Professional Documents
Culture Documents
Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Pendamping Koordinator Tugas Akhir Skripsi
Program Studi Kimia
I. JUDUL
Sintesis Busa Poliuretan dari Minyak Jarak, Air dan 1,4-Butanadiol yang
III. PENDAHULUAN
mudah tumbuh di daerah tropik maupun subtropik dalam bentuk perdu besar
Curah hujan yang optimal 700-1200 mm per tahun akan sangat berpengaruh
dalam meningkatkan produktivitas biji castor yang baik (Ihwan Ulul Firdaus,
2009:3-5).
jarak (Castor oil) dihasilkan dari biji buah jarak ricinus dengan pengepresan atau
ekstraksi pelarut dari biji tanaman jarak. Minyak yang diperoleh mengandung
asam-asam lemak yaitu asam risinoleat (89,5%) sebagai komponen utama, asam
oleat (3,0%), asam linoleat (4,2%), dan asam stearat (1,0%). Kombinasi gugus
lebih kental, tahan oksidasi dan dapat melekat pada permukaan logam dalam
pengobatan, urethane, detergen dan sabun, pelapis, serat nilon, dan tekstil
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satu yang
jarak (Richinus communis L.). Minyak jarak (Castor oil) yang nanti dihasilkan
dapat diolah sehingga menghasilkan produk yang bermanfaat. Salah satu produk
berasal dari asam lemak tidak jenuh, asam risinoleat dalam minyak jarak,
menjadikan minyak jarak sebagai bahan baku (sebagai poliol) poliuretan yang
memiliki sifat unggul di bidang kelistrikan (Gerber, U., Meyer W., Schelbert, P.,
2005; Kusakawa, S., Yokkaichi, Yoshiyuki I., Mie, Seichi M., Yokkaichi, Kenji
sifat-sifatnya dibandingkan jenis polimer yang lain pada aplikasi sejenis. Secara
mengandung dua atau lebih gugus hidroksil reaktif per molekul (diol atau poliol)
dan senyawa isosianat yang memiliki lebih dari satu gugus isosianat reaktif per
oleh monomer yang digunakan, bervariasi mulai dari elastomer yang bersifat
fleksibel hingga plastik yang bersifat kaku dan rigid (keras) (Saunder, 1988;
industri adalah busa-busa yang kuat dan fleksibel dengan konduktivitas rendah
Minyak jarak merupakan salah satu bahan alam yang mempunyai gugus
hidroksil, sehingga minyak jarak dapat digunakan sebagai sumber poliol dalam
Dalam penelitian ini akan dikaji tentang sintesis busa poliuretan dengan
menggunakan metode one shot process. Busa poliuretan sebagai isolator panas
yakni 1,4-butanadiol sebagai chain extender dan air sebagai blowing agent.
sebagai bahan isolator panas dilakukan sintesis busa poliuretan dengan variasi
panas, antara lain : konduktivitas termal yang rendah, density bulk rendah, dan
sintesis meliputi penentuan massa jenis, analisis gugus fungsi, uji derajat
Transform Infra Red (FTIR). Aplikasi busa poliuretan sebagai isolator panas
dianalisis melalui density bulk dengan analisis massa jenis, kemampuan absorbsi
air (water absorbtion) melalui uji absorbsi uap air. Sedangkan, untuk
4
menentukan ada tidaknya ikatan silang pada poliuretan dilakukan melalui uji
B. Identifikasi Masalah
aktif yang digunakan mempengaruhi sifat fisik dan kimia busa poliuretan.
C. Pembatasan Masalah
minyak jarak sebagai sumber gugus hidroksil aktif, dan TDI sebagai
sumber isosianat.
2. Penambahan zat aditif berupa air sebagai blowing agent dan 1,4-butanadiol
dalam massa.
melalui penentuan massa jenis, analisis gugus fungsi dengan alat FTIR, uji
produk busa poliuretan dengan massa jenis rendah, ikatan silang tinggi,
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
paling rendah.
paling tinggi.
F. Manfaat Penelitan
3. Memberikan alternatif bahan isolator panas dari bahan alam yang ramah
lingkungan.
akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang sintesis busa poliuretan dari
bahan alam
7
A. Deskripsi Teori
1. Poliuretan
Gambar 1.
N O
C
O
Gambar 1. Gugus Uretan
elastis), bahan perekat, pelapis, elastomer, dan busa-busa yang fleksibel dan
kuat. Polimer termoset ini dapat disintesis dengan mereaksikan antara senyawa
yang mengandung dua atau lebih gugus hidroksil reaktif per molekul (diol atau
poliol) dan senyawa isosianat yang memiliki lebih dari satu gugus isosianat
2007:468-472).
alifatik, dan diisosianat primer dapat bereaksi lebih cepat dari pada diisosianat
(Braun, D., Cherdron, H., Rehahn, M., Ritter, H., dan Voit, B., 2005:320). Pada
2007:468).
O C N (CH2)6 N C O + HO (CH2)4 OH
O O
C N (CH2)6 N C O (CH2)4 O
H H n
Gambar 2. Reaksi Pembentukan Serat Nilon (Merek dagang Perlon U)
2. Busa Poliuretan
kuat dan fleksibel. Terdapat dua tipe cara dalam pembuatan busa polimer
tipe fisika dan kimia. Bahan peniup fisika adalah gas-sas (udara, nitrogen, atau
karbon dioksida) yang oleh tekanan larut dalam polimernya, atau cairan-cairan
mineral dan organik yang terurai oleh pemanasan dengan pembebasan sejumlah
Jenis bahan pembentuk busa padat poliuretan menentukan sifat busa yang
diperoleh. Busa fleksibel dipreparasi dari poliester atau polieter dihidroksi, busa
kuat (rigid) dipreparasi dari polihidroksi. Busa kuat dipreparasi tanpa air dengan
bahan peniup. Berat molekul akan naik melaui ikatan-ikatan uretana. Busa ini
diaplikasikan sebagai isolator panas karena bahan peniup yang tertangkap dalam
senyawa poliol dari poliester atau polieter dihidroksi dengan diisosianat dan air
(Stevens, 2007:472-473).
Salah satu proses sintesis poliuretan adalah dengan one shot process.
padatan poliuretan. Salah satu teknik pencetakan yang dapat dilakukan adalah
dengan casting dan curing, yaitu dengan menuangkan cairan poliuretan ke dalam
jam. Teknik pencetakan lain yang dapat dilakukan atau digunakan adalah teknik
(Hepburn, 1982 : 99). Untuk one shot process biasanya polimerisasi dilakukan di
Busa padat poliuretan adalah salah satu jenis isolator panas yang sangat
baik. Daya isolasi busa padat poliuretan hampir 2 kali daya isolasi busa
konduktivitas panas bahan. Hal tersebut terjadi karena gas pengisi gelembung
Hasil sintesis dari busa poliuretan memiliki 2 macam bentuk, yakni busa
poliuretan yang beraturan dan tidak beraturan. Untuk massa jenis dari produk
sintesis busa poliuretan dengan bentuk beraturan yakni berbentuk silinder, uji
Massabusa poliuretan
¿ ...............................................................(4)
Volume busa poliuretan
sampel busa poliuretan hingga air yang tidak menempati piknometer keluar
yang berisi sampel dan air ditimbang. Massa jenis sampel ditentukan dengan
w3
¿ × Massa jenis pelarut ............................................(5)
w1−(w 2−w 3)
Dimana :
W3 : Massa sampel
IR (Stevens, 2007:163).
yang menyebabkan terjadinya gerakan vibrasi dan rotasi dari gugus-gugus dan
digunakan untuk berbagai keperluan adalah 4000 cm-1 sampai 400 cm-1
(Khopkar, 2003:231).
karakteristik.
karena itu, derajat ikatan silang sering pula dinyatakan dalam derajat
diangkat dari pelarut dan dibiarkan mengering pada temperatur kamar. Sampel
sebelum dan sesudah direndam dalam pelarut. Penentuan ikatan silang melalui
m 2−m 1
S= ×100 % .........................................................................(6)
m1
Dimana :
poliuretan semakin mudah larut/ditembus oleh pelarut. Hal ini berarti semakin
rendah jumlah ikatan silang dalam busa poliuretan. Sebaliknya, apabila derajat
sulit ditembus oleh pelarut, yang berarti semakin banyak jumlah ikatan silang
poliuretan memiliki struktur rantai ikatan silang. (Eli Rohaeti dan Suyanta,
2010:27-28)
5) Konduktivitas Termal
bagian yang bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah apabila terdapat perbedaan
15
temperatur atau temperatur gradien. Konduktivitas termal (k) adalah sifat bahan
yang menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas pada
gradien temperatur.
dengan cara konduksi dalam suatu bahan dinyatakan dengan persamaan (7):
dT
q=−kA ..........................................................................................(7)
dx
Dimana :
dT
: Gradien temperatur
dx
pada keadaan tunak (steady state) (Holman, 1991:2-8). Bahan yang mempunyai
temperatur.
3. Minyak Jarak
dan subtropis dengan tekstur tanah yang gembur dan agak berpasir serta
mempunyai drainase\ yang baik. Biji jarak sebagai hasil dari budidaya
biji jarak yang baik antara lain temperatur udara 20-26 oC, kelembaban udara
kira-kira 60%, curah hujan 700-1200 mm/tahun, keasaman tanah (pH tanah)
berkisar antara 5-7, dan ditanam pada ketinggian 0-800 m dari permukaan laut
Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah jarak meliputi:
pemanenan buah jarak ketika 75% mengering, pengeluaran biji dari buah jarak,
pengeringan biji jarak dengan sinar matahari hingga diperoleh kadar air 6%,
penggilingan biji jarak untuk memisahkan daging biji dan tempurung yang
keras, pemanasan daging biji selama 30 menit pada suhu 170 o, penggilingan
daging biji hingga hancur, pengepresan minyak dengan mesin pres, dan
penyaringan minyak. Racun ricin yang tertinggal pada bungkil jarak hasil
17
Bungkil yang bebas dari racun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak (Sardi
Duryatmo, 2005:30-31).
Secara kimia, minyak jarak yang diperoleh terdiri atas asam lemak
trigliserida (ester). Kira-kira 89,5% kandungan utama dari minyak jarak adalah
asam risinoleat, suatu asam lemak dengan 18 atom C yang memiliki ikatan
rangkap pada posisi 9, dan gugus hidroksil pada atom karbon 12. Kombinasi
kental dan tahan oksidasi sehingga memenuhi persyaratan ideal sebagai pelumas
karena daya lekat yang baik pada permukaan logam dalam bentuk lapisan film
yang tipis.
asam linoleic, 3,0% asam oleic, dan 1,0% asam stearic (3). Gambar 4.
pengobatan, urethane, detergen dan sabun, pelapis, serat nilon, dan tekstil
1) Massa Jenis
pada temperatur tertentu. Alat yang digunakan untuk penentuan massa jenis
adalah piknometer (Ketaren, 1986:39). Massa jenis minyak jarak () dapat
( mpm )−(mp)
¿ ...............................................................................(2)
V
Dimana :
2) Indeks Bias
suatu medium cerah. Indeks bias pada minyak atau lemak digunakan untuk
hidrogenasi katalisis.
Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah refraktometer abbe yang
untuk minyak dan temperatur 40oC untuk lemak (Ketaren, 1986:42). Indeks bias
Dimana :
Titik leleh adalah temperatur pada saat minyak atau lemak pertama kali
mencair. Sedangkan titik didih adalah temperatur pada saat minyak atau lemak
CH3 CH3
NCO
Material dasar pembuatan TDI adalah toluen melalui reaksi nitrasi dengan
menggunakan campuran asam sulfat dan asam nitrat. TDI yang dihasilkan
merupakan campuran dari dua jenis isomer, yaitu 2,4-toluen diisosianat (80%)
dan 2,6-toluen diisosianat (20%) (Gambar 5.). Pada suhu kamar isomer TDI
berwujud cair karena titik lelehnya berada pada rentang 5-15oC. Uap campuran
1988).
5. 1,4-Butanadiol
21
senyawa organik alifatik dengan berat molekul rendah seperti diol dan diamin
poluretan atau poliurea dalam polimer uretana. Salah satu senyawa organik
alifatik yang umum digunakan sebagai chain extender adalah 1,4 butanadiol
yaitu: memiliki titik lebur 20,2C, titik didih 228C, butanadiol adalah suatu
senyawa yang tidak berwarna atau berwarna pucat, berbentuk cairan tidak
penggunaan minyak jarak sebagai monomer untuk sintesis poliuretan. Hal ini
22
dibuktikan dari data-data penelitian yang dihasilkan oleh Indah Nursanti (2007)
dengan judul penelitian “Sintesis dan Karakterisasi Poliuretan dari Minyak Jarak
poliuretan dibuat dalam bentuk film dengan cara penekanan hidrolik pada
kondisi tekanan 150 kgf/cm2, temperatur 180oC dan lama penekanan 15 menit.
yang terperangkap di film poliuretan. Hal ini yang menjadi dasar dilakukannya
semakin tinggi massa jenis produk sintesis busa poliuretan yang dihasilkan. Di
samping itu, derajat penggembungan akan semakin kecil (ikatan silang semakin
C. Kerangka Berfikir
senyawa yang mengandung dua atau lebih gugus hidroksil reaktif per molekul
(diol atau poliol) dan senyawa isosianat yang memiliki lebih dari satu gugus
Minyak jarak terdiri atas asam lemak trigliserida (ester). Adanya gugus
hidroksil yang berasal dari asam lemak tidak jenuh, asam risinoleat dalam
minyak jarak, dapat menjadikan minyak jarak sebagai sumber poliol poliester
dalam sintesis poliuretan. Gugus hidroksi ini dapat bereaksi dengan gugus
mempengaruhi gugus fungsi uretan dan ikatan silang hasil sintesis poliuretan.
Penggunaan gugus hidroksi yang lebih banyak akan meningkatkan sifat termal
busa poliuretan dengan variasi komposisi antara minyak jarak, air, 1,4-
sebagai chain extender agar diperoleh modifikasi pada struktur dan panjang
density bulk rendah dan absorbsi air rendah sehingga dapat diaplikasikan bahan
isolator panas.
V. Metode Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah poliuretan hasil sintesis dari minyak jarak, air,
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah meliputi massa jenis, gugus fungsi, derajat
penggembungan, absorbsi uap air, dan konduktivitas termal busa poliuretan hasil
sintesis.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
3.
2. Variabel Terikat
penggembungan, absorbsi uap air, dan konduktivitas termal busa poliuretan hasil
sintesis.
25
3. Variabel Kontrol
1. Alat Penelitian
c. Neraca analitik
d. Desikator
e. Piknometer
f. Alat refraktometer
g. Buret
h. Penangas minyak
i. Pemanas
j. Oven
26
k. Frezzer
l. Termometer
m. Gelas beker
n. Erlenmeyer
o. Tabung reaksi
p. Pengaduk
q. Cetakan
r. Alumunium foil
s. Stopwatch
t. Pipet tetes
b. Akuades
e. Kalium bromida
g. Etanol
D. Prosedur Penelitian
27
a. Massa Jenis
dengan temperatur 110oC selama 15 menit sehingga piknometer bebas dari air
b. Indeks Bias
menggunakan pipet tetes. Indeks bias diputar dengan cara memutar balace
sehingga diperoleh pemisahan warna yang tajam pada cermin optik. Nilai indeks
dan dibekukan pada temperatur 0oC di dalam freezer. Tabung reaksi, penangas
Pemanas dihidupkan untuk memanaskan minyak jarak. Titik leleh dan titik leleh
process. Minyak jarak, air dan 1,4-butanadiol diaduk hingga diperoleh campuran
aluminium foil dan dibiarkan mengeras pada temperatur ruang. Busa poliuretan
a. Massa Jenis
Hasil sintesis dari busa poliuretan memiliki 2 macam bentuk, yakni busa
poliuretan yang beraturan dan tidak beraturan. Massa jenis dari produk sintesis
silinder dengan diameter 2,9 cm dan tebal 1,09 cm, uji rapat massa dilakukan
persamaan (4).
sampel busa poliuretan hingga air yang tidak menempati piknometer keluar
29
melalui tutup piknometer. Piknometer yang berisi sampel dan air ditimbang.
b. Gugus Fungsi
pelet KBr. Sampel busa poliuretan hasil sintesis digerus dengan menggunakan
mortar dan dicampur dengan KBr hingga diperoleh campuran yang homogen.
Campuran ditekan dan diperoleh pelet KBr. Pelet KBr siap dianalisis dengan
tersebut direndam dalam gelas kimia yang berisi air selama 24 jam. Setelah 24
jam sampel diangkat dari pelarut dan dibiarkan mengering pada temperatur
e. Konduktivitas Termal
30
dilakukan untuk mengetahui pengaruh insulasi termal dari busa poliuretan hasil
sintesis pada hantaran panas diantara 2 logam. Ketebalan sampel busa diukur
Selanjutnya holder yang sudah berisi sampel dimasukkan ke dalam alat konduksi
panas dengan menjepitnya di antara pemanas dan pendingin. Input daya yang
digunakan sebesar 10 watt. Kemudian temperatur pada ke-6 titik sensor dibaca
prosedur. Informasi yang diperoleh hingga keadaan steady pada pemanas dan
Q t
k= [ ]
A ΔT
.........................................................................................................(8)
a. Massa Jenis
rumus (2).
b. Indeks Bias
Titik leleh dan titik didih minyak jarak dapat ditentukan ketika minyak
jarak mulai meleleh dan mendidih pada kondisi pengujian yang dilakukan.
a. Massa Jenis
Terdapat 2 cara untuk menentukan massa jenis padat poliuretan. Bila busa
poliuretan yang diperoleh dari hasil sintesis berbentuk tidak beraturan, maka
digunakan persamaan (5) untuk menentukan massa jenis sampel. Dan, untuk
massa jenis sampel busa padat poliuretan dengan bentuk beraturan digunakan
persamaan (4).
b. Gugus Fungsi
yang diperoleh dari tiap-tiap komposisi variasi bahan sintesis busa padat
sampel busa poliuretan semakin mudah larut/ditembus oleh pelarut. Hal ini
berarti semakin rendah jumlah ikatan silang dalam busa poliuretan. Sebaliknya,
poliuretan semakin sulit ditembus oleh pelarut, yang berarti semakin banyak
d. Konduktivitas Termal
nilai konduktivitas termal dari busa poliuretan rendah, maka sampel dapat
tinggi, makan busa padat poliuretan hasil sintesis tidak dapat digunakan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Braun, D., Cherdron, H., Rehahn, M., Ritter, H., dan Voit, B. (2005) Polymer
Synthesis Theory and Practice Fundamentals, Methods, Experiments, 4th ed.
Berlin: Springer-Berlin Verlag.
Eli Rohaeti, N. M. Surdia, Cynthia . L. Radiman, dan E. Ratnaningsih. (2002).
Biodegradasi Poliuretan Hasil Sintesis dari Amilosa-PEG-MDI
Menggunakan Lumpur Aktif. Procceding Seminar Nasional Kimia. 311-
317.
Eli Rohaeti, Suyanta. (2010). Sintesis Busa Poliuretan Ramah Lingkungan
Berbasis Minyak Jarak Sebagai Bahan Isolator Panas. Laporan Penelitian.
Yogyakarta : Dikti.
Hepburn, C. (1982). Polyurethan Elastomer. New York : Applied Science
Publisher.
Holman, J. P. (1991). Terjemahan E. Jasjfi, Perpindahan Kalor. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Ihwan Ulul Firdaus. (2009). Investasi Jarak Kaliki. PT Nawapanca Adhi Cipta.
Indah Nursanti. (2007). Sintesis Dan Karakterisasi Poliuretan Dari Minyak Jarak
Dan Toluen Diisosianat (TDI). Skripsi. Yogyakarta : UNY.
Khaeru Nissaullatifah. (2010). Pengaruh Penambahan Butanadiol Terhadap Sintesis
Poliuretan Berbasis Minyak Jarak dan Toluen Diisosianat (TDI). Laporan
Penelitian Kimia. Yogyakarta : UNY.
Khopkar, S.M. (2003). Konsep Dasar Analitik. Jakarta : UI Prees.
Kusakawa, S., Yokkaichi, Yoshiyuki I., Mie, Seichi M., Yokkaichi, Kenji K., dan
Itami, Kenji U. (1986). Curebale Urethane Composition. United States Patent.
No. 4,603,188.
Marlina. (2003). Studi Awal Pembuatan Film Poliuretan dari Minyak Biji Jarak
(Castor oil) dan 4-4’-Difenilmetan Diisosianat (MDI). Prosiding Seminar
sehari 70 th Noer Mandsjoeriah Surdia. Bandung : Dept. Kimia FMIPA
ITB.
36