Professional Documents
Culture Documents
(Inventory Control)
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu
sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance).
Sebuah perusahaan manufaktur tidaklah terlepas dari persoalan inventori yang
seringkali terjadi kesulitan. Kesulitan tidak hanya terjadi karena banyaknya kesalahan
manusia dalam mencatat tetapi juga kesulitan yang ditimbulkan karena tata letak yang
tidak diatur dengan baik. Pengaturan tata letak barang dalam gudang tidaklah mudah
jika dilakukan secara manual. Selain banyaknya proses keluar masuk barang,
kesulitan juga ditimbulkan oleh proses pencarian barang yang harus dikeluarkan dari
gudang.
Kesulitan – kesulitan tersebut di atas bisa diatasi dengan adanya sistem
inventori yang baik serta pengaturan letak barang dalam gudang yang dilakukan
secara terkomputerisasi.
Penelitian mengenai sistem pengendalian persediaan telah menjadi satu fokus
penelitian yang menarik. Kondisi ini disebabkan karena faktor biaya persediaan
merupakan salah satu komponen biaya modal yang terbesar.
Beberapa penelitian mengenai persediaan ini antara lain yang dilakukan oleh
Tarim & Kingsman (2005) yang membahas mengenai sistem pengendalian
persediaan (R,s) pada lingkungan permintaan yang bersifat non stationary stochastic.
Tang & Grubbstrom (2005) membahas penentuan titik pemesanan kembali pada
beberapa pola distribusi, sedangkan Sven Axsater (2005) membahas mengenai
kebijakan continuos review (R,Q) dengan lead time permintaan yang berdistribusi
normal.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari
pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam
jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah
ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
1
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip
ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan
membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul
biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena
perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam
persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang
tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji
pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, dan biaya
kerusakan/kehilangan.
Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat
kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, dan tidak
tersedianya produk jadi untuk pelanggan. Jika tidak memiliki persediaan produk jadi
terdapat 3 kemungkinan, yaitu :
1. Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak).
Hal ini akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh
keuntungan.
2. Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan
mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan
kesempatan memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada.
3. Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi
pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biaya-
biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan
pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara
lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan
pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya
penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.
2
sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan tidak ada perusahaan
yang beroperasi tanpa persediaan.
Berdasarkan kepada fungsinya persediaan dikelompokkan menjadi:
1. Lot-size-inventory, yaitu persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih
besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Cara ini dilakukan dengan tujuan
: memperoleh potongan harga (quantity discout) karena pembelian dalam jumlah
yang besar, dan memperoleh biaya pengangkutan per unit yang rendah.
2. Fluctuation stock, merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi
permintaan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, serta untuk mengatasi
berbagai kondisi tidak terduga seperti : terjadi kesalahan dalam peramalan
penjualan, kesalahan waktu produksi, kesalahan pengiriman.
3. Anticipation Stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan seperti mengantisipasi pengaruh
musim, dimana pada saat permintaan tinggi perrusahaan tidak mampu
menghasilkan sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Disamping itu juga persediaan
ini ditujukan untuk mengantisipasi kemungkinan sulitnya memperoleh bahan
sehingga tidak menggangu operasi perusahaan.
4.
Berdasarkan bentuk fisiknya, Persediaan dapat dibedakan menjadi 5 jenis persediaan,
yaitu:
1. Bahan baku adalah barang-barang berwujud (seperti : kayu, tanah liat, besi)
yang akan digunakan dalam proses produksi. Barang tersebut bisa diperoleh
dari sumber alam, dibeli dari para pemasok, atau dibuat sendiri untuk
dipergunakan dalam proses selanjutnya.
2. Komponen adalah bagian produk yang diperoleh dari perusahaan lain yang
secara langsung akan dirakit.
3. Bahan pembantu adalah barang atau bahan yang dipergunakan di dalam
proses produksi, akan tetaapi tidak merupakan bagian daari produk akhir.
4. Barang dalam proses atau barang setengah jadi, adalah seluruh barang /
bahan yang telah mengalami pengolahan (merupakan hasil dari suatu proses)
akan tetapi masih harus mengalami pengolahan lebih lanjut untuk siap
menjadi produk jadi.
5. Barang jadi adalah seluruh barang yang telah mengalami pengolahan dan
telah siap di jual kepada konsumen.
3
1. Persediaan Surplus (surplus inventory/surplus stock), adalah suatu kondisi
persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang
dibutuhkan pada saat itu dan nyaris tidak terpakai. Hal ini disebabkan adanya
kesalahan perkiraan inventory yang dibutuhkan pada saat itu. Akan tetapi dengan
manajemen inventory yang tepat surplus inventori dapat diberdayakan kembali
sebagai anticipation stock maupun fluctuation stock. Surplus persediaan yang
dianggap berlebih dan dalam keadaan slow moving kearah idle dapat terjebak ke
dalam daerah dead stock.
Penyebab terjadinya surplus:
a. Kesalahan perhitungan peramalan (forecast) yang akan datang. Sehingga
mengakibatkan pembelian yang terlalu banyak.
b. Perubahan program kerja.
c. Perubahan proses produksi.
d. Pencatatan data persediaan yang kurang akurat.
e. Terlalu banyak menetapkan persediaan pengaman (buffer stock).
f. Pembelian barang yang tidak standar.
2. Dead stock, merupakan suatu kondisi persediaan yang diadakan dalam jumlah
yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu dan sama sekali tidak
terpakai. Dead stock juga dapat dikatakan sebagai persediaan yang terbuang.
4
a. Persediaan surplus yang terlalu lama tidak digunakan sehingga
mengurangi kualitas material.
b. Material yang sudah kadaluarsa
c. Material yang dibeli tidak sesuai dengan standar
d. Kerusakan selama penyimpanan.
e. Dan lain-lain
Fungsi persediaan.
a. Menghilangkan / mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
b. Menyesuaikan dengan jadwal produksi
c. Menghilangkan / mengurangi resiko kenaikan harga
d. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
e. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan
f. Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
g. Komitmen terhadap pelanggan.
5
MODEL-MODEL PERSEDIAAN
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
Definisi Inventori
Stok barang dalam suatu waktu yang merupakan aset nyata (tangible asset)
yang dapat dilihat dan diukur.
Sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut.
Tipe Inventori
Bahan Mentah (Raw material)
Work-in-progress
Komponen atau part
Barang jadi
Fixed Order Size Models
Economic order quantity
Production order quantity
Quantity discount
Incremental discount
Batch Type Production System
Fixed Order Interval System
Tujuan:
Minimasi Total Inventori Cost yaitu Menentukan Economic Order Quantity.
6
MODEL EOQ (Economic Order Quantity)
Economic Order Quantity (EOQ) atau Economic Lot Size (ELS) merupakan
suatu metode manajemen persediaan paling terkenal dan paling tua. Diperkenalkan
oleh FW. Harris sejak tahun 1914. Model ini dapat dipergunakan baik untuk
persediaan yang dibeli maupun yang dibuat sendiri, dan banyak digunakan sampai
saat ini karena penggunaannya relatif mudah. Model ini mampu untuk menjawab
pertanyaan tentang kapan pemesanan/pembelian harus dilakukan dan berapa banyak
jumlah yang harus dipesan agar biaya total (penjumlahan antara biaya pemesanan
dengan biaya penyimpanan) menjadi minimum.
Economic Order Quantity adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk
dilaksanakan pada setiap kali pembelian.
Persoalan sebenarnya dalam EOQ, yaitu:
1. Berapa jumlah yang harus dipesan.
2. Berapa lama waktu interval antara pesanan pertama dengan pesanan
berikutnya yang akan mendatangkan biaya minimal.
Model EOQ dapat diterapkan , apabila:
1. Permintaan produk konstan, seragam, independen dan dikatehui.
2. Tingkat persediaan diketahui dan bersifat konstan.
3. Harga perunit produk adalah konstan.
4. Biaya pemesanan per-unit pertahun (H) adalah konstan.
5. Biaya pemesanan per-pesanan (S) adalah konstan.
6. Waktu antara pesanan dilakukan dengan barang-barang diterima (Lead
Time, L) adalah konstan.
7. Tidak terjadi kekurangan bahan.
Dalam gambar berikut ini dapat dilihat tingkat pemesanan optimal terjadi pada
saat biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan.
Biaya
Biaya Total
Min.
Biaya pemesanan
7
Kuantitas
0 Jumlah pemesanan optimal (EoQ)
Gambar 1.1 Titik EOQ
EOQ (Q ) =
2SD
=
2SD Ket: D = jumlah demand / permintaan
H h ×c
S = biaya pemesanan
H = biaya simpan perunit/tahun
h = % biaya simpan
c = harga barang / unit
F =
D F = frekwensi pemesanan
EOQ
T=
hari kerja tiap tahun T = jarak tiap pesanan
F
d = permintaan perhari
D
d =
jumlah hari kerja
EOQ (Q) = kuantitas
ekonomis
TC =
H.Q
+
S.D
+c.D TC = total biaya persediaan
2 Q
8
Demand (D) = 250.000 unit, hari kerja = 250 hari
Biaya penyimpanan (H) = Rp. 50,-/komp/th
Biaya pemesanan (S) = Rp. 25.000,-/ pesan
L = 10 hari
Tentukan EOQ, Reorder point, dan total biaya persediaannya!
Jawab
2SD
EOQ =
H
(2 ×35.000 ×250.000
=
50
17.500.000 .000
=
50
= 350.000.00 0
= 18.708 unit
D
d= RoP = d ×L
hari kerja
= 1000 × 10
250.000
= = 10.000 unit
250
= 1000 unit/hari H.Q S.D
TC = +
2 Q
50 ×18.708 35.000 ×250.000
= +
2 18.708
= Rp. 935.414
9
Q
k K
t
k-K
Gambar 1.3 EOQ dengan back order
Biaya persediaan total per tahun (TC), kuantitas paling ekonomis (EOQ), dan surplus
persediaan (I) dihitung dengan formulasi :
2
2.S.D H +B H.I 2 S.D Q - C
EOQ (Q) = × TC = + +B.
2Q
H B 2Q Q
F = frek. Pembelian
10
H = biaya simpan
S = biaya pesan
11
Model Quantity Discount
memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah
yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin murah dengan semakin
Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off
antara biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak jumlah
yang dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak
know)
depent on quantity)
order is fixed)
product)
dimasukan biaya pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :
D QH
12
TC = --- S + ----- + c.D
Q 2
pemesanan yang akan meminimaliasi biaya persediaan total tahunan, perlu dilakukan
1. Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila
jumlah ini fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang
3. Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya
totalnya, dan bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya (langkah
Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai
diperoleh EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.
13
EOQ dengan tingkat produksi terbatas (P > d)
Jika pesanan tidak diterima dalam jumlah besar, tapi diterima dalam jumlah
yang lebih kecil sesuai dengan kemajuan produksi. Produk-produk yang dibeli /
diproduksi sendiri mempunyai tingkat produksi (P) yang relatif lebih besar dari
tingkat permintaan (d).
14
Ket: P = tingkat produksi perhari
15
STRATEGI MANAJEMEN PERSEDIAAN
PENDAHULUAN
Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam
manajemen logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan
selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan,
merupakan pusat dari operasi logistik. Tanpa penggolongan yang tepat dari
persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang serius dapat timbul dalam usaha
meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan dengan nasabah.
Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi pembuatan
(manufacturing operation). Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi
atau merubah jadwal produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan
kemungkinan akan menyebabkan kekurangan produk jadi. Seperti halnya kekurangan
itu dapat mengganggu rencana pemasaran dan operasi-pembuatan (manufacturing),
kelebihan persediaanpun juga dapat pula menuimbulkan masalah. Kelebihan
persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba (profitability) melalui
meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal, kerusakan (deterioration),
premiasuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak, dan bahkan kekunoan
(obsolescence).
Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara
kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang
mengandung resiko dan ketidakpastian. Perencanaan strategis membutuhkan banyak
komitmen modal dan sumber-daya manajerial. Rencana strategis itu menentukan
struktur dimana rencana operasional dan rencana taktis dituangkan. Jadi, rencana
strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk jalan (guideposts) untuk type-
type perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari Strategi Manajemen
Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara
fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.”
16
dari kebutuhan pokoknya. Generelasi ini akan lebih dapat di pahami melalui
pemeriksaan yang seksama terhadap 4 fungsi pokok yang mendasari manajemen
persediaan diantaranya:
Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan
spesialisasi wilayah dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-
faktor seperti tenaga listrik, bahan mentah, air, dan buruh maka lokasi yang
ekonomis untuk pembuatan (manufacturing) sering kali sangat jauh dari
wilayah permintaan (areas of demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-
masing komponen ini dapat diprodusir secara ekonomis dan efisisen. Fungsi
pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam
distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi
dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada
nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu. Inilah
contoh terpenting pemisahan wilayah dan distribusi terpadu yang
dimungkinkan oleh persediaan.
Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi
maksimum pada operasi dalam suatu fasilitas (decoupling).
Penumpukan persediaan barang-sedang-dikerjakan (work in proces) dalam
kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam
produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Fungsi decoupling ini memungkinkan
masing-masing produk dibuat dan didistibusikan dalam ukuran yang
ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari segi pemasaran, decoupling
memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan dijual sebagai suatu
golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung menunjang operasi
perusahaan. Perbadaan decoupling dengan spesialisasi wilayah adalah dalam
hal decoupling ini meningkatkan efisiensi operasi pada satu lokasi tunggal,
sedangkan spesialisasi wilayah meliputi banyak lokasi.
Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari
persediaan adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara
konsumsi dengan pembuatan (manufacturing). Persediaan penyeimbang ini
adalah untuk menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan.
Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan
penyangga (buffer stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik
dalam permintaan maupun dalam pengisian kembali (replenishment).
Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak
pastian mengenai penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan.
17
Jika ketidak pastian itu mengenai berapa banyak suatu produk akan terjual,
maka perlulah untuk memilihara posisi persediaan.
Ikhtisar – fungsi –fungsi persedian. Empat fungsi persedian adalah
spesialisasi wilayah, decoupling, penyeimbangan penyediaan dengan
penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi – fungsi ini menentukan
besarnya investasi persedian yang perlu untuk suatu system tertentu untuk
tercapainya suatu tujuan manjemen. Pada tingkat minimum, persediaan yang
diinvestasikan untuk mencapai spesialisasi wilayah dan decoupling, hanya
dapat berubah dengan merubah pola lokasi fasilitas dan proses operasional
dari perusahaan itu. Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk
menyeimbangkan penawaran dengan permintaan, menunjukan sulitnya tugas
menaksir kebutuhan – kebutuhan musiman.
Dengan pengalaman beberapa kali periode musiman, maka persedian yang
dibutuhkan untuk mencapai penjualam yang marjinal selama periode tinggi
permintaan, dapat diproyeksikan dengan cukup baik. Suatu rencana
persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan pengalaman ini.
RESIKO PERSEDIAAN
Pengadaan persedian untuk mencapai salah satu dari fungsi tersebut di atas
adalah riskan. Adalah penting untuk dipahami bahwa sifat dan besarya resiko ini
berbeda – beda menurut posisi perusahaan dalam saluran distribusi.
18
sebelum musim penjualan, sehingga meningkatkan kedalaman dan lamanya
risikonya. Salah satu risiko terbesar grosir adalah perluasan garis produk sampai
mencapai titik dimana keluasan risiko persediaannya mendekati risiko pengecer,
sedangkan kedalaman dan lamanya risikonya tetap khas grosir.
19
IDENTIFIKASI BIAYA PERSEDIAAN
Oleh karena persediaaan itu menyangkut segala aspek dari operasi logistic,
maka sulitlah untuk memisahkan biaya pemesanan persediaan dari biaya
pemeliharaannya.
1. Biaya Pemeliharaan
Secara tradisional rekening – rekening yang termasuk kedalam biaya
pemiliharaan persediaan adalah rekening pajak, penyimpanan, modal, asuransi, dan
kekunoan. Biaya yang berkenaan dengan pajak dan asuransi itu relatif mudah
menentukan. Biaya asuransi adalah pembayaran langsung yang didasarkan atas
taksiran resiko atau exposure selama suatu jangka waktu. Biaya pajak adalah
pengenaan langsung yang biasanya didasarkan atas persediaan yang ditahan pada hari
tertentu dari tahun itu, atau rata –rata persedian selama suatu jangka waktu,
bergantung pada peraturan yang berlaku setempat. Biaya penyimpanan haruslah
dialokasikan pada produk – produk tertentu, karena ia tidak langsung pada nilai
persediaan. Bergantung pada type fasilitas gudang yang dipakai, negeri atau swasta.,
maka total biaya penyimpanan itu mungkin langsung atau mungkin harus dihitung
biayanya.
Biaya kekunoan (obsolescence cost) dihitung berdasarkan pengalaman yang
telah lampau. Type kekunoan yang penting dalam perencanaan persediaan adalah
rusaknya produk selama dalampenyimpanan yang tidak ditutup oleh asuransi.
Kekunoan juga dapat diperluas sehingga meliputi pula kerugian pemasaran apabila
suatu produk menjadi kuno dalam hal modelnya. Harus diperhatikan, untuk tidak
memasukkan biaya yang tidak langsung berkaitan dengan keputusan biaya kekunoan
ini hendaklah berhati-hati dan hendaklah terbatas pada kerugian langsung yang
berkaitan dengan penyimpanan.
Aspek paling kontroversial dari biaya pemeliharaan adalah berapa biaya yang
tepat untuk modal yang ditanamkan. Biaya pemeliharaan persediaan itu menyangkut
pertimbangan manajemen, penaksiran, penugasan, dan tingkat tertentu pengukuran
langsung.
2. Biaya Pemesanan
Biaya penempatan suatu peanan itu terdiri dari seluruh biaya pengawasan
persediaan, persiapan pemesanan, komunikasi pesanan, pembaharuan aktivitas, dan
pengawasan manajerial. Sama dengan biaya pemeliharaan, biaya pemesanan ini
20
dihitung untuk masing-masing unsur biaya sampai diperoleh suatu total biaya
penempatan pesanan (order) tersebut.
Banyak sekali perbedaan terdapat diantara berbagai organisasi mengenai
biaya-biaya apa yang termasuk ke dalam biaya penempatan suatu pesanan. Unsur
yang penting adalah meliputi semua biaya yang dimasukkan dari biaya tetap dan
biaya variable. Sekali total biaya penempatan pesanan ini telah ditaksir, maka asumsi
yang lazim adalah mempertahankannya berapapun banyaknya pesanan yang
ditempatkan selama suatu periode perencanaan.
KESIMPULAN
21
AKTIVITAS DALAM MANAJEMEN
LOGISTIK
Ramalan permintaan manajemen logistic menentukan berapa banyak dari tiap barang
yang
Di produksi perusahaan yang harus di angkut ke berbagai pasar .selain itu manajemen
logistic
harus mengetahui dimana asalnya pemintaaan sehingga dapat menempatkan dan
menyimpan
produk dgn jumlah yang tepat di setiap area pasar.pengambilan keputusan tanpa
keyakinan
akan kurang optimal karma sangatlah sulit untuk menyediakan sumber-sumber diantara
aktivitas
logistic tanpa mengetahui jenis produk dan jasa yg akan di perlukan
22
3.manajemen persediaan(Inventori Managemen)
23
5. Penanganan material (Material
Handling)
Penanganan material berhubungan dengan setiap aspek gerakan atau aliran bahan
baku, barang setengah jadi, dan barang jadi dalam pabrik atau gudang.
7. Pengemasan (Packaging).
Fungsi pengemasan.
Pengemasan melakukan peran ganda yakni:
- Melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau diangkut.
- Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan dan
pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan material.
24
Fungsi Pengemasan adalah : untuk mengatur, melindungi dan mengidentifikasi
produk material.
Fungsi spesifik pengemasan ada 6 yaitu:
A. Penahanan (Containment)
Produk harus ditahan sebelum dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lainnya.
B. Proteksi (Protection).
Isi dari bungkusan harus dilindungi dari kerusakan atau kerugian akibat
pengaruh lingkungan luar seperti kelembaban, debu, serangga, dan lain-
lain
C. Pembagian (Apportionment).
Keluaran harus dikurangi dari produksi industri untuk dapat dikendalikan,
disesuaikan dengan ke inginan konsumen, itulah perwujudan keluaran luas
dari produksi ke dalam kuantitas yang lebih kecil dari kegunaan yang
lebih baik untuk para pelanggan.
D. Pengunitan (Unitization).
Pengemasan primer dapat diunitkan menjadi pengemasan sekunder, yang
kemudian dapat diunitkan menjadi bagian pallet yang terbungkus dan pada
akhirnya ke dalam sebuah wadah yang di isi dengan beberapa pallet.
E. Kesempatan waktu (Convenience).
Pengemasan membuat produk agar dapat digunakan dengan sebaik-
baiknya.
F. Komunikasi (Communication).
Pengemasan bisa mengatasi ke ambiguan, agar mudah dimengerti diberi
symbol seperti Kode Produk Universal (Universal Product Code/UPC).
25
kegagalan produk bisa mengakibatkan kemunduran atau hentinya jalur
produksi.Perusahaan yang menyediakan cadangan atau bagian-bagian pengganti
harus dapat menaggapi dengan segera dan menyakinkan.
Pergudangan merupakan bagian integral dari semua system logistic yg berperan penting
Dlm melayani pelanggan dgn total biaya seminimal mungkin ,juga merupakan jaringan
Primer di antara pelanggan dan produsen yg digunakan untuk menyimpan persediaan
Selama seluruh bagian produsen logistic berjalan.
26
Faktor utama yang mempengaruhi sifat dasar dan pentingnya pergudang, yaitu:
• Waktu
Waktu merupakan salah satu unsure terpenting dalam keefektifan pergudangan.
• Kualitas
Kualitas sama pentingnya dengan ketetapan waktu, dan pemakai pelayanan gudang
sekarang mengharapkan hasil yang mendekati kesempurnaan
• Perhatiaan
Perhatiaan pada gudang merupakan perbaikan produktivitas asset.
10. Purchasing(procurement)
27
harus menanganinnya secara efektif dan efisien,mengangkut dan
menyimpannya,bila produk tsb ddapat di gunakan lagi atau di daur
ulang,logistic mengatur teansportasinya ke lokasi produksi atau lokasi
daur ulang.biasanya permasalahan ini di serahkan ke pihak ke tiga.
12.Transportasi
Produk harus disimpan dlm suatu pabrik atau pada suatu tempat sebelum di jual
semakin besar waktu antara produksi dan konsimsi,semakin besar pula tingkatatau jumlah
persediaan yg di butuhkan aktivitas pergudangan dan penyimpanaan meliputi keputusan
mengenai apakah fasilitas penyimppanan seharus nya milik sendiri ,di kontrkkan atau di
serwakan ,perencanaan dan perancangaan fasilitas penyimpanan,pertimbangan produk
gabungan (seperti apakah produk seharus nya di simpan),dan prosedur pengamanan dan
pemeliharaan,pelaihan personalia dan pengukuran produktivitas.
28
PENGENDALIAN FINANSIAL ATAS
PRFORMANSI LOGISTIK
29
transportasi yang inovativ, pemilihan alat angkut, meningkatkan
pengiriman atau meningkatkan persediaan, mengubah
konfigurasi pusat distribusi, mendata kendali tingkatan
persediaan, mengubah pengemasan dan menentukan perluasan
system proses pesanan mana yang seharusnya diotomatisasikan.
setidaknya system data finansial ini memberikan informasi
untuk menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana biaya logistik mempengaruhi kontribusi dari
segi produk, wilayah pelanggan dan penjual?
2. Biaya-biaya apa saja yang berhubungan dengan
penambahan tingkat pelayanan pelanggan? Trade-off apa
yang diperlukan dan apa keuntungan dan kerugiaanya?
3. Berapa jumlah persediaan yang optimal? Bagaimana
pengaruh persediaan pada perusahaan pola pergudangan atau
pada tingkatan pelayanan pelanggan? Berapa biaya
penanganan persediaan?
4. Jenis transportasi apa yang diinginkan?
5. Berapa banyak gudang yang diperlukan dan sebaiknya
terletak dimana?
30
8. Sistem proses pemesanan apa yang seharusnya
diotomatisasikan?
9. Jaringan distribusi apa yang seharusnya digunakan?
31
Gambar: pengendalian aktivitas-aktivitas logistic
Standard
Budgets
Control over
Logistic cost can be
Accounplished by
Productivity
standard
32
Metode lain untuk mengatasi masalah ketidakcukupan
data adalah system informasi manajemen terkomputerisasi,
activity based costing, dan system proses pesanan otomatisasi.
33
Prosedur
Investigation penggunaan standarPhilosophy
sebagai system kendali
intuition
manajemen.
Standar
Compare
Performance
Standar
=actual acceptable
End
Varience
analysis
Varienc
e Performance
significa Not acceptable
nt
End
Infestigate
Action
Performance
require
Not controllable
d
End
Take
proper action
34
35
Kunci keberhasilan pelaksanaan anggaran fleksibel
terletak pada analisis pola perilaku biaya. Pihak manajemen
akutansi dan teknik industri dapat menerapkan peralatan berupa
scatter diagram dan analisis regresi untuk menentukan
komponen fixed cost. Teknik ini menggunakan data biaya
terdahulu untuk menentukan nilai variable per unit aktivitas dan
komponen total fixed cost. Pengukuran biaya prediksi ini
bukanlah pengukuran atas biaya berapa seharusnya aktivitas
tersebut dihabiskan tetapi perkiraan berapa biaya yang
diperlukan berdasarkan hasil periode terdahulu
C. Standar-standar Produktivitas
Biaya-biaya logistic dapat dikendalikan dengan
menggunakan rasio-rasio produktivitas.
Pengukuran output
Produktivitas =───────────────
Pengukuran input
36
Untuk rasio produktivitas transportasi termasuk:
Ton-miles yang dikirim
* ──────────────────
Total biaya transportasi actual
Stop served
* ──────────────────
Total biaya transportasi actual
Pengiriman ketujuan
* ───────────────────
Total biaya transportasi actual
37
3. Perubahan keluaran pada kasus-kasus tertentu mungkin
mengubah pengukuran prduktivitas. Perubahan ini terjadi
karena elemen fixed dan variabel jarang dilukiskan.
38
PURCHASING (PROCUREMENT)
PENDAHULUAN
Purchasing pada umumnya berhubungan pada pembelian aktual material dan
segala aktivitas yang berhubungan dengan proses pembelian baik secara hand to hand
maupun secara elektronik (e- procurement). Menurut Wikipedia e- procurement
adalah pembelian business to business (B2B) dan penjualan barang dan jasa melalui
internet maupun sistem –sistem imformasi dan jaringan lain, seperti Elektronik Data
Interchange (EDI) dan Enterfrise Resource Planing (ERP).
TUJUAN PURCHASING
39
8. Mencapai keharmonisan hubungan kerja yang produktif dengan area
fungsional lainnya dalam organisasi.
9. Menyempurnakan sasaran pembelian pada kemungkinan tingkat biaya
terendah.
40
Proses evaluasi dan seleksi supplier ini meliputi 12 langkah yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan
2. Membuat spesifikasi
3. Mencari alternatif
4. Membangun koneksi
5. Mengatur kriteria pembelian dan penggunaan.
6. Mengevaluasi alternatif aksi pembelian.
7. Anggaran yang tersedia
8. alternatif pembelian yang spesifik Mengevaluasi.
9. Bernegosiasi dengan supplier
10. Membeli evaluasi pasca pembelian ( postpurchase)
11. Menggunakan evaluasi pasca pembelian
12. Menyalurkan evaluasi pasca pembelian
41
Keseluruhan reputasi vendor
Syarat-syarat finansial
Pelayanan penjualan pasca pembelian
Fleksibelitas vendor dalam mengurus keperluan pembelian perusahaan
Kemampuan desain/keahlian teknik.
Situsi Pembelian
1. Situasi pesanan rutin ( Routine Order Situations ).
Meliputi situasi di mana produk telah dibeli beberapa kali sebelumnya dan
dimana pesanan rutin atau prosedur sudah umum.
2. Situasi masalah prosedural ( Procedural Problem Situations )
Meliputi pembelian yang tidak rutin dan karyawan perlu mempelajari
bagaimana cara menggunakan produk tersebut.
3. Situasi masalah kinerjanya ( Performance Problem Situations )
Meliputi pembelian produk nonrutin yang dirancang untuk menggantikan
produk sekarang tetapi harus diuji kinerjanya terlebih dahulu.
4. Situasi masalah politik (Political Problem Situations )
Meliputi pembelian produk nonrutin yang memiliki kegunaan untuk
mempengaruhi banyak departemen pada perusahaan. Derngan demikian,
sejumlah individu di perusahaan akan terlihat dalam proses pengambilan
keputusan.
42
panjang, mengidentifikasi masalah yang memrlukan tindakan korektif dan menyadari
perbaikan produktivitas.
Aktivitas purchasing dapat berpengaruh positif pada keuntungan perusahaan.
Tidak hanya pengurangan biaya material yang meningkatkan margin keuntungan
setiap unit yang dihasilkan dan dijual, tetapi biaya rendah yang berhubungan dengan
material yang dibeli juga akan mengurangi investasi pada persediaan. Pelayanan
logistik yang lebih baik oleh suplier juga akan menghasilkan persediaan yang lebih
rendah dalam unit yang dibutuhkan dengan demikian dolar terinvestasi. Sebagai
tambahan perkembangan jasa pelanggan dimumgkinkan karena proses produksi dapat
beroperasi dengan lancar, tanpa slowdown maupun shutdown. Perkembangan jasa
tersebut dapat menghasilkan unit penjualan yang lebih tinggi dan dalam beberapa
kasus harga juga lebih tinggi. Dan bila manajemen penjualan terus-menerus
memaksakan penambahan material berkualitas tinggi kemungkinan akan terjadi retur
terhadap barang jadi karena kegagalan produk.
KESIMPULAN
mengenai purchasing(procurement) pada lembaran lembaran sebelumnya,
kita dapat mengetahui bagai mana cara kita atau perusahaan untuk melakukan suatu
pembelian yang mana sebelum dilakukan pembelian tersebut kita harus mengetahui
faktor dan situasi pembelian. Oleh karena itu purchasing ini sangat berperan di suatu
perusahaan dan perperan dalam management logistik ini.
• Activity Based Costing System (Sistem ABC) merupakan suatu sistem analisis
biaya yang berbasiskan pada aktivitas. Sistem ini dapat digunakan pada proses
pengambilan keputusan baik yang sifatnya stratejik maupun yang sifatnya
operasional. Pada sistem ABC, analisis biaya dilakukan pada seluruh biaya
yang terjadi pada organisasi. Sistem ABC juga berfungsi sebagai sistem
informasi biaya yang dapat diperuntukkan bagi segala jenis organisasi baik
manufaktur, jasa, perdagangan, organisasi publik maupun organisasi laba.
• Pada sistem ABC, aktivitas merupakan titik pusat dari kegiatan. Informasi
mengenai aktivitas, dicatat, diukur dan disediakan di dalam data dasar.
43
Aktivitas dapat terjadi pada berbagai organisasi, termasuk organisasi publik.
Oleh karena itu sistem ABC dapat diterapkan pada berbagai organisasi
termasuk organisasi publik. Sistem ABC tidak hanya terfokus pada
perhitungan satuan biaya jasa ataupun produk tetapi memiliki cakupan yang
lebih luas yaitu pengurangan biaya yang diperoleh dari pengelolaan aktivitas.
Pengelolaan aktivitas akan sejalan dengan pengendalian biaya. Pengurangan
biaya pada sistem ABC dapat dilakukan terhadap seluruh biaya yang terjadi,
baik pada bagian awal aktivitas, proses produksi maupun pada tahap akhir
dari suatu rangkaian aktivitas.
44
• Aktivitas yang berkaitan langsung dengan penyediaan layanan kesehatan bagi
konsumen yang membutuhkan (result producing activities). Sebagai contoh:
aktivitas pelayanan rawat jalan, pelayanan keluhan pasien
• Aktivitas yang mendukung secara langsung pada result producing activities.
Sebagai inap contoh: aktivitas pelayanan gizi bagi pasien rawat
• Aktivitas jasa yang terdapat pada organisasi yang memberikan layanan bagi
unit-unit result producing activities. Sebagai contoh: aktivitas pemeliharaan
sarana listrik, aktivitas pengelolaan keuangan, aktivitas pengelolaan sumber
daya manusia.
Unit cost pelayanan kesehatan yang dihasilkan merupakan salah satu aspek yang
menjadi pertimbangan dalam menentukan tarif paket pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Balai Kesehatan.
45
penting dilakukan karena tahapan ini akan menghasilkan informasi secara
rinci mengenai berbagai proses yang terjadi di dalam Balai Kesehatan untuk
menghasilkan layanan kesehatan.
• Berbagai proses yang teridentifikasi selanjutnya dirinci menjadi beberapa sub
proses dan setiap sub proses dirinci kembali menjadi berbagai aktivitas.
Identifikasi proses dilakukan mulai dari proses yang terjadi pada tingkat
pimpinan sampai dengan identifikasi proses di tingkat pelayanan langsung
kepada pasien,
• termasuk juga identifikasi pelayanan luar gedung bila memang layanan ini
dilaksanakan oleh Balai Kesehatan
46
aktivitas berdasarkan kelompok biayanya akan menghasilkan satuan biaya
untuk satu jenis pelayanan kesehatan. Pada tahap akhir dari perhitungan
satuan biaya ini jangan lupa menambahkan biaya langsung yang dikonsumsi
oleh pasien berupa alat dan bahan habis pakai yang digunakan secara individu
dan dapat diukur penggunaannya secara langsung, seperti obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA
47