You are on page 1of 5

Hukum I Newton

Kita telah mempelajari sifat-sifat gaya pada bagian pengantar pokok bahasan Dinamika, namun sejauh
ini kita belum membahas bagaimana gaya berpengaruh terhadap gerak. Nah, bagaimana hubungan yang
tepat antara Gaya dan Gerak ? Untuk mengawalinya, mari kita bayangkan apa yang terjadi ketika gaya
total pada sebuah benda sama dengan nol atau dengan kata lain tidak ada gaya yang bekerja pada
benda. Anda pasti akan setuju bahwa benda tersebut dalam keadaan diam, dan jika tidak ada gaya yang
bekerja padanya, yaitu tidak ada tarikan atau dorongan, maka benda itu akan tetap diam. Nah,
bagaimana jika terdapat gaya total nol yang bekerja pada benda yang sedang bergerak ?

Untuk memperjelas permasalahan ini, anggap saja anda sedang mendorong sekeping uang logam pada
permukaan lantai kasar. Setelah anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut tidak akan terus
bergerak, namun melambat kemudian berhenti. Untuk menjaganya agar tetap bergerak, kita harus tetap
mendorong (memberikan gaya). Jika dicermati dengan saksama, anda akan menyimpulkan bahwa
benda-benda yang bergerak secara alami akan berhenti dan sebuah gaya diperlukan agar untuk
mempertahankannya agar tetap bergerak. Pada abad ketiga Sebelum Masehi, Aristoteles, seorang filsuf
Yunani pernah menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang
datar. Menurut eyang Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh karena itu perlu
ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding
dengan besar gaya, di mana makin besar gaya, makin besar laju gerak benda tersebut.

Setelah 2000 tahun kemudian, Galileo Galilei mempersoalkan pandangan Aristoteles. Galileo
mengatakan bahwa sama alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak mendatar dengan kecepatan
tetap, seperti ketika benda tersebut berada dalam keadaan diam. Untuk memahami pandangan galileo,
bayangkan anda mendorong sekeping uang logam pada permukaan lantai yang sangat licin. Setelah
anda berhenti mendorong, keping uang logam tersebut akan meluncur jauh lebih panjang (dibandingkan
ketika mendorong di atas permukaan lantai kasar). Jika dituangkan minyak pelumas atau pelicin lainnya
pada permukaan lantai tersebut, maka keping uang logam akan bergerak lebih jauh, dibandingkan
dengan percobaan pertama.

Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan kasar di permukaan lantai dengan laju
tetap, dibutuhkan gaya dengan besar tertentu. Untuk mendorong sebuah benda lain yang sama
beratnya tetapi mempunyai permukaan yang licin di atas lantai dengan laju yang sama, akan diperlukan
gaya yang lebih kecil. Jika dituangkan pelumas pada permukaan benda dan lantai, maka hampir tidak
diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakan benda.
Perhatikan bahwa pada percobaan di atas, besarnya gaya dorong semakin kecil akibat permukaan benda
semakin licin. Selanjutnya, kita dapat membayangkan sebuah keadaan di mana keping uang logam
tersebut tidak bersentuhan dengan lantai sama sekali atau ada pelicin sempurna antara permukaan
bawah keping uang logam dengan lantai. Anggapan mengenai adanya pelicin sempurna tersebut
membuat uang logam bergerak dengan laju tetap tanpa ada gaya yang diberikan. Ini adalah gagasan
Eyang Galileo yang membayangkan dunia tanpa gesekan. Pemikiran ini kemudian membuatnya
menyimpulkan bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan kepada benda yang bergerak, maka benda
tersebut terus bergerak lurus dengan laju tetap. Benda yang sedang bergerak akan melambat apabila
pada benda bekerja gaya total. Dengan demikian, eyang Galileo menganggap bahwa gesekan
merupakan gaya yang sama dengan tarikan atau dorongan biasa.

Untuk mendorong keping uang logam untuk bergerak pada permukaan lantai, dibutuhkan gaya dari
tangan kita, hanya untuk mengimbangi gaya gesekan. Jika benda tersebut bergerak dengan laju tetap,
gaya dorongan kita sama besar dengan gaya gesek; tetapi kedua gaya ini memiliki arah yang berbeda
sehingga gaya total pada benda adalah nol. Hal ini sesuai dengan pendapat eyang Galileo karena benda
bergerak dengan laju tetap apabila pada benda tidak bekerja gaya total.

Berdasarkan penemuan ini, eyang Newton membangun teori gerak-nya. Analisisnya dikemas dalam
“Tiga Hukum Gerak Newton” yang terkenal sampai ke seluruh pelosok ruang kelas X SMA.

Hukum I Newton menyatakan bahwa :

Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus,
jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut atau tidak ada gaya total pada benda tersebut.

Secara matematis, Hukum I Newton dapat dinyatakan sebagai berikut :

∑ f =0

Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam dinamakan
inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal juga dengan julukan Hukum Inersia alias Hukum
Kelembaman.
Sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari botol dengan
mengguncangnya. Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita
mendorong botol ke atas, saus akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan
sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh inersia alias kelembaman. Misalnya
ketika kita menarik selembar kertas yang ditindih oleh tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar
kertas tadi ditarik dengan cepat, maka tumpukan buku tersebut tidak bergerak.

Contoh lain yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila mobil bergerak maju
secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke belakang, demikian juga ketika mobil tiba-tiba
direm, tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini diakibatkan karena tubuh kita memiliki
kecenderungan untuk tetap diam jika kita diam dan juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak
jika kita telah bergerak.

Hukum Pertama Newton telah dibuktikan oleh para astronout pada saat berada di luar angkasa. Ketika
seorang astronout mendorong sebuah pensil (pensil mengambang karena tidak ada gaya
gravitasi),pensil tersebut bergerak lurus dengan laju tetap dan baru berhenti setelah menabrak dinding
pesawat luar angkasa. Hal ini disebabkan karena di luar angkasa tidak ada udara, sehingga tidak ada
gaya gesek yang menghambat gerak pensil tersebut.

Hukum II Newton tentang Gerak :

Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana
arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Vektor gaya total sama
dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda.

Satuan massa adalah kilogram, satuan percepatan adalah kilogram meter per sekon kuadrat (kg
m/s2). Satuan Gaya dalam Sistem Internasional adalah kg m/s 2. Nama lain satuan ini adalah
Newton; diberikan untuk menghargai jasa eyang Isaac Newton. Satuan-satuan tersebut merupaka
satuan Sistem Internasional (SI). Dengan kata lain, satu Newton adalah gaya total yang
diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s 2 kepada massa 1 kg. Hal ini berarti 1
Newton = 1 kg m/s2.
Dalam satuan CGS (centimeter, gram, sekon), satuan massa adalah gram (g), gaya adalah dyne.
Satu dyne didefinisikan sebagai gaya total yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1
cm/s2 untuk benda bermassa 1 gram. Jadi 1 dyne = 1 gr cm/s2.

Kedua jenis satuan yang kita bahas di atas adalah satuan Sistem Internasional (SI). Untuk satuan
Sistem Inggris (British Sistem), satuan gaya adalah pound (lb). 1 lb = 4,45 N. Satuan massa =
slug. Dengan demikian, 1 pound didefinisikan sebagai gaya total yang diperlukan untuk memberi
percepatan sebesar 1 ft/s2 kepada benda bermassa 1 slug.

Dalam perhitungan, sebaiknya anda menggunakan satuan MKS (meter, kilogram, sekon) SI. Jadi
jika diketahui satuan dalam CGS atau sistem British, terlebih dahulu anda konversi.

Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai berikut :

F A ke B = – F B ke A

F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A adalah gaya
yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda menendang sebuah batu,
maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu. Gaya yang diberikan
oleh batu kepada kaki anda adalah – F B ke A. Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gaya reaksi
tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda panah
yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan
gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A, digambarkan pada kaki anda.

Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :

Faksi = -Freaksi

Hukum warisan eyang Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi,
yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi-
reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda yang berbeda.
Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada
benda yang sama.

Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan. Walaupun
demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya gravitasi yang menarik
buah mangga kesayangan anda. Ketika kita menjatuhkan batu, misalnya, antara bumi dan batu saling
dipercepat satu dengan lain. batu bergerak menuju ke permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju
batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan batu besarnya sama. Bumi bergerak ke arah batu yang
jatuh ? masa sich… karena massa bumi sangat besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil
(Ingat hubungan antara massa dan percepatan pada persamaan hukum II Newton). Walaupun secara
makroskopis tidak tampak, tetapi bumi juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat
gravitasi. Bumi menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama
namun arahnya berlawanan.

You might also like