You are on page 1of 20

PENGEMBANGAN MATERI SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

DI SEKOLAH DASAR

MOTIF HIAS PADA BATIK CAP KHAS KOTA BLITAR

Oleh
Yeni Dwi Rahmawati
NIM 209153421739

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP
PRODI S I PGSD
Pebruari 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga Pengembangan Materi Seni Budaya dan Keterampilan di
SD ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Pendidikan Kesenian SD. Dalam penyusunan tugas ini, penulis tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak. Maka dari itu ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Drs. Sumanto, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Pendidikan Kesenian SD yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman S1 PGSD Kelas G Mandiri 2009 yang telah memberikan
dukungan kepada penulis, sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan.
Namun demikian, penulis sadar bahwa penulisan makalah ini belum
sempurna, maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Blitar, Pebruari 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iii
MATERI..................................................................................................1
A. PENDAHULUAN

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 Kelas V


Semester II Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah Dasar salah
satu bidang materinya adalah Seni Rupa, dengan Standar Kompetensi
Mengapresiasi karya seni rupa dan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi jenis
motif hias pada karya seni rupa Nusantara daerah setempat. Dalam hal ini materi
yang akan saya kembangkan adalah mengenai jenis motif hias pada batik cap khas
Blitar.
Blitar sebagai salah satu tempat kerajinan batik cap, memiliki keunggulan
dan kelebihan dari daerah lain. Keunggulan tersebut karena motif dan coraknya
menggambarkan ikon-ikon yang ada di kota Blitar. Sehingga banyak diminati
oleh masyarakat di seluruh Jawa Timur.
Batik Cap adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang
menggunakan canting cap. Batik merupakan kekayaan bangsa Indonesia, saat ini
telah berkembang, baik lokasi penyebaran, teknologi dan desainnya. Dewasa ini
penggunaan batik sebagai bahan sandang sudah mulai membudaya dikalangan
masyarakat. Kain batik yang semula hanya dipakai untuk pakaian tradisional kini
banyak dipakai dalam dunia fashion, mulai dari pakaian pesta, pakaian santai,
sepatu, seragam kerja atau sekolah, bahkan juga digunakan untuk perlengkapan
rumah tangga.
Oleh karena itu Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan perlu ajarkan
di Sekolah Dasar karena memiliki keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan
terhadap kebutuhan perkembangan siswa. Mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan memberikan pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi
dan berapresiasi. Melalu materi jenis motif pada batik cap khas Blitar, diharapkan
siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dalam mengapresiasi karya seni rupa
dan mengenal jenis motif hias pada batik cap khas Blitar sehingga pembelajaran
dapat lebih bermakna.
B. TEORI

Nian S. Djoemena (1990:1) berpendapat “bahwa membatik sama


dengan melukis diatas sehelai kain putih. Sebagai alat melukis dipakai canting
dan sebagai bahan melukis dipakai cairan malam”. Menurut Konsensus Nasional
12 maret 1996, “Batik adalah karya seni rupa pada kain, dengan pewarnaan
rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna”. Menurut
Konsensus tersebut dapat diartikan bahwa yang membedakan batik dengan tekstil
pada umumnya adalah proses pembuatannya (Riyanto, dkk.1997:4).
Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa batik adalah suatu
karya seni pada sehelai kain dengan berbagai corak dan warna yang dibuat
dengan alat yang berupa canting dengan menggunakan lilin batik atau malam
sebagai perintang warnanya kemudian dicelupkan pada zat warna.
Seni batik dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain :
Perkembangannya
a. Batik tradisional
b. Batik modern
c. Batik lukis
Ragam hias dan tata warnanya
a. Batik Vorstenlanden
b. Batik Pesisir
Proses pembatikan
a. Batik tulis
b. Batik cap (Nian S. Djoemena, 1990:2).
Dalam perkembangannya, batik digolongkan menjadi 3 macam yaitu :
1) Batik Tradisional
Batik tradisional adalah batik yang motifnya sudah ada sejak jaman
dahulu dan susunan isen batik tradisional umumnya selalu berulang dan
mempunyai sifat tetap. Batik tradisional susunan motifnya terikat oleh suatu
ikatan tertentu dengan isen-isen tertentu. Pembuatan kain batik tradisional
dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu batik tulis dan batik cap. Kain
batik tradisional umumnya memiliki warna-warna khusus sebagai warisan
nenek moyang yang turun temurun. Umumnya motif pada kain batik
tradisional diberi nama dan mempunyai arti khusus yang berhubungan dengan
kepercayaan masyarakat setempat, kapan digunakan dan siapa saja yang
menggunakannya tanpa mengurangi segi keindahan dari kain batik tersebut.
2) Batik Modern
Batik modern ialah batik yang motifnya bebas (corak dan isen tidak
selalu tetap dan tidak ada yang diulang). Jenis isen batik modern sangat
banyak sehingga sukar untuk membuat patokan-patokan seperti batik yang tak
terbatas.
3) Batik Lukisan
Batik lukisan atau kontemporer adalah batik yang motifnya dibuat
dengan lilin batik yang dilakukan secara spontan, biasanya dilakukan tanpa
pola bagi pelukis-pelukis yang telah mahir dan dibuat pola kerangka atau
coretan bagi pelukis yang belum mahir atau kurang berpengalaman. Variasi
dan penyempurnaan batik tulis atau digabung dengan batik cap. Hasil batik
lukis biasanya untuk keperluan-keperluan dekorasi sehingga pekerjaan
membatik lukis tidak perlu dikerjakan pada kedua belah muka kain, melainkan
hanya sebelah muka saja.
Riyanto,dkk (1997:8) berpendapat bahwa menurut sifat ragam hias
dan komposisi pewarnaan batik, batik dibagi menjadi dua kelompok yaitu
batik vorstenlanden dan pesisir.
1) Batik Vorstenlanden dari daerah Surakarta dan Yogyakarta, yang ciri-ciri
ragam hiasnya bersifat simbolis dengan latar belakang kebudayaan Hindu-
Jawa. Komposisi warna terdiri dari sogan, indigo (biru), hitam dan
putih.
2) Batik pesisir adalah semua batik yang dihasilkan atau
dibuat oleh daerah-daerah di luar Surakarta dan Yogyakarta, memiliki ciri
ragam hias bersifat
naturalistis dengan latar belakang pengaruh dari berbagai budaya,
termasuk budaya asing, komposisi warna beraneka ragam.
Menurut Murtihadi dan Mukminatun (1979:55) bahwa proses membatik
dibedakan menjadi dua yaitu batik tulis dan dan batik cap:
1) Batik tulis
Batik tulis yaitu kain batik yang proses pengerjaannya menggunakan alat
canting untuk memindahkan lilin cair pada permukaan kain guna menutupi
bagian tertentu yang dikehendaki agar tidak terkena zat warna.
2) Batik cap
Batik cap yaitu kain batik yang pengerjaannya dilakukan dengan cara
mencapkan lilin batik cair pada kain atau mori dengan alat cap berbentuk
stempel dari plat tembaga yang sekaligus memindahkan pola ragam hias.
Batik Blitar termasuk batik daerah pesisir yang menggunakan warna-
warna yang beraneka ragam. Batik Balitar di Blitar memproduksi
batik modern. Proses pembuatannya menggunakan sistem cap. Penemuan batik
cap berpengaruh positif pada efisiensi proses produksi. Sebatang cap merupakan
himpunan ragam hias yang terdiri atas garis dan titik serta bidang lelehan malam.
Pembuatan ragam hias itu memakan waktu relatif lama apabila dilakukan dengan
teknik tulis. Cap berfungsi untuk memperpendek jangka waktu penyelesaian
ragam hias batik.

C. BENTUK

Batik cap yang diproduksi di Batik Balitar memiliki beberapa motif antara
lain:
Motif Sekar Jagat

Untuk motif sekar jagat, menggambarkan seluruh ikon-ikon yang ada di


kota Blitar. Seperti makam bung karno, kendang sentul, dan agro wisata, seperti
sumber udel, water park, serta kuliner-kuliner yang menjadi makanan khas kota
Blitar.
Motif Sekar Jagat Air

Motif sekar jagat air ini hampir sama dengan motif sekar jagat diatas, yang
membedakan adalah pada sekelilingnya diberi motif seperti air. Motif sekar jagat
air juga menggambarkan ikon-ikon yang ada di kota blitar, seperti yang
disebutkan di atas.

Motif Koi

Motif koi, menggambarkan ikan koi, yang sekarang menjadi andalan


masyarakat di kota Blitar.

Motif Bintang Pancasila


Motif bintang Pancasila, menggambarkan buah blimbing yang dibelah
menjadi lima bagian dan saling berkaitan, sedangkan pancasila diambilkan dari
ritual grebeg Pancasila.

Motif Bintang Pancasila campur Untung-untung

Motif bintang pancasila campur untung-untung hampir sama seprti motif


bintang pancasila hanya saja disekelilingnya diberi motif untung-untung. Motif ini
juga menggambarkan buah belimbing yang dibelah menjadi lima dan saling
berkaitan, sedangkan Untung-untung adalah mainan anak-anak yang diminati di
kota Blitar.

Motif Untung-untung

Motif untung-untung adalah mainan anak-anak yang digemari di kota


Blitar.
Motif Sumbergempol

Motif sumbergempol ini menggambarkan bunga gempol yang merupakan


asal nama sumbergempol, Sumbergempol sendiri merupakan nama sebuah
kecamatan di kota Blitar.

Motif Bunga

Motif bunga menggambarkan bunga-bunga yang indah, seperti bunga


sepatu, mawar, dll.
Motif Kupu-kupu

Motif kupu-kupu menggambarkan kupu-kupu yang indah.

D. MEDIA

a. Bahan
 Kain mori prima samporis
 Malam
 Water glass
b. Alat
 Meja khusus cap
 Loyang lapis 3
 Canting cap
 Kompor gas
 Supit
 Geblek
 Pati kanji
 Caustik (soda api)
E. FUNGSI

Kain batik cap khas kota Blitar memiliki fungsi sebagai berikut :
 untuk pakaian tradisional (sebagai jarit, selendang)
 dalam dunia fashion, mulai dari pakaian pesta, pakaian santai, sepatu,
seragam
kerja atau sekolah, bahkan juga digunakan untuk perlengkapan rumah tangga
(seperti sprei, gordin, bantalan kursi, taplak dan sebagainya).
 batik dapat membawa pesan,
 sebagai identitas bangsa,
 pembawa misi budaya,
 menunjukkan strata/status, dan
 memberikan image.

F. VISUALISASI

Langkah-langkah dalam membuat batik cap adalah sebagai berikut:


1. Memotong kain mori sesuai ukuran yang akan dibuat.
2. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita
atau tetap berwarna putih dengan teknik kuas.

3. Setelah diberi warna dasar lalu kain mori diletakkan di atas meja khusus
cap.
4. Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini
tetap dalam kondiri 60 s/d 70 derajat Celcius.

5. Canting Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih 2
cm bagian bawah canting cap yang tercelup cairan malam).

6. Canting Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang


cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi.

7. Setelah proses penge-cap-an selesai dengan berbagai kombinasi canting


cap yang digunakan, selanjutnya kain mori akan dilakukan proses pewarnaan,
dengan menggunakan kuas.
8. Setelah di beri warna lalu dijemur dengan posisi di jepit.

9. Lalu mengunci warna dengan menggunakan water glass.

10. Dijemur lagi.

11. Dicuci dan dibilas


12. Setelah mendapat warna yang dikehendaki, maka kain harus mengalami
proses pengerjaan lagi yaitu malam yang masih ketinggalan di mori harus
dihilangkan, caranya dengan dimasukkan kedalam air mendidih yang disebut
Nglorod.

13. Sehingga akan nampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi
tertutup malam, dan warna setelah proses pewarnaan tadi.
14. Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan
pencerahan warna dengan soda.
15. Selanjutnya dijemur lagi sampai kering lalu disetrika.

G. NILAI ESTETIS

1) Motif Sekar Jagat

1. Komposisi
a. Jenis dan wujud seni: dua dimensi
b. Unsur seni
 Garis: motif hias ini membentuk motif dengan pola garis
lengkung, oval, dan berombak. Melalui pola tersebut tampak satu
kesatuan motif hias yang indah.
 Bidang: motif hias pada batik memiliki bidang dengan keserasian
yang menarik, pengrajin memadukan warna yang satu dengan warna
yang lain. Selain itu menempatkan bentuk yang satu dengan yang lain.
 Ruang: kesan ruang tidak tampak, karena hampir di semua bidang
dipenuhi oleh motif.
 Warna: warnanya hijau, corak warna yang diberikan sangat
beragam, ada yang cerah, gelap, dan kontras.
 Tekstur: motif hias pada batik teksturnya sangat halus, hal ini dapat
dirasakan apabila dipegang.

c. Struktur penataan: dalam kain batik terdapat motif hias yang ditata
sedemikian rupa membentuk pola yang sama, sampai menutupi semua
bidang pada kain batik.

2. Makna/nilai estetis
a. Suasana: motif batik tersebut menciptakan suasana yang indah.
b. Gagasan: motif batik tersebut mengandung gagasan mengenai seluruh
ikon-ikon yang ada di kota Blitar. Seperti makam bung karno, kendang
sentul, dan agro wisata, seperti sumber udel, water park, serta kuliner-
kuliner yang menjadi makanan khas kota Blitar.
c. Pesan: pesan yang terkandung dalam motif batik ini adalah bahwa kita
harus bangga memiliki tempat-tempat wisata yang menarik.

3. Penampilan
a. Bakat: untuk membuat batik motif sekar jagat diperlukan bakat khusus
agar menghasilkan batik yang indah dan memiliki nilai seni.
b. Keterampilan: dalam membuat batik motif sekar jagat sangat
dibutuhkan ketelatenan maupun kesabaran agar dapat menghasilkan batik
yang indah dan rapi.
c. Sarana: bahan yang digunakan adalah kain mori prima samporis,
malam, dan water glass. Sedangkan alatnya antara lain meja khusus cap,
loyang lapis 3, canting cap, kompor gas, supit, geblek, pati kanji, dan
caustik (soda api).

2) Motif Koi

1. Komposisi
a. Jenis dan wujud seni: dua dimensi
b. Unsur seni
 Garis: motif hias ini membentuk motif dengan pola garis
lengkung, dan berombak. Melalui pola tersebut tampak satu kesatuan
motif hias yang indah.
 Bidang: motif hias pada batik memiliki bidang dengan keserasian
yang menarik, pengrajin memadukan warna yang satu dengan warna
yang lain. Selain itu menempatkan bentuk yang satu dengan yang lain.
 Ruang: kesan ruang tidak tampak, karena hampir di semua bidang
dipenuhi oleh motif.
 Warna: warnanya merah, hijau, hitam, kuning, dan putih.
 Tekstur: motif hias pada batik teksturnya sangat halus, hal ini dapat
dirasakan apabila dipegang.

c. Struktur penataan: dalam kain batik terdapat motif hias yang ditata
sedemikian rupa membentuk pola yang sama, sampai menutupi semua
bidang pada kain batik.

2. Makna/nilai estetis
a. Suasana: motif batik tersebut menciptakan suasana ikan-ikan koi yang
sedang bergerombol.
b. Gagasan: motif batik tersebut mengandung gagasan mengenai ikan koi
yang merupakan andalan masyarakat di kota Blitar.
c. Pesan: pesan yang terkandung dalam motif batik ini adalah bahwa ikan
koi dapat dijadikan sebagai motif batik.

3. Penampilan
a. Bakat: untuk membuat batik motif ikan koi diperlukan bakat khusus
agar menghasilkan batik yang indah.
b. Keterampilan: dalam membuat batik motif ikan koi sangat dibutuhkan
ketelatenan maupun kesabaran agar dapat menghasilkan batik yang indah
dan rapi.
c. Sarana: bahan yang digunakan adalah kain mori prima samporis,
malam, dan water glass. Sedangkan alatnya antara lain meja khusus cap,
loyang lapis 3, canting cap, kompor gas, supit, geblek, pati kanji, dan
caustik (soda api).

3) Motif Bintang Pancasila

1. Komposisi
a. Jenis dan wujud seni: dua dimensi
b. Unsur seni
 Garis: motif hias ini membentuk motif dengan pola garis lengkung,
oval, dan berombak. Melalui pola tersebut tampak satu kesatuan motif
hias yang indah.
 Bidang: motif hias pada batik memiliki bidang dengan keserasian
yang menarik, pengrajin memadukan warna yang satu dengan warna
yang lain. Selain itu menempatkan bentuk yang satu dengan yang lain.
 Ruang: kesan ruang tidak tampak, karena hampir di semua bidang
dipenuhi oleh motif.
 Warna: warnanya kuning, cokelat, dan hitam.
 Tekstur: motif hias pada batik teksturnya sangat halus, hal ini dapat
dirasakan apabila dipegang.

c. Struktur penataan: dalam kain batik terdapat motif hias yang ditata
sedemikian rupa membentuk pola yang sama, sampai menutupi semua bidang
pada kain batik.

2. Makna/nilai estetis
a. Suasana: motif batik tersebut menciptakan suasana yang indah.
b. Gagasan: motif batik tersebut mengandung gagasan mengenai buah
blimbing yang dibelah menjadi lima bagian dan saling berkaitan.
c. Pesan: batik tersebut mengandung pesan bahwa kita harus menghargai
tradisi yaitug grebek pancasila.

3. Penampilan
a. Bakat: untuk membuat batik motif bintang pancasila diperlukan bakat
khusus agar menghasilkan batik yang indah dan memiliki nilai seni.
b. Keterampilan: dalam membuat batik motif bintang pancasila sangat
dibutuhkan ketelatenan maupun kesabaran agar dapat menghasilkan batik
yang indah dan rapi.
c. Sarana: bahan yang digunakan adalah kain mori prima samporis,
malam, dan water glass. Sedangkan alatnya antara lain meja khusus cap,
loyang lapis 3, canting cap, kompor gas, supit, geblek, pati kanji, dan
caustik (soda api).
H. PENUTUP
Observasi ini saya lakukan di Sentra Industri Kecil Kerajinan Batik
“Batik Balitar”, tepatnya di Jl. Borobudur No 28 Blitar. Profil pengrajin sekaligus
pemilik dari industri kecil ini adalah bapak Nanang Pramadi, lahir di Blitar 27
April 1968. Bapak Nanang sukses menjalankan usahanya sejak tahun 2007 dan
sampai sekarang telah mempunyai 5 karyawan.

You might also like