Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
a. Pengertian IFRS
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar
akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan
(Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)
b. Struktur IFRS
c. Tujuan IFRS
1. Tujuan Perlunya Standar Akuntansi Internasional ialah :
2. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang
berkualitas di pasar modal internasional
3. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis.
5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
d. Manfaat IFRS
Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi
M Kurniawan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh
manfaat sekaligus.
Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
Kedua, mengurangi biaya SAK.
Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.
Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan
dana melalui pasar modal.
Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
A. DEFINITION OF TERM
Comprehensive income : perubahan dalam ekuitas( aktiva bersih) entitas
selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya selain
perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik (investment by owners dan distribution to owner). Dalam hal ini, semua
komponen laba rugi dan “other comprehensive income” disajikan dalam Laporan
Keuangan Komprehensive.
Direct Method : Metode pengurangan net cash yang disiapkan atau digunakan untuk
aktivitas operasi dari komponen utama pembayaran dan penerimaan kas operasi
Expenses : Penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau penggantian aset atau terjadinya hutang sebagai akibat dari penurunan
ekuitas, selain itu berhubungan juga dengan pengeluaran untuk pemilik. Pengertian
expenses ini sudah cukup memasukkan losses dalam kategori normal expenses.
Berbeda dengan US GAAP, losses terjadi dari penurunan nilai ekuitas dari aktivitas
sampingan atau transaksi yang bersifat insidental.
Financing Asset : Transaksi atau kejadian lain yang menyebabkan perubahan ukuran
atau komposisi modal dan pinjaman entitas.
Income : Kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus
masuk atau peningkatan aset yang dihasilkan dari kenaikan ekuitas, selain itu
berhubungan juga dengan kontribusi dari pemilik. IASB Framework mengklarifikasi
bahwa definisi income ini mencakup revenue and gain. Berbeda dengan US GAAP,
revenue dan gain terjadi dari penurunan nilai ekuitas dari aktivitas sampingan atau
transaksi yang bersifat insidental.
Investing Activities : akuisisi atau penggantian aset jangka panjang dan investasi
lainnya tidak termasuk setara kas (cash equivalent)
Notes (catatan atas laporan keuangan) : Catatan atas laporan keuangan berisi
informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan
pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut
dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.
Operating Activities : Transaksi atau kejadian lain yang tidak diklasifikasikan sebagai
aktivitas investasi atau pendanaan.
Realization : proses konversi sumber nonkas menjadi uang, atau lebih tepatnya
penjualan aset untuk memperoleh kas atau klaim atas kas.
Reclasification adjustment : adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi
periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada
periode berjalan atau periode sebelumnya.
1. Total comprehensive income dalam 1 periode (dilaporkan terpisah dari jumlah yang
diatribusikan ke perusahaan induk atau hak non pengendali)
2. Untuk setiap komponen dalam ekuitas, dampak dari restropective application or
restrokpektive restatement diakui berdasarkan IAS 8
3. Jumlah transaski yang berhubungan dengan kapasitasnya sebagainya pemilik,
ditampilkan terpisah ( contibution by or distribution to owners)
4. Rekonsiliasi untuk setiap komponen dalam ekuitas antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan.
Laporan keuangan adalah komponen utama dari pelaporan keuangan. Framework IASB
menjelaskan tentang konsep dasar dalam pembuatan laporan keuangan. Framework ini
juga menjelaskan tujuan laporan keuangan, mengidentifikasi karakteristik kualitatif
laporan keuangan, mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan, dan mendefinijsikan
konsep – konsep dasar pengakuan dan pengukuran elemen dasar dalam laporan
keuangan.
C. IAS 1 PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT
Objective
Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan
umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan
laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur
laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Scope
IAS 1 dapat diterapkan untuk semua entitas, baik entitas dengan Profit-Oriented
maupun not-for profit(nirlaba).
Untuk Entitas nirlaba, termasuk sektor publik dan privat dapat menerapkan standar ini
tetapi entitas terebut perlu untuk merubah deksripsi dari penggunaan item tertentu
dalam laporan keuangan. mengenai penerapan IAS 1 bagi entitas tanpa ekuitas
(misalnya reksa dana) dan entitas yang
modalnya bukan ekuitas (misalnya koperasi),
Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan
keuangan konsolidasian dan laporan keuangan terpisah. Pernyataan ini tidak
diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun sesuai
dengan IAS 34 Laporan Keuangan Interim.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi:
(a) aset;
(b) laibilitas;
(c) ekuitas;
kerugian;
Mengacu pada IFRS, laporan keuangan harus disajikan dengan wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar berarti menyajikan
dengan jujur dampak dari transaksi, kejadian lain dan kondisi yang mengacu pada
definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang di atur
dalam kerangka kerja (framework)
Entitas menyajikan laporan keuangan mengacu kepada IFRS harus membuat catatan
secara secara eksplisit mengenai kepatuhan terhadap seluruh ketentuan dalam IFRS
dalam catatan atas laporan keuangan yaitu :
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,
laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-
pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsurunsur tersebut
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan
sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau
fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah
penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka
dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk
disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan
terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.
Frekuensi Pelaporan
Informasi Komparatif
Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan
periode sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan.
Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum
diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian,
perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna akan memperoleh
manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan
sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.
Konsistensi Penyajian