Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Pemasaran dapat dikatakan merupakan proses penyusunan hubungan terpadu yang memiliki
tujuan memberikan informasi mengenai produk (barang dan jasa) yang berkaitan dengan
kepuasan atas kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran berawal dari sebagian atau
keseluruhan kebutuhan manusia yang kemudian berkembang menjadi keinginan manusia untuk
mendapatkan nilai lebih. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran.
ACFTA adalah regionalisasi perdagangan bebas antara negara China dan ASEAN. Latar
belakang munculnya gagasan tersebut adalah menanggulangi pergeseran keseimbangan kekuatan
ekonomi yang mulai bergerak ke arah negara-negara timur tengah saat ini. Sehingga perlu
adanya usaha untuk membentuk suatu integrasi perekonomian di negara ASEAN dan China.
IV. Praktek Bisnis Perusahaan Indonesia Yang Bekerjasama Dengan Perusahaan China
Tidak sedikit perusahaan besar di indonesia yang melakukan kerjasama bisnis dengan
negara China. Ada beberapa tipe dalam praktek yang dilakukan pengusaha dalam kerjasama
bisnis dengan perusahaan china:
a) Trader (pedagang)
Tipe ini pengusaha hanya membeli atau impor produk barang tampa memperdulikan merek
apa pun dan menjual putus di Indonesia. Meskipun ini merupakan tipologi yang paling
klasik, namun kontribusnya cukup besar dan pemainnya cukup banyak. Contohnya impor
peralatan makan, pecah belah, peralatan dapur, perkakas, perabotan rumah tangga, alat tulis,
bahan bangunan, berbagai jenis mainan anak-anak, dan masih banyak lagi.
b) Private Label
Untuk tipe ini pengusaha mengimpor barang dari China dan memasarkan di Indonesia
dengan mereknya sendiri. Pengusaha jenis ini biasanya sudah punya basis pemasaran kuat
dalam negeri, tak hanya jual putus. Mereka juga membangun merek dan bersaing dari aspek
distribusi. Beberapa merek yang sudah dikenal oleh pasar di Indonesia seperti Sanken dan
Marta Tilaar dan mustika ratu untuk produk kosmetik juga menerapkan pola ini.
c) Investor
Tipe ini dilakukan oleh pengusaha yang berskala besar . Untuk tipe ini pengusaha
membangun manufacturing (pabrik) di sana dan mengekspor sebagian hasil produksinya ke
Indonesia, sementara sebagian lagi untuk memasok pasar local China dan Negara-negara
lain.
d) China sebagai pemasok bahan baku
Pengusaha dengan tipe ini memanfaatkan China sebagai sumber pasokan produk yang
mereka jual. Ada juga yang melalui cara semi knocked-down, yakni hanya memproduksi
sebagian yang dilakukan di china dan sisanya masih diproduksi di Indonesia. Ada juga yang
menjadikan china sebagai pemasok komponen beberapa produksinya, dan tipe ini jumlahnya
juga semakin banyak.
V. Beberapa kekurangan berbisnis di Cina
Meskipun bernisnis di Cina banyak kelebihan,namun ada juga beberapa kekurangan yang
bisa kita temui disana. Meskipun jika seorang pengusaha mengalihdayakan produksinya dengan
alasan cost yang lebih murah, namun pengusaha tersebut harus lebih berhati-hati dengan mitra
alihdayanya tersebut. Banyak kasus dalam kualitas produk terjadi. Orang cina cenderung
menganggap remeh tentang kualitas produk dan tidak ada bagian khusus Quality control disana.
Mereka hanya cenderung mementingkan kuantitas daripada kualitas. Produk reject dari suatu
perusahaan bisa mencapai 30% setelah pengiriman kedua. Mereka tidak konsisten dengan
kualitas. Image produk cina yang diidentikkan dengan produk kualitas rendah disamping
harganya yang murah sudah sangat melekat di benak konsumen, sebagian orang berpendapat
bahwa “biaya yang rendah tidak bisa berbandding lurus dengan kualitas”.
VI. Langkah yang harus diambil perusahaan di Indonesia dalam menghadapi gelombang
bisnis di Indonesia.
Dengan semakin terbukanya iklim bisnis secara global maka semakin mudah para investor
dari seluruh penjuru dunia yang ingin menginvestasikan modal mereka ke sebuah negara yang
bisa diajak kerjasama bisnis dan semakin menguntungkan mereka. China merupakan salah satu
negara yang dinilai para investor bisa memperkecil cost manufacturing mereka dan tentu saja
berimbas pada keuntungan bagi perusahaannya. Bagaimana negara kita maupun negara-negara
lain bisa menghadapi gelombang bisnis dan produk china yang semakin besar ini.
Kita juga sebagai bangsa indonesia juga mampu untuk bisa menyaingi China yang dinilai
memiliki kelebihan-kelebihan dan daya tarik sehingga banyak investor menanamkan modal
mereka disana. Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
a) Birokrasi pemerintah
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan haruslah mengadopsi sistem kebijakan Cina dalam
hal perijinan bisnis. Mau tidak mau semakin terbukanya pemasaran global harus membuat
kita siap untuk bersaing, dan pemeintah harus cepat tanggap akan hal tersebut. Kemudahan-
kemudahan dalam penanaman bisnis haruslah ditambah, agar para investor semakin tertarik
uuntuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Sistem birokrasi kita yang ruwet dan lama
juga merupakan salah satu alasan para investor enggan untuk menanamkan modalnya.
b) Sumber daya manusia
Untuk faktor sumber daya, menurut saya kita juga tidak kalah trampil dengan pekerja
disana. Kita harus mampu menyaingi produktivitas pekerja di cina. Untuk kualitas
handmade produk indonesia mempunyai image lebih baik daripada produk buatan cina. Kita
harus mampu untuk konsisten, punya kualitas kerja luar bisa, dan tahan dengan tuntutan
kerja yang tinggi dan tepat waktu untuk bisa berhasil dalam bisnis.
c) Transportasi
Tarif transportasi di Indonesia yang cenderung lebih mahal daripada di cina juga merupakan
salah satu kendala. semacam tarif pelabuhan di cina di kenakan biaya 50$ sedangkan di
Indonesia empat kali lipatnya yaitu 200$. Tari transportasi dari cina ke dubai hanya
US$1000 sedangkan untuk jarak yang sama dari indonesia harus membayar US$1500.
Selain itu bunga pinjaman yang tinggi juga membuat enggan investor untuk
menginvestasikan modalnya disini. Restitusi pajak yang terkadang membuat pengusaha
kehilangan haknya.
Kesimpulan:
Banyak sekali sistem-sistem bisnis di Cina yang dapat kita adobsi dan dikembangkan
untuk sistem bisnis dinegara kita. Namun hal tersebut juga harus didukung penuh oleh kebijakan
dari pemerintah. Mau tidak mau kita harus sadar bahwa di era globalisasi ini kita harus siap
bersaing secara penuh melawan gelombang bisnis dari manapun khususnya cina. Dengan iklim
bisnis yang kondusif, dukungan penuh dari pemerintah, sumber daya manusia yang kompeten
dan produktif, produk yang berkualitas dan mampu bersaing, konsistensi kualitas, inovasi-
inovasi produk dan ketepatan waktu, maka kita yakin bisa bersaing dengan negara cina.
TUGAS
MAKALAH STRATEGI GLOBAL
“GELOMBANG BISNIS DARI CINA”
OLEH :
INTAN RAHMAH ARIANI
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2010