You are on page 1of 48

Sejarah Coreldraw

Coreldraw adalah software editor grafis berbasis vector, dikembangkan dan dipasarkan oleh Corel Corporation yang berbasis di Ottawa, Kanada.
Yang kemudian menjadi nama paket editor grafis Corel. Versi terakhir, X4, diluncurkan pada pertengahan Februari 2008 di Indonesia.

CorelDraw sejak awal dikembangkan untuk Windows dan saat ini dapat berjalan pada Windows 2000 dan versi selanjutnya. Versi untuk Mac
OS dan Mac OS X ada awalnya juga tersedia, namun dihentikan karena minimnya penjualan. Versi Mac OS hanya berlanjut sampai versi 5.0.
Versi terakhir untuk Linux terakhir dibuat tahun 2000. Corel pada Linux tidak berjalan langdsung di atas platform, namun harus menggunakan
Wine, semacam crossover seperti yang digunakan untuk meng-install Photoshop pada Linux.

Sejarah Pengembangan
Pada 1985, Dr. Michael Cowpland mendirikan Corel untuk menjual sistem desktop-publishing berbasis Intel.

Pada 1987, Corel merekrut beberapa pengembang software (programmer) untuk membangun sebuah software grafis berbasis vektor untuk
dijadikan satu dengan paket desktop-publishing Corel. Program itu, yang akhirnya diberi nama CorelDraw, pertama kali diluncurkan ada 1989.
Programitu diterima luas oleh masyarakat dan pada akhirnya corel hanya focus pada pengambangan software.

CorelDraw dibuat utk Windows bersamaan dengan diluncurkanya Windows 3.1. dengan dimasukkannya TrueType ke dalam Windows 3.1
menjadikan Corel sebagai program ilustrasi yang mampu menggunakan fonts yang ada tanpa membutuhkan software tambahan seperti Adobe
TypeWriter.
Fitur Andalan

Beberapa inovasi untuk ilustrasi berbasis vektor pada CorelDraw : Note-edit tool, stroke before fill, mesh fill dan sebagainya.

CorelDraw memiliki perbedaan mencolok dibandingkan kompetitornya. Yang pertama bahwa CorelDraw adalah suatu paket software grafis,
bukan hanya sebuah editor gambar berbasis vektor. Peralatan – peralatan yang ada memungkinkan penggunanya untuk mengatur kontras,
keseimbangn warna bahkanmengubah dari mode RGB (Red Green Blue) menjadi CMYK (Cyan Magenta Yellow). Khusus untuk gambar
bitmap dapat diubah dengan Corel PhotoPaint.

Pesaing utama CorelDraw adalah Adobe Illustrator dan Xara Extreme. Meskipun mereka semua juga program editor gambar berbasis vector,
namun pengalaman pengunanya dapat menghasilkan perbedaan yang mencolok.

1
CorelDraw X3: Bekerja
Dengan Layer
Written by Administrator   
Monday, 31 August 2009 22:36

Seperti halnya program olah grafis lainnya seperti Photoshop atau Illustrator, Coreldraw juga menyediakan fasilitas layer yang sangat
berguna dalam penataan objek-objek. Meskipun penggunaan layer pada Coreldraw tidak “seenak” seperti pada Photoshop atau
Illustrator, tapi fungsi dan manfaatnya tetap sama.

Pertama, kita akan mengingat lagi definisi-definisi yang berhubungan dengan layer dan mempelajari menu-menu layer pada
Coreldraw.

· Layer : Suatu lembar transparan dimana kita menempatkan objek ketika menggambar. Jika kita menggambar pada suatu
halaman (page), maka satu page dapat terdiri dari lebih satu layer. Kita juga dapat mengatur posisi (urutan) layer-layer
pada suatu halaman.

2
· Master layer : layer yang terdapat dalam master page yang objek-objek yang terdapat didalamnya juga akan muncul pada setiap
halaman. Master layer ini sangat berguna bila kita ingin suatu objek berada (ditampilkan) pada setiap halaman, misalnya
sebagai header. Suatu master page dapat memiliki lebih dari satu master layer. Master layer yang kita buat akan secara
otomatis berpindah ke master page.

· Master Page : halaman yang mengontrol master setting untuk mengatur grid, garis bantu, dan dekstop layer.

Pertamakali muncul, secara default layer yang aktif adalah layer1. Jika kita sedang bekerja pada page 1, maka pada jendela object
manager muncul page 1 kemudian di bawahnya ada Layer 1 yang apabila kita klik tanda “+” di dalam kotak kecil sebelah kiri tulisan
Layer 1 tersebut akan terbuka objek-objek properti di dalamnya secara pull down (berurutan ke bawah).

Posisi objek dan layers diurutkan dari atas ke bawah, sesuai dengan posisi objek/layer tersebut pada halaman atau area gambar.
Objek/layer yang berada lebih di atas, bila ditumpuk, akan menutupi objek/layer yang berada lebih dibawahnya. Bayangkanlah anda
menggambar objek-objek pada beberapa lembar kertas transparan: setiap lembar kertas transparan itu adalah satu layer. Seperti itu
jugalah sifat-sifat layer.

Membuat layer baru

Untuk dapat menggunakan suatu layer (bekerja pada suatu layer), kita harus membuat layer tersebut aktif terlebih dahulu dengan cara
meng- klik pada nama layernya hingga tulisan nama layer menjadi berwarna merah (pada saat tidak ter-highlight).

Untuk membuat suatu layer menjadi master layer, klik kanan pada layer kemudian pilih master.
Pengaturan layer

· Mengaktifkan layer : klik pada nama layer

· Mengunci atau membuka kunci layer : klik pada ikon lock or unlock (gambar pencil) disebelah nama layer. Bila gambar pencil redup, berarti
layer tersebut terkunci dan kita tidak dapat melakukan editing pada layer tersebut sekalipun layer dalam keadaan aktif, tetapi masih dapat di print
(kecuali pilihan printing and exporting pada layer tersebut kita set menjadi disable). Kita juga dapat mengunci atau membuka kunci layer dengan
cara meng-klik kanan pada nama layer kemudian aktifkan atau non aktifkan pilihan editable.

· Untuk mengedit pada semua layer (edit lintas layer) : klik pada ikon object manager options dan klik edit across layers. Bila ini diaktifkan, kita
dapat melakukan proses editing pada semua layers baik yang sedang aktif maupun yang sedang tidak aktif (kecuali layer tersebut dalam keadaan
terkunci atau disembunyikan).

· Untuk mengedit hanya pada layer yang sedang aktif : klik pada ikon object manager options dan perhatikan tulisan edit across layers. Bila
disamping kirinya ada tanda centang, maka klik edit across layers untuk menonaktifkannya. Bila tidak ada tanda centang, maka biarkan saja. Bila
edit across layers tidak aktif, kita hanya dapat melakukan editing pada layer yang sedang aktif atau yang berada pada dekstop. Kita tidak dapat
memilih atau mengedit objek yang berada pada layer yang sedang tidak aktif.

Misalkan ada tiga gambar pada satu halaman yang masing-masing berada pada layer yang berbeda. Jika kita blok keseluruhan halaman tersebut,
maka objek yang akan terseleksi hanyalah objek yang berada pada layer yang sedang aktif saja, sekalipun tidak ada yang terkunci.

4
 Untuk menampilkan atau menyembunyikan layer beserta objek-objek di dalamnya, klik gambar
mata (ikon show or hide) di sebelah kiri nama layer. Bila gambar mata tersebut terang, berarti
layer ditampilkan. Bila gambar mata tersebut redup, berarti layer disembunyikan.

Objek yang berada pada layer yang disembunyikan tetap akan ditampilkan pada print preview (masih bisa di print) dan tetap
akan terbawa bila kita mengekspor halaman gambar (kecuali pilihan printing and exporting pada layer tersebut kita set menjadi
disable).

Dengan menyembunyikan suatu layer kita dapat mengenali dan melakukan editing objek-objek pada layer lainnya. Disamping
itu juga dapat lebih menghemat waktu untuk merefresh tampilan gambar saat kita mengeditnya.

· Untuk menampilkan atau menyembunyikan halaman (page) pada objek manager, klik object manager options dan pilihlah show
pages.

· Untuk pengaturan layer dan page, aktifkan dengan cara mengklik ikon layer manager view yang berupa gambar mata di atas
tumpukan kertas.
· Memberi nama atau mengganti nama layer : klik kanan pada nama layer kemudian klik rename, tuliskan nama untuk layer
tersebut. Penamaan layer berguna untuk menunjukkan isi atau urutan atau hubungan dengan layer lainnya.
· Mengubah urutan layer : drag layer pada object manager docker dan pindahkan ke urutan yang kita kehendaki.

Perpindahan dan duplikasi objek antar layer

Kita bisa memindahkan atau mengkopi objek-objek yang kita seleksi ke dalam layer baru atau layer lain. Demikian juga perpindahan
atau duplikasi layer ke dalam master page.

5
Untuk memindahkan atau mengkopi suatu objek ke layer lain dapat dilakukan dengan cara :

1. Pilih objek yang akan dipindah atau dikopi

2. Klik ikon object manager options

3. Pilih dan klik salah satu : move to layer untuk pindah atau copy to layer untuk mengkopi ke layer baru

4. Klik layer baru tempat objek tersebut akan dipindah atau dikopi-kan

Menindahkan objek antar layer juga dapat dilakukan melalui docker objek manager dengan cara mendrag objek dari suatu layer ke layer lainnya.

Agar kita dapat memindahkan atau mengkopi suatu objek antar layer, maka layer-layer tersebut harus dalam keadaan tidak terkunci
(unlock).

Pengenalan corel X3
Di sini kita akan mempelajari menu-menu dan jendela-jendela dalam coreldraw X3 serta bagaimana memulai menggunakan coreldraw X3.

Jendela Applikasi CoreldrawX3

Jendela applikasi coreldraw X3 secara default terdiri atas (dari atas ke kiri – bawah – kanan) :

 Tittle bar: berada pada barispaling atas, memanjang ke kanan; berisi keterangan tentang fileyang sedang aktif atau sedang kita buka.
 Menu bar : berada di bawahtittle bar yang berisi pilihan-pilihan menu yang akan menjajar kebawah (drop-down) bila diklik.
Terdiri atas menu File, Edit, View, Layout, Arrange, Effect, Bitmap, Text, Tools, Windows, dan Help.

 Toolbar : berada pada baris ke tiga; berisi jalan pintas (shortcuts) yang menuju ke menu dan perintah-perintah lainnya. Secara
default di sini akan terdapat shortcut New, Open, Copy, Paste, Undo, Redo, Import, Export, Application Launcher, Corel online
dan Zoom Level.

 Property bar : berisi perintah-perintah yang berhubungan dengan objek atau perangkat yang sedang aktif. Misalnya, jika
perangkat Text sedang aktif maka text property bar akan menanpilkan perintah-perintah yang dapat kita gunakan untuk
menuliskan atau mengedit text.

 Toolbox : berada pada sisi sebelah kiri, memanjang ke bawah; berisi perangkat-perangkat (tools) yang akan kita gunakan dalam
membuat gambar, memberi warna, ataupun melakukan modifikasi-modifikasi terhadap objek dan gambar.

Semua bar ini dapat kita pindah-pindahkan letaknya ke tempat yang kita inginkan (detachable) atau bahkan bisa kita tidak tampilkan misalnya
kita ingin area gambar menjadi lebih “luas”).

 Ruler : merupakan batas-batas vertikal dan horizontal; berisi angka-angka untuk menunjukkan ukuran dan posisi objek.
 Halaman (Drawing Page) :

Wilayah kosong (bila belum ada gambar) berbentuk segi empat,di tengah-tengah area putih, di mana gambar/objek yang kita
tempatkan di dalamnya dapat kita print.

 Jendela gambar (Drawing window) : Merupakan area di luar drawing page, dibatasi oleh scroll bars dan kontrol applikasi
(application controls).
 Document navigator : berada pada bagian bawah sebelah kiri; berisi kontrol-kontrol untuk melakukan perpindahan antar halaman,
dan juga untuk menambah atau mengurangi jumlah halaman.
 Status bar : Berada pada bagian dasar jendela applikasi; berisikan informasi-informasi mengenai objek seperti jenis, ukuran,
warna, dan resolusi.
 Navigator : Sesuai dengan namanya, navigator yang berada pada sudut kanan bawah berfungsi sebagai alat untuk membantu kita
bergerak di sekitar Drawing window atau drawing page.
 Color pallete : berupa bar di bagian sisi paling kanan yang berisi kotak-kotak warna (secara default berisi warna-warna CMYK)
yang akan kita gunakan untuk memberi warna pada objek yang kita pilih.
 Docker : docker merupakan suatu jendela tersendiri yang berisi perintah-perintah dan setting yang berhubungan dengan perangkat
atau fungsi-fungsi tugas tertentu.

Command dan tool-tool Coreldraw X3

Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat commands dan tools yang ada di dalam jendela applikasi Coreldraw X3 yang terdapat pada masing-
masing bagian seperti di jelaskan di atas:

 Property bar : berisi fungsi-fungsi yang paling umum digunakan yang menampilkan perangkat atau kerja yang sedang kita
lakukan. Isi yang ditampilkan akan berubah-ubah tergantung dari perangkat apa yang sedang kita gunakan atau pekerjaan apa
yang sedang kita lakukan.

8
 Toolbox :berisi perangkat-perangkat (tools) yang akan kita gunakan dalam membuat gambar, memberi warna, ataupun melakukan
modifikasi-modifikasi terhadap objek dan gambar.
Perangkat-perangkat tersebut adalah (Gambar C2) : Pick Tool, Shape, crop, zoom, curve, smart, rectangle, ellipse, object, perfect
shape, text, interactive, efedropper, outline, fill, interactive fill.
Tool-tool tersebut ada yang secara default terlihat pada toolbox, ada juga yang dikelompokkan dalam flyout (kumpulan tool yang
akan tampil dalam barisan bila kita mengklik dan tahan mouse pada salah satu tool yang tampak pada toolbox).

Docker : seperti dialog box, menampilkan tombol-tombol perintah, pilihan-pilihan dan daftar-daftar. Tetapi docker ini dapat tetap kita biarkan
terbuka sambil kita mengerjakan suatu dokumen, sehingga dapat menjalankan perintah-perintah untuk mencoba efek-efek yang berbeda. Docker
ini dapat kita pinggirkan (docking) atau kita kembangkan (floating). Saat docker kita pinggirkan, ia akan menempel pada sisi kanan jendela
applikasi dan hanya menampilkan judul dockernya saja.
Dalam keadaan terkembang, docker ini dapat kita pindah-pindahkan. Bila ingin “menghemat ruang”, docker ini juga dapat kita tutup.
Yang bisa kita tempatkan pada docker diantaranya adalah perintah-perintah shaping, position, transformation, dll. Untuk menempatkan perintah-
perintah tersebut ke dalam docker, klik menu window – dockers – kelompok perintah yang kita pilih.

Tools Untuk Menggambar Kurva

Tools untuk menggambar kurva atau bentuk-bentuk bebas yang ada pada Corel Draw X3 terdapat pada curve flyout Freehand Tool pada toolbox
yang letaknya di sisi paling kiri dari jendela Corel. Pada curve flyout ini terdapat pilihan-pilihan tool, yaitu freehand tool, bezier tool, artistic
media tool, pen tool, poly line tool, 3 point curve tool, interactive connector tool dan dimension tool. Masing-masing memiliki fitur yang
berbeda, seperti yang diuraikan berikut ini :

9
 Freehand tool: untuk menggambar kurva bebas dan garis lurus. Kurva bebas yang saya maksud di sini adalah suatu garis atau
bentuk lain yang akan tergambar mengikuti setiap gerakan mouse. Untuk mengaktifkan freehand tool, klik Freehand Tool yang ada pada
toolbox di sisi kiri jendela Corel atau cukup dengan menekan tombol F5 pada keyboard. Bila freehand tool ini kita aktifkan, maka pada
property bar (di bawah menu bar) akan muncul pilihan-pilihan seperti gambar di bawah ini.

Pada property bar tampak pilihan-pilihan arrowhead selector untuk menentukan bentuk ujung atau akhir garis yang akan kita buat,
misalnya berupa panah atau ujung datar biasa. Outline style selector untuk memilih gaya garis seperti apa yang akan kita buat, apakah
garis solid, putus-putus atau tersusun dari titik-titik. Outline width untuk menentukan seberapa tebal garis yang kita buat. Dan freehand
smoothing untuk mengatur tingkat kehalusan garis.

10
Untuk membuat sebuah garis lurus, pilihlah freehand tool atau cukup dengan menekan tombol F5.

Ketika freehand tool ini aktif, kursor akan berubah menjadi seperti tanda “+” dengan gambar garis melengkung-lengkung di bawahnya.

Arahkan kursor pada suatu titik sebagai titik awal garis tersebut. Klik kiri mouse kemudian lepaskan. Arahkan kursor pada titik lain
dimana garis tersebut akan berakhir (tekan tombol ctrl bila ingin garis tersebut benar-benar lurus) dan klik kiri sekali lagi. Sebuah garis
lurus akan terbentuk. Jika ingin menambahkan suatu segmen garis lagi pada ujung garis tersebut (misalnya garis miring, dsb), arahkan
kursor pada ujung garis yang sedang aktif hingga kursor berubah menjadi seperti tand “+” dengan gambar panah bengkok di bawahnya.
Klik pada titik tersebut, arahkan kursor pada titik lain tempat ujung garis akan berakhir dan klik lagi di sana.

Untuk menggambar kurva bebas, pilihlah freehand tool (F5). Aturlah nilai freehand smoothing pada property bar. Nilai freehand
smoothing ini akan menentukan seberapa halus alur garis dari kurva yang akan kita gambar. Pengaturan nilai freehand smoothing harus
dilakukan sebelum kita mulai menggambar kurva bebas. Nilainya antara 0 sampai 100 (Nilai defaultnya adalah 100). Makin tinggi
nilainya, makin halus kurva yang dihasilkan, tetapi makin mengurangi kesamaan dari gerakan mouse kita. Makin rendah nilainya, kurva
yang dihasilkan akan semakin menyerupai gerakan mouse kita. Untuk melihat perbedaannya, silakan lakukan perubahan nilai-nilai
freehand smoothing ini.

Arahkan kursor pada suatu titik di mana kurva tersebut akan mulai kita gambar. Klik kiri mouse pada titik tersebut dan tahan. Sambil
tetap menekan tombol kiri mouse, gerakan mouse untuk membentuk kurva atau gambar yang kita inginkan. Gambar yang terbentuk
adalah gambar yang sesuai dengan gerakan dari mouse kita.

Bila gambar telah terbentuk sesuai keinginan, atau kedua ujung kurva telah saling bertemu , lepaskan tombol mouse. Untuk membuat
kurva tertutup, maka titik ujung dari kurva yang kita gambar harus bertemu/bersatu dengan titik awal kurva (muncul tanda “+” dengan
panah bengkok di bawahnya). Kitapun bisa membuat kurva terbuka menjadi kurva tertutup. Saat kurva terbuka yang kita buat itu dalam

11
keadaan aktif (pikced), klik tombol Auto Close Curve pada property bar. Ini akan membuat kurva terbuka kita menjadi kurva
tertutup, dengan menghubungkan ujung-ujung (titik awal dan akhir ) kurva. Untuk bisa diwarnai dengan fill color, sebuah kurva haruslah
merupakan kurva tertutup.

 Bezier Tool : Dengan tool ini kita bisa menggambar kurva dengan teknik menggambar per segment (bagian). Tiap segment
dihubungkan oleh titik yang disebut node. Kita bisa menggambar sebuah kurva dengan menentukan titik-titik untuk tiap segmennya.

Untuk menggambar sebuah kurva dengan bezier tool ini, kliklah dan tahan tombol kiri mouse pada tool Freehand tool sehingga muncul
curve flyout.

Pilih bezier tool. Kursor akan berubah menjadi seperti tanda “+” dengan semacam gambar simpul di bawahnya.

Arahkan kursor pada suatu titik dari bidang gambar dimana kita akan memulai menggambar sebuah kurva. Klik kiri mouse pada titik
tersebut.

Arahkan kursor pada titik lain yang akan menjadi segmen kedua dari kurva, klik kiri mouse dan lepaskan. Titik pertama dan titik kedua
akan dihubungkan oleh sebuah garis lurus.

12
Arahkan kursor pada titik ke tiga, klik kiri mouse, lepaskan. Begitu seterusnya sehingga setiap titik-titik tadi akan saling berhubungan
dan membentuk sebuah kurva (bangun) tertentu.

Pada pertemuan kedua ujung kurva yang akan membentuk kurva tertutup (atau ketika kita menambahkan segmen baru pada ujung suatu
kurva yang telah ada), kursor akan berubah menjadi seperti tanda panah. Ini menandakan pertemuan dua node menjadi satu atau sebagai
tanda bahwa kurva yang kita buat telah membentuk kurva tertutup.

Jika ingin garis yang menghubungkan antara dua titik adalah berupa garis lengkung, maka ketika menempatkan kursor pada satu titik,
klik dan tahan tombol kiri mouse sambil menggerakkan mouse ke arah tertentu sehingga muncul dua panah putus-putus saling bertolak
belakang. Atur-aturlah gerakan mouse sehingga terbentuk garis lengkung seperti yang kita kehendaki.

13
Pada mulanya, menggambar kurva terutama garis lengkung dengan bezier tool (ataupun curve tool lain) memang agak membingungkan
dan terkesan merepotkan. Tetapi apabila kita telah terlatih dan telah memahami cara kerjanya, tool ini akan sangat memudahkan dalam
pengerjaan kita menggambar kurva.

 Artistic Media Tool : Penjelasan mengenai Artistic Media Tool ini, silakan klik di sini.

 Pen Tool : Penggunaannya mirip dengan Bezier tool, tetapi dengan pen tool kita bisa melihat pratampil garis yang akan terbentuk.
Disamping itu, dengan pen tool ini kita bisa menambahkan ataupun menghapus segmen (node) pada suatu garis atau kurva yang telah
ada.

Untuk mengaktifkan pen tool, klik dan tahan pada toolbox freehand tool untuk memunculkan curve fly out dan pilih pen tool. Kursor
akan berubah menjadi seperti gambar pena dengan garis silang di samping nya.

Ketika pen tool aktif, maka property bar akan menampilkan pilihan-pilihan seperti gambar di bawah ini :

14
o Preview mode

Bila icon preview mode ( yang ada gambar mata) dengan background berwarna terang, artinya kita dapat melihat pratampil dari
garis yang kita gambar dengan pen tool. Klik pada icon untuk mengaktifkan atau menonaktifkannya.

o Auto Add-Delete

Bila background icon Auto Add-Delete (gambar pena dengan tanda plus minus) berwarna terang, maka kita dapat menambahkan
atau menghapus node atau segmen pada suatu garis atau kurva. Klik pada icon untuk mengaktifkan atau menonaktifkannya.

o End dan Start Arrowhead Selector menampilkan pilihan-pilihan atas ujung garis/kurva yang kita gambar. Bisa berupa panah,
bulat dan bentuk-bentuk lainnya. Klik pada tanda “V” untuk menampilkan pilihan-pilihan yang disediakan.

o Outline Style Selector menampilkan pilihan-pilihan jenis outline yang kita gunakan: garis solid, putus-putus atau berupa titik-
titik. Klik pada tanda “V” untuk menampilkan pilihan-pilihan yang disediakan.
15

o Outline width adalah untuk menentukan seberapa tebal outline yang kita buat. Klik pada tanda “V” untuk menampilkan pilihan-
pilihan yang disediakan, atau blok tulisan “Hariline” yang ada dalam kotak dan ketikkan angka ketebalan outline yang
dikehendaki.

Penggunaan Pen tool mirip seperti bezier tool. Tempatkan kursor pada satu posisi dan klik kiri di sana untuk memulai menggambar
sebuah garis atau kurva. Lepaskan tombol mouse dan arahkan kursor ke posisi kedua, klik kiri dan lepaskan, maka sebuah garis lurus
yang menghubungkan kedua titik tergambar. (Jika ingin garis tersebut adalah sebuah garis lengkung, maka pada posisi titik kedua klik
dan tahan tombol kiri mouse dan sambil tetap menekan tombol kiri gerakkan mouse ke arah tertentu sehingga terbentuk sebuah garis
lengkung, lepaskan tombol mouse jika garis yang terbentuk sudah sesuai atau biarkan saja seperti itu untuk diedit lagi nanti).

Ulangi langkah-langkah tersebut untuk posisi ke tiga dst sehingga terbentuk sebuah kurva yang diinginkan. Apabila ingin membuat
sebuah kurva tertutup, maka titik terakhir haruslah bertemu dengan titik awal kurva. Pada saat kurva yang sedang kita gambar akan
membentuk sebuah kurva tertutup, maka kursor akan menjadi gambar pena dengan lingkaran kecil di sampingnya.

Dengan pen tool, kita bisa menambahkan atau menghapus nodes yang ada pada suatu garis atau kurva. Caranya adalah :

o Untuk menambahkan node :

 (Bila garis atau kurva belum aktif) Aktifkan garis atau kurva yang akan kita tambahkan node atau segmennya dengan
mengklik atau membloknya menggunakan pick tool.

 Aktifkan pen tool (kursor menjadi gambar pena dengan tanda silang di sampingnya).

 Arahkan kursor pada outline dari kurva pada posisi-posisi dimana nodes akan ditambahkan. Kursor akan berubah menjadi
gambar pena dengan tanda “+” disampingnya. Klik pada posisi tersebut. Maka node baru akan ditambahkan pada garis
atau kurva tersebut.
 Ulangi langkah ke tiga bila ingin menambahkan node pada posisi-posisi yang lain.

16

o Untuk menghapus node :

 (Bila garis atau kurva belum aktif) Aktifkan garis atau kurva yang akan kita tambahkan node atau segmennya dengan
mengklik atau membloknya menggunakan pick tool.

 Aktifkan pen tool (kursor menjadi gambar pena dengan tanda silang di sampingnya).

 Arahkan kursor pada salah satu node yang ada pada outline. Kursor akan berubah menjadi gambar pena dengan tanda “-”
di sampingnya setiap kali berada di atas suatu node. Klik pada node tersebut, maka node tersebut akan terhapus.

 Ulangi langkah ke tiga untuk menghapus nodes yang lainnya.

Catatan :Suatu kurva atau garis minimal mempunyai dua node. Jadi jika kurva atau garis yang memiliki dua node dan
salah satu dari kedua node tersebut kita hapus, maka garis atau kurva tersebut juga akan hilang.

 Polyline Tool

Dengan polyline tool kita bisa menggambar suatu kurva yang dapat terdiri atas garis lurus ataupun garis tidak beraturan (freehand) atau
gabungan dari keduanya hanya dengan satu tool. Misalnya bentuk-bentuk gambar seperti ini :
17

Munculkan curve flyout dengan mengklik dan tahan pada Freehand Tool, kemudian pilih Polyline Tool. Pada property bar kita bisa
menentukan terlebih dulu ketebalan outline, outline style serta model ujung-ujung outline (arrowhead) untuk sebuah kurva yang akan kita
gambar. Sedangkan nilai Freehand Smoothing-nya akan mengikuti pengaturan nilai pada tool Freehand Tool (F5).
Tentukan posisi kursor pada area gambar sebagai titik awal dimana suatu kurva akan kita buat. Bila ingin menarik garis-garis lurus:
cukup klik pada titik awal dan lepaskan, arahkan pada titik ke dua, klik dan lepaskan lagi, begitu seterusnya. Sedangkan untuk membuat
suatu garis bebas yang mengikuti pergerakan mouse, klik dan tahan pada suatu titik kemudian bentuk garis sembarang dengan mengatur
pergerakan mouse. Seperti contoh pada gambar di atas, kita bisa mengkombinasikan garis lurus dan garis sembarang dalam suatu kurva.

18

Untuk menggambar sebuah kurva tertutup, titik awal kurva harus bertemu (berhimpit) dengan titik akhir dari kurva tersebut. Pada saat
menggambar, kita akan melihat kursor berbentuk tanda “+” dengan panah bengkok di bawahnya yang menandakan bahwa pada titik
itulah kita bisa menjadikan suatu kurva sebagai kurva tertutup. (Kursor bertanda “+” dan panah bengkok juga akan muncul jika kita
memulai penempatan titik baru di titik ujung kurva yang sedang aktif.).

Sedangkan untuk menggambar suatu kurva terbuka, maka kita harus melakukan double klik pada titik terakhir dari kurva yang sedang
kita gambar.

Catatan : Dengan polyline tool ini kita tidak bisa membuat garis lengkung langsung seperti yang dapat dilakukan dengan Bezier dan
Pen Tool.

 3 Point Curve Tool

Ini adalah tool untuk menggambar suatu garis lengkung dengan menentukan tiga titik sebagai acuan: yaitu titik awal, titik akhir dan titik
lengkung. Setelah mengaktifkan 3 Point Curve Tool dari curve flyout, tentukan titik awal suatu garis lengkung akan kita buat. Klik dan
tahan tombol mouse pada titik tersebut. Sambil tetap menekan tombol mouse, arahkan pointer pada titik akhir kurva dan lepaskan tombol
mouse. Gerakkan mouse untuk membentuk lengkung garis, dan bila telah didapatkan lengkung yang diinginkan, klik sekali lagi. Garis
lengkung pun tercipta.
19

 Interactive Connector Tool

Dengan connector tool ini kita juga bisa membuat suatu garis. Tetapi, sesuai dengan namanya, tool ini digunakan untuk membuat suatu
garis penghubung antara satu kurva dengan kurva ke dua, misalnya dalam pembuatan diagram fungsi seperti pada contoh gambar
berikut :

Ada dua jenis connector di sini, yaitu angled connector dan straight connector. Kita bisa menentukan jenis connector ini dengan
mengklik salah satu icon-nya yang ada pada property bar setiap kali kita mengaktifkan tool ini.
20

Straight connector akan menghasilkan garis lurus sebagai penghubung antara suatu kurva (diagram) dengan kurva (diagram) lainnya.
Sedangkan angled connector akan menghasilkan garis hubung bersudut (zigzag). Angled connector memiliki handle-handle yang
berfungsi untuk pengaturan letak perhubungan dan juga bentuk dari garis hubung itu sendiri. Kedua connector ini dapat “mengenali” dan
melekat pada midpoint, node, intersection, maupun center pada suatu kurva. Bila kedua ujung connector telah melekat pada kurva-kurva
yang dihubungkannya, maka akan menyesuaikan diri dengan pergeseran atau perubahan bentuk dari kurva tersebut.

Misalkan kita ingin menempatkan angled connector pada midpoint (titik tengah) dari kurva A dan kurva B. Aktifkan tool Interactive
Connector Tool. Pada property bar, klik icon Angled Connector. Arahkan kursor pada sisi dari kurva A dimana garis hubung akan
dimulai. Akan muncul tulisan-tulisan yang menerangkan posisi dari ujung connector pada suatu kurva, apakah pada node, midpoint, dst.
Pada midpoint dari kurva A, klik dan tahan tombol mouse pada titik itu. Sambil tetap menahan tombol mouse, arahkan dan tempatkan
pointer pada midpoint kurva B pada sisi yang kita inginkan kemudian lepaskan tombol mouse. Maka kurva A dan kurva B akan
terhubungkan pada titik-titik tengahnya.

Untuk mengatur bentuk dari angled connector yang telah menghubungkan kurva A dan kurva B ini, geser-geserlah handle-handle yang
terdapat pada connector dengan Shape Tool (F10).

Catatan : (1) Straight connector tidak memiliki handle seperti angled connector. (2) Connector tidak akan menyesuaikan diri dengan
pergeseran dan perubahan suatu kurva bila ditempatkan tidak pada salah satu dari midpoint, node ataupun center dari kurva tersebut.

 Dimension Tool
Ada 5 macam dimension tool yang termasuk dalam kelompok Dimension Tool ini, yaitu Auto Dimension, Vertical Dimension,
Horizontal Dimension, Slanted Dimension, dan Angular Dimension.

o Auto Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran panjang atau tinggi, atau juga jarak horizontal maupun vertikal antara
dua titik, baik dalam satu kurva ataupun antara kurva satu dengan yang lain.

o Vertical Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran tinggi atau jarak vertikal antara dua titik.

21

o Horizontal Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran panjang atau jarak horizontal antara dua titik.

o Angular Dimension : adalah tool untuk mengetahui besaran sudut yang terbentuk oleh dua segmen garis.

Untuk mengaktifkan tool Dimension ini langkah-langkahnya adalah :

o Klik dan tahan pada Freehand Tool yang ada pada toolbox (jangan tekan F5) sehingga muncul curve flyout.

o Pilih (klik) Dimension Tool.

Bila Dimension ini telah kita aktifkan, maka property bar akan menampilkan pilihan-pilihan untuk Dimension Tool ini, yang terdiri atas
(dari kiri ke kanan) :

o Jenis Dimension Tool yang akan digunakan (Auto, Vertical, Horizontal, Slanted, Call out dan Angular). Pilihan berikutnya yang
muncul (kecuali kita memilih Call Out) adalah :

o Dimension Style : berisi menu drop down yang menampilkan pilihan style dimensi yang akan kita gunakan. Pilihannya adalah :
Decimal, Fractional (pecahan), US Engineering dan US Architectural. Dari pilihan-pilihan ini biasanya digunakan Decimal atau
Fractional. Sedangkan kedua pilihan lainnya hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan di bidang tertentu saja (arsitektur
dan engineering). Pilihan Dimension Style ini tidak aktif apabila dimension tool yang kita gunakan adalah Angular Dimension.
o Dimension Precision : untuk menentukan tingkat ketelitian dari hasil pengukuran, misalnya sampai tiga digit di belakang koma,
seperseratusan, dst.

o Dimension Units : untuk menentukan satuan pengukuran yang kita gunakan, misalnya milimeter (mm), centimeter (cm), dst.

o Icon Show Dimension Units : ini adalah sebuah icon berlambang “mm” dengan tanda dua kutip di atasnya. Bila icon ini aktif
(background-nya berwarna terang), maka satuan yang kita gunakan akan tercantum pada penulisan hasil pengukurannya. Cukup
klik pada icon tersebut untuk mengaktifkan atau menonaktifkannya.

o Prefix dan Suffix For Dimension : untuk menambahkan karakter (keterangan) di depan atau dibelakang penulisan hasil
pengukuran.

22

o Icon Dynamic Dimensioning : untuk mengaktifkan atau menonaktifkan pilihan-pilihan seperti tersebut di atas.

o Text Position Drop Down : berupa pilihan dalam menu drop down yang berisi pilihan penempatan atas penulisan hasil
pengukuran pada garis dimensi.
Bagaimana fungsi dan cara menggunakan Dimension Tool ini?

Sebagai Illustrasi dan untuk lebih memahami fungsi dan penggunaannya, gambarlah sebuah segitiga siku-siku dengan ukuran sembarang.
Beri tanda berupa karakter a, b dan c pada setiap titik sudut pembentuk segitiga tersebut seperti contoh berikut :

23
Misalkan kita ingin mengetahui besaran tinggi “ab”, panjang “bc” dan garis miring “ac” serta besaran sudut “a”. Yang kita lakukan
adalah:

o Pertama, aktifkan dulu tool Dimension tool.

o Di sini kita tetapkan pilihan-pilihan pada property bar sbb :

 Dimension Style : Decimal

 Dimension Precision : 0.0

 Dimension Unit : mm (Kecuali nanti untuk Angular kita pilih Degrees)

 Show Units For Dimension kita aktifkan

 Sementara kosongkan saja Prefix dan Suffix for Dimension

 Dynamic Dimensioning kita biarkan aktif

 Text Position Drop Down sementara biarkan saja mengikuti default-nya Corel.

o Untuk mengetahui tinggi “ab”. Caranya adalah :


 Pilih Vertical Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda “+” dengan panah atas bawah di kanan bawahnya.

 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik a sehingga muncul kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.

 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan mouse ke suatu arah, maka akan muncul garis

24

 vertikal dan dua garis horizontal di atas dan di bawahnya. Garis-garis ini akan berubah bentuk dan mengiktui pergerakan
kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi klik pada kotak kecil tadi.

 Arahkan kursor pada titik b hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.

 Arahkan kursor ke samping kiri garis “ab” dari segitiga. Akan muncul garis-garis vertikal dan horizontal yang saling tegak
lurus. Arahkan tanda “+” pada kursor ke tengah-tengah garis yang vertikal dan klik di sana. Bila dimensi unit tidak
tertulis, maka aktifkan icon Show Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan seperti gambar
berikut :
Catatan : besaran-besaran yang dihasilkan pada illustrasi ini tergantung dari dimensi segi tiga yang kita gambar.

o Untuk mengetahui panjang “bc”. Caranya adalah :

 Pilih Horizontal Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda “+” dengan panah kiri kanan di kanan bawahnya.

 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik b sehingga muncul kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.

 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan mouse ke suatu arah, maka akan muncul satu garis
horizontal dan dua garis vertikal di kiri dan kanannya. Garis-garis ini akan berubah bentuk dan mengiktui pergerakan
kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi klik pada kotak kecil tadi.

25

 Arahkan kursor pada titik c hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru. Klik pada kotak kecil
tersebut.

 Arahkan kursor ke bawah garis “bc” dari segitiga. Akan muncul garis-garis vertikal dan horizontal yang saling tegak
lurus. Arahkan tanda “+” pada kursor ke tengah-tengah garis yang horizontal dan klik di sana. Bila dimensi unit tidak
tertulis, maka aktifkan icon Show Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan seperti gambar
berikut :
o Untuk mengetahui panjang garis miring “ac”. Caranya adalah :

 Pilih Slanted Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda “+” dengan panah miring atas bawah di kanan
bawahnya.

 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik a sehingga muncul kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.

 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan mouse ke suatu arah, maka akan muncul garis-garis
miring yang saling tegak lurus. Garis-garis ini akan berubah bentuk dan mengiktui pergerakan kursor. Jika ini tidak
terjadi, ulangi klik pada kotak kecil tadi.

 Arahkan kursor pada titik c hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.

 Arahkan kursor ke samping kanan garis “bc” dari segitiga. Akan muncul garis-garis miring yang saling tegak lurus.

26

 Arahkan tanda “+” pada kursor ke tengah-tengah garis miring yang sejajar garis “ac” dan klik di sana. Bila dimensi unit
tidak tertulis, maka aktifkan icon Show Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan seperti
gambar berikut :
o Untuk mengetahui besaran sudut titik “a”. Caranya adalah :

 Pilih Angular Dimension Tool. Cursor akan berubah menjadi tanda “+” dengan panah miring atas bawah di kanan
bawahnya.

 Arahkan kursor pada titik ujung segitiga di titik a sehingga muncul kotak kecil dan tulisan “node” berwarna biru.

 Klik pada kotak kecil tersebut. Sampai di sini jika kita menggerakkan mouse ke suatu arah, maka akan muncul satu garis
lurs. Garis ini akan mengiktui pergerakan kursor. Jika ini tidak terjadi, ulangi klik pada kotak kecil tadi.

 Arahkan kursor pada titik b hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.
Dari sini akan muncul dua garis lurus yang saling membentuk sudut, dimana garis yang satu melekat pada sisi ab dari
segitiga, dengan garis setengah lingkaran di mulut sudut-nya.

 Arahkan kursor pada titik c hingga muncul lagi kotak kecil dan tulisan node berwarna biru. Klik pada kotak kecil tersebut.
Ada dua garis yang masing-masing melekat pada sisi “ab” dan “ac” dari segitiga, tetapi ujung kedua garis dan setengah
lingkaran di mulutnya akan mengikuti pergerakan mouse.

27
 Arahkan kursor mengikuti mulut sudut “a” sehingga garis setengah lingkaran berada di luar sisi segitiga. Arahkan tanda
“+” pada kursor ke tengah-tengah setengah lingkaran dan klik di sana. Bila dimensi unit tidak tertulis, maka aktifkan icon
Show Dimension Units (ikon dengan lambang “mm”). Maka hasilnya akan seperti gambar berikut :

Bila pengukuran dimensi-dimensi tersebut seluruhnya kita lakukan pada segi tiga yang sama, maka hasilnya adalah :
28

Tips :

o Jika dirasakan teks yang menunjukkan besaran dan satuan dimensi ukuran font-nya terlalu besar (atau terlalu kecil), ganti kursor
menjadi pick tool (klik gambar panah putih pada tool box), lalu klik pada sembarang area kosong pada bidang gambar, kemudian
klik pada text tersebut hingga property bar menampilkan text property, lalu gantilah ukuran atau jenis font-nya.

o Untuk mengatur ketebalan, gaya, dan model ujung garis penunjuk dimensi, ini dilakukan di luar dan sebelum mengaktifkan
Dimension Tool. Yaitu dengan cara mengubah default outline yang diberikan oleh Corel menjadi seperti yang kita mau (nilai-
nilai default bisa dikembalikan lagi setelah selesai dengan Dimension Tool, juga dengan cara yang sama). Ini pun berlaku untuk
Text.

Seperti disebutkan di awal, Dimension Tool ini dapat dilakukan untuk mengukur jarak antar dua titik, atau antar dua kurva baik secara
vertikal maupun horizontal serta untuk mengukur besaran sudut yang dibentuk oleh dua titik, dua garis ataupun dua kurva.
29

Memberi Warna

MEMBERI WARNA PADA CORELDRAW X3

Mewarnai objek pada coreldraw dapat dilakukan dengan beberapa cara :

 Mengklik langsung salah satu warna pilihan yang ada pada color palette: klik kanan untuk memberi warna outline, klik kiri untuk
memberi warna isi (fill color);

 Menggunakan salah satu menu pewarnaan yang ada pada tool box : smart fill, eyedropper, outline tool, fill tool, dan interactive fill tool;

 Menggunakan menu object properties pada docker

Bagaimana caranya menggunakan teknik-teknik pewarnaan tersebut?

A.Memberi warna outline dapat dilakukan dengan beberapa cara:

 Klik kanan salah satu warna pada color palette. 


 Pilih salah satu warna pada color palette. Drag warna tersebut ke arah bagian outline dari
objek yang ingin diberi warna. Akan muncul gambar  kotak yang bagian tengahnya bolong
dan pinggirannya berwarna sesuai dengan warna yang kita pilih tadi. Lepaskan tombol
mouse.
 Klik objek yang akan diberi warna.  (Bila belum) Aktifkan menu docker object properties
dengan cara klik menu window–docker–object properties.  Pada menu object properties,
klik outline (gambar pena). Akan muncul pilihan pengaturan tebal garis (width), warna
(color), dst.  Klik tanda “v” di sebelah kanan tulisan color untuk memunculkan pilihan
warna (CMYK default) dan pilih salah satu warna yang ditampilkan.  Jika ingin memilih
warna lain, klik other dibawah kotak-kotak warna. Akan muncul dialog box yang terdiri
atas pilihan pewarnaan melalui:
30
 models: CMYK = warna-warna hasil perpaduan dari warna Cyan,Magenta, Yellow
dan blaK; RGB = hasil perpaduan dari Red Green dan Blue; HSB ataupun HLS =
kombinasi dari warna (Hue) , terang gelapnya warna (Brightness) dan kedalaman
warna (Saturation);… dst sesuai kebutuhan dan fungsinya. Sedangkan jika suatu
objek diberi warna Registration Color maka objek tersebut akan selalu ada/tercetak
pada hasil  cetak separasi (biasanya digunakan pada tanda register atau penanda). 
Geser-geserlah kotak kecil yang ada di dalam “kolam warna” dan atau balok kecil
pada “batangan warna” atau masukkan nilai-nilai masing-masing warna yang ada
di dalam box component untuk menemukan warna yang dikehendaki.
 mixer : sama seperti dengan models, hanya cara memadukan warnanya yang
berbeda.
 palette : terdapat pilihan kelompok-kelompok warna (palette) jika kita klik tanda
“v” di sebelah kanan tulisan palette. Pilihlah warna yang sesuai dan gunakan tint
untuk mengatur tebal-tipisnya warna (dengan menggeser slide).

   Dengan tool outline tool.  Klik outline tool pada toolbox. Akan muncul flyout menu. Klik
outline color dialog: akan muncul dialog box seperti pada cara nomor 3
.
  Catatan :
* Jika color palette tidak muncul dalam jendela applikasi, aktifkan dengan cara mengklik menu
window — color palettes–pilih kelompok warna yang ingin dijadikan acuan: ada warna CMYK,
RGB, ….dan beberapa jenis warna Pantone.  Pada jendela Coreldraw bisa kita tampilkan lebih
dari satu color palette, serta tiap color palette dapat kita tempatkan pada
* Dalam pencetakan dengan teknik separasi, suatu objek yang memiliki warna dari kelompok
CMYK akan dicetak menjadi bagian-bagian terpisah berdasarkan warna-warna penyusunnya
(misalnya objek dengan warna merah akan dicetak menjadi dua bagian terpisah yaitu yang
mengandung warna cyan dan magenta); sedangkan objek yang memiliki warna Pantone akan
dicetak sebagai objek tunggal (spot color/warna khusus).
31

B. Memberi Warna Isi (Fill


Color) seperti halnya memberi warna outline, dapat dilakukan dengan
beberapa cara :
 Klik kiri salah satu warna pada color
palette.  Untuk menghilangkan warna fill, klik kiri  color
palette pada kotak paling atas ke dua yang ada tanda “X” di dalamnya.
 Pilih salah satu warna pada color
palette. Drag warna tersebut ke arah bagian dalam objek yang ingin
diberi warna. Akan muncul gambar  kotak yang penuh terisi warna sesuai dengan warna
yang kita pilih tadi.
Lepaskan tombol mouse.
 Klik objek yang akan diberi warna. 
(Bila belum) Aktifkan menu docker object properties dengan cara klik menu
window–docker–object properties.  Pada menu object properties, klik
fill (gambar kaleng cat). Akan muncul pilihan jenis pewarnaan. Klik tanda “v” di sebelah
kanan tulisan
color untuk memunculkan pilihan warna: uniform fill,, fountain
fill, pattern fill, postcript fill, texture fill dan no fill.  
Tentukan jenis pewarnaan apa yang kita inginkan dan pilih warnanya. Jika kita memilih
uniform fill (warna seragam untuk suatu objek), maka akan muncul pilihan seperti no.3
pada memberi warna
outline.
  1. Dengan tool fill tool.  Klik fill tool pada toolbox. Akan muncul flyout menu. Klik fill color
dialog: akan muncul dialog box seperti pada cara nomor 3 memberi warna outline.
32

C.Fountain Fill : Pewarnaan objek dengan lebih dari satu warna, dimana satu warna akan meredup
dan mendekati warna lainnya (degradasi warna).  Bisa digunakan untuk memberi kesan suatu
objek mendapat cahaya atau intensitas cahaya yang berbeda pada bagian-bagian permukaannya.
Pada toolbox, klik fill. Akan muncul flyout. Klik fountain fill dialog sehingga muncul dialog box
fountain fill.
  Degradasi warna bisa kita atur secara linear (lurus sejajar), radial (melingkar), conical (kerucut)
dan square (kotak) pada pilihan type. Klik tanda “v” di sebelah kanan type untuk memunculkan
pilihan-pilihan fountain fill yang kita inginkan. Jika kita menerapkan warna linear fountain fill ,
maka warna-warna yang kita tetapkan akan “mengalir” dalam garis lurus melintasi objek dengan
warna satu akan meredup menuju warna yang lain dan sebaliknya. 
Jika yang kita terapkan adalah radial fountain fill, maka warna-warna akan menyebar melingkar
dari sumbu pusat objek. Conical fountain fill menghasilkan efek seolah warna-warna yang
dihasilkan cahaya  mengenai sebuah kerucut. Sedangkan square fountail fill menyebar dalam
bentuk kotak dari titik pusat (center) objek.
Linear Fountain Fill Radial Fountain FillConical Fountain Fill Square Fountain Fill
Pada pilihan-pilihan color blend terdapat dua option, yaitu two color dan custom.  Bila kita pilih
two color, maka dibawahnya akan terdapat pilihan from dan to yang masing-masing menunjukkan
bahwa warna fountain fill akan “bergerak” dari (from) warna satu menuju (to) warna ke dua.
Tentukan warna-warnanya dengan mengklik tanda “v” dikanan  kotak warna di sebelah kanan
pilihan from atau to dan pilih salah satu warna yang muncul (atau other untuk memilih warna
lainnya).
33

Bila ingin membuat fountain fill dengan lebih dari dua warna, bisa kita lakukan dengan
mengaktifkan pilihan custom color. Akan muncul sebuah kotak persegi panjang dengan warna di
ujung kiri dan ujung kanan yang berbeda. Di atas ujung kiri dan kanan persegi panjang tersebut
ada kotak kecil.  Bila ingin mengganti salah satu warnanya, klik kotak kecil tadi hingga berubah
menjadi hitam, kemudian klik salah satu warna yang ada dalam color palette di sebelah kanan
persegi panjang.  Bila ingin menambahkan warna ke tiga dst, klik ganda di atas persegi panjang
(di area persegi panjang kecil dengan garis putus-putus) hingga muncul segitiga kecil berwarna
hitam.  Klik salah satu warna pada color palette.  Untuk mengubah posisi warna ke tiga dst tadi,
geser-geser segi tiga ke posisi yang diinginkan.  Untuk membuang warna ke tiga dst dilakukan
dengan mengklik ganda tanda segitiga yang mewakili salah satu warna.
Attribut lainnya yang bisa kita tentukan adalah sudut (angle) dari fountain fill, arah pergerakan
warna, titik pusat (untuk radial, conical dan square), midpoint dan edge pad.  Untuk dapat
memahami dengan baik semua fungsi-fungsi tersebut, tentu saja kita harus mencoba kombinasi-
kombinasi dari semuanya.
Kita juga bisa menerapkan preset fountain fill (siap pakai) yang disediakan oleh Corel. 
Sebaliknya, kita juga dapat menyimpan gaya fountain fill yang telah kita buat menjadi preset
dengan cara menuliskan nama preset (sesuka kita) di kanan tulisan “preset” kemudian tekan tanda
“+”.
Untuk mengatur kualitas tampilan dan hasil cetak objek dengan fountain fill dapat kita lakukan
dengan mengatur nilai fountain steps. Nilai default yang ditentukan oleh Corel adalah 256. Nilai
ini dikunci sehingga kualitas cetakan fountain fill ditentukan oleh nilai-nilai yang ditentukan pada
print setting dan kualitas tampilan ditentukan oleh nilai yang telah kita atur.  Tetapi kita bisa
membuka kunci tersebut dan menentukan nilai baru yang nantinya akan berlaku baik untuk
kualitas tampilan maupun cetak.

34
Artistic Media Sendiri

Artistic Media Tools

Selain fasilitas untuk menggambar garis-garis lurus dan lengkung biasa, Corel Draw juga menyediakan tool untuk menggambar bentuk-bentuk
artistic yang dikenal dengan Artistic Media Tool. Dengan tool ini kita maka garis atau suatu bangun tertentu yang kita buat seolah dilukis dengan
kuas tertentu atau hasil dari sprayer dengan pola-pola tertentu, misalnya seperti gambar berikut :

Untuk mengaktifkan tool Artistic Media, cukup klik dan tahan Free Hand Tool yang akan memunculkan curve fly out, kemudian pilihlah
Artistic Media Tool.

35
Atau kalau tidak ingin repot-repot, cukup tekan tombol “I” saja maka Artistic Media tool ini akan segera aktif. Kursor akan berubah menjadi
bentuk menyerupai sebuah kuas.

Pada menu bar, pilihlah jenis artistic tool yang akan kita gunakan. Ada pilihan preset, brush, spayer, calligrapic, dan pressure. Misalkan kita
pilih Sprayer, maka kita dapat menentukan pilihan nilai-nilai Freehand smoothing dan Size Object to be sprayed, jenis spray-nya pada spraylist
file list, Choice of Spray order. Misalkan juga kita menentukan pilihan-pilihan seperti gambar di bawah ini :

Kemudian arahkan kursor (yang berbentuk kuas) kepada bidang gambar yang kita inginkan. Buatlah suatu bentuk sembarang saja dengan artistic
tool tersebut, misalnya seperti berikut :

36

Dengan menggambar pola seperti itu, maka hasil yang kita dapat bisa seperti ini :
Atau ini :

Atau pola-pola lainnya.

Artistic media tools juga bisa kita terapkan pada suatu bentuk bangun yang telah kita buat sebelumnya. Misal kita memiliki sebuah bentuk
bangun lingkaran,

37
Arahkan artistic media tool yang kita tentukan tadi ke sisi luar dari lingkaran dan sekali lagi tentukan pilihan dari spraylist list (misalnya gambar
gelembung) . Maka hasilnya adalah :

38
Silakan lakukan eksplorasi dan eksperimen-eksperimen dengan mengubah-ubah nilai-nilai dan pilihan-pilihan yang ada pada menu bar ketika
Artistic tool sedang aktif untuk melihat perbedaan-perbedaan yang terjadi agar kita bisa memahami dengan lebih baik mengenai fasilitas Artistic
tool tersebut.

Membuat Brush Stroke atau Spraylist Artistic Media Tools Sendiri

Pilihan-pilihan yang ada pada spraylist file atau brush stroke list yang disediakan Corel Draw memang terbatas dan mungkin tidak ada yang
sesuai dengan selera kita. Bisakah kita menambahkannya?

Tentu saja bisa! Kita bahkan bisa membuat sendiri. Caranya adalah :

39
1. Buat atau ambil sebuah gambar atau bentuk yang kita sukai. Sebagai contoh di sini saya gambar sebuah hati yang berukuran tinggi 6mm.

2. Ketika gambar tersebut sedang aktif (dengan mengklik gambar atau membloknya), pada menu bar klik Windows — Dockers – Artistic
Media. Akan muncul jendela Artistic Media pada sisi docker di sebelah kanan.

40
3. Pada bagian bawah jendela Artistic Media itu akan terdapat lambang seperti sebuah floppy disk (disket). Klik lambang tersebut untuk
menyimpan gambar hati dan menjadikannya sebagai spraylist atau stroke. Menu berikutnya yang muncul adalah :

41
4. Pilih Object Sprayer (Untuk membuat brush stroke sebaiknya buat sebuah bentuk yang menyerupai aluran kuas tertentu dengan warna
dan pola yang sesuai kehendak kita). Muncul lagi menu saving :

5. Objek sprayer yang kita buat akan disimpan pada folder CustomMediaStrokes program Corel. Pada kolom File name berikan nama untuk
objek tersebut, misalnya kita beri nama “heart”.

43
Sekarang kita telah memiliki satu lagi tambahan Spraylist yang dapat kita gunakan setiap kali kita memakai Artistic Media Tool jenis sprayer.

Sekali lagi, silakan bereksplorasi dan bereksperimen untuk membuat bermacam objek spraylist atau brush stroke. Cobalah dengan mengganti-
ganti bentuk ukuran objek yang akan dijadikan spraylist atau brush stroke buatan kita sendiri.

43

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
petunjuk-Nya, sehingga pada akhirnya makalah carel X3 selesai pada tepat pada waktunya. Makalah ini di
susun untuk memenuhi mata pelajaran TIK. Makalah ini juga disusun dengan maksud sebagai sarana
mentuntaskab nilai belajar.

Kami mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak khususnya Bapak Klik selaku guru mata
pelajaran TIK yang membantu dan mengarahkan dan mendukung penyusunan makalah saya. Karena
keterbatasan kemampuan, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kemampuan bagi dari segi
penulisan maupun segi penyampainnya.

Oleh Karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kemampuan karya tulus ini. Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini berguna bagi saya khususnya
menuntaskan nilai dan pembaca pada umumnya

Daftar isi
Sejarah corel ……………………………………………………………………………………………….......... 1

CorelDraw X3: Bekerja Dengan Layer …………………………………………………………………... 3

Pengenalan corel X3 …………………………………………………………………………………….......... 7

Tools untuk menggambar kurva ………………………………………………………………………….. 9

Memberi warna …………………………………………………………………………………………........... 30

Artistick media sendiri ……………………………………………………………………………………....... 35

Carel X3
Nama : Yusindah Septiana

Kelas : X6

Mata pelajaran : TIK

SMA NEGRI 8 TANGERANG

2010/2011

You might also like