You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman sebagai obat pada dasarnya sudah seumur dengan
peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta
manfaat, termasuk untuk obat berbagai penyakit. Sementara itu kemampuan meracik obat
dan jamu adalah merupakan warisan turun-temurun yang telah mengakar kuat pada
masyarakat. Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar kedua di dunia
setelah Brazil. Dari berbagai penelitian menyebutkan, bahwa dari sekitar 30.000 spesies
tumbuhan yang terdapat di hutan tropis Indonesia sebanyak 9.600 spesies tumbuhan
diketahui memiliki khasiat obat, namun demikian baru sekitar 200 spesies yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat tradisional. Sampai saat ini telah banyak
dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiat dari tanaman obat. Namun demikian,
percobaan yang dilakukan sampai pada fase penelitian klinik masih sangat sedikit dan
umumnya masih bersifat pendahuluan. Oleh karena itu pengalaman empiris yang
ditunjang dengan penelitian tanaman obat juga memiliki andil dalam memberikan
keyakinan akan khasiat dan keamanan obat tradisional.
Istilah tanaman obat diartikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh
tanaman dan atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan
obat-obatan. Obat tradisional adalah warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan
dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan serta juga untuk
meningkatkan perekonomian rakyat.
Obat-obatan tradisional Indonesia umumnya memiliki peranan yang sangat
besar terutama dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Namun
demikian tampaknya pemanfaatan tanaman obat di Indonesia masih belum dilakukan
secara optimal untuk kesehatan. Hal ini juga diperkuat dengan adanya pernyataan sikap
dari dunia medis yang belum sepenuhnya menerima efektifitas dari khasiat obat
tradisional. Padahal saat ini biaya pengobatan modern cukup mahal ditambah lagi dengan
krisis ekonomi yang belum sepenuhnya berakhir.
Namun demikian penggunaan bahan alam sebagai sumber obat cenderung
mengalami peningkatan, terkait dengan adanya isu back to nature dan krisis

1
berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-
obatan modern yang relatif lebih mahal harganya. Selain itu adanya pendapat yang
menyatakan bahwa obat bahan alam dianggap hampir tidak memiliki efek samping yang
membahayakan, namun pernyataan tersebut tidak selalu benar dikarenakan untuk
mengetahui manfaat dan efek samping obat tersebut secara pasti, maka perlu dilakukan
penelitian dan uji praklinis dan uji klinis.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktek tanaman obat tradisional yaitu :
1. Inventarisasi Tanaman Obat Tradisional pada masyarakat Kampung Nendali.
2. Menambah wawasan tentang pengetahuan Tanaman Obat Tradisional.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanaman Obat


Tanaman obat diartikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh
tanaman dan atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan
obat-obatan. Selain dari pengertian tersebut, beberapa ahli lain juga mengelompokkan
tanaman berkhasiat obat menjadi tiga kelompok, yakni :
1. Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau
dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan
baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi
belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah medis sebagai bahan obat.
Sedangkan Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tanaman obat
Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/MENKES/IV/1978,
yaitu :
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu.
2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat (precusor).
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi atau ekstrak tanaman tersebut
digunakan sebagai obat.
Untuk penyakit yang belum dapat diobati secara efektif dengan obat
modern, seperti kanker, penyakit virus termasuk AIDS dan penyakit degeneratif, obat
tradisional sangat sering digunakan. Selain itu obat tradisional juga digunakan pada
keadaan terdesak dimana obat modern tidak tersedia atau tidak terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

3
1. Jamu (empirical bused herbal medicine), yaitu obat tradisional yang berasal dari
bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mieral, dan atau sediaan galenik atau
campuran bahan-bahan tersebut yang belum dibakukan dan dipergunakan dalam
upaya pengobatan berdasarkan pengalaman).
2. Obat ekstak bahan alam (scientific based herbal medicine), yaitu obat
tradisional yag disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
3. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine), yaitu sediaaan obat yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
B. Tujuan Penggunaan Obat Tradisional
Tujuan pemakaian obat tradisional dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Untuk memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani (promotif)
2. Untuk mencegah penyakit (preventif)
3. Sebagai upaya pengobatan penyakit (kuratif)
4. Dan untuk memulihkan kesehatan (rehabilitatif)
C. Penggolongan Tumbuhan Obat
Sedangkan, berdasarkan aktifitas fisiologi dan khasiatnya, tumbuhan obat
digolongkan dalam 8 golongan, yaitu :
1. Obat-obat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
2. Obat yang bekerja pada SSP.
3. Obat Penyakit Pernafasan.
4. Obat Gastroenterologika.
5. Obat Antirematik.
6. Obat Endokrinologika.
7. Obat Antiparasit, termasuk antimalaria, amobisid, insektisida, dan antelmintik.
8. Obat untuk Kontrasepsi Oral.
D. Simplisia
Obat tradisional terdiri dari berbagai jenis tanaman dan bagian tanaman.
Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun dan kecuali dinyatakan lain, barupa bahan yang telah dikeringkan disebut

4
simplisia (bagian tumbuhan yang dipergunakan). Pengetahuan tentang kegunaan
masing-masing simplisia sangat penting, sebab dengan diketahui kegunaan masing-
masing simplisia, diharapkan tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan tanaman obat
serta dapat mencarikan alternatif pengganti yang tepat apabila simplisia yang
dibutuhkan ternyata tidak dapat diperoleh.
NAMA LATIN DARI BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN
DALAM TATA NAMA SIMPLISIA

Nama Latin Bagian Tanaman


Radix Akar
Rhizome Rimpang
Tubera Umbi
Flos Bunga
Fructus Buah
Semen Biji
Lignum Kayu
Cortex Kulit Kayu
Caulis Batang
Folia Daun
Herba Seluruh Tanaman
Agar pemanfaatan obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah terutama dari segi keamanan khasiat dan penggunaannya, maka perlu
dilakukan penelitian dan pengembangan dangan tahapan yag jelas dan sistematis.
Tahapan tersebut meliputi :
1. Pemilihan (seleksi) simplisia berdasarkan informasi dari masyarakat tentang
pemanfaatan dan penelusuran pustaka tentang kandungan kimia dari tanaman
tersebut.
2. Uji penyaringan biologi (screening biologic) yang meliputi uji farmakologi dan
toksisitas akut.
3. Uji farmakodinamik
4. Uji toksisitas lanjut seperti ; uji toksisitan sub-akut, kronis, dan khusus.
5. Pengembangan formulasi
6. Uji klinik pada manusia

5
E. Keunggulan dan Kelemahan Obat Tradisional
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menggunakan obat bahan alam
adalah mengenai keunggulan dan kelemahan obat tradisional. Adapun keunggulan
obat bahan alam antara lain :
1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar dan
tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan, ketepatan
pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan obat tradisional atau ramuan tanaman
obat untuk indikasi tertentu.
2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat/komponen
bioaktif tanaman obat.
3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif.
Namun demikian, obat bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan yang
menjadi kendala dalam pengembangan obat tradisional, antara lain; efek
farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar, dan bersifat higrokospis serta
volumines, belum dilakukan uji klinis dan mudah tercemar berbagai mikroorganisme.

6
BAB III
METODOLOGI

A. Lokasi
Lokasi Praktek Mata Kuliah Tanaman Obat Tradisional dilakukan di
Kampung Nendali, Sentani. Dengan pertimbangan bahwa di Kampung Nendali
mayoritas penduduk adalah suku asli Nendali

B. Waktu
Waktu Praktek Mata Kuliah Tanaman Obat Tradisional dilaksanakan pada
tanggal 08 Desember 2008, pukul 09.00 WIT sampai selesai.

C. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan Praktek Mata Kuliah
Tanaman Obat Tradisional adalah sebagai berikut :
1. Alat
• Gunting
• Koran
• Tali pengikat
• Papan pengepres
• Pisau
2. Bahan
Tanaman obat yang terdapat di sekitar Kampung Nendali

D. Prosedur Kerja
a. Pengumpulan sampel tanaman obat, dengan melakukan wawancara pada informan
pangkal, kunci, dan pelengkap serta observasi dan inventarisasi tumbuhan obat di
Kampung Nendali.
b. Identifikasi sampel tanaman obat, bertujuan untuk mengetahui morfologi dan
karakteristik tumbuhan.
c. Pembuatan herbarium

7
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data tanaman obat dilakukan dengan metode
observasi, wawancara, serta tinjauan pustaka. Observasi dilakukan pada tumbuhan
obat yang terdapat di sekitar Kampung Nendali, wawancara dilakukan pada beberapa
informan, yakni informan pangkal, kunci dan pelengkap. Sementara tinjauan pustaka
bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kampung Nendali
yang telah diketahui dengan pasti efek farmakologinya dan telah melalui uji klinis.
F. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan metoda deskriptif kualitatif, yang bertujuan
mengumpulkan data dan mendeskripsikan objek secara rinci dan mendalam dengan
maksud mengembangkan konsep atau pemahaman. Hal ini dilaksanakan karena ada
banyak hal yang tidak mungkin diungkap hanya melalui pengamatan dan wawancara.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Dari hasil wawancara baik dengan informan pangkal, kunci dan pelengkap
di Kampung Nendali, diketahui bahwa terdapat 11 tumbuhan yang diyakini dapat
menyembuhkan penyakit dan berkhasiat sebagai obat, tumbuhan tersebut yakni:
1. Nama
• Lokal : Kahalau atau Daun Suanggi

Gambar 1. Kahalau/Daun Suanggi


(Sp. 1)
Deskripsi tanaman
Kahalau merupakan tumbuhan perdu yang hidup ditanah terbuka, menurut
informan pangkal Kahalau hanya dapat dijumpai pada tanah yang telah
dibersihkan dan akan dijadikan kebun. Letak daun Kahalau saling berhadapan
dengan ujung daun yang tumpul serta bagian pinggir daun yang rata. Panjang
daun Kahalau antara 13-15 cm sementara lebarnya 1,5 cm. Daun Kahalau
memiliki bau yang sangat spesifik, sehingga dari bau inilah Kahalau bagi
masyarakat Kampung Nendali sering juga digunakan sebagai pengusir nyamuk.

9
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
Daun Kahalau menurut masyarakat Kampung Nendali memiliki khasiat
sebagai obat Sesak nafas atau Asma, dan meringankan badan. Selain itu Kahalau
juga dapat digunakan sebagai tumbuhan pengusir nyamuk.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk Sesak nafas atau Asma; daun Kahalau dicuci dan direbus dengan
air secukupnya kemudian hasil rebusan diminum 2 kali sehari, yakni pagi
sebelum makan dan malam sebelum tidur.
• Untuk meringankan badan; daun Kahalau dibersihkan kemudian dikunyah
atau juga dapat dimakan bersama dengan Pinang dan Sirih.
2. Nama
• Lokal : Hote

Gambar 2. Hote
(Sp. 2)

Deskripsi Tanaman
Hote merupakan tumbuhan herba liar yang hidup di tanah terbuka. Letak
helaian daun Hote tumbuh berseling dan daun berbentuk lanset. Daun Hote

10
berwarna hijau-kekuningan dengan ujung daun yang meruncing dan bagian tepi
daun yang rata, selain itu daun dan rimpang Hote juga memiliki bau yang
spesifik.
Simplisia
• Daun (Folia)
• Rimpang (Rhizome)
Khasiat
Daun dan Rimpang Hote mempunyai khasiat untuk menambah stamina
tubuh, dan untuk pengobatan penyakit Paru-paru basah.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk menambah stamina; daun Hote dicuci atau dibersihkan dan
kemudian dikunyah.
• Untuk pengobatan penyakit Paru-paru basah; Rimpang Hote direbus
dengan air secukupnya kemudian air hasil rebusan diminum 2 kali sehari.
3. Nama
• Umum : Jambu Mede
• Ilmiah : Anacardium occidentale L.

Gambar 3. Jambu Mede


(Anacardium occidentale L.)

11
Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spematophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
• Subkelas : Rosidae
• Ordo : Sapindales
• Familia : Anacardiaceae
• Genus : Anacardium
• Spesies : Anacardium occidentale L.
Deskripsi Tanaman
Pohan Jambu Mede dapat tumbuh di segala macam tanah, tinggi pohon
Jambu Mede dapat mencapai antara 8-12 m serta memiliki cabang dan ranting
yang banyak. Panjang daun antara 4-22 cm dengan lebar daun 2,5-15 cm.
sementara itu daun berbentuk bulat telur sungsang, tepi rata dan ujung daun
membulat. Daun Jambu Mede berwarna hijau dengan pertulangan menyirip.
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
Daun Jambu Mede menurut warga Nendali memiliki khasiat untuk
mengobati diare.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan Diare; Ambil daun Jambu Mede secukupnya kemudian
direbus, air hasil rebusan diminum dan dihabiskan dalam sehari.

4. Nama
• Umum : Mayana Merah
• Ilmiah : Solenostemon scutellarioides (L.) Codd

12
Gambar 4. Mayana Merah
(Solenostemon scutellarioides (L.) Codd)

Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
• Subkelas : Asteridae
• Ordo : Lamiales
• Familia : Lamiaceae
• Genus : Solenostemon
• Spesies : Solenostemon scutellarioides (L.) Codd
Deskripsi Tanaman
Mayana tumbuh secara liar di tanah terbuka, dan tergolong dalam
tumbuhan herba. Daun mayana berwarna merah dan bentuknya segitiga atau
bentuk bulat telur, serta memiliki tangkai daun yang panjangnya mencapai 3-4
cm, pangkal daun membulat atau melekuk menyerupai bentuk jantung, ujung

13
daun meruncing, tepi beringgit, tulang daun menyirip jelas (berupa alur),
permukaan daun agak mengkilap, berambut halus, panjang 7 - 11 cm dan lebar
3,5 - 6 cm. Letak daun mayana saling berhadapan dan jika seluruh bagian Mayana
diremas maka akan mengeluarkan bau yang harum. Mayana merupakan tumbuhan
terna setahun yang tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, dan pada
bagian yang menyentuh tanah keluar akar. Batang Mayana bersegi empat dengan
alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya, berambut, percabangan
banyak, berwarna ungu kemerahan.
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
• Untuk mengobati sakit mata.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan sakit mata; Daun Mayana Merah ditumbuk kemudian
diperas dan air hasil perasan diteteskan pada mata yang sakit.

5. Nama
• Umum : Sambiloto
• Ilmiah : Andrographis paniculata (Burn.f) Ness)

14
Gambar 5. Sambiloto
(Andrographis Paniculata (Burn.f) Ness)

Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spermathophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
• Subkelas : Asteridae
• Ordo : Scrophulariales
• Family : Acanthaceae
• Genus : Andrographis
• Spesies : Andrographis paniculata (Burn.f) Ness)
Deskripsi Tanaman
Sambiloto tergolong salah satu tumbuhan herba semusim yang rasanya
pahit. Tumbuh pada tanah dengan kandungan humus tinggi serta dengan
kelembaban dan penyinaran yang agak tinggi. Batang Sambiloto berkayu dengan

15
tangkai daun yang pendek. Daun Sambiloto tersusun berhadapan, berbentuk
lanset, pangkal dan ujung daun meruncing dengan tekstur tepian daun yang rata.
Selain itu daun Sambiloto memiliki permukaan yang halus, panjang daun
umumnya antara 2-8 cm dan lebar 1-3 cm.
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
• Daun Sambiloto berkhasiat untuk pengobatan Malaria dan Sakit tulang
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan Malaria dan Sakit tulang; Ambil daun Sambiloto
secukupnya kemudian direbus, dan air hasil rebusan diminum. Air hasil
rebusan digunakan untuk sekali minum.

6. Nama
• Umum : Gedi
• Lokal : Manggali
• Ilmiah : Abelmoschus manihot L.

Gambar 6. Daun Gedi/Manggali


(Abelmoschus manihot L.)

16
Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
• Subkelas : Dilleniidae
• Ordo : Malvales
• Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
• Genus : Abelmoschus
• Spesies : Abelmoschus manihot L.
Deskripsi Tanaman
Gedi umumnya hidup pada tanah yang terbuka. Bentuk daun Gedi menjari
dengan tekstur tepian daun yang bergelombang. Pertulangan daun Gedi menonjol
pada permukaan serta memiliki tangkai daun yang panjang. Daun gedi tersusun
berseling.
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
• Bagi warga Kampung Nendali daun Manggali atau biasanya disebut
dengan daun Gedi, sangat berkhasiat untuk mengobati sakit Maag.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan Maag atau Gastritis; Ambil daun Manggali atau daun
Gedi secukupnya kemudian direbus, dan air hasil rebusan diminum sedikit
demi sedikit dan dihabiskan dalam sehari.

7. Nama
• Indonesia : Sere Merah
• Ilmiah : Andropogon nardus L.

17
Gambar 7. Sere Merah
(Andropogon nardus L.)

Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spematophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta
• Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
• Subkelas : Commlinidae
• Ordo : Poales
• Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
• Genus : Andropogon
• Spesies : Andropogon nardus L.
Deskripsi Tanaman
Habitus sere merah termasuk golongan rumput tahunan. Batang sere
merah tidak berkayu serta memiliki ruas yang pendek, daun sere merah berbentuk

18
lanset dan berpelepah, serta pangkal pelepah memeluk batang. Letak daun sere
merah berseling, dengan bagian ujung daun yang meruncing atau tajam. Panjang
daun sere merah 25-75 cm dan lebar 5-15 mm, memiliki pertulangan yang sejajar.
Tinggi batang Sere merah antara 60-70 cm. Sere merah memiliki akar serabut,
selain itu sere merah juga memiliki bau yang khas.
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
• Menurut warga Kampung Nendali daun Sere merah berkhasiat untuk
melancarkan peredaran darah.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Melancarkan peredaran darah; Daun serai merah direbus dengan air
secukupnya, kemudian air hasil rebusan diminum.

8. Nama
• Lokal : Horoli

Gambar 8. Horoli
(Sp. 3)

19
Deskripsi Tanaman
Horoli hidup liar pada tanah terbuka yang tidak terlalu lembab dan hidup
diantara rerumputan, daun horoli berwarna hijau kekuningan dengan letak daun
yang saling berhadapan. Termasuk tumbuhan terna dengan panjang daun antara 4-
5 cm dan lebar daun 2-2,5 cm. Tekstur tepi daun horoli bergerigi serta memiliki
batang yang tidak berkayu dan akar berupa akar serabut.
Simplisia
• Akar (Radix)
Khasiat
• Akar Horoli menurut warga Kampung Nendali dapat digunakan untuk
mengobati Rematik
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan Rematik; Ambil pada bagian akar dari tumbuhan
Horoli secukupnya kemudian dibersihkan atau dicuci, selanjutnya akar
Horoli direbus dengan 3 gelas air hingga air rebusan tersisa menjadi 1
gelas. 1 gelas air rebusan tersebut diminum 2 kali dalam sehari, yakni
diminum sebelum makan dan sebelum tidur.

9. Nama
• Umum : Meniran
• Lokal : Daun Blakang Biji atau Daun Gendong Anak
• Ilmiah : Phyllanthus urinaria Linn

20
Gambar 9. Meniran/Daun Blakang Biji/Daun Gendong Anak
(Phyllanthus urinaria Linn)

Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spermathophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
• Subkelas : Rosidae
• Ordo : Euphobiales
• Family : Euphorbiaceae
• Genus : Phyllanthus
• Spesies : Phyllanthus urinaria Linn
Deskripsi Tanaman
Meniran atau dalam penamaan warga Nendali disebut dengan daun
blakang biji adalah tanaman terna liar yang ditemukan hidup pada semua tempat
seperti di semak-semak, pekarangan rumah, diantara rerumputan dan di tempat-

21
tempat lain. Daun blakang biji dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, terutama
tanah berpasir. Selain itu Blakang biji juga menyukai tempat yang lembab dan
akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik.
Batang Blakang biji bercabang-cabang dan berwarna hijau. Letak daun
berseling, helaian daun bundar telur dengan bagian ujung tumpul dan tekstur tepi
daun rata. Salah satu ciri khas dari meniran atau blakang biji adalah memiliki
bagian yang menyerupai biji pada bagian bawah daun.
Simplisia
• Daun (Folia)
Khasiat
• Menurut masyarakat Kampung Nendali Blakang biji atau Meniran
memiliki khasiat untuk mengobati Diare dan melangsingkan badan
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan Diare dan melangsingkan badan; Ambil Daun
secukupnya kemudian direbus, dan air hasil rebusan diminum.

10. Nama
• Lokal : Owa

22
Gambar 10. Owa
(Sp. 4)

Deskripsi Tanaman
Batang Owa berkayu, dan termasuk tumbuhan golongan perdu yang
tumbuh secara liar di dalam hutan. Daun owa memiliki tekstur yang rata pada
bagian tepi, memiliki pertulangan daun yang menonjol pada permukaan dan
terlihat jelas. Daun Owa berwarna hijau dan memiliki tangkai daun yang pendek.
Kulit kayu Owa memiliki rasa yang spesifik dan sering digunakan warga Nendali
untuk pengobatan maag.
Simplisia
• Kulit kayu (Cortex)
Khasiat
• Kulit kayu Owa menurut warga Kampung Nendali berkhasiat untuk
mengobati luka, dan penghilang bau mulut serta maag.
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk mengobati luka; kulit kayu ditempelkan pada bagian tubuh yang
terdapat luka.

23
• Untuk penghilang bau mulut dan sakit Maag; Cukup sedikit dari bagian
kulit kayu dikunyah.

11. Nama
• Umum : Pinang
• Ilmiah : Ptychosperma macorthurii

Gambar 11. Pinang


(Areca catechu L.)

Klasifikasi Ilmiah
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
• Superdivisio : Spermathophyta (menghasilkan biji)
• Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
• Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
• Subkelas : Arecidae
• Ordo : Arecales
• Family : Arecaceae

24
• Genus : Areca
• Spesies : Areca catechu L.
Deskripsi Tanaman
Pohon Pinang berbatang langsing, tumbuh tegak serta tidak bercabang.
Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul diujung batang membentuk roset
batang. Pelapah daun membentuk tabung, dan tangkai daun pendek. Panjang
helaian daun 1-1,8 m, pada anak daun mempunyai panajang 85 cm, lebar 5 cm
dengan bagian ujung yang sobek serta bergerigi.
Simplisia
• Akar (Radix)
Khasiat
• Menurut warga Kampung Nendali akar pinang dapat digunakan untuk
mengobati sakit pada hati (Liver)
Cara Meramu dan Penggunaan
• Untuk pengobatan sakit pada hati (Liver); Akar Pinang direbus dengan air
secukupnya, kemudian air hasil rebusan diminum 3 kali sehari.

25
B. Pembahasan
Dari hasil praktek lapangan Mata Kuliah Tanaman Obat Tradisional maka
dapat dibuatkan tabel Tanaman Obat sebagai berikut :

26
TABEL 1.0
TANAMAN OBAT KAMPUNG NENDALI

No Kelas Family Species Nama Lokal / Nama Manfaat Simplisia


Umum
Sp. 1
1 - - Kahalau / - Sesak Nafas/Asma dan Meringankan Badan Daun (Folia)
Sp. 2 Penambah Stamina dan Mengobati Paru Daun (Folia) dan
2 - - Hote / -
Basah Rimpang (Rhizome)
Anacardium occidentale L.
3 Magnoliopsida Anacardiceae - / Jambu Mede Mengobati Diare Daun (Folia)
Solenostemon
4 Magnoliopsida Lamiaceae scutellarioides (L.) Codd - / Mayana Merah Mengobati Sakit Mata Daun (Folia)

Andrographis Paniculata
5 Magnoliopsida Acanthaceae - / Sambiloto Mengobati Malaria dan Sakit Tulang Daun (Folia)
(Burn.f) Ness)
Abelmoschus manihot L.
6 Magnoliopsida Malvaceae Manggali / Gedi Mengobati Sakit Maag Daun (Folia)
Andropogon nardus L.
7 Liliopsida Poaceae - / Sere Merah Melancarkan Peredaran Darah Daun (Folia)
Sp. 3
8 - - Horoli/ - Pengobatan Rematik Akar (Radix)
Phyllanthus urinaria Linn Daun Blakang Biji (Daun
9 Magnoliopida Euphorbiaceae Mengobati Diare dan Melangsingkan Badan Daun (Folia)
Gendong Anak) / Meniran
Sp. 4 Mengobati Luka, Penghilang Bau Mulut
10 - - Owa / - Kulit Kayu (Cortex)
dan Maag
Areca catechu L.
11 Liliopsida Arecaceae - / Pinang Sakit pada Hati (Liver) Akar (Radix)

27
Berdasarkan tabel 1.0, bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat
atau simplisia menurut masyarakat Kampung Nendali adalah daun, akar, kulit kayu
dan rimpang. Persentase simplisia dapat dideskripsikan sebagai berikut :

PERSENTASE SIMPLISIA

8%
8%
Daun (Folia)
Akar (Radix)
17%
Kulit Kayu (Cortex)
Rimpang (Rhizome)
67%

Diagram 1.0 Persentase Simplisia


Pada diagram 1.0 dapat diketahui bahwa persentase penggunaan simplisia
secara berturut-turut adalah daun (folia) 67%, akar (radix) 17%, kulit kayu (cortex)
dan rimpang (rhizome) 8%.
Dari persentase tersebut, diketahui bahwa daun merupakan bagian dari
tanaman yang paling banyak digunakan sebagai bahan pengobatan. Simplisia daun
lebih banyak digunakan dibanding dengan bagian tumbuhan lainnya, dikarenakan
kandungan zat aktif pada daun lebih banyak serta kualitas dan kuantitasnya selalu ada
dan tersedia.
Sementara itu mengenai cara pengolahan simplisia, 11 tumbuhan obat yang
ditemukan di Kampung Nendali dapat dikelompokkan dalam 3 cara pengolahan,
yakni direbus, diperas, dan dikonsumsi langsung tanpa pengolahan. Persentase
pengolahan simplisia adalah sebagai berikut.
PERSENTASE CARA PENGOLAHAN SIMPLISIA

80
70
60
50
%

40
30
20
10
0
Direbus Diperas Dikonsumsi langsung
tanpa pengolahan
CARA PENGOLAHAN

Diagram 1.1 Persentase


Cara Pengolahan Simplisia

28
Berdasarkan diagram 1.1 mengenai persentase cara pengolahan simplisia,
diketahui bahwa cara merebus simplisia merupakan cara pengolahan yang paling
banyak dilakukan dengan persentase 69%, sedangkan pengolahan dengan cara diperas
8% dan penggunaan (konsumsi) simplisia tanpa melalui tahap pengolahan 23%.
Pengolahan simplisia dengan cara direbus paling sering digunakan karena
cara tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun. Selain itu, sebagian besar
senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan obat bersifat polar. Zat-zat aktif
senyawa kimia yang bersifat polar dapat ditarik keluar apabila berikatan dengan
senyawa yang juga bersifat polar.
Air merupakan salah satu senyawa universal yang bersifat polar dan mudah
didapatkan oleh masyarakat. Dalam suhu kamar, air mempunyai kemampuan yang
kurang kuat untuk menarik zat-zat kimia yang terdapat dalam tanaman obat. Dengan
demikian suhu perlu dinaikkan dengan cara pemanasan. Air dengan suhu yang tinggi
mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik zat-zat kimia pada tanaman obat.
Oleh sebab itu, cara pengolahan simplisia yang baik adalah dengan cara direbus. Hal
ini dikarenakan, ketika tanaman obat direbus dengan air, maka semua zat kimia yang
terdapat pada tanaman obat akan tertarik keluar dan larut dengan air. Dengan
demikian, walaupun semua zat yang terdapat pada tanaman obat ikut larut dalam air,
tetapi hanya zat kimia aktif yang bereaksi dan mampu menyembuhkan penyakit.
Berdasarkan aktifitas fisiologi dan khasiatnya, tumbuhan obat yang
ditemukan di Kampung Nendali dapat digolongkan sebagai berikut (penggolongan
berdasarkan pendekatan emik) :
1. Obat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah : Daun Serai Merah (melancarkan
peredaran darah).
2. Obat Penyakit Penafasan : Daun Kahalau (mengobati sesak nafas/asma), Rimpang
Hote (mengobati penyakit Paru basah).
3. Obat Gastroenterologika : Daun Jambu Mede (mengobati diare), Daun Gedi
(mengobati maag), Meniran (mengobati diare), Kulit kayu Owa (mengobati
maag).
4. Obat Antirematik : Akar Horoli (mengobati rematik).
5. Obat Antiparasit : Sambiloto (mengobati malaria).

29
6. Obat dengan khasiat Lain : Daun Kahalau (meringankan badan), Daun Hote
(menambah stamina tubuh), Mayana Merah (mengobati sakit mata), Sambiloto
(mengobati Sakit Tulang), Meniran (melangsingkan badan), Kulit kayu Owa
(mengobati luka, penghilang bau mulut), Akar Pinang (mengobati sakit pada
hati/lever).

30
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari kegiatan praktikum Tumbuhan Obat Tradisional
di Kampung Nendali, diketahui bahwa umumnya tumbuhan obat yang ditemukan
merupakan tumbuhan yang hidup liar dan tidak termasuk jenis tumbuhan budidaya.
Dari 11 tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan melalui kegiatan pratek lapangan,
terdapat 4 tumbuhan obat lokal dan 7 tumbuhan obat umum yang sudah diketahui
dengan jelas efek farmakologisnya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2. Trubus Agriwidya. Jakarta
Http://www.plantamor.com
Http://www.cybermed.cbn.net.id
Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta

32

You might also like