Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Diabetes Militus adalah penyakit gangguan metabolism karbo-hidrat yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah. Berbagai komplikasi dapat terjadi salah
satunya adalah luka ganggren yang merupakan komplikasi kronis dan umumnya terjadi
pada kaki. Menurut Bruner and Suddarth ( 2001) terdapat 3 penyebab yang memicu
terjadinya luka gangrene pada kaki yaitu: Neoropati, gangguan vaskuler dan penurunan
daya tahan tubuh. Menurut Study di USA 75% penyandang Diabetes(DM) memiliki
masalah pada kaki yaitu ganggren dan 44% diantaranya harus menjalani rawat mondok.
Selanjutnya Study tersebut menyebutkjan 50 – 75% beresiko menjalani amputasi
( Bruner and Sudrth 2001).Menurut Street, Edeyson and Webster ( 1996 ) menyebutkan
perawatan luka ganggren membutuhkan biaya yang mahal dengan waktu penyembuhan
luka sekitar 2-3 bulan
B. Definisi
Luka kaki merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien DM, akibat Neuropati
yang menyababkan hilangnya sensasi, bullae atau kallus, diikuti oleh penurunan
sirkulasi darah dan penurunan system imunitas tubuh ( Bruner and Sudarth, 2001).
Ganggren atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrotik atau jaringan mati
yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh
sehingga supplay darah terhenti, dapat terjadi sebagai akibat proses implamasi yang
memanjang, perlukaan ( digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses
degenerative ( arteiosklerosisi) atau gangguan metabolic seperti DM ( tabet, 1990).
C. Patofisiologi Luka Ganggren Diabetes ( Bruner and Suddarth, 2001)
Dabetes Militus
Motorik Otonom :
- atropi - keringat arteriosklerosis pe nurunan
penipisan - krng.
-Deformitas Sensorik - kulit krng struktur dinding membrane
- tekanan ber- kapiler darah
Lebihan pd - kehilangan &timbul
Plantar Sensasi fisura
Ektremitas
penyumbatan pemb darah besar
penurunan
Kallus saraf
-Trauma tidak terasa
simpatetik
iskemia pe aliran darah
edema
Kemampuan kekosit unk
Menghancurkan bakteri menurun
Ganggren
amputasi
D. Pengkajian
Pengkajian dilakukan secara holistic, komprehensif meliputi bio – psiko – sosial dan
spiritual dengan metode inspeksi, palpasi Tahapan pengkajian pada luka ganggren
sebagai berikut
1. Pengkajian Luka :
Status infeksi
Stadium luka
Status neurologi
Bentuk & ukuran luka
Status vaskuler
Pengkajian lokas & letak luka penting sebagai indikator terhadap kemungkinan
penyebab tejadinya luk dan memudahkan educasi pada pasien, sehingga kejadian
luka dapat diminimalkan khususnya luka ganggren diabetik. Misalnya : pasien dating
ke RS dengan letak luka pada ibu jari kaki, kemungkinan penyebabnya adalah
pemakaian sepatu yang terlalu sempit ( ketata) sehingga terjadi penekanan oleh
sepatu. Kejadian luka dapat diminimalkan dg tidak menggunakan sepatu yang
sempit.
b. Stadium Luka :
Secara umum stadium luka dibedakan sebagai berikut:
b) Deep Ulcers :
- Stadium II : Lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendo
disertai goa.
- Stadium III : Penetrasi dalam, osteomylitis, plantar abses atau infeksi
hingga tendon
c) Ganggren :
Stadium IV : Seluruh kaki dalam kondisi nekrotik ( ganggren ).
9 3
8 4
2 cm di jam 6
7 5
6
Keterangan:
a). 2 cm : lokasi goa yang terdapat di jam 6 dengan kedalaman luka 2 cm
b). 3 x 2 cm : adalah panjang 3 cm x lebar luka 2 cm
c). 1 cm : adalah kedalaman luka.
d. Status Vaskuler.
1) Palpasi.
Status perfusi dinilai dengan melakukan palpasi pada daerah tibia dan dorsalis
pedis untuk menilai ada / tidaknya denyut nadi ( arteri dorsalis pedis ) Pada
pasien dengan lanjut usia ( lansia) terkadang sulit diraba, jalan keluarnya dapat
2) Capillery rRefill
pada ujung jari atau ujung kuku kaki ( ektremitas bawa, setelah tampak
kemerahan atau putih bila dilakukan penekanan pada ujung kuku. Pada
beberapa kondisi menurunnya atau bahkan hilangnya deng nadi, pucat, kulit
Tingkat Edema
0 – 0,6 cm : + 1 ( medle)
4) Temperatur Kulit
Temperatur pada kulit member informasi tentang kondisi perfusi jaringan dan
fase inflamasi serta merupakan variable penting dalam menilai adanya
peningkatan atau penurunan perfusi jaringan terhadap tekanan ( ransangan
tekanan ). Cara melakukan penilaian dengan melakukan palpasi / menempelkan
punggung tangan pada kulit sekitar luka & membandingkan dengan kulit bagian
lain yang sehat.
e. Status Neurologi
Pengkajian status neurologi penting pada pasien diabetis melirus untuk menilai
fungsi motorik, sensorik, dan saraf otonom. Pada motorik lakukan inspeksi pada
bentuk kaki seperti jari2 telapak kaki yg menonjol, adanya kallus karena penekanan
secara terus menerus yang dapat menjadi luka. Penilaian sensorik dapat berupa
baal, kesemutan, dilakukan dengan cara melakukan palpasi / sentuhan pada jari2
satu persatu , telapak kaki dan anjurkan pasien untuk memejamkan mata, hal ini
dilakukan untuk menilai sensitivitas pada ekstremitas bawah, selanjutnya penilaian
otonom dilakukan dg cara inspeksi pada kaki secara seksama terhadap adanya
kekeringan, luka/lecet kulit terkelupas akibat berkurangnya pengeluaran keringat
( kekeringan)
f. Infeksi.
Psedomonas dan stapilococcus aureus merupakan mikroorganisme patogn yang
paling sering muncul pada luka ganggren & merupakan jenis luka kronis yang
terkontaminasi, adanya kolonisasi bakteri mengindikasikan luka tersebut telah
terinfeksi. Luka yang telah terinfeksi menunjukkan adanya infeksi secara:
2) Lokal Infeksi
Tampak peningkatan jumlah eksudat, berbau tidak sedap, penurunan
vaskularisasi, adanya jaringan nekrotik/ slough, eritema/ kemerahan pada kulit
sekitar luka, terba hangat/ panas dan nyeri tekan setempat.Infeksi dapat
meluas dg cepat hingga tulang ( osteomylitis) dapat dilihat dg X-rays) atau
bahkan adanya krepitasi pada daerah luka mengindikasikan adanya gas
ganggren ( sangat berbahaya & menular) perawat wajib waspada gunakan
alat pelindung diri saat pengkajian luka. Pemerikasaan kultur pus / darah
merupakan rekomendasi untuk pemberian antibiotika oleh dokter.
Cuci luak dg Nacl0,9%& diamkan 5-10 mnt sampai cairan eksudat keluar
Lakukan teknik pengambilan pus dg zig-zag ( 10X swab) dg tehnik steril ( dg lidi kapas steril)
Simpan dlm tempat steril & segera kirim ke laboratorium
Zigzag tehnik
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan luka ganggren
diabetic :
a. Infeksi b/d neurovati, menurunnya kemampuan lekosit dalam menghancurkan
mikroorganisme, gg vaskularisasi sekunder terhadap diabetis mellitus.
b. Cemas b/ d kurangnya pengetahuan terhadap perawatan kaki/ luka gangren
diabetic, resiko amputasi.
4. Evaluasi Hasil
Penting dilakukan untuk menilai progresifitas proses penyembuhan, perawat
melkukan evaluasi proses setiap selesai melkukan tindakan perawatan luka /
ganti balutan, dan evaluasi hasil dapat dilakukan 4 -6 mg. Jika dalam kurun
waktu tersebut belum menunjukkan kemajuan seyogyanya dilakukan pengkajian
ulang secara menyeluruh. Evaluasi dilakukan secara obyektif melalui
pengukuran. Beberapa hal sering terjadi yang menyebabkan gagalnya proses
penyembuhan luka : kondisi fisik & mental pada luka pasien, adanya gas
ganggren pada luka, tidak adequatnya tehnik tindakan perawatan
luka( nekrotomi), gula darah belum terkontrol( pasien tidak patuh terhadap
program diit), kurang adequatnya support nutrisi ( pasien mengalami gastropati
shg terjadi mual & muntah ).
5. Educasi
Educasi keperawatan sangat penting bahkan saat ini educasi menjadi pilar ke 4
dalam penatalaksanaan pasien DM, edukasi memerlukan perencanaan ,
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memnbuat perencanaan
educasi sebagai berikut:
1) Educasi & latihan diberikan dg instruksi tertulis dan verbal secara bersamaan
& mempergunakan media ( lembar balik, leaf late dll)
2) Bila memungkinkan lakukan redemontrasi oleh pasien bila ada tindakan yang
dapat dilakukan oleh pasien setelah pulang perawatan ( perawatan di rumah)
3) Memahami dan mengerti keterbatasan pasien ( lakukan berulang-ulang)
4) Mengembangkan sikap bersahabat & terbuka antar perawat – pasien dan
keluarganya.
5) Identifikasi factor penunjang dan penghambat yang ada.
6) Gunakan secara maximal sumber daya yang dimiliki oleh pasien dan
keluarga.
7) Melakukan evaluasi secara terus menerus jika diperlukan lakukan kunjungan
rumah atau evaluasi saat berobat jalan.
E. Kesimpulan
1) Luka ganggren diabetik merupakan komplikasi kronis yang terjadi pada
pasien dengan DM seperti gangguan neuropati, vaskuler dan penurunan
daya imunitas tubuh
2) Amputasi dapat diminimalkan bila perawata melakukan perawatan luka
secara professional, terintegrasi antara tim kesehatan dan kerja sama dg
pasien/ keluarga melalui pendekatan proses keperawatan, yang diawali
dengan pengkajian secara menyeluruh ( bio-psiko- sosial- dan spiritual),
mmelakukan perawatan luka dengan memperhatikan tehnik- tehnik yang
benar mulai dari pencucian luka sampai dengan pemilihan jenis balutan
yang tepat serta melakukan evaluasi secara terus – menerus dg pengukuran
dan obyektif dg bekerja sama dg pasien/ keluarga.
3) Educasi keperawatan penting dilakukan dan perlu perencanaan serta
dilaksanakan dg mempertimbangkan media, factor pendukung, &
penghambat serta mempergunakan secara maximal sumber daya yg dimiliki
oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Diabets dan lipid RSUP nasional Dr. Ciptomangunkesume Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesi (2007), Penata laksanaan Diabetes militus. Jakarat.