Professional Documents
Culture Documents
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien
oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan merupakan anggota
tim kesehatan garda depan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus
menerus.
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana
setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan
dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari
penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang
tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung-jawabkan (Prof. Elly
Nurachmah, 2001).
Dengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya pelayanan namun
kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap menjadi tolak ukur
(“benchmark”) utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan (Miloney, 2001).
Para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya sehingga keluhan,
harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu bagian dari upaya
mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut. Oleh karena itu industri jasa
kesehatan menjadi semakin merasakan bahwa kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif
dalam rangka mempertahankan eksistensi pelayanan tersebut.
Selayaknya industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan menyadari bahwa kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan pula oleh kualitas berbagai komponen pelayanan
termasuk keperawatan dan sumber daya manusianya.
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat Muslim
pertama yaitu Siti Rufaida pada jaman Nabi Muhammad S.A.W selalu berusahan memberikan
pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau
miskin.
Demikian pula Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya memperbaiki kondisi
pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada serdadu pada perang Krimen. Dengan
terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan keperawatan pada saat ini telah berkembang
menjadi suatu profesi yang memiliki keilmuan unik yang menghasilkan peningkatan minat dan
perhatian diantara anggotanya dalam meningkatkan pelayanannya.
Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan
profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang
diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan klien.
Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan
dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam memperlihatkan
sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk
memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi
keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan,
implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara
sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini, perawat
dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas
praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada
klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan
klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan
kesehatan.
PENGERTIAN
Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner,
Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah
metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu,
kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respn
pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau :
4. Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada pula
yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4. Untuk meningkatkan peran serta dan keterlibatan pasien dalam pelayanan keperawatan.
3. Tenaga keperawatan menghadapi individualitas, martabat, dan hak-hak setiap orang tanpa
memandang ras, warna kulit, derajat, kebangsaan, status sosial dan ekonomi.
Proses keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan
perkembangan profesi keperawatan. Proses tersebut mengalami perkembangan :
4. Yura & Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4 tahap : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahun 1967, edisi pertama proses keperawatan
dipublikasikan.
5. Bloch (1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall (1976) menambahkan
tahap diagnosa, sehingga proses keperawatan menjadi 5 tahap : pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses ini dari analisis
pikir : dicover (menemukan), delve (mempelajari atau
menganalisis), decide(memutuskan), do (mengerjakan) dan discriminate (identik dengan
evaluasi).
6. Dengan berkembangnya waktu, proses eperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar
hukum praktik keperawatan. ANA (1973) menggunakan proses keperawatan sebagai suatu
pedoman dalam pengembangan Standart Praktik Keperawatan.
TUJUAN UMUM :
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat,
sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
TUJUAN KHUSUS :
1. Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila situasi dan kondisi
pasien berubah.
2. Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian sampai dengan evaluasi,
demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang (re-assessment), sampai masalah klien
teratasi atau klien dapat mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.
Proses keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang digunakan dapat
berubah atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan kebutuhan klien akan perawatan
kesehatan. Fleksibel dapat juga berarti :
c. Dapat diterapkan untuk semua siklus kehidupan manusia, dari dalam kandungan sampai
dengan meninggal dunia
d. Dapat diterapkan pada berbagai unit keperawatan, di rumah sakit, maupun untuk keluarga
dan masyarakat.
1. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningatkan kualitas asuhan keperawatan
4. Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya
5. Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa
digunakan secara berurutan
6. Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu yang
luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan dan
ditekankan pada aspek : humanisti, holistik dan care.
1. Sebagai kerangka berpikir untuk fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang
lingkup yang sangat luas
SASARAN
Sasaran dalam proses keperawatan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai
masalah keperawatan, karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual. Dapat juga yang diakibatkan oleh kurangnya
pengetahuan dan faktor ketidaktahuan klien tentang perawatan diri atau karena kelemahan fisik,
mental dan sosial.
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat proses penyembuhan
klien dan kepuasan bagi klien akan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dengan demikian,
mutu asuhan keperawatan akan meningkat.
Jalan yang paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi keperawatan adalah
dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan knsumen terhadap pelayanan
keperawatan menunjukkan keyakinannya terhadap profesi keperawatan.
Kesamaan metode praktek keperawatan yang digunakan oleh semua tenaga keperawatan akan
memperkuat persatuan serta menggambarkan otonomi dan identitas keperawatan.
Proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan penelitian
ilmu keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam memberikan
asuhan keperawatan.
C. Bagi Pasien :
3. Kelanjutan asuhan
http://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/proses-keperawatan-introduction-1/
Proses/Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pada pasien , berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan . (A. Azis Alimul Hidayat, 2004)
Proses keperawatan merupakan suatu sistem dalam merencanakan pelayanan Asuhan
keperawatan yang mempunyai empat tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Alternatif lain dari proses keperawatan terdiri dari lima tahab
yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi
(H.Lismidar, dkk, 2005)
Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri dari atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.
(Keliat, 1998)
Data yang didapatkan bisa di kelompokkan menjadi dua macam yaitu data subjektif,
merupakan data yang didapatkan melalui wawancara oleh perawat kepada pasien,
keluarga atau orang – orang yang dekat dengan pasien dan data objektif, merupakan
data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat melalui observasi atau pemeriksaan
langsung oleh perawat (Depkes, 2000).
Diagnosa keperawatan
Adalah penilaian klinis tentang respon aktual dan potensial dari individu, keluarga atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. (Carpenito,1995. dalam
Keliat, 1998)
Perencanaan
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan
untuk mencegah,menurunkan atau mengurangi masalah- masalah pasien . Perencanaan
ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. (Hidayat,
2004).
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan
khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian
masalah dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan
khusus telah tercapai. (Keliat, 1998)
Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan. Dalam tahab ini perawat harus mengetahui berbagai hal
diantaranya bahaya- bahaya fisik dan perlindungan pada pasien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak – hak pasien serta
dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan
terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi.
(Hidayat, 2004).
Evaluasi
Adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien.Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evalusi proses
atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau
sumatif dilakuakan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan
umum yang telah ditentukan. (Keliat, 1998).
http://armiyadisignori.com/?p=28
PROSES KEPERAWATAN..
Posted on 10 May, 2008. Filed under: Keprofesian |
•1. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan
subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga,
masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
• Melakukan interview/wawancara.
• Riwayat kesehatan/keperawatan
• Pemeriksaan fisik
•3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil
yang diharapkan.
•4. Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang
telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana
keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang
mendukung suatu evaluasi.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan
bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri.
Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan
rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar
asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan
keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic
study. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds),Classification of nursing
diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing
Diagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott.
Lunney; M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy of
nursing diagnoses. Research in Nursing and Health, 15(4), 303-312.
Proses Keperawatan
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah
langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat
untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses
kaparawatan adalah sebagai berikut
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon
yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial
(Rosalinda,1986)
Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan
proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui
enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode
pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan
diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga,
dan komunitas.
Bersifat teratur dan sistematis.
Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain
Memberikan asuhan keperawatan secara individual
Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien
Dapat digunakan dalam keadaan apapun
http://corex-c.blogspot.com/2011/01/proses-keperawatan.html
TAHAP PENGKAJIAN
March 9, 2010 by mirzal tawi
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang respon klien agar dapat
mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien. Area yang termasuk respon klien antara lain kegiatan sehari-
hari, emosional, sosio-ekonomi, kultural dan spiritual (Yura & Wals, 1988).
Menurut Kozier et al. (1995) proses pengkajian terdiri atas empat kegiatan,
yaitu: pengumpulan data, organisasi data, validasi data, dan analisa data.
1.Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis
dan kontinyu tentang status kesehatan klien untuk menentukan masalah-masalah
serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan klien. Informasi yang diperlukan adalah
segala sesuatu penyimpangan tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual, kemampuan dalam mengatasi masalah sehari-hari, masalah kesehatan
dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien, dan keadaan sekarang
yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan terhadap
klien.
Dari semua informasi yang terkumpul didapatkan data dasar berupa riwayat
kesehatan/ keperawatan, pengkajian fisik, riwayat pengobatan dan pemeriksaan
fisik, termasuk hasil laboratorium dan tes diagnostik, dan data berupa kontribusi
informasi dari tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi dan menilaii tentang
keadaan kesehatan klien, untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan
serta membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.
Jenis data yang dikumpulkan dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data
subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
klien, termasuk sensasi klien, perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan
persepsi terhadap status kesehatan dan situasi kehidupan, misalnya: rasa nyeri,
mual, sakit kepala, rasa kuatir, cemas, dan lain lain.
Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengamatan,
pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku),
misalnya: perubahan warna kulit, tekanan darah, suhu tubuh, perubahan perilaku,
dan lain lain.
Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber
data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang
dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap
tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. Sumber data
sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber
lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data
tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium,
analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle,
2000; Kozier et al., 1995).
Dalam pengumpulan data agar dapat terkumpul dengan baik dan terarah,
sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan: keluhan
utama, riwayat kesehatan sebelumnya, riwayat kesehatan keluarga, keadaan fisik,
pola kebiasaan, psikologis, sosial, spiritual, hasil pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium, radiologi, electrocardiograph, dan keadaan khusus lainnya yang
berhubungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perawat melakukan wawancara dengan
klien (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995) adalah:
Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk bagian
tubuh yang dilakukan dengan cara menggunakan ujung-ujung jari tangan atau
menggunakan alat seperti reflek hammer pada pemeriksaan reflek.
d.Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik merupakan bagian dari tahap
pengumpulan data, hal ini sangat membantu dalam penatalaksanaan, pemeliharaan
dan restorasi kesehatan. Pengetahuan tentang tujuan, prosedur, dan hasil dari
pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik diperlukan untuk keberhasilan
pemeriksaan yang merupakan sekumpulan informasi yang berguna untuk
menetapkan masalah keperawatan serta meningkatkan intervensi keperawatan
yang tepat waktu dan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan (Doenges,
Moorhouse & Burley, 1995).
2.Organisasi data
Organisasi data merupakan sebuah variasi kerangka kerja keperawatan untuk
keteraturan pengumpulan data dan pencatatan hasil pengumpulan data. Kerangka
kerja membantu sebagai pedoman selama perawat melakukan wawancara dan
pemeriksaan fisik, mencegah tidak tercantumnya informasi yang berhubungan, dan
memudahkan dalam analisa data pada tahap perumusan diagnosa keperawatan.
Kerangka kerja dapat dimodifikasi berdasarkan status kesehatan klien (Fuller &
Schaller-Ayers, 1994, dalam Craven & Hirnle, 2000).
3.Validasi data
Menurut Kozier et al. (1995) validasi data adalah kegiatan “Double-Checking” atau
verifikasi data untuk mengkonfirmasi kelengkapan, keakuratan, dan aktualitas
data. Dengan memvalidasi data, membantu perawat untuk memastikan
kelengkapan informasi dari pengkajian, kecocokan data objektif dan subjektif,
mendapatkan tambahan informasi,
menghindari ketidakteraturan dalam mengumpulkan dan memfokuskan data
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan dan identifikasi masalah. Alfaro –
LeFevre (1998), menjelaskan bahwa yang termasuk cara memvalidasi data antara
lain: bandingkan antara data yang didapat dengan fungsi normal, rujuk pada buku,
jurnal, dan hasil penelitian, periksa konsistensi data subjektif dengan dapat objektif
yang didapat, klarifikasi dengan pernyataan-pernyataan klien, dan cari persetujuan
kolega tentang kesimpulan yang dibuat.
4.Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya
berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
pengalaman, dan pengertian tentang subtansi ilmu keperawatan dan proses
penyakit. Dalam melakukan analisa data diperlukan kemampuan menghubungkan
data dengan penyebab berdasarkan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah keperawatan klien.
Fungsi dari analisa data adalah perawat dapat menginteprestasi data yang
diperoleh dari klien maupun dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh
memiliki makna dan arti dalam pengambilan keputusan untuk menentukan masalah
keperawatan dan kebutuhan klien.
Dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam melakukan
analisa data, antara lain: anatomi dan fisiologi sistem tubuh, patofisiologi penyakit,
farmakologi, ilmu perilaku, konsep manusia, konsep sehat-sakit, stress, adaptasi,
etika keperawatan, tindakan dan prosedur keperawatan, serta konsep teori
keperawatan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
C. MACAM-MACAM DATA
1. Sumber data Primer, Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari
klien, yang dapat memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapinya. Contoh data yang didapat dari hasil
wawancara langsung dengan klien.
2. Sumber data Sekunder, Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan
dari orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain
yang mengerti dan dekat dengan klien.
3. Sumber data lainnya, Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang
merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara
lain : wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical
assessment) dan studi dokumentasi.
WAWANCARA
1. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan
persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina
hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa
atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi
duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun
sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,
sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
c. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi
klien
h. Mengurangi hambatan-hambatan
Macam wawancara :
Hambatan wawancara :
1. Internal :
a. Pandangan atau pendapat yang berbeda
f. Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
2. External ;
b. Kurangnya privacy
PENGAMATAN / OBSERVASI
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal
ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan menghitung nafas bapak
dalam satu menit` —- kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid,
karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
2. Palpasi
3. Auskultasi
E. KLASIFIKASI DATA
1. Data Objektif
2. Data Subjektif
Validasi data merupakan perbandingan data subjektif dan data objektif yang
di kumpulkan dari sumber primer (klien) dan sekunder (misal: catatan kesehatan)
dengan standar dan nilai normal yang diterima. Suatu standar atau nilai
merupakan aturan atau ukuran yang lazim dipakai.
Referensi mencatat standard dan nilai yang lazim dipakai untuk temuan
laboratorium, pemeriksaan diagnostic, pemeriksaan fisik dan tingkah laku.
1. Komunikasi
Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tanaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah ,sedang,dan yang akan dikerjakan oleh perawat.
3. Standar dokumentasi
H. FORMAT PENGKAJIAN
Pada dasarnya pola pengkajiannya sama. Hanya saja ada sedikit perbedaan antara
format pengkajian menurut teori dan dalam praktiknya di rumah sakit.
I. Data Umum
4. Pola nutrisi-metabolik
5. Pola eliminasi
6. Pola kognitif-perseptual
8. Pola koping
9. Pola seksual-reproduksi
1. Data plenik
3. Metabolic-integumen
4. Persyarafan/sensorik
5. Muskulo-skeletal
1. Nutrisi
2. Aktivitas dasar
3. Kebersihan diri
4. Eliminasi
5. Istirahat tidur
1. Kesadaran umum
3. Pemeriksaan dada
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan ekstremitas
IV. Data Psikososial, meliputi : perilaku, suasana hati, hubungan dengan orang lain,
dan mekanisme koping
1. Potter, Patricia A (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. yogyakarta: Buku kedokteran EGC.
2. http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1024&bih=406&q=pengkajain+k
eperawatan&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=d3b3af5896ffdfd6
http://jundapakiringan.blogspot.com/2010/10/pengkajian-keperawatan.html