You are on page 1of 49

DASAR-DASAR LOGIKA

(Materi Kuliah Tengah Semester Pertama)

Present by :
Taufik Nurohman
Program Studi Ilmu Politik FISIP
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
2007
Logika

Studi tentang metode dan prinsip untuk


membedakan penalaran yang tepat dari
penalaran yang tidak tepat

Objek :

 Materiil → kegiatan akal budi manusia yang disebut


berpikir
 Formal → Kelurusan berpikir
Azas-azas berpikir
Azas-azas pemikiran pertama
 Azas persamaan → setiap benda/hal identik
dengan dirinya sendiri.
ex: Batu atau besi identik dengan keras.
 Azas pertentangan → suatu hal/benda tidak
bersamaan waktu dan tidak mempunyai sifat yang
sama.
ex: Sekarang hujan dan terang
Amir lulus dan tidak lulus
 Azas tidak ada kemungkinan ketiga
ex: setengah mati, setengah lulus, setengah hidup
Azas-azas pemikiran kedua

 Azas kesesuaian → jika 2 hal atau benda salah satu


diantaranya identik dengan hal yang ketiga. Maka
satu hal lainnya juga identik dengan yang ketiga
pula.
ex: A = B, B = C, Jadi A = C
 Azas ketidaksesuaian → dari 2 hal yang sama salah
satu diantaranya tidak sama dengan hal yang ketiga
maka hal lainnya juga tidak sama
ex: A = B, B ≠ C, Jadi A ≠ C
 Azas dikenakan untuk semua → bahwa apa yang
secara universal dikenakan untuk semua lingkungan
suatau pengertian maka juga dapat berlaku bagi
semua hal yang termasuk dalam cakupannya.
ex: Semua mahasiswa Ilmu Politik UNSIL adalah
rajin. Maka, ajat adalah rajin.
 Azas tidak dipungkiri/tidak dikenakan untuk semua
→ apabila secara universal dipungkiri/tidak
dikenakan untuk semua lingkungan dari suatu
pengertian maka tidak berlaku bagi semua hal yang
berlaku didalamnya
ex: Semua mahasiswa Ilmu Politik UNSIL tidak lulus
mata kuliah Daslog, Taufik lulus daslog
Unsur-unsur berpikir
 Pengertian → macam-macam term
Unsur-unsur putusan
Macam-macam putusan
 Putusan Unsur-unsur putusan
pertentangan putusan
Pembalikan putusan
Konversi
Obversi
Langsung
Kontraposisi
 Penyimpulan Inversi
Induksi
Tdk Langsung Deduksi
Silogisme
Saya tidak dapat membeli rumah yang
mewah itu karena harganya mahal
 Kata-kata seperti :
saya_Tidak_Dapat_Membeli_Rumah_Yang_Mewah
_Itu_Karena_Harganya_Mahal merupakan
pengertian
 Jika pengertian itu dihubungkan dan diatur sehingga
menjadi kalimat, maka disebut putusan
ex: Rumah itu mewah
Rumah itu harganya mahal
Uang saya sedikit
 Jika beberapa putusan kemudian diperoleh putusan
yang baru maka tindakan akal budi Yng sedemikian
ini disebut penyimpulan
ex : Rumah itu mewah
Rumah itu harganya mahal
Uang saya sedikit
maka dapat diperoleh putusan baru “saya tidak
dapat membeli rumah yang mewah itu”.
Pengertian
 Gambaran/cetakan/copy yang terdapat didalam
pikiran yang bersifat abstrak dan umum yang
merupakan hakekat dari suatu hal.
 Terdapat didalam pikiran dan ditangkap serta
dibentuk oleh akal budi berdasarkan bahan-bahan
yang diberikan oleh panca indra
 Bersangkutan dengan apanya sesuatu itu → 2 aspek
a. Konotasi (isi) → semua ciri, unsur, sifat yang terdapat
didalam suatu pengertian
b. Denotasi (ekstensi, lingkungan, luas) → jumlah hal yang
dapat tercakup oleh sesuatu pengertian
*hubungan antara konotasi dengan denotasi
adalah berbanding terbalik *
Bentuk lahiriah dari pengertian adalah kata/term
Kata → bunyi/kesatuan bunyi yang mengandung
arti tertentu
Term → kata/kesatuan kata-kata yang dapat
dipergunakan sebagai/subjek dalam sebuah
proposisi logika

Kata/Term Konotasi Denotasi


Manusia Jiwa-raga Seluruh manusia
Koran Kertas, tulisan, Seluruh media
huruf cetak
Term → terdiri dari satu kata atau lebih yang
merupakan suatu lambang dari sesuatu hal yang
kita mengerti

Macam-macam term

1. Berdasarkan perbandingan jumlah pengertian


dengan jumlah kata

a. Simple → manusia, kursi, bola


b. Majemuk → Rumah sakit, meja makan
2. Berdasarkan perbandingan jumlah term
dengan jumlah pengertian

a. Univok → 1 term, 1 pengertian. ex: meja makan,


kursi, buku
b. Ekuivok → 1 term mempunyai 2 pengertian. ex:
genting (salah satu bahan bangunan/gawat), bisa
(dapat/racun pada ular)
c. Analog → 1 term bisa 1 pengertian bisa juga lebih. ex:
orang sakit, masyarakat sakit, makanan sakit. Bisa
diartikan sesuatu hal yang negatif namun bisa juga
diartikan masing masing
3. Berdasarkan konotasi

a. Lingkungan hakekat (term yang mempunyai


persamaan satuan dalam 1 makna tanpa ada
perbedaan tingkatan menurut hakekatnya
→ Konkrit : Manusia
→ Abstrak :
Kemanusiaan
b. Lingkungan sifat (term yang didalam halnya ada
perbedaan tingkatan)
→ Konkrit : Berbadan
→ Kongkrit :
Kebijaksanaan
4. Berdasarkan denotasi
a. Umum
~ Universal : tidak terikat pada
ruang dan waktu ~ Kolektif : sifat umum yang
menunjuk pada kelompok tertentu/sebagai satu
kesatuan tertentu
b. Khusus → yang menunjuk sebagian dari keseluruhan
dan sekurang-kurangnya 1 bagian/1 hal.
~ Partikuler : sifat khususnya yang berlaku
didalamnya hanya menunjuk sebagai tidak tentu dari
keseluruhan
Umum ~ Tunggal :Khusus
hanya menunjuk 1
bagian atau 1 hal
Organisme Hewan
Semua perangko Perangko 1990
Semua bilangan Bilangan genap
Semua PT UNSIL
5. Term berdasarkan Predikamen (cara beradanya
sesuatu)
a) Predikamen substansi → hakekat zat sesuatu yang
adanya terdapat didalam dirinya sendiri sebagai
pendukung sifat-sifatnya
ex: manusia, hewan, pohon, dsb
b) Predikamen Aksidensia
~ Kualitas → jumlah atas sekian banyak diri ataupun 1
diri yang mempunyai besaran. ex: lebar, besar, dalam,
panjang, dsb
~ Kualitas → sifat perwujudan sebagai ciri atau tanda
pengenal . ex: dingin, putih, bagus, terdidik
~ Aksi → tindakan yang mempengaruhi dalam
perbuatan. ex: mendidik, membangun, melahirkan
~ Passi → kesan yang dipengaruhi dari perbuatan. ex:
dididik, dilahirkan, dibangun
~ Relasi → hubungan dengan berbagai hal lain. ex:
guru, murid, hamba, majikan
~ Ruang → tempat yang meyertai dimana
sesuatu itu berada. ex: dikampus, dipasar, dirumah
~ Posisi → kondisi suatu hal yang kita
mengerti. ex: berdiri, tidur, duduk dsb.
~ Waktu → tempo yang
menyertai kapan sesuatu itu ada. ex: kemarin, minggu
besok, lusa ~ Keadaan →
kepunyaan khusus yang menyertai
kedudukan/posisi/kondisi. ex : Bambang sedang membaca
diperpustakaan sambil membawa senjata
6. Term berdasarkan predikabel
→ Cara menerangkan sesuatu
a. Genus → himpunan golongan-golongan menunjukan
hakekat yang berbeda bentuk tetapi terpadu oleh
persamaan sifat
b. Spesies → himpunan sesuatu yang menunjukan
hakekat bersamaan bentuk maupun sifatnya, sehingga
dapat memisahkan diri dari lain golongan
c. Diferensia → sifat pembeda yang menunjukan hakekat
suatu golongan sehingga terwujud kelompok diri
d. Propium → sifat khusus sebagai predikat yang nicaya
terlekat pada hakekat sesuatu diri sehingga dimiliki oleh
seluruh anggota golongan
e. Aksidens → sikap kebetulan sebagai predikat
yang tidak bertalian dengan hakekat sesuatu
diri sehingga tidak dimiliki oleh seluruh anggota
golongan.
ex: Tina gendut, marsel gondrong
Klasifikasi Pengertian
1. Klasifikasi berdasarkan isi
a. Pengertian kolektif → pengertian yang isinya
mencakup barang-barang atau orang-orang
secara kolektif/penjumlah. ex: regu, kodi, lusin
b. Pengertian distributif → pengertian yang terpisah
menunjukan barang-barang/orang-orang sebagai
sendiri (individual) atau satu persatu bukan
sebagai penjumlah.. ex: orang, korban, batu, meja
c. Pengertian konkrit → pengertian yang
berdasarkan pada kenyataan sebaai hal yang
berdiri sendiri. ex: ini kuda putih, disini
menunjukan satu kuda yang berwarna putih
d. Pengertian abstrak → pengertian yang
memperlihatkan sifat dengan tanpa menunjukan
subjeknya. ex: kepandaian, kebebasan, keadilan
e. Pengertian konotasi → pengertian yang disertai
dengan ciri-ciri penentu atau sifat-sifat khas
sehingga hal tersebut menjadi cakupan dari
pengertian tersebut. ex: manusia : akal, pikiran,
perasaan dan sifat-sifat khas manusia yang
lainnya.
f. Pengertian denotasi → cakupan dari keseluruhan
pengertian sebagai suatu himpunan, lingkungan
pengertiannya lebih bersifat individual.
ex: Si A mahasiswa Fisip
2. Klasifikasi berdasarkan luas

a. Pengertian singulir → pengertian yang hanya


berlaku pada satu individu saja.
b. Pengertian partikulir → pengertian dari hal yang
tidak berlaku umum mutlak (pengertian yang
berlaku hanya pada sejumlah hal.
c. Pengertian universal → pengertian yang
mencakup smua bagian tanpa pengecualian
ex; semua manusia adalah ciptaan Tuhan
PROPOSISI

Pengertian Proposisi
 Suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang
memiliki arti penuh dan utuh.
 Pernyataan tentang hubungan yang terdapat
diantara 2 term.
 Hasil kegiatan akal budi manusia dimana dia
mengakui atau memungkiri terhadap suatu
objek.
Unsur-Unsur Proposisi
 Subjek → sesuatu hal yang dapat diakui atau
dipungkiri
 Predikat → apa yang diakui atau dipungkiri
tentang subjek
 Kopula → yang menghubungkan antara
subjek dan predikatnya
 Kuantor/Quantifier → pembilang yang
menunjukan lingkungan yang dimaksudkan
oleh subjek yang dapat berbentuk
universal/partikuler yang sekaligus juga
menunjukan kuantitas pernyataan.
Jenis-Jenis Proposisi

 Proposisi kategorik/proposisi subjek-


predikat → Proposisi yang terdiri atas subjek
dan predikat. Dalam proposisi kategorik,
predikat mengafirmasi atau menegasi subjek
Contoh :
 Jenderal Soedirman adalah seorang pejuang

 Ahmad Albar bukan seorang menteri


 Proposisi afirmatif/proposisi positif → proposisi
kategorik yang mengafirmasikan atau mengiakan
adanya hubungan antara subjek dan predikat, dalam
hal ini diakui pula bahwa subjek menjadi bagian dari
predikat.
Contoh :
 Aristoteles adalah ahli logika.
 Semua manusia adalah makhluk yang berakal budi.
 Proposisi negatif → proposisi kategorik yang
menegasi atau mengingkari adanya hubungan antara
subjek dan predikat.
Contoh :
 Sebagian politisi tidaklah licik.
 Komputer bukanlah tempat duduk.
 Proposisi Universal → proposisi kategorik yang
menggunakan pembilang/quantifier yang bersifat
universal (semua, tiap-tiap, masing-masing, setiap,
siapa pun juga, apa pun juga)
Contoh :
 Semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar
 Setiap mahasiswa adalah berwawasan luas
 Proposisi Partikular → proposisi kategorik yang
menggunakan pembilang/quantifier yang bersifat
khusus (beberapa, sebagian)
Contoh :
 Beberapa mahasiswa adalah anak orang kaya
 Sebagian mobil bergardan ganda
 Beberapa politikus bukan sarjana
 Sebagian pengendara motor tidak berkacamata
 Proposisi atomik → proposisi yang hanya terdiri atas
satu peryataan dan mengacu kepada nama diri atau juka
menggunakan kata ganti, maka akan menggunakan
penunjuk ini atau itu.
Contoh :
 Andi adalah mahasiswa Fisip UNSIL
 Orang ini adalah pencopet
 Guru itu adalah sarjana
 Proposisi asertorik → proposisi yang membenarkan
bahwa subjek adalah sesuai dengan penjelasan yang
diberikan oleh predikat. Dengan kata lain, apa yang
disebutkan oleh predikat mengenai subjek memang
benar adanya.
Contoh :
 Semua guru adalah pendidik.
 Semua ular adalah binatang melata.
 Semua sarjana adalah berpendidikan
 Proposisi apodiktik → proposisi yang merupakan
kemestian kebenaran dari penjelasan yang
diberikan oleh predikat terhadap subjek
berdasarkan pertimbangan akal budi semata.
Contoh :
 Lima adalah sepuluh dibagi dua
 Semua segitiga adalah bersisi tiga
 Proposisi empirik → proposisi yang didasarkan
pada pengamatan dan pengalaman.
Contoh :
 Suhartono adalah karyawan yang paling setia di kantor ini
 Petrus adalah teman saya yang telah menderita penyakit
ginjal selama sepuluh tahun
 Yogurt adalah susu yang dipermentasikan
 Proposisi majemuk → proposisi yang mengandung
lebih dari satu pernyataan yang terlihat pula lewat
subjek atau predikat yang berjumlah lebih dari satu.
Contoh :
 Joni adalah orang yang bijaksana dan rajin (Joni adalah orang
yang bijaksana, Joni adalah orang yang rajin)
 Proposisi disjungtif → proposisi majemuk yang
menegaskan bahwa pada waktu yang bersamaan dua
buah proposisi tidak dapat kedua-duanya benar atau
kedua-duanya salah. (selalu menggunakan kata atau)
Contoh :
 Amir atau Yusuf adalah pemimpin sejati
Hanya satu proposisi yang benar :
 Amir adalah pemimpin sejati, atau;

 Yusuf adalah pemimpin sejati.


 Proposisi konjungtif → proposisi majelmuk yang
menegaskan bahwa dua predikat yang dihubungkan
dengan subjek yang sama pada waktu yang sama tidak
mungkin kedua-duanya benar. Hanya satu yang benar.
(biasanya menggunakan kata “….sekaligus…….
dan….”.
Contoh :
 Ahmad tidak sekaligus saleh dan penjahat
Jika yang pertama benar, maka yang kedua salah.
 Ahmad adalah saleh, atau ;
 Ahmad adalah penjahat
 Proposisi kondisional → proposisi majemuk yang
bersyarat, yang ditunjukan oleh kata-kata “jika,
apabila…….maka”
Contoh :
 Jika Margono adalah murid yang rajin, maka Margono akan
lulus ujian.
 Jika hari tidak hujan, maka saya akan datang.
 Proposisi komparatif → proposisi majemuk yang
membandingkan dua subjek yang dihubungkan oleh
suatu predikat.
Contoh :
 Kartini lebih pandai daripada kartono.
 Kartini adalah pandai

 Kartono adalah pandai

* Tetapi Kartini adalah yang lebih pandai.


 Proposisi problematik → proposisi yang predikatnya
hanyalah merupakan kemungkinan bagi subjek.
Contoh :
Adrianus adalah mengkin petinju, mungkin juga penyanyi

 Adrianus adalah mungkin petinju

 Adrianus adalah mungkin penyanyi

* Entah mana yang benar, kedua-duanya atau salah satu, atau


kedua-duanya keliru sebab semuanya hanya kemungkinan.
 Proposional relasional → proposisi yang
mengafirmasi atau menegasi hubungan antara dua
hal atau dua subjek.
Contoh :
 Sugiono dan Suhino adalah saudara kandung.
 Tono dan Tini adalah teman sekelas
 Joni dan Rudi bukanlah teman akrab.
 Proposisi eksponibel → proposisi yang tampaknya
tidak jelas apakah ia merupakan proposisi tunggal
atau proposisi majemuk, namun sebenarnya adalah
proposisi majelmuk.
Contoh :
 Setiap anggota militer yang berada di kota Semarang,
terkecuali yang sakit, diwajibkan mengikuti upacara.
* proposisi eksponibel terdiri atas dua proposisi sebagai
berikut :
#Semua anggota militer yang wajib mengikuti
upacara adalah setiap anggota militer yang sehat.
#Semua anggota militer yang tidak diwajibkan
mengikuti upacara adalah setiap anggota militer
yang sakit.
 Proposisi ekseptif → proposisi yang subjeknya
dijelaskan dengan kata “selain daripada”, “selain”,
dan “kecuali”.
Contoh :
 Selain manusia, tidak ada hewan lain yang

berakal budi.
 Manusia adalah hewan yang berakal budi

 Semua hewan lain adalah tidak berakal budi


 Proposisi eksklusif → proposisi yang subjeknya
dijelaskan dengan kata-kata ”semata-mata”, ”hanya”
atau ”Cuma”.
Contoh :
 Hanya orang itu yang sanggup berbahasa inggris di desa
kami.
 Semata-mata guru itulah yang menjadi tumpuan harapan
kami.
 Cuma dua orang itu tamu yang tiba di rumah kami hari ini.
 Proposisi tanpa pembilang → proposisi yang
subjeknya tidak dijelaskan oleh kata pembilang.
Contoh :
 Ular adalah binatang yang melata.
 Pelukis dan sastrawan adalah seniman.
 Monyet dan kuda adalah hewan.
Penyederhanaan Bentuk Proposisi
Afirmatif

Kualitas

Negatif
Berbagai Proposisi
Bentuk Kategorik
Proposisi Standar
Universal

Kuantitas
Quantifier
Subjek
Partikular
Kopula
Predikat
 Proposisi universal afirmatif → Proposisi A
semua S adalah P
Contoh :
Semua Mahasiswa adalah orang terpelajar.
Semua Presiden mendapatkan fasilitas eksklusif
 Proposisi universal negatif → Proposisi E
semua S bukan/tidak P
Contoh :
Semua Caleg dari partai itu bukanlah orang baik
Semua pasangan calon kepala daerah yang kalah
tidak menerima kekalahannya.
 Proposisi partikular afirmatif → Proposisi I
sebagian S adalah P
Contoh :
Sebagian guru berperilaku buruk.
Sebagian hewan adalah monyet.
 Proposisi partikular negatif : → Proposisi O
sebagian S bukan/tidak P
Contoh :
Sebagian yang berkacamata bukan orang pandai.
Sebagian dokter bukan ahli penyakit syaraf
Distribusi/Penyebaran Term dalam
Proposisi
 Distribusi/penyebaran term → penunjukan
luas cakupan atau sebaran term dari suatu
objek atau predikat dalam suatu proposisi.
 Term yang tersebar adalah term yang
menunjukan luas cakupan meliputi
keseluruhan ekstensi term tersebut.
 Term yang tidak tersebar adalah term yang
hanya mengacu pada sebagian kuantitas
term atau luas cakupannya tidak meliputi
keseluruhan ekstensinya.
Proposisi A → term subjek tersebar, term
predikat tidak tersebar
Contoh : Semua burung adalah hewan.

 Term semua burung yang menjadi subjek dalam


proposisi diatas menunjukan luas cakupan yang
meliputi keseluruhan jenis burung; oleh karena
itu term subjek tersebut tersebar.
 Term hewan yang menjadi predikat dari subjek
“semua burung” tidak menunjuk kepada semua
jenis hewan karena tidak semua hewan adalah
burung. Jadi term predikat tersebut tidak
tersebar
Proposisi E → term subjek tersebar, term
predikat tersebar
Contoh : Semua presiden bukanlah kaisar
 Term semua presiden menunjukan cakupan luas
yang meliputi semua presiden; jadi term subjek
tersebut tersebar.
 Term kaisar menunjukan semua kaisar karena
dalam proposisi negatif predikat tidak
membatasi atau dibatasi oleh subjek; jadi term
predikat tersebut tersebar
Proposisi I → term subjek tidak tersebar, term
predikat tidak tersebar
Contoh : Sebagian manusia adalah peramah

 Term sebagian manusia jelas menunjukan tidak


meliputi semua manusia; jadi term subjek
tersebut tidak tersebar
 Term peramah juga tidak tersebar karena yang
peramah itu hanya meliputi sebagian manusia
yang dijelaskan oleh subjek.
Proposisi O → term subjek tidak tersebar,
term predikat tersebar
Contoh : Sebagian manusia tidaklah cerdik

 Term sebagian manusia jelas menunjukan


tidak meliputi semua manusia; jadi term subjek
tersebut tidak tersebar.
 Term cerdik meliputi semua ekstensi dari yang
cerdik itu karena tidak ia membatasi atau
dibatasi oleh term subjek. Jadi, term predikat
tersebut tersebar.
Pertentangan Dalam Proposisi

A. Kontrari → pertentangan dalam hal


kualitas universal (A ke E atau sebaliknya)
Hukumnya :
 Kedua proposisi tersebut tidak dapat bersama-sama

benar.
 Kedua proposisi tersebut mungkin dapat bersama-

sama salah.
 Jika proposisi yang satu benar maka proposisi yang

lain pasti salah.


 Jika salah satu proposisi salah maka proposisi yang

lainnya mungkin salah mungkin benar.


B. Sub Kontrari → pertentangan dalam hal
kualitas partikuler (I ke O atau sebaliknya)

Hukumnya :
 Jika salah satu proposisi salah maka proposisi
lainnya pasti benar.
 Tidak mungkin kedua-duanya salah.

 Jika salah satu proposisi benar maka proposisi


lainnya mungkin salah mungkin benar
 Mungkin saja kedua proposisi tersebut sama-
sama benar.
C. Sub Alternasi → pertentangan dalam hal
kuantitas (A ke I atau sebaliknya dan E ke O
atau sebaliknya)
Hukumnya :
 Jika proposisi universalnya benar maka proposisi

partikulernya benar juga.


 Jika proposisi universalnya salah maka proposisi

partikulernya dapat benar dapat salah.


 Jika proposisi partikulernya benar maka

proposisi universalnya dapat benar dapat salah.


 Jika proposisi partikulernya salah maka proposisi

universalnya salah.
D. Kontradiktori → pertentangan dalam hal
kualitas dan kuantitas (A ke O atau
sebaliknya dan E ke I atau sebaliknya)

Hukumnya :
 Jika salah satu benar yang lain pasti salah

 Tidak mungkin kedua-duanya benar ataupun

kedua-duanya salah secara bersamaan.


A E
Semua dokter adalah Kontrarik Semua dokter adalah
ahli kesehatan bukan ahli kesehatan

Sub Alternasi Sub Alternasi


Kontradiktori

Sebagian dokter Sebagian dokter adalah


adalah ahli kesehatan bukan ahli kesehatan
Sub Kontrarik
I O
Bahan Bacaan
 Lanur, Alex. 1983. Logika: Selayang Pandang. Kanisius. Yogyakarta
 Mehra, Partap Sing dan Jazir Burhan. 1998. Pengantar Logika
Tradisionil. Binekacipta. Bandung
 Poedjawijatna. 1982. Tahu dan Pengetahuan: Pengantar ke Ilmu
dan Filsafat. Bina Aksara. Jakarta
 Poedjawijatna. 2000. Logika: Filsafat berpikir. Rineka Cipta. Jakarta
 Poespoprodjo. 1999. Logika Scientifika. Pustaka Grafika. Bandung
 Poespoprodjo dan Gilarso. 1985. Logika: Ilmu Menalar. Remaja
Rosdakarya. Bandung
 Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika. Kanisius. Yogyakarta.
 Sidharta B, Arief.2008. Pengantar Logika. PT Refika Aditama.
Bandung.
 Sommer, M. 1982. Logika. Alumni. Bandung
 Soekadijo. 1985. Logika Dasar. PT Gramedia. Jakarta 
 Sumaryono, 1999. Dasar-Dasar Logika. Kanisius. Yogyakarta
Kepuasan hati atau kematian

You might also like