You are on page 1of 19

TUGAS INDIVIDU

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sosiologi

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP


HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XII IS 3
YANG BERPRESTASI TINGGI DAN RENDAH DI
SMA NEGERI 1 BLITAR

Guru Pembimbing :
Dra. Nunuk Wahyuning P

Disusun oleh :
Irma Mufadhilatun Nisa (12)

Kelas XII IS 3
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Blitar
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
Jln A Yani No 112 Blitar Telp. (0342) 801414 Fax (0342) 813200
Tahun Pelajaran 2010/2011
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
tepat waktu.
Proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Perkembangan Teknologi
Pembelajaran terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas XII IS 3 SMA Negeri 1
Blitar“ ini berisi definisi dari teknologi pembelajaran, perkembangan teknologi
pembelajaran, dan pengaruh penerapan teknologi pembelajaran terhadap pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, proposal ini juga memuat tentang kriteria teknologi
pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta membantu penulisan proposal ini. Penulis yakin bahwa proposal ini tidak akan
pernah terselesaikan tanpa campur tangan pihak tersebut.
Demikian kata pengantar dari penulis. Penulis menyadari bahwa proposal
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari berbagi pihak sangat diperlukan guna penyusunan proposal penelitian
yang lebih baik. Semoga proposal ini bisa berguna bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.

Blitar, 16 Februari 2011

Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran


konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa
kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga
memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan
kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang
konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam
mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif
menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru. Adalah
Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan
kemampuan guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan perkembangan
tersebut, oleh karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan
pengetahuan/teknologi yang terbaru.

Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu
era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya
informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk
yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era
informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non
elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa
suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis
lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan
pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita,
meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.

Sayangnya, penggunaan media ini kurang atau bahkan disalah gunakan dari fungsi
aslinya yaitu sebagai media pembelajaran. Untuk itu kita harus bisa
mempergunakan media informasi ini sebaik mungkin untuk mempermudah
pembelajaran agar siswa bisa lebih memahami apa yang dipelajarinya.
B. Rumusan Masalah

- Bagaimanakah pengaruh penggunaan media program Power Point pada


siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar?
- Bagaimanakah pengaruh penggunaan media program Power Point pada
siswa
berprestasi rendah terhadap hasil belajar?

- Bagaimanakah interaksi antara penggunaan media power point dan tinggi


rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

(1) mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi tinggi terhadap hasil belajar

(2) mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi rendah terhadap hasil belajar

(3) mengetahui interaksi antara penggunaan media program power point dan tinggi
rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar

D. Manfaat Penelitian

(1) Pembaca mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada
siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar

(2) Pembaca mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada
siswa berprestasi rendah terhadap hasil belajar

(3) Pembaca mengetahui interaksi antara penggunaan media program power point
dan tinggi rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar
BAB II
Landasan Teori

Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam


proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat
membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort akan dapat
digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif, tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para
guru.

Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran


konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa
kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga
memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan
kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang
konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam
mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif
menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru. Adalah Kurang
bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan
guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan perkembangan tersebut, oleh
karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan
pengetahuan/teknologi yang terbaru.

Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu
era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya
informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk
yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era
informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non
elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa
suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi

secara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah,


dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun
dalam derajat yang berbeda-beda.

Dengan demikian hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya
media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari
materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu
juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif
dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi
pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.
Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap
sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur
berdasarkan pada jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan
sasaran belajar. Secara umum mutu pendidikan kejuruan dikatakan baik dan berhasil jika
kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui proses pendidikan berguna bagi
perkembangan diri mereka untuk hari depannya, yaitu ketika mereka memasuki
dunia kerja. Hasil observasi empirik di lapangan menunjukkan bahwa banyak
alumni Sekolah Menengah Atas tidak bisa diserap di lapangan kerja
karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja
(Depdiknas, 2004). Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan diwajibkan untuk
melakukan upaya introspeksi diri demi masa depan siswa, bangsa dan negara.

Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi


penyampaian pelajaran kurang tepat. Dalam hal ini guru mungkin kurang atau tidak
memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam
menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal
media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya
akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.

Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :

(1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan


kembali suatu objek atau kejadian,

(2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan

(3) Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian
yang mengandung makna.

Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam
proses belajar mengajar antara lain :

(1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme,

(2) Membangkitkan minat atau motivasi,

(3) Menarik perhatian,

(4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,

(5) Mengaktifkan siswa dalam belajar dan

(6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.


Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses
pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi
pencapaian kompetensiyang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu
pendidikan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen- komponen


yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran
itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan
optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran
tersebut menurut Mudhoffir (1999) dijabarkan atas pesan, orang, bahan, alat,
teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999), komponen
pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik,
pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian.

Selanjutnya Winkel (1999), menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam
proses pembelajaran adalah sebagai :
(1) organisator,
(2) fasilitator,
(3) dinamisator, dan
(4) evaluator.

Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi
seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan
rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas,
pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar
dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan
kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga
seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang dimaksud.

Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi
media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses
pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi
atau materi pembelajaran yang diberikan.

Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran
amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian
berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Efektifitas penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat


kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga
pada keahlian guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick &
Carey (dalam Lamudji, 2005) menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling
penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang
sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran.

Menurut Miarso (1984) media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu
dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri siswa yang
belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau
secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media
berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas
dalam diri siswa.

Perlu kita diketahui bahwa teknologi informasi telah mengalami perkembangan


yang sangat pesat. Teknologi informasi harus disadari telah mampu membuat
berbagai cara untuk mempermudah penyampaian informasi, seperti misalnya
teknologi program Power Point. Merupakan suatu hal yang menarik untuk
melakukan suatu percobaan dengan penggunaan media belajar program Power
Point dalam pembelajaran.

Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi milik Microsoft, disamping
Microsoft Word dan Microsoft Exel yang telah di kenal banyak orang. Ketiga
aplikasi ini lazim disebut Microsoft Office. Pada dasarnya, aplikasi Microsoft Power
Point berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan presentasi.

Aplikasi Power Point menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok


pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi,
suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas
: front picture, sound dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang
bagus. Bila produk slide ini disajikan, maka para pendengar dapat ditarik
perhatiannya untuk menerima apa yang kita sampaikan kepada peserta didik.

Jenis penelitian ini quasi eksperimen. Subjek penelitian siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri
1 Blitar yang terdiri dari 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok berprestasi tinggi
dan berprestasi rendah.

Hasil penelitian menunjukkan:

(1) Ada pengaruh yang sangat signifikan dengan penggunaan media Program
Power Point pada siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar

(2) Ada pengaruh yang sangat signifikan penggunaan media Program Power Point
pada siswa berprestasi rendah terhadap hasil belajar

(3) Terdapat interaksi yang signifikan antara pengajaran yang menggunakan media
program Power Point dan metode konvensional terhadap perolehan belajar

Pemanfaatan media pembelajaran terkait dengan pembelajaran telah


dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah memiliki beberapa media
pembelajaran, baik yang diperoleh dari pemerintah (melalui proyek), dibeli sendiri
oleh sekolah, maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula yang terjadi
pada SMA Negeri 1 Blitar. Sebagai rintisan sekolah yang telah berstandar
internasional, SMA Negeri 1 Blitar telah menerima bantuan berupa
peralatan pembelajaran dari pemerintah seperti Laptop dan Liquid Crystal Display
(LCD) yang sampai saat ini sudah dimanfaatkan tetapi disalahgunakan sebagai media
Pembelajaran. Sehingga permasalahan yang timbul adalah media pembelajaran yang
tersedia dirasa kurang informatif untuk menjelaskan kegiatan belajar mengajar.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk

(1) Mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi tinggi terhadap hasil

(2) Mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi rendah terhadap hasil belajar

(3) Mengetahui interaksi antara penggunaan media program power point dan tinggi
rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar
BAB III
Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam jenis eksperimen quasi yang bertujuan untuk menguji
pengaruh penggunaan Power Point pada proses pembelajaran yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Blitar.

Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini meliputi 1) Variabel bebas


proses belajar mengajar dengan menggunakan media Pawer Point, dan 2)Variabel
moderator yaitu prestasi tinggi dan prestasi rendah, serta 3)Variabel terikat adalah
hasil belajar.

Berbagai macam variabel mempunyai ciri dan sifat yang berbeda satu sama
lainnya, tetapi kesemuanya itu memiliki keterkaitan dengan proses pembelajaran.
Penelitian ini mempunyai kelompok perlakuan sebagai variabel bebas yaitu
pemberian pengajaran dengan menggunakan media program Power Point dan
pengajaran Konvensional. Variabel moderator adalah siswa yang berprestasi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu berprestasi rendah dan berprestasi tinggi.

Dalam penelitian eksperimental sekurang-kurangnya ada sebuah variabel yang


dimanipulasi untuk diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat. Misalnya metode
atau perlakuan tertentu yang terjadi dalam proses pembelajaran. Perlakuan
tertentu yang diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat disebut sebagai variabel
bebas.

Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel bebas adalah pembelajaran yang
menggunakan media program PowerPoint dalam suatu kelompok siswa dan
kelompok siswa lainnya tidak diberi perlakuan dengan media Power Point, cukup
hanya menggunakan media konvensional saja. Media Power Point yang dimaksud
merupakan suatu alat bantu untuk menyampaikan materi pelajaran sebagai variabel
bebas. Penggunakan media ini dimanipulasi dan diukur pengaruhnya
terhadap perolehan atau hasil belajar. Variabel moderator yaitu prestasi diukur dan
diklasifikasikan untuk mengetahui adanya interaksi antara variabel bebas dengan
variabel moderator terhadap variabel terikat (perolehan belajar). Variabel lain yang
diprediksikan dapat memberi pengaruh terhadap perolehan belajar seperti waktu,
tempat, guru, keadaan kelas, dikontrol untuk menetralisasi pengaruhnya terhadap
variabel terikat. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mengacu kepada KTSP.

Populasi penelitian menggunakan seluruh siswa kelas XII IS 3 Tahun Pelajaran


2010/2011 SMA Negeri 1 Blitar. Adapun jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Sampel yang
digunakan untuk penelitian ini diambil dari dua kelas sebagaimana
disebut diatas : Langkah pertama, membagi kelas melalui penjaringan nilai Ujian
Semester V menjadi dua kelas yaitu berprestasi tinggi dan berprestasi rendah.
Langkah kedua, dari tiap kelas tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 17 orang
untuk perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Power Point dan selebihnya
dilakukan pembelajaran dengan cara konvensional.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa adalah nilai Ujian
Semester V yaitu data nilai raport yang terekam di Kantor Tata Usaha SMA Negeri 1
Blitar. Sedangkan instrumen untuk mengukur hasil belajar
menggunakan soal tes. Tolok ukur dalam pengujian butir-butir tes belajar merujuk
kepada Tujuan Khusus Pembelajaran yaitu merupakan jabaran dari Tujuan Umum
Pembelajaran bidang diklat yang dieksperimenkan. Rumusan tujuan pembelajaran
dalam penelitian ini berpedoman pada KTSP. Hal ini dilakukan agar tidak
menyimpang dari kurikulum yang dipakai oleh guru.

Jumlah tes disusun sebanyak 25 soal, selanjutnya dikonsultasikan kepada ahli


bidang diklat untuk mengetahui butir-butir tersebut sudah layak untuk mengukur
hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Setelah konsultasi dilakukan kemudian revisi (perbaikan) dilakukan bagi butir yang
belum layak.

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Cara melaksanakan uji validitas adalah yang pertama
dilakukan oleh para ahli, dalam hal ini guru bidang studi. Setelah disetujui oleh para ahli
baru dilakukan uji coba instrumen. Uji instrumen dilakukan satu bulan setelah uji
validitas pada kelas tersebut.

Item instrumen dianggap valid bila nilai koefisien korelasinya lebih besar dari
0,2327. Sedangkan bila nilai koefisien korelasinya kurang dari 0,2327 maka item itu
tidak valid (gugur), artinya tidak layak sebagai item instrumen. Analisis validitas tiap
item dibantu dengan software Excell dan SPSS 12 Validitas butir soal ditentukan
dari nilai r hasil tiap item pada kolom yang merupakan korelasi dari besarnya nilai
setiap item dengan skor totalnya. Jika r hitung bernilai positip dan lebih besar dari r
tabel (rht > rt) maka butir tersebut dinyatakan valid. Apabila r hitung bernilai negatif
dan lebih kecil dari r tabel (rht < rt) maka butir tersebut dinyatakan tidak valid dan
tidak bisa digunakan.

Instrumen penelitian ini diujicobakan pada 32 responden. Batasan valid untuk tiap butir
soal dengan responden sebanyak 32 dan kesalahan 5 % adalah 0,2327 (rt =
0,2327). Menentukan butir soal atau pernyataan valid atau tidak dengan melihat r
hitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan nilai r
tabel (rt = 0,2327). Untuk menguji hipotesis penelitian ini seperti yang telah
dirumuskan digunakan analisis statistik inferensial. Jenis analisis yang digunakan
adalah uji perbedaan dengan menggunakan analisis varian (ANAVA) dua jalur.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media program Power
Point pada siswa terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Blitar, penelitian ini
menggunakan analisis ragam ANAVA. Analisis ini dilakukan dengan ketentuan :
. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh atau
tidak ada perbedaan yang signifikan.
. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh atau
terdapat perbedaan yang signifikan.
Atau dengan cara membandigkan antara F hitung dengan F tabel dengan
ketentuan :
. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh atau
tidak ada perbedaan yang signifikan.
. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh atau terdapat
perbedaan yang signifikan.Pengujian hipotesis 1 : Dalam pengujian hipotesis, setiap
hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dalam hipotesia (Ho).

Hipotesis nihil pertama (Ho1): tidak ada pengaruh penggunaan media program Power
Point pada siswa berprestasi tinggi pada pembelajaran.

Berdasarkan dari hasil perhitungan maka dapat diketahui bahwa F hitung = 8,94
lebih besar dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 4,00 sedangkan untuk
F = 8,94 juga lebih besar dari pada F dengan taraf signifikansi 0,01 = 7,08.

Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho1) yang berbunyi tidak ada pengaruh
penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi tinggi pada
pembelajaran ditolak pada taraf signifikansi 0,05 dan juga ditolak pada taraf signifikansi
0,01.

Pengujian hipotesis 2 :

Hipoteisis nihil kedua (Ho2): tidak ada pengaruh penggunaan media Program
Power Point pada siswa berprestasi rendah terhadap hasil pembelajaran

Berdasarkan dari perhitungan maka dapat diketahui bahwa F hitung = 15,56 lebih
besar dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 4,00 sedangkan untuk F
hitung = 15,56 juga lebih besar dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,01 =
7,08

Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho2) yang berbunyi tidak ada pengaruh
penggunaan media Program Power Point pada siswa berprestasi rendah terhadap
hasil belajar ditolak pada taraf signifikansi 0,05 dan dan juga ditolak pada taraf
signifikansi 0,01.
Pengujian hipotesis 3 :

Hipotesis nihil ketiga (Ho3): tidak ada Interaksi antara penggunaan media program
Power Point dan tinggi rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar sub
kompetensi Pelaksanaan Prosedur Pengelasan.

Berdasarkan dari perhitungan maka dapat diketahui bahwa F hitung = 6,18 lebih besar
dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 4,00 sedangkan untuk F hitung = 6,18
adalah lebih kecil dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,01 = 7,08.

Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho3) yang berbunyi tidak ada Interaksi antara
penggunaan media program Power Point dan tinggi rendahnya prestasi siswa
terhadap hasil belajar ditolak pada taraf signifikansi 0,05 dan diterima pada taraf
signifikansi 0,01.

PEMBAHASAN

Ada pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi
tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar

Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan bahwa pembelajaran dengan
mengunakan media program Power Point pada siswa SMA Negeri 1 Blitar mempunyai
pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai Fhitung yang sebesar
8,94 yang lebih besar dari pada Ftabel pada dk = 60 : 1 dengan tingkat kesalahan 5%
yang sebesar 4,00 dan 1 % sebesar 7,08.
Dengan demikian berarti bahwa ada perbedaan atau pengaruh yang sangat
signifikan penggunaan media program Power Point dengan media konvensional
untuk siswa berprestasi tinggi pada pembelajaran siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1
Blitar.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol yang mengemukakan tidak


ada pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi
tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar ditolak.
Sedangkan hipotesis alternatif yang berbunyi ada pengaruh penggunaan media program
Power Point pada siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IS 3
SMA Negeri 1 Blitar diterima, karena terbukti bahwa penggunaan media program Power
Point pada siswa berprestasi tinggi berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar
siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar. Hal ini dapat diketahui pula dari nilai rata-rata
kompetensi siswa secara konvensional dengan rata-rata nilai kompetensi siswa kelas XII
IS 3 SMA Negeri 1 Blitar yang berprestasi tinggi dengan media belajar konvensional
adalah 7,40 sedangkan dengan menggunakan media belajar power point memiliki rata-
rata sebesar 8,50.
Ada pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi
rendah terhadap hasil belajar di SMA Negeri 1 Blitar. Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh data penggunaan media program Power
Point untuk siswa berprestasi rendah pada pembelajaran diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang sangat signifikan antara penggunaan media program Power Point dengan
media konvensional untuk siswa berprestasi rendah pada pembelajaran siswa kelas XII IS
3 SMA Negeri 1 Blitar. Hal ini dapat diketahui dari nilai Fhitung yang sebesar 15,56
yang lebih besar dari pada Ftabel pada dk = 60 : 1 dengan tingkat kesalahan 5% yang
sebesar 4,00 dan 1% sebesar 7,08 yang berarti bahwa ada perbedaan atau
pengaruh yang sangat signifikan penggunaan media program Power Point dengan
media konvensional untuk siswa berprestasi rendah pada pembelajaran siswa kelas XII IS
3 SMA Negeri 1 Blitar .

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol yang mengemukakan tidak


ada pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi
rendah terhadap hasil belajar sub kompetensi Pelaksanaan Prosedur Pengelasan
ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif yang berbunyi ada pengaruh penggunaan
media program Power Point pada siswa berprestasi rendah terhadap hasil belajar
siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar diterima, karena terbukti bahwa penggunaan
media program Power Point pada siswa berprestasi tinggi berpengaruh sangat signifikan
terhadap hasil belajar siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar.

Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata nilai kompetensi siswa secara
konvensional dengan rata-rata nilai kompetensi siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar
yang berprestasi rendah dengan media belajar konvensional adalah 7,15 sedangkan
dengan menggunakan media belajar power point memiliki rata-rata sebesar 8,25.

Hipotesis pertama dan hipotesis kedua tersebut di atas sesuai dengan pendapat
Sulaeman (1988) yang mengatakan bahwa untuk mencapai sasaran akhir,
teknologi-teknologi di bidang pembelajaran perlu dikembangkan sebagai sumber
belajar untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan karakteristiknya. Dalam upaya
itu, teknologi belajar dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai
media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan
desain lainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi,
mengembangkan penggunaannya dan akhirnya menggunakannya di lapangan
baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi.

Semua ini dilakukan oleh para guru teknologi dengan berpijak pada prinsip bahwa
suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh
siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh
media pembelajaran itu. Dengan demikian proses belajar siswa akan amat mudah
dengan adanya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya. Lebih
lanjut Sulaeman (1988) mengatakan bahwa penyampaian materi pelajaran
yang lebih banyak ditempuh melalui ceramah dan tanya jawab dua arah (guru-
siswa) dan berlangsung terus-menerus akan dapat membosankan dan
melemahkan aktivitas siswa. Siswa memiliki ketergantungan yang sangat besar
kepada guru dalam melakukan kegiatan tulis. Siswa sangat mudah mengabaikan
guru-guru yang cara mengajarnya berulang-ulang dan karenanya tidak menarik
perhatian mereka. Lebih lanjut dikatakan bahwa berulang-ulang akan
menyebabkan penurunan efisiensi belajar.

Berdasarkan beberapa teori pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa sukses


tidaknya transfer knowledge atau transfer ilmu pengetahuan antara guru dengan
siswa di SMA Negeri 1 Blitar sangat tergantung dengan media pembelajaran yang
digunakan dan cara penyampaian guru. Dalam hal ini sangat diharapkan tidak monoton,
sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan materi pelajaran yang diberikan atau dengan
guru yang bersangkutan. Dalam hal ini dengan adanya teknologi untuk penyampaian
bahan ajar yakni microsoft power point yang digunakan untuk pembelajaran dalam hal
pelaksanaan pembelajaran, diharapkan para siswa merasa senang dan tertantang untuk
mempelajari lebih jauh penggunaan teknologi tersebut. Dengan penggunaan power point
maka proses pembelajaran akan berjalan lebih menarik dan tidak menjenuhkan, karena
dalam power point seorang tutor dapat menampilkan hal-hal yang menarik yang
diharapkan dapat mengobati kejenuhan siswa dalam pelajaran, diharapkan siswa tidak
jenuh mengikuti pembelajaran sehingga akan menghasilkan nilai kompetensi yang lebih
baik dibandingkan dengan secara konvensional.

Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata nilai kompetensi siswa secara
konvensional dengan nilai rata-rata 7,28 sedangkan dengan menggunakan media
belajar power point memiliki rata-rata sebesar 8,37. Artinya bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media program power point hasil belajarnya lebih tinggi.

Ada interaksi antara penggunaan media program power point dengan prestasi
siswa terhadap hasil belajar Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa F hitung
(Prestasi * Kompetensi) adalah sebesar 6,18 yang lebih besar dari Ftabel pada dk = 60 : 1
dengan tingkat kesalahan 5% yang sebesar 4,00 dan lebih kecil dari Ftabel pada dk = 60 :
1 dengan tingkat kesalahan 1% yang sebesar 7,08. Hal ini berarti bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media power point dan tinggi rendahnya prestasi
siswa terhadap nilai hasil belajar sub kompetensi siswa, yang berarti bahwa Ho di
tolak atau terbukti ada interaksi antara penggunaan media power point dan tinggi
rendahnya prestasi siswa terhadap nilai hasil belajar sub kompetensi siswa.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa


ada Interaksi antara penggunaan media program Power Point dan tinggi rendahnya
prestasi siswa terhadap hasil belajar sub kompetensi terbukti benar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa bisa saja siswa dengan prestasi tinggi memiliki nilai
kompetensi yang sama dengan siswa yang berprestasi rendah, atau sebaliknya
siswa dengan prestasi rendah kemungkinan bisa memiliki nilai kompetensi yang
sama atau paling tidak mendekati nilai kompetensi siswa dengan prestasi tinggi.
Adanya interaksi antara prestasi siswa dengan nilai kompetensi siswa pada
pembelajaran siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar, menunjukkan bahwa siswa
dengan prestasi rendah maupun siswa dengan prestasi tinggi kemungkinan akan memiliki
nilai kompetensi pelaksanaan prosedur pengelasan yang sama. Sehingga dapatdiartikan
bahwa baik buruknya nilai kompetensi siswa dalam hal pelaksanaan prosedur pengelasan
tidak banyak dipengaruhi oleh prestasi siswa pada pembelajaran siswa kelas XII IS 3
SMA Negeri 1 Blitar.

Hasil analisis hipotesis ketiga sesuai dengan pendapat Sahertian (1983) yang
mengemukakan bahwa analisis psikologis menunjukkan bahwa belajar adalah
proses yang kompleks dan unik. Artinya seseorang yang belajar melibatkan segala
aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental. Keterlibatan dari seluruh aspek
kepribadian ini akan tampak perilaku belajar seseorang. Perilaku belajar yang
nampak adalah unik. Artinya perilaku itu hanya terjadi pada seseorang dan tidak
pada orang lain. Setiap orang memunculkan perilaku belajar yang berbeda.
Keunikan perilaku belajar seperti gaya belajar, gaya kognitif, bakat, minat, motivasi,
tingkat kecerdasan, kematangan intelektual dan lainnya yang dapat diacukan pada
karakteristik individu siswa. Perilaku belajar siswa yang sangat kompleks dan unik
ini menuntut layanan dan perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula
untuk setiap siswa. Komponen pembelajaran yang bertanggungjawab untuk
melayani masalah ini adalah strategi penyampaian kepada pembelajaran, lebih
khusus lagi pada media pembelajaran. Media pembelajaran sebaiknya dipilih
sesuai dengan karakteristik individu siswa sedapat mungkin harus memberi
layanan pada setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya siswa yang
memiliki gaya auditif hendaknya mendapat rangsangan belajar auditif.

Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang
berprestasi tinggi kemungkinan akan memiliki hasil yang sama, karena
adanya rangsangan untuk menghasilkan yang sebaik mungkin yang
tidak banyak dipengaruhi oleh kemampuan atau inteligensi siswa, namun lebih
banyak dipengaruhi oleh kemampuan atau ketrerampilan siswa dalam penerapannya.

Sahertian (1983) menyatakan bahwa evaluasi dalam program belajar mengajar di


sekolah merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi penilaian terhadap
beberapa aspek tingkah laku individu maupun sekelompok siswa seperti
pengetahuan, keterampilan dan sikap; penilaian dilakukan oleh guru. Sementara
dalam hal pembelajaran, yang paling utama adalah keterampilan siswa dalam hal
praktek, sehingga mungkin saja siswa dengan prestasi yang rendah akan lebih
terampil dibandingkan dengan siswa yang berprestasi tinggi,
atau sebaliknya siswa yang berprestasi tinggi akan memiliki keterampilan yang
lebih tinggi pula. Sehingga segala kemungkinan bisa saja terjadi dalam pembelajaran
siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar.
BAB V
Kesimpulan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dari sebanyak 34 sampel
siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar (17 siswa berprestasi tinggi dan 17 siswa
berprestasi rendah) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
(1) Media program Power Point berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang
berprestasi tinggi.
(2) Media program Power Point berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang
berprestasi rendah.
(3) Terdapat interaksi antara media belajar dan prestasi belajar siswa pada sub
kompetensi prosedur pengelasan, baik dengan media program Power Point maupun tidak
menggunakan media program power point (Konvensional), terhadap siswa dengan
prestasi tinggi maupun terhadap siswa dengan prestasi rendah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki prestasi tinggi maupun
siswa yang memiliki prestasi rendah akan lebih terkonsentrasi dalam mengikuti
pelajaran menggunakan media program power point dibanding dengan cara
konvensional, sehingga program ini sangat cocok untuk diterapkan di SMA Negeri 1
Blitar.

SARAN

Agar pembelajaran dapat dilakukan secara cermat dan menghasilkan nilai


kompensi lebih baik, maka penggunakan program Power Point dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran pada sub kompetensi pelaksanaan prosedur
pengelasan. Akan tetapi, karena materi pelajaran selalu mengalami
perkembangan, diharapkan guru melakukan pemutakhiran isi pada setiap sajian
dengan tetap mempertimbangkan cuplikan-cuplikan gambar yang akan disajian.

Saran-saran untuk Pemanfaatan hasil penelitian yaitu

(1) Sebaiknya penggunaan media belajar dengan program Power Point lebih
ditekankan/ditingkatkan, dan sebaiknya bisa juga diterapkan pada
semua pembelajaran.

(2) Untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu agar siswa memiliki pengetahuan
yang lebih baik perlu menggunakan media yang sesuai

(3) Sebaiknya diusahakan agar kompetensi yang diajarkan menarik perhatian


siswa, baik gambar-gambar yang relevan dengan alat-alat yang akan digunakan
maupun cuplikan cara kerja alat.
Untuk penelitian lebih lanjut dikemukakan disarankan

(1) untuk medapatkan gambaran yang utuh tentang pengaruh penggunaan media
Power Point terhadap perolehan hasil belajar, maka dipandang perlu untuk
dilakukan penelitian lanjutan dengan subjek yang lebih besar

(2) supaya dikembangkan metode pembelajaran baru dengan media program


Power Point untuk pelajaran-pelajaran yang lainnya. Juga disarankan untuk
menggunakan media program yang lain yang lebih interaktif

(3) pada penelitian lanjutan disarankan untuk menambah variabel lain misalnya
seperti sikap, kebiasaan belajar oleh karena hal ini juga erat hubungannya dengan
akal pikir yang mempengaruhi prestasi belajar.
DAFTAR RUJUKAN

Dimyati, M. 1996. Media Massa sebagai Lembaga Pendidikan Kelima Dalam


Masyarakat Indonesia : Dilema Pendidikan Anak Bangsa. Makalah. Malang : IKIP
Malang

Ely, G. 1971. Teaching and Media Systematic Approach. New Jersey Prentice Hall, Inc.

Ibrahim, 1982. Media Instruksional. Malang : FIP IKIP Malang

Lamudji, 2005. Pengaruh Penggunaan OHP terhadap hasil belajar Matematikan pada
siswa Sekolah Menengah Pertama yang bermotivasi Tinggi dan Rendah. Tesis tidak
diterbitkan. Malang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Miarso, Y. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan, pengertian dan penerapannya


di Indonesia. Jakarta : Rajawali

Mudhoffir, & Tjun Surjaman. 1999. Teknologi Instruksional, sebagai landasan


Perencanaan dan penyusunan program Pengajaran (Cetakan ke-7). Bandung : Remaja
Rosdakarya

Sahertian, P.A. 1983. Teknik-teknik Manajemen Modern Dalam Bidang Pendidikan.


Malang : Institut Keguruan Pendidikan Malang

Sulaeman, D. 1988. Teknologi/Metodologi Pengajaran, Jakarta : Proyek Pengembangan


Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran (Cetakan kelima). Jakarta : Grasindo

You might also like