You are on page 1of 8

AKUNTANSI KLIRING

• PENGERTIAN KLIRING
• PESERTA KLIRING
• WARKAT / NOTA KLIRING
• WARKAT / NOTA YANG BUKAN KLIRING
• JENIS – JENIS KLIRING
• MEKANISME KLIRING
• PROSEDUR AKUNTANSI KLIRING

Pengertian Kliring:

• Kliring adalah suatu tata cara perhitungan utang piutang


dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga
dari suatu bank terhadap bank lainnya, dengan maksud
agar penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah
dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalu
lintas pembayaran giral.

• Lalu lintas pembayaran giral adalah, suatu proses kegiatan


bayar membayar dengan waktat atau nota kliring, yang
dilakukan dengan cara saling memperhitungkan diantara
bank-bank, baik atas beban maupun untuk keuntungan
nasabah ybs.

• Giral adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang


penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau
dengan cara pemindah bukuan.
Peserta Kliring:

Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :

• Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat


sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan
warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau
melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa

• Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum


terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti
kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar sebagai
peserta kliring.
Contoh : BPR

Warkat / Nota kliring


• Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas
pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang
seperti :
– cek,
– bilyet giro,
– wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk,
– bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank,
– nota kredit, dan
– surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara
(BI)

• Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan :


– Ber valuta Rupiah
– Bernilai nominal penuh
– Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan
– Telah dibubuhi cap kliring
• Jenis – jenis warkat kliring :

– Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang


disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan
rekening nasabah yang bersangkutan.
Contoh :
Ndari nasabah bank Permata Semarang menerima
pembayaran dari Sigit nasasbah bank Niaga Semarang
berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh Ndari ke
bank Permata, maka cek tersebut dapat dikatakan
sebagai warkat debet keluar.

– Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh


suatu bank dari bank lain melalui B I atas warkat atau
cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan
atas beban nasabah yang bersangkutan.
Contoh :
Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank
Niaga Semarang atas cek yang telah ditarik Andi
nasabah sendiri, maka cek tersebut merupakan warkat
debet masuk bagi bank Permata.

• Warkat kredit keluar, yaitu :


warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada
nasabah bank lain pada bank lain.
Bank yang menyerahkan warkat tersebut akan
mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet giro nasabah.

• Warkat kredit masuk, yaitu :


warkat yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan
rekening nasabah bank tersebut.
Bank yang menerima warkat tersebut akan mendebit
rekening giro B I dan mengkredit giro nasabah.
Warkat yang bukan kliring
• Warkat-warkat yang belum memenuhi syarat-syarat warkat
kliring.

• Penyetor warkat kepada penyelenggara untuk keperluan


penyelesaian saldo negatif atau saldo debet.

• Penyetoran warkat kepada penyelenggara untuk pelaksanaan


transfer dalam rangka pelimpahan likuidasi dari suatu
peserta kepada kantor-kantor cabangnya yang lain.

• Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkan B I berdasarkan


kebutuhan.

Jenis-Jenis Kliring

• Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat


antar bank yang pelaksanaannya diatur oleh B I.

• Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat


antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring
(wilayah yang ditentukan).

• Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat


antar kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya
berada dalam satu wilayah kota. KLiring ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari sauatu
kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang
bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.
PERTEMUAN KLIRING

Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing


House, pertemuan kliring biasanya dilakukan sebanyak dua kali.

Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi


kliring akan saling menyerahkan warkat.

Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling


mengembalikan warkat apabila terjadi penolakan.

Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagai berikut :


Senin sampai dengan Jumat:

Kliring I : Pukul 10.30 – 14.30


Kliring II : Pukul 13.00 – 14.00
Sabtu :
Kliring I : Pukul 10.00 – 11.00
Kliring II : Pukul 12.00 – 13.00

Pembukuan Transaksi Kliring :

Kasus : Kembali ke ilustrasi kliring.

Pada saat bank ABC menerima warkat giro dari bank Omega
Kedua bank akan mencatat transaksi kliring tersebut sbb.
Pembukuan transaksi kliring ini dapat ditampung pada rekening
sementara “Kliring” atau langsung ke rekening giro pada B I.

Pada bank ABC – cabang Jakarta


Pada saat terima warkat dari Tn. Sigit untuk disetorkan ke
(menambah) rekening giro Ny. Dita.

D : Kliring Rp. 30.000.000,-


K : Giro – Rek. Ny. Dita Rp. 30.000.000,-
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring
kedua akan dinihilkan rekening Kliring.
D : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
K : Kliring Rp. 30.000.000,-

Pada bank Omega – cabang Jakarta


Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat Tn.
Sigit) akan membebankan rekening Tn. Sigit dengan jurnal sbb :

D : Giro – Rek. Tn. Sigit Rp. 30.000.000,-


K : B I – Giro Rp. 30.000.000,-

Bang Omega dapat langsung mengkredit rekening giro pada BI


arena cek tersebut adalah cek dari nasabahnya sendiri.

Apabila Tyas seorang nasabah bank Omega – cabang Jakarta


menyerahkan sebuah warkat Giro senilai Rp. 50.000.000,-
kepada bank untuk diserahakan kepada Grace, salah seorang
nasabah bank Lippo cabang Jakarta, oleh kedua bank akan
dibukukan sebagai berikut :

Pada bank Omega cabang Jakarta


Pada saat menerima amanat dan warkat dari Tyas, akan
dibukukan sebagai berikut :
D : Giro - Rek. Tyas Rp. 50.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 50.000.000,-

Pada bank Lippo cabang Jakarta


Pada saat menerima warkat setoran untuk menambah rekening
Grace, dibukukan sbb. :
D : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
K : Giro - Rek. Grace Rp. 50.000.000,-
NERACA KLIRING

Pada akhir hari kliring, akan dibuatkan neraca kliring sebagai


laporan akhir transaksi kliring.

Apabila dalam pembukuan transaksi kliring, bank Omega selalu


mempergunakan rekening sementara kliring dan pendebetan
atau pengkreditan rekening giro pada B I dilaksanakan pada
akhir hari kliring, untuk mengetahui apakah bank menang atau
kalah klring, maka kekalahan kliring diatas akan dibukukan
sebagai berikut :

D : Kliring Rp. 80.000.000,-


K : B I – Giro Rp. 80.000.000,-

Dilihat dari sudut B I , tidak akan terdapat selisih pendebetan


maupun pengkreditan rekening giro masing-masing bank peserta
kliring.

NERACA KLIRING Tgl…………


Nama Bank yg kalah klring Nama Bank yg menang kliring
Bank ABC………………Rp. 30 jt
Bank Omega…………...Rp. 80 jt
Bank Lippo……………..Rp. 50 jt
Jml. Debet..…………….Rp. 80 jt Jml. Kredit………………Rp. 80 jt

Selanjutnya untuk mencatat transaksi hasil kliring diatas, oleh B


I akan dibukukan sbb. :
D : Giro – Bank Omega Rp. 80.000.000,-
K : Giro – Bank ABC Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Bank Lippo Rp. 50.000.000,-

Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh B I akan dipantau


saldo minimum dari Reserve Reqiurement.
Bila suatu bank reserve requirement-nya lebih rendah dari pada
apa yang seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh B I.

Yang dimaksud dengan kliring otomatis adalah :

Terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui pemrosesan


dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih
dahulu.

Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman


media penyimpanan data komputer. Media ini merupakan media
utama untuk transaksi kliring dengan otomatis, atau lazim
dikenal dengan Automatic Clearing House (ACH).

Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan


membaca Magnetic Ink Character Recognition, atau MICR pada
setiap lembar cek nasabah.

Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis :


• Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan
seluruh warkat untuk dikirim ke bank tertarik. Disini bank
penarik akan memeriksa kelengkapan data, memeriksa
kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut
berasal dari bank sendiri, kemudian menyampaikan data
tersebut kepada lembaga kliring.

• Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan


menyampaikan transaksinya kepada pusat pengolahan data
di lembaga kliring lokal. Transaksi-transaksi disortir oleh
bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data
yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip
untuk setiap lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap
lokasi lainnya untuk diproses lebih lanjut.

You might also like