You are on page 1of 11

MAKALAH FONOLOGI

DISTRIBUSI FONEM BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

1. MOH. NUR KHAFIT (09111901) 8. HUSNUL KHOTIMAH (09111873)


( 09111901 ) 9. DINI PURWANTI (09111855)
2. M. AMIRUL R. (09111893) 10. ENY NUR LAILI (09111860)
3. ABDUL FAKIH (09111820) 11. NING AYU APRIATI (09111908)
4. CINTA LEO MAYANG P. (09111849) 12. ESTI SUSILONINGSIH (09111864)
( 09111849 ) 13. RENI PUJI RAHAYU (09111921)
5. KHABIBURROHMAN (09111882) 14.
6. LAILATUL MAR’AH (09111888) 15
7. INDASAH (09111879)

IKIP PGRI BOJONEGORO


Kampus Jl. Panglima Polim 46 Telp. (0353) 881046 Bojonegoro
KATA PENGANTAR

Sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami, karena hanya atas


limpahan kasih dan rahmat Allah SWT penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul DISTRIBUSI FONEM BAHASA INDONESIA sebagai acuan pembelajaran
mata kuliah Bahasa Arab.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa ibarat tak ada gading yang tak retak,
tentulah makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang
membangun dan mengarah pada perbaikan makalah ini sangatlah penyusun harapkan.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan


pembaca dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Bojonegoro, 24 Januari 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian distribusi fonem .................................................................... 2
2.2 Macam – macam distribusi fonem ........................................................... 2
2.2.1 Fonem vocal …………………………………………………… 2
2.2.2 Fonem diftong …………………………………………………… 2
2.2.3 Fonem konsonan …………………………………………………... 3
2.2.4 Gugus konsonan .………………………………………………….. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 7
3.2 Saran ........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan berbahasa manusia selain secara lisan juga melalui tulisan. Bunyi bahasa
yang semula terwujud dalam bentuk bunyi atau suara dalam bahasa tulis, bunyi-bunyi
tersebut akan terwujud dalam bentuk lambang bunyi yang disebut dengan huruf. Dalam
hal itu harus disadari bahwa huruf sebagai wakil dari bunyi atau sebagai lambang bunyi
tidak akan mampu mewakili secara lengkap dan sempurna.
Sebenarnya kita merasakan perbedaan dalam bunyi bahasa, namun kita pun tahu bahwa
perbedaan itu tidak penting secara tidak sadar sebenarnya bunyi yang banyak dan
berbeda-beda itu telah kita kelompokkan dalam suatu satu kesatuan dalam bunyi yang
penting untuk menandai perbedaan-perbedaan arti itu. Selanjutnya, kesatuan bunyi itu
kita sebut fonem, atau dengan kata lain fonem adalah kesatuan bunyi terkecil yang
membedakan arti.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang muncul adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan distribusi fonem?
b. Apa sajakah yang termasuk distribusi fonem?

1.3 Tujuan
Dari masalah diatas tujuan dari tulisan ini adalah untuk memperdalam
pengetahuan mengenai distribusi fonem Bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan diatas, manfaat penulisan
makalah ini adalah agar pembaca, khususnya mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami tentang distribusi fonem bahasa Indonesia dan lebih mendalami tentang ilmu
fonologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Distribusi Fonem


Distribusi fonem adalah letak atau beradanya sebuah fonem didalam satu satuan
ujaran, yang kita sebut sebuah kata atau morfem. Secara umum fonem dapat berada pada
awal kata, tengah kata, maupun akhir kata. Secara khusus satu per satu, ada fonem yang
dapat berada pada ketiga posisi itu, tetapi ada pula yang tidak dapat. Hanya berada pada
posisi awal saja, atau posisi akhir saja. Fonem vokal memang selalu dapat menduduki
posisi pada semua tempat, berkenaan dengan posisinya sebagai puncak kenyaringan pada
setiap silabel. Sedangkan fonem konsonan titidak selalu demikian : mungkin dapat
menduduki awal dan akhir, tetapi mungkin juga hanya menduduki posisi pada awal.
2.2 Macam Distribusi Fonem
2.2.1 Fonem Vokal
1. Vokal /a/, dapat menduduki semua posisi
Contoh : ambil, taat, dan harga.
2. Vokal /i/, dapat menduduki semua posisi
Contoh : indah, amin, dan tani.
3. Vokal /e/, dapat menduduki semua posisi
Contoh : enak, karet, dan sate.
4. Vokal /ə/, dapat menduduki

Contoh : [əmas],[ləmbut], dan [kodə].


5. Vokal /u/, dapat menduduki semua posisi
Contoh : udan, sambut, dan lagu.
6. Vokal /o/, dapat menduduki semua posisi
Contoh : oleh, belok, bakso.
2.2.2 Fonem Diftong
1. Diftong /aw/ dapat menduduki posisi awal dan posisi akhir, seperti tamapak pada
contoh : aula (awla) dan pulau (pulaw).Tidak dapatmenduduki posisi tengah.
2. diftong /ay/ hanya menduduki posisi akhir, seperti pada kata (pantay) dan
(landay). Tidak dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah.
3. Diftong /oy/ hanya menduduki posisi akhir, seperti tampak pada kata (s əkoy) dan
(amboy). Tidak menduduki posisi awal dan posisi tengah.
4. Diftong /əy/ juga hanya menduduki posisi akhir, seperti tampak pada contoh:

(survəy). Tidak dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah.

2.2.3 Fonem konsonan


1. Konsonan /b/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir seperti
tampak pada kata bambu, timbul, dan sebab. Namun pada posisi akhir sebagai koda
posisinya mendua, maksudnya dapat sebagai fonem /b/. dan dapat pula sebagai fonem
/p/. Di sini, fonem /b/ itu kehilangan kontrasnya dengan fonem /p/. fonem yang
seperti ini lazim di sebut dengan nama arkifonem. Keduanya, /b/ ( keterangan:
arkifonem dilambangkan dengan huruf capital).
2. konsonan /p/ dapat menduduki semua posisi: awal, tengah, dan akhir, seperti
tampak pada contoh: pikat, lipat, dan tutup.
3. konsonan /m/dapat menduduki semua posisi: awal, tengah, dan akhir, seperti
tampak pada contoh: makan, aman, dan dalam.
4. konsosnan semivokal /w/ dapat menduduki posis awal dan posisi tengah, sperti
tampak pada contoh: waris dan awam. Pada posisi akhir semi vocal /w/ merupakan
bagian dari diftong /aw/, yang secara ortografi dilambangkan dengan huruf <U>.
misalnya (pulaw)  <pulaw> , dan (danaw)  <danau> sebagai luncuran atau
bunyi (W) dalam ortografi tidak diberi lambang apa-apa. Contoh: (duwa) < dua>;
dan (kuwe)  < kue>.
5. konsonan /f/ dapat menduduki semua posisi: awal,tengah, dan akhir, seperti
tampak pada contoh: fitnah, sifat dan aktif. Perlu dijelaskan dalam bahasa Indonesia,
konsonan labiodental bersuara /v/ tidak memiliki pasangan minimal. Maka
konsonan /f/ dan konsonan /v/ dalam bahasa Indonesia hanya diperbedakan secara
ortografis. Kata-kata yang dalam bahasa asingnya dilambangkan dengan <f> akan
ditulis dengan huruf <f>dan yang dilambangkan dengan <v> akan ditulis dengan
<v>. Jadi, fakultas ditulis dengan huruf <f> sedangkan vitamin ditulis dengan huruf
<v>.
6. Konsonan /d/ dapat menduduki semua posisi: awal, tengah, akhir, seperti tampak
pada contoh: dari, adat, dab abad. Namun, pada posisi akhir fonem /d/ lazim
dihafalkan sebagai bunyi (t). jadi, fonem /d/ di sini adalah anggota dari arkifonem /D/.
7. Konsonan /t/ dapat menduduki semua posisi: awal, posisi tengah, dan posisi akhir,
seperti tampak pada contoh: tari, hati, dan karet.
8. Konsonan /n/ dapat menduduki semua posisi: awal, posisi tengah, dan posisi
akhir, seperti pada tampak pada contoh: nasi, tanah, dan tuan.
9. Konsonan /I/ dapat menduduki semua posisi: awal, posisi tengah, dan posisi akhir,
seperti tampak pada contoh: lari, balai, dan bakal.
10. Konsonan /r/ dapat menduduki posisi: awal, posisi tengah, dan posisi akhir,
seperti tampak pada contoh: raja, urat, lebar.
11. Konsonan /z/ dapat menduduki semua posisi: awal, posisi tengah, dan posisi
akhir, seperti tampak pada contoh: zakat, lazim, dan aziz. Namun, pada posisi akhir
fonem /z/ ini kehilangan statusnya sebagai fonem /z/; dia menjadi anggota dari
arkifonem /Z/, karena lazim diucapkan sebagai /s/.
12. Konsonan /ñ/ dapat menduduki posisi: awal, posisi tengah, dan posisi akhir,
seperti tampak pada contoh: (ñali) dan (bañak), tetapi tidak dapat menduduki posisi
akhir.
13. Konsonan /j/ dapat menduduki posisi awal, dan posisi tengah, seperti tampak pada
contoh: jalan dan ajal, tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.
14. Konsonan /c/ dapat menduduki posisi awal, dan posisi tengah, seperti tampak
pada contoh: copet dan kecil, tetapi tidak dapat menduduki posisi akhir.
15. Konsonan /∫/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah dan posisi akhir seperti
tampak pada contoh: (∫arat) dieja <syarat >, (i∫arat) dieja (isyarat), dan (ara∫)
dieja<arasy>.
16. Konsonan /s/ dapat menduduki posisi: awal, posisi tengah, dan posisi akhir,
seperti tampak pada contoh: salut pasar dan baris.
17. Konsonan /g/ dapat menduduki posisi awal dan tengah seperti tampak pada
contoh: gadis dan agar. Juga dapat menduduki posisi akhir pada sejumlah kata; tetapi
secara ortografis selalu dilambangkan dengan huruf <k>. contoh <gubuk> dilafalkan
(gubug) atau (gubuk); <grobak> dilafalkan (grobag) atau (grobak); dan <gudek>
dilafalkan ( gudeg) atau (gudek)
18. Konsonan /k/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti
tampak pada contoh: kata, akan, dan anak.

19. Konsonan /‫יִ‬/ dapat menduduki posisi tengah, dan posisi akhir, secara ortografis
kehadirannya dilambangkan dengan huruf <k>, seperti tampak pada contoh: nikmat

(ni‫יִ‬mat) dan bapak (bapa‫)יִ‬. Secara fonetisfonem ini selalu muncul di muka silabel

yang tidak punya onset, seperti ikan (i‫יִ‬kan) dan (ta‫יִ‬at).


20. konsonan /ŋ/ dapat menduduki semua posisi awal, posisi tengah dan posisi akhir,
seperti tampak pada contoh: ŋana, aŋan, dan benaŋ.
21. Konsonan /x/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan [osisi akhir, seperti
tampak pada contoh: (xitan) dieja <khitan>, (axir) dieja <akhir>, dan (tarix) dieja
<tarikh>.
22. Konsonan /h/ dapat menduduki posisi awal, posisi tengah, dan posisi akhir, seperti
tampak pada contoh: hamil,mahir, dan sudah. Pada beberapa kata yang bukan unsure
serapan fonem (h) ini pada posisi awal kata sering ditanggalkan seperti hidup  idup;
hisapisap; dan berhembus embus.

2.24 Gugus Konsonan


1. Gugus konsonan /br/ dapat mendudukiposisi dan posisi tengah, seperti pada kata
Brahman dan labrak.
2. Gugus konsonan /bl/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada
kata blangko dan amblas.
3. Gugus konsonan /by/ hanya menduduki posisi tengah, seperti pada kata obyek dan
subyek
4. Gugus konsonan /dr/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada
kata drama dan sudra.
5. Gugus konsonan /dw/ dapat menduduki posisi awal saja, seperti pada kata
dwidarma.
6. Gugus konsonan /dy/ hanya menduduki posisi tengah, sperti pada kata madya.
7. Gugus konsonan /fl/ dapat hanya menduduki posisi awal dan posisi tengah
,seperti pada kata flannel dan inflasi
8. Gugus konsonan /fr/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti pada
kata frater dan infra.
9. Gugus konsonan /gl/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata globa dan
glukosa.
10. Gugus konsonan /gr/ hanya menduduki posisi awal seperti kata grafis dan gram.
11. Gugus konsonan /kl/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata klasik dan
klinik.
12. Gugus konsonan /kr/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata kroket.
13. Gugus konsonan /ks/ dapat menduduki posisi awal, tengah, dan akhir seperti pada
kata ksatria, eksponen, dan konteks.
14. Gugus konsonan /kw/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah seperti pada
kata kwintal dan takwim.
15. Gugus konsonan /pr/ dapat menduduki posisi awal dan tengah seperti pada kata
pribadi dan keprok.
16. Gugus konsonan /ps/ hanya menduduki posisi awal seperti pada kata psikologi
dan psikiater.
17. Gugus konsonan /sl/ hanya dapat menduduki posisi awal seperti posisi pada kata
slogan dan slebor
18. Gugus konsonan /sp/ hanya dapat menduduki posisi awal saja seperti pada kata
spontan dan spirit
19. Gugus konsonan /sr/ hanya dapat menduduki posisi awal saja seperti pada kata
srigala.
20. Gugus konsonan /st/ hanya dapat posisi awal, seperti pada kata studio dan stasiun.
21. Gugus konsonan /sk/. Hanya dapat menduduki posisi awal saja seperti pada kata
skala.
22. Gugus konsonan /skr/ dapat menduduki posisi awal dan posisi tengah, seperti
pada kata skripsi dan manuskrip.
23. Gugus konsonan /tr/ dapat menduduki posisi awal dan tengah, seperti [ada contoh
tragedi dan sutra.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembicaraan di atas, mengenai distribusi fonem-fonem bahasa Indonesia dapat
ditarik kesimpulan, bahwa.
1. Semua fonem vocal dapat berdistiribusi pada semua posisi (awal, tengah, dan
akhir) kecuali vocal /?/ yang hanya berposisi pada awal dan tengah; tetapi tidak pada
posisi akhir.
2. Fonem diftong atau gugus vocal pada umumnya hanya mendudukiposisi akhir,
kecuali diftong/aw/ yang dapat menduduki awal dan akhir.
3. Semus fonem konsonan dapat menduduki posisi awal, tengah, dan akhir;
kecuali fonem /w/, /n/, /j/, /c/, dan /g/ yang tidak dapat menduduki posisi akhir; dan
fonem letup /?/ yang tidak dapat menduduki posisi awal.
4. Mengenai gugus konsonan:
a. Semua gugus konsonan dapat menduduki posisi awal, kecuali
gugus /by/ yang tidak dapat.
b. Posisi tengah dapat diduki oleh gugus /bl/, /br/, /by/, /dr/, /dy/, /fl/,
/fr/,/ /gl/, /ks/, /kw/, /pr/, /skr/, dan /tr/ yang lainnya tidak dapat.
c. Satu – satunya gugus yang dapat menduduki posisi akhir adalah /ks/.

3.2 Saran
1. Diharapkan dengan adanya pembahasan ini, kita lebih mengetahui dan memahami
Fonologi (Distribusi Fonem Bahasa Indonesia).
2. Kegiatan semacam ini perlu dilestarikan guna menambah pengetahuan dalam
proses pembelajaran Fonologi.
3. Diharapkan dengan adanya pembahasan ini, mahasiswa / pembaca lebih
mendalami Fonologi.
DAFTAR PUSTAKA

http://susilo.adi.setyawan.student.fkip.uns.ac.id/2009/04/12/fonologi-bahasa-indonesia/
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like