You are on page 1of 20

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN

NONELEKTORIT

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA PELAJARAN KIMIA DI SMAN 2 BENGKULU

Disusun oleh:
Dwi Yulystine Tanawi
X Akselerasi

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL ( DIKNAS )


SMAN 2 KOTA BENGKULU
TAHUN 2009/2010

1
HALAMAN PENGESAHAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN


NONELEKTROLIT

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA PELAJARAN KIMIA

Disahkan , di Bengkulu tanggal 5 Desember 2009

Mengetahui :

Kepala Sekolah SMAN 2 Guru Pembimbing


Kota Bengkulu

Drs. Yandiono Sri Meinarti


NIP. NIP.

KATA PENGANTAR

2
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Salah
satunya kepada Bu Sri Meinarti selaku guru pembimbing yang senantiasa
sabar dan setia membimbing penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kepala sekolah SMAN 2 Kota Bengkulu Bpk. Drs. Yandiono.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas
mata pelajaran kimia. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam
penyusunannya. Penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua yang membacanya. Terima kasih sebesar-besarnya disampaikan oleh
penulis atas bantuan dan partisipasinya.

Bengkulu, 5 Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

3
HALAMAN JUDUL …………………………………….….…….1
HALAMAN PENGESAHAN …………………………….……....2
KATA PENGANTAR ………………………………….................3
DAFTAR ISI …………………………………………….………..4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………….................5
1.2 Rumusan Masalah ………………………….…...5
1.3 Ruang Lingkup Masalah ………………….…….6
1.4 Tujuan Penulisan ……………………..................6
1.4.1 Tujuan Umum …………………….............6
1.4.2 Tujuan Khusus ……………………….…...6
1.5 Manfaat Penulisan ………………….........……...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Larutan …...…….……………………………....7
2.1.1 Komponen Larutan……………….............8
2.2 Konduktor dan Isolator…………………………8
2.3 Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektolit..…10
2.3.1 Larutan Elektrolit Kuat dan Lemah……..11
2.3.2 Mekanisme dan Daya Hantar Larutan…..12
2.3.3 Teori Ion Svante Arrhenius……………...15
2.3.4 Elektrolit Senyawa Ion & Kovalen Polar..16

BAB III PENUTUP


Kesimpulan …………………………...…………..19
Saran ………………………………...……............19
Kritik ……………………… ……………………..19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

4
1.1 LATAR BELAKANG
Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan
berbagai zat kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk, salah
satunya dalam bentuk larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.
Misalnya garam dapur (NaCl). Selain untuk memperkaya rasa masakan,
ternyata garam dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai banyak
kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika
disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus listrik dan
membuat lampu menyala.
Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air
suling, larutan gula, asam asetat, amoniak, asam sulfat, asam klorida, natrium
klorida, dan natrium hidroksida. Di antara larutan-larutan tersebut dibagi
menjadi dua kelompok secara garis besar, yaitu larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Untuk lebih lengkapnya
akan dibahas lebih jauh dalam tinjauan pustaka.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
 Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit?
 Bagaimanakah cara menentukan apakah suatu larutan tergolong
elektrolit atau nonelektrolit?
 Apa saja contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit?

1.3 RUANG LINGKUP MASALAH

5
Dalam hal ini penulis ingin menjawab rumusan masalah secara global
(mendunia).

1.4 TUJUAN PENULISAN

1.4.1 TUJUAN UMUM


Untuk mempelajari segala hal mengenai larutan elektrolit dan
nonelektrolit serta mengetahui apa saja contoh-contohnya.

1.4.2 TUJUAN KHUSUS


1. Menambah wawasan dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2. Mengetahui cara menentukan apakah suatu larutan termasuk larutan
elektrolit atau nonelektrolit.
3. Dapat mengetahui contoh-contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 MANFAAT PENULISAN


Makalah ini dibuat agar pembaca dapat bertambah wawasannya
mengenai pelajaran kimia, terutama mengenai pelajaran kimia kelas 1B SMA
(Sekolah Menengah Atas) yang berjudul Larutan Elekrolit dan Nonelektrolit.
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat
mengetahui apa itu larutan elektrolit dan nonelektrolit serta perbedaan di
antara keduanya. Bagaimana cara menentukan suatu larutan itu termasuk
golongan larutan elektrolit atau nonelektrolit dan menjelaskan contoh-contoh
dari larutan elektrolit dan nonelektrolit tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1 LARUTAN

Di pelajaran kimia SMP kita telah mempelajari tentang campuran zat.


Campuran zat adalah materi yang terdiri dari dua atau lebih zat dengan
perbandingan tidak menentu (sembarang). Campuran dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Larutan
merupakan campuran zat homogen yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut di
mana komposisi pelarutnya lebih banyak dibandingkan zat yang terlarut,
contohnya gula yang berfungsi sebagai zat terlarut dan air yang berfungsi
sebagai pelarut. Campuran heterogen contohnya pasir dan air yang tidak larut
satu sama lain sehingga tidak dapat disebut larutan.
Hewan dan tumbuhan menyerap sari-sari makanan dalam bentuk larutan.
Begitu juga dengan tubuh kita yang menyerap mineral, vitamin, dan sari-sari
makanan dalam bentuk larutan. Jadi, larutan mempunyai peranan besar dalam
kehidupan sehari-hari.

Gambar 1.1 Larutan

2.1.1 KOMPONEN LARUTAN

7
Larutan memiliki dua komponen pokok, yaitu pelarut dan zat terlarut.
Larutan dapat berfase gas, cair, maupun padat yang disebut larutan gas, larutan
cair, dan larutan padat. Larutan gas, contohnya udara yang merupakan
campuran dari berbagai jenis gas terutama oksigen dan nitrogen. Larutan
padat, contohnya emas 22 karat merupakan campuran homogen dari emas,
perak, dan tembaga. Akan tetapi, penggunaan istilah larutan umumnya lebih
ditujukan untuk larutan dalam fase cair. Untuk setiap larutan yang tidak
menyebutkan pelarut yang digunakan, berarti pelarutnya adalah air.
Contohnya:
Larutan NaOH
Zat pelarut : NaOH
Pelarut : air
Larutan naftalena dalam benzena
Zat pelarut : naftalena
Pelarut : benzena

2.2 KONDUKTOR DAN ISOLATOR

Berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik, bahan-bahan


di alam ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator.
Konduktor merupakan bahan-bahan yang dapat mengalirkan arus listrik
melalui bahan tersebut dengan mudah. Contohnya yaitu tembaga, besi, baja,
granit, batang karbon (grafit), dan umumnya bahan logam merupakan
konduktor yang baik. Sedangkan isolator (nonkonduktor/dielektrik) adalah
merupakan bahan-bahan yang tidak dapat mengalirkan arus listrik melalui
bahan tersebut. Contohnya yaitu kaca, kayu, karet, intan, plastik, kertas, dan
udara.
Kita dapat menguji kemampuan suatu bahan dengan melakukan
percobaan melalui rangkaian listrik (electric circuit) yang menghubungkan
sebuah lampu pijar kecil pada sebuah baterai dengan menggunakan bahan
tersebut. Lampu pijar itulah yang berfungsi sebagai petunjuk ada-tidaknya
arus listrik dalam rangkain tersebut. Lampu pijar tersebut juga dapat

8
disubstitusikan dengan bahan lain, misalnya ammeter. Ketika terjadi hubungan
yang baik dan bahan yang digunakan merupakan konduktor, maka arus listrik
akan mengalir melalui rangkaian tersebut dan lampu akan menyala. Namun,
apabila tidak terjadi hubungan yang baik dan bahan yang digunakan
merupakan isolator, maka arus listik tidak akan dapat mengalir dan lampu
tidak akan menyala.
Selain konduktor dan isolator, ada bahan yang disebut semikonduktor.
Bahan ini disebut semikonduktor karena pada keadaan tertentu bahan tersebut
dapat menghantarkan listrik, namun terkadang bahan ini tidak dapat
menghantarkan listrik. Semikonduktor dapat berupa zat padat maupun zat cair.
Pada suhu kamar, semikonduktor dapat menghantarkan listrik lebih cepat
dibandingkan isolator, namun lebih lambat dari konduktor. Dapat disimpulkan
bahwa semikonduktor posisinya berada di tengah-tengah konduktor dan
isolator. Contoh-contoh bahan semikonduktor yaitu silikon, germanium,
selenium, gallium arsenida, seng selenida, dan timbal telurida.

G a m b
Gambar 1.3 Kertas (isolator)

9
2.3 LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NONELEKTROLIT

Pada permulaan abad ke-19, para ilmuan tertarik dengan dampak arus
listrik yang dialirkan melalui berbagai jenis larutan. Pada saat itu pula
diketahui ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada juga larutan
yang tidak dapat menghantarkan listrik. Ada tidaknya aliran listrik dapat
ditunjukkan oleh perubahan yang terjadi pada electrode yang dicelupkan ke
dalam larutan.
Michael Faraday adalah orang pertama yang berhasil menemukan bahwa
larutan dapat menghantarkan arus listrik. Dia menempatkan dua elektrode
yang terhubung dengan sumber arus listrik ke dalam larutan yang mengandung
pelarut air dan zat-zat terlarut. Saat arus listrik dialirkan ke dalam larutan, dia
melihat bahwa zat-zat terlarut tersebut, yang kemudian lebih dikenal dengan
nama elektrolit, dapat menghantarkan arus listrik.
Singkatnya, dia menyimpulkan bahwa larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik dan zat-zat yang terlarut dalam larutan
tersebut dinamakan zat elektrolit. Sedangkan larutan nonelektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang terkandung
dalam larutan nonelektrolit dinamakan zat nonelektrolit. Michael Faraday
merupakan orang pertama yang memberikan istilah elektrode dan elektrolit.
Elektrode adalah unsur padat yang dihubungkan langsung dengan sumber arus
listrik.

10
Gambar 1.4 Michael Faraday

2.3.1 LARUTAN ELEKTROLIT KUAT DAN LEMAH

Berdasarkan kekuatan nyala lampu dan banyaknya gelembung gas yang


terjadi, larutan elektrolit dibedakan atas dua golongan, yaitu larutan elektrolit
kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat mempunyai daya
hantar yang relatif baik dan konsentrasinya relatif kecil. Sedangkan larutan
elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang buruk dan konsentrasinya relatif
besar. Dan larutan elektrolit kuat sebagian besar/seluruh molekul terurai
menjadi ion, sedangkan dalam elektrolit lemah, hanya sebagian kecil saja
molekul yang menjadi ion.
Larutan elektrolit kuat menghasilkan nyala lampu yang terang dan
gelembung yang jumlahnya banyak, sedangkan larutan elektrolit lemah akan
menghasilkan nyala lampu yang redup dan gelembung yang jumlahnya
sedikit. Sebenarnya larutan elektrolit lemah dapat menghantarkan listrik,
hanya saja daya hantarnya yang tidak sekuat daya hantar larutan elektrolit
kuat. Berikut tabel yang akan memperjelas perbedaan elektrolit kuat, lemah,
dan nonelektrolit:

Jenis elektrolit Nyala lampu Gelembung


Elektrolit kuat Kuat Banyak
Elektrolit lemah Sedang Sedikit
Nonelektrolit Tidak ada Tidak ada

11
Gambar 1.5 Elektrolit kuat

Gambar 1.6 Elektrolit lemah

Gambar 1.7 Nonelektrolit

2.3.2 MEKANISME DAN DAYA HANTAR LARUTAN

Cara kerja:
1. Susunlah alat penguji elektrolit sehingga berfungsi dengan baik.

12
2. Masukkan ± 50 mL air suling ke dalam gelas kimia
3. Uji daya hantarnya dan catat apabila lampu pijar menyala dan timbul
gelembung pada elektrode.
4. Bersihkan elektrode dengan air dan keringkan
5. Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain, seperti:
 Air suling
 Larutan gula
 Asam asetat
 Amoniak
 Asam sulfat
 Asam klorida
 Natrium klorida
 Natrium hidroksida

Hasil pengamatan:
Larutan Lampu pijar Gelembung
Air suling Tidak menyala Tidak ada
Larutan gula Tidak menyala Tidak ada
Asam asetat Tidak menyala Ada (sedikit)
Amoniak Tidak menyala Ada (sedikit)
Asam sulfat Menyala Ada (banyak)
Asam klorida Menyala Ada (banyak)
Natrium klorida Menyala Ada (banyak)
Natrium hidroksida Menyala Ada (banyak)

Golongan Larutan
Elektrolit kuat Larutan asam sulfat, larutan asam klorida, larutan natrium
klorida, dan larutan natrium hidroksida.
Elektrolit lemah Larutan asam cuka dan larutan amoniak.
Nonelektronit larutan air suling dan larutan gula.

Mekanisme hantaran listrik melalui larutan bersumber dari baterai yang


memberikan muatan berbeda pada kedua elektrode. Katode (kutub negatif)
bermuatan negatif, sedangkan anode (kutub postif) bermuatan positif. Spesi
(ion/atom/molekul) akan mengambil elektron dari katode, dan spesi yang

13
lainnya akan melepas elektron ke anode. Selanjutnya elektron akan dialirkan
ke katode melalui baterai.
Seperti pada larutan asam klorida (HCl) yang terurai menjadi ion H+ dan
ion Cl-. Reaksi ionisasi yang terjadi sebagai berikut:
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl- (aq)
Ion-ion H+ akan menuju katode dan mengambil elektron serta berubah
menjadi gas hidrogen.
2H+ (aq) + 2e- → H2 (g)
Sementara itu, ion-ion Cl- bergerak menuju anode dan melepas elektron
serta berubah menjadi gas klorin.
2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2e-
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hantaran listrik melalui HCl
terjadi karena ion-ion H+ mengambil elektron katode, sedangkan arus listrik
dalam larutan merupakan aliran muatan (aliran ion). Arus listrik menguraikan
HCl menjadi H2 dan Cl2. Reaksi penguraian ini disebut elektrolisis, berikut
contoh reaksi elektrolisis:
2H+ (aq) + 2Cl- (aq) → H2 (g) + Cl2 (g)
Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi karena
tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan
terurai menjadi ion-ion ketika dilarutkan dalam air dan ion-ion tersebut akan
bergerak bebas. Sedangkan reaksi ionisasi pada senyawa kovalen polar terjadi
karena adanya perpindahan proton/ion hidrogen dari molekul HCl ke molekul
air sehingga menghasilkan ion hidronium dan ion klorida. Jika HCl dilarutkan
dalam air, akan terjadi reaksi kimia dan terurai menjadi ion-ion walaupun HCl
merupakan molekul netral.

14
Gambar 2.1 Rangkaian alat penguji elektrolit
2.3.3 TEORI ION SVANTE ARRHENIUS

Pada tahun 1887, seorang ahli kimia dari Swedia yang bernama Svante
August Arrhenius (1859-1927) mengemukakan sebuah teori yang dapat
menjelaskan jawaban dari pertanyaan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik? Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik karena di dalamnya terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion
inilah yang kemudian dapat menghantarkan listrik. Teori Arrhenius tersebut
menyatakan bahwa di dalam larutan elektrolit, senyawa-senyawa kimia (zat
elektrolit) diuraikan menjadi ion-ion. Berikut beberapa contoh reaksi zat-zat
dalam air yang terurai menjadi ion-ion:
NaCl (s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
HCl (g) → H+ (aq) + Cl- (aq)
NaOH (s) → Na+ (aq) + OH- (aq)
H2SO4 (l) → 2H+ (aq) + SO2-4 (aq)
MgCl2 (s) → Mg2+ (aq) + 2Cl- (aq)
CH3COOH (l) → H+ (aq) + CH3COO- (aq)
Zat elektrolit apabila dimasukkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-
ion dan ion-ion tersebut akan terhidrasi (terikat pada molekul-molekul air)
sehingga ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.

15
Berikut contoh-contoh zat-zat nonelektrolit dalam larutan yang tidak
terurai menjadi ion-ion, namun tetap dalam bentuk larutan:
C12H22O11 (s) → C12H22O11 (aq)
CO(NH2)2 (s) → CO(NH2)2 (aq)
C2H5OH (l) → C2H5OH (aq)
Zat nonelektrolit jika dilarutkan ke dalam air tidak akan diuraikan
menjadi ion-ion, namun tetap berbentuk molekul-molekul yang tidak
bermuatan. Hal ini menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik.

Gambar 2.2 Svante Arrhenius

2.3.4 ELEKTROLIT SENYAWA ION DAN KOVALEN POLAR

Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang di
dalam larutan terurai ion-ionnya.
1. Senyawa Ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion. Senyawa ion
umumnya berupa padatan kristal, di mana ion-ionnya terikat satu sama
lain dengan kuat dan rapat. Oleh karena itu, padatan senyawa ion tidak
menghantarkan listrik. Namun, jika senyawa ion dilarutkan, senyawa
ini dapat terurai menjadi ion-ionnya dan bergerak bebas, sehingga
larutan senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Sebagai contoh

16
misalnya larutan CuCl2 diuji dalam rangkaian alat penguji elektrolit,
maka akan tampak gelembung-gelembung gas berwarna kekuning-
kuningan keluar dari larutan pada elektrode positif dan tampak pula
pada lapisan logam tembaga yang menyelimuti elektrode negatif.
Reaksi yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:
CuCl2 (aq) → Cu (s) + Cl2 (g)
Senyawa ion dalam larutan dapat menghantarkan listrik karena ion-
ionnya dapat bergerak bebas. Senyawa CuCl2 jika dilarutkan ke dalam
air akan terurai menjadi ion-ionnya.
CuCl2 (aq) → Cu2+ (aq) + 2Cl- (aq)
Aliran elektron dari sumber arus listrik masuk ke dalam larutan melalui
salah satu elektrode sehingga elektrode itu bermuatan negatif. Menurut
hukum Coulomb, muatan berbeda saling tarik-menarik. Oleh karena
Cu2+ bermuatan positif, ion itu akan tertarik menuju elektrode yang
bermuatan listrik negatif dan menyerap elektron, sehingga terbentuk
lapisan tembaga pada elektrode tersebut.
Cu2+ (aq) + 2e- → Cu (s)
Sementara itu pada elektron lain, ion Cl- melepaskan elektron dan
keluar dari larutan dalam bentuk gas Cl2 melalui elektrode tersebut.
2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2e-
Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa dalam alat penguji
elektrolit, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sedangkan
ion-ion negatif akan bergerak ke elektrode positif. Dengan demikian,
terjadi aliran listrik yang akan mengalir terus-menerus sehingga
menyebabkan semua ion menjadi netral. Umunya senyawa ion berupa
padatan kristal, namun ternyata padatan kristal senyawa ion tersebut
tidak dapat menghantarkan listrik. Hal ini terjadi karena ion-ion dalam
padatan kristal tidak dapat bergerak bebas. Meskipun demikian, jika
padatan kristal senyawa ion dilelehkan, senyawa ion tersebut dapat
menghantarkan listrik. Oleh karena itu, lelehan senyawa ion atau

17
senyawa ion cair, bila dialiri arus listrik, ion-ionnya dapat bergerak
bebas menuju elektrode-elektrodenya. Lelehan senyawa ion inilah
yang menjadi penghantar arus listrik yang baik. Jadi, semua senyawa
ion merupakan senyawa elektrolit.
Gambar 2.3 Rangkaian listrik senyawa ion
2. Senyawa Kovalen Polar
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berkaitan satu
sama lain. Dalam Bab Ikatan Kimia di kelas X semester 1 telah
dijelaskan bahwa pada senyawa kovalen, perbedaan keelektronegatifan
dua atom yang membentuk molekul dwiatom menimbulkan molekul
polar atau senyawa kovalen polar dan molekul non polar atau senyawa
kovalen nonpolar. Yang bersifat polar merupakan partikel netral,
contohnya hidrogen klorida cair (HCl(l)), asam asetat (CH3COOH(l)),
dan ammonia cair (NH3(l)). Yang bersifat nonpolar, contohnya CH4.
Karena molekul air bersifat polar, maka air dikenal sebagai pelarut
polar. Zat dengan molekul polar apabila dilarutkan ke dalam air dapat
mengalami ionisasi, sehingga larutannya dapat menghantarkan listrik.
Hal itu disebabkan karena antar molekul polar ada suatu haya tarik-
menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan dalam molekul.
Contohnya:
HCl(l) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH (l) + H2O (l) → H3O+ (aq) + CH3COO- (aq)
NH3 (l) + H2O (l) → NH+4 (aq) + OH- (aq)
Oleh karena itu, larutan senyawa-senyawa kovalen polar merupakan
larutan elektrolit. Sedangkan, larutan senyawa-senyawa kovalen
nonpolar bukan merupakan larutan nonelektrolit.

Bentuk elektrolit Padatan Lelehan Larutan

Senyawa ion nonkonduktor konduktor konduktor

Senyawa kovalen nonkonduktor nonkonduktor konduktor

18
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Larutan merupakan campuran zat homogen yang terdiri dari pelarut
dan zat terlarut di mana komposisi pelarutnya lebih banyak
dibandingkan zat yang terlarut.
Berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik, bahan-bahan
di alam ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu konduktor (bahan-
bahan yang dapat mengalirkan arus listrik) dan isolator (bahan-bahan
yang tidak dapat mengalirkan arus listrik).
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion dan senyawa
kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berkaitan satu sama lain.

SARAN

KRITIK

DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta :
Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 2008. Seribu pena Kimia untuk SMA/MA kelas X.
Semarang : Erlangga.
Sunardi, 2007. Kimia bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2.
Bandung : Yrama Widya.

19
20

You might also like