab
mengutamakan pencegahan, keluarga b. Pelayanan primer dan lanjut
menimbang pendekatan individu 4. Secara efektif berkomunikasi c. Diagnosis dini, capai taraf
dan peran keluarga, serta dengan pasien dan semua kesehatan tinggi
lingkungan dunianya. Pelayanan anggota keluarga dengan d. Memandang pasien dan
diberikan kepada semua pasien perhatian khusus terhadap keluarga
tanpa memandang jenis kelamin, peran dan risiko kesehatan e. Melayani secara maksimal
usia ataupun jenis penyakitnya. keluarga 3. IDI (1982)
Pelayanan Kedokteran Keluarga 5. Secara efektif memanfaatkan a. Memandang pasien
Terpadu, melibatkan Dokter dan kemampuan keluarga untuk sebagai individu, bagian
Dokter Gigi sebagai penyaring di berkerjasana menyelesaikan dari keluarga dan
tingkat primer dan di bantu oleh masalah kesehatan, masyarakat
Perawat dan Bidan. Perawatan peningkatan kesehatan, b. Pelayanan menyeluruh dan
kesehatan dapat di lakukan di pencegahan dan penyembuhan maksimal
fasilitas PKKT dan di rumah serta penyakit, serta pengawasan dan c. M e n g u t a m a k a n
rujukan kepada fasilitas (Puskesmas pemantauan risiko kesehatan pencegahan, tingkatan
– Rumah Sakit – Lab) atau tenaga keluarga taraf kesehatan
yang lebih mampu (dokter Spesialis 6. Dapat bekerjasama secara d. Menyesuaikan dengan
yang kesemuanya bekerja sama profesional secara harmonis kebutuhan pasien dan
di bawah naungan peraturan dan dalam satu tim pada memenuhinya
perundangan. penyelenggaraan pelayanan e. M e n y e l e n g g a r a k a n
Pembiayaan pelayanan kedokteran/kesehatan. pelayanan primer dan
Kedokteran Keluarga dilakukan bertanggung jawab atas
dengan Jamkesmas melalui sistem Berbagai karakteristik pelayanan kelanjutannya
kapitasi. Kedokteran Keluarga Terpadu:
PKKT harus mempunyai 1. Lynn P. Carmichael (1973) Adapun tugas dan wewenang
kompetensi khusus yang lebih a. Mencegah penyakit dan PKKT, meliputi :
dari pada seorang lulusan fakultas memelihara kesehatan A. Tugas PKKT:
kedokteran/kedokteran gigi pada b. Pasien sebagai bagian dari 1. Menyelenggarakan pelayanan
umumnya. Kompetensi yang harus keluarga dan masyarakat primer secara paripurna
dimiliki oleh setiap tenaga pada c. Pelayanan menyeluruh, menyuruh, dan bermutu guna
PKKT secara garis besarnya ialah : mempertimbangkan pasien penapisan untuk pelayanan
1. Menguasai dan mampu dan keluarganya spesialistik yang diperlukan,
menerapkan konsep d. Andal mendiagnosis, 2. Mendiagnosis secara cepat
operasional kedokteran/ tanggap epidemiologi dan memberikan terapi secara
kedokteran gigi/keperawatan dan terampil menangani cepat dan tepat,
keluarga penyakit 3. Memberikan pelayanan
2. Menguasai pengetahuan e. Tanggap saling-aruh faktor kedokteran secara aktif kepada
dan mampu menerapkan biologik-emosi-sosial, dan pasien dan keluarga pada saat
ketrampilan klinik dalam mewaspadai kemiripan sehat dan sakit,
pelayanan kedokteran keluarga penyakit. 4. Membina keluarga pasien
3. Menguasai pengetahuan 2. Debra P. Hymovic & Martha dan keluarga berpartisipasi
dan mampu menerapkan Underwood Barnards (1973) dalam upaya peningkatan

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 39
ragam
taraf kesehatan, pencegahan 5. Mengatasi keadaan gawat 9. Menyelenggarakan pelayanan
penyakit, pengobatan dan darurat pada tingkat awal, dasar yang sifatnya paripurna,
rehabilitasi, 6. Melakukan tindak prabedah, holistik, terpadu, dan
5. Menangani penyakit akut dan bedah minor, rawat pascabedah berkesinambungan,
kronik, di unit pelayanan klinik 10. Melayani semua jenis penyakit
6. Melakukan tindakan tahap awal kedokteran keluarga terpadu, dan golongan umur dan jenis
kasus berat agar siap dikirim ke 7. Melakukan perawatan kelamin,
rumah sakit, sementara di rumah, 11. Mempunyai sarana medis
7. Tetap bertanggung-jawab 8. Menerbitkan surat keterangan yang memadai sesuai
atas pasien yang dirujukan ke medis, dengan peringkat klinik yang
Dokter Spesialis atau dirawat di 9. Memberikan masukan untuk bersangkutan
RS, keperluan pasien dan keluarga 12. Pembiayaan dilakukan
8. Memantau pasien dan keluarga untuk rawat inap, dengan Asuransi kesehatan
yang telah dirujuk atau di 10. Memberikan perawatan di (Jamkesmas)
konsultasikan, rumah untuk keadaan khusus. 13. Seperangkat peraturan
9. Bertindak sebagai mitra, penunjang.
penasihat dan konsultan bagi Untuk menunjang tugas dan a. Dalam sistem ini
pasien dan keluarga wewenang PKKT, tampaknya kontak pertama pasien
10. Mengkordinasikan pelayanan diperlukan Fasiliatas Klinik dengan dokter/dokter
yang diperlukan untuk Kedokteran Keluarga Terpadu ( gigi akan terjadi di
kepentingan pasien dan FKKKT ), dengan ciri: PKKT yang selanjutnya
keluarga 1. Merupakan klinik yang akan menentukan dan
11. Menyelenggarakan rekam menyelenggarakan Pelayanan mengkoordinasikan
Medis yang memenuhi standar, Kedokteran Keluarga Terpadu keperluan pelayanan
12. Melakukan penelitian untuk 2. Sebaiknya mudah dicapai sekunder jika dipandang
mengembang ilmu kesehatan dengan kendaraan umum. perlu sesuai dengan SOP
secara umum dan ilmu (terletak di tempat strategis), standar yang disepakati.
kedokteran/gigi keluarga 3. Mempunyai bangunan yang b. Pasca pelayanan sekunder,
secara khusus. memadai, pasien segera dirujuk
13. Memberikan laporan kepada 4. Dilengkapi dengan sarana balik ke PKKT untuk
Dinkes setempat secara bekala. depo obat, air bersih, listrik pemantauan lebih lanjut.
14. Menjalankan sistem kendali dan komunikasi, Tata penyelenggara
mutu. 5. Mempunyai sejumlah tenaga pelayanan seperti ini harus
kesehatan yang telah lulus diperkuat oleh ketentuan
B. Wewenang Dokter/Dokter Gigi pelatihan KKT, yang diberlakukan dalam
dalam PKKT: 6. Mempunyai sejumlah tenaga skema Jamkesmas.
1. Menyelenggarakan Rekam pembantu klinik dan paramedis 14. Jejaring rujukan yang dapat
Medis yang memenuhi standar, telah lulus perlatihan khusus berupa:
2. Melaksanakan pendidikan pembantu KKT a. Dokter Spesialis yang
kesehatan bagi masyarakat, 7. Berbentuk praktek menyelenggarakan
3. Melaksanakan tindak berkelompok. pelayanan sekunder di
pencegahan penyakit, 8. Mempunyai izin yang praktek Dokter Spesialis,
4. Mengobati penyakit akut dan berorientasi kapitasi dan b. Puskesmas Rawat inap
kronik di tingkat primer, wilayah c. Rumah sakit rujukan,

40 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
Peranan PKKT dalam pada sub sistem pembiayaan sub sistem pelayanan kesehatan
JAMKESMAS kesehatan. Termasuk dalam dari orientasi kuratif ke
PKKT mempunyai peran yang masalah pada sub sistem pelayanan orientasi komprehensif dengan
strategis dalam penatalaksanaan kesehatan adalah; komersialisasi mengedepankan aspek promotif-
pelayanan kesehatan. Adapun pelayanan kesehatan, menurunnya preventif seimbang dengan
tujuan yang ingin dicapai adalah etos profesional serta pelanggaran kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang
suatu bentuk pelayanan kesehatan atas norma dan etika kedokteran. fragmentatif ke pelayanan yang
individu dan keluarga serta Sedangkan hal-hal yang termasuk integratif berjenjang,dengan tingkat
masyarakat yang bermutu namun dalam masalah pembiayaan primer sebagai ujung tombak, serta
terkendali biayanya dimana hal kesehatan adalah; tingginya tingkat perannya dalam penatalaksanaan
ini tercermin dari tata laksana inflasi kesehatan, perubahan pola sub sistem pembiayaan kesehatan
pelayanan kesehatan yang penyakit mengarah ke degeneratif yakni kesediaannya untuk menerima
diberikannya. dan kronis, pola pelayanan yang pembayaran secara prospektif yang
Keberhasilan penatalaksanaan fragmentatif, pola hubungan juga bermakna pengendalian biaya
pelayanan kesehatan yang dikenal dokter-pasien yang melonggar, pelayanan kesehatan. Konsep ini
sebagai Jamkesmas itu, pada dan mekanisme pembiayaan yang meletakkan peran PKKT yang sangat
dasarnya dipengaruhi oleh sejauh masih tunai, perseorangan dan “out penting sebagai PPK Jamkesmas
mana masalah pembangunan of pocket” yang sadar mutu dan sadar biaya
kesehatan itu dapat diatasi dan Dari konteks ini PKKT mempunyai pelayanan kesehatan.
ditata. Masalah dalam sistem posisi yang strategis dalam
kesehatan nasional pada dasarnya keberhasilan penatalaksanaan Rujukan
terdiri dari masalah pada sub sitem pembangunan kesehatan karena a. Bahan Rapat Penyusunan “Road
pelayanan kesehatan dan masalah perannya dalam penatalaksanaan Map” Pelayanan Kedokteran
Keluarga & Kedokteran Gigi
Keluarga, Bekasi, 19 – 22 April
2010
b. h t t p : / / p r e m a t u r e d o c t o r .
blogspot.com/2009/11/
konsep-dasar-dokter-keluarga.
html
c. http://www.aafpfoundation.
org/online/foundation/home/
programs/center-history.html
d. ICN (2002), Nurses Always
There For You : Caring For
Family, International Nurses day
: Geneva
e. Affara FA.(2003),ICN Framework
and core competencies for the
family nurse. ICN : Geneva
f. Modul-modul Asuhan
Keperawatan Keluarga di
rumah, Depkes, 2007

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 41
ragam

Anakku Tak Bisa Hidup


Tanpa Transfusi Darah
T
halasemia merupakan suatu kelainan darah yang lebih serius
bersifat genetik dimana kerusakan DNA akan akan terjadi bila
menyebabkan tidak optimalnya produksi sel sang pasangan
darah merah penderitanya serta mudah rusak sehingga juga merupakan
kerap menyebabkan anemia. Penyakit ini merupakan seorang pembawa
penyakit turunan. Jika suami atau istri membawa sifat sehingga lebih
(carrier) thalasemia, maka 25% anak mereka memiliki berpotensi
kemungkinan menderita thalasemia. melahirkan
Hal inilah yang dialami pasangan suami istri, anak dengan
Jamaludin (47thn) dan Imas (37thn) memiliki enam thalasemia mayor
keturunan yang menderita thalasemia. Kondisi ini yang nantinya
amat memprihatinkan, dimana empat anak mereka akan memerlukan
meninggal dunia dalam usia muda. Sedangkan anak transfusi darah
kelima, Sri Adriarti (10thn) harus bertahan untuk secara rutin
memperpanjang hidup dengan transfusi darah, selama hidupnya. Kamaludin dalam pangkuan ibunda
baginya darah ibarat nafas kehidupan, sama halnya Tindakan transfusi ini pun bukan merupakan
dengan Kamaludin (2,5thn), keduanya menjalani suatu terapi penyembuh namun hanya bersifat
perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. suportif dalam mengurangi gejala dan punya resiko
Dalam kesehariaanya suami istri yang menetap di menyebabkan penumpukan zat besi dalam tubuh pula,
Anak bungsu, Kamaludin dalam
Desa Tenjolaya, Kecamatan Cibadak Sukabumi hanya yang lebih lanjut bisa menyebabkan pembengkakan
pangkuan ibunya
bekerja sebagai buruh, tidak mampu mencukupi biaya hati dan limpa. Secara singkat, penjelasannya meliputi
pengobatan untuk anak mereka. keadaan hemoglobin yang mengandung zat besi (Fe).
Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia
Sekilas tentang Thalasemia akan mengakibatkan zat besi tertinggal di dalam
Penyakit thalasemia merupakan suatu kelainan tubuh dan bisa menumpuk dalam organ tubuh seperti
darah bersifat genetik dimana kerusakan DNA akan jantung dan hati dan lama kelamaan akan mengganggu
menyebabkan tidak optimalnya produksi sel darah fungsi organ lainnya, selain juga bisa akibat suplai
merah penderitanya serta mudah rusak sehingga kerap darah merah dari transfusi, dan ini menjadi penyebab
menyebabkan anemia. kematian utama dari penderita thalasemia, terutama
Pusat dari mekanisme kelainan ini terletak pada salah akibat penumpukan pada jantung.
satu gen pembentuk hemoglobin pada sel darah merah Selain berpotensi menghasilkan keturunan penderita
manusia, yang sekaligus juga berfungsi utama sebagai thalasemia mayor dan juga minor, pasangan pembawa
pengangkut oksigen. Terkait dengan sifat genetik yang gen ini juga berpotensi lebih besar dalam menghasilkan
diturunkan pendahulunya ini, dikenal istilah ‘thalasemia keturunan berupa thalasemia trait tadi, sehingga
trait’ (pembawa sifatnya). Sebagaimana orang-orang dikhawatirkan dapat menambah jumlah penderita
normal, individu-individu pembawa gen ini sama secara cukup pesat. Gejala thalasemia sendiri cukup
sekali tidak menunjukkan adanya suatu gejala. Masalah bervariasi tergantung dari derajat kerusakan gen yang

42 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
Respon Cepat
Adanya laporan yang masuk ke Pusat Tanggap
Respon Cepat (PTRC) Kementerian Kesehatan, membuat
Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH,
Dr. PH untuk segera mengambil langkah cepat dengan
menerjunkan tim investigasi, terdiri dari pengelola
PTRC Kemenkes; Kasubbag Humas Ditjen Bina
Pelayanan Medik, serta Perwakilan Pusat Jaminan dan
Pembiayaan Kesehatan.
Pada 20 Mei 2010, tim segera menuju Puskesmas
Cibadak Sukabumi, untuk meninjau kabar akhir dari
Tim investigasi Kementerian Kesehatan dalam kunjungannya ke Sukabumi keluarga Jamaludin. Disana tim menemui Kepala
terjadi seperti anemia dengan gejala tambahan pucat, Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Kabid
sulit tidur, lemas, kurang nafsu makan atau infeksi yang Promosi Kesehatan Dinkes Kab. Sukabumi, Pengelola
kerap berulang, kemudian juga jantung yang dipaksa Jamkesmas/ Jamkesda Dinkes Kab. Sukabumi, Kepala
bekerja lebih keras untuk memenuhi pembentukan Puskesmas Cibadak dan ibu imas.
hemoglobin, serta penipisan atau perapuhan tulang Seketika istri Jamaludin langsung menceritakan
karena sumsum tulang juga berperan penting dalam anak kelima sedang menjalani perawatan, pada 07
memproduksi hemoglobin tersebut. Mei masuk ruang bedah RS Pelabuhan, 12 Mei pindah
Pada tampilan yang khas, penderita thalasemia sering ke Ruang ICU di RS Pelabuhan karena jantungnya
memiliki batang hidung melesak ke dalam yang dikenal melemah, 15 Mei dirujuk ke Rumah Sakit Hasan
juga dengan istilah ‘facies cooley’ dan merupakan Sadikin Bandung, saat ini dalam kondisi jantung yang
salah satu tanda khas thalasemia mayor. Ada dua jenis masih lemah. Sama halnya dengan anak bungsu kami
thalasemia yang dikenal berdasarkan gejala klinis membutuhkan transfusi darah. Selama ini biaya kami
dan tingkatan keparahannya, yaitu thalasemia mayor ditanggung Jamkesmas sejak tahun 2008.
dimana kedua orang tuanya merupakan pembawa KunjunganTimuntukmemberikanmotivasi,semangat,
sifat, serta thalasemia minor dimana gejalanya jauh serta menyampaikan pesan bahwa Kementerian
lebih ringan dan sering hanya sebagai pembawa sifat Kesehatan siap membantu biaya perawatan selama di
saja. Pada thalasemia mayor gejala dapat muncul sejak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, dan akan terus
awal masa anak-anak dengan kemungkinan bertahan memperhatikan masyarakat, demi meningkatkan derajat
hidup terbatas. kesehatan yang merata. Imin/Dsy

Periksa Darah
Meski Thalasemia termasuk penyakit keturunan dan tak bisa disembuhkan, tapi penyebarannya dapat
dicegah. Apa saja yang bisa dilakukan?
1. Lakukan pemeriksaan darah ketika ibu sedang mengandung
2. Sebelum menikah, lakukan pemeriksaan, tak hanya darah tapi juga pemeriksaan lain. Pasangan
Thalasemia Minor yang menikah sesama Thalasemia Minor dapat menghasilkan anak dengan
Thalasemia Mayor.
3. Periksa darah anak yang baru lahir untuk memastikan darahnya.
4. Siapkan mental bagi orangtua. Dengan memeriksakan diri saat hamil dan mengetahui jika janin
mengalami Thalasemia Mayor, maka orangtua akan lebih siap menerima kondisi bayinya ketika lahir.
Sebab Thalasemia Mayor tak bisa bertahan hidup lebih lama.
5. Lakukan tranfusi darah rutin sekali sampai dua kali sebulan bagi Thalasemia Minor.

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 43
ragam

Diagnostik Invasif dan Intervensi


Non-Bedah di Pusat Jantung
Nasional Harapan Kita
Tim Unit Pelayanan Fungsional (UPF) Diagnostik Invasif dan Intervensi Non-Bedah

B
erdasarkan berbagai data survey kesehatan efektivitasnya. Intervensi non-bedah menyebabkan
di Indonesia, termasuk yang terakhir data dari masa rawat yang lebih singkat, rasa nyaman yang lebih
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, penyakit baik dan biaya yang lebih rendah selain efektivitas
jantung masih merupakan penyakit utama yang yang terbukti baik pada berbagai penelitian. Intervensi
menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di pada jantung dilakukan di ruang khusus yaitu ruang
Indonesia. Terdapat berbagai jenis penyakit jantung kateterisasi dengan bius local. Berikut ini akan
yang dapat dikelompokkan atas dasar struktur/bagian disampaikan berbagai jenis intervensi non-bedah yang
jantung yang terkena. Penyakit jantung koroner adalah dapat dilakukan di Pusat Jantung Nasional Harapan
penyakit yang diakibatkan oleh penyempitan pada Kita (PJNHK).
pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang
terletak di permukaan jantung dan berfungsi memberi Angiografi Koroner dan Intervensi Koroner
pasokan oksigen dan zat gizi untuk jantung. Penyakit Perkutan
jantung katup mengenai katup-katup jantung dapat Angiografi koroner (AK) adalah suatu tindakan
berupa penyempitan bukaan katup jantung atau diagnostik untuk mengetahui keadaan pembuluh
penutupan katup yang tidak sempurna sehingga koroner. AK atau sering disebut dengan kateterisasi
menimbulkan kebocoran. Aritmia adalah penyakit jantung merupakan pemeriksaan baku emas untuk
pada sistem listrik jantung. Penyakit jantung kongenital penyakit jantung koroner. AK dilakukan dengan cara
adalah kelainan struktur anatomi jantung yang dibawa memasukkan selang halus (disebut kateter) melalui
sejak lahir. Terdapat juga penyakit jantung yang secara pembuluh darah di pergelangan tangan (arteri radialis)
primer mengenai otot-otot jantung yang disebut atau di lipat paha (arteri femoralis) ke dalam jantung
kardiomiopati. Selain itu ada penyakit jantung yang dan pembuluh darah koroner. Dengan AK dapat dilihat
berkaitan dengan penyakit lain seperti infeksi, penyakit secara pasti adanya penyempitan, sumbatan atau
tiroid, diabetes melitus . berbagai kelainan lain pada pembuluh koroner.
Tatalaksana penyakit jantung berkembang dengan Intervensi koroner perkutan (IKP) adalah tindakan
pesat, baik yang bersifat medika-mentosa (obat- intervensi untuk memperbaiki penyempitan, sumbatan
obatan), intervensi maupun tindakan bedah. Intervensi atau kelainan lain pada pembuluh koroner. Perbaikan
pada penyakit jantung adalah suatu tindakan non- penyempitan atau sumbatan pembuluh koroner dapat
bedah yang dilakukan dengan cara pemakaian alat dilakukan dengan cara balonisasi dan pemasangan
medis tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh ring (stent). Kadang-kadang diperlukan alat-alat bantu
(khususnya jantung dan pembuluh darah). Alat yang canggih untuk mendapatkan hasil perbaikan koroner
dimasukkan ke dalam tubuh tersebut digunakan untuk yang memuaskan, seperti pemakaian ultrasonografi
memperbaiki berbagai kelainan di jantung baik yang intra-vaskular, pressure wire, pengeboran (rotablator),
bersifat anatomic maupun fungsional. Intervensi non- penyedotan gumpalan darah (angiojet), coiling dsb.
bedah pada penyakit jantung akhir-akhir ini semakin Semua teknologi canggih dalam tatalaksana IKP
luas digunakan dan diterima oleh kalangan medis tersebut telah tersedia di PJNHK.
maupun masyarakat luas, karena kepraktisan dan

44 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
penutupan defek bawaan seperti VSD, PDA dan ASD
yang kemudian mengalami peningkatan jumlah kasus
yang bermakna dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004
dilakukan intervensi dilatasi balon dan pemasangan
sten pada koarktasio aorta abdominal dengan hasil
yang sangat baik.
Penutupan VSD secara transkateter di PJNHK
A B C dengan menggunakan amplatzer occluder (AVSO)
yang sudah dilakukan sejak tahun 2006 hingga saat ini
Gambar 1. A. Menunjukkan pembuluh koroner sebanyak 7 kasus. Beberapa laporan kasus di luar negeri
kanan dan kiri yang terletak di permukaan luar menyebutkan bahwa terdapat beberapa komplikasi
jantung. Kotak kecil dan panah menunjukkan lokasi yang timbul dari pemasangan alat ini yaitu adanya
penyempitan yang diperlihatkan dengan angiogram blok atrioventrikular, yang menyebabkan para pioneer
koroner pada panel B (tanda panah). Pada panel C di bidang intervensi non bedah PJB memikirkan alat
diperlihatkan teknik IKP dengan pemasangan stent alternatif lain untuk penutupan defek VSD transkateter.
pada daerah yang menyempit tsb. Seiring dengan perkembangan teknologi yang
ada, PFM menciptakan suatu alat baru yang disebut
Intervensi non-bedah pada Penyakit Jantung nit occluder VSD yang terutama digunakan untuk
Bawaan penutupan VSD perimembran ataupun muskular,
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan meminimalisasikan komplikasi terjadinya blok
dengan kelainan pada struktur atau fungsi sirkulasi atrioventrikular. Penutupan secara transkateter dengan
jantung yang didapatkan sejak lahir. Kelainan terjadi menggunakan nit occluder diindikasikan terutama
akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan untuk VSD dengan ukuran defek kurang dari 8 mm
struktur jantung pada awal fase pertumbuhan janin. dan terutama pada anak dengan berat badan di atas
Secara umum PJB dapat dikelompokkan menjadi 10 kg, jarak dari annulus (cincin) aorta lebih dari 3
dua golongan besar yaitu biru (sianotik) dan tidak mm dan indeks resistensi paru kurang dari 4 wood
biru (non sianotik). Terdapat delapan jenis lesi yang unit. Sejak November 2009 Pusat Jantung Nasional
memiliki prevalensi tertinggi (80%) yaitu Ventricle berkerjasama dengan PFM telah berhasil melakukan
Septal Defect (VSD), Patent Ductus Arteriosus (PDA), intervensi penutupan VSD perimembran transkateter
Atrial Septal Defect (ASD), Tetralogy of Fallot (TOF), dengan nit occluder VSD sebanyak 10 kasus dengan
Stenosis Pulmonal, Koarktasio aorta, stenosis aorta dan hasil yang memuaskan tanpa timbulnya komplikasi blok
transposisi arteri besar (TGA). atrioventrikular, sedangkan 1 kasus lain tidak berhasil
Seiring dengan kemajuan yang dicapai dalam dipasang karena defek tidak ideal untuk pemasangan.
intervensi bedah, intervensi non bedah dalam
tatalaksana PJB juga mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Pusat jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK)
sebagai pusat rujukan nasional merupakan pelopor
intervensi non bedah secara transkateter pada PJB
pertama di Indonesia dengan melakukan pemasangan
koil untuk menutup PDA pada tahun 1996, diikuti
dengan prosedur Balon Atrial Septostomi (BAS) dan A B C
Balon Pulmonal Valvuloplasti (BPV) tahun1997. Pada Gambar 2. A. Amplatzer Ventricular Septa
tahun 2002 dengan masuknya alat Amplatzer occluder Occluder, B. Nit occluder VSD, C. Nit occluder yang
(AGA Medical Corp) di Indonesia dimulailah intervensi sudah terpasang untuk menutup VSD

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 45
ragam
Ablasi radiofrekuensi dan Pemasangan alat pacu jantung
Jantung secara spontan menghasilkan impuls listrik.
Kemampuan jantung dalam menghasilkan impuls listrik
merupakan salah satu fungsi jantung yang terpenting.
Impuls listrik ini akan mengatur serangkaian kontraksi
otot pada setiap detakan jantung. Pola dan waktu
pembentukan impuls listrik menentukan irama jantung
yang terjadi. Keteraturan irama jantung dimungkinkan A B
dengan adanya suatu sistem listrik yang unik di dalam Gambar 3. A. Pemasangan alat pacu jantung
jantung, yang terdiri dari generator dan jaringan permanen. B. Ablasi pada aritmia kompleks (AF)
transmisi memakai sistem pemetaan 3 dimensi (sistem Carto).
Gangguan sistem listrik jantung yang normal
disebut aritmia kordis. Arirmia terdiri dari beberapa Layanan baru di bidang intervensi non-bedah
tipe yaitu (1) bradiaritmia, irama jantung yang terlalu Belum lama berselang UPF Diagnostik Invasif
lambat (< 60x/menit) , (2) takiaritmia , irama jantung dan Intervensi Non-bedah PJNHK memperkenalkan
yang terlalu cepat (> 100x/menit), (3) adanya detak dua jenis layanan baru untuk memperluas layanan
jantung tambahan, (4) impuls listrik dari area yang kesehatan jantung bagi masyarakat Indonesia, yaitu
abnormal. Aritmia bisa terjadi dengan keluhan atau ablasi septal dan penanaman sel punca (stem cell).
tanpa keluhan . Beberapa keluhan yang dirasakan bila Ablasi septal diindikasikan bagi penderita
terjadi aritmia adalah berdebar, pusing, rasa seperti hypertrophic cardiomyopathy (HCM), yaitu penyakit
melayang, rasa lemah/lemas, sesak nafas, nyeri dada, jantung yang ditandai dengan penebalan berlebihan
atau bahkan pingsan. Hal ini dapat terjadi beberapa A
bilik jantung kiri khususnya bagian septal/sekat.
detik, menit, jam, atau bahkan berhari-hari. Aritmia Penebalan sekat menyebabkan hambatan pengeluaran
dapat terjadi pada jantung yang normal atau jantung darah saat jantung memompa. Penyakit ini cukup sering
yang sudah mengalami penyakit. ditemukan yaitu 1/500 orang dan bersifat fatal karena
Bradiaritmia dapat diatasi dengan pemasangan sering menimbulkan kematian jantung mendadak.
alat pacu jantung, sedangkan takiaritmia dapat Dengan ablasi septal maka hambatan pengeluaran
disembuhkan dengan tindakan ablasi. Saat ini alat pacu darah dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga
jantung semakin canggih sehingga tidak hanya dipakai keluhan berkurang dan kualitas hidup lebih baik.
pada bradiaritmia tetapi juga sangat berguna pada Penanaman sel punca di PJNHK saat ini baru
terrapin gagal jantung fase lanjut (dengan memasang ditujukan bagi penderita gagal jantung akibat penyakit
CRT= cardiac resynchronization therapy), atau untuk jantung koroner yang tidak membaik dengan modalitas
mencegah kematian mendadak pada takiaritmia terapi yang ada. Kegiatan ini masih bersifat penelitian.
yang mengancam jiwa (dengan memasang ICD = Walaupun demikian hasil-hasil yang diperoleh sangat
implantable cardioverter defibrillator) optimis untuk dalam waktu dekat diterapkan secara
Ablasi aritmia merupakan prosedur yang cukup luas. Terjadi peningkatan kualitas hidup yang sangat
aman, efektif dan mempunyai angka keberhasilan bermakna dan keluhan yang sangat berkurang pasca
yang cukup besar. Tindakan ablasi saat ini umumnya penanaman sel punca. Di PJNHK digunakan teknik
menggunakan gelombang radiofrekuensi yang penanaman secara retrograd ke dalam jantung
dihantarkan melalui kateter untuk menetralisir sel-sel sehingga meningkatkan tingkat keberhasilanya.
jantung yang menyebabkan terjadinya takiaritmia. Disusun oleh Tim UPF DI-INB PJNHK
1.Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K)
Tindakan ablasi dapat dilakukan secara konvensional 2.dr. Doni Firman, SpJP(K)
3.dr. Dicky A Hanafy, SpJP
atau memakai teknik pemetaan 3 dimensi (Carto) untuk 4.dr. Lylyasari Octaviani, SpJP
takiaritmia yang kompleks.

46 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam

Pemeriksaan Laboratorium
Untuk Petanda Tumor
Oleh dr. Lyana Setiawan, Sp.PK

P
etanda tumor adalah zat yang ditemukan dalam
darah, urin atau jaringan tubuh yang kadarnya
meningkat pada kanker. Terdapat banyak jenis
tumor marker, yang masing-masing menunjukkan
suatu proses penyakit tertentu, dan petanda tumor ini
digunakan dalam bidang onkologi untuk membantu
mendeteksi adanya kanker.
Idealnya petanda tumor hanya positif pada pasien
dengan keganasan, berkorelasi dengan stadium dan
respon terhadap pengobatan serta mudah diukur.
Sayangnya belum ada petanda tumor yang memenuhi
kriteria ideal ini.
Petanda tumor dapat merupakan produk dari sel
kanker yang mungkin adalah suatu unsur yang normal pada pasien; (4) memantau perjalanan penyakit pada
tetapi diproduksi berlebihan oleh tumor, atau produk pasien dalam remisi atau selama mendapatkan terapi
dari tubuh sebagai respon terhadap adanya kanker. pembedahan, radiasi atau kemoterapi.
Secara umum, petanda tumor dapat digolongkan Pemeriksaan skrining adalah cara untuk mendeteksi
menjadi 2 kelompok, yaitu petanda tumor yang spesifik kanker secara dini, sebelum timbul gejala. Syarat
untuk kanker dan petanda tumor yang spesifik untuk untuk suatu pemeriksaan skrining yang baik adalah
jaringan. Petanda tumor yang spesifik untuk kanker mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
dikaitkan dengan keberadaan jenis jaringan kanker Sensitivitas adalah kemampuan suatu pemeriksaan
tertentu, misalnya CEA yang diproduksi oleh kanker untuk mengidentifikasi orang yang menderita suatu
saluran cerna, payudara dan paru. Petanda tumor jenis penyakit tertentu, sedangkan spesifisitas adalah
ini tidak dapat digunakan untuk diagnosis, tetapi dapat kemampuan pemeriksaan untuk mengidentifikasi
berguna untuk pemantauan. Contoh lainnya petanda orang yang tidak menderita penyakit tersebut. Saat
spesifik kanker adalah Ca 19-9 dan Ca-125. ini, belum ada petanda tumor yang memenuhi syarat
Petanda tumor yang spesifik untuk jaringan dikaitkan untuk digunakan sebagai alat skrining kanker, baik
dengan jaringan tertentu yang terkena kanker. Jenis pada populasi normal maupun resiko tinggi, karena
petanda tumor ini mungkin meningkat pada keadaan kurangnya sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan.
bukan kanker, tetapi jika meningkat menunjukkan Fungsi lain dari petanda tumor adalah untuk
kelainan pada jaringan yang bermasalah, misalnya PSA membantu dalam diagnosis kanker. Seringkali petanda
yang spesifik untuk prostat. tumor secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk
Petanda tumor dapat digunakan untuk: (1) skrining mendiagnosis kanker karena :
populasi sehat atau populasi beresiko tinggi untuk (1) Dapat terjadi peningkatan palsu pada kondisi
melihat adanya kanker; (2) mendiagnosis kanker bukan keganasan. Ini disebabkan karena banyak
atau jenis kanker tertentu; (3) menentukan prognosis petanda tumor merupakan protein, yang bukan

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 47
ragam
hanya dihasilkan oleh sel kanker tetapi juga oleh B. Carcinoembryonic Antigen (CEA)
sel normal, misalnya CA-125 juga dapat meningkat CEA adalah suatu protein yang ditemukan pada
pada endometriosis dan asites. banyak jenis sel tetapi dikaitkan dengan tumor dan
(2) Ada jenis petanda tumor yang meningkat pada janin yang sedang berkembang. CEA diperiksa dalam
lebih dari satu jenis kanker, misalnya peningkatan darah, dan kadarnya pada orang dewasa adalah <5
CEA ditemukan pada berbagai keganasan saluran ng/ml. CEA merupakan salah satu antigen onkofetal
cerna. pertama yang ditemukan dan dipergunakan secara
(3) Kadar petanda tumor tidak selalu meningkat pada klinis. Antigen ini merupakan glikoprotein yang terdapat
semua orang dengan kanker, khususnya pada pada membrane plasma sel tumor dan dilepaskan ke
stadium awal. dalam darah.
Kegunaan petanda tumor yang lebih penting Walaupun CEA pertama kali ditemukan pada kanker
khususnya adalah untuk menentukan prognosis, kolon, kadar CEA darah yang tinggi tidak spesifik untuk
karena kadar petanda tumor dapat memberikan kanker kolon atau keganasan secara umum. Kadar
gambaran mengenai stadium penyakit pada saat CEA meningkat pada berbagai jenis kanker, termasuk
diagnosis dan adanya petanda tumor tertentu dapat kanker pankreas, lambung, paru dan payudara.
memperkirakan respon terhadap pengobatan. Jika Peningkatan kadar CEA juga ditemukan pada keadaan
dilakukan pemeriksaan petanda tumor secara serial lain seperti sirosis, penyakit radang usus (inflammatory
selama pengobatan, kadar yang menurun atau bowel disease), penyakit paru kronik dan pankreatitis,
kembali ke kadar normal menunjukkan respon yang bahkan pada perokok (19%) atau populasi normal (3%),
baik terhadap pengobatan, sedangkan kadar yang sehingga tidak dapat digunakan untuk diagnosis.
meningkat menunjukkan perburukan. CEA juga tidak dapat digunakan untuk skrining
Berikut ini, akan dibahas beberapa jenis petanda karena banyaknya positif palsu, tetapi CEA mempunyai
tumor yang paling sering digunakan di klinik. nilai prognostik untuk pasien dengan kanker kolon
karena kadar CEA pra-operasi berkorelasi positif
A. Prostate-specific Antigen (PSA) dengan stadium dan berkorelasi negatif dengan
PSA merupakan pemeriksaan petanda tumor ketahanan hidup bebas penyakit. Selain itu, CEA
yang paling sering diperiksa untuk skrining adanya digunakan untuk memantau kekambuhan. Pemeriksaan
keganasan pada prostat. PSA secara normal terdapat CEA untuk pemantauan kekambuhan harus dilakukan
dalam kadar rendah pada semua pria dewasa (N: 0-4 minimal tiap 3 bulan. Peningkatan CEA di atas nilai awal
ng/ml). Petanda ini spesifik untuk jaringan prostat, harus dipastikan karena merupakan petunjuk untuk
tetapi tidak spesifik untuk kanker, dan kadarnya dapat melakukan operasi ulang.
meningkat pada keadaan seperti peradangan prostat, CEA berguna untuk memantau keberhasilan
pembesaran prostat jinak dan kanker prostat. PSA juga pengobatan. Biasanya kadarnya kembali normal
meningkat sejalan usia dan bervariasi menurut ras. dalam 1-2 bulan setelah pembedahan, tetapi jika tetap
PSA sangat sensitif untuk kanker prostat. Peningkatan meningkat dapat menunjukkan masih adanya penyakit.
PSA berkorelasi dengan stadium dan besarnya tumor. Selain pada kanker kolon, CEA juga dapat digunakan
PSA juga dapat memprediksi kekambuhan dan respon untuk memantau perjalanan penyakit atau responn
terhadap pengobatan. Di samping itu, PSA juga terhadap terapi pada kanker payudara, paru, pankreas,
mempunyai nilai prognostic, dimana pasien dengan lambung dan ovarium.
kadar PSA yang sangat tinggi sebelum pembedahan
kemungkinan akan mengalami relaps. Kombinasi PSA C. Alpha Fetoprotein (AFP)
dengan pemeriksaan rectum merupakan metode yang Alpha-fetoprotein adalah protein janin normal yang
baik untuk mendeteksi kanker prostat. disintesis oleh hati, kantung kuning telur dan saluran
cerna. AFP merupakan bagian utama dalam plasma

48 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam

Nilai rujukan spesifik usia untuk PSA serum [ng/ml]


Kisaran usia (th) Kulit hitam Kaukasia Asia
40 - 49 0.0 - 2.0 0.0 - 2.5 0.0 - 2.0
50 - 59 0.0 - 4.0 0.0 - 3.5 0.0 - 3.0
60 - 69 0.0 - 4.5 0.0 - 4.5 0.0 - 4.0
70 - 79 0.0 - 5.5 0.0 - 6.5 0.0 - 5.0

darah janin, tetapi kadarnya turun dengan cepat setelah Karena prevalensi kanker ovarium rendah,
lahir, dan pada orang dewasa kurang dari 10 ng/ml. pemeriksaan ini tidak dapat digunakan secara tersendiri
AFP berperan penting dalam diagnosis kanker untuk skrining.
hati dan dapat berguna untuk skrining kanker hati,
khususnya pada populasi beresiko tinggi. Selain kanker F. Ca 19-9
hati, AFP merupakan petanda untuk kanker sel benih Ca19-9 adalah antibody monoklonal yang dihasilkan
(germ cell carcinoma). terhadap suatu galur sel kanker kolon. Kadarnya
AFP meningkat juga pada kehamilan normal atau meningkat pada 21-42% kasus kanker lambung, 20-
penyakit hati jinak (hepatitis, sirosis). Peningkatan kadar 40% kasus kanker kolon dan 71-93% kanker pankreas.
AFP pada keadaan bukan kanker umumnya kurang dari
500 ng/ml. Dengan demikian, AFP merupakan petanda Penutup
yang mempunyai nilai diagnostik dan berguna dalam Walaupun saat ini belum ditemukan petanda tumor
pemantauan terapi. yang ideal, akan tetapi pencarian petanda tumor
terus berkembang. Dalam praktek saat ini, petanda
D. Ca 15-3 tumor digunakan untuk membantu diagnosis, menilai
Ca 15-3 adalah antigen yang digunakan untuk prognosis serta memantau perjalanan penyakit dan
memantau aktivitas penyakit pada kanker payudara. respon terhadap pengobatan. Jika digunakan dalam
Peningkatan kadar Ca 15-3 ditemukan pada 60- kombinasi dengan berbagai pemeriksaan, baik
80% kasus kanker payudara metastatik dan kadarnya pemeriksaan fisik maupun pencitraan, maka petanda
sebanding dengan perjalanan penyakit dan respon tumor akan meningkatkan nilai diagnostik.
terhadap terapi,
Kepustakaan
E. Ca-125 1. Fleisher M, Dnistrian AM, Sturgeon CM, Lamerz R,
Ca-125 adalah antigen yang ditemukan pada 80% Wittliff JL. Practice Guidelines and recommendations
karsinoma ovarium non-musinosa. Petanda ini sering for use of tumor markers in the clinic. In: Diamandis
meningkat pada pasien dengan kanker ovarium dan EP, Fritsche HA, Lilja H, Chan DW, Schwartz MK
kadarnya mengikuti perjalanan penyakit serta respon (eds). Tumor Markers. Physiology, Pathobiology,
terhadap terapi pembedahan atau kemoterapi. Technology and Clinical Applications. AACC Press,
Selain pada kanker ovarium, kadar Ca-125 juga Washington, 2002: 33-63
meningkat pada kanker endometrium, pankreas, 2. Tumor Markers; AFP, HCG, CA-125. Available from
paru, payudara dan kolon, serta pada menstruasi, : http://www.tc-cancer.com/tumormarkers.html
kehamilan, endometriosis, kelainan ginekologik dan 3. Manisha Bhutani, Amish Vora and Vinod Kochupillai.
non-ginekologik lain. Role of tumor markers and recent advances in
Cancer Diagnosis.

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 49
ragam

RSUP Dr. Kariadi Semarang


Sebagai Pusat Rujukan Nasional Bedah Epilepsi
“Andaikata Otak dianggap sebagai Pusat Komputer yang
Secara elektronik mengendalikan seluruh aktivitas badan kita, serangan kejang
pada epilepsi adalah wujud lepasnya muatan listrik secara bersamaan dan tidak
terprogram dari sekumpulan sel-sel otak atau dari seluruh otak”

Prof. Dr. dr. Zaenal Muttaqin, SPBS (Bagian Bedah Syaraf RSUP Dr. Kariadi Semarang)

L
epasnya muatan listrik secara tidak ada 1,5 juta ODE. Diantara mereka, 440.000 orang akan
terkontrol ini adalah kejang-kejang yang mengalami refrakter, dan sekitar setengahnya 220.000
bias dimulai dari lengan atau tungkai ODE akan memperoleh penyembuhan melalui Bedah
kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Epilepsi.
Bila kejang juga mengenai otot-otot Semenjak satu dasa warsa, RSUP Dr. Kariadi
pengunyah di sekitar mulut, kelenjar liur pun seperti Semarang telah melakukan bedah epilepsi. Kali
diperah sehingga isinya keluar berupa buih/busa di pertama pada bulan Juli 1999, dan jumlah ODE yang
mulut, yang kadang-kadang disertai darah akibat lidah dioperasi meningkat setiap tahunnya, mencapai
yang tergigit. sekitar 35-47 orang per tahun. Hingga akhir Desember
Anggapan bahwa epilepsi dapat ditularkan melalui 2009, bedah epilepsi telah dilakukan pada 238 ODE
buih/busa di mulut, jauh dari kebenaran. Setelah refrakter, dan terbanyak adalah kasus Epilepsi Lobus
seluruh otak melepaskan muatan listriknya, untuk sesaat Temporalis (ELT), sebanyak 212 kasus. Kemajuan dan
sel-sel tersebut akan kehabisan energi dan mengalami hasil yang telah dicapai dalam upaya menjadikan RSUP
kelelahan yang wujudnya adalah penderita tak sadar, Dr. Kariadi Semarang sebagai Pusat Rujukan Nasional
lelah/lemas untuk sementara. Secara medis, keadaan Bedah Epilepsi.
itu disebut paralise todd. Inilah proses terjadinya RSUP Dr. Kariadi Semarang sejak Februari 2000
epilepsi. memiliki alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang
Seseorang baru boleh dinyatakan sebagai cukup baik dengan kemampuan mendeteksi kelainan
orang yang hidup dengan epilepsi (ODE), segala otak setara dengan alat MRI yang ada di Singapura dan
konsekuensinya bila telah dibuktikan bahwa pada Australia. Sedangkan alat Elektroensefalogram (EEG)
tubuh atau otak orang itu tidak ada penyebab kejang yang bak dan memenuhi syarat untuk evaluasi lanjutan
lain yang bisa dihilangkan/disembuhkan. pasien epilepsy
Bentuk serangan epilepsi tidak selalu berupa gejala Sebagian dari ODE ada yang memerlukan
kejang-kejang. Pada anak-anak misalnya, lebih banyak pemeriksaan lanjutan dengan peralatan yang lebih
terdiam atau bengong sesaat kemudian sadar lagi. canggih dan rumit, khususnya untuk memastikan lokasi
Mulut yang tiba-tiba komat-kamit di luar kehendak, pusat kejang dan kedekatannya dengan fungsi bicara/
atau tangan/kaki yang bergerak-gerak sendiri pada memori bahasa, yang diperlukan radioisotope/bahan
pasien yang tetap sadar atau seseorang yang tiba-tiba radiofarmaka yaitu pemeriksaan SPECT atau Single
terjatuh dan tak sadar sesaat, juga merupakan bentuk Photon Emission CT.
epilepsi. Guna menilai hasil-hasil dari tindakan bedah,
Angka prevalensi 0,5-0,6%, di Indonesia diperkirakan dilakukan evaluasi angka bebas kejang pada 106 ODE

50 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
yang telah melewati tenggang keputusan untuk bedah epilepsi refrakter menjalani bedah epilepsi.
waktu 24 bulan pasca operasi. dilakukan berdasarkan hasil MRI. Meskipun harus menunggu selama
Secara keseluruhan 70,75% ODE Jadi terdapat sekitar 42% ODE 15 tahun, mereka cukup beruntung
pasca operasi bisa mencapai refrakter sulit, yang letak fokus bila dibandingkan dengan puluhan
keadaan bebas kejang, dan sisanya epilepsinya tidak terlihat pada ribu ODE lain yang bahkan tidak
memperoleh kebaikan dalam MRI serta memerlukan beberapa pernah dengar tentang bedah
pelbagai tingkatan dari bedah pemeriksaan lain yang cukup epilepsi. Di sisi lain, obat-obatan
epilepsi ini. Tetapi bila dilihat dari rumit, antara lain rekaman EEG saat anti-epilepsi baru yang amat mahal
kelompok usia saat di operasi, ODE mengalami serangan kejang, telah dipasarkan dan dipublikasikan
ternyata angka bebas kejang ini sampai rekaman EEG intrakranial secara besar-besaran melalui
jauh lebih tinggi pada ODE yang (langsung dari permukaan otak), banyak pertemuan kedokteran,
dioperasi saat usianya kurang dari dan pemeriksaan Positron Emission padahal hasil bebas kejang terbaik
25 tahun (75,4% vs 66,04%), dan Tomography (PET) scan. yang dicapai OAE baru tersebut
yang lama sakitnya kurang dari 10 Dari 50 juta ODE di seluruh cuma sekitar 16%, sedangkan
tahun (78,72% vs 64,40%). Jadi dunia, 90% berada di negara- bedah epilepsi menghasilkan
bedah epilepsi bukanlah sebagai negara berkembang dengan bebas kejang sekitar 70-90%.
pilihan terakhir apabila semua kepadatan penduduk yang Mengingat banyaknya ODE
bentuk pengobatan lain telah tinggi. Ironisnya, hanya 26 dari refrakter yang bisa memperoleh
gagal, melainkan pilihan terbaik 142 negara berkembang yang kebaikan melalui Bedah Epilepsi,
untuk jenis-jenis epilepsi tertentu sudah memiliki program bedah diperlukan pusat-pusat pelayanan
Guna mencegah keadaan refrakter epilepsi ini. Evaluasi yang sudah kesehatan rujukan yang mampu
yang bisa merusak masa depan.Hasil dilakukan di India dan Thailand, memberikan pelayanan ini. Untuk
terbaik bedah epilepsi ini diperoleh serta di Indonesia (Semarang) pulau Jawa, setidak-tidaknya
pada kasus ELT yang foto MRI nya membuktikan bahwa program dibutuhkan 5 (lima) pusat pelayanan,
memperlihatkan adanya kelainan bedah epilepsi bisa mencapai dan satu pusat pelayanan untuk
pada satu hippokampusnya, hasil yang amat baik meskipun setiap pulau besar lainnya.
Angka bebas kejang pada ODE ini dilakukan di negara-negara dengan Perangkat keras yang dibutuhkan
mencapai lebih dari 90%, sehingga sumber daya yang terbatas. Tidak adalah rumah sakit dengan fasilitas
tindakan bedah epilepsi dianjurkan adanya fasilitas bedah epilepsi pelayanan Bedah Saraf Mikro
dilakukan lebih awal sebelum menjadi alasan utama kurangnya (Microneurosurgery), tentu saja
timbulnya kondisi refrakter. pemahaman di kalangan tenaga dibutuhkan tenaga spesialis bedah
Usaha untuk mengembangkan medik, bahkan para dokter, tentang saraf yang memang sudah terlatih
bedah epilepsi di Semarang ini bisa manfaat bedah epilepsi. Kurangnya untuk melaksanakan operasi
dibagi jadi 2 tahap. Selama 5 tahun pengertian serta tidak adanya epilepsi. Selain itu diperlukan
pertama (2000-2004), keputusan kesempatan untuk secara langsung seorang Spesialis Saraf yang
untuk melakukan operasi (56 kasus bertemu dengan ODE pasca-bedah mendalami epilepsy. Pusat-pusat
ODE refrakter) hanya didasarkan menimbulkan rasa khawatir dan pelayanan bedah epilepsi primer ini
atas hasil foto MRI, artinya operasi rasa takut yang berlebihan tentang harus mampu melakukan tindakan
hanya dilakukan pada ODE operasi epilepsi. Hal ini akan operasi pada jenis epilepsi refrakter
refrakter sederhana, dengan fokus berujung pada keengganan untuk yang terbanyak yaitu Epilepsi Lobus
epilepsi yang bisa diketahui dari merujuk ODE refrakter. Data dari Temporalis (ELT).
foto MRI. Pada 5 tahun berikutnya 238 ODE pasca bedah di Semarang Untuk kepentingan ini, semua
(2005- 2009), hanya 58% (dari memperlihatkan tenggang waktu rumah sakit yang berencana
156 kasus ODE refrakter) yang rerata sekitar 15 tahun sebelum ODE menjadi pusat bedah epilepsi

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 51
ragam
primer tersebut harus menunjuk Pusat Rujukan Nasional Bedah umum di daerah/pedesaan. Selain itu,
dokter spesialis bedah sarafnya Epilepsi. Kehadiran rumah sakit yang perlu sekali upaya pendidikan bagi
untuk mengikuti semua kegiatan mampu melakukan bedah epilepsi masyarakat agar memahami epilepsi
bedah epilepsi di RS Dr. Kariadi yang tersebar banyak propinsi ini secara benar dan tidak boleh lagi
Semarang. Di sisi lain, RS Dr. Kariadi diharapkan akan dapat menjangkau ada pandangan atau perlakuan yang
dengan pengalaman bedah sebagian besar dari 440 ribu ODE salah terhadap penyandang epilepsi.
epilepsi selama satu dasa warsa, refrakter yang ada di negeri ini, dan Terpenting adalah pencegahan
dan kemampuan menangani ODE ini akan membuat sekitar setengah epilepsi harus dimulai secara dini.
refrakter yang sulit dalam lima tahun dari mereka menjadi bebas kejang Untuk, RSUP Kariadi Semarang
terakhir, sudah harus melengkapi dan meningkat kualitas hidupnya. teruslah mengembangkan Pusat
diri dengan pelbagai peralatan Mengingat jumlah penyandang Layanan Epilepsi guna memberikan
diagnostik maupun tenaga spesialis epilepsi cukup banyak, diperlukan pelayanan paripurna/komprehensif
yang diperlukan untuk menjadi kerjasamaberlanjutantaraparadokter bagi para ODE.

Tips Peran Ayah Dalam Pertumbuhan Anak


Hasil riset dan para psikologi banyak kemungkinan melakukan Luangkan waktu 5 menit
yang menyatakan bahwa peran ayah kegiatan semacam itu pada saja untuk mendengarkan
sangat penting dalam pertumbuhan bulan-bulan selanjutnya. celotehannya dan
seorang anak. Ikatan emosional antara Bagi keluarga yang mengerti betul isi cerita
ayah dan anak, ditentukan salah satunya mendapatkan pertolongan itu.
oleh interaksi antara ayah dan anak dari nenek atau saudara 6. Komunikasi yang
itu sendiri. Interaksi yang baik antara lainnya, usahakan lah jangan baik
anak dan ayah ini, dikatakan sangat sampai menganggu porsi sang Bila Anda dinas luar atau
mempengaruhi kecerdasan emosional ayah dalam ikut aktif merawat tinggal terpisah berjauhan
seorang anak yang membuatnya bayi. Give him the space. dengan anak Anda, usahakan lah
tumbuh menjadi sosok dewasa yang 3. Bermain bersama tetap menjalin komunikasi dengan baik,
berhasil. Bagaimana seorang ayah Ketika bayi Anda makin beranjak melalui telepon atau chatting internet.
yang sibuk bekerja di luar tetap bisa usia, lewatkan waktu bersama untuk Tunjukkan perhatian Anda, rasa sayang
mempererat dan menjalin ikatan bermain,membaca buku atau melakukan Anda melalui telepon, sms atau melalui
emosional ini? aktivitas yang menyenangkan bagi surat.
Di bawah ini adalah tips-tips bagi bayi Anda yang mulai merangkak, 7. Percayai anak Anda dan berikan
Seorang Ayah : mulai belajar berbicara atau berjalan. kebebasan
1. Persiapkan diri Anda sedini Ciptakanlah permainan-permainan Jadilah seorang ayah yang
mungkin sejak istri Anda hamil yang menggairahkan, yang digemari memberikan kebebasan dan dapat
Mengikuti persiapan persalinan seperti kuda-kudaan, pesawat terbang mempercayai anak Anda. Kepercayaan
berupa senam, membaca buku bersama atau sembunyi sembunyian. Anda akan menjadikan dia tumbuh
mengenai kehamilan, cara merawat 4. Terlibat dalam kehidupan sosial menjadi anak yang percaya diri dan
bayi atau berbelanja bersama untuk anak Anda mandiri. Janganlah mendikte dia
menyambut kelahiran sang bayi. Bila Ketika anak Anda mulai beranjak untuk melakukan A. Tapi cobalah
memungkinkan temanilah istri Anda usia sekolah, dia akan memulai memberikan dia pilihan, misalnya
dalam persalinan. Melihat langsung kehidupan sosial yang baru. Usahakan Arif mau A atau mau B? Dan tetaplah
perjuangan istri Anda, dan detik-detik terlibat dalam kehidupan sosial anak membuka kemungkinan pilihan lain
terdengarnya tangisan bayi yang lahir Anda, dengan mengenali misalnya selama pilihan itu tidak bertentangan
ke dunia ini, akan menambahkan rasa nama teman-temannya, dengan siapa dengan hal prinsip.
sayang dan kasih Anda baik kepada dia bergaul, aktivitas yang dia lakukan 8. Penuhilah sesuai kebutuhannya
istri maupun anak Anda. bersama temannya atau nama guru TK/ Bertambah dewasa seorang anak,
2. Ikut aktif merawat bayi SD nya. akan semakin bertambah kebutuhannya,
Sedari awal menjelang kelahiran, 5. Jadilah pendengar yang baik semakin beragam dan variatif. Jangan
cobalah ikut aktif merawat bayi Anda. Kesibukan kerja terkadang membuat Anda paksakan dan menganggap dia
Salah seorang peneliti menemukan Anda mengabaikan cerita-cerita anak masih kecil sehingga memperlakukan
bahwa para ayah yang mulai mengganti Anda. Berikan keseimbangan antar sebagai seorang bayi.
popok, memandikan, dan mengasuh kerja dan keluarga, atau usahakan (berbagai sumber)
bayi mereka sejak dini, akan besar jangan membawa pekerjaan ke rumah.

52 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam

Promosi dan Pengembangan Pusat Rehabilitasi


Rumah Sakit DR.Tajuddin Chailk Makassar
a. Banyaknya penderita Kusta di provinsi lain 1
Kalimantan, NTT, NTB dan lain-lain
b. Provinsi penyakit Kusta cukup tinggi di Sulawesi
Selatan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada
umumnya.

Pada rapat konsultasi direktorat Rumah Sakit. di


Rektorat pelayanan medic di Semarang di putuskan
bahwa di Indonesia dianggap perlu membagi daerah
AWAL : Rumah Sakit Kusta berdiri pada tahun 1984 binaan R umah Sakit Kusta di tiga Wilayah
s/d 1987 didirikan berdasarkan Instruksi Menteri • Rumah Sakit Sungai Kundur Palembang, membina
Kesehatan pelayanan medik dan direktorat Jenderal daerah seluruh Sumatra dan Kalimantan Barat.
pemberantasan penyakit menular sedangkan yang • Rumah Sakit Kusta di Sitanala Tangerang, membina
sekarang sudah berkembang dengan adanya daerah Jawa, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan
pelayanan umum dan rehabilitasi medic sehingga Timur, Kalimantan Tengah, NTB, NTT.
bertambahnya pelayanan medic yaitu dokter umum
dan spesialis lainnya antara lain : Rumah Sakit Makassar berkembang menjadi
Dalam kurun waktu yang terbilang panjang jumlah beberapa daerah seperti sebagai berikut
separuh nya Rumah Sakit Kusta Makassar bersikap 1. Provinsi Sulawesi Selatan.
lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan yang • leprosarium Lerang Kab Bone
berkembang di masyarakat dan memiliki kemampuan • leprosarium Lauleng Kota Pare-Pare
untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik • leprosarium Batu Leleng Madya Kabupaten Tana
sesuai tuntunan organisasi masa kini maupun masa Toraja
mendatang. • leprosarium Toppoe Kabupaten Majenne
Dimulai dengan prakarsa Menteri kesehatan tahun • leprosarium Kalang-Kalang Kota Palopo
1980 dan menginstruksikan kepada direktur Jenderal • leprosarium Laringgi Kabupaten Soppeng
pelayanan medic dan direktorat pemberantasan • leprosarium Tinco Kabupaten Wajo
penyakit menular berangkat ke Jepang untuk • leprosarium Landipokki Kabupaten Polmas.
memperoleh dana bantuan dari masyarakat memorial
Health Foundation pada waktu itu direncanakan Rumah 2. Provinsi Sulawesi Tengah
Sakit Kusta Makassar berkapasitas 100 tempat tidur Hanya usaha pengolahan di lapangan yang perlu
dengan rencana dana yang diperlukan Rp.1.000.000 perhatian dan dines kesehatan, dan Pemda setempat.
yang ternyata baru dapat dilegalisir tahun 1987
Adapun alasan menteri kesehatan perlunya 3. Provinsi Sulawesi Tengah
membangun Rumah Sakit Kusta Makassar adalah : Sejak Rumah Sakit Kusta Bau-bau ditutup, penderita

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 53
ragam

dipindahkan ke leprosarium bahwa yang perlu pelayanan cosmetic antara lain :


perhatian dan penanganan. 1. Pembuatan Kaki Palsu
Pada tahun 2001 Rumah Sakit Kusta pembina Ujung 2. Bedah Kosmetiok / Plastik
Pandang berubah nama menjadi Rumah Sakit Kusta
Regional Makassar, seiring dengan perubahan nama Rancangan pelaksanaan RS. DR. Tajuddin Chalik Pusat
kota madya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar. Rehabilitasi Medik diperkirakan tahun 2001
Pada awal Rumah Sakit Kusta Regional Makassar
didirikan, fasilitas tempat tidur Rumah Sakit sebanyak KEGIATANNYA :
100 tempat tidur dengan didukung oleh sumberdaya 1. Protesa, Fisioterapi, Okupasi Kerja dan Kegiatan
manusia sebanyak 96 orang.
Spesialis syaraf : Jamkesda, Jamkesmas Umum.
Spesialis THT : Jamkesda, Jamkesmas Umum, spuling
telinga, tenggorokan, hidung
Spesialis internal : pasien umum, jamkesmas, jamkesda,
kusta, penyakit dalam, dan paru (PPOM).
Pembuatan kaki palsu (Orthotic Prostatic) pembuatan
sepatu, sandal, kaki palsu.
Mata ; Operasi Katarak, pasang lensa, operasi
petrigium
PROMOSI : Pelayanan Promosi Dilakukan Dengan
menggunakan brosur, Liflet, Bina suasana dengan
dilakukan sesama petugas, penderita dan keluarga
serta ma syarakat umum. Program kegiatan
penyuluhan dilakukan baik di dalam Rumah Sakit
maupun diluar Rumah Sakit merupakan suatu proses
yang kompleks untuk memberikan pelayanan yang
prima dan di perlukan berbagai disiplin ilmu teknologi
yang mutakhir.
Pelayanan Rehabilitasi Medik di RS. DR. Tajuddin
Chalik Makassar akan mengarah menjadi pusat
Rehabilitasi Medik di Kawasan Indonesia Bagian Timur.
Bentuk -bentuk pelayanan Rehabilitasi Medik dan

54 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam

Penerapan Standar dan Pedoman Asuhan


Kebidanan di RS Ponek di
Prov. Kalimantan Timur dan Jawa Timur
Self Assessment, Peningkatan Kemampuan & Pembuatan Komitmen

K
ondisi pelayanan kesehatan di Indonesia adalah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
saat ini sangat memprihatinkan, terbukti bayi (AKB). AKI yang menurut SKRT 1995 adalah 373
dengan banyaknya keluhan masyarakat per 100. 000 kelahiran hidup, mengalami penurunan
yang terpampang hampir setiap hari di yang sangat lambat, yaitu 307 per 100. 000 kelahiran
media masa elektronik maupun cetak. hidup (SDKI 2002/2003). Angka ini 3 – 6 kali lebih
Kondisi ini mengindikasikan bahwa betapa parah dan besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih dari
rendahnya kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan di 50 kali dari angka di negara maju. Sedangkan AKB di
Indonesia dimanapun tempatnya. Meskipun pemerintah Indonesia, berdasarkan SDKI 1997 adalah 52 per 1000
dalam hal ini Kementerian Kesehatan, organisasi kelahiran hidup, menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup
profesi dan beberapa pihak terkait telah berupaya (SDKI 2002/2003). Dibanding negara ASEAN lainnya,
memperbaiki sistem pelayanan untuk meningkatkan AKB Indonesia masih 2 – 5 kali lebih tinggi.
kualitas pelayanan dan memperbanyak program yang Angka diatas menunjukkan bahwa kualitas kesehatan
sinergis yang bertujuan sama. Tetapi upaya ini tidak akan dalam hal ini pelayanan kebidanan di Indonesia sangat
berhasil bila tidak diikuti dengan komitmen yang tinggi jauh ketinggalan dibandingkan dengan negara-
dari para pelaku pelayanan untuk menjalankan sistem negara ASEAN yang lain. Pelayanan kebidanan yang
dan upaya-upaya/program tersebut. Akibat ketidak berkualitas ditentukan oleh beberapa faktor antara
berhasilan dari upaya/program yang dirasakan oleh lain, faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri.
masyarakat, sehingga menimbulan ketidak puasan. Faktor input dari pelayanan di antaranya meliputi
Dampak kualitas pelayanan kesehatan tercermin kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan prasarana,
pada indikator derajat kesehatan, yang salah satunya standar asuhan kebidanan, standar/pedoman lain

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 55
ragam
yang tersedia serta metode interpersonal dan penerapan Dampak dari output tersebut akan
yang disepakati, serta UU otonomi etika dan kode etik kebidanan. menciptakan kepuasan pelanggan,
daerah yang merubah pola Dalam mempertahankan kualitas dan menurunkan angka kesakitan
system kebijakan yang otomatis pelayanan kebidanan yang dan angka kematian ibu dan bayi.
akan berpengaruh pada proses terstandar perlu adanya proses Bila digambarkan dalam bagan
pelayanan kesehatan. bimbingan, monitoring, evaluasi penerapan standar dan pedoman
Faktor proses adalah suatu dan penghargaan bagi bidan manajemen asuhan kebidanan
kinerja dalam mendayagunakan sebagai tenaga kesehatan dalam adalah sebagai berikut :
input yang ada, dalam interaksi pelayanan kebidanan, sehingga Dari sistem diatas ternyata masih
antara bidan dan pasien, meliputi dapat menghasilkan Output ibu menunjukan adanya permasalahan
penampilan kinerja sesuai dan bayi yang aman, sehat, dengan dari setiap tahap. Masalah pada
dengan standar, hubungan trauma seminimal mungkin.

INPUT PROSES OUTPUT DAMPAK


1. SDM 1. Sosialisasi, Asuhan kebidanan • Ibu & bayi aman,
2. Fasilitas & Sarana Pembuatan terstandar sehat, dengan
Prasarana Komitmen, & Self trauma seminimal
3. Kebijakan Assessment Pencatatan asuhan mungkin
4. Standar Asuhan 2. Standardisasi kebidanan terstandar • Kepuasan
Kebidanan 3. Bimtek • Angka kesakitan
5. Standar yang 4. Evaluasi menurun
tersedia (SOP) • Angka kematian
6. Pedoman menurun
Manajemen
Asuhan Kebidanan

UMPAN-BALIK

sistem tersebut bila dilihat dari melalui pelatihan. Keperawatan dan Keteknisian Medik
salah satu pelaku pelayanan Hasil penelitian Pusdiknakes dengan WHO (2000) menunjukan;
kebidanan adalah bidan. Maka dengan WHO (1999) menunjukan; bahwa 70,9% tenaga bidan tidak
input terutama SDM, antara jumlah bahwa bidan tidak percaya pernah mendapat training dalam 3
dan distribusi secara nasional diri dalam melakukan asuhan tahun terakhir. Hasil kunjungan dari
belum mencukupi dan belum kebidanan karena tidak terampil, Subdit kebidanan dan perinatal
merata, di RS, Puskesmas, Klinik, hal ini merupakan dampak dari Direktorat keperawatan ke Rumah
Rumah Bersalin, dan Desa. Kualitas kesempatan praktek yang kurang Sakit dan Puskesmas di 5 Provinsi
pendidikannya hanya sebagian selama pendidikan, 80 % bidan (2004), ditemukan bahwa semua
kecil bidan yang sudah DIII, dan tidak pernah mengikuti pelatihan rumah sakit dan puskesmas belum
kurang mendapat kesempatan dalam 5 tahun terakhir. menerapkan Standar dan Pedoman
peningkatan kemampuan teknis Dari hasil penelitian Direktorat Asuhan kebidanan, kondisi tersebut

56 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
ragam
diatas sangat signifikan berdampak adalah adanya persamaan persepsi telah dilaksanakan di Provinsi
pada kualitas pelayanan. terhadap Standar dan Pedoman Kalimantan Timur (RS A. Wahab
Tujuan Kegiatan Penerapan Asuhan Kebidanan; adanya Syahrani Samarinda) pada tanggal,
standar dan pedoman asuhan kesepakatan atau komitmen 08 - 13 Maret 2010 dan Provinsi
kebidanan adalah adanya komitmen untuk menerapkan Standar dan Jawa Timur (RS Syaiful Anwar
untuk meningkatkan kualitas Pedoman Asuhan Kebidanan; dan Malang) pada tanggal, 22 - 27
asuhan kebidanan dalam upaya adanya rencana tindak lanjut dalam Maret 2010.
menurunkan angka kematian ibu Penerapan Standar dan Pedoman
dan bayi. Serta Tujuan Khususnya Asuhan Kebidanan. Kegiatan ini

Info
Masa Pertumbuhan Anak,
Ajarkan Membaca sejak Dini
MASA pertumbuhan anak diperhatikan apakah  anak mengerti kita inginkan  dibaca anak’,” tandasnya
memang sangat menentukan bagi apa yang dibaca.  Membaca merupakan saat  menjadi pembicara seminar Smart
perkembangan kecerdasannya kelak salah satu fungsi tertinggi otak Parents Conference yang diadakan 
saat remaja. Karena itu, sebaiknya, manusia. Selain  itu, Frisian Flag. 
orangtua rajin membacakan buku membaca merupakan Mengajar membaca mudah
cerita atau mengajarkan menggambar salah satu fungsi dan sederhana, namun
sejak dini. paling penting sayangnya orangtua sering
Menurut ahli pendidikan tersohor dalam  hidup dan mengabaikan. Mutlak bagi
asal AS, Glenn Doman dalam dapat dikatakan anak-anak untuk melakukan
bukunya How to Teach Your Baby to bahwa semua kegiatan belajar, bermain,
Read mengatakan bahwa otak anak proses belajar atau bisa juga bermain sambil
yang separuhnya sudah dilakukan didasarkan pada belajar. Jika diibaratkan,
pembedahan. Hemispherectomy kemampuan orangtua adalah pembuat
(membuang  separuh fisik otaknya) membaca.   keramik sedangkan anak-
maka masih punya kemampuan berpikir “Semakin muda anak adalah tanah liatnya. 
dengan otaknya yang utuh. usia anak ketika dia
“Ternyata anak yang cedera otak belajar membaca, Jadi yang tidak boleh
pun dapat membaca dengan baik pada semakin  mudah untuk dilakukan adalah membuat anak
usia tiga tahun atau lebih muda  lagi,” lancar membaca,” ucap pemerhati anak belajar membaca maju terlalu cepat,
ucap Glenn.  yang mengikuti kursus How to Multiply terlalu lambat, atau terlalu sering 
Selain itu, beberapa ahli mengatakan Your Baby?s Intelligence di Institute for memberi tes.  “Lebih baik menunda, jika
bahwa perkembangan  kecerdasan the Achievement of Human Potential,  suasana tidak menunjang anak untuk
anak balita 0 ? 4 tahun mencapai 50 di Philadeldia, AS, yang didirikan Glenn belajar. Bergembiralah dan ciptakan
persen, 4 ? 8 tahun mencapai  80 Doman.  cara baru,” tuturnya. 
persen dan 8 ? 18 tahun  mencapai 100 Irene menuturkan,  anak-anak  dapat Dan yang juga patut menjadi 
persen. Hal ini terlihat seorang anak menirukan kata di saat usia mereka 1 perhatian dalam mengajarkan  anak-
mampu menghafal beberapa kata atau tahun, dapat membaca kalimat di usia anak membaca adalah dengan 
syair lagu. 2 tahun dan dapat membaca  buku di menggunakan kata-kata cukup besar,
“Dari hal tersebut, kita harus  percaya usia 3 tahun. Dan untuk orangtua dapat jelas, dan menarik, dibacakan dengan
bahwa anak-anak memiliki  kemampuan melihat bukti bahwa anak-anak dapat kuat dan jelas dan  lakukan dengan
belajar yang tak tertandingi, termasuk membaca terlihat dari si anak bisa suasana gembira.  Namun,Irene
membaca,” tutur pengamat anak dan mengenal besar kecil. Dan juga bisa mengingatkan, “Tunda  mengajar huruf
praktisi sistem pengajaran Glenn membedakan papa dan oom, mama dan  sampai anak siap belajar menulis,”
Doman, Irene F Mongkar.  tante, sampai pada menghafal  iklan.  ujarnya.  Pada saat mengajarkan anak
Ditambahkan Irene bahwa membaca “Jadi tidak perlu ditanya  ‘Dapatkah membaca,  usahakan setiap kata dibaca 
bukan sekadar bisa mengucapkan anak kecil membaca?’  tetapi yang maksimal antara 15 ? 25 kali.
apa yang dibaca, tetapi juga perlu perlu ditanya adalah  ‘Bacaan apa yang (berbagai sumber)

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010 57
resensibuku

Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi


Berat Lahir Rendah (BBLR) Dengan
Perawatan Metode Kanguru di Rumah
Sakit dan Jejaringnya

Pemrakarsa : Direktorat Bina Pelayanan


Medik Spesialistik
Tebal : 42 Halaman
Terbit Tahun : 2009

B
erdasarkan SKRT tahun 2001, Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab
utama kematian neonatal yaitu sebesar
29 % sementara angka kejadian BBLR di
Indonesia masih relatif tinggi sekitar 14
%. Perawatan BBLR/premature menjadi sulit karena
terbatasnya alat, biaya yang tinggi dan tenaga terampil
yang mampu mengoperasionalkan alat dan melakukan
perawatan secara benar. Oleh karena itu diperlukan
cara alternative dengan teknologi tepat guna yaitu
Perawatan Metode Kanguru. Hal ini menjadi perhatian
para klinisi dan Kementerian Kesehatan untuk menyusun
pedoman pelayanan agar dapat dipakai sebagai acuan
dalam mengembangkan dan meningkatkan Perawatan
Metode Kanguru didalam dan diluar Rumah Sakit.
Buku ini terdiri dari 9 bab dengan daftar isi antara lain
tentang Pendahuluan; Pengertian Pelayanan Perawatan
Metode Kanguru; Pengorganisasian; Pelayanan
Perawatan Metode Kanguru; Keselamatan Pasien
(Patient Safety); Sarana, Obat-obatan dan Peralatan;
Pembiayaan; Pengembangan Layanan; Pembinaan dan
Pengawasan.

58 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
lensayanmed

Rumah Sakit Bergerak


Semakin Dibutuhkan
K
ompleksitas masalah akses pelayanan
kesehatan semakin rumit, ketika
masyarakat di Daerah Tertinggal,
Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) dihadapkan
pada sulitnya mendapatkan fasilitas kesehatan.
Menjawab hal tersebut, Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan
telah mendirikan 14 Rumah Sakit Bergerak,
tersebar diberbagai provinsi NAD, Kepulauan
Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Bengkulu
Utara, Kalimantan Timur, NTT, Maluku, Maluku
Utara, Papua dan Papua Barat.
Pendirian Rumah Sakit Bergerak sebagai
fasilitas kesehatan yang siap guna, bersifat
Rumah Sakit Bergerak Lingga Kepulauan Riau
sementara, dalam jangka waktu tertentu dapat
dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain,
Beberapa Fasilitas
dan kegiatan upaya kesehatan perorangan
Rumah Sakit Bergerak
yang dilaksanakan selama 24 jam melalui
pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat/pelayanan darurat.
Rumah Sakit Bergerak ini sebagai
bentuk perhatian khusus bagi masyarakat
dan sedikitnya dapat mengurangi masalah-
masalah kesehatan di DTPK, sehingga
tercipta masyarakat mandiri yang sehat
dan berkeadilan, seperti yang diamanatkan
dalam Visi Pembangunan Kesehatan di dalam
perencanaan strategis tahun 2010 -2014.

Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XX Tahun 2010 59


lensayanmed

Rumah Sakit Bergerak Langap Kabupaten Malinau Kalimantan Timur

Rumah Sakit Lapangan Enggano


60 Ditjen Bina Pelayanan Medik • Warta Yanmed Edisi XX Tahun 2010

You might also like