You are on page 1of 9

MAKALAH STRATEGI PEMASARAN GLOBAL

I. PENDAHULUAN

Pemasaran dapat dikatakan merupakan proses penyusunan hubungan terpadu yang memiliki
tujuan memberikan informasi mengenai produk (barang dan jasa) yang berkaitan dengan
kepuasan atas kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran berawal dari sebagian atau
keseluruhan kebutuhan manusia yang kemudian berkembang menjadi keinginan manusia untuk
mendapatkan nilai lebih. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran.

ACFTA adalah regionalisasi perdagangan bebas antara negara China dan ASEAN. Latar
belakang munculnya gagasan tersebut adalah menanggulangi pergeseran keseimbangan kekuatan
ekonomi yang mulai bergerak ke arah negara-negara timur tengah saat ini. Sehingga perlu
adanya usaha untuk membentuk suatu integrasi perekonomian di negara ASEAN dan China.

Kekhawatiran terbesar pedagang di Indonesia adalah produk-produk luar negeri


khususnya produk China dapat membanjiri pasar Indonesia. Dalam jangka pendek, produk-
produk luar negeri ini kelihatannya menguntungkan bagi masyarakat Indonesia, mengingat
masyarakat mampu memiliki barang-barang dengan harga murah. Namun dalam jangka panjang,
produk-produk ini akan mengancam produksi dalam negeri. Produsen tidak mampu
mengimbangi harga yang ditawarkan oleh China sehingga kemungkinan pelaku bisnis Indonesia
akan beralih dengan menjual produk-produk dari China.( http://google.com/TataniagaACFTA,
diakses 20 juli 20101).
Dimulai pada awal era 1980-an RRC mengalami tidak kurang daripada keajaiban
ekonomi. Saat ini RRC merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia;
Dengan GDP sebesar US$ 8,158 trilyun pada 2005, GDP sebesar kurang lebih US$ 1.703
perkapita pada 2005, dan pertumbuhan ekonomi 9,2% setiap tahunnya. Aspek terpenting dari
fenomena ini adalah sebuah sistem terbarunya yang sangat unik. Sistem itu bukan jiplakan dari
sistem ekonomi yang pernah ada, melainkan sesuai dengan citarasa Cina yang khas (Prof.
Michael Hough, 1995).(http://scrib.com/ budaya bisnis RRC pada era globalisasi)
Pada saat ini china yang memiliki semboyan Zhi fu shi guangrong yang artinya jangan
malu menjadi kaya, kejarlah kekayaan dan pamerkan kekayaan itu menyebabkan bangsa China
mengalami perubahan paradigma yang sangat besar dalam menilai bisnis. Sebuah kalimat yang
membakar semangat beriwausaha dan dan terbukti memang mempunyai daya magis luar biasa
dimasyarakat China. (Swa, 17 Februari-2 maret.2005)
Dari fenomena diataslah penulis ingin mengkaji tentang “Strategi Global : Gelombang
Bisnis Dari China”. Bagaimanakah overview bisnis di china, bagaimana prakteknya, apakah
yang menjadi kekuatan dari strategi bisnis global yang dilakukan oleh negara China. Bagaimana
seharusnya perusahaan – perusahaan lain dinegara diluar China khususnya di Indonesia
menghadapi gelombang bisnis dan produk China tersebut.

II. Zaman baru Negeri Tirai Bambu


Sebagai bangsa yang menganut paham sosialis dan komunis, bangsa china lebih meng-
inginkan masyarakat proletariat (buruh) yang hidup pada taraf sosial ekonomi yang sama rata
sama rasa, bukan kaum borjuis atau pengusaha yang kaya raya. Namun sekarang China
memasuki jaman baru, dimana pemerintahnya begitu mendorong munculnya investasi dan bisnis
dalam intensitas yang luar biasa. Hasilnya seperti sekarang yang bisa dilihat China sangat
menggemparkan dunia. Pemerintah amerika Serikat dan uni eropa berteriak keras menyorot
China, lantaran indistri mereka kalah kompetitif dan investasi tersedot ke China.
Produk China menyebar ke seluruh dunia. Mulai dari produk makanan, minuman, mainan
anak-anak, hingga elektronik, dan bahkan sepeda motor. Negara china bahkan tidak hanya jago
memproduksi barang dan memasarkannya, melainkan juga dengan infrastruktur produksi yang
kompetitif. Itulah yang menyebabkan banyak perusahaan yang memilih mengalihdayakan
produksinya di negara China. Pemerinta China sangat memberikan kemudahan pada perusahaan
atau investor yang ingin berinvestasi kenegaranya. Ada willingness dari pemerintah dalam
memberikan kemudahan berinvestasi di China, dan diimplementasikan secara jelas dalam
praktis. Beberapa kemudahan itu seperti :
1. Pemerintah china memeberlakukan tax holiday, atau keringanan pajak
penghasilan (PPh) untuk perusahaan sekitar separuh tarif 24%.
2. Suku bunga pinjamannya sangat rendah hanya 3-5%.
3. Proses perizinan yang sangat mudah dan hanya butuh waktu satu minggu saja.
4. Pengusaha dibebaskan dari pembayaran pajak saelama 5 tahun.
5. para investor yang dating akan dijamu oleh pejabat setempat meskipun itu harus
menghabiskan tidak sedikit dana.
dan masih banyak kemudahan-kemudahan lain yang dianggap investor sangat memudahkan dan
membantu meringankan investor.

III. Daya Tarik / Kekuatan Bisnis Di Negara China


China sangat mewarkan begitu banyak hal yang cukup menggiurkan bagi para investor-
investor perusahaan besar maupun kecil. kelebihan –kelebihan yang jarang ditemui di negara lain
bisa kita temukan dalam praktek bisnis di China.
a) Birokrasi pemerintah
Untuk perlakuan pemerintah kepada investor dan birokrasinya, Pemerintah China
memepermudah sekali perizinan yang ada. Begitu welcomenya pemerintah China menyambut
investor sampai ada pemerintah setempat yang mengeluarkan peraturan daerah supaya bisa
mengakomodasi kebiasaan para investor. Pengusaha juga dibebaskan dari pajak selama 5 tahun.
Negara China juga sangat menarik karena dukungan permodalan. Perbankan yang sangat
gampang dalam mengucurkan dana untuk investasi, dan memberikan bunga yang rendah dan
tingkat inflasi yang rendah dan stabil sehingga mempermudah pengusaha menawarkan ke pasar.
b) Sumber daya manusia
Untuk sumberdaya manusia dalam hal ini pekerja, di China tercatat jumlah penduduknya
yang mencapai 1,8 milyar juta jiwa (antara news.com,diakses 2 juli 2010). Pekerja di China
memiliki produktifitas yang sangat tinggi. Mereka mampu bekerja sampai mencapai 12 jam
sehari dengan selingan istirahat selama dua jam. Perusahaan disana juga umumnya menyediakan
fasilitas mes, sehingga pekerja dapat mengerjakan sesuai denga target volume setiap hari.
Adakalanya para pekerja di sana juga mampu bekerja overtime, produktivitas pekerja yang
sangat tinggi tersebut tidak dibatasi oleh pemerintah China, bahkan sampai 40 jam kerja. Libur
yang diberlakukan hanya dua hari setiap bulannya.
Untuk upah, pekerja disana diupah perproduk yang dibuat, sehingga mereka terpacu untuk
bekerja terus. Ketika musim dinginpun etos kerja para pekerja china sangat tinggi, meskipun saat
musim dingin suhunya mencapai 5 derajat celcius, tidak pernah ditemui pekerja yang mogok
kerja. Saat musim panas pun seperti itu, mereka tidak banyak tuntutan untuk meminta
perusahaan menyediakan pendingin untuk ruangan kerja mereka.
Dan yang terakhir dengan jumlah yang mencapai 1,8 milyar tadi menurut pengusaha
dianggap sebagai potensi pasar yang cukup menarik.
c) Transportasi dan bahan baku yang mudah dan murah
Tidak sedikit perusahaan besar yang ada di indonesia mengalihdayakan produksinya dengan
alasan bahan bakunya yang murah, dan mudah didapat. Menurut salah satu pengusaha yang
mengalihdayakan produksinya mengungkapkan bahwa china menawarkan cost yang jauh lebih
rendah untuk produksinya, harga yang murah dan proses produksi yang sangat cepat.
Untuk transportasinya dinilai cukup baik, salah satu contohnya pelabuhan layanannya cukup
baik meskipun tidak secepat yang ada di Singapura. Ditambah lagi sarana transportasi seperti
kontainer atau alat angkut lain mudah didapatkan dan tidak ada pungutan-pungutan liar.

IV. Praktek Bisnis Perusahaan Indonesia Yang Bekerjasama Dengan Perusahaan China
Tidak sedikit perusahaan besar di indonesia yang melakukan kerjasama bisnis dengan
negara China. Ada beberapa tipe dalam praktek yang dilakukan pengusaha dalam kerjasama
bisnis dengan perusahaan china:
a) Trader (pedagang)
Tipe ini pengusaha hanya membeli atau impor produk barang tampa memperdulikan merek
apa pun dan menjual putus di Indonesia. Meskipun ini merupakan tipologi yang paling
klasik, namun kontribusnya cukup besar dan pemainnya cukup banyak. Contohnya impor
peralatan makan, pecah belah, peralatan dapur, perkakas, perabotan rumah tangga, alat tulis,
bahan bangunan, berbagai jenis mainan anak-anak, dan masih banyak lagi.
b) Private Label
Untuk tipe ini pengusaha mengimpor barang dari China dan memasarkan di Indonesia
dengan mereknya sendiri. Pengusaha jenis ini biasanya sudah punya basis pemasaran kuat
dalam negeri, tak hanya jual putus. Mereka juga membangun merek dan bersaing dari aspek
distribusi. Beberapa merek yang sudah dikenal oleh pasar di Indonesia seperti Sanken dan
Marta Tilaar dan mustika ratu untuk produk kosmetik juga menerapkan pola ini.
c) Investor
Tipe ini dilakukan oleh pengusaha yang berskala besar . Untuk tipe ini pengusaha
membangun manufacturing (pabrik) di sana dan mengekspor sebagian hasil produksinya ke
Indonesia, sementara sebagian lagi untuk memasok pasar local China dan Negara-negara
lain.
d) China sebagai pemasok bahan baku
Pengusaha dengan tipe ini memanfaatkan China sebagai sumber pasokan produk yang
mereka jual. Ada juga yang melalui cara semi knocked-down, yakni hanya memproduksi
sebagian yang dilakukan di china dan sisanya masih diproduksi di Indonesia. Ada juga yang
menjadikan china sebagai pemasok komponen beberapa produksinya, dan tipe ini jumlahnya
juga semakin banyak.
V. Beberapa kekurangan berbisnis di Cina
Meskipun bernisnis di Cina banyak kelebihan,namun ada juga beberapa kekurangan yang
bisa kita temui disana. Meskipun jika seorang pengusaha mengalihdayakan produksinya dengan
alasan cost yang lebih murah, namun pengusaha tersebut harus lebih berhati-hati dengan mitra
alihdayanya tersebut. Banyak kasus dalam kualitas produk terjadi. Orang cina cenderung
menganggap remeh tentang kualitas produk dan tidak ada bagian khusus Quality control disana.
Mereka hanya cenderung mementingkan kuantitas daripada kualitas. Produk reject dari suatu
perusahaan bisa mencapai 30% setelah pengiriman kedua. Mereka tidak konsisten dengan
kualitas. Image produk cina yang diidentikkan dengan produk kualitas rendah disamping
harganya yang murah sudah sangat melekat di benak konsumen, sebagian orang berpendapat
bahwa “biaya yang rendah tidak bisa berbandding lurus dengan kualitas”.
VI. Langkah yang harus diambil perusahaan di Indonesia dalam menghadapi gelombang
bisnis di Indonesia.
Dengan semakin terbukanya iklim bisnis secara global maka semakin mudah para investor
dari seluruh penjuru dunia yang ingin menginvestasikan modal mereka ke sebuah negara yang
bisa diajak kerjasama bisnis dan semakin menguntungkan mereka. China merupakan salah satu
negara yang dinilai para investor bisa memperkecil cost manufacturing mereka dan tentu saja
berimbas pada keuntungan bagi perusahaannya. Bagaimana negara kita maupun negara-negara
lain bisa menghadapi gelombang bisnis dan produk china yang semakin besar ini.
Kita juga sebagai bangsa indonesia juga mampu untuk bisa menyaingi China yang dinilai
memiliki kelebihan-kelebihan dan daya tarik sehingga banyak investor menanamkan modal
mereka disana. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
a) Birokrasi pemerintah
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan haruslah mengadopsi sistem kebijakan Cina dalam
hal perijinan bisnis. Mau tidak mau semakin terbukanya pemasaran global harus membuat
kita siap untuk bersaing, dan pemeintah harus cepat tanggap akan hal tersebut. Kemudahan-
kemudahan dalam penanaman bisnis haruslah ditambah, agar para investor semakin tertarik
uuntuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Sistem birokrasi kita yang ruwet dan lama
juga merupakan salah satu alasan para investor enggan untuk menanamkan modalnya.
b) Sumber daya manusia
Untuk faktor sumber daya, menurut saya kita juga tidak kalah trampil dengan pekerja
disana. Kita harus mampu menyaingi produktivitas pekerja di cina. Untuk kualitas
handmade produk indonesia mempunyai image lebih baik daripada produk buatan cina. Kita
harus mampu untuk konsisten, punya kualitas kerja luar bisa, dan tahan dengan tuntutan
kerja yang tinggi dan tepat waktu untuk bisa berhasil dalam bisnis.
c) Transportasi
Tarif transportasi di Indonesia yang cenderung lebih mahal daripada di cina juga merupakan
salah satu kendala. semacam tarif pelabuhan di cina di kenakan biaya 50$ sedangkan di
Indonesia empat kali lipatnya yaitu 200$. Tari transportasi dari cina ke dubai hanya
US$1000 sedangkan untuk jarak yang sama dari indonesia harus membayar US$1500.
Selain itu bunga pinjaman yang tinggi juga membuat enggan investor untuk
menginvestasikan modalnya disini. Restitusi pajak yang terkadang membuat pengusaha
kehilangan haknya.

Kesimpulan:
Banyak sekali sistem-sistem bisnis di Cina yang dapat kita adobsi dan dikembangkan
untuk sistem bisnis dinegara kita. Namun hal tersebut juga harus didukung penuh oleh kebijakan
dari pemerintah. Mau tidak mau kita harus sadar bahwa di era globalisasi ini kita harus siap
bersaing secara penuh melawan gelombang bisnis dari manapun khususnya cina. Dengan iklim
bisnis yang kondusif, dukungan penuh dari pemerintah, sumber daya manusia yang kompeten
dan produktif, produk yang berkualitas dan mampu bersaing, konsistensi kualitas, inovasi-
inovasi produk dan ketepatan waktu, maka kita yakin bisa bersaing dengan negara cina.
TUGAS
MAKALAH STRATEGI GLOBAL
“GELOMBANG BISNIS DARI CINA”

OLEH :
INTAN RAHMAH ARIANI

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2010

You might also like