Professional Documents
Culture Documents
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAN PENGANGGARAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat 1
B. Hasil Belajar 1
C. Indikator Hasil Belajar 1
D. Pokok Bahasan 2
EVALUASI 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Pada dasarnya RPJMD menjawab 3 hal, yaitu (1) kemana daerah akan
diarahkan dan apa yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun, (2)
bagaimana proses pencapaian tersebut akan dilakukan, dan (3) langkah-
langkah strategis apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
B. Hasil Belajar
MODUL 1/URDI/ES 1
D. Pokok Bahasan
Pedoman
Pemerintah Pusat
Renstra Renja -
KL KL
Pedoman Diacu
Pedoman Dijabarkan
RPJP RPJM
RKP
Nasional Nasional
Diserasikan
melalui
Diacu Diperhatikan Musrenbang
Pemerintah Daerah
Pedoman Dijabarkan
RPJP RPJM RKP
Daerah Daerah Daerah
Pedoma Diacu
Pedoman
Renstra Renja -
SKPD SKPD
D. Lembaga Perencanaan
E. Proses Perencanaan1
1
Proses Perencanaan yang diutarakan disini adalah dikutip dari Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional , Bappenas, 2004, Jakarta. Hal 4:5.
Sementara itu, para profesional juga dapat menjadi sumber
pengidentifikasian kebutuhan masyarakat. Walau tidak mengalami sendiri,
berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, para profesional
dapat dengan baik mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat, termasuk permasalahan yang tidak disadari oleh masyarakat
itu sendiri. Hasil pengamatannya inilah yang menjadi titik tolak
perencanaannya. Penyusunan rencana yang demikian dinamakan proses
teknokratik. Rencana-rencana yang dihasilkan proses ini sering diberi label
“perspektif”, dan kalau itu untuk jangka menengah, maka dinamakan
“perspektif jangka menengah”.
Baik proses politik maupun proses teknokratik dipandu oleh visi jangka
panjang. Inilah yang menjamin adanya konsistensi antar rencana menengah
dalam perioda jangka panjang. Karena rencana yang dihasilkan proses
politik dan proses teknokratik dapat berbeda, oleh karenanya, keduanya
harus diserasikan dan diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat
dijalankan oleh para birokrat. Hasil penyerasian inilah yang akan menjadi
Agenda Nasional yang tertuang dalam RPJP dan RPJM.
3. Apa sebenarnya yang tidak jalan dengan baik dan benar dalam sistem
perencanaan pembangunan kita selama ini?
BAB III
“…suatu yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik),
swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda
untuk menghadapi saling ketergantungan aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi
dan aspek-aspek lingkungan lainnya dengan cara: (a) secara terus-menerus
menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah; (b)
merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah;
(c) Menyusun konsep strategi-strategi bagi pemecahan masalah (solusi),
dan (d) melaksanakannya dengan menggunakan sumber-sumber daya
masalah sehingga peluang-peluang baru untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan”.
2
Siklus Perencanaan Teoritis digambar oleh Ir. Son Diamar, M.Sc, Ph.D dalam kumpulan slide Percepatan
Pembangunan Daerah. Koleksi Pribadi, 2007.
MODUL 1/URDI/ES 14
kesepakatan tata nilai (nilai-nilai) yang dianut dilanjutkan dengan
pengenalan potensi dan masalah3, sebelum sampai pada tahap Perumusan
Rencana, maka dilakukan analisis sebab-akibat dan Prakiraan.
Pengenalan
Potens i
S ebab
Nilai Mas alah
Akibat
Nilai
Teori
Evaluas i
Ex -Pos t Analis is
Outputs
MONITORING Prakiraan
Outcomes
Perumus an
PELAKS ANAAN
Rancangan
Rencana Alternatif
Terpilih Evaluas i Rencana
Ex -Ante
3
Pengenalan potensi dan masalah sangat penting perannya untuk menemukan isu-isu strategis yang akan
menjadi dasar penentuan prioritas pembangunan. Pendekatan yang dapat digunakan dalam penilaian
terhadao potensi dan masalah adalah penstrukturan kebijakan (Policy Structured). Pembahasan
mendalam tentang Policy Structured dapat dilihat dalam Modul 2- Masalah dan Potensi Daerah.
Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Bappeda”. Pasal 33 ayat (2) dikatakan
bahwa ”Pimpinan Satuam Kerja Perangkat Daerah menyelenggarakan
perencanaan pembangunan Daerah sesuai dengan tugas dan
kewenangannya”. Pasal 33 ayat (4) menuliskan bahwa ”Gubernur
menyelenggarakan koodinasi, integrasi, songkronisasi, dan sinergi
perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota.
Saran,
Rumusan Hasil
Rancangan Tanggapan,
Kesepakatan &
Visi & Misi Rekomendasi Komitmen
Stakeholders
Rancangan Akhir
Predikisi Kondisi Rancangan RPJP RPJPD
Umum Daerah ---------------------- ---------------------- Penetapan
------------------------- Merumuskan Sosialisasi, Musrenbang • Visi Perda ttg
• Geomorfologi & LH Gambaran Awal Konsultasi Jangka • Misi RPJPD
• Ekonomi & SDA • Visi Publik, dan Panjang • Arah Pemba- ----------------
• Demografi • Misi Jaringasmara Daerah ngunan Perda Ttg
• Prasarana&Sarana • Arah Pemba- • Arah Umum RPJP Daerah
• Dll. ngunan • Fungsi /
Wilayah
Rancangan Arah
Pembangunan
-----------------------
Rencana Tata Ruang
Nasional /
Provinsi
RPJM Nas /
Evaluasi Perda
Prov
RPJMD
DPRD
Perda RPJMD
Setuju?
Visi, Misi,
DAERAH
KEPALA
Perkada
Program KD
Setuju? RPJMD
Terpilih
BAPPEDA
Musrenbang
Rancangan Rancangan Rancangan
Jangka
Awal RPJMD RPJMD Akhir RPJMD
Menengah
Daerah
SKPD
Rancangan
Memutakhirkan Renstra SKPD
Renstra
Renstra
Dibawah ini disajikan kerangka outline RPJMD dan isi RPJP Nasional dan
RPJM Daerah baik ditingkat nasional dan tingkat daerah seperti berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III VISI DAN MISI
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
- Arah Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah, serta
- Kebijakan Umum Anggaran
BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
- Menurut Urusan
- Program-program Pembangunan
- Kegiatan Kerangka Regulasi
- Kerangka Investasi Pemerintah dan Layanan Umum
- Yang dilengkapi dengan pendanaan dan sasaran yang
bersifat indikatif
BAB VIII PENUTUP
Sedangkan isi dari RPJM Daerah (dibandingkan dengan RPJM Nasional)
adalah sebagai berikut:
ISI RPJM
4
Tatacara Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tahun 2005 (Musrembang Tahun
2005) dapat dilihat pada Lampiran Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bepenas. Nomor: 0259/M.PPN/I/2005 dan 050/166/SJ.
Tanggal 20 Januari 2005.
Penyusunan rancangan RKPD dilakukan melalui proses pembahasan yang
terkoordinasi antara Bappeda dengan seluruh SKPD melalui Musrembang
di daerah masing-masing.
Arahan
1. Prioritas Pembangunan Daerah
Topdown 2. Rancangan Kerangka Ekonomi MakroDaerah
3. Rencana Kerja dan Pendanaan:
Program–program Disusun Menurut
– SKPD, Fungsi-subfungsi
– Lintas SKPD, SKPD Pelaksana
Dari – Kewilayahan,
SKPD
yang memuat kegiatan:
¾ Kerangka Regulasi
¾ Kerangka Anggaran
URUSAN
URUSAN WAJIB
PILIHAN
1. Pendidikan 13. Tenaga Kerja dan 1. Pertanian
Transmigrasi
2. Kesehatan 2. Kehutanan
14. Koperasi dan UKM
3. Pekerjaan Umum 3. Energi dan
15. Pananaman Modal Sumberdaya
4. Perumahan Rakyat
Mineral
16. Kebudayaan dan Pariwisata
5. Perencanaan
4. Kelautan dan
Pembangunan, Penataan 17. Pemuda dan Olah Raga
Perikanan
Ruang, & Statistik
18. Kesatuan Bangsa dan
5. Perdagangan
6. Perhubungan Politik Dalam Negeri
6. Perindustrian
7. Lingkungan Hidup 19. Pemerintahan Umum
8. Pertanahan 20. Kepegawaian
9. Kependudukan dan Catatan 21. Pemberdayaan Masyarakat
Sipil Desa
10. Pemberdaaan Perempuan 22. Kearsipan
11. KB dan Keluarga Sejahtera 23. Komunikasi dan
12. Sosial Informatika
G. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Penyusunan Perencanaan
5
Penjelasan lebih rinci tentang dilihat pada Lampiran Surat Edaran Bersama, Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri, Nomor: 0259/M.PPN/I/2005
dan 050/166/SJ, Prihal: TATA CARA PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
PEMBANGUNAN TAHUN 2005 (MUSRENBANG TAHUN 2005).
EVALUASI
Setelah meraih Kalpataru dan Adipura beberapa waktu lalu, kota Tarakan
kembali mendapatkan penghargaan tingkat nasional yakni penghargaan
“Penyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2005 Terbaik” kategori
kota.
Dari aspek lokasi yang berada di tengah-tengah kota yang dekat dengan
pusat perbelanjaan, pertokoan dan permukiman yang secara ekonomis
menghadapi tantangan konversi yang sangat kuat, penetapan kawasan
konservasi hutan mangrove ini sangat penting dalam mendukung kegiatan
ekotourisme, pendidikan dan penelitian serta perlindungan
keanekaragaman hayati yang cukup melimpah di lokasi tersebut.
Pada tahun 2006 upaya perluasan KKMB mula dilakukan oleh Pemerintah
Kota Tarakan dengan melakukan penanaman mangrove dan pembangunan
sarana pendukung secara bertahap pada lahan seluas 12 ha.
Untuk menjalankan program rumah aman bagi warga miskin di kota itu,
Walikota Pekalongan mengaku tidak bisa hanya mengandalkan dana
APBD. Bila hanya mengandalkan APBD, kota yang PAD-nya pada tahun
2006 senilai Rp 20 milyar itu, ia perkirakan baru bisa mewujudkan kota yang
bebas dari rumah tidak layak huni 21 tahun kemudian. Karena itulah
sebagai walikota, A.M. Basyir menempuh strategi “sapu lidi” guna
mendapatkan pendanaan di luar APBD.
Sementara untuk keluarga miskin yang tidak produktif diberikan dana dalam
bentuk bantuan hibah. Program untuk keluarga miskin produktif didanai dari
program rumah swadaya yang berasal dari Menpera. Sementara bantuan
hibah bagi keluarga miskin tak produktif didanai dari berbagai sumber:
APBD provinsi, APBD Kota Pekalongan, P2KP (DPU) dan KUBE (Depsos).
Dalam waktu empat bulan di tahun 2007, Pemkot Pekalongan berhasil
memugar 946 rumah dengan dana Rp2 milyar dan membangun 50 rumah
baru dengan dana Rp500 juta.
4. Wilayah Mamminasata
Masing-masing kelompok memilih satu topik kasus dari empat kasus tersebut di
atas, selanjutnya setelah memilih pemimpin kelompok diskusi dan seorang
notulen, para peserta mendiskusikan: