Professional Documents
Culture Documents
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh :
Teguh Triyanto
NIM : E.1103162
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2008
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun oleh :
TEGUH TRIYANTO
NIM : E.1103162
KRISTIYADI S.H.,M.Hum.
NIP.131 569 273
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Disusun oleh :
TEGUH TRIYANTO
NIM : E.1103162
Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari : …………………………
Tanggal : …………………………
TIM PENGUJI
1. Edy Herdyanto , S.H.,M.Hum : ………………………………..
Ketua
MENGETAHUI
Dekan,
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain dan
PERSEMBAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul ”PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
SECARA CUMA-CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU STUDI
KASUS DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu
persyaratan untuk menempuh dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulisan hukum ini membahas tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum
Secara Cuma-Cuma bagi terdakwa yang tidak mampu yang Melakukan Tindak
Pidana yang dapat di ancam pidana penjara atau pidana kurungan 5 tahun atau
lebih di Pengadilan Negeri Sukoharjo. Selain itu penulisan hukum ini juga
membahas tentang permasalahan dan Kendala apa yang di hadapi dalam
pelaksanaan pemberian bantunan hukum terhadap Terdakwa yang tidak mampu
yang melakukan tindak pidana dengan ancaman penjara atau kurungan di
Pengadilan Negeri Sukoharjo dengan segala solusinya.
Banyak permasalahan dan hambatan yang penulis alami dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, dengan rendah hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun non materiil
sehingga penulisan hukum ini dapat terselesaikan, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp.KJ, selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak M. Jamin, S.H, M.H selaku Dekan Fakultas Hukum UNS yang yang
telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
3. Bapak Edy Herdyanto, SH, MH selaku Ketua Bagian Acara yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
v
4. Bapak Kristiyadi, S.H., M.Hum. Selaku Pembimbing Penulisan Skripsi yang
telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
arahan bagi tersusunnya skripsi ini.
5. Ibu Subekti, S.H selaku Pembimbing akademik yang senantiasa memberikan
masukan dan kritikan kepada penulis agar lebih dewasa.
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang tak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah ikhlas membagikan ilmu dan
pengetahuan tentang hukum dan juga pengalamannya bagi penulis, sehingga
dapat dijadikan bekal dalam penulisan skripsi dan masa depan penulis.
7. Pimpinan dan staf Pengadilan Negeri Sukoharjo yang telah membantu
memberikan data guna menunjang penyelesaian skripsi ini.
8. Mas Edy, Mas Bowo yang telah banyak membantu penulis memberikan
kelengkapan data yang sangat dibutuhkan guna penyelesaian skripsi.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang tiada hentinya memberikan doa, kasih sayang,
kesabaran dan segalanya kepadaku hingga sekarang ini.
10. Teman-teman senasib dan seperjuangan Uson,salasa’Bintang,wantek dan
seluruh angkatan 2003 Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
11. Sobat-sobatku di kost Putra Bengkulu mbah Darmo, Ogan untung,
Paul,kethip, Putra lawu,Rudi, Nasrul,Bhegug’s, Inggra curly, Ari duapuluh,
Alip genk cobra, pakdhe Simbah, Hafis, Dek apri, Ageng gribig, Abang
Roni
12. Semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini,.baik langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukan karya yang sempurna, untuk
itu kritik dan saran diperlukan dari para pembaca yang budiman. Akhirnya,
semoga skripsi ini mampu memberikan suatu manfaat bagi kita semua.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................. vii
Daftar Lampiran ....................................................................................... ix
ABSTRAK ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
E. Metode Penelitian ......................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan Hukum ...................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 8
A. Kerangka Teori............................................................................... 8
1. Pengertian bantuan hukum............................................................ 8
2. Pihak-Pihak yang dapat memberikan bantuan hukum.................. 9
3. Sejarah Perundang-undangan tentang bantuan hukum di
Indonesia....................................................................................... 11
4 Prosedur pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma………. 20
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 22
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 23
A. Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma
Bagi terdakwa Yang Tidak Mampu .(Studi Kasus Di Pengadilan
Negeri Sukoharjo)........................................................................ 23
vii
1.Identitas Terdakwa .................................................................... 23
2. Dakwaan Penuntut Umum........................................................ 24
3. Pununjukan Penasehat Hukum................................................. 36
4. Pembelaan dari Terdakwa dan Penasehat hukum.................... 37
5. Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma
bagi terdakwa yang tidak mampu............................................ 38
6. Pembahasan.............................................................................. 41
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Sukoharjo
Sukoharjo
Lamp III Surat Penunjukan Penasehat Hukum Oleh Ketua Pengadilan Negeri
Sukoharjo
ix
ABSTRAK
x
BAB I
PENDAHULUAN
xi
Diantara asas tersebut salah satunya adalah asas praduga tak bersalah.
sebagaimana dinyatakan bahwa asas ini adalah seseorang wajib dianggap
tidak bersalah sebelum adanya putusan hakim yang mempunyai kekuatan
hukum tetap. Sebagai tindak lanjut dari asas ini adalah adanya ketentuan yang
menyatakan bahwa semua pihak yang tersangkut perkara pidana boleh
mendapatkan bantuan hukum dalam setiap tingkat pemeriksaan perkara. Hal
ini mengigat bahwa tidak semua orang yang tersangkut dalam perkara pidana
mampu untuk memahami hal-hal yang terkait dalam perkara yang
dihadapinya
Dalam kaitannya dengan pemberian bantuan hukum, tersangka atau
terdakwa mempunyai hak-hak tertentu. Hak-hak tersangka atau terdakwa
dalam kaitannya pemberian Bantuan Hukum diatur lebih lanjut dalam
ketentuan Pasal 60 sampai dengan 68 KUHAP. Ketentuan Pasal 60 KUHAP
mengatur tentang seorang tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan
menerima kunjungan dari pihak yang mempunyai hubungan kekeluargaan
dan lainnya dengan tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan jaminan bagi
penangguhan penahanan untuk usaha memperoleh bantuan hukum.adapun
hak-hak tersangka atau terdakwa adalah sebagai berikut:
1. Seorang tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan
perantara penasehat hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan
sanak saudara dalam hal yang tidak ada hubungan dengan perkara
tersangka atau terdakwa untuk kepentingan pekerjaan atau
kekeluargaan.
2..Tersangka atau terdakwa berhak mengirim surat kepada penasehat
hukumnya, dan menerima surat dari penasehat hukumnya dan sanak
saudara.
3. Tersangka atau terdakwa berhak menerima kunjungan dari rohaniawan.
Tersangka atau terdakwa berhak diadili dalam persidangan yang
terbuka unutuk umum.
4.Tersangka atau terdakwa berhak mengusahakan dan mengajukan saksi
dan atau seseorang yang memmiliki keahlian khusus guna memberikan
keterangan yang menguntungkan dirinya.
xii
5. Tersangka atau terdakwa tidak dibebani pembuktian.
6. Tersangka atau terdakwa berhak mengajukan banding atau kasasi
kecuali putusan bebas.
7. Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti rugi dan rehabilitasi
atas kesalahan pemeriksaan pidana.
Peran penasehat hukum tentunya sangat penting dalam melindungi dan
membela hak – hak pelaku tindak pidana dalam proses persidangan di
Pengadilan. Dalam penggunaan jasa Advokat juga tentunya membutuhkan
biaya, tetapi tidak semua pelaku tindak pidana mampu menyewa jasa
Penasehat hukum sendiri, karena sering kali suatu kejahatan dilakukan oleh
orang yang tidak mampu dengan dalih mencukupi kebutuhan hidupnya,
bagaimana mungkin orang yang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya saja
tidak mampu apalagi membayar jasa Advokat. Apalagi jika tindak pidana
yang dilakukan tersebut dapat diancam dengan hukuman penjara diatas lima
tahun.
Mengingat bahwa tidak setiap orang itu mampu secara ekonomi dalam
kehidupannya, maka KUHAP menyatakan tentang mereka yang tidak mampu
membayar penasehat hukum untuk mendampinginya dalam hal mereka
melakukan perbuatan pidana yang diancam dengan ancaman pidana 5 tahun
atau lebih. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 56 ayat 1 KUHAP.
Dalam Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana terdapat
ketentuan mengenai kewajiban pendampingan penasehat hukum terhadap
pelaku tindak pidana diancam hukuman diatas lima tahun. Berdasarkan
dengan ketentuan tersebut tentunya setiap pelaku tindak pidana yang diancam
dengan hukuman diatas lima tahun wajib di dampingi penasehat hukum.
Apabila pelaku tindak pidana tersebut tidak mampu membayar penasehat
hukum tentunya pengadilan berkewajiban untuk menunjuk penasehat hukum
guna mendampingi pelaku tindak pidana tersebut
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut di atas, maka
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyusunnya dalam
bentuk skripsi sengan judul : “PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN
xiii
HUKUM SECARA CUMA-CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK
MAMPU (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Sukoharjo)”.
Perumusan Masalah
Dalam suatu penelitian, perumusan masalah merupakan hal yang
penting, agar dalam penelitian dapat lebih terarah dan terperinci sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Bagaimana pelaksanaan pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma dalam
perkara pidana bagi terdakwa yang tidak mampu di Pengadilan Negeri
Sukoharjo ?
Hambatan-hambatan apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pemberian bantuan
hukum secara cuma-cuma dalam perkara pidana bagi terdakwa yang tidak
mampu di Pengadilan Negeri Sukoharjo ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal-hal yang hendak dicapai oleh penulis
melalui penelitian yang berhubungan dengan perumusan masalah. Adapun
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
Tujuan Obyektif
Mengetahui pelaksanaan pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma
dalam perkara pidana bagi terdakwa yang tidak mampu di Pengadilan
Negeri Sukoharjo.
Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma dalam perkara pidana
bagi terdakwa yang tidak mampu di Pengadilan Negeri Sukoharjo.
Tujuan Subyektif
Memberikan sedikit sumbangsih terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan hukum khususnya Hukum Acara Pidana.
xiv
Memperoleh salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Manfaat Penelitian
Setiap penelitian harus dipahami dan diyakini bagi pemecahan
masalah yang diselidikinya. Manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua segi
yang saling berkaitan yaitu segi teoritis dan praktis. Adapun manfaat dari
penelitian ini sebagai berikut :
Manfaat Teoritis.
Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data
sebagai bahan penyusunan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk
mencapai gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan bidang
pemberian bantuan hukum pada khususnya.
Untuk lebih mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama
menjalani kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta serta memberikan sumbangan pemikiran yang dapat
dijadikan data sekunder bagi pnelitian berikutnya.
Manfaat Praktis
Dapat memberikan suatu data dan informasi tentang sistem cara pemberian
bantuan hukum secara cuma-cuma bagi seorang terdakwa.
Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang Ilmu Hukum
sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya.
Untuk mencocokkan bidang keilmuan yang selama ini diperoleh dalam
teori-teori dengan kenyataan dalam praktek.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
xv
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris yaitu penelitian
yang sumber datanya data primer. (Ammirudin dan Zainal Asikin, 2004 :
118).
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang akan penulis lakukan ditinjau dari sifat penelitian
merupakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini akan diberikan
gambaran mengenai gejala hukum yang berlaku khususnya ketentuan
hukum yang mengatur tentang pelaksanaan pemberian bantuan hukum
secara Cuma-cuma bagi terdakwa yang tidak mampu yang melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis sumber data yang digunakan adalah data primer. Data Primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yang berupa
surat kuasa dari tersangka atau terdakwa yang memberikan kuasa kepada
penasehat hukum untuk mendampinginya.
4. Alat Pengumpulan Data
a. Wawancara
Merupakan alat pengumpul data dengan cara mengadakan interview
dan tatap muka secara langsung dengan pihak responden yang
sebelumnya telah ditentukan yaitu :
1. Hakim yang memeriksa dan memutus perkara pidana terhadap
terdakwa yang tidak mampu.
2. Panitera yang memdampingi hakim dalam persidangan terhadap
terdakwa yang tidak mampu.
3. Pengacara yang mendampingi terdakwa yang tidak mampu.
2. Studi dokumen
Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini
menggunakan tehnik pengumpul data dengan jalan membaca dan
mempelajari buku-buku kepustakaan.
5. Analisis Data
Setelah data-data terkumpul selanjutnya data tersebut dianalisa.
Penelitian ini menggunakan metode analisa data kualitatif yaitu :
xvi
“Suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisa yaitu apa yang
dikatakan oleh responden baik secara lisan atau tulisan dan juga
perilaku secara nyata juga diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang
utuh”. (Soerjono Soekanto, 1984 : 15)
xvii
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritik
xviii
1. Pengertian Bantuan Hukum
xix
Selanjutnya Nawawi memberikan batasan pengertian bantuan hukum
sebagai berikut :
Pada dasarnya tidak setiap orang dapat memberikan bantuan hukum, dan
untuk dapat memberikan bantuan hukum dengan baik dan benar, orang
atau badan tersebut harus memenuhi syarat -syarat tertentu serta keahlian
terutama dalam bidang hukum .
a. Advokat
b. Pengacara
c. Penasehat Hukum
xx
wilayah hukum tertentu dari Pengadilan Negeri yang berkuasa mengangkat atas
nama Pengadilan Tinggi yang bersangkutan.
d. Pokrol
xxi
(Indonesia). Sebagian dari peraturan ini sampai sekarang masih berlaku di
Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan peralian UUD 1945.
Khususnya Tentang bantuan hukum dalam peraturan ini diatur
dalam Pasal 185-192.
xxii
a) Ketentuan yang menjadi landasan pelaksanaan bantuan hukum
perkara perdata (Pasal 123 ayat 1 dan 2) yang hanya berlaku di
Jawa dan Madura, sedangkan untuk daerah lain berlaku
ketentuan Pasal 147 RBg. Pemberian bantuan hukum ini hanya
merupakan suatu kebolehan saja yang sifatnya umum.
xxiii
f) Ketentuan Pasal 379 tentang besarnya biaya yang diberikan di
dalam bantuan hukum, berkaitan dengan hukuman untuk
membayar biaya perkara baik pidana maupun perdata.
xxiv
Usaha untuk memperbaiki dan menyempurnakan peraturan perundang-
undangan hukum acara (HIR) adalah dengan dikeluarkannya UU
No. 14 tahun 1964 Lembaran Negara Nomor 107 tanggal 31
Oktober 1964 Tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman. Namun Undang-undang inipun dinyatakan tidak
berlaku dengan dikeluarkannya UU No. 6 tahun 1969 yang
akhirnya digantikan dengan Undang-undang Nomor 14 tahun
1970, Lembaran Negara 1970 No. 74 tanggal 17 Desember 1970,
tambahan Lembaran Negara Nomor 2951, Tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
3) Konferensi Cibogo
xxv
tunggakan perkara dan adanya penahanan yang terlalu lama. Namun keadaan ini
segera ditanggulangi dengan adanya Surat Perintah Presiden RI
tanggal 15 Agustus 1967 No. R-07/Pres/8/1967.
xxvi
tinggi penegak hukum mengeluarkan pernyataan bersama Tentang masalah
pemeriksaan pendahuluan dan pelaksanaan pemberian bantuan
hukum, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 1978.
Adapun hasil dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
xxvii
c) Hubungan antara keluarga dan/ atau penasehat hukumnya
dengan tersangka dapat dilakukan sejak hari pertama dan kedua
segera setelah mereka mengetahui adanya penangkapan/
penahanan terhadap tersangka.
xxviii
ii. Penghapusan atau pengaburan barang-barang bukti yang
seharusnya dapat membuat terangnya perkara;
xxix
o) Ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat diperlakukan
terhadap tahanan KOPKAMTIB/OPSTIB, yang akan
diteruskan ke pengadilan/Mahkamah sebagai perkara pidana.
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
xxx
a. Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, perlu
adanya pemerataan bantuan hukum khusus bagi mereka yang tidak
atau kurang mampu
a. Yang diancam dengan pidana lima tahun penjara atau lebih, seumur
hidup atau pidana mati;
b. Yang diancam dengan pidana kurang dari lima tahun tetapi perkara
tersebut menarik perhatian masyarkat luas.
Pasal II ayat 1
B . Kerangka Pemikiran
xxxi
Bagan Kerangka Pemikiran.
Hak-hak Tersangka/Terdakwa
Penjelasan :
xxxii
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xxxiii
terdakwa yang tidak mampu dapat dikemukakan
sebagai berikut ini:
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD (tamat)
xxxiv
Terhadap Saroni bin SAMAN dakwaan yang di susun oleh Penuntut
Umum selengkapnya adalah sebagai berikut ini:
PRIMAIR :
Pada hari Selasa, tanggal 7 Juli 1998 sekitar jam 20.00 Wib
bertempat di rumah kontrakan baru di jalan Kayor Sunaryo Nomor 36
Sukoharjo, Ny. Anjari menyuruh terdakwa untuk melakukan pembunuhan
terhadap dokter SETIYONO, DSA dengan memberi janji, apabila dapat
membunuh dokter SETIYONO, DSA terdakwa akan dikawinkan dengan
Endang (pembantu dokter SETIYONO, DSA) dan juga akan dicarikan
kos-kosan di Solo. Masalah biaya hidup dan pekerjaan akan ditanggung
Ny. Anjari. Mengenai waktu yang tepat untuk melakukan pembunuhan
terhadap dokter SETIYONO, DSA
xxxv
datang naik sepeda ontel ke rumah dokter Setiyono untuk mencari pacarnya yang
bernama Sunarti alias Endang, namun tidak ketemu lalu terdakwa pulang.
Saat itu pintu kamar praktek dokter Setiyono sudah tutup. Sesuai dengan
kesepakatan mereka, pada jam 17.30 wib sore harinya, maka malam itu
Jum’at tanggal 10 Juli 1998 sekitar jam 23.15 wib terdakwa SARONI bin
SAMAN datang naik becak dari Kantin PT. Sritex Sukoharjo, terdakwa
dengan memakai kaos oblong warna abu-abu ada tulisan Megadeg, celana
blue jean panjang, cincin akik serta sandal merk Ardiles warna merah.
Selanjutnya pada jam 23.45 wib hari Jum’at tanggal 10 Juli 1998 saksi Ali
Kosim bin Sani datang dari kantin PT. Sritex naik becak dan turun di
depan SMP I Sukoharjo langsung menuju rumah kontrakan lama Ny.
Anjari di jalan Pemuda No. 33 B Kalurahan Jetis, Sukoharjo di samping
kiri rumah dokter Setiyono, DSA. Saksi Ali Kosim bin Sani datang
membawa sebilah bendo (pencacah daging) yang diselipkan dalam
celananya untuk digunakan membunuh dokter Setiyono.
xxxvi
merk Ardiles warna merah yang ditaruhnya di dekat tangga. Saksi Ali Kosim bin
dan saksi Imam Wahyudi bin Istamar sudah keluar duluan lewat ruang
tunggu dokter Setiyono, DSA. ;
Kepala :
b. Terdapat luka iris pada puncak kepala ukuran 6 kali 0,4 cm sampai
tulang tengkorak
d. Kelopak mata bagian luar kehitaman, cornea jenis sclera ada bercak
darah
e. Dari lubang hidung kanan keluar darah. Bawah hidung terdapat luka
bacok ukuran 17 kali 3 kali 2 cm
f. sehingga rahang atas terputus. Gigi terlihat dari lubang empat gigi
j. Tangan kanan terdapat luka bacok antara jari empat dan lima yang
menembus sampai telapak tangan sehingga jari kelima terpisah dari
jari keempat
xxxvii
k. Lengan kiri terdapat luka bacok ukuran 3 kali 0,1 cm
p. Tangan kiri terdapat luka robek tak beraturan ukuran 2 kali 2,5 cm
disertai retak tulang
q. Punggung kiri terdapat luka bacok bentuk elips ukuran 9 kali 2,5 cm
dan luka iris ukuran 18 kali 0,5 cm
Kesimpulan :
Kepala :
xxxviii
b. Terdapat luka bacok pada 6 cm di atas telinga kanan panjang 12 cm
menembus tulang sampai ke otak
e. Lengan bawah kiri terdapat luka bacok mengenai tulang dan patah
ukuran 12 x 1 cm lokasi di bawah siku
Kesimpulan :
c. Kaku jenazah : pada leher, sendi bahu, siku, lipat paha, kaki lutut sukar
digerakkan
xxxix
Kepala :
c. Dahi kanan sampai dagu sebelah kanan terdapat luka bacok ukuran dua
puluh kali satu setengah kali setengah centimeter, lokasi sepuluh
centimeter dari telinga kanan, lima centimeter dari garis tengah
e. Sekitar mata kulit dinilai karena luka bacok tersebut. Cornea jernih,
sclera tampak bercak perfarahan pupil lima milimeter, mata kiri
menutup,
h. Dagu terdapat luka bacok ukuran empat kali tujuh centimeter sampai
sebagian jaringan dagu hilang
i. Pipi kanan luka bacok ukuran dua puluh centimeter memanjang dari
pelipis kanan sampai garis tengah, lebar tiga centimeter, dalamnya satu
centimeter
Leher :
xl
Terdapat luka iris panjang sembilan centimeter lokasi sepuluh centimeter dari
telinga kiri dan sepuluh centimeter dari telinga kanan
Dada :
Terdapat luka tusuk dua cantimeter pada dada kanan, sebelas centimeter
dari bahu kanan
Perut :
Setinggi dada. Pada perut kiri kanan bawah tak ada pembusukan, tak ada
luka, memar, pada perabaan kenyal, pada ketukan redup.
Alat kelamin :
Lengan atas terdapat luka tusuk sepanjang dua centimeter, lokasi sepuluh
centimeter dari bahu
Kesimpulan :
xli
c. Kaku jenazah : pada rahang, sendi siku, sendi lutut dan kaki sukar
digerakkan
Kepala :
e. Hidung tak ada luka, memar retak tulang. Lubang hidung keluar
cairan.
f. Mulut terbuka satu centimeter, gigi kelihatan tiga buah, dari lobang
mulut keluar cairan. Bibir tak ada luka, memar. Lidah tak ada kelainan
g. Pipi kanan terdapat luka bacok terbuka lanjutan dari kepala ukuran
panjang enam centimeter
Kesimpulan :
SUBSIDAIR :
xlii
Bahwa ia terdakwa SARONI bin SAMAN secara bersama-sama dan
bersekutu atau bertindak sendiri-sendiri dengan saksi ALI KOSIM bin
SANI DAN SAKSI Iman Wahyudi bin Istamar ( yang di sidang terpisah
)pada hari sabtu,tanggal 11 Juli 1998 sekitar jam .00.15 Wib malam hari
(antara matahari terbenam dan matahari terbit atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu pada bulan juli 1998 ,bertempat di rumah doktersetiono jalan
pemuda nomor 36 Rt.3/RwVIII,Kampung PurworejoKelurahan Jetis
,Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yag masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Sukoharjo ,dengan sengaja menhilangkan nyawa orang lain yaitu dokter
Setiono ,DSA,Ny.Sunarni,Pendiyanti Setyo Wibowo dan Aprilla Setyo
Windarti,perbuatan tersebut dilakukan sebagai berikut :
Bahwa pada hari Jumat ,tanggal 10 Juli 1998 sekitr jam .23.15.Wib
terdakwa SARONI BIN SAMAN dating naik becak dari kantin V PT.
Sritek Sukoharjo kerumah kontrakan lama Ny. Anjani di Jalan Pemuda
No.35 B Kampung Purworejo .Rt.3/Rw VIII ,Kelurahan Jetis ,Kecamatan
Sukoharjo,Kabupaten Sukoharjo, terdakwa pada saat itu memakai kaos
oblong Warna abu-abu ,celana Blue Jeans selanjutnya pada jam .23.45
.Wib hari Jum.at saksi Ali Kosim bin Sani datang dari kantin PT.Sritek
naik becak turun di SMP 1 Sukoharjo ,langsung menuju rumah kontrakan
lama Ny Anjani di jalan Pemuda No 33 B,Kelurahan Jetis Sukoharjo
disamping kiri rumah dokter Setiyono ,DSA .Saksi Ali Kosim BIN Sani
datang membawa sebilah bendo (pencacah daging )yang di selipkan dalam
celananya untuk di gunakan membunuh dokter Setiyono
xliii
Universitas Sebelas Maret Surakarta .Hasil Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
b. Terdapat luka iris pada puncak kepala ukuran 6 kali 0,4 cm sampai
tulang tengkorak
d. Kelopak mata bagian luar kehitaman, cornea jenis sclera ada bercak
darah
e. Dari lubang hidung kanan keluar darah. Bawah hidung terdapat luka
bacok ukuran 17 kali 3 kali 2 cm
f. Sehingga rahang atas terputus. Gigi terlihat dari lubang empat gigi
j. Tangan kanan terdapat luka bacok antara jari empat dan lima yang
menembus sampai telapak tangan sehingga jari kelima terpisah dari
jari keempat
p. Tangan kiri terdapat luka robek tak beraturan ukuran 2 kali 2,5 cm
disertai retak tulang
xliv
q. Punggung kiri terdapat luka bacok bentuk elips ukuran 9 kali 2,5 cm
dan luka iris ukuran 18 kali 0,5 cm
Kesimpulan :
xlv
f. Lengan bawah kiri terdapat luka bacok mengenai tulang dan patah
ukuran 12 x 1 cm lokasi di bawah siku
Kesimpulan :
c. Kaku jenazah : pada leher, sendi bahu, siku, lipat paha, kaki lutut
sukar digerakkan
xlvi
Bahwa oleh karena terhadap diri terdakwa dikenakan dakwaan yang
memuat ancaman pidana lebih dari lima tahun penjara, sedangkan
terdakwa menyatakan dirinya tidak mampu dan tidak mempunyai
penasehat hukum, serta dengan mengingat bahwa terdakwa adalah belum
mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin, sejalan dengan
ketentuan Pasal 56 KUHAP jo Undang-Undang nomor 3 tahun 1997,
maka dengan penetapan Pengadilan Negeri Nomor
49/Pen.Pid/1998/PN.Skh tertanggal 8 September 1998 maka Majelis
Hakim telah menunjuk :
a. Sumarsoni SH
b. Alfaq Hudaya SH
c. Joko Suranto SH
d. Dyah Listriningsih SH
e. Imron Halimy SH
f. Guntoyo SH
a. Bahwa perkara terdakwa dengan perkara saksi Ali Kosim serta saksi
Imam Wahyudi seharusnya diperiksa dan diadili dalam satu perkara,
dan tidak di splitsing karena : mereka melakukan perbuatan tersebut
bersama-sama. Splitsing dalam perkara ini bertentangan dengan
masalah saksi mahkota
xlvii
membacok Aprilia Setyo Wardani sehingga meninggal dunia dan
saksi Imam Wahyudi membacok Pediyanto Setyo Wibowo sehingga
meninggal dunia, akan tetapi dalam halaman 8 dan 9 Jaksa penuntut
umum menyebutkan sebagai akibat perbuatan
terdakwa.....mengakibatkan korban Aprillia Setyo Widarti dan
Pediyanto Setyo Wibowo meninggal dunia.
xlviii
pidana yang pelakunya dapat diancam pidana penjara paling lama dua puluh
tahun. Dalam hal tersangka atau terdakwa melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau
lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana
lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasehat hukum sendiri,
pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses
peradilan wajib menunjuk penasehat hukum bagi mereka.
xlix
Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat
bantuan hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum selama dalam
waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang
ditentukan dalam undang-undang ini.
l
lebih lanjut adalah apabila perkara diteruskan ke pengadilan, maka Majelis
Hakim akan menyatakan Surat Dakwaan Tidak Diterima.
6. Pembahasan
li
didampingi Penasehat Hukum terdakwa memilih untuk maju sendiri karena
ketidak tahuan akan adanya Penasehat Hukum Cuma-cuma tetapi karena
perbuatan tersangka diancam dengan hukuman penjara diatas lima tahun
maka Hakim manunjuk Penasehat Hukum, tetapi dalam prakteknya ada
sebagian perkara yang ancaman hukumannya diatas lima tahun tidak
menggunakan penasehat hukum karena berbagai faktor diantaranya adalah
tidak bersedianya terdakwa untuk didampingi penasehat hukum dan
ancaman hukumannya tidak begitu tinggi tetapi hukumannya masih diatas
lima tahun contoh Pasal 111, 125, 134 KUHP dan masih banyak lagi.
Pasal tersebut dianggap tidak begitu memerlukan penasehat hukum
walaupun ancaman hukumannya diatas lima tahun, hal tersebut juga
dipengaruhi dari penjelasan Pasal 56 KUHP ayat (1) yang isi kutipannya
“maka untuk itu bagi mereka yang diancam dengan pidana lima tahun atau
lebih tetapi kurang dari lima belas tahun, penunjukan penasehat hukumnya
disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan tersedianya tenaga
penasehat hukum ditempat”, penjelasan tersebut bersifat tidak mengikat
kepada Hakim dalam menunjuk Penasehat hukum
lii
peraturan perundang-undangan. Khususnya dalam hal pemberian bantuan hukum
telah memenuhi harga sebagaimana diperintahkan oleh Undang-Undang
nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, disamping itu juga
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang advokat. Perlu
dikemukakan bahwa baik Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 Tentang
Kekuasaan Kehakiman maupun Undang-Undang Nomor 18 th 2003
kedua-duanya merupakan sumber hukum acara pidana.
- Bantuan hukum dalam legal aid lebih dikhususkan bagi yang tidak
mampu dalam lapisan masyarakat miskin.
liii
Dengan motivasi utama dalam konsep legalaid adalah menegakkan
hukum dengan jalan membela kepentingan dan hak-hak asasi rakyat kecil
yang tidak mampu dan bantuan hukum. (M. Yahya Harahap, 1993 : 361).
liv
penegak hukum memaksakan kehendaknya tentang penunjukkan penasehat
hukum ini
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan
pemberian bantuan hukum secara Cuma-Cuma bagi terdakwa yang tidak
mampu yang melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana 5 tahun, maka
kesimpulan-kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah :
B. Saran
lv
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah, 1996, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Sapta Artha Jaya.
Bambang Sunggono, Aries Harianto, 1994, Bantuan Hukum Dan Hak Asasi
Manusia, Bandung, Mandar Maju
Nawawi, 1987, Taktik Dan Strategi Membela Perkara Pidana, Jakarta, Fajar
Agung
Suryono Sutarto Sri Oeripah Soerjanto,1985, Hukum Acara Pidana Ii, Semarang,
Oetama Perc
lvi