You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut
sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam
aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.4
 Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari
suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam
amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid,
yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.
Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang
sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam
sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat
atau merubah fungsi sel.4
Terjadinya gangguan pengendalian endokrin akan menyebabkan
beberapa kelainan, seperti penyakit gigantisme dan juga kretinisme.

1.2 Batasan Topik


Adapun batasan topik dalam pembahasan makalah ini adalah:
 Definisi Endokrin
 Klasifikasi Endokrin dan Fungsinya.
 Fungsi Umum Endokrin
 Karakteristik Endokrin
 Pengendalian Endokrin
 Kerja Hormon
 Jenis Hormon
 Struktur Kimiawi Hormon
 Kelainan Endokrin

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai


kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. 
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan
berbagai organ tubuh. 
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopik
sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari sekumpulan deretan sel, lempengan
atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung
dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Sekresinya disebut hormon. Hormon yaitu
penghantar ( transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran
darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target(responsive cell)
tempat terjadinya efek hormon.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu( sekresi internal yang
mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam cairan limfe). Hasil sekresinya
langsung beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran).
Permukaan sel kelenjarnya menempel pada dinding steroid/kapiler.4

2
2.2 FUNGSI SISTEM ENDOKRIN
Fungsi Umum:

 Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
 Menstimulasi urutan perkembangan.
 Mengkoordinasi sistem reproduktif.
 Memelihara lingkungan internal optimal.5

Fungsi Utama Sistem Endokrin dan hormon yang terlibat:

Homeostasis
- Penyimpanan dan penggunaan energi melalui pengendalian metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
- Imbangan cairan tubuh dan elektrolit.
- Fungsi kardiovaskuler.

Hormon yang terlibat:


- Insulin, glukagon, katekomlamina, growth hormon, kortisol, hormon-
hormon tiroid.
- Anti Diuretic Hormon, Aldesteron.
- Hormon-hormon tiroid.

Reproduksi
- Perkembangan organ seks dan sifat-sifat kelamin sekunder
- Gametogenesis( produksi sel telur dan sperma).
- Siklus menstruasi.
- Kehamilan, kelahiran dan laktasi.

Hormon yang terlibat:


- Estrogen(terutama estradiol), progesteron.
- Prolaktin, oksitosin.
- Androgen(terutama testosteron)5

2.3 KARAKTERISTIK ENDOKRIN

 Sistem endokrin terdiri dari sel-sel, jaringan, dan organ yang mampu
mensintesis dan mensekresi hormon langsung ke dalam kapiler darah dan
limfatika. Akibatnya, kelenjar/ organ endokrin tidak memiliki saluran
keluar.
 Selain itu, sel-sel pada kebanyakan organ endokrin tersusun berupa
deretan atau kelompok, dikelilingi banyak jejaring kapiler.
 Adapula sel-sel endokrin yang terdapat sendirian yang dibedakan dari
kelenjar enokrin bersel satu karena kenyataan bahwa kutub sekresi
mereka( bagian sel yan mengandung produk pensekresi yang matang)

3
tertuju langsung ke arah alas kapiler dibawah suatu epitel dan tidak ke arah
lumen suatu organ yang dilapisi oleh epitel itu, contoh: kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, adrenal, dan lain-lain.
 Kelenjar endokrin yang khas untuk tipenya terdiri dari kumpulan sel-sel
pensekresi yang tersusun dalam lembaran-lembaran, tali-tali atau sarang
sel yang tidak teratur yang terfiltrasi oleh suatu anyaman rumit dari
kapiler/ pembuluh darah sinusoidal, yang terletak dalam kerangka jaringan
penyambung tipis.
 Jaringan utama didominasi oleh sel kelenjar yang menghasilkan hormon.
 Regulasinya dengan sistem saraf, hormon kelenjar lain, kadar metabolit.
 Sistem endokrin dan hubungannya dengan sistem saraf, sama-sama
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini berfungsi
untuk mempertahankan homeostasis tubuh.1

2.4 KLASIFIKASI SISTEM ENDOKRIN

Sistem Endokrin terdiri dari beberapa kelenjar:


1. Pineal
2. Hypothalamus
3. Pituitary
4. Thyroid
5. Paratiroid
6. Thymus
7. Adrenal
8. Pankreas
9. Ovary
10. Testis

4
1) KELENJAR HIPOFISIS

Kelenjar ini adalah kelenjar yang tidak didasar tengkorak ( sela tursika)
fossa pituitaria os sphenoid, besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya
sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting di dalam
mensekresi hormon dari semua organ endokrin, yaitu sebagai pengatur
kegiatan hormon yang lain dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar lain.
Kelenjar hipofisis mengontrol fungsi seksual dan tiroid, pertumbuhan dan
metabolism air,protein dan karbohidrat.
Kelenjar ini tergantung dari hipotalamus suatu masa jaringan saraf yang
membentuk lantai ventrikel ke 3.

a) Lobus Anterior
Kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin
lain.
 Hormon pertumbuhan (somatotropik) mengendalikan pertumbuhan
tubuh.
 Hormon totropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menhasilkan tiroksin.
 Hormon adrenokortikotropik(ACTH) mengendalikan kegiatan
kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari
korteks kelenjar suprarenal ini.
 Hormon gonadotrofik :
 Hormon perangsang folikel(FSH) yang berfungsi merangsang
perkembangan folikel graaf di dalam ovarium dan
pembentukan spermatozoa dalam testis.
 Luternising Hormon(LH) atau Interstisial Cell Stimulating
Hormon ( ICSH) mengendalikan sekresi ustrogen dan
progesteron di dalam ovarium dan testosteron di dalam testis.
 Hormon ketiga dari hormon gonadotrofik ini ialah Luteotrofin
atau prolaktin, mengendalikan sekresi air susu dan
mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.

b) Lobus Posterior
Fungsinya adalah mengeluarkan dua jenis hormon,yaitu:
 Hormon Anti-diuretik (ADH) mengatur jumlah air yang melalui
ginjal,
 Hormon Axitoksik merangsang kontraksi uterus sewaktu
melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.

2) KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdiri atas dua buah lobus
yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea, dan diikat bersama oleh

5
secarik jaringan tiroid yang disebut isimus tiroid dan yang melintasi
trakea di depannya.

Struktur:
Kelenjar tiroid terdiri atas 2 sejumlah besar vesikel yang dibatasi
oleh epithelium silinder, mendapat persediaan darah berlimpah-limpah dan
yang disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang
bersifat lekat yaitu koloida tiroid , yang mengandung zat senyawa yodium,
zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini adalah hormon tiroksin.

Fungsi:
Sekresi tiroid di atur oleh sebuah hormon dari lobus anterior
kelenjar hipofisis yaitu oleh hormon titotropik. Fungsinya sangat erat
bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia
dalam jaringan, bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur
penggunaan oksigen dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbon
dioksida.

3) KELENJAR PARATIROID

Kelenjar ini berjumlah 4 buah terletak dibelakang kelenjar tiroid.


Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk
mengatur konsentrasi ion kalsium dari usus, sekresi kalsium oleh ginjal
dan pelepasan kalsium dari tulang.

Fungsi Umum:
 Mengatur metabolisme fosfor
 Mengatur kadar kalsium darah

Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk


mengatur konsentrasi ion kalsium dan fosfor dalam cairan ekstraseluler
dengan cara mengatur:
 Mengatur absorpsi kalsium dari usus
 Ekskresi kalsium dan ginjal
 Pelepasan kalsium dari tulang

Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara


merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian
sel-sel tulang osteoklas untuk merombak matriks pada tulang sejati dan
melepaskan kalsium ke dalam darah.

4) KELENJAR TIMUS

Kelenjar timus terletak dalam torak, kira-kira pada ketinggian


bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus.

6
Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya kurang lebih 10 gram
dan ukurannya bertambah pada masa remaja beratnya dari 30-40 gram dan
kemudian mengerut lagi.
Fungsinya belum diketahui, tetap ada sangkut pautnya dengan
produksi antibodi. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon
somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi
lagi. Kelenjar ini menghasilkan tirosin yang berfungsi untuk merangsang
limfosit.

5) KELENJAR SUPRARENALIS (ADRENAL)

Kelenjar ini berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.
Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis yang terbagi menjadi
dua bagian yaitu bagian luar (korteks) dan medulla (tengah).
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks
adrenal adalah hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron yang semuanya
bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal dan tonus
otot. Semua fungsi menentukan jalan hidup.

6) KELENJAR PANKREAS ( LANGERHANS)

Kelenjar ini merupakan sekelompok sel yang terletak pada


pankreas, sehingga dikenal sebagai pulau-pulau langerhans. Kelenjar
pankreas ini menghasilkan hormon insulin dan glikagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel-sel tubuh yang
menembus membran sel. Di dalam otot glukosa di metabolisasi dan
disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses
pembentukan glikogen atau glikogenesis dan lipogenesis. Kadar glukosa
yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mengsekresikan
insulin. Sebaliknya glikogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.

7) KELENJAR KELAMIN (GONAD)

1. Ovari (kelenjar sex wanita)

Gonad sex dipengaruhi oleh hormon pituitari dan thyroid. Tanpa


pituitari seorang wanita tidak akan menjadi dewasa. Kekacauan ovari pada
wanita sering ada hubungannya dengan gangguan pada thyroid. Pada
banyak wanita, menstruasi didahului dengan sakit kepala dan pituitari yang
akan hilang bila aliran menstruasi mulai berjalan. Hormon ini merupakan
diktaror yang menentukan apakah wanita akan langsing dan muda setelah
menopause atau apa ia berubah gemuk. Hormon ini menentukan apakah ia
punya keturunan atau tidak.

7
Ovari menghasilkan dua hormon:
 Estrogen, tanpa estrogen perkembangan buah dada dan menstruasi
akan kurang baik.
 Progesterone, untuk mempersiapkan kehamilan seorang wanita.

2. Testosterone ( hormon pria)

Hormon ini dihasilkan di gonad pria yang sangat mempengaruhi


kesehatan jasmani dan rohani pria. Testosterone mempengaruhi
pertumbuhan tulang, orang memanfaatkannya untuk menyembuhkan tulang.
Hormon yang kuat ini dapat membangunkan otot yang lemah, dapat
memberikan zat-zat kepada otot jantung yang mengalami pengunduran.
Bahkan testosterone dapat menolong seorang wanita yang menderita kanker
payudara.3

2.5 KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN

1. Kelenjar hipofisis

Hiposekresi : - Sebelum pubertas menyebabkan anak tumbuh menjadi orang


kerdil.
 Sesudah pubertas, dengan keadaan sebelumnya normal akan
terjadi keadaan yang dikenal dengan penyakit Shehan. Dalam
kedaan ini timbul perubahan atrofik didalam kelenjar gonad,
thyroid dan adrenal.
Hipersekresi : - Sebelum pubertas menimbulkan gigantisme.
 Sesudah pubertas menyebabkan akromegali, suatu keadaan
dengan tulang dan juga organ lainnya seperti organ jaringan
lunak menjadi tebal dan kasar.

2. Kelenjar tiroid

Sekresi dari tiroid normal berisi sedikit yodium, dan di daerah dengan yodium
yang sangat kurang dalam persediaan airnya dapat diberikan garam yang sudah
dibubuhi yodium atau manis yang dibubuhi yodium. Penyakit gondok
(pembesaran sederhana tiroid) adalah umum di daerah ini.

Hiposekresi : Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi
maka mengakibatkan suatu keadaan yang namanya kretinisme,
berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang
dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan nixudema proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan bertambah berat,
lamban, cara berfikir dan bicara lamban, kulit tebal dan kering,
rambut rontok.

8
Hipersekresi : Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut
hipertiroidisma, semua simptonnya sebaliknya dari niksudema.
Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan denyut
nadinya naik “cardial output” bertambah dan simpton cardeo
vaskuler mencakup fibrilasi atrium dan kegagalan jantung.

3. Kelenjar paratiroid

Hipoparatiroidisma : Terjadinya saat kekurangan kalsium di dalam isi darah


(hipokalsemia), mengakibatkan keadaan yang disebut
tetani dengan gejala khas kejang dan konvulasi.
Hiperparatiroidisma : Over aktifitas kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium
tergannggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan
dimasukkan ke dalam serum darah, dengan akibat
terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas bahwa
beberapa bagian keropos.
Hipertiroidisma : Pada gondok toxik jangan dikacaukan dasar pembesaran
sederhana. Pada golongan gondok non toxik kelenjarnya
membesar tetapi sekresi tidak bertambah dan tidak
abnormal.
Hipotiroidisma : Dapat diobati dengan tablet yang menghentikan produksi
tiroksin dalam kelenjar.

4. Kelenjar suprarenal

Pada kelenjar ini terdapat penyakit Addison, penyakit ini adalah penyakit
hipofungsi. Hiperfungsi dapat disebabkan oleh tumur kelenjar adrenal yang
mengakibatkan sindrom cusching.3

2.6 HORMON UTAMA

Yg
Hormon Fungsi
menghasilkan
Membantu mengatur keseimbangan
Kelenjar garam & air dengan cara menahan
Aldosteron
adrenal garam & air serta membuang
kalium
Menyebabkan ginjal menahan air
Hormon
Kelenjar Bersama dengan aldosteron,
antidiuretik
hipofisa membantu mengendalikan tekanan
(vasopresin)
darah
Kortikosteroid Kelenjar Memiliki efek yg luas di seluruh
adrenal tubuh, terutama sebagai:
Anti peradangan

9
 Mempertahankan kadar gula
darah , tekanan darah & kekuatan
otot

Membantu mengendalikan
keseimbangan garam & air
Mengendalikan pembentukan &
Kelenjar
Kortikotropin pelepasan hormon oleh korteks
hipofisa
adrenal
Merangsang pembentukan sel darah
Eritropoietin Ginjal
merah
Mengendalikan perkembangan ciri
Estrogen Indung telur
seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
-Mengendalikan pertumbuhan &
Hormon Kelenjar perkembangan
pertumbuhan hipofisa -Meningkatkan pembentukan
protein
-Menurunkan kadar gula darah
-Mempengaruhi metabolisme
Insulin Pankreas
glukosa, protein & lemak di
seluruh tubuh
-Mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma &
LH (luteinizing sementum, pematangan sel telur,
hormon) siklus menstruasi
Kelenjar
FSH (follicle- -Mengendalikan ciri seksual pria &
hipofisa
stimulating wanita (penyebaran rambut,
hormon) pembentukan otot, tekstur &
ketebalan kulit, suara dan bahkan
mungkin sifat kepribadian)
Kelenjar Menyebabkan kontraksi otot rahim
Oksitosin
hipofisa & saluran susu di payudara
-Mengendalikan pembentukan
Hormon Kelenjar tulang
paratiroid paratiroid -Mengendalikan pelepasan kalsium
& fosfat

-Mempersiapkan lapisan rahim


untuk penanaman sel telur yg telah
Progesteron Indung telur
dibuahi
-Mempersiapkan kelenjar susu

10
untuk menghasilkan susu
Kelenjar Memulai & mempertahankan
Polaktin
hipofisa pembentukan susu di kelenjar susu
Renin &
Ginjal Mengendalikan tekanan darah
angiotensin
Mengatur pertumbuhan,
Hormon tiroid Kelenjar tiroid pematangan & kecepatan
metabolisme
TSH
Merangsang pembentukan &
(tyroid- Kelenjar
pelepasan hormon oleh kelenjar
stimulating hipofisa
tiroid.4
hormon)

2.7 MEKANISME KERJA HORMON

Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada


reseptor spesifik disel target. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon
tersebut tidak akan berespon.
Reseptor untuk beberapa hormon terletak pada membran sel target,
sedangkan reseptor hormon yang lain terletak di sitoplasma atau di nukleus.
Ketika hormon terikat pada reseptornya, hal tersebut biasanya akan menginisiasi
serangkaian reaksi di dalam sel, dengan setiap tahap reaksi yang semakin
teraktivasi sehingga sejumlah kecil konsentrasi hormon bahkan dapat mempunyai
pengaruh yang besar.
Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan seriap sel yang
di stimulasi biasanya memiliki sekitar 2000-100.000 reseptor. Setiap reseptor
biasanya juga sangat spesifik untuk sebuah hormon, hal ini menentukan jenis
hormon yang akan bekerja pada jaringan tertentu. Jaringan target yang
dipengaruhi oleh suatu hormon adalah jaringan yang memiliki reseptor spesifikly.
Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah :
1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor
membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptide dan hormon
katekolamin.
2. Didalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid
terutama detemukan dalam sitoplasma.
3. Didalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus
dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih
kromosom. 2

2.8 STRUKTUR KIMIAWI HORMON

11
1. Protein dan polipeptida
Peptida/derivate peptide dibuat di kelenjar buntuk yang berasal dari
jaringan alat pencernaan, peptida bersirkulasi bebas dalam plasma lebih
kurang 5-10 menit. Protein dan polipeptida mencakup hormon-hormon yang
disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior dan posterior, pankreas (insulin
dan glukagon), kelenjar paratiroid (hormon paratiroid), dll.

2. Steroid
Hormon steroid mempunyai inti Cydo-pentano-perhidrophenantren
yang dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium. Testis
(testosteron), ovarium (estrogen dan progesterone), dan korteks suprarenal
bersikulasi dalam plasma dan terikat pada transport protein kira-kira 60-100
menit.

3. Turunan asam amino tirosin


Yang disekresikan oleh kelenjar tiroid (tiroksid dan triodotironin) dan
medulla adrenal (epinefrin dan notepinefrin). Derivat asam amino
dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla
suprarendis dan neurokipofisis.2

2.9 PENGENDALIAN ENDOKRIN

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar


hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga
mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka
pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak
atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika
mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang
aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah
mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak
diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki
fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi
wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa
setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga
kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa
terhadapbioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat
bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan

12
kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu
merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga
meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu
sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada
dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan
apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus
mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah
akan turun sampai sangat rendah.
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.
Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari
dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya
dimengerti.4

PERAN HIPOTALAMUS & HIPOFISE

Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh


hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin.
Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam
dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising
dan inhibiting.
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan
sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal
sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf. Hormon yang disekresi dari
setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Setiap hormon
yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar
hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.
Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut
hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.5

SITEM UMPAN BALIK

Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif
manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang
dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik
negatif.
Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu
pelepasan hormon. Misalnya pengsekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior
merangsang pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan
pelepasan ACTH lebih banyak.

13
AKTIVASI SEL-SEL TARGET

Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan mengalami sedikit
perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel
hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa.
Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan
mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (misalnya enzim,
steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.5

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah:


Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai
kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai
organ tubuh.

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin


merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat
sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel
disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.

Sistem endokrin mempunyai beberapa fungsi yang berhubungan dengan


homeostasis dan reproduksi. Sistem endokrin dan sistem saraf berfungsi sama-
sama untuk mempertahankan fungsi tubuh.
Sistem endokrin diklasifikasikan Sistem Endokrin terdiri dari beberapa
kelenjar, yaitu : pineal, hypothalamus, pituitary, thyroid, paratiroid, thymus,
adrenal, pankreas, ovary dan testis.
Pengendalian endokrin berhubungan dengan hipotalamus dan hipofise.
Jika terjadi kelebihan dan kekurangan hormon akan menyebabkan kelainan,
contohnya : penyakit kretinisme atau gigantisme.

15

You might also like