Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Puisi
• Diksi
Diksi adalah pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh
penyair dengan secermat mungkin. Penyair mencoba menyeleksi kata-kata
baik kata yang bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yanag
dipakainya benar-benar mendukung maksud puisinya.
1. Citra penglihatan, yaitu citraan yang timbul oleh penglihatan atau berhubungan
dengan indra penglihatan
2. Citra pendengaran, yaitu citraan yang timbul oleh pendengaran atau berhubungan
dengan indra pendengaran
3. Citra penciuman dan pencecapan, yaitu citraan yang timbul oleh penciuman dan
pencecapan
4. Citra intelektual, yaitu citraan yang timbul oleh asosiasi intelektual/pemikiran.
5. Citra gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yanag sebetulnya tidak
bergerak tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak.
6. Citra lingkungan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran
selingkungan
7. Citra kesedihan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran kesedihan
• Kata-kata kongkret
Yang dimaksud Kata-kata kongkert adalah kata-kata yang jika dilihat
secara denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang
berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya.
• Gaya bahasa
Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan
menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan,
kiasan, pelambangan dan sebagainya
Dialog Sepasang Bunga
oleh Slamet Wehadi
Aku anggrek
Lahir di tengah pengap hamparan biru langit
Dari sekerling matahari
Awan menyapu muka, meninggalkan gerimis – gerimis tua
Dan embun terasa bayangan maya
Sirna sebelum senja kukencani
Aku melati dan kau anggrek
Di tepian cakrawala pucuk kita meninju langit
Mengebuk – gebuk nafas angin dan
Bermimpi membangun riak sungai tua
Di antara tangkai – tang kai hijau
Kami anggrek dan melati bersemi
Membukakkan hari – hari yang kian suram
Yang kami harkati dengan bulan kami sendiri
Kami sepasang bunga tercampakkan
Seperti waktu luruh menyapa jiwa
Bunga apa yang sedang berdialog dan apa yang didialogkan, begitu kita mungkin
akan bertanya sebelum membaca puisi tersebut. Ternyata, bunga anggrek dan
bunga melati. Peristiwa yang menimpa mereka (dua bunga itu) adalah kesuraman
hidup, tercampakkan seperti waktu luruh menyapa jiwa. Menyatakan kesuraman
hidup dengan menghadirkan sosok bunga memang menarik. Akan tetapi, benarkah
Wahedi semata – mata sedang berbicara tentang bunga? Bisa ya bisa tidak. Yang
jelas menimpa bunga atau bukan, pokok persoalan yang digarap dalam puisi itu
adalah kemanusiaan : kelahiran yang pengap,kemayaan hidup,upaya melawan
alam,mimpi tenyang sesuatu, tetapi enghadapi hari – hari suram. Demikianlah puisi
meskipun menggunakan personifikasi dan simbol, pada dasarnya berbicara tentang
manusia. Jadi tema puisi di atas adalah kemanusiaan.
Jika sudah menemukan dan menentukan tema yang akan ditulis menjadi puisi, kita perlu
mengembangkan tema itu : hal – hal apa yang akan dikemukakan dalan puisi. Hal – hal
yang sudah akan dikemukakan dalam puisi itu dapat dicari melalui pemikiran atau
pengamatan. Secara mudah, misalnya kita akan menulis puisi yang berhubungan dengan
kehidupan seorang anak kecil penjual koran yang harus membiayai sekolahnya sendiri.
Setelah mennetukan masalah tersebut kita akan melakukan pengamatan di lapangan
tentang kehidupan si penjual koran. Dari hasil pengamatan itu kemudian dipilih dan
ditentukan mana yang akan diungkapkan dalam puisi.
Dalam mengungkapkan kata – kata ke dalam puisi diperlukan pemilihan kata – kata
yang tepat, bukan hanya tepat maknanya melainkan juga harus tepat bunyi –bunyinya.
Penyusunan kata – kata itu harus sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan estetis
(indah). Selain itu, pendayagunaan majas harus diperhatikan agar puisi yang dibuat
semakin baik.