Professional Documents
Culture Documents
KARIR
Urutan pekerjaan yg terpisah tapi kegiatannya saling
berhubungan secara kontinue, teratur,dan sangat berarti bagi
kehidupan seseorg.
PENGEMBANGAN KARIR
Hasil yang muncul dari interaksi antara Perencanaan karir
individu dan proses manajemen karir institusional
PENGEMBANGAN KARIER
PEGAWAI NEGERI SIPIL
KARIER
PNS ORGANISASI
PERENCANAAN KARIR
1. Menyadari diri sendiri, peluang, kesempatan, kendala, pilihan dan
konsekwensi.
2. Mengidentifikasikan tujuan yang berkaitan dengan karir
3. Menyusun Program kerja, pendidikan dan yang berhubungan
dengan pengalaman yang bersifat pengembangan guna
menyediakan arah, waktu dan urutan langkah yang diambil untuk
meraih tujuan karir tertentu.
MANAGEMENT KARIR
Proses berkelanjutan mengenai penyiapan, penerapan dan
pemantauan rencana-rencana karir yang dilakukan oleh
individu itu sendiri atau seiring dengan sistem karir organisasi.
Jabatan karier PNS UU 43/1999
pasal 1 ttg perubahan UU 8/74
Tentang pokok-pokok kepegawaian
Bahwa jabatan karier adalah jabatan
struktural atau fungsional yg hanya dpt
diduduki oleh mereka yang berstatus sebagai
PNS.
Sistem pembinaan Karier PNS adalah prestasi
kerja.
Sistem tertutup ( Internal Organisasi)
PNS dengan prestasi luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi dengan syarat :
KECUALI
PERSYARATAN :
1. Berstatus PNS
2. Serendah-rendahnya menduduki
pangkat 1 (satu) tingkat dibawah
jenjang pangkat yang ditentukan
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan
yang ditentukan
4. Semua unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
6. Sehat jasmani dan rohani
KOMPETENSI
Adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan,
keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksnaan tugas jabatannya.
STANDAR KOMPETENSI
Terdiri dari :
1. Kompetensi Umum
2. Kompetensi Khusus.
KOMPETENSI UMUM
Standar Kompetensi Umum Jabatan Struktural Eselon I
- Mampu memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik
(good governance)
- Mampu merumuskan Vis, Misi dan Tujuan organisasi
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk
dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan
instansi
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan
masyarakat
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi
terwujudnya pemerintahan yang baik.
Sasaran
terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai
dengan persyaratan jabatan masing-masing.
Jenis Diklat
1. Diklat Prajabatan
2. Diklat dalam Jabatan
3. Diklat Kepemimpinan
4. Diklat Fungsional
5. Diklat Teknis
1. Diklat Prajabatan
Merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS, terdiri dari :
- Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS golongan I
- Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS golongan II
- Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS golongan III
Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan
dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan
etika PNS.
Peserta Diklatpim adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan
struktural.
PNS yang akan mengikuti Diklatpim tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti
Diklatpim tingkat dibawahnya.
4. Diklat Fungsional
Dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan
jenis dan jenjang jabatan Fungsional masing-masing.
Peserta Diklat Fungsional adalah PNS yang akan atau telah menduduki
jabatan fungsional tertentu.
5. Diklat Teknis
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Diklat Teknis dilaksanakan
secara berjenjang. Jenis dan jenjang Diklat Teknis ditetapkan oleh
instansi teknis bersangkutan.
Tujuan :
Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam
pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja,
2. Jabatan
Ukuran yang kedua untuk menentukan nomor urut dalam DUK
adalah Jabatan. Apabila ada dua atau lebih berpangkat sama dan
diangkat dalam pangkat yang sama itu pada waktu yang sama pula,
maka PNS yang memangku jabatan yang lebih tinggi dicantumkan
pada nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK. Apabila jabatan
sama juga, maka PNS yang lebih dahulu memangku jabatan yang
sama eselonnya itu dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.
3. Masa kerja
Apabila ada dua orang atau lebih berpangkat sama, dan memangku
jabatan yang sama pada waktu yang sama juga, maka PNS yang memiliki
masa kerja yang lebih banyak dicantumkan pada nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK. Masa kerja yang dipertimbangkan dalam DUK adalah
masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk penetapn gaji.
4. Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih berpangkat sama memangku jabatan
yang sasma pada waktu yang sama pula, dan memiliki massa kerja yang
sama banyaknya, maka PNS yang pernah mengikuti latihan jabatan yang
dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Apabila jenis dan tingkat latihan jabatanpun sama, maka PNS yang lebih
dahulu dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Tingkat latihan jabatan yang digunakan sebagai dasar dalam DUK adalah
jumlah jam pelajarannya tidak kurang dari 100 jam pelajaran.
5 Pendidikan
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama,
memangku jabatan yang sama, memiliki masa kerja sama dan lulus
latihan jabatan yang sama maka PNS yang lulus dari tingkat
pendidikannya yang lebih tinggi dicantumkan pada nomor urut yang
lebih tinggi dalam DUK, Apabila tingkat pendidikannya pun sama
juga, maka PNS yang lebih dahulu lulus dari tingkat pendidikan
yang sama itu dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK.
6. Usia.
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama,
memangku jabatan sama, memiliki masa kerja sama dan lulus
jabatan sama, tingkat pendidikan sama dan apabila jenis
pendidikannya pun sama dan lulus dari tingkat pendidikan yang
sama pada waktu yang sama pula, maka PNS yang usianya lebih
tinggi dicantumkan pada nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Pembuatan DUK
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi, Tinggi Negara, Pemimpin Lembaga
Non Departemen dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
I, Bupai/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dan
pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden, membuat
dan memelihara DUK dalam lingkungannya masing-
masing.
2. Aparatur Negara
- Efisiensi dan efekifitas keberhasilan pelaksanaan kebijakan
Negara akan ditentukan oleh kualitas aparatur negara yang
dimiliki
Kondisi Obyektif :
a. Aparatur Negara yang tidak berkompeten sulit diharapkan
untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas alur penyelenggaraan
Pemerintah
b. Rendahnya perhatian dan komitmen terhadap profesionalisme
aparatur negara
c. Aparatur negara yang inkompeten dan memiliki sikap,
mental dan moral yang tidak baik.
4. Membangun Aparatur Negara
Pertama :
Membangun paradigma, budaya dan mentalitas publik entrepeneur yaitu :
Bagaimana menjadikan aparatur negara yang selalu berfikir dan bertindak efisien /
efektif serta menjadikan masyarakat sebagai stakeholder sekaligus costumer yang
harus dilayani dengan baik.
Kedua :
Pembangunan aparatur Negara adalah penerapan sistem merit dalam birokrasi.
Selama ini administrasi aparatur negara dilakukan secara apa adanya, tidak
berbasis kompetensi.
Aparatur akan berfungsi secara profesional jika kompetensi dan kinerjas menjad
dasar dalam semua proses pengukuran.
Ketiga :
Pembangunan Aparatur Negara juga terletak pada penguatan
pengawasan etika dan perilaku aparatur
Esensi Etika
Pengawasan moral terhadap setiap keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh aparatur negara yang terikat dengan mandat
kedaulatan rakyat
FAKTOR INTERNAL PENGHAMBAT LAJU KARIER
Solusi :
- Harus memiliki Goal atau target yang jelas
- Spesifik
- Rinci meliputi jenjang karier yang hendak dicapai
- Berapa lama ingin mencapainya
- Apa saja potensi penghambat untuk mencapainya
- Strategi apa untuk mengantisipasi dan mengatasinya
II. Tidak Memiliki Model Anutan (Role Model)
Mereka yang berhasil bersaing untuk menempati kompetensi
dalam fast track career adalah mereka yang memiliki Role
Model untuk sukses. Baik secara sengaja atau tidak sengaja,
sadar atau tidak sadar, mereka memiliki model yang dijadikan
anutan (contoh yang baik) untuk bisa memiliki karir yang
bagus.
Solusi :
Bila Karir terhambat/tersendat-sendat maka carilah Role Model
yang bisa kita jadikan contoh untuk membangun karier.
Solusi :
Dayagunakan potensi diri dengan “Do What you love, love what
you do” artinya pilihlah (setiap orang berhak memiliki apa yang
akan diputuskan dalam hidup) pekerjaan yang paling disukai,
digandrungi atau dicintai.
- Mendapatkan pekerjaan harus ada gairah guna menghasilkan
produktifitas yang tinggi
- Cintai pekerjaan tersebut dengan kecintaan yang maksimal
- Bagi yang sudah jatuh terhadap pekerjaan, akan tetapi kurang
menyukainya. Maka berusahalah mencintai pekerjaan
tersebut, lama-lama akan menemukan juga effek positif dari
kecintaan terhadap pekerjaan tersebut.
PENUTUP
Jika Kita terbiasa hidup dengan tantangan yang kecil,
biasanya upaya yang kita lakukan untuk menyelesaikannya
hanya membutuhkan pemikiran serta usaha yang relatif
kecil dan sekedarnya. Maka janganlah salahkan siapa-siapa
jika kita hanya menjadi orang kecil.
Akhlak
Hati Manusia
Ambisius/Egois Menerima
Pelit/Kikir Sosial
Amarah Sabar
Ria/Bangga Rendah Hati
Tamak/Rakus Bersyukur
Pembohong Jujur
Iri/Dengki Ikhlas
Dendam Pema’af
Sombong Ramah
Hati