Professional Documents
Culture Documents
Shalom teman-teman…Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang telah
memberikan kepada saya kesempatan untuk menulis di edisi Nafiri kali ini. Weits..Udah
kaya pembukaan pidato aja. Emang kita mau upacara bendera? Teman-teman lihat judul
artikel di atas kan? Pasti keliatan dong. Tapi, pada bisa baca judulnya kan? Ya iyalah.
Masa mahasiswa gak bisa baca. Hehe...Artikel ini bakal ngebahas persahabatan Daud dan
Yonatan. Ya sudah. Daripada pembukaan panjang-panjang cuma buat habis-habisin
kertas, mending kita langsung ke intinya aja. Oche? Okelah kalo begitu.
Kunci Persahabatan
Nah teman-teman. Di atas tadi kita sudah melihat betapa kuatnya hubungan antara Daud
dan Yonatan. Kok bisa sih hubungan antara Daud dan Yonatan begitu kuat? Bahkan
hingga Yonatan rela mengorbankan dirinya sendiri. Apa sih rahasianya? Teman-teman
tahu gak bahwa itu semua semata-mata karena Yonatan mengasihi Daud. Bukan
sembarang kasih melainkan kasih yang sangat besar seperti mengasihi diri sendiri. Ini
tertulis di 1 Sam 18:3. Di Amsal 17:17 juga disebutkan bahwa seorang sahabat menaruh
kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Jadi seorang sahabat
tidak hanya mengasihi dan memberikan apa yang terbaik bagi temannya saja tapi juga
seseorang yang bisa menjadi penolong pada saat keadaan susah. Begitu pula Yonatan.
Masalah Daud menjadi masalahnya juga. Kesedihan Daud menjadi kesedihannya juga.
Yonatan sudah seperti saudara bagi Daud. Bagaimana dengan kita? Mungkin selama ini
kita berteman dengan orang lain dengan asas manfaat yaitu hanya berteman dengan orang
yang bisa memberikan keuntungan pada kita. Tapi saat teman kita membutuhkan kita,
kita mungkin tidak mau membantunya dengan berbagai macam alasan. Jangan-jangan
kita selama ini memang telah bersikap seperti itu terhadap teman kita. Cuma ingin
dibantu tanpa adanya kemauan untuk membantu. Tapi teman-teman coba lihat Yonatan
dan Daud. Mereka saling mengasihi dan saling menolong satu sama lain. Bukan untuk
kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan sahabatnya. Yonatan tidak memiliki
keinginan untuk memanfaatkan Daud. Begitu pula Daud juga tidak memiliki keinginan
untuk memanfaatkan Yonatan. Teman-teman pasti mau mempunyai persahabatan yang
seperti itu kan? Seorang teman yang selalu hadir saat kita membutuhkan bantuannya.
Kalau kita memang ingin mempunyai persahabatan yang seperti itu sebaiknya kita
sekarang mulai mengasihi teman-teman kita. Alkitab mengajarkan kita bahwa berteman
bukan untuk menerima baru kemudian memberi tapi persahabatan itu berarti memberi,
memberi, dan terus memberi. Mungkin banyak yang berpikir sulit untuk menjadi seperti
itu apalagi mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri. Atau jangan-jangan kita
selama ini sama sekali tidak mengasihi teman kita. Kalau ditanya kenapa, pasti ada saja
alasannya. Tapi teman-teman jangan lupa bahwa Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi
kita. Kalau Tuhan sudah begitu mengasihi kita, seharusnya kita juga mengasihi-Nya dan
juga mengasihi sesama kita seperti tertulis di 1 Yoh 4:11 . Di 1 Yoh 4:20 juga dikatakan
kalau kita membenci sesama kita, bagaimana kita bisa mengatakan kalau kita mengasihi
Tuhan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengasihi teman-teman kita. Sebenarnya sih kata
yang tepat itu bukan sebaiknya, tapi seharusnya. Jadi marilah teman-teman, mulai
sekarang kita menjadi sahabat yang baik bagi teman-teman kita seperti Yonatan yang
menjadi sahabat bagi Daud. Menjadi seorang sahabat yang ada saat dibutuhkan dan selalu
memberikan yang terbaik bagi temannya serta mengasihi temannya. Karena itulah
gunanya teman.
Sumber :
www.sarapanpagi.org/daud-vt3003.html
www.sumberkristen.com
www.sabda.org
Facing Your Giants. Max Lucado
Alkitab, LAI.
Renungan Harian.