You are on page 1of 3

Yonatan & Daud : That’s What Friends For

Shalom teman-teman…Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang telah
memberikan kepada saya kesempatan untuk menulis di edisi Nafiri kali ini. Weits..Udah
kaya pembukaan pidato aja. Emang kita mau upacara bendera? Teman-teman lihat judul
artikel di atas kan? Pasti keliatan dong. Tapi, pada bisa baca judulnya kan? Ya iyalah.
Masa mahasiswa gak bisa baca. Hehe...Artikel ini bakal ngebahas persahabatan Daud dan
Yonatan. Ya sudah. Daripada pembukaan panjang-panjang cuma buat habis-habisin
kertas, mending kita langsung ke intinya aja. Oche? Okelah kalo begitu.

Siapa sih Daud dan Yonatan?


Sebelum kita membahas persahabatan antara mereka berdua, sebaiknya kita melihat dulu
siapa Daud dan Yonatan. Teman-teman pasti udah pada kenal sama yang namanya Daud
kan? Daud itu anak bungsu Isai dari delapan bersaudara. Kakak-kakaknya itu antara lain
Eliab, Abinadab, Simea, Netaneel, Radai, Ozem, Seruya, dan Abigail. Teman-teman tahu
gak kalau Daud itu agak terbuang dalam keluarganya dan tidak dihargai oleh saudara-
saudaranya. Meskipun begitu Daud dipilih oleh Allah untuk menjadi raja Israel
menggantikan Saul.
Terus bagaimana dengan Yonatan? Yonatan adalah anak Saul, raja Israel saat itu. Dia
adalah putra mahkota dan calon tunggal pengganti posisi Saul. Kemenangan Yonatan
yang pertama yang tercatat di Alkitab itu adalah saat perang di Gibea. Bisa teman-teman
lihat sendiri perikopnya di 1 Sam 13:1-14:52.
Teman-teman bisa lihat dong kalau ada perbedaan yang sangat besar dan mencolok
antara Daud dan Yonatan. Daud gembala yang nongkrongnya di padang rumput
sedangkan Yonatan anak raja yang tinggal di istana. Tapi, perbedaan status antara mereka
berdua tidak menjadi hambatan dalam menjalin persahabatan. Dari sinilah salah satu
persahabatan yang patut kita teladani dalam Alkitab dimulai dan dipertahankan sampai
akhirnya maut yang memisahkan mereka.

Persahabatan Daud dan Yonatan


Setelah kita mengenal Daud dan Yonatan, sekarang kita akan masuk ke dalam
persahabatan mereka. Mereka berdua pertama kali bertemu saat Daud bertemu dengan
Saul sesudah Daud mengalahkan Goliat. Sejak saat itu Daud berteman dengan Yonatan.
Dalam 1 Sam 20 terlihat sekali betapa kuatnya persahabatan antara Daud dan Yonatan.
Daud saat itu kabur dari hadapan Saul karena Saul ingin sekali membunuhnya. Saat itu
Yonatan dan juga Daud masih bingung kenapa sih si Saul ingin sekali membunuh Daud
padahal Daud itu adalah pahlawan bagi Israel. Lagipula jika Saul ingin melakukan
sesuatu, dia selalu menceritakannya kepada Yonatan. Tapi waktu itu Yonatan percaya
pada Daud dan akan melakukan apapun yang menjadi keinginan Daud walaupun itu
berarti membohongi dan melawan Saul, ayahnya sendiri. Yonatan berjanji kepada Daud
bahwa dia bakalan memberitahu Daud apakah Saul benar-benar mau membunuh Daud
atau tidak. Yonatan juga mengatakan bahwa dia rela dihukum Tuhan apabila ternyata dia
sampai mengkhianati Daud. Dia juga berdoa bagi Daud agar Daud selalu disertai Tuhan
dalam perjalanannya seperti ketika Tuhan menyertai Saul sebelumnya.
Saat Yonatan mengatakan pada Saul bahwa Daud sedang ada keperluan sehingga tidak
bisa hadir di istana, Saul sangat marah. Yonatan yang mendengar penghinaan Saul
kepada Daud, sahabatnya sendiri dan akhirnya sadar bahwa ternyata ayahnya sendiri
sangat ingin sekali membunuh Daud, Yonatan langsung merasa sangat sedih bahkan
sampai-sampai tidak mau makan. Ckck... Dari sini juga dapat kita lihat bersama bahwa
ternyata Yonatan benar-benar dan sangat mengasihi Daud sampai begitu khawatirnya dia
akan keselamatan Daud. Yonatan juga menepati janji yang dikatakannya pada Daud di
ayat 18 sampai ayat 22. Meskipun nyawanya sendiri terancam, dia tetap tidak
menyerahkan Daud pada Saul. Sebenarnya kalau kita lihat perikop 1 Sam 20 ini secara
keseluruhan, Yonatanlah yang berkeinginan untuk menyembunyikan Daud. Sebenarnya
Yonatan juga mengharapkan agar Saul dapat berbaikan lagi dengan Daud. Tentu saja jika
niat Yonatan untuk menyembunyikan Daud ini ketahuan oleh Saul, bukan tidak mungkin
Saul juga akan membunuh Yonatan bersama-sama dengan Daud. Bisa teman-teman lihat
sendiri kalau Saul sampai ingin membunuh Yonatan hanya gara-gara Yonatan mengasihi
Daud. Apalagi sampai ketahuan bahwa Yonatan menyembunyikan dan berusaha melarika
Daud. Yonatan mungkin bisa dihajar habis-habisan sama Saul. Bahkan mungkin Saul
akan membunuhnya. Tapi Yonatan tetap setia pada Daud meskipun apa yang menjadi
resikonya sangat besar. Tetap setia hingga maut menjemputnya di Gilboa dalam perang
(1 Sam 31:2).

Kunci Persahabatan
Nah teman-teman. Di atas tadi kita sudah melihat betapa kuatnya hubungan antara Daud
dan Yonatan. Kok bisa sih hubungan antara Daud dan Yonatan begitu kuat? Bahkan
hingga Yonatan rela mengorbankan dirinya sendiri. Apa sih rahasianya? Teman-teman
tahu gak bahwa itu semua semata-mata karena Yonatan mengasihi Daud. Bukan
sembarang kasih melainkan kasih yang sangat besar seperti mengasihi diri sendiri. Ini
tertulis di 1 Sam 18:3. Di Amsal 17:17 juga disebutkan bahwa seorang sahabat menaruh
kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Jadi seorang sahabat
tidak hanya mengasihi dan memberikan apa yang terbaik bagi temannya saja tapi juga
seseorang yang bisa menjadi penolong pada saat keadaan susah. Begitu pula Yonatan.
Masalah Daud menjadi masalahnya juga. Kesedihan Daud menjadi kesedihannya juga.
Yonatan sudah seperti saudara bagi Daud. Bagaimana dengan kita? Mungkin selama ini
kita berteman dengan orang lain dengan asas manfaat yaitu hanya berteman dengan orang
yang bisa memberikan keuntungan pada kita. Tapi saat teman kita membutuhkan kita,
kita mungkin tidak mau membantunya dengan berbagai macam alasan. Jangan-jangan
kita selama ini memang telah bersikap seperti itu terhadap teman kita. Cuma ingin
dibantu tanpa adanya kemauan untuk membantu. Tapi teman-teman coba lihat Yonatan
dan Daud. Mereka saling mengasihi dan saling menolong satu sama lain. Bukan untuk
kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan sahabatnya. Yonatan tidak memiliki
keinginan untuk memanfaatkan Daud. Begitu pula Daud juga tidak memiliki keinginan
untuk memanfaatkan Yonatan. Teman-teman pasti mau mempunyai persahabatan yang
seperti itu kan? Seorang teman yang selalu hadir saat kita membutuhkan bantuannya.
Kalau kita memang ingin mempunyai persahabatan yang seperti itu sebaiknya kita
sekarang mulai mengasihi teman-teman kita. Alkitab mengajarkan kita bahwa berteman
bukan untuk menerima baru kemudian memberi tapi persahabatan itu berarti memberi,
memberi, dan terus memberi. Mungkin banyak yang berpikir sulit untuk menjadi seperti
itu apalagi mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri. Atau jangan-jangan kita
selama ini sama sekali tidak mengasihi teman kita. Kalau ditanya kenapa, pasti ada saja
alasannya. Tapi teman-teman jangan lupa bahwa Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi
kita. Kalau Tuhan sudah begitu mengasihi kita, seharusnya kita juga mengasihi-Nya dan
juga mengasihi sesama kita seperti tertulis di 1 Yoh 4:11 . Di 1 Yoh 4:20 juga dikatakan
kalau kita membenci sesama kita, bagaimana kita bisa mengatakan kalau kita mengasihi
Tuhan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengasihi teman-teman kita. Sebenarnya sih kata
yang tepat itu bukan sebaiknya, tapi seharusnya. Jadi marilah teman-teman, mulai
sekarang kita menjadi sahabat yang baik bagi teman-teman kita seperti Yonatan yang
menjadi sahabat bagi Daud. Menjadi seorang sahabat yang ada saat dibutuhkan dan selalu
memberikan yang terbaik bagi temannya serta mengasihi temannya. Karena itulah
gunanya teman.

Sumber :
www.sarapanpagi.org/daud-vt3003.html
www.sumberkristen.com
www.sabda.org
Facing Your Giants. Max Lucado
Alkitab, LAI.
Renungan Harian.

You might also like