You are on page 1of 28

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK

DEVISA DAN BANK NON DEVISA


DI INDONESIA
Syamsuddin
M. Abdul Mukhyi
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
syam_sman62@yahoo.com
mukhyi@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan antara


Bank Devisa dengan Bank Non Devisa. Data yang dijadikan acuan
adalah data sekunder berupa laporan keuangan Bank Devisa dan
Bank Non Devisa yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Bank
Devisa dan Bank Non Devisa yang diteliti adalah Bank Swasta
Nasional. Varabel yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit
Ratio (LDR) serta Capital Adequacy Ratio (CAR). Metode analisis
data yang digunakan adalah uji deskriptif, uji beda dan uji regresi.
Hasil penerlitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kineja Bank Devisa dengan Bank Non Devisa, sama
seperti penelitian-penelitian sebelumnya.
Kata kunci : Devisa, Return, Capital Adequacy

PENDAHULUAN
Upaya pemerintah untuk menggairahkan kehidupan sektor keuangan
umumnya dan industri perbankan khususnya telah dimulai pada tahun 1988
melalui Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 tentang deregulasi perbankan.
Kebijakan ini mencakup bidang keuangan, perbankan maupun bidang moneter.
Khusus yang berkaitan dengan kebijakan bidang perbankan antara lain diatur
mengenai pemberian kemudahaan dalam mendirikan bank dan lembaga keuangan
bukan bank. Kebijakan lain adalah ketentuan pendirian bank swasta dengan modal
2

minimal Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah), bank perkreditan rakyat


dengan modal minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
Paket kebijakan tanggl 27 Oktober 1988 tersebut diarahkan pada sasaran
kebijakan berupa peningkatan mobilisasi dana masyarakat, peningkatan ekspor
non migas serta efisiensi lembaga keuangan dan perbankan. Selain itu, melalui
paket kebijakan tersebut diharapkan bisnis perbankan di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Menurut Supriyanto (2003), pada akhir tahun
2002 sektor perbankan menguasai 90,46 % pangsa pasar sektor keuangan di
Indonesia, sedangkan sekitar 9,54 % dikuasai oleh sektor non perbankan seperti
asuransi, sekuritas dan pegadaian. Untuk tahun 2007 perbankan hanya menguasai
sekitar 80 % pasar sektor keuangan
Dengan berkembangnya usaha perbankan sebagai dampak adanya paket
kebijakan tanggal 27 Oktober 1988 tersebut tidak otomatis mendorong
terwujudnya industri perbankan yang kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya
jumlah bank yang mengalami kebangkrutan pada saat terjadi krisis ekonomi tahun
1997 – 1998 yang lalu. Krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1998
tersebut memberikan dampak yang buruk terhadap dunia perbankan. Indikatornya
adalah Non Performing Loan (NPL) yang mencapai 50 %, tingkat keuntungan
industri perbankan –18 % dan CAR –15 % (Hawkins, 1999). Dengan terpuruknya
sektor perbankan akibat krisis tersebut memaksa pemerintah menempuh tindakan
berupa likwidasi beberapa bank yang dinilai tidak sehat untuk terus beroperasi.
Dampak dari kebijakan tersebut adalah menurunnya kepercayaan masyarakat
secara drastis terhadap industri perbankan.
Keterpurukan sektor perbankan sebagai dampak krisis keuangan tersebut
secara langsung mempengaruhi peranan bank sebagai lembaga intermediasi.
Sebagai lembaga intermediasi, bank menjembatani kepentingan pihak yang
kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Intermediasi yang
dilakukan oleh bank adalah intermediasi keuangan berupa kegiatan pengalihan
dana dari penabung kepada peminjam. Untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan dengan baik maka bank
harus menunjukan kinerja yang baik yang tercermin dari laporan keuangan bank.
3

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa perkembangan Bank di Indonesia


mengalami keadaan pasang surut. Sebagai contoh adalah penggabungan beberapa
bank milik pemerintah seperti Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Ekspor Impor Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri.
Demikian juga halnya dengan Bank Sawsta Nasional karena ada yang merger dan
ada pula yang ditutup. Merger ini salah satu bentuk untuk menunjukkan
pengelolaan bank yang efektif dan efisien.
Kendala terberat dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang terjadi
pada tahun 1997 – 1998 berawal dari krisis nilai tukar Rupiah yang diikuti
penurunan kinerja ekonomi Indonesia yang pada akhirnya menimbulkan krisis di
berbagai bidang. Perkembangan krisis yang begitu cepat tidak terlepas dari
tingginya keterbukaan ekonomi serta besarnya ketergantungan pada pihak luar.
Untuk mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat dan peran bank
sebagai lembaga intermediasi, maka diperlukan bank dengan kinerja yang sehat
sehingga proses intermediasi dapat berjalan lancar dan tingkat kepercayaan
masyarakat pulih kembali. Kinerja bank pada industri perbankan dapat diukur
berdasarkan rasio-rasio laporan keuangan.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji perbedaaan kinerja keuangan bank devisa setiap tahunnya.
2. Untuk menguji perbedaan kinerja keuangan bank non devisa setiap tahunnya.
3. Untuk menguji perbedaan kinerja keuangan bank devisa dengan bank non
devisa.
4. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan bank devisa dan bank non devisa
terhadap tingkat kecukupan modalnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja badan usaha merupakan satu hal yang sangat penting karena
kinerja merupakan cermin kemampuan badan usaha mengelola sumber daya yang
4

ada. Sebagai suatu badan usaha, bank sangat berkepentingan untuk mencapai
kinerja yang baik agar kepercayaan masyarakat (nasabah) semakin meningkat.
Penilaian kinerja bank juga bertujuan memberi semangat kepada karyawan
untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi (perusahaan) sebagaimana tertuang
dalam rencana anggaran. Semakin baik kinerja semakin meningkat semangat kerja
karyawan yang pad akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Kinerja bank dapat diukur dengan menganalisa laporan keuangan. Dalam
analisa laporan keuangan tersebut, kinerja keuangan periode terdahulu dijadikan
dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa mendatang.
Beberapa kinerja bank yang diukur berdasarkan rasio laporan keuangan
adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) . Return On Asset adalah kemampuan
perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh Bank.
Return On Asset dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah
pajak dengan total aktiva. Return On Equity adalah indikator kemampuan
perbankan dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih.
ROE dapat diperoleh dengan menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan
Total Equitas. Loan to Deposit Ratio adalah indikator kemampuan perbankan
dalam membayar semua dana masyarakat dan modal sendiri dengan
mengandalkan kredit yang didistribusikan kepada masyarakat. LDR dapat
diperoleh dengan cara menghitung rasio antara Total Loan dengan Total Deposit.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri, disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Bank Indonesia
menggunakan CAR untuk mengelompokkan tingkat kesehatan bank, disamping
NPL (BI, 2005).
Kinerja keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank
baik dalam bidang penghimpunan dana, penyaluran dana, teknologi serta sumber
daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pada periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
5

penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,


likuiditas dan profitabilitas bank (Jumingan, 2006 dalam Lestari dan Sugiharto,
2007).
Kinerja bank juga dapat menunjukan kekuatan dan kelemahan bank.
Dengan mengetahui kekuatan bank, maka dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan usaha bank. Sedangkan kelemahannya dapat dijadikan dasar untuk
perbaikan dimasa mendatang.
Beberapa penelitian tentang kinerja bank diantaranya adalah Abidin
(2007) yang mengevaluasi kinerja efisiensi bank devisa dan bank non devisa
dengan menggunakan data envelopment analysis (DEA) dengan hasil penelitian
yang diperoleh hanya 24% bank devisa dan 19% bank non devisa yang dinyatakan
efisien.
Febriyanti dan Zulfadin (2003) yang menggunakan Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk menguji
perbedaan antara bank devisa dan bank non devisa. Data yang digunakan adalah
laporan keuangan bank devisa dan bank non devisa tahun 2000-2001. Sampel
yang digunakan adalah 30 bank devisa dan 30 bank non devisa. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja bank devisa dengan bank non devisa.
Lestari dan Sugiharto (2007) melakukan penelitian dengan obyek yang
sama yaitu bank devisa dan bank non devisa dengan jumlah sampel sebanyak 7
bank devisa dan 7 bank non devisa. Data yang digunakan adalah laporan
keuangan tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kinerja bank devisa dengan bank non devisa.
Merkusiwati (2007) yang menguji pengaruh capital, asset quality,
management, earning, dan liquidity (CAMEL) dengan kinerja perbankan yang
diukur dengan return on assets (ROA) dengan periode penelitian tahun 1997
sampai dengan tahun 2001. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
CAMEL berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan.
6

Sari (2006) yang mengukur perbedaan tingkat kesehatan dengan berbagai


pendekatan rasio keuangan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
ROA dan CAR merupakan faktor paling dominan dalam menentukan tingkat
kesehatan bank.

METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang dipublikasikan
Bank Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba / rugi tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah kinerja keuangan
bank devisa dan bank non devisa. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja
bank adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan
tingkat kecukupan modalnya. Rasio rentabilitas terdiri dari Return On Asset dan
Return On Equity, dan rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio sebagai
variabel independen. Sedangkan variabel dependennya adalah tingkat kecukupan
modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Return On Asset adalah kemampuan perbankan untuk memperoleh laba
atas sejumlah asset yang dimiliki oleh Bank. Return On Asset dapat diperoleh
dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva.
labasetela hpajak
ROA = X 100 %
totalasset

Return On Equity adalah indikator kemampuan perbankan dalam


mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih. ROE dapat
diperoleh dengan menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan Total
Equitas.
labasetela hpajak
ROE = X 100 %
total mod al

Loan to Deposit Ratio adalah indikator kemampuan perbankan dalam


membayar semua dana masyarakat dan modal sendiri dengan mengandalkan
7

kredit yang didistribusikan kepada masyarakat. LDR dapat diperoleh dengan cara
menghitung rasio antara Total Loan dengan Total Deposit.
totalkredi tyangdiber ikan
LDR = simpananpi hakketiga + Modal X 100 %

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan


seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) dibiayai dari modal sendiri,
disamping dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.
Modal Bank
CAR = Total ATMR x 100 %

Hipotesis yang diajukan adalah :


H01 Kinerja keuangan bank devisa setiap tahunnya tidak berbeda signifikan.
H02 Kinerja keuangan bank non devisa setiap tahunnya tidak berbeda
signifikan.
H03 Kinerja keuangan bank devisa dengan bank non devisa tidak berbeda
signifikan.
H04 Kinerja bank devisa dan bank non devisa tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kecukupan modalnya.

PEMBAHASAN

Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Non Devisa.


Perhitungan rasio untuk mengetahui kinerja keuangan Bank meliputi rasio
rentabilitas dan rasio likuiditas. Perhitungan rasio tersebut didasarkan pada
laporan keuangan masing-masing bank per 31 Desember 2004 sampai dengan 31
Desember 2006.
Perhitungan rasio rentabilitas bertujuan mengukur kemampuan bank
dalam menghasilkan laba atas sejumlah modal dan aktiva yang dimiliki Bank
8

sehingga dapat mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh Bank yang


bersangkutan (lihat lampiran 1, 2, 3 dan 4).
Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan Bank dalam
membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menempatkan
dananya dengan menarik kembali kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.
Hasil perhitungannya terdapat pada lampiran 5 dan 6.

Uji Beda Bank Devisa dan Bank Non Devisa


Hasil perhitungan uji beda ROA, ROE, LDR maupun CAR Bank Devisa
dapat kita lihat pada table 1, 2, 3 dan 4 berikut.
Tabel 1. Uji Beda ROA Bank Devisa
Test Statistics b

ROA2005 - ROA2004 -
ROA2006 ROA2005
Z -.971 a -2.448 a
Asymp. Sig. (2-tailed) .331 .014
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 1 nilai t hitung untuk ROA 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-0,971 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,331 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA
ditolak, atau dengan kata lain ROA bank devisa tahun 2005 tidak berbeda
signifikan dengan ROA tahun 2006.
Sedangkan untuk ROA 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -2,448 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,014 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain ROA bank devisa tahun 2004 berbeda signifikan
dengan ROA tahun 2005.
Kinerja tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan bahwa
kinerja bank devisa mengalami peningkatan, dimana proporsi kenaikan laba bank
devisa lebih besar dari proporsi kenaikan aktivanya. Hal ini dimungkinkan apabila
pengelolaan aset yang dimilikinya optimal, sehingga menghasilkan laba yang
maksimal.
Tabel 2. Uji Beda ROE Bank Devisa
9

Test Statistics b

ROE2005 - ROE2004 -
ROE2006 ROE2005
Z -1.130 a -3.281 a

Asymp. Sig. (2-tailed) .259 .001


a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 2 nilai t hitung untuk ROE 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-1,130 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,259 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA
ditolak, atau dengan kata lain ROE bank devisa tahun 2005 tidak berbeda dengan
ROE tahun 2006.
Sedangkan untuk ROE 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -3,281 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain ROE bank devisa tahun 2004 berbeda signifikan
dengan ROE tahun 2005.
Seperti halnya ROA, kinerja berdasarkan ROE antara tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 juga menunjukkan kinerja bank devisa yang optimal sehingga
dapat memaksimalkan pengelolaan modal yang dimilikinya.
Tabel 3. Uji Beda LDR Bank Devisa
Test Statisticsc

LDR2005 - LDR2004 -
LDR2006 LDR2005
Z -2.972 a -2.252 b
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 .024
a. Based on positive ranks.
b. Based on negative ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 3 nilai t hitung untuk LDR 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-2,972 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,003 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain LDR bank devisa tahun 2005 berbeda signifikan
dengan LDR tahun 2006.
Begitu juga dengan LDR 2004 dengan 2005 dimana hitungnya adalah
sebesar -2,252 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai
signifikansinya 0,024 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0
10

ditolak dan HA diterima, atau dengan kata lain LDR bank devisa tahun 2004
berbeda signifikan dengan LDR tahun 2005.
Merujuk dari perbandingan ROA dan ROE bank devisa untuk tahun 2004
sampai dengan tahun 2006, peningkatan kinerja bank devisa diimbangi dengan
peningkatan dana yang diterimanya (deposit), sehingga LDR dari tahun ke tahun
mengalami penurunan. Kinerja yang bagus meningkatkan tingkat kepercayaan
nasabahnya untuk menanamkan dananya di bank. Akan tetapi banyaknya dana
yang tertanam tanpa diimbangi dengan jumlah pengucuran kredit, menyebabkan
akan semakin menumpuknya asset yang dimiliki.
Tabel 4. Uji Beda CAR Bank Devisa
Test Statistics b

CAR2005 - CAR2004 -
CAR2006 CAR2005
Z -1.308 a -1.142 a
Asymp. Sig. (2-tailed) .191 .254
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 4 nilai t hitung untuk CAR 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-1,308 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,191 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA
ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tahun 2005 tidak berbeda
signifikan dengan CAR tahun 2006.
Begitu juga untuk CAR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -1,142 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,254 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA
ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tahun 2004 tidak berbeda
signifikan dengan CAR tahun 2005.
Apabila kita merujuk tidak adanya perbedaan antara CAR 2004 sampai
dengan tahun 2006, maka dapat dikatakan bahwa penumpukkan aset bank
cenderung bukan dalam aset operasional mereka akan tetapi lebih kepada
penambahan aktiva tetapnya. Penambahan aktiva tetap menyebabkan porsi
tambahan aset operasional berkurang, sehingga bank tidak dapat mengoptimalkan
kinerjanya.
11

Uji Beda Bank Non Devisa


Hasil perhitungan uji beda ROA, ROE, LDR maupun CAR Bank Non
Devisa dapat kita lihat pada tabel 5, 6, 7 dan 8 berikut :
Tabel 5. Uji Beda ROA Bank Non Devisa
Test Statistics b

ROA2005 - ROA2004 -
ROA2006 ROA2005
Z -1.707 a -2.849 a
Asymp. Sig. (2-tailed) .088 .004
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 5 nilai t hitung untuk ROA 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-1,707 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,088 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain ROA bank non devisa tahun 2005 berbeda dengan
ROA tahun 2006.
Begitu juga untuk ROA 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -2,849 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain ROA bank non devisa tahun 2004 berbeda
signifikan dengan ROA tahun 2005.
Kinerja bank non devisa menunjukkan terjadi penurunan kinerja dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2006, dimana proporsi kenaikan labanya dari tahun ke
tahun semakin menurun.
Tabel 6. Uji Beda ROE Bank Non Devisa
Test Statistics b

ROE2005 - ROE2004 -
ROE2006 ROE2005
Z -2.911 a -3.198 a
Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 6 nilai t hitung untuk ROE 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-2,911 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain ROE bank non devisa tahun 2005 berbeda
signifikan dengan ROE tahun 2006.
12

Begitu juga untuk ROE 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -3,198 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain ROE bank non devisa tahun 2004 berbeda
signifikan dengan ROE tahun 2005.
Seperti halnya ROA, ROE bank non devisa juga menunjukkan hal yang
sama, dimana proporsi kenaikan laba yang dihasilkannya semakin menurun setiap
tahunnya.
Tabel 7. Uji Beda LDR Bank Non Devisa
Test Statistics c

LDR2005 - LDR2004 -
LDR2006 LDR2005
Z -2.419 a -.401 b

Asymp. Sig. (2-tailed) .016 .688


a. Based on positive ranks.
b. Based on negative ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 7 nilai t hitung untuk LDR 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-2,419 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,016 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA
diterima, atau dengan kata lain LDR bank non devisa tahun 2005 berbeda
signifikan dengan LDR tahun 2006.
Sedangkan untuk LDR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -0,401 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,688 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA
ditolak, atau dengan kata lain LDR bank non devisa tahun 2004 tidak berbeda
signifikan dengan LDR tahun 2005.
Sama halnya dengan ROA dan ROE, LDR bank non devisa menunjukkan
perbedaan yang signifikan, artinya bahwa proporsi kenaikan dana yng diterima
tidak diimbangi dengan proporsi kenaikan kredit yang diberikan. Artinya bahwa
turunnya LDR menunjukkan bahwa besarnya dana yang diterima lebih besar dari
kredit yang dikeluarkan.

Tabel 8. Uji Beda CAR Bank Non Devisa


13

Test Statistics b

CAR2005 - CAR2004 -
CAR2006 CAR2005
Z -2.520 a -.072 a
Asymp. Sig. (2-tailed) .012 .943
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel 8 nilai t hitung untuk CAR 2005 dengan 2006 adalah sebesar
-2,520 yang berarti lebih kecil dari t tabel (lihat tabel tabel t) sebesar -1,699 dan
nilai signifikansinya 0,012 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0
ditolak dan HA diterima, atau dengan kata lain CAR bank non devisa tahun 2005
berbeda signifikan dengan CAR tahun 2006.
Sedangkan untuk CAR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah
sebesar -0,072 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
0,943 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA
ditolak, atau dengan kata lain CAR bank non devisa tahun 2004 tidak berbeda
signifikan dengan CAR tahun 2005.
Apabila kita lihat dari perubahan CAR dari tahun 2005 ke 2006 yang
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, menunjukkan bahwa adanya
usaha bank non devisa untuk memperbaiki kinerjanya dengan melakukan
penambahan aset beresikonya. Tujuan dari penambahan aset ini adalah untuk
meningkatkan kinerja bank non devisa itu sendiri.

Uji Beda Bank Devisa dengan Bank Non Devisa


Hasil perhitungan uji beda ROA, ROE, LDR maupun CAR Bank Devisa
dengan Bank Non Devisa dapat kita lihat pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Uji Beda Bank Devisa dengan Bank Non Devisa
c
Test Statistics

ROANON - ROENON - LDRNON - CARNON -


ROADEV ROEDEV LDRDEV CARDEV
Z -.381a -.031a -1.018b -1.244a
Asymp. Sig. (2-tailed) .704 .975 .309 .213
a. Based on negative ranks.
b. Based on positive ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
14

Pada tabel 9 nilai t hitung untuk ROA Bank Devisa dengan ROA Bank
Non Devisa adalah -0,381 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai
signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima
dan HA ditolak, atau dengan kata lain ROA bank devisa tidak berbeda signifikan
dengan ROA bank non devisa.
Nilai t hitung untuk ROE Bank Devisa dengan ROE Bank Non Devisa
adalah -0,031 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak, atau
dengan kata lain ROE bank devisa tidak berbeda signifikan dengan ROE bank non
devisa.
Nilai t hitung untuk LDR Bank Devisa dengan LDR Bank Non Devisa
adalah -0,1018 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak,
atau dengan kata lain LDR bank devisa tidak berbeda signifikan dengan LDR
bank non devisa.
Nilai t hitung untuk CAR Bank Devisa dengan CAR Bank Non Devisa
adalah -0,1244 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak,
atau dengan kata lain CAR bank devisa tidak berbeda signifikan dengan bank non
devisa.
Secara umum kinerja bank devisa dan bank non devisa untuk tahun 2004
sampai dengan 2006 dapat dikatakan tidak berbeda signifikan, sama seperti
penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2007), Febriyanti dan Zulfadin (2003),
serta Lestari dan Sugiharto (2007). Hal ini dapat dikatakan bahwa bank devisa
dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang lebih baik tentunya, tidak dapat
mengoptimalkan kelebihannya tersebut. Penumpukan aset dan modal yang
dimilikinya cenderung akan mengurangi kinerja bank ditahun-tahun berikutnya.
Bandingkan dengan bank non devisa yang melakukan penambahan dalam aset
operasionalnya, dalam hal ini aset beresiko yang dimilikinya.
15

Pengaruh Kinerja Bank Devisa terhadap Kecukupan Modal


Nilai koefisien dalam tabel 10 menunjukkan bahwa secara parsial hanya
nilai t hitung untuk ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung
dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.
Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Devisa
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Tabel 10. Nilai Koefisien
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.814 3.459 1.392 .176
ROA 5.503 .662 1.562 8.307 .000
ROE -.307 .048 -1.212 -6.443 .000
LDR .020 .025 .083 .806 .428
a. Dependent Variable: CAR

Nilai anova dalam tabel 11 menunjukkan bahwa secara simultan ROA,


ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari
nilai F hitung 23,331 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat
signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank Devisa berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kecukupan modalnya.
Tabel 11. Anova
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1055.625 3 351.875 23.331 .000 a
Residual 392.123 26 15.082
Total 1447.748 29
a. Predictors: (Constant), LDR, ROA, ROE
b. Dependent Variable: CAR

Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut :


CAR = 4,814 + 5,503 ROA – 0,307 ROE + 0,020 LDR + ε

Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan


modalnya (CAR) adalah 4,814. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya
tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 4,814 dan setiap kenaikan CAR
sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 5,503 dan LDR sebesar 0,020
serta penurunan ROE sebesar 0,307.
16

Besarnya pengaruh ROA, ROE dan LDR Bank Devisa terhadap tingkat
kesehatan banknya (CAR) adalah 0,729 (lihat tabel 12) atau sebesar 72,9% dan
sebesar 7,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 12. Model Summary
Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .854a .729 .698 3.88351
a. Predictors: (Constant), LDR, ROA, ROE

Pengaruh Kinerja Bank Non Devisa terhadap Kecukupan Modal


Nilai koefisien dalam tabel 13 menunjukkan bahwa hanya nilai t hitung
untuk konstanta dan ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung
dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.
Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Non Devisa
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR).
Tabel 13. Nilai Koefisien
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18.620 4.775 3.900 .001
ROA 7.292 .499 1.845 14.615 .000
ROE -1.092 .094 -1.410 -11.570 .000
LDR -.024 .036 -.045 -.673 .507
a. Dependent Variable: CAR

Nilai anova dalam tabel 14 menunjukkan bahwa secara simultan ROA,


ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari
nilai F hitung 82,674 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat
signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank Non Devisa berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kecukupan modalnya.
Tabel 14. Anova
A N O V bA

Sum of
M o de l Sq u a r e s df M e a n S q u a re F Sig .
1 R e g r e ss io n 2 0 3 9 .4 8 2 3 6 7 9 .8 2 7 8 2 .6 7 4 .0 0 0a
R e sid u a l 2 1 3 .7 9 6 26 8 .2 2 3
T o ta l 2 2 5 3 .2 7 8 29
a . P re d icto rs : (C o n sta n t) , L D R , R O E, R O A
b . D e p e n d e n t V a r ia b le : C A R
17

Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut :


CAR = 18,620 + 7,292 ROA – 1,092 ROE - 0,024 LDR + ε

Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan


modalnya (CAR) adalah 18,620. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya
tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 18,620 dan setiap kenaikan CAR
sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 7,292 serta penurunan ROE
sebesar 1,092 dan LDR sebesar 0,024.
Besarnya pengaruh ROA, ROE dan LDR Bank Non Devisa terhadap
tingkat kesehatan banknya (CAR) adalah 0,905 (lihat tabel 15) atau sebesar 90,5%
dan sebesar 9,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 15. Model Summary
M od el Su mmary

Adjusted Std. Error of


M odel R R Square R Square the Estim ate
1 .951a .905 .894 2.86757
a. Predictors: (Constant), LDR, RO E, ROA

Pengaruh Kinerja Bank terhadap Kecukupan Modal


Nilai koefisien dalam tabel 16 menunjukkan bahwa hanya nilai t hitung
untuk konstanta dan ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung
dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.
Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Devisa dan Bank
Non Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang
diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Tabel 16. Nilai Koefisien
a
Co efficien ts

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
M odel B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.489 4.175 3.471 .002
ROA 3.884 .532 .902 7.302 .000
ROE -.354 .043 -.995 -8.287 .000
LDR -.026 .030 -.086 -.858 .399
a. Dependent Variable: CAR

Nilai anova dalam tabel 17 menunjukkan bahwa secara simultan ROA,


ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari
nilai F hitung 27,418 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat
18

signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank berpengaruh signifikan terhadap


tingkat kecukupan modalnya.
Tabel 17. Anova
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 618.078 3 206.026 27.418 .000 a
Residual 195.370 26 7.514
Total 813.448 29
a. Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROA
b. Dependent Variable: CAR

Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut :


CAR = 14,489 + 3,884 ROA – 0,354 ROE – 0,026 LDR + ε

Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan


modalnya (CAR) adalah 14,489. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya
tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 14,489 dan setiap kenaikan CAR
sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 3,884 serta penurunan LDR
sebesar 0,354 serta penurunan ROE sebesar 0,026.
Besarnya pengaruh ROA dan LDR Bank terhadap tingkat kesehatan
banknya (CAR) adalah 0,760 (lihat tabel 18) atau sebesar 76% dan sebesar 24%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 18. Model Summary
M o d el Su mmary

Adjusted Std. Error of


M odel R R Square R Square the Estim ate
1 .872a .760 .732 2.74121
a. Predictors: (Constant), LDR, RO E, R O A

Merujuk pada standar CAR sebesar 8%, tingginya nilai konstanta untuk
CAR bank devisa maupun bank non devisa yang sebesar 14,489% menunjukkan
bahwa kurang optimalnya kinerja kedua jenis bank tersebut. Bank tidak dapat
memanfaatkan kelebihan aset yang dimilikinya untuk mengoptimalkan perolehan
labanya.
19

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kinerja bank devisa setiap tahunnya tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kinerja bank devisa kurang
optimal. Ketidak optimalan bank devisa disebabkan karena adanya
penggunaan tambahan dana yang diperolehnya untuk penambahan aktiva
tetapnya.
2. Begitu juga dengan kinerja bank non devisa setiap tahunnya juga tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Akan tetapi apabila kita
bandingkan antara kinerja bank devisa dengan bank non devisa, terlihat bahwa
kinerja bank non devisa terjadinya peningkatan yaitu dengan kemampuannya
menyamai kinerja bank devisa yang tentunya memiliki fasilitas dan kualitas
pelayanan yang lebih baik.
3. Hasil uji regresi baik untuk Bank Devisa, Bank Non Devisa, maupun
secara umum menunjukkan bahwa secara parsial tingkat kecukupan modal
(CAR) hanya dipengaruhi oleh Return on Assets (ROA). Sedangkan secara
simultan tingkat kecukupan modal (CAR) dipengaruhi oleh kinerja Bank,
yang ditunjukkan oleh ROA, ROE dan LDR.

Saran
Dari hasil kesimpulan terhadap pembahasan dan analisis, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Secara umum, kinerja bank devisa dan bank non devisa memang tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, sama seperti penelitian-
penelitian sebelumnya. Akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank
non devisa mampu mengimbangi kinerja bank devisa, atau dengan kata lain
bahwa kinerja bank devisa kurang optimal, meskipun memiliki fasilitas dan
kualitas pelayanan yang lebih baik dari bank non devisa. Tentunya keadaan ini
20

perlu disikapi dengan serius, khususnya untuk bank devisa, sehingga dapat
menemukan strategi khusus untuk dapat mengoptimalkan kembali kinerjanya.
2. Tingginya Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dimiliki oleh bank devisa
dan bank non devisa yang melebihi standar yang ditetapkan Bank Indonesia
sebesar 8% merupakan salah satu faktor penyebab kurang optimalnya kinerja
bank-bank tersebut. Langkah yang harus diambil adalah dengan
mengoptimalkan aset yang dimilikinya, tentunya harus dengan
mempertimbangkan banyak faktor, khususnya kemungkinan terjadinya kredit
macet seperti yang pernah menimpa perbankan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2007. Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Proceeding PESAT Vol. 2,
2007.
Bank Indonesia, 2003. Peraturan Bank Indonesia No. 5/21/PBI/2003, tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
Dendawijaya, Lukman., 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia.
Febriyanti, Anita dan Zulfadin, Rahadian., 2003. Analisis Kinerja Bank Devisa
dan Bank Non Devisa Di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan
Vol. 7 No. 4
Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat.
Kasmir, 1999. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto, Toto., 2007. Analisis Kinerja Bank Devisa
dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yanmg mempengaruhinya. Jurnal
Vol. 2 ISSN 1858 – 2559.
Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani., 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL terhadap
Kinerja Perusahaan. Buletin Studi Ekonomi Vol. 12 No. 1 Tahun 2007.
Santoso, Singgih., 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik.
Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
__________ , 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi
11,5. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Sari, Marlupi Nanda Permata., 2006. Analisis Kinerja Perbankan dengan Metode
CAMEL. Universitas Brawijaya.
Sawir, Agnes., 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siamat, Dahlan., 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta:
Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.
Sugiyono, 2007. Statistik Non Parametrik. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.
21

Suyatno, Thomas., dkk., 1993. Kelembagaan Perbankan. Jakarta : Penerbit PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Lampiran 1. Hasil Perhitungan ROA Bank Devisa Tahun 2004, 2005 dan 2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Arta Niaga 0.85 1.12 0.92 0.96
2 Bank Agro Niaga 0.54 0.54 1.24 0.77
3 Bank Antar daerah 0.75 1.22 1.04 1.00
4 Bank Arta Graha Intr. 0.28 0.24 0.40 0.31
5 Bank Bukopin 1.46 1.08 1.16 1.23
6 Bank Bumi Arta 1.40 1.40 1.68 1.49
7 Bank Bumi Putera Indonesia 0.16 0.16 0.17 0.16
8 Bank Central Asia 2.40 2.40 2.15 2.32
9 Bank Century 0.42 0.42 0.79 0.54
10 Bank Danamon Indonesia 2.10 3.09 4.29 3.16
11 Bank Ekonomi Raharja 1.33 1.33 1.83 1.50
12 Bank Ganesha -0.14 -0.14 -0.62 -0.30
13 Bank Haga 2.12 2.12 1.73 1.99
14 Bank Hagakita 0.32 0.32 1.30 0.65
15 Bank Halim Indonesia 1.57 1.82 1.35 1.58
16 Bank IFI -7.95 -7.95 -4.31 -6.74
17 Bank BII 1.36 1.53 2.30 1.73
18 Bank Kesawan 0.40 0.40 0.34 0.38
19 Bank Lippo 1.52 1.42 3.21 2.05
20 Bank Maspion Indonesia 0.81 0.85 1.12 0.93
21 Bank Mayapada Internas. 1.37 1.32 0.69 1.13
22 Bank Mega 0.53 0.49 1.67 0.90
23 Bank Mestika Dharma 5.90 5.90 7.09 6.30
24 Bank Metro Express 5.57 5.57 3.40 4.85
25 Bank Niaga 2.03 1.79 2.45 2.09
26 Bank NISP 1.38 1.45 2.19 1.67
27 Bank Nusantara Parahyangan 1.03 1.00 1.21 1.08
28 Bank Permata 1.23 0.85 1.34 1.14
29 Bank Sinarmas 0.54 0.77 1.40 0.90
30 Bank Swadesi 1.26 1.86 1.96 1.69
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah
22

Lampiran 2. Perhitungan ROE Bank Devisa Tahun 2004, 2005, 2006


No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Arta Niaga 7.78 10.58 8.46 8.94
2 Bank Agro Niaga 6.81 6.81 14.30 9.31
3 Bank Antar daerah 7.51 10.86 12.16 10.18
4 Bank Arta Graha Intr. 5.61 4.79 6.83 5.74
5 Bank Bukopin 25.53 18.99 20.20 21.57
6 Bank Bumi Arta 0.16 0.16 0.83 0.38
7 Bank Bumi Putera Indonesia 1.70 1.69 2.48 1.96
8 Bank Central Asia 23.48 22.69 22.95 23.04
9 Bank Century 9.07 9.07 28.21 15.45
10 Bank Danamon Indonesia 17.67 24.01 31.60 24.43
11 Bank Ekonomi Raharja 20.65 20.65 31.57 24.29
12 Bank Ganesha -1.65 -1.70 -6.35 -3.23
13 Bank Haga 29.49 29.49 39.88 32.95
14 Bank Hagakita 2.90 2.90 12.87 6.22
15 Bank Halim Indonesia 7.05 8.58 6.64 7.42
16 Bank IFI -172.88 -172.88 -48.62 -131.46
17 Bank BII 12.47 15.41 19.51 15.80
18 Bank Kesawan 6.38 6.38 5.50 6.09
19 Bank Lippo 15.12 15.78 38.68 23.19
20 Bank Maspion Indonesia 8.88 9.28 13.90 10.69
21 Bank Mayapada Internas. 13.18 12.67 5.53 10.46
22 Bank Mega 8.38 7.75 26.54 14.22
23 Bank Mestika Dharma 26.34 28.60 33.84 29.59
24 Bank Metro Express 13.84 13.84 9.51 12.40
25 Bank Niaga 19.72 18.67 31.71 23.37
26 Bank NISP 13.56 14.59 27.96 18.70
27 Bank Nusantara Parahyangan 12.35 17.30 19.30 11.67
28 Bank Permata 11.67 11.47 18.06 13.73
29 Bank Sinarmas 9.90 5.50 7.66 7.69
30 Bank Swadesi 10.52 15.36 15.65 13.84
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah
23

Lampiran 3. Perhitungan ROA Bank Non Devisa Tahun 2004, 2005, 2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Indomonex 0.23 0.23 0.74 0.40
2 Bank Jasa Arta 0.09 0.09 0.22 0.14
3 Bank Jasa Jakarta 1.92 2.70 2.80 2.47
4 Bank Kesejahteraan Ekon. 3.76 3.76 6.85 4.79
5 Bank Mayora 0.29 0.29 0.51 0.37
6 Bank Mitra Niaga 0.07 0.12 0.05 0.08
7 Bank Multi Arta Sentossa 1.42 1.42 2.11 1.65
8 Bank Persyarikatan Ind. -1.95 -1.95 -6.41 -3.44
9 Bank Sinar Harapan Bali 1.89 1.89 2.31 2.03
10 Bank Sri Partha 5.89 5.89 7.55 6.44
11 Bank Tabungan Pens. Nas. 2.77 2.77 5.28 3.61
12 Bank UIB 0.29 0.29 0.80 0.46
13 Bank Victoria Internasional 1.01 0.93 1.01 0.98
14 Bank Yudha Bhakti 0.81 0.81 1.13 0.91
15 Bank Centratama Nasional 1.60 1.60 2.64 1.95
16 Bank Liman Internasional 7.73 7.73 3.10 6.19
17 Bank Prima Master 0.78 0.78 0.89 0.82
18 Bank Anglomas Internas. 1.03 0.95 1.76 1.25
19 Bank Akita 1.33 1.45 2.45 1.74
20 Bank Artos Indonesia 0.19 0.10 0.49 0.26
21 Bank Bintang Manunggal 1.40 2.12 2.58 2.03
22 Bank Dipo Internasional 2.99 3.82 5.06 3.96
23 Bank Ekskutif Internasional 0.41 0.47 0.52 0.47
24 Bank Fama Internasional 1.30 1.86 1.91 1.69
25 Bank Harda Internasional 0.31 0.30 1.06 0.56
26 Bank Harfa -3.97 -2.63 -7.30 -4.63
27 Bank Harmoni Internasional 1.71 1.38 1.81 1.63
28 Bank Himpunan Sdr. 1906 1.84 1.63 3.54 2.34
29 Bank Ina Perdana 0.89 1.04 2.38 1.44
30 Bank Index Selindo 1.12 1.70 1.63 1.48
Sumber: bank Indonesia 2007, diolah
24

Lampiran 4. Perhitungan ROE Bank Non Devisa tahun 2004, 2005, 2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Indomonex 3.17 3.17 10.31 5.55
2 Bank Jasa Arta 0.89 0.89 2.26 1.35
3 Bank Jasa Jakarta 13.13 21.38 21.13 18.54
4 Bank Kesejahteraan Ekon. 13.22 13.76 23.64 16.87
5 Bank Mayora 1.85 1.85 5.51 3.07
6 Bank Mitra Niaga 0.77 2.08 0.60 1.15
7 Bank Multi Arta Sentossa 12.78 12.78 19.85 15.14
8 Bank Persyarikatan Ind. -8.02 -8.02 12.06 -1.33
9 Bank Sinar Harapan Bali 14.39 14.39 17.73 15.50
10 Bank Sri Partha 36.37 36.37 47.66 40.13
11 Bank Tabungan Pens. Nas. 19.17 19.17 30.69 23.01
12 Bank UIB 2.58 2.58 6.97 4.04
13 Bank Victoria Internasional 9.54 12.49 10.90 10.98
14 Bank Yudha Bhakti 9.93 9.93 12.41 10.76
15 Bank Centratama Nasional 11.61 11.61 21.27 14.83
16 Bank Liman Internasional 18.60 18.60 7.36 14.85
17 Bank Prima Master 14.41 14.41 13.74 14.19
18 Bank Anglomas Internas. 7.34 9.25 13.37 9.99
19 Bank Akita 11.81 13.05 20.39 15.08
20 Bank Artos Indonesia 1.70 0.93 3.57 2.07
21 Bank Bintang Manunggal 10.09 16.77 16.51 14.46
22 Bank Dipo Internasional 19.01 25.90 36.56 27.16
23 Bank Ekskutif Internasional 4.97 4.87 4.05 4.63
24 Bank Fama Internasional 8.21 12.74 15.69 12.21
25 Bank Harda Internasional 4.10 4.32 17.40 8.61
26 Bank Harfa -22.33 -15.88 -45.91 -28.04
27 Bank Harmoni Internasional 9.63 10.34 14.49 11.49
28 Bank Himpunan Sdr. 1906 12.87 14.29 39.74 22.30
29 Bank Ina Perdana 9.08 7.40 16.85 11.11
30 Bank Index Selindo 11.80 17.22 22.94 17.32
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah
25

Lampiran 5. Hasil Perhitungan LDR Bank Devisa Tahun 2004, 2005, 2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Arta Niaga 143.76 134.00 142.12 139.96
2 Bank Agro Niaga 133.22 133.22 121.27 129.24
3 Bank Antar daerah 128.50 110.65 151.74 130.30
4 Bank Arta Graha Intr. 118.35 122.66 126.42 122.48
5 Bank Bukopin 170.70 170.70 123.14 154.85
6 Bank Bumi Arta 219.04 218.76 330.00 255.93
7 Bank Bumi Putera Indonesia 114.71 114.69 127.27 118.89
8 Bank Central Asia 128.66 113.37 133.77 125.27
9 Bank Century 128.58 128.58 132.00 129.72
10 Bank Danamon Indonesia 101.26 100.24 100.43 100.64
11 Bank Ekonomi Raharja 154.49 154.44 149.55 152.83
12 Bank Ganesha 109.28 109.34 108.86 109.16
13 Bank Haga 173.36 173.36 181.46 176.06
14 Bank Hagakita 116.00 116.00 106.86 112.95
15 Bank Halim Indonesia 111.83 106.73 135.53 118.03
16 Bank IFI 135.42 135.42 102.18 124.34
17 Bank BII 109.43 102.51 103.10 105.01
18 Bank Kesawan 134.28 134.28 138.32 135.63
19 Bank Lippo 141.56 126.64 169.79 146.00
20 Bank Maspion Indonesia 143.02 141.11 130.52 138.22
21 Bank Mayapada Internas. 121.06 120.65 133.51 125.07
22 Bank Mega 140.93 140.93 127.59 136.48
23 Bank Mestika Dharma 105.99 108.41 114.04 109.48
24 Bank Metro Express 96.59 96.59 179.16 124.11
25 Bank Niaga 111.61 105.55 107.16 108.11
26 Bank NISP 120.75 111.97 117.10 116.61
27 Bank Nusantara Parahyangan 136.53 126.93 144.26 135.91
28 Bank Permata 107.85 111.78 122.16 113.93
29 Bank Sinarmas 116.77 106.20 212.26 145.08
30 Bank Swadesi 158.63 147.66 187.03 164.44
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah
26

Lampiran 6. Perhitungan LDR Bank Non Devisa Tahun 2004, 2005, 2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Indomonex 168.67 169.02 148.55 162.08
2 Bank Jasa Arta 119.91 119.91 118.27 119.36
3 Bank Jasa Jakarta 111.79 115.41 119.62 115.61
4 Bank Kesejahteraan Ekon. 90.39 91.81 94.61 92.27
5 Bank Mayora 128.52 128.52 146.42 134.49
6 Bank Mitra Niaga 153.84 144.04 137.18 145.02
7 Bank Multi Arta Sentossa 107.27 107.27 141.47 118.67
8 Bank Persyarikatan Ind. 120.12 120.12 269.65 169.96
9 Bank Sinar Harapan Bali 122.38 122.38 133.17 125.98
10 Bank Sri Partha 141.33 141.33 134.49 139.05
11 Bank Tabungan Pens. Nas. 110.98 110.11 112.62 111.24
12 Bank UIB 131.99 132.00 126.26 130.08
13 Bank Victoria Internasional 118.97 111.41 116.99 115.79
14 Bank Yudha Bhakti 130.31 130.31 114.88 125.17
15 Bank Centratama Nasional 132.30 132.38 112.11 125.60
16 Bank Liman Internasional 113.88 112.96 182.85 136.56
17 Bank Prima Master 126.49 126.49 118.27 123.75
18 Bank Anglomas Internas. 111.95 114.86 105.36 110.73
19 Bank Akita 114.03 111.75 116.09 113.96
20 Bank Artos Indonesia 145.19 138.35 125.28 136.27
21 Bank Bintang Manunggal 110.47 104.44 99.71 104.87
22 Bank Dipo Internasional 116.71 118.33 111.74 115.59
23 Bank Ekskutif Internasional 146.37 128.75 118.97 131.36
24 Bank Fama Internasional 121.00 108.59 122.53 117.37
25 Bank Harda Internasional 146.24 144.55 161.69 150.83
26 Bank Harfa 132.60 136.29 124.31 131.07
27 Bank Harmoni Internasional 132.60 124.47 126.29 127.79
28 Bank Himpunan Sdr. 1906 117.32 108.53 110.77 112.21
29 Bank Ina Perdana 135.09 109.10 118.75 120.98
30 Bank Index Selindo 138.84 113.65 141.26 131.25
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah
27

Lampiran 7. Hasil Perhitungan CAR Bank Devisa Tahun 2004, 2005,


2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Arta Niaga 11.67 11.21 11.61 11.50
2 Bank Agro Niaga 8.39 8.39 8.91 8.56
3 Bank Antar daerah 10.84 12.19 9.21 10.75
4 Bank Arta Graha Intr. 5.62 5.48 6.64 5.91
5 Bank Bukopin 5.90 5.90 5.92 5.91
6 Bank Bumi Arta 22.61 22.61 13.04 19.42
7 Bank Bumi Putera Indonesia 10.25 10.27 7.47 9.33
8 Bank Central Asia 10.92 11.19 9.87 10.66
9 Bank Century 5.40 5.40 3.54 4.78
10 Bank Danamon Indonesia 12.56 13.58 14.46 13.53
11 Bank Ekonomi Raharja 6.67 6.67 5.96 6.43
12 Bank Ganesha 9.02 8.94 10.41 9.46
13 Bank Haga 7.65 7.65 4.52 6.61
14 Bank Hagakita 12.48 12.48 11.04 12.00
15 Bank Halim Indonesia 23.31 22.17 21.16 22.21
16 Bank IFI 5.54 5.54 9.57 6.88
17 Bank BII 11.52 10.51 12.62 11.55
18 Bank Kesawan 7.14 7.14 6.72 7.00
19 Bank Lippo 11.21 10.38 9.75 10.45
20 Bank Maspion Indonesia 9.85 9.76 8.63 9.41
21 Bank Mayapada Internas. 12.75 12.71 16.73 14.06
22 Bank Mega 6.59 6.59 6.58 6.59
23 Bank Mestika Dharma 24.22 22.30 22.11 22.88
24 Bank Metro Express 42.26 42.26 37.33 40.62
25 Bank Niaga 10.77 10.01 8.15 9.64
26 Bank NISP 10.76 10.49 8.22 9.82
27 Bank Nusantara Parahyangan 8.71 6.01 6.51 7.08
28 Bank Permata 11.29 8.26 8.20 9.25
29 Bank Sinarmas 5.68 14.66 18.91 13.08
30 Bank Swadesi 12.44 12.79 13.12 12.78
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah
28

Lampiran 8. Perhitungan CAR Bank Non Devisa Tahun 2004, 2005, 2006
No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata
1 Bank Indomonex 7.96 7.97 7.68 7.87
2 Bank Jasa Arta 12.40 12.40 11.98 12.26
3 Bank Jasa Jakarta 15.07 13.06 13.80 13.98
4 Bank Kesejahteraan Ekon. 29.44 28.28 30.03 29.25
5 Bank Mayora 16.56 16.56 9.81 14.31
6 Bank Mitra Niaga 9.72 5.99 8.28 8.00
7 Bank Multi Arta Sentossa 11.48 11.48 10.95 11.30
8 Bank Persyarikatan Ind. 36.02 36.02 -93.47 -7.14
9 Bank Sinar Harapan Bali 14.69 14.69 14.47 14.62
10 Bank Sri Partha 24.92 23.73 15.74 21.46
11 Bank Tabungan Pens. Nas. 15.74 15.63 19.58 16.98
12 Bank UIB 11.95 11.95 12.15 12.02
13 Bank Victoria Internasional 10.98 7.71 9.58 9.42
14 Bank Yudha Bhakti 8.81 8.81 9.75 9.12
15 Bank Centratama Nasional 15.72 15.72 13.93 15.12
16 Bank Liman Internasional 49.05 48.81 47.93 48.60
17 Bank Prima Master 5.94 5.94 7.03 6.30
18 Bank Anglomas Internas. 15.41 10.63 13.68 13.24
19 Bank Akita 11.99 11.86 13.15 12.33
20 Bank Artos Indonesia 12.28 12.16 14.96 13.13
21 Bank Bintang Manunggal 14.36 13.14 16.40 14.63
22 Bank Dipo Internasional 16.55 15.74 14.74 15.68
23 Bank Ekskutif Internasional 11.42 12.36 15.53 13.10
24 Bank Fama Internasional 16.92 15.38 12.96 15.09
25 Bank Harda Internasional 8.17 7.65 6.39 7.40
26 Bank Harfa 20.09 20.44 19.41 19.98
27 Bank Harmoni Internasional 20.09 14.89 13.97 16.32
28 Bank Himpunan Sdr. 1906 15.24 12.15 9.57 12.32
29 Bank Ina Perdana 10.15 14.69 15.30 13.38
30 Bank Index Selindo 10.07 10.54 7.57 9.39
Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

You might also like