Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL PENELITIAN
Guru Pembimbing :
Dra. Nunuk Wahyuning P
Disusun oleh :
Irma Mufadhilatun Nisa (12)
Kelas XII IS 3
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Blitar
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
Jln A Yani No 112 Blitar Telp. (0342) 801414 Fax (0342) 813200
Tahun Pelajaran 2010/2011
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
tepat waktu.
Proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Perkembangan Teknologi
Pembelajaran terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas XII IS 3 SMA Negeri 1
Blitar“ ini berisi definisi dari teknologi pembelajaran, perkembangan teknologi
pembelajaran, dan pengaruh penerapan teknologi pembelajaran terhadap pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, proposal ini juga memuat tentang kriteria teknologi
pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta membantu penulisan proposal ini. Penulis yakin bahwa proposal ini tidak akan
pernah terselesaikan tanpa campur tangan pihak tersebut.
Demikian kata pengantar dari penulis. Penulis menyadari bahwa proposal
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari berbagi pihak sangat diperlukan guna penyusunan proposal penelitian
yang lebih baik. Semoga proposal ini bisa berguna bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu
era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya
informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk
yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era
informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non
elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa
suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis
lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan
pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita,
meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.
Sayangnya, penggunaan media ini kurang atau bahkan disalah gunakan dari fungsi
aslinya yaitu sebagai media pembelajaran. Untuk itu kita harus bisa
mempergunakan media informasi ini sebaik mungkin untuk mempermudah
pembelajaran agar siswa bisa lebih memahami apa yang dipelajarinya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
(1) mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi tinggi terhadap hasil belajar
(2) mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi rendah terhadap hasil belajar
(3) mengetahui interaksi antara penggunaan media program power point dan tinggi
rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar
D. Manfaat Penelitian
(1) Pembaca mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada
siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar
(2) Pembaca mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada
siswa berprestasi rendah terhadap hasil belajar
(3) Pembaca mengetahui interaksi antara penggunaan media program power point
dan tinggi rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar
BAB II
Landasan Teori
Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu
era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya
informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk
yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era
informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non
elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa
suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi
Dengan demikian hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya
media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari
materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu
juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif
dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi
pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.
Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap
sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur
berdasarkan pada jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan
sasaran belajar. Secara umum mutu pendidikan kejuruan dikatakan baik dan berhasil jika
kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui proses pendidikan berguna bagi
perkembangan diri mereka untuk hari depannya, yaitu ketika mereka memasuki
dunia kerja. Hasil observasi empirik di lapangan menunjukkan bahwa banyak
alumni Sekolah Menengah Atas tidak bisa diserap di lapangan kerja
karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja
(Depdiknas, 2004). Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan diwajibkan untuk
melakukan upaya introspeksi diri demi masa depan siswa, bangsa dan negara.
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :
(2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan
(3) Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian
yang mengandung makna.
Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam
proses belajar mengajar antara lain :
Selanjutnya Winkel (1999), menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam
proses pembelajaran adalah sebagai :
(1) organisator,
(2) fasilitator,
(3) dinamisator, dan
(4) evaluator.
Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi
seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan
rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas,
pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar
dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan
kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga
seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang dimaksud.
Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi
media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses
pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi
atau materi pembelajaran yang diberikan.
Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran
amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian
berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Menurut Miarso (1984) media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu
dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri siswa yang
belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau
secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media
berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas
dalam diri siswa.
Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi milik Microsoft, disamping
Microsoft Word dan Microsoft Exel yang telah di kenal banyak orang. Ketiga
aplikasi ini lazim disebut Microsoft Office. Pada dasarnya, aplikasi Microsoft Power
Point berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan presentasi.
Jenis penelitian ini quasi eksperimen. Subjek penelitian siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri
1 Blitar yang terdiri dari 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok berprestasi tinggi
dan berprestasi rendah.
(1) Ada pengaruh yang sangat signifikan dengan penggunaan media Program
Power Point pada siswa berprestasi tinggi terhadap hasil belajar
(2) Ada pengaruh yang sangat signifikan penggunaan media Program Power Point
pada siswa berprestasi rendah terhadap hasil belajar
(3) Terdapat interaksi yang signifikan antara pengajaran yang menggunakan media
program Power Point dan metode konvensional terhadap perolehan belajar
(1) Mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi tinggi terhadap hasil
(2) Mengetahui pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa
berprestasi rendah terhadap hasil belajar
(3) Mengetahui interaksi antara penggunaan media program power point dan tinggi
rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar
BAB III
Metode Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam jenis eksperimen quasi yang bertujuan untuk menguji
pengaruh penggunaan Power Point pada proses pembelajaran yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Blitar.
Berbagai macam variabel mempunyai ciri dan sifat yang berbeda satu sama
lainnya, tetapi kesemuanya itu memiliki keterkaitan dengan proses pembelajaran.
Penelitian ini mempunyai kelompok perlakuan sebagai variabel bebas yaitu
pemberian pengajaran dengan menggunakan media program Power Point dan
pengajaran Konvensional. Variabel moderator adalah siswa yang berprestasi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu berprestasi rendah dan berprestasi tinggi.
Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel bebas adalah pembelajaran yang
menggunakan media program PowerPoint dalam suatu kelompok siswa dan
kelompok siswa lainnya tidak diberi perlakuan dengan media Power Point, cukup
hanya menggunakan media konvensional saja. Media Power Point yang dimaksud
merupakan suatu alat bantu untuk menyampaikan materi pelajaran sebagai variabel
bebas. Penggunakan media ini dimanipulasi dan diukur pengaruhnya
terhadap perolehan atau hasil belajar. Variabel moderator yaitu prestasi diukur dan
diklasifikasikan untuk mengetahui adanya interaksi antara variabel bebas dengan
variabel moderator terhadap variabel terikat (perolehan belajar). Variabel lain yang
diprediksikan dapat memberi pengaruh terhadap perolehan belajar seperti waktu,
tempat, guru, keadaan kelas, dikontrol untuk menetralisasi pengaruhnya terhadap
variabel terikat. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mengacu kepada KTSP.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa adalah nilai Ujian
Semester V yaitu data nilai raport yang terekam di Kantor Tata Usaha SMA Negeri 1
Blitar. Sedangkan instrumen untuk mengukur hasil belajar
menggunakan soal tes. Tolok ukur dalam pengujian butir-butir tes belajar merujuk
kepada Tujuan Khusus Pembelajaran yaitu merupakan jabaran dari Tujuan Umum
Pembelajaran bidang diklat yang dieksperimenkan. Rumusan tujuan pembelajaran
dalam penelitian ini berpedoman pada KTSP. Hal ini dilakukan agar tidak
menyimpang dari kurikulum yang dipakai oleh guru.
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Cara melaksanakan uji validitas adalah yang pertama
dilakukan oleh para ahli, dalam hal ini guru bidang studi. Setelah disetujui oleh para ahli
baru dilakukan uji coba instrumen. Uji instrumen dilakukan satu bulan setelah uji
validitas pada kelas tersebut.
Item instrumen dianggap valid bila nilai koefisien korelasinya lebih besar dari
0,2327. Sedangkan bila nilai koefisien korelasinya kurang dari 0,2327 maka item itu
tidak valid (gugur), artinya tidak layak sebagai item instrumen. Analisis validitas tiap
item dibantu dengan software Excell dan SPSS 12 Validitas butir soal ditentukan
dari nilai r hasil tiap item pada kolom yang merupakan korelasi dari besarnya nilai
setiap item dengan skor totalnya. Jika r hitung bernilai positip dan lebih besar dari r
tabel (rht > rt) maka butir tersebut dinyatakan valid. Apabila r hitung bernilai negatif
dan lebih kecil dari r tabel (rht < rt) maka butir tersebut dinyatakan tidak valid dan
tidak bisa digunakan.
Instrumen penelitian ini diujicobakan pada 32 responden. Batasan valid untuk tiap butir
soal dengan responden sebanyak 32 dan kesalahan 5 % adalah 0,2327 (rt =
0,2327). Menentukan butir soal atau pernyataan valid atau tidak dengan melihat r
hitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan nilai r
tabel (rt = 0,2327). Untuk menguji hipotesis penelitian ini seperti yang telah
dirumuskan digunakan analisis statistik inferensial. Jenis analisis yang digunakan
adalah uji perbedaan dengan menggunakan analisis varian (ANAVA) dua jalur.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media program Power
Point pada siswa terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Blitar, penelitian ini
menggunakan analisis ragam ANAVA. Analisis ini dilakukan dengan ketentuan :
. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh atau
tidak ada perbedaan yang signifikan.
. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh atau
terdapat perbedaan yang signifikan.
Atau dengan cara membandigkan antara F hitung dengan F tabel dengan
ketentuan :
. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh atau
tidak ada perbedaan yang signifikan.
. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh atau terdapat
perbedaan yang signifikan.Pengujian hipotesis 1 : Dalam pengujian hipotesis, setiap
hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dalam hipotesia (Ho).
Hipotesis nihil pertama (Ho1): tidak ada pengaruh penggunaan media program Power
Point pada siswa berprestasi tinggi pada pembelajaran.
Berdasarkan dari hasil perhitungan maka dapat diketahui bahwa F hitung = 8,94
lebih besar dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 4,00 sedangkan untuk
F = 8,94 juga lebih besar dari pada F dengan taraf signifikansi 0,01 = 7,08.
Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho1) yang berbunyi tidak ada pengaruh
penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi tinggi pada
pembelajaran ditolak pada taraf signifikansi 0,05 dan juga ditolak pada taraf signifikansi
0,01.
Pengujian hipotesis 2 :
Hipoteisis nihil kedua (Ho2): tidak ada pengaruh penggunaan media Program
Power Point pada siswa berprestasi rendah terhadap hasil pembelajaran
Berdasarkan dari perhitungan maka dapat diketahui bahwa F hitung = 15,56 lebih
besar dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 4,00 sedangkan untuk F
hitung = 15,56 juga lebih besar dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,01 =
7,08
Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho2) yang berbunyi tidak ada pengaruh
penggunaan media Program Power Point pada siswa berprestasi rendah terhadap
hasil belajar ditolak pada taraf signifikansi 0,05 dan dan juga ditolak pada taraf
signifikansi 0,01.
Pengujian hipotesis 3 :
Hipotesis nihil ketiga (Ho3): tidak ada Interaksi antara penggunaan media program
Power Point dan tinggi rendahnya prestasi siswa terhadap hasil belajar sub
kompetensi Pelaksanaan Prosedur Pengelasan.
Berdasarkan dari perhitungan maka dapat diketahui bahwa F hitung = 6,18 lebih besar
dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 4,00 sedangkan untuk F hitung = 6,18
adalah lebih kecil dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 0,01 = 7,08.
Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho3) yang berbunyi tidak ada Interaksi antara
penggunaan media program Power Point dan tinggi rendahnya prestasi siswa
terhadap hasil belajar ditolak pada taraf signifikansi 0,05 dan diterima pada taraf
signifikansi 0,01.
PEMBAHASAN
Ada pengaruh penggunaan media program Power Point pada siswa berprestasi
tinggi terhadap hasil belajar siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar
Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan bahwa pembelajaran dengan
mengunakan media program Power Point pada siswa SMA Negeri 1 Blitar mempunyai
pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai Fhitung yang sebesar
8,94 yang lebih besar dari pada Ftabel pada dk = 60 : 1 dengan tingkat kesalahan 5%
yang sebesar 4,00 dan 1 % sebesar 7,08.
Dengan demikian berarti bahwa ada perbedaan atau pengaruh yang sangat
signifikan penggunaan media program Power Point dengan media konvensional
untuk siswa berprestasi tinggi pada pembelajaran siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1
Blitar.
Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata nilai kompetensi siswa secara
konvensional dengan rata-rata nilai kompetensi siswa kelas XII IS 3 SMA Negeri 1 Blitar
yang berprestasi rendah dengan media belajar konvensional adalah 7,15 sedangkan
dengan menggunakan media belajar power point memiliki rata-rata sebesar 8,25.
Hipotesis pertama dan hipotesis kedua tersebut di atas sesuai dengan pendapat
Sulaeman (1988) yang mengatakan bahwa untuk mencapai sasaran akhir,
teknologi-teknologi di bidang pembelajaran perlu dikembangkan sebagai sumber
belajar untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan karakteristiknya. Dalam upaya
itu, teknologi belajar dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai
media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan
desain lainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi,
mengembangkan penggunaannya dan akhirnya menggunakannya di lapangan
baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi.
Semua ini dilakukan oleh para guru teknologi dengan berpijak pada prinsip bahwa
suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh
siswa yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh
media pembelajaran itu. Dengan demikian proses belajar siswa akan amat mudah
dengan adanya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya. Lebih
lanjut Sulaeman (1988) mengatakan bahwa penyampaian materi pelajaran
yang lebih banyak ditempuh melalui ceramah dan tanya jawab dua arah (guru-
siswa) dan berlangsung terus-menerus akan dapat membosankan dan
melemahkan aktivitas siswa. Siswa memiliki ketergantungan yang sangat besar
kepada guru dalam melakukan kegiatan tulis. Siswa sangat mudah mengabaikan
guru-guru yang cara mengajarnya berulang-ulang dan karenanya tidak menarik
perhatian mereka. Lebih lanjut dikatakan bahwa berulang-ulang akan
menyebabkan penurunan efisiensi belajar.
Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata nilai kompetensi siswa secara
konvensional dengan nilai rata-rata 7,28 sedangkan dengan menggunakan media
belajar power point memiliki rata-rata sebesar 8,37. Artinya bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media program power point hasil belajarnya lebih tinggi.
Ada interaksi antara penggunaan media program power point dengan prestasi
siswa terhadap hasil belajar Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa F hitung
(Prestasi * Kompetensi) adalah sebesar 6,18 yang lebih besar dari Ftabel pada dk = 60 : 1
dengan tingkat kesalahan 5% yang sebesar 4,00 dan lebih kecil dari Ftabel pada dk = 60 :
1 dengan tingkat kesalahan 1% yang sebesar 7,08. Hal ini berarti bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media power point dan tinggi rendahnya prestasi
siswa terhadap nilai hasil belajar sub kompetensi siswa, yang berarti bahwa Ho di
tolak atau terbukti ada interaksi antara penggunaan media power point dan tinggi
rendahnya prestasi siswa terhadap nilai hasil belajar sub kompetensi siswa.
Hasil analisis hipotesis ketiga sesuai dengan pendapat Sahertian (1983) yang
mengemukakan bahwa analisis psikologis menunjukkan bahwa belajar adalah
proses yang kompleks dan unik. Artinya seseorang yang belajar melibatkan segala
aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental. Keterlibatan dari seluruh aspek
kepribadian ini akan tampak perilaku belajar seseorang. Perilaku belajar yang
nampak adalah unik. Artinya perilaku itu hanya terjadi pada seseorang dan tidak
pada orang lain. Setiap orang memunculkan perilaku belajar yang berbeda.
Keunikan perilaku belajar seperti gaya belajar, gaya kognitif, bakat, minat, motivasi,
tingkat kecerdasan, kematangan intelektual dan lainnya yang dapat diacukan pada
karakteristik individu siswa. Perilaku belajar siswa yang sangat kompleks dan unik
ini menuntut layanan dan perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula
untuk setiap siswa. Komponen pembelajaran yang bertanggungjawab untuk
melayani masalah ini adalah strategi penyampaian kepada pembelajaran, lebih
khusus lagi pada media pembelajaran. Media pembelajaran sebaiknya dipilih
sesuai dengan karakteristik individu siswa sedapat mungkin harus memberi
layanan pada setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya siswa yang
memiliki gaya auditif hendaknya mendapat rangsangan belajar auditif.
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang
berprestasi tinggi kemungkinan akan memiliki hasil yang sama, karena
adanya rangsangan untuk menghasilkan yang sebaik mungkin yang
tidak banyak dipengaruhi oleh kemampuan atau inteligensi siswa, namun lebih
banyak dipengaruhi oleh kemampuan atau ketrerampilan siswa dalam penerapannya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki prestasi tinggi maupun
siswa yang memiliki prestasi rendah akan lebih terkonsentrasi dalam mengikuti
pelajaran menggunakan media program power point dibanding dengan cara
konvensional, sehingga program ini sangat cocok untuk diterapkan di SMA Negeri 1
Blitar.
SARAN
(1) Sebaiknya penggunaan media belajar dengan program Power Point lebih
ditekankan/ditingkatkan, dan sebaiknya bisa juga diterapkan pada
semua pembelajaran.
(2) Untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu agar siswa memiliki pengetahuan
yang lebih baik perlu menggunakan media yang sesuai
(1) untuk medapatkan gambaran yang utuh tentang pengaruh penggunaan media
Power Point terhadap perolehan hasil belajar, maka dipandang perlu untuk
dilakukan penelitian lanjutan dengan subjek yang lebih besar
(3) pada penelitian lanjutan disarankan untuk menambah variabel lain misalnya
seperti sikap, kebiasaan belajar oleh karena hal ini juga erat hubungannya dengan
akal pikir yang mempengaruhi prestasi belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Ely, G. 1971. Teaching and Media Systematic Approach. New Jersey Prentice Hall, Inc.
Lamudji, 2005. Pengaruh Penggunaan OHP terhadap hasil belajar Matematikan pada
siswa Sekolah Menengah Pertama yang bermotivasi Tinggi dan Rendah. Tesis tidak
diterbitkan. Malang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.