Pengarang : - Data Publikasi : Buku Ajar I MPKT – UI, halaman 107-109
Pancasila merupakan dasar negara; begitu menurut yang disampaikan Soekarno
dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, begitu juga yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dari kelima dasar itulah bangsa Indonesia mendirikan negaranya dan menjalankan kehidupan kemasyarakatannya. Sila – sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yang didalamnya terkandung nilai-nilai yang dijadikan landasan, alasan, dan motivasi dari setiap tingkah laku dan perbuatan masyarakat Indonesia.
Susunan Pancasila adalah hierarkis dan berbentuk piramida, artinya tersusun
dalam urutan luas (kuantitas) dan isi sifatnya (kausalitas), menunjukkan suatu rangkaian tingkat dan luasnya serta isinya sifat yang merupakan pengkhususan sila-sila di mukanya. Berikut adalah salah satu contoh penggambaran tentang Pancasila sebagai piramida yang saya ambil dari Internet, sebuah modul tentang Pancasila yang dibuat oleh Drs. Sudarmadji, M. Si, yang dapat menggambarkan dengan tepat tentang piramida ini. Sila yang memiliki isi sifat yang paling sedikit, memiliki luas yang paling besar; begitu juga sebaliknya sila yang memiliki isi sifat yang paling banyak, memiliki luas yang paling kecil. • Sila Pertama – Ketuhanan Yang Maha Esa Isi sifatnya merupakan titik T, sementara luasnya adalah T.ABCD Di mana nilai ketuhanan mencakupi segala aspek kehidupan manusia; prinsip ketuhanan melandasi prinsip-prinsip Kebangsaan, Perikemanusiaan, Mufakat, serta Kesejahteraan Sosial. • Sila Kedua – Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Isi sifatnya merupakan T.MNOP, sementara luasnya adalah MNOP.ABCD Sila ini merupakan kekhususan dari sila pertama dimana Kemanusiaan membahas tentang hakekat manusia selain makhluk individu yang bertuhan tetapi juga merupakan makhluk sosial yang hidup satu sama lain. • Sila Ketiga – Persatuan Indonesia Isi sifatnya merupakan T.JKLI, sementara luasnya adalah JKLI.ABCD Sila ini lebih mengkhususkan lagi tentang perlunya rakyat Indonesia bersatu, agar bangsa Indonesia dapat membebaskan diri dari penjajahan serta mempertahankan eksistensi tersebut sebagai manusia dan atau bangsa yang bebas merdeka. • Sila Keempat – Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Isi sifatnya merupakan T.EFGH, sementara luasnya EFGH.ABCD Juga merupakan kekhususan dari sila-sila sebelumnya. Dalam sila ini dijelaskan tentang mufakat atau demokrasi, adalah cara untuk melaksanakan aspek-aspek bermasyarakat bangsa Indonesia. • Sila Kelima – Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Isi sifatnya merupakan T.ABCD, sementara luasnya ABCD. Sila ini pun merupakan kekhususan dari sila-sila sebelumnya. Dimana keadilan sosial adalah tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia. Dari penggambaran tersebut telah jelas bahwa sila-sila dalam Pancasila merupakan kesatuan yang terstruktur dan berkaitan satu sama lain. Di mana di dalam sila-sila tersebut terkandung nilai-nilai yang dijadikan digunakan bangsa Indonesia sebagai petunjuk dalam kehidupannya, yakni nilai religius, nilai moral, nilai kebangsaan, nilai keadilan, serta nilai kebersamaan dan toleransi. Maka, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pun merupakan suatu kesatuan yang berstruktur yang saling mengikat satu sama lain. DAFTAR PUSTAKA
• Meliono, Irmayanto; Hayon, YP; Syamtasiah, Ita; Sri Poerbasari, Agnes;
Suhartono. 2010. BUKU AJAR I : LOGIKA, FILSAFAT ILMU, DAN PANCASILA. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia • Sudarmadji. 2009. Modul Mata Kuliah Pancasila – Pancasila. Dari website : http://ekonomi-ucy.blogspot.com/2009/11/modul-mata-kuliah-pancasila- pancasila.html diakses pada tanggal 29/9/10 pada pukul 05.30