You are on page 1of 5

TUGAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

KELOMPOK 2

Dikerjakan oleh :
Yohanes Santoso 91014207
Andrew Nawir 91014229
Indra Kusuma Wijaya 91014233

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


MAGISTER MANAJEMEN 42
UNIVERSITAS SURABAYA
2011
GAMBARAN KASUS

Pada pagi hari ini, seperti biasanya, di awal minggu. Manager HRD selalu
melakukan Internal Meeting di departemennya. Agenda rapat yang dibicarakan
adalah permasalahan-permasalahan kerja yang dialami oleh setiap staf di HRD.
Namun yang paling dominan serta menjadi polemik yang belum selesai sampai
rapat ditutup tadi adalah rencana pelatihan minggu depan.
Minggu depan, Manager HRD akan melakukan pelatihan untuk
meningkatkan team work di departemennya. Fasilitator pelatihan berasal dari
luar perusahaan yang memang sudah dikenal baik oleh seluruh karyawan HRD.
Semula, pelatihan direncanakan pada akhir minggu, yaitu hari sabtu siang
sampai dengan minggu siang di luar kota. Para karyawan diperbolehkan
membawa keluarganya yang juga akan difasilitasi secara penuh oleh perusahaan.
Walaupun memang tidak acara khusus untuk keluarga, namun diharapkan
dengan kehadiran keluarga para karyawan diharapkan akan membuat hubungan
antar karyawan semakin dekat dan keluargapun dapat mengenal lingkungan
kerja yang ada di HRD.
Namun diantara karyawan HRD ada dua karyawan yang merasa
keberatan jika dilakukan akhir minggu dan harus bermalam; sehingga akhirnya
waktu pelatihan dirubah menjadi sehari efektif tanpa bermalam dan dilakukan di
luar perusahaan; tanpa membawa keluarga. Waktu pelatihanpun akan dilakukan
pada saat hari kerja, mulai pagi sampai dengan malam.
Walaupun sudah dirubah tanpa bermalam dan dilakukan pada hari kerja,
tetapi ke dua karyawan tersebut masih belum dapat memastikan akan ikut atau
tidak. Hal ini membuat Manager HRD agak marah, sampai akhirnya dia
mengatakan pada akhir rapat bahwa dia akan memberikan SP I (Surat
Peringatan I) kepada karyawannya yang tidak ikut pelatihan team work.
Alasan Manager HRD memberikan SP karena pelatihan tersebut adalah
untuk seluruh karyawan dan sudah dicoba dirubah, tetapi ternyata ada karyawan
yang tetap saja tidak mau ikut. Dua karyawan tersebut saat rapat selesai merasa
tidak puas dengan keputusan Manager tersebut; mereka berencana mengadukan
hal tersebut kepada Serikat Pekerja.
PERMASALAHAN :
Pada kasus yang diberikan kepada kelompok kami, kami menyimpulkan bahwa
kesalahan terjadi pada kedua belah pihak. Kedua pihak tersebut adalah Manager
HRD dan 2 karyawan HRD yang menentang keputusan rapat untuk melakukan
training atau pelatihan. Berikut detailnya :
1. Manajer HRD sebagai pemimpin harusnya bisa mengontrol karyawannya
sehingga dapat mengikuti training yang akan dilakukan.
2. Karyawan seharusnya mengikuti setiap training yang diadakan oleh
perusahaan karena tujuan dari training tersebut meningkatkan
kompetensi dari karyawan tersebut sehingga dapat bekerja dengan baik,
dengan bekerja dengan baik maka karyawan pastinya juga akan
mendapatkan reward dari perusahaan.
PRIORITAS MASALAH :
Disini kedua masalah tersebut penting sehingga kedua masalah ini
menjadi prioritas yang harus diselesaikan, Cuma disini dibedakan jangka
waktunya. Dalam jangka pendek yang harus pertama diselesaikan adalah
masalah kedua yaitu training yang akan dilakukan 1minggu kedepan. Dalam
jangkap panjang yang harus diselesaikan adalah dari manajernya yang
mengakibatkan mengapa karyawan tersebut tidak mau mengikuti training.
Jangka pendek : Dimana training akan diadakan minggu depan dan harus
dicari solusi yang tepat agar semua karyawan dapat mengikuti training tersebut.
Hal ini merupakan masalah yang serius dimana pekerja seharusnya mengikuti
apa yang diinginkan oleh perusahaan terutama masalah training. Dimana training
ditujukan untuk meningkatkan kompetensi karyawan sehingga dapat bekerja
dengan baik dan apabila bekerja dengan baik maka akan mendapatkan reward
juga dari perusahaan.
Pada dasarnya training dilakukan sesuai dengan tujuan dari sebuah perusahaan
yaitu survive → growth → develop. Perusahaan memandang karyawan yang
memiliki keterampilan sebagai sumber utama keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan, dimana pelatihan menjadi alat yang penting untuk
menciptakan kesiapan dan fleksibilitas dalam menghadapi persaingan kedepan.
Jangka panjang : Manajer harus mengintrosepksi diri mengapa karyawan
tidak mau mengikuti training, apakah karena metode yang monoton dan terlalu
sering, atau kesalahan memimpin dari manajer, dsb. Pemimpin adalah motor
penggerak semua karyawannya dimana segala yang akan dia lakukan akan ditiru
oleh karyawannya. Oleh karena itu karyawan yang tidak mau mengikuti training
yang sesuai dengan tujuan perusahaan harus dicari penyebabnya dari
pemimpinnya.
PENYELESAIAN MASALAH :
Jangka pendek : Penyelesaian masalah agar semua karyawan mau mengikuti
training adalah pemberian briefing, briefing sangatlah penting dilakukan secara
menyeluruh untuk mempersiapkan para karyawan sebelum mereka ikut training.
Selain itu, berguna juga untuk menjelaskan apa yang diharapkan usai training,
sehingga ada rasa tanggung jawab pada diri karyawan dan juga perusahaan.
Begitu tahu bahwa ia diharapkan membawa hasil tertentu setelah training, maka
kemungkinan ia akan 100% berkonsentrasi penuh selama training. Kebanyakan
peserta hanya mengganggap training sebagai “main-main” saja karena tidak ada
yang diharapkan dari dirinya usai training.
Mengikutsertakan pihak yang yang punya wewenang lebih tinggi juga
untuk menghadiri training tersebut. Misal general manajer, Hal ini dikarenakan
pihak yang punya wewenang lebih tinggi lebih mampu menggerakkan para
karyawan untuk segera bertindak setelah training. Dengan adanya dia di sana,
para karyawan juga akan lebih fokus dan terbimbing.
Apabila karyawan tersebut tetap tidak mengikuti training maka pemberian
SP 1 dapat dilakukan karena karyawan tersebut tidak mengikuti apa yang
ditugaskan oleh perusahaan atau tidak berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan. Masalah pekerja yang ingin melaporkan manajer HRD ke serikat
pekerja mengenai SP 1 yang diberikan, hal ini bukanlah masalah serius karena
serikat pekerja pastinya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ada.
Selain itu, karyawan sudah terikat kontrak kerja dengan perusahaan, sehingga
seharusnya mengikuti peraturan dari perusahaan. Apabila karyawan ingin
mengadukan permasalahan kepada Serikat Pekerja, perusahaan dapat
mempertahankan pendapatnya (pemberian SP 1).
Jangka panjang : Setelah melakukan training masih harus dilakukan beberapa
hal yang harus dilakukan dengan tujuan agar training tidak menjadi sia-sia atau
hanya sekedar main-main dibenak karyawan, berikut beberapa hal yang harus
dilakukan :
1. Adanya diskusi internal setelah training
Ini adalah tahapan yang paling penting. Peserta biasanya sedang
konsentrasi, fokus penuh dengan ide-ide, dan termotivasi setelah training.
Untuk memastikan ide-ide ini bisa disalurkan ke dalam tindakan nyata
dan spesifik maka diadakan diskusi internal yang mereview kembali
semua yang sudah dipelajari selama training, lalu membuat daftar
tindakan dan masukan yang bisa dikerjakan dari ide-ide yang didapat
selama training.
2. Pemberian penghargaan dan pengakuan
Adanya apresiasi kepada para karyawan yang sudah memberikan usaha
ekstra untuk belajar, berpikir, menerapkan, berubah, dan berhasil
meningkatkan kinerja. Disini penghargaan akan memotivasi karyawan
tersebut untuk bekerja lebih baik.
3. Pengevaluasian pihak HRD untuk training kedepannya
Mengevaluasi hasil training dan implementasi yang sudah ddilakukan oleh
karyawan yang mengikuti training. Misal mengevaluasi metode training
apakah behasil atau tidak dan mengembangkan metode training agar
kedepannya training menjadi lebih menarik dan pekerja selalu
mendapatkan hal baru.
4. Pengikutertaan pihak yang punya wewenang lebih tinggi
Bila memungkinkan, mesti ada satu orang yang punya wewenang lebih
tinggi juga untuk mengikuti training. Karena kadang sehabis training,
karyawan sadar bahwa sebagian solusi terletak di pihak manajemen
untuk mengubah kebijakan, sistem, dll. Sulit bagi karyawan ‘junior’ untuk
kembali ke kantor esok harinya dan langsung meminta manajemen untuk
mengubah kebijakan perusahaan. Maka dari itu, akan sangat berguna bila
ada senior yang juga ikut karena posisinya lebih memungkinkan untuk
menyarankan perubahan kepada pihak manajemen.

You might also like