You are on page 1of 11

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

A. PENDAHULUAN
a. Pengertian IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International


Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional
Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar
akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan
(Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)

b. Struktur IFRS

International Financial Reporting Standards mencakup:

 International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah


tahun 2001
 International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun
2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) –
sebelum tahun 2001

c. Tujuan IFRS
1. Tujuan Perlunya Standar Akuntansi Internasional ialah :
2. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang
berkualitas di pasar modal internasional
3. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis.
5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

d. Manfaat IFRS
 Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi
M Kurniawan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh
manfaat sekaligus.
 Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
 Kedua, mengurangi biaya SAK.
 Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
 Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
 Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.
 Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan
dana melalui pasar modal.
 Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

A. DEFINITION OF TERM
Comprehensive income : perubahan dalam ekuitas( aktiva bersih) entitas
selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya selain
perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik (investment by owners dan distribution to owner). Dalam hal ini, semua
komponen laba rugi dan “other comprehensive income” disajikan dalam Laporan
Keuangan Komprehensive.

Direct Method : Metode pengurangan net cash yang disiapkan atau digunakan untuk
aktivitas operasi dari komponen utama pembayaran dan penerimaan kas operasi

Discontinued operation : IFRS 5 mendefinisikan dsicontinued operation sebagai


komponen dari entitas yang di ganti atau diklasifikasikan sebagai held for sale dan :
- Mewakili lini bisnis utama perusahaan yang terpisah atau area geografis
operasi

Expenses : Penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau penggantian aset atau terjadinya hutang sebagai akibat dari penurunan
ekuitas, selain itu berhubungan juga dengan pengeluaran untuk pemilik. Pengertian
expenses ini sudah cukup memasukkan losses dalam kategori normal expenses.
Berbeda dengan US GAAP, losses terjadi dari penurunan nilai ekuitas dari aktivitas
sampingan atau transaksi yang bersifat insidental.

Financing Asset : Transaksi atau kejadian lain yang menyebabkan perubahan ukuran
atau komposisi modal dan pinjaman entitas.

General purpose financial statement : Laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan pengguna yang tidak terlibat dalam penyusunan laporan keuangan untuk
memperoleh berbagai informasi yang mereka butuhkan.

Impracticable (tidak dapat dipraktekkan) : menerapkan suatu ketentuan dikatakan


impractibale ketika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan semua
usaha yang masuk akal.

Income : Kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus
masuk atau peningkatan aset yang dihasilkan dari kenaikan ekuitas, selain itu
berhubungan juga dengan kontribusi dari pemilik. IASB Framework mengklarifikasi
bahwa definisi income ini mencakup revenue and gain. Berbeda dengan US GAAP,
revenue dan gain terjadi dari penurunan nilai ekuitas dari aktivitas sampingan atau
transaksi yang bersifat insidental.

Investing Activities : akuisisi atau penggantian aset jangka panjang dan investasi
lainnya tidak termasuk setara kas (cash equivalent)

Material omission or misstatement : dapat terjadi secara individu atau kolektif,


mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh pengguna. Materialitas
tergantung pada luas dan sifat dari misstatement itu sendiri.
Net Assets :Total aset dikurangi total laibilitas.

Notes (catatan atas laporan keuangan) : Catatan atas laporan keuangan berisi
informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan
pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut
dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.

Operating Activities : Transaksi atau kejadian lain yang tidak diklasifikasikan sebagai
aktivitas investasi atau pendanaan.

Other Comprehensive Income : berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk


penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan
komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:
(a) perubahan dalam surplus revaluasi ( IAS 16 dan IAS 38)
(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui ( IAS
19)
(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing ( IAS 21)
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai ’tersedia untuk dijual’(IAS 39)
(e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas( IAS 39)

Profit or Loss : Total income dikurangi expenses, selain komponen other


comprehnsive income

Realization : proses konversi sumber nonkas menjadi uang, atau lebih tepatnya
penjualan aset untuk memperoleh kas atau klaim atas kas.
Reclasification adjustment : adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi
periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada
periode berjalan atau periode sebelumnya.

Statement of comprehensive Income : Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan


beban yang diakui dalam satu periode:
(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif,
(b) dalam bentuk dua laporan:
(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi
terpisah); dan
(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan
komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan
komprehensif).

Statement of changes in equity : menunjukkan komponen2 berikut :

1. Total comprehensive income dalam 1 periode (dilaporkan terpisah dari jumlah yang
diatribusikan ke perusahaan induk atau hak non pengendali)
2. Untuk setiap komponen dalam ekuitas, dampak dari restropective application or
restrokpektive restatement diakui berdasarkan IAS 8
3. Jumlah transaski yang berhubungan dengan kapasitasnya sebagainya pemilik,
ditampilkan terpisah ( contibution by or distribution to owners)
4. Rekonsiliasi untuk setiap komponen dalam ekuitas antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan.

B. CONCEPT, RULES, AND EXAMPLES

Laporan keuangan adalah komponen utama dari pelaporan keuangan. Framework IASB
menjelaskan tentang konsep dasar dalam pembuatan laporan keuangan. Framework ini
juga menjelaskan tujuan laporan keuangan, mengidentifikasi karakteristik kualitatif
laporan keuangan, mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan, dan mendefinijsikan
konsep – konsep dasar pengakuan dan pengukuran elemen dasar dalam laporan
keuangan.
C. IAS 1 PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT
Objective
Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan
umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan
laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur
laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

Scope
IAS 1 dapat diterapkan untuk semua entitas, baik entitas dengan Profit-Oriented
maupun not-for profit(nirlaba).
Untuk Entitas nirlaba, termasuk sektor publik dan privat dapat menerapkan standar ini
tetapi entitas terebut perlu untuk merubah deksripsi dari penggunaan item tertentu
dalam laporan keuangan. mengenai penerapan IAS 1 bagi entitas tanpa ekuitas
(misalnya reksa dana) dan entitas yang
modalnya bukan ekuitas (misalnya koperasi),

Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan
keuangan konsolidasian dan laporan keuangan terpisah. Pernyataan ini tidak
diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun sesuai
dengan IAS 34 Laporan Keuangan Interim.

Purpose of Financial Statements

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi:
(a) aset;

(b) laibilitas;

(c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan

kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik;dan

(f) arus kas.

Penyajian yang wajar dan kepatuhan terhadap IFRS

Mengacu pada IFRS, laporan keuangan harus disajikan dengan wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar berarti menyajikan
dengan jujur dampak dari transaksi, kejadian lain dan kondisi yang mengacu pada
definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang di atur
dalam kerangka kerja (framework)

Entitas menyajikan laporan keuangan mengacu kepada IFRS harus membuat catatan
secara secara eksplisit mengenai kepatuhan terhadap seluruh ketentuan dalam IFRS
dalam catatan atas laporan keuangan yaitu :

Going Concern ( Kelangsungan Usaha )

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang


kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun
laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen
bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak
mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain
melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai
adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang
dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian
tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan
dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa
entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi
kelangsungan usaha.

Accrual basis of Accounting ( Dasar akrual)

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,
laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-
pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsurunsur tersebut
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Materialitas dan agregasi

Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali
pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan
sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau
fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah
penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka
dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk
disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan
terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.

Offsetting (saling hapus)


Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan
dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan IFRS. Entitas melaporkan secara
terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam
laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba
rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan
baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun
untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan
substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi
penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan
penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.

Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)


setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari
periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan,
maka entitas mengungkapkan:
(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih anjang atau lebih pendek; dan
(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
Umumnya entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu
tahun. Namun, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk
melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu. Pernyataan ini tidak
menghalangi praktik seperti ini.

Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode


sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode
berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif
dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika
relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua
laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas
laporan keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan
keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas
menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis
laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi
keuangan pada:
(a) akhir periode berjalan,
(b) akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode
berjalan), dan
(c) permulaan dari periode komparasi terawal.

Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan
periode sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan.
Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum
diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian,
perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna akan memperoleh
manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan
sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.

Konsistensi Penyajian

Penyajian dan pengklasifikasian item item dalam laporan keuangan harus


konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. Perubahan penyajian dan
pengklasifikasian item-item dalam laporan keuangan dibutuhkan ketika setelah terjadi
perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan
keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan
lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi dalam IFRS dan ketika perubahan tersebut
diperkenankan IFRS

Komponen Laporan Keuangan

 Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode


 laporan laba rugi komprehensif selama periode
 laporan perubahan ekuitas selama periode;
 laporan arus kas selama periode;
 catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan
 kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
 laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan

You might also like