You are on page 1of 23

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama Sumber Daya Manusia

Aparatur Negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu

memainkan peran tersebut adalah PNS yag mempunyai kompetensi yang

diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan

ketaatan kepada negara bermoral dan bermental baik, professional

sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi

perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk dapat membentuk sosok PNS

seperti tersebut diatas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan

dan Pelatihan (Diklat) yang mengarah pada upaya peningkatan

a. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan

masyarakat, bangsadan Negara serta tanah air.

b. Kompetensi teknis, manajerial, dan atau kepemimpinannya.

c. Efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan

dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan

lingkungan kerja organisasinya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan PNS, antara lain ditetapkan jenis-jenis Diklat PNS. Salah satu

jenis Diklat adalah Diklat Prajabatan Golongan II yang merupakan syarat

1
pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk menjadi PNS

Golongan II. Diklat Prajabatan Golongn II dilaksanakan untuk memberikan

pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,kepribadian

dan Etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sisten penyelenggaraan

Negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan

tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat.

1.2 Tujuan

Sesuai dengan ketentuan dalam PP 101 tahun 2000, Diklat Prajabatan

Golongan III bertujuan:

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk

dapat melaksanakan tugas secara profesioanal dengan dilandasi

kepribadian etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi

b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan

perekat persatuan dan kesatuan bangsa

c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

pelayanan, pegayoman dan pemberdayaan masyarakat

d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan

tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya

pemerintahan yang baik.

2
1.3 Dasar Pelaksanaan

a. Nomor KEP. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

c. Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor 193/XII/10/6/2001

tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Platihan Pegawai Negeri Sipil.

d. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.05/MEN/2003

tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Diklat Prajabatan Gol III Angkatan 284 sampai dengan 285 dilaksanakan

dalam waktu 21 (dua puluh satu ) hari dimulai tanggal 13 Juli 2010 s.d 2

Agustus 2010 dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 219 jam pelajaran. Diklat

Prajabatan Golongan II dilaksanakan di Villa Duta Bangsa, Trawas Prigen

Pasuruhan Jawa Timur.

1.5 Kurikulum dan Metode Diklat

a. Kurikulum (Tentatif)

Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Adminitrasi Negara Nomer:4

Tahun 2010 tentang Pedoman dan Latihan Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III :

3
KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III

PEMERNTAH PROVINSI JAWA TIMUR


JAM
NO MATA DIKLAT SESI
PEL.
1 Dinamika Kelompok 4 12
2 Pola Pikir (Mind Setting) PNS 8 24
3 Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan 4 12

Negara Kesatuan Republik

Indonesia
4 Kepemrentahan Yang Baik 4 12
5 Manajemen Kepegawaian Negara 4 12
6 Etika Organisasi Pemerintah 4 12
7 Pelayanan Prima 4 12
8 Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 4 12
9 Percepatan Pembrantasan Koropsi 4 12
10 Manajemen Perkantoran Modern 4 12
11 Membagun Kerjasama Tim (Team Building) 4 12
12 Komunikasi yang Efektif 4 12
13 Wawasan Kebagsaan Dalam Kerangka NKRI 4 12
14 Program Ko-Kurikuler 4 12
a. Latihan Kesegaran Jasmani 7 21
b. Baris Berbaris 2 6
c. Tata Upacara Sipil 2 6
d. Pegarahan Program 2 6
e. Ceramah Umum/Muatan Teknis Substantif 2 6

Lembaga
f. Ceramah Kesehatan Mental 1 3
g. Potensi Diri 1 3
JUMLAH 73 219

Catatan : 1. sesi = 3 jam Pelajaran (1 JP =45 Menit)

b. Metode Diklat

Metode yang digunakan dalam program Diklat Prajabatan Golongan II

adalah:

4
a. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab

b. Diskusi kelompok untuk mengembangkan kemampuan

berkomunikasi yang saling menghargai dan tukar menukar

informasi serta memperkaya gagasan

c. Simulasi/ Role Playing. Dalam simulasi ini para peserta melakukan

pembelajaran dalam memainkaN peran dalam situasi tertentu

seperti bermain peran (games)

5
BAB II.

MATERI DIKLAT

Sesuai dengan standart kompetensi yang di perlukan maka struktur

kurikulum mata pendidikan dan pelatihan dalam diklat Golongan III sudah

ditentukan oleh badan diklat provinsi Jawa Timur yang mengacu pada badan

diklat pusat. Berikut ini ringkasan bebrapa materi yang di sajikan dalam diklat

prajabatan golongan III sebagai berikut :

2.1 Dinamika Kelompok

Dinamika Kelompok (DK) pada prinsipnya merupakan kegiatan interaksi

timbal balik, saling pengaruh antar individu dan atau antara individu dengan

kelompok dan atau antar kelompok. DK pada diklat pra jabatan golongan II

digunakan sebagai instrument atau teknik untuk memproses dinamika interaksi

para peserta, sehingga kualitas pribadi mereka meningkat. Materi pembelajaran

DK mencakup disiplin, komitmen, integritas moral serta tanggung jawab profesi

sebagai PNS yang memiliki etos kerja yang tinggi. Disiplin diri sebagai PNS

pada dasarnya merupakan suatu sikap PNS yang taat aturan yang tercermin

dalam perilakunya yang taat, tertib, rajin, jujur dan bertanggung jawab, kompak

dan dapat dipercaya. Karena itu disiplin diri PNS dapat merupakan potensi,

SDM apqaratur yang mengarah pada pencapaian tujuan bersama secara efektif

dan efisien.

Untuk membangun disiplin diri diperlukan adanya kesadaran akan

perlunya disilin kemudian ditindaklanjuti dengan usaha berdisiplin atas dasar

kemauan dan tekad kuat serta dukungan dari pimpinan maupun lingkungan

6
kerjanya. Selain berdisiplin, PNS juga dituntut memilki integritas moral yang

tinggi. dengan kata lai PNS diharapkan akan selalu berperilaku yang apat

diterima baik oleh siapapun dan dimanapun agar dapat tenjadi pengayom dan

panutan. PNS yang bermoral adalah PNS yang dapat memenuhi prasetyanya

sebagai anggota KORPRI, yang memperoleh nilai sangat baik alam DP3nya

dan yang menerapkan etika pemerintahan secara terintegrasi.

2.2 SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA RI

Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara adalah penyelenggaraan

kekuasaan eksekutif yang menjadi tanggung jawab Presiden, yang didasarkan

atas 7 asas pokok. Kekuasaan dan tanggung jawab Presiden memang sangat

besar, tetapi tidak berarti bahwa UUD 1945 mengizinkan Presiden Indonesia

menjadi diktator.

a. PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KK

Pada administrasi negara modern abad XX pemerintah bukan hanya

sebagai regulator tetapi terutama sebagai produsen berbagai barang dan jasa

kebutuhan masyarakat, dinilai sebagai administrasi negara tradisional. Pada

teori baru disebut ¡¨governance¡¨ yang berarti penyelenggaraan pemerintahan

negara yang melibatkan negara dan sektor nonpemerintah dalam suatu usaha

kolektif untuk memenuhi kepentingan seluruh masyarakat. Prinsip-prinsip

governance yang baik adalah partisipasi, aturan hukum, transparansi,

ketanggapan, orientasi pada konsensus, kesetaraan serta efektivitas dan

efisiensi. Berdasarkan TAP MPR No. XI/MPR/1998, diterbitkan UU No. 28/1999

7
tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN yang

menetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara, yaitu kepastian hukum,

tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan,

proporsionalitas dan akuntabilitas. Juga dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan

Penyelenggara Negara (KPKPN). Untuk meningkatkan kinerja aparatur

pemerintah telah dibentuk Inpres No. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Sistem Pemerintah, yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksana misi

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.

Setiap aspek dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan negara

diatur dengan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan berdasarkan

TAP No. IV/MPR/2000 berikut: 1) UUD 1945; 2) TAP MPR; 3) UU; 4) PERPU; 5)

PP; 6) KEPPRES; 7) PERDA. Pancasila merupakan sumber hukum dasar

nasional. Tata cara pengajuan RUU dan RPP serta teknik penyusunannya

diatur dalam Keppres No. 184/1998 dan No. 44/1999.

Sebagai bagian dari aparatur negara, aparatur pemerintah menjalankan

fungsi: melayani masyarakat, mengayomi masyarakat, memberdayakan

masyarakat, serta melaksanakan tugas umum pemerintahan dan tugas

pembangunan. Aparatur pemerintah di tingkat pusat maupun daerah terdiri atas

aparatur pemerintahan dan aparatur perekonomian negara/daerah. Aparatur

pusat melaksanakan kewenangan-kewenangan pemerintah pusat, sedangkan

aparatur daerah melaksanakan kewenangan- kewenagnan daerah otonom,

8
sebagaimana kini ditetapkan berdasarkan UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000.

Aparatur atau lembaga penyelenggara pemerintahan tingkat pusat terdiri atas

departemen, menko, meneg, menmud, LPND, kesekretariatan lembaga negara,

kejaksaan agung, perwakilan di luar negeri dan badan ekstra struktural serta

instansi vertikal di daerah. Di tingkat daerah, propinsi dan kabupaten/kota, terdiri

dari sekretariat daerah, dinas, unit pelaksana khusus dinas, cabang dinas,

lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Desa bukan aparatur

pemerintahan, tetapi kesatuan masyarakat hukum yang mewakili kewenangan

untuk mengatur dan mengurus sendiri kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat. Aparatur perekonomian

negara atau BUMN terdiri atas perjan, perum dan persero. Aparatur

perekonomian daerah atau BUMD terdiri atas perumda dan perseroda

Proses manajemen penyelenggaraan pemerintahan negara dipedomani

dengan ditetapkannya GBHN oleh MPR sesuai UUD 1945, setiap 5 tahun.

Berdasarkan TAP No. IV/MPR/1999, pelaksanaan GBHN dituangkan dalam

Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang memuat uraian

kebijaksanaan secara rinci dan teratur yang ditetapkan oleh Presiden bersama

DPR. Propenas dirinci ke dalam Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta)

yang memuat APBN. Untuk pelaksanaan rencana tersebut diadakan

pengoperasian aparatur pemerintah. Penyelenggara pemerintahan negara

memerlukan koordinasi, yang sudah harus dimulai sejak perumusan

kebijaksanaan dan rencana. Ada dua jenis koordinasi, hirarkis (vertikal) dan

fungsional. Koordinasi fungsional dapat bersifat horisontal, diagonal dan

9
teritorial. Koordinasi tidak identik dengan hubungan kerja. Dalam koordinasi

terdapat hubungan kerja, tetapi hubungan kerja tidak selalu merupakan

Koordinasi

2.3 MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA

Administrasi Kepegawaian Negara adalah proses dan prosedur tertentu,

manajemen kepegawaian negara yang secara garis besar meliputi kegiatan

penerimaan pegawai, penempatan, penggajian, promosi, penilaian kinerja, dan

pemberhentian PN. Pegawai Negeri (PN) adalah setiap warga negara RI yang

telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh pejabat yang diserahi

tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PN berkedudukan

sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. PN terdiri

dari PNS, Anggota TNI, dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Sistem skala tunggal adalah sistem penggajian yang memberikan gaji

yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau kurang

memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dengan beratnya tanggung

jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu. Sistem skala ganda

adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji didasarkan pada

pangkat dan sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan

berat tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu. Bagi

10
PNS yang belum menduduki jabatan struktural atau fungsional berlaku sistem

skala tunggal. Bagi yang sudah menduduki jabatan struktural atau fungsional

berlaku sistem skala ganda.

2.4 Etika Organisasi Pemerintah

Etika secara umum diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku

seseorang atau sesuatu badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman

yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian

moralitas mengacu kepada nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam

diri seseorang atau sesuatu badan/lembaga/organisasi yang menjadi faktor

pendorong untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Etika secara

konseptual merupakan bagian dari disiplin ilmu filsafat yang berfokus pada

nilai¡Vnilai yang diyakini dan dianut oleh manusia beserta pembenarannya,

termasuk nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku

manusia. Istilah etika cenderung dipandang sebagai suatu sistem nilai apa yang

baik dan buruk bagi manusia dan masyarakat. Dalam implementasinya,

penggunaan istilah etika banyak dikembangkan dalam suatu sistem organisasi

sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur profesionalisme

seseorang.

Etika dalam lingkup organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang

diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara

keseluruhan akan membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan tujuan

maupun filosofi organisasi. Dalam model organisasi ideal (birokrasi menurut

11
Max Weber) setiap anggota organisasi dibatasi oleh norma-norma yang

mengatur hubungan baik antar anggota organisasi maupun dengan pihak luar

organisasi. Etika dalam birokrasi model Weber adalah bekerja dengan keahlian

dan spesialisasi dan karenanya pola promosi didasarkan pada kompetensi dan

merit, patuh dan taat terhadap perintah atasan dalam jalur hierarki, bekerja

sesuai aturan dan prosedur kerja yang baku, mendahulukan kepentingan

organisasi daripada kepentingan pribadi, pola interaksi antar anggota maupun

dengan pihak luar bersifat impersonal.

2.5 PELAYANAN PRIMA

Pelayanan sebagai usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa

yang diperlukan orang lain terkait dengan standar pelayanan, yaitu ukuran yang

telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Pelayanan

terkait dengan produk yang berupa barang atau jasa. Selain itu, pelayanan

terkait dengan pelanggan. Pelanggan ini ada pelanggan internal dan pelanggan

eksternal. Untuk dapat melaksanakan pelayanan prima perlu memperhatikan

prinsip-prinsip pelayanan prima: menciptakan citra positif di mata pelanggan dan

cara-cara

meningkatkan citra positif di mata pelanggan. Untuk memahami wujud pelayan

prima perlu diketahui tentang pengertian mutu pelayanan prima, yang meliputi

perubahan paradigma pelayanan, pelayanan mengacu pada kepuasan

pelanggan dan dimensi pelayanan prima. Juga perlu mengetahui mutu

12
pelayanan prima yang meliputi konsep mendahulukan kepentingan pelanggan

dan pelayanan dengan sepenuh hati.

Kesuksesan dalam pelayanan prima memerlukan pendekatan yang

terintegrasi antara top, middle, dan lower management sehingga dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat berpedoman pada prinsip:

kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien,

ekonomis, keadilan yang merata, ketepatan waktu. Kemitraan dengan

masyarakat sebagai pelanggan memerlukan kualitas yang meyakinkan bahwa

keinginannya akan terpenuhi melalui jasa pelayanan yang diterima. Dalam

semangat kemitraan dengan masyarakat, rekan kerja, memerlukan lebih banyak

komitmen yang lengkap dan lebih mendalam, dengan persyaratan yang

mengharuskan dilakukannya pekerjaan lebih banyak daripada sekedar

hubungan pelanggan yang bersifat sementara. Kemitraan pelanggan lebih

banyak memberikan

imbalan secara ekonomi, tetapi juga lebih bisa mengurangi kesalahan serta

menghasilkan lebih banyak imbalan mendasar yang lebih besar daripada

hubungan antara pemberi pelayanan dan pelanggan.

2.6 BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH

Budaya kerja adalah kebiasaan yang dapat menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat, sikap hidup yang didasari oleh nilai atau keyakinan yang telah

menjadi sifat/kebiasaan yang membudaya dalam perikehidupan suatu

masyarakat yang tercermin dalam perilaku, tindakan sewaktu bekerja. Budaya

13
kerja merupakan gairah kerja yang selalu menginginkan perbaikan.

Budaya kerja aparatur pemerintah adalah tata cara pengelolaan administrasi

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang mencakup:

perencanaan; pengembangan; produksi suatu hasil; pelayanan suatu produk

secara berkualitas. Kondisi penyelenggaraan negara model lama adalah KKN,

menimbulkan krisis ekonomi, politik, sosbud, kepercayaan, yang dapat merusak

sendi kehidupan berbangsa, bermasyarakat, bernegara. Kondisi sekarang

adalah globalisasi, pasar bebas, persaingan, informatika, yang memunculkan

tuntutan demokratisasi, supremasi hukum, HAM, akuntabilitas, keterbukaan,

pemberdayaan masyarakat. Sikap yang

harus dimunculkan PNS: profesionalisme; bertanggung jawab; bersih;

berwibawa; samapta.

2.7 MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN

Setiap orang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai

tujuan tersebut, organisasi melakukan tugas-tugas atau kegiatan- kegiatan.

Kegiatan-kegiatan organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar,

yaitu kegiatan pokok dan kegiatan penunjang. Kegiatan pokok sering disebut

kegiatan substansif, dan kegiatan penunjang disebut kegiatan fasilitatif.

Kegiatan pokok adalah kegiatan yang secara langsung mengenai tujuan

organisasi. Oleh karena secara langsung mengenai tujuan organisasi, maka

kegiatan pokok organisasi yang satu akan berbeda dengan dengan kegiatan

pokok organisasi yang lain kalau memang kedua organisasi itu mempunyai

14
tujuan yang berbeda. Akan tetapi, kegiatan penunjang

untuk organisasi dengan tujuan apapun dapat dikatakan seragam. Salah satu

kegiatan penunjang ini adalah kegiatan penanganan data/informasi. Kegiatan

penanganan data/informasi disebut kegiatan perkantoran. Pengertian

manajemen perkantoran beraneka ragam. Namun

pengertian apapun yang diberikan, pengertian manajemen perkantoran dapat

dirumuskan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan serta pengawasan dan pengendalian pekerjaan perkantoran.

Secara substansional jelas yang di ¡§manage¡¨ adalah seluruh unsur

perkantoran, termasuk keuangan, sistem, prosedur dan metodenya serta

informasi berkaitan. Pengertian perkantoran modern dapat ditengarai adanya

bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan

termasuk mebeler yang tepat, para pegawai dalam melaksanakan tugas-

tugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak

sesuai dengan tuntutan jaman.

2.8 MEMBANGUN KERJASAMA TIM (TEAM BUILDING)

Dalam organisasi modern sangat dikenal adanya cara kerja secara Tim,

samakah tim dengan kelompok? Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang jelas antara Tim dengan kelompok.Kelompok adalah

sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam

mencapai tujuan bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan Tim adalah

kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki

15
tujuan yang sama, anggotanya saling tergantung antara yang satu dengan yang

lain, dan bekerjasama dalam suasana saling percaya, saling memotivasi dan

apabila terdapat permasalahan diselesaikan secara terbuka dengan pendekatan

Win-win Solutions.

Dalam rangka menerapkan kerjasama dalam membangun sebuah tim

yang dinamis perlu mengacu pada pengertian tim dinamis. Tim Dinamis adalah

Tim yang berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan energinya secara maksimal

untuk menghasilkan sesuatu. Tim yang penuh percaya diri, tim yang saling

tergantung satu sama lain. Adapun unsur-unsur tim yang dinamis antara lain

adalah menyatakan secara jelas misi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif,

memfokuskan pada hasil, memperjelas peran dan tanggungjawab, diorganisir

secara baik, dibangun diatas kekuatan individu, saling mendukung

kepemimpinan anggota yang lain, mengembangkan iklim tim, menyelesaikan

ketidaksepakatan, berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara

obyektif, mengevaluasi evektifitasnya sendiri. Untuk mencapai tim yang dinamis

tentu saja mengacu pada perkembangan tim dan perlunya membangun rasa

kebersamaan dan mampu menumbuhkan kebanggaan Tim.

2.9 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi didefinisikan sebagai menembakkan informasi kepada suatu

sasaran yang barangkali saja tepat mengenai sasaran. Akan tetapi

menembakkan atau mengirimkan informasi bukan berarti komunikasi. Seringkali

komunikasi antara dua orang atau lebih tidak berjalan

16
dengan baik, karena mereka dapat saja menggunakan satu istilah/kata yang

sama tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau menggunakan kata yang

berbeda tetapi mempunyai arti yang sama. Tiga unsur komunikasi: komunikator

(pengirim pesan/sender), media (channel/ saluran), komunikan (penerima

pesan/reciever). Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan

(noise), yang disebabkan berita yang disampaikan tidak jelas, dan penerima

berita mengartikan tidak secara menyeluruh, atau gangguan cuaca yang

mempengaruhi media komunikasi.

Komunikasi didefinisikan sebagai menembakkan informasi kepada suatu

sasaran yang barangkali saja tepat mengenai sasaran. Akan tetapi

menembakkan atau mengirimkan informasi bukan berarti komunikasi. Seringkali

komunikasi antara dua orang atau lebih tidak berjalan

dengan baik, karena mereka dapat saja menggunakan satu istilah/kata yang

sama tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau menggunakan kata yang

berbeda tetapi mempunyai arti yang sama. Tiga unsur komunikasi: komunikator

(pengirim pesan/sender), media (channel/ saluran), komunikan (penerima

pesan/reciever). Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan

(noise), yang disebabkan berita yang disampaikan tidak jelas, dan penerima

berita mengartikan tidak secara menyeluruh, atau gangguan cuaca yang

mempengaruhi media komunikasi.

17
2.10 WAWASAN KEBANGSAAN DALAM KERANGKA NKRI

Secara konseptual negara terbentuk karena adanya perjanjian atau

kesepakatan diantara kelompok-kelompok manusia dalam suatu wilayah atau

daerah tertentu untuk mewujudkan kepentingan atau tujuan bersama tanpa

membedakan ras/suku, bahasa, agama, adat-istiadat, budaya dan kepentingan

politik kelompok yang bersangkutan. Untuk membentuk negara harus ada

unsur-unsur dominan, yaitu rakyat yang bersatu sebagai satu bangsa; daerah

atau wilayah yang jelas batas-batasnya; pemerintah yang berdaulat dengan

tujuan tertentu dan secara formal mendapat pengakuan dari negara lain dalam

rangka memenuhi tata aturan pergaulan internasional. Bangsa adalah rakyat

yang bersepakat untuk bersatu dengan tekad untuk membangun masa depan

bersama dengan cara membentuk negara yang akan mengatur dan mengurus

kepentingan bersama secara adil. Bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia

yang secara sosio-politis telah mempunyai kesatuan tekad sejak proklamasi

kemerdekaan 17 Agustus 1945, mendirikan negara kesatuan RI dan telah

mendapat pengakuan internasional.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia nilai kejuangan

dimaksudkan untuk menggambarkan daya pendorong, pelawan dan pendobrak

yang mampu membawa bangsa ini untuk membebaskan dirinya dan penjajahan

dan bebas merdeka. Berkat pengalaman sejarah perjuangan bangsa dalam

mengusir penjajah dan mengemban amanat penderitaan rakyat akhirnya

mampu melandasi timbulnya semangat untuk menjadi bangsa yang bersatu,

mempunyai semangat pengabdian, pengorbanan, sikap perkasa, gagah berani,

18
rela berkorban karena ada kesadaran dan rasa tanggung jawab membela

kebenaran, keadilan dan kejujuran demi kebaktian terhadap nusa dan bangsa

yang tercinta. Dengan daya saing yang berlandaskan wawasan kebangsaan

yang mantap, kita harus mampu menyerap berbagai pengaruh positif dari luar

untuk memantapkan dan meningkatkan kekuatan nasional, dan menangkal

pengaruh negatif yang dapat merusak nilai-nilai kejuangan, daya saing nasional

dan watak bangsa Indonesia.

2.12 PERCEPATAN PEMBRANTASAN KORUPSI

Materi diklat ini darahkan pada pembahasan konsep, peraturan setrategi

dan implementasi percepatan pembrantasan korupsi di Indonesia, serta

penyebab dan permasalahan seputar korupsi. Setelah peserta diklat belajar

materi ini diharapkan mampu menjelaskan konsep, peraturan, strategi,

implementasi, permasalahanya seputar korupsi, sehingga mampu merancang

langkah-langkah pembrantasan korupsi pada bidang tugasnya.

2.13 POLA PIKIR (MIND SETTING) PEGAWAI NEGERI

Setelah peserta prajab memahai materi ini diharapkan mampu

merancang kerangka kerja untuk pola pikir sebagai PNS, dan mampu

mengatasi hambatan yang akan di hadapi penerapnya. Bagi para PNS juga

diharapkan akan arti pentingnya peran pola pikir tersebut dalam pelaksanan

tugas pelayanan kepada masyarakat dan pembentukan birokrasi pemerentah

yang kuat.

19
2.14 POGRAM KOKURIKULER

a. Ceramah Kesehatan Mental

Kesehatan menurut UU No. 23 tahun 1992 didefinisikan sebagai

suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembinaan

kesegaran jasmani sangat bermanfaat bagi CPNS guna menunjang

kegiatan proses belajar mengajar selama mengikuti pelatihan, serta kelak

dapat meningkatkan produktivitas kerja yang prima saat telah menjadi

PNS. Pembinaan mental fisik dan disiplin dilakukan secara terus

menerus selama mengikuti diklat ini, dengan semua kegiatan dilakukan

secara tertib yakni tertib di ruang kelas, tertib di ruang tidur, tertib di

ruang makan, tertib di lapangan, tertib pengaturan dan penggunaan

waktu (tepat waktu) dan kegiatan ¡V kegiatan lain yang tertib dan teratur.

Suatu kehidupan yang serba tertib akan melahirkan suatu

disiplin yang prima. Salah satu bagian dari pembinaan mental, fisik dan

disiplin adalah

adalah pelajaran baris berbaris. Pelajaran baris berbaris bukanlah

mengarahkan peserta menjadi TNI atau militer tetapi untuk mewujudkan

disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang prima pula.

PBB tujuannya antara lain adalah membentuk sikap, disiplin, membina

kebersamaan dan kesetiakawanan.

20
b. PERATURAN BARIS BERBARIS

Tujuan Instruksional Umum : Memahami, melaksanakan dan

menguasai gerakan-gerakan ditempat maupun berjalan secara tertib dan

teratur dalam baris-berbaris.

Tujuan Instruksional Khusus : Memiliki rasa kebersamaan; patriot;

gerakan enerjik; dan berdisiplin.

1. GERAKAN DI TEMPAT

Gerakan-gerakan di tempat yang umum dilakukan adalah

menyiapkan barisan (sikap sempurna), lencang kanan, lencang

depan, berhitung, hadap kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri, balik

kanan dan mengistirahatkan barisan. Sasaran gerakan di tempat

adalah melatih gerakan orang perorangan. Setiap kesalahan yang

dilakukan oleh orang perorangan langsung dibetulkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan tidak terulang

kembali kesalahan yang sama, yang akhirnya dapat membentuk

sikap dan disiplin yang baik.

2. GERAKAN BERJALAN

Gerakan-gerakan yang umum dilakukan adalah maju jalan, belok

kanan/kiri, balik kanan maju jalan, jalan di tempat, belok kanan/kiri

jalan, menghentikan barisan dan membubarkan barisan. Sasaran

gerakan berjalan adalah untuk melatih kelompok/barisan agar

terbentuk kekompakan dan kerjasama yang harmonis.

21
3. TATA UPACARA SIPIL

Tujuan Instruksional Umum: Mengerti, memahami dan menguasai

tatacara kegiatan dalam satu upacara baik upacara umum

maupun upacara khusus. Tujuan Instruksional Khusus: Mampu

menyelenggarakan suatu upacara (sebagai penanggung jawab);

ditunjuk sebagai pemimpin upacara atau pembina upacara.

4. UPACARA UMUM

Upacara umum adalah suatu kegiatan upacara secara umum di

lapangan yang urut-urutan acaranya telah ditentukan dan

dilaksanakan instansi resmi pemerintah.

5. UPACARA KHUSUS

Upacara khusus adalah suatu kegiatan upacara secara khusus

yang tidak memerlukan pejabat-pejabat upacara dan susunan

secara lengkap seperti upacara umum. Kegiatan apel maupun

pelaporan kesiapan belajar dan selesai belajar di kelas yang

dilakukan instansi perkantoran atau lembaga pendidikan

secara rutin agar dapat membiasakan diri untuk melaksanakan

pekerjaan selalu tertib, teratur dan sempurna.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Diklat ini dimaksudkan untuk menghasilkan keluaran yang sama kompetensinya

antara satu departemen dengan departemen lainnya. Dan juga memberikan

bekal pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan pembentukan perilaku bagi

CPNS agar mempunyai kemampuan dan etika moral dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya selaku abdi Negara dan abdi Masyarakat.

3.2 KESAN

Bertambahnya wawasan kebangsaan, kedisiplinan, kerjasama antar kelompok

dan tentunya juga menambah banyak teman, baik dari departemen sendiri

maupun dengan departemen lainnya

23

You might also like