You are on page 1of 8

TUJUAN PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang bisa dikatakan sebagai kebutuhan dasar manusia
untuk didapatkan agar ia menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan yang diharapkan
oleh manusia. Sebelum mengadakan proses pendidikan, tentunya harus ada suatu
perancangan desain maupun bentuk pendidikan yang dapat membantu orang yang
dididik menjadi manusia. Dalam perancangan pendidikan ini, perancang pendidikan
harus mempunyai tujuan pendidikan yang jelas, sehingga segala sesuatunya pun bisa
dicapai dengan tingkat keberhasilan yang diharapkan. Perancangan tujuan
pendidikan ini harus sedikitnya difahami agar bisa diaplikasikan secara tepat dan
akurat.

Oleh karena itu, mari kita bahas apa sebenarnya tujuan pendidikan, bagaimana
proses perbaikan mutu pendidikan untuk menciptakan masyarakat madani dan
menggapai ridho Ilahi.

B. PEMBAHASAN

Tatkala orang mendesain pendidikan, maka ia harus memulainya dengan


merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan dasar pendidikan yang
menjadi pandangan hidup pendesain itu ia merumuskan tujuan pendidikan. Jadi,
tujuan pendidikan pada dasarkan ditentukan oleh pandangan hidup (way of life)
pendesain pendidikan itu. Pikiran inilah yang menyebabkan berbeda-bedanya desain
pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah hal pertama dan terpenting bila kita merancang, membuat
program serta mengevaluasi pendidikan. Program pendidikan 100% ditentukan oleh
rumusan tujuan. Mudahnya: mutu pendidikan akan segera terllihat pada rumusan
tujuan pendidikan.

Adapun dalam pembahasan ini, ada beberapa hal yang perlu kita ulas sebagaimana
Prof. Ahmad Tafsir uraikan, berikut pembahasannya:
A. Manusia Terbaik Sebagai Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan akan sama dengan gambaran manusia terbaik menurut orang
tertentu. Mungkin seseorang tidak dapat menggambarkan manusia terbaik
dengan kata-kata, meskipun demikian tetap saja ia menginginkan tujuan
pendidikan itu haruslah manusia terbaik. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan
manusia. Manusia menginginkan semua manusia, termasuk anak keturunannya,
menjadi manusia yang baik. Namun perbedaan muncul dalam peng-
karakteristikan manusia yang baik itu.

Kualitas orang baik seseorang ditentukan oleh pandangan hidupnya. Dari sinilah
timbul perbedaan-perbedaan tentang tujuan pendidikan. Contohnya ketika
merumuskan tujuan pendidikan negara, terjadilah pro-kontra antara orang yang
berpandangan hidupnya berupa agama, filsafat dan adat nenek moyang.
Penganut agama menginginkan tujuan pendidikan dirumuskan berdasarkan
agamanya, filsuf menginginkan tujuan pendidikan negara sesuai dengan ajaran
filsafatnya dan yang teguh memegang adat istiadat menginginkan tujuan
pendidikan negaranya merupakan pelestarian adat istiadat nenek moyangnya.

Namun untunglah karena setiap negara mempunyai filsafat negara. Maka sesuai
dengan filsafat negaranya itulah tujuan pendidikan dirumuskan. Hasil rumusan
ini akan lebih sempit dibandingkan tujuan pendidikan menurut orang pada
umumnya, karena pada tahap ini, karakteristik manusia baik telah tergambarkan
sebagai tujuan.

Tujuan pendidikan suatu negara merupakan hasil musyawarah para wakil rakyat.
Meski mereka mewakili, namun tidak serta merta tujuan pendidikan ini
disepakati oleh seluruh masyarakat. Dan rumusan tersebut juga belum tentu
sesuai dengan filsafat negaranya.

Perdebatan-perdebatan mungkin akan terjadi yang disebabkan ketidaksetujuan


seorang dan/atau golongan tertentu atas tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan oleh negaranya. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan suatu
negara bisa menjadi penyebab hancurnya suatu negara apabila pemerintah
memaksakan semua usaha pendidikan harus melaksakan pendidikan persis
seperti rumusan tujuan itu. Namun hal ini dapat dihindari jika negara
membolehkan usaha pendidikan menambah atau mengurangi tujuan itu, asal
dapat menjamin lulusannya menjadi warga negara yang baik. Kebijakan ini dapat
dilakukan dengan menerapkan otonomi di bidang pendidikan sekalipun
terbatas.

Kesimpulannya, dalam menghadapi perbedaan-perbedaan pendapat itu kita


harus mengambil sikap demokratis. Artinya, biarkan rumusan itu, dukung
pelaksanaan rumusan itu, demi beroperasinya negara, dengan syarat rumusan
itu tidak menyimpang jauh sehingga mengancam keberlangsungan negara itu,
atau dengan cara memberikan otonomi sekalipun tidak penuh.

B. Karakteristik Lulusan Yang Diharapkan

Sebagaimana dijelaskan di awal, bahwa tujuan manusia adalah manusia terbaik,


maka lulusan yang diharapkan juga adalah lulusan yang merupkan manusia
terbaik. Cirinya cukup dua saja yaitu (1) mampu hidup tenang dan (2) produktif
dalam dalam kehidupan bersama. Tetapi dua ciri itu masih terlalu umum
sehingga program pendidikan agak sulit didesain untuk mencapai dua tujuan itu.
Maka, kita perlu menjabarkan dua ciri tersebut, menjadi tiga saja sebagai
berikut:

1. Badan sehat. Sehat adalah tidak sakit, tegasnya tidak penyakitan. Ini
diperlukan agar tenang dan mampu roduktif. Kuat adalah kemampuan oto
dan non-otot dalam menyelesaikan pekerjaan. Ini penting agar dapat
berproduksi secara maksimal.
2. Otaknya cerdas dan pandai. Cerdas artinya pintar. Cirinya yang paling
mudah dikenali adalah bahwa ia mampu menyelesaikan masalah dengan
cepat dan tepat, jarang memerintah atau menyuruh orang lain.
Kemampuan ini dibawa sejak kecil. Ukuran standar yang biasanya
digunakan adalah IQ. IQ tidak dapat ditingkatkan malinkan dapat dilatih
agar aktual efektif. Tugas pendidik melatihnya. Adapun pandai adalah
banyak pengetahuan, hal inilah yang dapat ditingkatkan. IQ tinggi dengan
pengetahuan yang kurang seperti kekurangan onderdil.
3. Beriman kuat. Dengan keimanan yang kuat, seorang akan mampu hidup
tenang. Kerna buktinya bahwa banyak orang yang mempunyai IQ yang
tinggi dengan pengetahuan yang luas namun hidupnya tidak tenang. Hal ini
bisa disebabkan karena keimanan yang lemah. Maka dari itu pendidik harus
mampu memberikan stimulus kepada peserta didik agar senantiasa
meningkatkan iman.

Dari tiga karakteristik tersebut, dapat digambarkan lebih mendetail lagi menjadi
sembilan karakteristik terperinci, antara lain:

1. berdisiplin tinggi
Berdisiplin tinggi adalah sikap mental yang ditandai dengan adanya
konsistensi yang tinggi, rasa pengabdian yang tinggi terhadap pekerjaan dan
tugas-tugasnya, memiliki visi normatif yan terjabarkan pada visi strategik
yang berupa target-target dalam waktu tertentu untuk diwujudkan sehingga
memunculkan sifat dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya.
2. Jujur
Sifat ini merupakan salah satu turunan dari hati yanbg iman. Jujur baru akan
terwujud apabila ia telah mampu untuk jujur terhadap diri sendiri karena
jujur kepada orang lain belum tentu dikatakan jujur
3. Kreatif
Orang yang kreatif akan selalu merasa tidak puas dengan yang ada, ia akan
terus berfikir dan mengemmbangkan apa yang telah dihasilkannya, tidak
menyukai status quo, dan biasanya orang seperti inilah yang dapat bersaing.
4. Ulet
Simpelnya, orang ulet adalah orang yang tidak mudah putus asa, selalu
berusaha hingga kemampuan terakhir.
5. Berdaya saing tinggi
Bisa dikatakan berdaya saing tinggi di sini adalah sifat profesionalisme yang
tinggi, yang berarti pada aspek psikologis ia percaya diri dan pada aspek
kemampuan ia benar-benar mampu dan profesional.
6. Mampu hidup berdampingan dengan orang lain
Manusia merupakan makhluk sosial, dan sulit bagi manusia untuk hidup
sendiri. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari komunikasi karena
manusia selalu berada dalam suatu komunitas. Di samping itu, pada zaman
modern ini jarak bukanlah lagi menjadi penghalang untuk hidup
berdampingan. Dalam komunikasi satu dengan yang lainnya, manusia harus
mempunyai rasa toleransi yang tinggi untuk dapat meangsungkan suatu
komunikasi yang baik.
7. Demokratis
Sifat ini sangat erat hubungannya dengan sifat sebelumnya, yaitu toleransi
yang tinggi terhadap sesama. Karena apabila rasa toleransi kurang , maka
secara otomatis kedemokratisan dalam dirinya pun akan mulai hilang. Dan
hal demikian akan menyebabkan perpecahan yang sangat besar.
8. Menghargai waktu
Dalam islam, waktu sangatlah dihormati dalam arti mengerjakan sesuatu
harus tepat pada waktunya dan selalu mengisi waktu jangan dibiarkan berlalu
begitu saja tanpa menghasilkan sesuatu. Bagi orang yang beriman kuat,
pastilah mudah untuk menghargai waktu baik waktunya sendiri maupun
waktu orang lain. Penghargaan waktu ini tentunya berhubungan dengan
ketertiban diri yang tercermin dalam sifat disiplin yang tinggi.
9. berkemampuan pengendalian tinggi.

Nah, itu inti tujuan pendidikan menurut Prof, Ahmad Tafsir, sedangkan menurut
UNESCO menyatakan bahwa ada empat poin tujuan pendidikan, antara lain
learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.
Dari keempat poin tersebut, kita dapat pelajari bahwa setidaknya ada empat
potensi yang harus dicapai dari hasil pendidikan seseorang, yaitu aspek kognitif,
psikomotor, afektif dan sosial.
Dalam Undang-Undang no. 20 tahun 2003, setidaknya ada 10 hal yang menjadi
tujuan pendidikan Indonesia, antara lain; 1. Pengembangan iman dan taqwa; 2.
Pengembangan akhlaq mulia; 3. Pengembangan potensi, kecerdasan dan minat;
4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan; 5. Tuntutan pembangunan daerah
dan nasional; 6. Tuntutan dunia kerja; 7. Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni; 8. Agama; 9. Dinamika perkembangan global; 10. Persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
C. Masyarakat Madani

Secara umum tujuan pendidikan adalah manusia yang baik. Secara umum pula
diketahui bahwa bila setiap orang sudah menjadi orang yang baik maka
masyarakat ankan menjadi masyarakat yang baik. Salah satu contoh masyarakat
yang baik adalah masyarakat kota Madinah pada zaman Nabi Muhammad SAW.

1. Pengertian Masyarakat Madani


Mungkin akan lebih mudah difahami bila kita menengok istilah itu dari segi
kata (epstimologi). Kata madani seakar dengan kata madinah dalam bahasa
arab yang berarti kota. Jadi masyarakat madani adalah masyarakat kota. Kata
tersebut akan lebih mudah difahami bila kita dilawankan dengan masyarakat
rimba.
Pada masyarakat rimba berlaku hukum rimba, pada masyarakat kota
seharusnya berlaku hukum kota. Pada segi ini dapat diartikan bahwa
masyarakat madani ialah masyarakat yang punya hukum dan anggota
masyarakatnya taat hukum.
2. Masyarakat Madinah pada Masa Rasul
Pada saat sebelum Rasul masuk ke kota Madinah, masyarakat madinah selalu
berseteru antar kabilah sehingga menimbulkan banyak peperangan. Dengan
kedatangan Rasulullah ke kota tersebut, kehidupan di sana berangsur-angsur
membaik.
Tindakan pertama Rasul saat ke Madinah ialah mempersaudarakan dua
kelompok besar, kemudia mengeratkan persaudaraan diantara kabilah yang
ada dan selanjutnya menerapkan hukum yang diajarkan Allah secara lebih
luas. Dan hukum yang diterapkan ini dapat disebut sebagai hukum kota.
3. Unsur-Unsur Utama Masyarakat Madani
Dari uraian tadi, ada tiga aspek yang harus dimiliki untuk menjadi masyarakat
madani, yaitu adanya huku yang mengatur kehidupan masyarakat manusia
sesuai dengan kemanusiaannya, hukum itu ditaati dan ada penegak hukum.
4. Langkah Mewujudkan Masyarakt Madani
Langkah untuk menciptakan masyarkat madani setidakya ada tiga langkah
utama, antara lain:
a. Membuat hukum yang manusiawi. Hukum yang manusiawi adalah hukum
yang sesuai dengan hakikat manusia. kebutuhan yang paling mendasar
dalam hubungan masyarakat adalah keadilan.
b. Menciptakan masyarakat yang taat hukum.
Adapun cara yang paling tepat untuk menciptakan masyarakat yang taat
hukum adalah melalui pendidikan.
c. Adanya penegak hukum. Penegak hukum tidak usah semuanya ahli
hukum, yang penting adalah mampu menegakkan hukum.

C. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah bahwa tujuan pendidikan itu
merupakan hal yang paling mendasar yang harus ada dalam merancang suatu sistem
pendidikan dan tergantung dari perancang pendidikan tersebut. Namun secara umum
dapat diwakili bahwa tujuan pendidikan adalah membantu manusia menjadi manusia
terbaik. Itupula yang menjadi tujuan pendidikan islam.
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya

Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di download


dari docstoc tanggal 12 Desember 2010.

You might also like