Professional Documents
Culture Documents
STERILISASI ALAT
OLEH :
Ayu Ary’s Yudhaeni (0708505003)
Made Ayu Wida Suciani Dewi (0708505004)
Gusti Ayu Putu Sri Erwinayanti (0708505023)
Aurora Vanadis (0708505044)
Ni Ketut Sukarini (0708505061)
Vellen Herlyana (0708505072)
Khoirul Anam (0708505076)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
STERILISASI ALAT
I. TUJUAN
1. Untuk memahami cara pencucian alat atau wadah untuk pembuatan
sediaan steril.
2. Melakukan proses pencucian alat atau wadah gelas, tutup karet,
dan aluminium.
3. Memahami cara penggunaan alat sterilisasi baik berupa sterilisasi
panas kering atau alat sterilisasi panas basah.
4. Mampu melakukan sterilisasi alat menggunakan oven dan autoklaf.
5. Menjamin kebersihan alat.
Metode sterilisasi fisika terdiri dari metode sterilisasi panas (panas kering
dan panas lembab), metode radiasi, dan metode mekanik (filtrasi).
(Pratiwi, 2006)
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
• Oven • Gelas ukur 5 mL
• Autoklaf • Corong gelas besar
• Gunting • Sudip
• Batang Pengaduk • Gelas beker
• Pipet tetes besar • Mortar dan stamper
• Pipet tetes kecil • Ose
• Spatula logam • Pinset
• Labu Erlenmeyer 250 • Cawan Porselen
mL • Sendok tanduk
• Gelas ukur 50 mL
2. Bahan
• Air • Tissue / Lap / Aluminium
• Sabun cuci Foil Heavy Duty
4.2. Pembungkusan
1. Bungkus alat-alat dan wadah di atas dengan kertas sampul atau aluminium
foil, sesuai dengan cara sterilisasi yang dipilih (menggunakan autoklaf
atau oven).
Alat-alat yang dibungkus dengan aluminium foil (Sterilisasi
dengan Oven) :
1. Corong gelas
2. Batang pengaduk
3. Spatula logam
4. Ose
5. Cawan porselen
6. Tube salep
Alat-alat yang dibungkus dengan kertas sampul (Sterilisasi dengan
Autoklaf) :
1. Pipet tetes dan karetnya
2. Botol vial dan tutupnya
3. Labu Erlenmeyer
4. Sudip
5. Gelas ukur
6. Pinset
7. Kertas perkamen dan kertas saring
8. Sendok tanduk
9. Botol tetes mata dan tutupnya
2. Alat yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam plastik 1 kg.
V. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan proses sterilisasi alat yang akan digunakan
untuk pembuatan sediaan steril pada praktikum selanjutnya. Teknis pembuatan
steril yang akan dilakukan adalah teknis aseptis di mana persyaratan untuk
melakukan teknis tersebut diperlukan alat yang steril, bahan yang steril,
lingkungan yang terkontrol, dan personil yang terlatih. Dengan dilakukannya
proses sterilisasi alat pada awal praktikum ini, maka proses sterilisasi alat
selanjutnya dapat digunakan metode yang lebih sederhana yaitu dengan
menyemprotkan desinfektan pada permukaan alat sebelum digunakan. Proses
sterilisasi alat dilakukan dengan 3 metode sterilisasi yaitu panas basah, panas
kering, dan pemijaran langsung. Ketiga metode ini adalah metode-metode yang
memanfaatkan temperatur tinggi dalam menghilangkan mikroorganisme yang
terdapat di dalam alat-alat praktikum sehingga metode ini relatif lebih mudah
dikerjakan daripada metode sterlilisasi yang lain. Digunakan ketiga metode yang
berbeda didasarkan pada sifat-sifat dari alat yang berbeda.
Metode sterilisasi panas kering digunakan untuk bahan yang sensitif
terhadap lembab dan tahan terhadap panas tinggi. Metode ini tidak dapat
digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik (Pratiwi, 2006).
Metode ini yang dipilih untuk mensterilkan alat gelas yang tidak digunakan dalam
pengukuran seperti corong gelas, batang pengaduk, ose, cawan porselen, spatula
logam, dan tube salep. Sebelum disterilkan di dalam oven, alat dicuci dengan air
sabun dan dibilas hingga bersih. Alat dibiarkan mengering sebelum dibungkus
dengan aluminium foil. Tujuan pembungkusan adalah untuk mencegah terjadinya
paparan panas secara langsung pada alat yang dapat menyebabkan kerusakan alat
akibat terjadinya pemuaian yang tidak merata. Dengan pembungkusan alat
menggunakan alumium foil, panas akan dialirkan secara konduksi di permukaan
aluminium foil sehingga panas yang memapar alat dilakukan secara merata.
Kemudian oven disiapkan hingga suhu di dalam oven mencapai 1800C untuk
kemudian dimasukkan alat-alat yang akan disterilkan. Alat dibiarkan dalam oven
selama 30 menit dengan menjaga suhu oven tetap 1800C. Digunakan suhu 1800C
untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi menjadi 30
menit. Rentang penggunaan suhu steriliasasi panas kering antara 1600C hingga
1800C selama 1 jam. Dengan menggunakan suhu yang lebih tinggi diharapkan
proses penghilangan bakteri bisa berjalan lebih cepat karena temperatur yang
lebih tinggi memungkinkan waktu sterilisasi yang lebih pendek dari waktu yang
ditentukan dari peraturan (Lukas, 2006). Pada sterilisasi panas kering
pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi sampai
terjadinya koagulasi protein dan membran sel mikroorganisme. Proses ini juga
dapat membunuh endospora. Karena panas dan kering kurang efektif dalam
membunuh mikroorganisme dari autoklaf maka sterilisasi memerlukan temperatur
yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Pratiwi, 2006). Setelah 30 menit,
suhu pada oven diturunkan hingga 800C untuk memudahkan praktikan mengambil
alat dari dalam oven. Alat yang telah disterilkan disimpan dalam box praktikum
dalam keadaan masih terbungkus untuk mecegah kontaminasi bakteri.
Metode sterilisasi panas basah dilakukan untuk alat-lat yang tidak tahan
pemanasan suhu tinggi. Sterilisasi dilakukan pada suhu 1210C selama 15 menit
pada tekanan 15 psi di dalam autoklaf. Alasan digunakannya suhu 1210C karena
air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan pada tekanan 15 psi. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada suhu 1000C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan pada ketinggian yang sama
menggunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 121 0C (Pradhika,
2008). Alat-alat yang disterilkan dengan metode ini adalah alat gelas yang presisi
seperti gelas ukur. Alasan penggunaan metode panas basah karena waktu yang
diperlukan untuk mensterilkan alat sangat singkat dan pada suhu 1210C alat gelas
tidak akan memuai sehingga tidak akan merubah ukuran alat (Hafiz, 2009).
Alasan lainnya adalah karena alat yang disterilisasi dengan autoklaf adalah sendok
tanduk, botol tetes mata, sudip, kertas perkamen, kertas saring, dan karet penutup
vial yang tidak tahan pemanasan. Alat-alat gelas yang berfungsi sebagai wadah
dan bervolume kecil juga disterilkan dalam autoklaf. Alat-alat tersebut antara lain
botol vial 100 mL dan 10 mL, pipet tetes, dan erlenmeyer 250 mL. Digunakan
metode panas basah karena uap merupakan pembawa atau carrier energi termal
paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan
sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi lebih efektif dibandingkan dengan
panas kering (Lukas, 2006). Prosedur sterilisasi panas basah diawali dengan
pencucian dan pembungkusan, hampir sama dengan metode sterilisasi kering,
hanya saja pembungkus yang digunakan adalah kertas sampul coklat. Digunakan
kertas sampul coklat karena pori yang dimiliki lebih efektif untuk penetrasi uap
air sehingga proses sterilisasi dengan uap lebih optimal. Sebelum dilakukan tahap
sterilisasi, autoklaf yang akan digunakan diisi air hingga melewati sarangan.
Autoklaf dipanaskan hingga suhu mendekati 1210C, baru kemudian alat
dimasukkan ke dalam autoklaf dan dikunci rapat. Teknik penguncian tiap ulir
dilakukan berseberangan untuk menjamin kerapatan penguncian autoklaf.
Selanjutnya dilakukan proses pengusiran udara dari dalam autoklaf. Pengusiran
udara ini berfungsi untuk mengkondisikan autoklaf dalam keadaan jenuh uap air.
Pengusiran dilakukan dengan membuka klep udara selama pemanasan, setelah
uap air keluar dari klep, klep ditutup sehingga keadaan di dalam autoklaf jenuh
dengan uap air dan tekanan udara di dalamnya meningkat. Indikator diamati
hingga menunjukkan tekanan 15 psi. Setelah indikator menunjukkan angka
tersebut, waktu sterilisasi diukur 15 menit. Tekanan 15 psi harus dijaga selama 15
menit, jika tekanan turun pengukuran waktu dihentikan dan dijalankan kembali
bila tekanan mencapai 15 psi kembali. Pengaturan tekanan dilakukan dengan
menaikkan atau menurunkan tombol pengatur suhu. Setelah waktu 15 menit
tercapai, pengatur suhu diturunkan, indikator diamati hingga menunujukkan 0 psi,
baru alat dapat dikeluarkan dari autoklaf. Mekanisme sterilisasi dari metode panas
basah sebenarnya adalah dengan memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu
selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek sehingga terjadi pelepasan
energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara
irreversible akibat denaturasi atau koagulasi protein sel (Lukas, 2006).
Sterilisasi mortar dan stamper dilakukan dengan teknik yang berbeda yaitu
dengan pemijaran langsung. Pemijaran langsung dilakukan dengan menuangkan
alkohol 95% di dalam mortar dan stamper kemudian dibakar. Digunakan alkohol
95% karena konsentrasi alkohol yang dimiliki lebih tinggi sehingga dapat
memijarkan api. Setelah api padam, mortar dan stamper ditunggu hingga sedikit
dingin untuk dibungkus dengan aluminium foil dan plastik ikan untuk mencegah
kontaminasi selama penyimpanan.
VI. KESIMPULAN
1. Alat-alat yang disterilisasikan dengan panas basah antara lain gelas
ukur, sendok tanduk, botol tetes mata, sudip, kertas perkamen, kertas
saring, karet penutup vial, botol vial 100 mL dan 10 mL, pipet tetes
dan karetnya, serta erlenmeyer 250 mL.
2. Alat-alat yang disterilsasikan dengan panas kering antara lain corong
gelas, batang pengaduk, ose, cawan porselen, spatula logam, dan tube
salep.
3. Sterilisasi mortar dan stamper dilakukan dengan pemijaran langsung
dengan cara menuangkan alkohol 95% di dalam mortar dan stamper
kemudian dibakar.
JURNAL PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI
SEDIAAN STERIL
I. TUJUAN
II. BAHAN
• Air
• Sabun cuci
• Alkohol 70%
• Etanol 95%
• Kertas sampul
• Tissue / Lap / Aluminium Foil Heavy Duty
• Kertas saring
• Kertas perkamen
• Plastik ikan
• Plastik 1 kg
III. ALAT
• Alat oven
• Autoklaf
• Gunting
• Batang Pengaduk
• Pipet tetes besar
• Pipet tetes kecil
• Spatula logam
• Labu Erlenmeyer 250 mL
• Gelas ukur 50 mL
• Gelas ukur 5 mL
• Corong gelas besar
• Sudip
• Gelas beker
• Mortir dan stamper
• Ose
• Pinset
• Cawan Porselen
• Sendok tanduk
IV. CARA KERJA
4.2. Pembungkusan
1. Bungkus alat-alat dan wadah diatas dengan kertas sampul atau aluminium
foil, sesuai dengan cara sterilisasi yang dipilih (menggunakan autoklaf
atau oven).
Alat-alat yang dibungkus dengan aluminium foil (Sterilisasi
dengan Oven) :
1. Corong gelas
2. Batang pengaduk
3. Spatula logam
4. Ose
5. Cawan porselen
6. Tube salep
Pradhika. 2008. Bab III Sterilisasi, (cited 2010 Oct, 24). Available from:
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html