You are on page 1of 66

PENGEMBANGAN KARIER

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Oleh : SYIHABUDIN YASIN, SIP


(KABID PENGEMBANGAN KARIER)

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PEMERINTAH KOTA TANGERANG
KARIR

KARIR
Urutan pekerjaan yg terpisah tapi kegiatannya saling
berhubungan secara kontinue, teratur,dan sangat berarti bagi
kehidupan seseorg.

PENGEMBANGAN KARIR
Hasil yang muncul dari interaksi antara Perencanaan karir
individu dan proses manajemen karir institusional
PENGEMBANGAN KARIER
PEGAWAI NEGERI SIPIL

Individu dan organisasi sama-sama berkepentingan


dalam pengembangan karier:

KARIER

Mengejar cita-cita Efektifitas dan efisiensi

PNS ORGANISASI
PERENCANAAN KARIR
1. Menyadari diri sendiri, peluang, kesempatan, kendala, pilihan dan
konsekwensi.
2. Mengidentifikasikan tujuan yang berkaitan dengan karir
3. Menyusun Program kerja, pendidikan dan yang berhubungan
dengan pengalaman yang bersifat pengembangan guna
menyediakan arah, waktu dan urutan langkah yang diambil untuk
meraih tujuan karir tertentu.

MANAGEMENT KARIR
Proses berkelanjutan mengenai penyiapan, penerapan dan
pemantauan rencana-rencana karir yang dilakukan oleh
individu itu sendiri atau seiring dengan sistem karir organisasi.
Jabatan karier PNS UU 43/1999
pasal 1 ttg perubahan UU 8/74
Tentang pokok-pokok kepegawaian
 Bahwa jabatan karier adalah jabatan
struktural atau fungsional yg hanya dpt
diduduki oleh mereka yang berstatus sebagai
PNS.
 Sistem pembinaan Karier PNS adalah prestasi
kerja.
 Sistem tertutup ( Internal Organisasi)

Sistem terbuka.( External Organisasi)


Promosi

 Adalah proses pindahnya seseorg dari


suatu jabatan tertentu kejabatan lain
secara vertikal keatas atau ketingkat yg
lebih tinggi dlm hierarki jabatan/umumnya
naik satu tingkat/derajat.
Alasan-alasan kenapa promosi
di programkan, yaitu :
 Menimbulkan pengalaman dan pengetahuan
baru bagi ybs dan daya dorong bagi pegawai yg
lain.
 Mengurangi angka permintaan berhenti
pegawai, krn pegawai mempunyai harapan
posisitif di tempat bekerja.
 Dpt membangkitkan semangat kerja pegawai
dlm rangka pencapaian tujuan organisasi,dimana
mereka juga berkepentingan.
 Membangkitkan kemauan utk maju pd
pegawai itu sendiri dan menimbulkan
kesungguhan dlm mengikuti Diklat dlm
pengembangan karier.
 Dpt menimbulkan kepuasan pribadi,
kebanggaan dan harapan perbaikan dalam
penghasilan
Dasar-dasar dalam
menentukan promosi, yaitu :
 Prestasi kerja meliputi tentang pengetahuan
pekerjaan, ketrampilan dlm menjlnkan
pekerjaan, sikap mental dan sikap sosial,
kualitas dan kuantitas hasil pekerjaaan, tingkat
kehadiran kerja/disiplin waktu kerja serta kondisi
kesehatan.
 Pemeriksaan psikologi meliputi Kecerdasan dan
bakat, minat, motivasi, kepribadian dan
kesehatan mental.
 Persyaratan obyektif dlm hal promosi,
yaitu :
 Prestasi kerja dan
 Senioritas.
 MUTASI/ALIH TUGAS
 Perpindahan seorg pegawai ke jabatan
secara horizontal sejajar
 Mutasi/alih tugas ada 2 bentuk,yaitu
 Pertama Penempatan seseorg pd tugas
baru dengan tanggung jawab, hierarki
jabatan dan penghasilan yang relatif lama
dengan statusnya yg lama.
 Kedua : alih tempat
Mutasi yg ideal, bertujuan :
 Menempatkan seseorg pd tempatnya yg paling
cocok shg memungkinkan yg bersangkutan
mengoptimalkan produktivitas dan mewujudkan
kreartivitas,
 Mengembangkan kemampuan dan prestasi
karyawan.
 Mencegah karyawan agar tdk bersikap dan
berprilaku yg menyimpang dr standar2
organisasi.
KENAIKAN PANGKAT PNS
(PP N0 12 TH 2002)
JENIS KENAIKAN PANGKAT :

1. KENAIKAN PANGKAT REGULER


2. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
3. KENAIKAN PANGKA ANUMERTA
4. KENAIKAN PANGKAT PENGABDIAN

1. KENAIKKAN PANGKAT REGULER


KENAIKAN PANGKAT REGULER DIBERIKAN SAMPAI DENGAN PANGKAT
TETINGGI SESUAI DENGAN IJAZAH YANG DIMILIKI

NO IJAZAH/STTB KENAIKAN PANGKAT TERTINGGI


1 SD Pengatur Muda (II/a)
2 SLTP Pengatur (II/c)
3 SLTP Kejuruan Pengatur Tk.I (II/d)
4 SLTA, SLTA Kejuruan, Diploma I/II Penata Muda Tk I (III/b)
Sekolah Guru, Pendidikan Luar
Biasa, Diploma III, Sarjana Muda,
5 Akademi/Bakaloreat Penata (III/c)
6 Sarjana /Diploma IV Penata Tk.I (III/d)
Dokter, Apoteker, Magister (S2),
7 atau Ijazah lain yang setara Pembina (IV/a)
2. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
A. KENAIKAN PANGKAT YANG MENDUDUKI JABATAN STRUKTURAL
JENJANG PANGKAT GOLONGAN
TERENDAH TETINGGI
NO ESELON PANGKAT GOL/RUANG PANGKAT GOL/RUANG
1 Ia Pembina Utama IV/d Pembina Utama IV/e
2 Ib Pembina Utama Madya IV/c Pembina Utama IV/e
3 IIa Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama Madya IV/d
4 IIb Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c
5 IIIa Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b
6 IIIb Penata Tingkat I III/d Pembina IV/a
7 Iva Penata III/c Penata Tingkat I III/d
8 Ivb Penata Muda Tingkat I III/b Penata III/c
PNS diangkat dlm jabatan Struktural dan pangkatnya masih kurang 1
(satu) tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan,
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi dengan syarat :

1. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir

2. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik


Dalam 2 (dua) tahun terakhir

PNS diangkat dlm jabatan Fungsional tertentu dapat dinaikkan pangkatnya


setiap kali setingkat lebih tinggi dengan syarat :

1. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir

2. Telah memenuhi angka kredit yang dittentukan

3. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik


Dalam 2 (dua) tahun terakhir
B. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN YANG DIBERIKAN KEPADA PNS
DENGAN PRESTASI LUAR BIASA BAIKNYA

PNS dengan prestasi luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi dengan syarat :

1. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir


2. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam1(satu) tahun terakhir

C. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN YANG DIBERIKAN KEPADA


PNS MENEMUKAN PENEMUAN BARU

PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi


negara, dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat
dengan jenjang pangkat apabila:

1. Telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir dan penilaian


prestasi kerja dalam1(satu) tahun terakhir rata-rata bernilai baik
2. Ketentuan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara diatur
dengan Keputusan Presiden.
D. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN BAGI PNS YANG DIANGKAT MENJADI
PEJABAT NEGARA
PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan organiknya,
dapat dinaikan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi tanpa terikat pada jenjang
pangkatnya apabila :

1. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir


2. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam 1 (satu) tahun terakhir
sekurang kurangnya bernilai baik

E. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN BAGI PNS YANG


MEMPEROLEH STTB/IJAZAH
DPT DINAIKKAN MENJADI
NO STTB/IJAZAH PANGKAT/GOL PANGKAT/GOL
1
SLTP atau yang setingkat Juru Muda Tk I (I/b) kebawah Juru (I/c)
2 SLTA , D1 atau setingkat Juru Tk 1 (I/d) kebawah Pengatur Muda II/a
Pengatur Muda Tk I (II/b)
3
SGPLB atau Diploma II kebawah Pengatur Muda TK I (II/b)
Sarmud, Akademi atau Pengatur Muda Tk I (II/b)
4
Diploma III kebawah Pengatur (II/c)
Pengatur Tingkat I (II/d)
5
Sarjana/Diploma IV kebawah Penata Muda (III/a)
Dokter, Apoteker, Magister
6
(S2), Spesialis 1 Penata Muda (III/a) kebawah Penata Muda Tk I (III/b)
Penata Muda Tk I (III/b)
7
Doktor (S3), Spesialis 2 kebawah Penata (III/c)
3. KENAIKKAN PANGKAT ANUMERTA
 PNS yang dinyatakan tewas diberikan
kenaikkan pangkat anumerta setingkat
lebih tinggi mulai tanggal PNS yang
bersangkutan tewas

 CPNS yang tewas, diangkat menjadi PNS


terhitung mulai awal bulan yang
bersangkutan tewas
4. KENAIKKAN PANGKAT PENGABDIAN
PNS dapat diberikan kenaikkan pangkat Pengabdian setingkat lebih tinggi bila :
1. Meninggal dunia
2 Cacat karena Dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam sebuah
jabatan negeri
3. Akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena
mencapai batas usia pensiun

NO MASA KERJA SELURUHNYA MASA KERJA DALAM PANGKAT KETERANGAN

Sekurang-kurangnya 1 bulan 1 DP3 baik 1 thn


1 30 Tahun dalam pangkat terakhir
Sekurang-kurangnya 1 tahun
2 25 s/d < 30 tahun dalam pangkat terakhir
2 Tidak pernah di
Sekurang-kurangnya telah 2 tahun jatuhi hukuman
3 >20 s/d <25 tahun dalam pangkat terakhir disiplin berat
Sekurang-kurangnya telah 4 tahun
4 10 Tahun atau > dalam pangkat teakhir
UU RI no.14/2005 tentang
Guru dan Dosen.
Pasal 1. Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pd pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.
Pasal 4. Kedudukan guru > Tenaga profesional
berfungsi meningkatkan martabat & peran guru
sbg agen pembelajaran berfungsi utk meningkat
kan mutu pendidikan nasional.
BAB III. Prinsif Profesional.
Pasal 7.
1.Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan
idealisme.
2.Memilki komitmen utk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akh
lak mulia.
3.Memilki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
4.Memiliki kompetensi yg diperlukan sesuai
dengan bidang tugasnya.
5.Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
6.Memperoleh penghasilan yg ditentukan sesuai
dengan prestasi kerja.
7.Memiliki kesempatan utk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelnjutan dengan
dengan belajar sepanjang hayat.
8.Memiliki jaminan perlindungan hukum dlm
melaksanakan tugas keprofesionalan dan
9.Memiliki organisasi profesi yg mempunyai
kewenangan mengatur hal2 yg berkaitan
tugas keprofesionalan guru.
KARIER GURU
 II/A GURU PRATAMA
 II/B GURU PRATAMA TK.I
 II/C GURU MUDA
 II/D GURU MUDA TK.I
 III/A GURU MADYA
 III/B GURU MADYA TK.I
 III/C GURU DEWASA
 III/D GURU DEWASA TK.I
 IV/A GURU PEMBINA
 IV/B GURU PEMBINA TK.I
 IV/C GURU PEMBINA UTAMA MUDA
 IV/D GURU PEMBIN UTAMA MADYA
 IV/E GURU PEMBINA UTAMA
Perwal 2/2008. Ijin Belajar,
penyesuaian ijazah, ujian dinas
 IJIN BELAJAR
1.PNS/TKK hrs mendpt ijin belajar dari wali
kota atau Pejabat yg ditunjuk.
2.Mengajukan permohonan ijin secara tertu
lis.
3.Permohonan diajukan paling lambat setelh
mengikuti kuliah selama 1 semester
Ijin belajar diberikan, dengan
ketentuan
1. Kualifikasi pendidikan yg ditempuh hrs
sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
latar belakang pendidikan sebelumnya,
2. Tdk mengganggu kelancaran tugas
sehari – hari.
3. Sekolah/Perguruan tinggi yg tlh
terakreditasi min B.
Persyaratan Ijin Belajar
1.Srt Pernyataan dr atasan langsung bhw sifat
tugas ybs menuntut peningkatan ke mampuan
melalui pendidikan.
2.Fotho copy ijazah/terakhir dilegalisir.
3.Fotho copy DP3 dua thn terakhir( BAIK ).
4.Fotho copy SK Pengangkatan/legalisir.
5.Keterangan tercatat sbg siswa dr sekolah
6.Jadwal perkuliahan ( DiplomaII, AktaII S1)
7.Copy proposal rencana judul penelitian thesis/S2
Penyesuaian Ijazah, hrs mengikuti
ujian penyesuaian, ketentuan sbb:
1.Jabatan/Tugas dengan pendidikannya hrs
singkron/relavan/sesuai dengan pekerjaan
2.Adanya formasi/struktur pegawai dengan
beban kerja dan tanggung jawab.
3.Memiliki Surat Ijin Belajar.
4.Melampirkan Ijazah terakhir/transkrip nilai yg
dilegalisir.
5.DP3 2 thn terakhir/kecuali TKK
UJIAN DINAS
 Ujian Dinas Tingkat I
untuk kenaikkan pangkat dari Pengatur Tk I gol ruang II/d menjadi
Penata Muda Gol ruang III/a

 Ujian Dinas Tingkat II


untuk kenaikkan pangkat dari Penata Tk I Gol ruang III/d menjadi
Pembina Gol ruang IV/a

KECUALI

1. Akan diberikan Kenaikkan pangkat prestasi kerja luar biasa


2. Akan diberikan kenaikkan pangkat menemukan penemuan baru
3. Diberikan Kenaikan Pangkat Pengabdian
4. Telah memperoleh ijazah Sarjana (S1) atau S2
PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN
STRUKTURAL (PP 13 TAHUN 2002)

 PERSYARATAN :
1. Berstatus PNS
2. Serendah-rendahnya menduduki
pangkat 1 (satu) tingkat dibawah
jenjang pangkat yang ditentukan
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan
yang ditentukan
4. Semua unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
6. Sehat jasmani dan rohani
 KOMPETENSI
Adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan,
keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksnaan tugas jabatannya.

STANDAR KOMPETENSI
Terdiri dari :
1. Kompetensi Umum

2. Kompetensi Khusus.
KOMPETENSI UMUM
 Standar Kompetensi Umum Jabatan Struktural Eselon I
- Mampu memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik
(good governance)
- Mampu merumuskan Vis, Misi dan Tujuan organisasi

 Standar Kompetensi Umum Jabatan Struktural Eselon II


- Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan dan
pandangan hidup bangsa menjadi sikap an perilaku dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
- Mampu mengakualisasikan kode etik PNS dalam meningkatkan
profesionalisme, moralitas dan etos kerja
- Mampu melakukan manjemen perubahan dalam rangka
penyesuaian terhadap perkembangan jaman
 Standar Kompetensi Umum Jabatan Eselon III
- Mampu memberikan pelayanan-pelayanan yang baik
terhadap kepentingan publik sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab unit organisasi
- Mampu melakukan pendelegasian wewenang terhadap
bawahannya
- Mampu memberikan akuntabilitas kinerja unit organisasinya

 Standar Kompetensi Umum Jabatan Eselon IV


- Mampu mengatur / mendayaguanakan sumberdaya-
sumberdaya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
- Mampu melakukan koordinasi, intefrasi dan sinkronisasi
dalam unit organisasinya
- Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam unit
organisasinya
Kompetensi umum dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun diklat kepemimpinan

 STANDAR KOMPETENSI KHUSUS

Ditetapkan oleh Pembina Kepegawaian di Instansi


masing-masing sesuai dengan uraian tugas/jabatan di
unit organisasinya.

Kompetensi khusus dapat diperoleh melalui diklat teknis.


ANALISIS JABATAN KARIER PNS
 Analisis jabatan karier PNS adalah prosedur
untuk menentukan tugas-tugas dan hakekat
pekerjaan serta spesifikasi PNS yang dipilh untuk
menduduki jabatan tertentu dan melaksanakan
pekerjaannya.
 Proses analisis jabatana adalah suatu analisis
jabatan yang menyediakan data tentang syarat
pekerjaan, yang kemudian digunakan untuk
menyusun : 1) Analisis jabatan, 2) uraian
jabatan 3) spesifikasi pekerjaan
ANALISIS JABATAN

 Analisis jabatan karier sebagai dasar penyusunan suatu


uraian jabatan yang akan diberikan seseorang,
kemudian diuraikan atas faktor-faktor yang diberi bobot
dalam pelaksanaan suatu evaluasi jabatan
 Karna dasar dari uraian pekerjaan adalah analisa jabatan
yang kelak akan mempengaruhi pada pemberian bobot,
maka analisis jabatan karier harus benar-benar
dilaksanakan secara cermat dan tepat oleh Badan
Pertimbangan Jabatan dan Kepangakatan (Baperjakat).
URAIAN JABATAN
(JOB DESCRIPTION)

 Adalah rumusan tertulis tentang hal-hal yang dilaksanakan secara


aktual, bagaimana mengerjakannya, oleh siapa yang
mengerjakannya dan dalam kondisi apa hal-hal tersebut dikerjakan.

 Secara umum uraian pekerjaan terdiri dari bagian-bagian tentang :


- Bagaimana mengidentifikasi pekerjaan
- Bagaimana membuat ringkasan pekerjaan
- Bagaimana hubungan, tanggungjawab dan tugas-tugas
dilaksanakan,
- Bagaimana standar wewenang dan pekerjaan
- Bagaimana persyaratan kerja
- Bagaimana membuat spesifikasi pekerjaan
Penilaian dan pertimbangan Pengangkatan dalam
Jabatan

Pengangkatan. Pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari


jabatan struktural Eselon I pada instansi pusat ditetapkasn oleh
Presiden atas usul pimpinan instansi dan setelah mendapat
pertimbangan tertulis dari Komisi Kepegawaian Negara.

Untuk menjamin kualitas dan objektifitas dalam pengangkatan,


pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan
struktural Eselon II kebawah disetiap instansi dibentuk Badan
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT),

BAPERJAKAT terdiri dari :


1. BAPERJAKAT Instansi Pusat
2. Baperjakat Instansi Daerah Propinsi
3. Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten Kota
SPESIFIKASI PEKERJAAN
(JOB SPECIFICATION)

 Spesifikasi pekerjaan merupakan penentuan karakter dan


kemampuan seseorang yang diperlukan untuk direkrut, dengan
menentukan spesifikasi seseorang dilihat dari : Pendidikannya,
kecakapannya, training yang diperlukan dan ciri-ciri pribadi

 Melihat arti dan kegiatannya, maka kegunaan analisis jabatan


sangat mendasar sifatnya dalam pelaksanaan meningkatkan
kemampuan sumber daya pegawai yaitu :
 Untuk merekrut dan seleksi penerimaan pegawai
 Penentuan jabatan yang diberikan
 Penilaian prestasi kerja (Performance appraisal)
 Menentukan klasifikasi pelatihan yang akan diberikan
Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Dalam dan Dari Jabatan
 Pejabat Pembina Kepegawaian Pemerintah Kota
dalam hal ini Walikota mempunyai kewenangan
sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan
menetapkan :
 Pengangkatan Sekretaris Daerah Kota setelah
medapatkan persetujuan dari Pimpinan DPRD
 Pemberhentian Sekretaris Daerah
 Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
PNSD dalam dan dari jabatan struktural Eselon II
kebawah atau jenjang jabatan Fungsional
Pemberhentian Sementara dari
Jabatan
 Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dalam hal ini Walikota sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan mempunyai kewenangan
untuk menetapkan :
- Pemberhentian sementara Sekretaris Daerah
- Pemberhentian sementara dari jabatan Negeri PNSD yang
menduduki jabatan struktural Eselon II ke bawah atau
jabatan Fungsional.
 PNS DIBERHENTIKAN DARI JABATAN STRUKTURAL
KARENA :

1. Mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya


2. Mencapai batas usia pensiun
3. Diberhentikan sebagai PNS
4. Cuti diluar tanggungan negara, kecuali cuti
diluar tanggungan negara karena persalinan
5. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
6. Adanya perampingan organisasi pemerintah
7. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan
rohani, atau
8. Hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS
(PP Nomor 101 Tahun 2000)
 Adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS

 Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan
instansi
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan
masyarakat
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi
terwujudnya pemerintahan yang baik.
 Sasaran
terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai
dengan persyaratan jabatan masing-masing.

 Jenis Diklat
1. Diklat Prajabatan
2. Diklat dalam Jabatan
3. Diklat Kepemimpinan
4. Diklat Fungsional
5. Diklat Teknis
1. Diklat Prajabatan
Merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS, terdiri dari :
- Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS golongan I
- Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS golongan II
- Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS golongan III
Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan
dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan
etika PNS.

2. Diklat dalam Jabatan


Untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS
agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan
pembangunan sebaik-baiknya, diklat dalam jabatan terdiri dari :
- Diklat Kepemimpinan
- Diklat Fungsional
- Diklat Teknis
3. Diklat Kepemimpinan
Yang selanjutnya disebut Diklatpim dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan
struktural, Diklatpim terdiri dari :
- Diklat Tingkat IV adalah Diklatpim untuk jabatan Struktural Eselon IV
- Diklat Tingkat III adalah Diklatpim untuk jabatan Struktural Eselon III
- Diklat Tingkat II adalah Diklatpim untuk jabatan Struktural Eselon II

Peserta Diklatpim adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan
struktural.
PNS yang akan mengikuti Diklatpim tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti
Diklatpim tingkat dibawahnya.

4. Diklat Fungsional
Dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan
jenis dan jenjang jabatan Fungsional masing-masing.

Peserta Diklat Fungsional adalah PNS yang akan atau telah menduduki
jabatan fungsional tertentu.
5. Diklat Teknis
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Diklat Teknis dilaksanakan
secara berjenjang. Jenis dan jenjang Diklat Teknis ditetapkan oleh
instansi teknis bersangkutan.

Peserta Diklat Teknis adalah PNS yang membutuhkan peningkatan


kompetensi teknis dalam pelaksanaan tugasnya.
PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
(PP 10 TAHUN 1979, SE BKN NO 02/SE/1980)

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)


adalah daftar yang memuat hasil penilaian pekerjaan seorang PNS dalam
jangka waktu 1 tahun yang dibuat oleh Pejabat Penilai.

Tujuan :
Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam
pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja,

Penilaian terdiri dari :


1. Kesetiaan 5. Kejujuran
2. Prestasi Kerja 6. Kerjasama
3. Tanggung jawab 7. Prakarsa
4. Ketaatan 8. Kepemimpinan
DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)

 Adalah daftar yang memuat nama-nama PNS dari suatu


satuan organisasi negara yang disusun menurut
tingkatan kepangkatan.

 Ukuran yang digunakan secara berturut-turut :


1. Pangkat
2. Jabatan
3. Masa kerja
4. Latihan Jabatan
5. Pendidikan, dan
6. Usia.
1. Pangkat
PNS yang berpangkat lebih tinggi dicantumkan pada nomor urut
yang lebih tinggi dalam DUK. Apabila ada dua atau lebih yang
berpangkat sama, maka PNS yang lebih dahulu menduduki pangkat
yang sama tersebut dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.

2. Jabatan
Ukuran yang kedua untuk menentukan nomor urut dalam DUK
adalah Jabatan. Apabila ada dua atau lebih berpangkat sama dan
diangkat dalam pangkat yang sama itu pada waktu yang sama pula,
maka PNS yang memangku jabatan yang lebih tinggi dicantumkan
pada nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK. Apabila jabatan
sama juga, maka PNS yang lebih dahulu memangku jabatan yang
sama eselonnya itu dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.
3. Masa kerja
Apabila ada dua orang atau lebih berpangkat sama, dan memangku
jabatan yang sama pada waktu yang sama juga, maka PNS yang memiliki
masa kerja yang lebih banyak dicantumkan pada nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK. Masa kerja yang dipertimbangkan dalam DUK adalah
masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk penetapn gaji.

4. Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih berpangkat sama memangku jabatan
yang sasma pada waktu yang sama pula, dan memiliki massa kerja yang
sama banyaknya, maka PNS yang pernah mengikuti latihan jabatan yang
dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Apabila jenis dan tingkat latihan jabatanpun sama, maka PNS yang lebih
dahulu dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Tingkat latihan jabatan yang digunakan sebagai dasar dalam DUK adalah
jumlah jam pelajarannya tidak kurang dari 100 jam pelajaran.
5 Pendidikan
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama,
memangku jabatan yang sama, memiliki masa kerja sama dan lulus
latihan jabatan yang sama maka PNS yang lulus dari tingkat
pendidikannya yang lebih tinggi dicantumkan pada nomor urut yang
lebih tinggi dalam DUK, Apabila tingkat pendidikannya pun sama
juga, maka PNS yang lebih dahulu lulus dari tingkat pendidikan
yang sama itu dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.

6. Usia.
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama,
memangku jabatan sama, memiliki masa kerja sama dan lulus
jabatan sama, tingkat pendidikan sama dan apabila jenis
pendidikannya pun sama dan lulus dari tingkat pendidikan yang
sama pada waktu yang sama pula, maka PNS yang usianya lebih
tinggi dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Pembuatan DUK
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi, Tinggi Negara, Pemimpin Lembaga
Non Departemen dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
I, Bupai/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dan
pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden, membuat
dan memelihara DUK dalam lingkungannya masing-
masing.

DUK dibuat untuk selurh PNS dari satuan organisasi tiap-


tiap tahun pada bulan Desember.

CPNS belum dimasukkan dalam DUK karena kepada


CPNS belum diberikan pangkat.
Pengumuman dan keberatan
atas
Nomor Urut dalam DUK
 PNS dapat mengajukan keberatan atas nomor urutnya
dalam DUK dengan mengajukan keberatan tertulis
kepada Pejabat Pembuat DUK, keberatan harus sudah
diajukan dalam jangka waktu 30 hari terhitung mulai
DUK diumumkan.

Keberatan yang melebihi 30 hari tidak dapat


dipertimbangkan.
PENGHARGAAN PNS
Bentuk penghargaan dapat berupa : Piagam, Bintang, Lencana,
Uang, benda lain.

Penghargaan yang telah diberikan kepada PNS antara lain :


1. Tanda Kehormatan Satya Lencana Peringatan Perjuangan
Kemerdekaan (PP No 29 Tahun 1959)
2. Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya (PP No. 25 Tahun
1994)
3. Pemberian penghargaan kepada PNS yang melakukan
kewajibannya secara luar biasa(PP No 35 Tahun 1964)
4. Kenaikan Pangkat (PP No 12 Tahun 2002)
APARATUR DALAM KRISIS EKONOMI GLOBAL

Krisis ekonomi yang terjadi tidak saja akan menyebabkan lambatnya


pertumbuhan ekonomi nasional tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat

Antisipasi kebijakan terhadap dampak krisis ekonomi global pada umumnya :

1. Bersifat Fiskal / moneter

2. Aparatur Negara
- Efisiensi dan efekifitas keberhasilan pelaksanaan kebijakan
Negara akan ditentukan oleh kualitas aparatur negara yang
dimiliki

- Jika tercermin dengan kualitas aparatur Negara yang ada saat


ini, nampaknya sulit dicapai efisiensi dan efektifitas kebijakan
Pemerintah mengatasi krisis ekonomi global
3. Assumsi Publik / Masyarakat:

Keberadaan Aparatur Negara lebih dianggap mempersulit Pelayanan


Publik dan membebani anggaran Negara

Kondisi Obyektif :
a. Aparatur Negara yang tidak berkompeten sulit diharapkan
untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas alur penyelenggaraan
Pemerintah
b. Rendahnya perhatian dan komitmen terhadap profesionalisme
aparatur negara
c. Aparatur negara yang inkompeten dan memiliki sikap,
mental dan moral yang tidak baik.
4. Membangun Aparatur Negara

Pertama :
Membangun paradigma, budaya dan mentalitas publik entrepeneur yaitu :
Bagaimana menjadikan aparatur negara yang selalu berfikir dan bertindak efisien /
efektif serta menjadikan masyarakat sebagai stakeholder sekaligus costumer yang
harus dilayani dengan baik.

Daerah yang telah membuktikan mampu menjadikan aparatur negara yang


berbudaya enterpreneur dan melayani publik dengan baik :
Sragen, Kebumen, Jembrana, Gorontalo, Tarakan.

Kedua :
Pembangunan aparatur Negara adalah penerapan sistem merit dalam birokrasi.
Selama ini administrasi aparatur negara dilakukan secara apa adanya, tidak
berbasis kompetensi.

Aparatur akan berfungsi secara profesional jika kompetensi dan kinerjas menjad
dasar dalam semua proses pengukuran.
Ketiga :
Pembangunan Aparatur Negara juga terletak pada penguatan
pengawasan etika dan perilaku aparatur

Esensi Etika
Pengawasan moral terhadap setiap keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh aparatur negara yang terikat dengan mandat
kedaulatan rakyat
FAKTOR INTERNAL PENGHAMBAT LAJU KARIER

I. Tidak memiliki target yang jelas


- Harus memiliki Goal dan Target
- Memiliki bidikan karier yang focus
- Possion
- Semangat
- Kenikmatan dalam menjalankan pekerjaan

Solusi :
- Harus memiliki Goal atau target yang jelas
- Spesifik
- Rinci meliputi jenjang karier yang hendak dicapai
- Berapa lama ingin mencapainya
- Apa saja potensi penghambat untuk mencapainya
- Strategi apa untuk mengantisipasi dan mengatasinya
II. Tidak Memiliki Model Anutan (Role Model)
Mereka yang berhasil bersaing untuk menempati kompetensi
dalam fast track career adalah mereka yang memiliki Role
Model untuk sukses. Baik secara sengaja atau tidak sengaja,
sadar atau tidak sadar, mereka memiliki model yang dijadikan
anutan (contoh yang baik) untuk bisa memiliki karir yang
bagus.

Solusi :
Bila Karir terhambat/tersendat-sendat maka carilah Role Model
yang bisa kita jadikan contoh untuk membangun karier.

Perhatikan : (Ini bisa dijadikan model sukses anda)


- Bagaimana dia bekerja
- Bagaimana dia bertindak
- Bagaimana dia berdiskusi
- Bagaimana dia melayanai klien
- Bagaimana dia mengusulkan idea-idea kepada atasan
- Bagaimana dia / jam berapa datang ke kantor/apel pagi dan
jam berapa dia pulang kerja
III. Tidak Mencintai Pekerjaan
Tidak memiliki kecintaan terhadap pekerjaan, profesia atau job
desk akan melahirkan kemandulan kreatifitas, kerja jenuh, dan
bekerja dengan prinsif ”Dalily Routine” atau yang penting rutin.

Solusi :
Dayagunakan potensi diri dengan “Do What you love, love what
you do” artinya pilihlah (setiap orang berhak memiliki apa yang
akan diputuskan dalam hidup) pekerjaan yang paling disukai,
digandrungi atau dicintai.
- Mendapatkan pekerjaan harus ada gairah guna menghasilkan
produktifitas yang tinggi
- Cintai pekerjaan tersebut dengan kecintaan yang maksimal
- Bagi yang sudah jatuh terhadap pekerjaan, akan tetapi kurang
menyukainya. Maka berusahalah mencintai pekerjaan
tersebut, lama-lama akan menemukan juga effek positif dari
kecintaan terhadap pekerjaan tersebut.
PENUTUP
Jika Kita terbiasa hidup dengan tantangan yang kecil,
biasanya upaya yang kita lakukan untuk menyelesaikannya
hanya membutuhkan pemikiran serta usaha yang relatif
kecil dan sekedarnya. Maka janganlah salahkan siapa-siapa
jika kita hanya menjadi orang kecil.

Sebaliknya, Jika kita terbiasa hidup dengan tantangan


besar, kita perlu menghadapinya dengan pemikiran dan
usaha besar juga. Sebagai konsekwensinya, anda tidak
perlu merasa berhutang pada siapapun atas kesuksesan
anda, bahkan lebih dari itu anda dapat membagi sukacita
kepada orang banyak.
Al-Qur’an

Akhlak

Hati Manusia

Sifat Buruk Sifat Baik

Ambisius/Egois Menerima
Pelit/Kikir Sosial
Amarah Sabar
Ria/Bangga Rendah Hati
Tamak/Rakus Bersyukur
Pembohong Jujur
Iri/Dengki Ikhlas
Dendam Pema’af
Sombong Ramah

Hati

Yang Buruk Yang Baik

Neraka Insan Khamil


Tempatnya
SURGA
TERIMA KASIH

You might also like