You are on page 1of 4

TEKNIK PERSIDANGAN

Ahmad Sifa’*

1) DASAR PEMIKIRAN
Dalam sebuah organisasi apapun diperlukan pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan dalam organisasi
tidak bisa dilakukan secara sepihak. Perlu diketahui bahwa organisasi adalah merupan komponen system yang terdiri
berbagai sub system yang bekerja secara bersamaan, serasi, seimbang atau kolektif collegial. Apabila komponen dari
berbagai sub sitem tersebut berhenti bekerja, maka akan berpengaruh pada roda perjalanan organisasi tersebut. 
Dalam pengambilan keputusan biasanya di lakukan forum pertemuan dengan tujuan musyawarah mufakat, karena itu
solusi yang ditawarkan dalam Al-Qur’an. Sedangkan yang dinamakan sidang atau persidangan adalah sebagai
pertemuan formal organisasi guna membahas permasalahan tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan yang
dijadikan sebagai sebuah ketetapan. Sifat dari keputusan ini adalah mengikat kepeda seluruh elemen ataupaun jajaran
organisasi (dipatuhi dan dilaksanakan). 

2) JENIS PERSIDANGAN
a. Sidang pleno
1) Sidang pleno membahas dan memutuskan serta mengesahkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan
2) Sidang pleno diikuti oleh sluruh peserta dan peninjau permusyawaratan 
3) Sidang pleno dipimpin oleh presidium sidang (pimpinan sidang pleno)
4) Sidang pleno dipandu oleh Sterring Committee (SC)
5) Pimpinan sidang pleno adalah 2 (dua) orang, satu orang ketua dan satu orang sekretaris atau sesuai kebutuhan.
b. Sidang komisi
1) Sidang komisi membahas dan memutuskan materi yang menjadi tugas dari tiap-tiap komisi yang bersangkutan.
2) Sidang komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi
3) Anggota masing-masing komis terdiri dari peserta dan peninjau yang telah dibagi sebelumnya dalam sidang pleno.
4) Sidang komisi dipimpin oleh pimpinan sidang komisi didampingi pimpinan sidang pleno.
5) Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi masing-masing.
6) Pimpinan sidang komisi adalah 3 (tiga) orang, satu orang ketua, satu orang wakil, dan satu orang sekretaris atau
sesuai kebutuhan.

7) ATURAN PERSONALIA PERSIDANGAN 


a. Peserta 
1) Hak peserta
a) Hak bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan dan interupsi.
b) Hak Suara, adalah hak untuk ikut andil dalam pengambilan keputusan
c) Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
d) Hak dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

2) Kewjiban peserta
a) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
b) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan (musyawarah mufakat) 
b. Peninjau
1) Hak peninjau berupa Hak bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan dan interupsi.
2) Kewjiban peninjau
a) Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
b) Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan (musyawarah mufakat) 
c. Presidium
1) Ketentuan 
a) Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta persidangan/permuyawaratan melalui sidang pleno didampingi oleh
strerring committee
b) Presidium sidang bertugas memimpin, mengatur dan mengarahkan persidangan/permusyawaratan sesuai dengan
aturan yang telah disepakati peserta.
c) Presidium sidang mempunyai wewenang penuh untuk memimpin, mengarahkan dan mengatur serta serta
menjalankan tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2) Syarat-syarat presidium sidang 
a) Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan disiplin
b) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup tentang persidangan
c) Pek terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis 
d) Mampu mengontrol emosi sehingga todak berpengaruh pada persidangan.
3) Sikap yang harus dimiliki presidium sidang 
a) Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
b) Sopan, santun, hormat dalam kata dan perbuatan
c) Adil, bijaksana dan menghormati serta menghargai pendapat orang lain.

8) ATURAN KETUKAN PALU


a. Satu (1) Kali ketukan
1) Menerima dan menyerahkan palu sidang kepada pimpinan sidang berikutnya.
2) Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang dalam setiap pembahasan baik per-poin ataupun per-
pembahasan
3) Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru
4) Menskoring atau mencabut skorsing sidang dengan ketentuan waktu yang tidak terlalu lama
Contoh :
“Dengan ini pimpinan sidang /palu sidang , saya alihkan/serahkan kepada pimpina sidang berikutnya”………..tok
Contoh :
“Dengan ini pimpinan sidang /palu sidang , saya ambil alih/saya terima”………..tok
b. Dua (2) Kali ketukan
Menskorsing dan mencabut skorsing sidang dengan ketentuan waktu yang lama, misalnya sholat, makan, dan istirahat.

Contoh :
“Dengan ini sidang saya skorsing 30 menit”tok………..tok
Contoh :
“Dengan ini skorsing sidang saya cabutdan saya nyatakan sidang dilanjutkan”tok………..tok
c. Tiga (3) Kali ketukan
1) Membuka dan menutup persidangan
2) Mengesahkan keputusan final/akhir hasil sidang (ketika pembacaan konsideran atau surat ketetapan/keputusan).
Contoh :
“Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim sidang saya nyatakan DIBUKA”tok………..tok……….tok
Contoh :
“Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim sidang saya nyatakan DITUTUP”tok………..tok……….tok
4. Ketukan berulang-ulang, dilakukan untuk Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh
Contoh :
Tok……tok…..tok..…tok..…tok “peserta sidang harap tenang”

9) QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


a. Quorum
1) Persidangan/permusyawaratan dinyaakan syah/memenuhi quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1
dari peserta yang telah terdaftar oleh panitia atau telah regristrasi.
2) Apabila persidangan tidak tidak memenuhi quorum maka sidang sidang dskorsing 15 menit, dan apabila belum
memenuhi quorum maka persidangan dilanjutkan tanpa memperhatikan quorum.
b. Tata cara (tahapan) pengambilan keputusan
1) Aklamasi, adalah cara pengambilan secara musyawarah mufakat didasarkan pada opsi-opsi atau argumentasi sama
yang disamapaikan oleh peserta sidang .
2) Lobying, adalah cara yang diambil ketika tahapan pengambilan keputusan secara aklamasi tidak bisa dilakukan, yaitu
dengan cara meminta kepada peserta sidang yang mempunyai opsi atau argumentasi yang berbeda untuk maju
kedepan dadampingi pimpinan sidang melakukan kompromi atau menyepakati pemahaman/keputusan yang sama. 
3) Voting, adalah apabila pengmabilan keputusna secar lobbying menemui jalan buntu atau tidak menghasilkan
kesepakatan, maka dilakukan pengambilan keputusan dengan cara memberikan hak suaranya, baik secara terbuka atau
tertutup.

10) INTERUPSI
a. Macam-macam interupsi
1) Interuption of Order, yaitu bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan
yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Misalnya saat pembahasan melebar/keluar dari pokok pembahasan, agar
dikembalikan pada pokok pembahasan
2) Interuption of Information, yaitu bentuk interupsi berupa informasi yang sekiranya perlu disampaikan dan
diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang . Informasi tersbut bisa dari internal maupun
eksternal, misalnya tentang topic pembahasan atau situasi diluar persidangan. 
3) Interuption of Clarification, yaitu bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi/pernyataanulang, baik peserta
sidang maupun pimpinan sidang agar tidak terjadi bias/miss understanding ketika peserta atau pimpinan sidang
memberikan tanggapan terhadap suatu pernyataan. 
4) Interuption of Exsplanation, yaitu bentuk interupsi untuk menjelaskan suatau pernyataan yang disampaikan oleh
peserta lain agar tidak ditangkap secara keliru atau pelurusan terhadap pernyataan.
5) Interuption of Personal, yaitu bentuk interupsi yang disampaikan apabila pernyataan seseorang keluar pokok
pembahasan ataupun sikap dari perserta atau pimpinan sidang yang keluar dari kode etik persidangan.
b. Tata cara interupsi 
1) Interupsi dilakukan dengan cara mengangkat tangan (mengacungkan tangan kanan) terlebih dahulu, dan berbicara
setelah mendapatkan izin dari pimpinan sidang .
2) Interupsi diatas interusi boleh dilakukan selama tidak mengganggu jalannya persidangan.
3) Apabila dalam persidangan presidium tidak mampu menguasai dan mengendalikan persidangan, maka SC berhak
mengambil alih jalannya persidangan atas persetujuan peserta sidang, atau peserta sidang menyepakati untuk memilih
presidium sidang kembali/ulang.

11) TATA TERTIB 


Tata tertib persidangan merupakan hasil konsesnsus/kesepakatan seleuruh peserta persidangan/permusyawaratan
dengan memperhatikan aturan-aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.

12) SANKSI-SANKSI
Sanksi adalah panisment atau beruipa peringatan, teguran bahkan tindakan tegas dalam persidangan (misalnya
dikeluarkan dalam persidangan) yang diambil oleh pimpinan sidang apabila ada peserta sidang yang membuat onar
atau tidak mematuhi tata tertib persidangan dengan mempertimbangkan usulan dan saran peserta. 

13) PENUTUP
Tentunya dimanapun kita berada tidak akan terlepas dengan sebuah, norma, nilai, bahkan aturan-aturan yang berlaku
dikomunitas tersebut. Karena organisasi adalah merupakan implementasi seperangkat aturan atau undang-undang
yang telah disepakati oleh komponen-komponen organisasi tersebut. Organsiasi yang tidak mempunyai aturan atau
tidak MEMATUHI aturan yang berlaku maka tidak halnya seperti kelompok primitif yang mana yang kuat yang menang
dan yang lemah yang kalah, yang kaya yang menang yag miskin yang kalah, endingnya terjadilah HUKUM
RIMBA/KANIBALISME. Sekiranya seklumit ini yang bisa kami berikan, dengan harapan tidak putus dan terus konsisten
untuk belajar dan berprses dalam organsiasi.

TEKNIK PERSIDANGAN
Presented By Hasbulloh
Disajikan pada setiap pelatihan organisasi kemahasiswaan (HMM dan BEM) di FE Universitas Pakuan serta di
Himpunan Santri Daarul Uluum (HISADA) Bantarkemang Bogor

Pengertian
Sidang adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi kebijakan dalam sebuah organisasi
(berstruktur dan mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik.
Rapat adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan organisasi dalam bentuk keputusan,
kesepakatan atau lainnya tanpa harus didahului oleh konflik.
Musyawarah adalah forum informal sebagai sarana pengambil keputusan, kesepakatan, penyebaran informasi
atau lainnya dalam sebuah institusi tanpa harus didahului oleh konflik

Macam-macam persidangan
1. Sidang pleno : sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang. Termasuk kedalam kategori 
sidang ini adalah; Sidang pendahuluan yang biasanya untuk menetapkan jadual, tata tertib dan
pemilihan presidium sidang.
Sidang pleno, biasanya di tengah persidangan untuk mengesahkan laporan
pertanggungjawabanyang dipimpin oleh presidium sidang.
2. Sidang paripurna, biasanya berisi tentang pengesahan hasil-hasil sidang.
3. Sidang komisi adalah sidang yang diikuti oleh leserta terbatas (anggota komisi), sidang ini
diadakan untuk pematangan materi sebelum diplenokan, dipimpin oleh pimpinan komisi.
4. Sidang sub komisi, sidang ini lebih terbatas dalm sidang komisi guna mematangkan materi
lanjut.
Macam-macam sidang dilihat dari jabatan peserta dalam sebuah organisasi;
• Sidang Presidium
• Sidang BPH ( Badan Pengurus Harian )
• Sidang Badan Koordinasi.

Macam-macam Rapat
Rapat kerja (Raker), Munas, Muktamar, Mubes, Musda dan lain sebagainya.

Unsur-unsur persidangan
1. Tempat atau ruang sidang
2. Waktu dan acara sidang
3. Peserta sidang
4. Perlengkapan sidang
5. Tata tertib sidang
6. Pimpinan dan sekretaris

Istilah-istilah dalam persidangan


• Skorsing adalah penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu
pada waktu sidang berlangsung
• Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk
menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang bersebrangan secara
informal.
• Interupsi adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan menggunakan kata "interupsi"
yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.

Macam-macam interupsi
• Interupsi point of order : meminta kesempatan untuk bicara atau dipergunakan untuk
memotong pembicaraan yang dianggap menyimpang dari masalah.
• Interupsi point of information : memberikan atau meminta penjelasan atas apa yang telah
disampaikan
• Interupsi point of clarification : meluruskan permasalahan agar penyimpangan tidak semakin
menajam
• Interupsi point of prevelage : tidak setuju atas pemojokan, penyinggungan persoalan pribadi.

Penggunaan palu dalam rapat


Dalam rapat, penggunaan palu sangat penting sekali, pimpinan rapat harus memahami tata cara penggunaan
palu. Karena, kesalahan penggunaan atau pengetukan palu sidang akan mengacaukan situasi sidang.

Macam-macam penggunaan palu rapat


1 kali ketukan berarti
• Mengesahkan hasil rapat
• Pengalihan palu sidang
2 kali ketukan
• Skorsing
3 kaliketukan
• Pembukaan rapat
• Penutupan rapat
Berkali-kali sedang
• Peringatan atau meminta perhatian peserta rapat

You might also like