You are on page 1of 54

Vol.1 No.

1 Maret 2011
ISSN : 2088-1096

JURNAL
WidyaSwarA

Badan Pendidikan dan Pelatihan


Provinsi Kalimantan Timur
Pengarah:
Dra. Hj. Farida Widiawati, M.Si

Penanggungjawab:
Ir. H. Maksum Abdullah, MS

Pemimpin Redaksi:
Ery Arifullah, ST, MT

Anggota Dewan Redaksi:


Deny Syahroni, SThI, MM
Muchamad Awaludin, SE, MM
Ady Akhmad Ghazali, ST, MM
Zuhriah, Spt, M.Si
H. Fitiransyah, ST, MM
Hernawaty, Amd Kep, SE, MM
Imbran, Ssos, Msi.
JURNAL
WidyaSwara
ISSN 2088-1096

Pengarah :
Kepala Badan DIKLAT Provinsi KALTIM
Dra. Hj. Farida Widiawati, M. Si

Penanggung Jawab :
Ir. H. Maksum Abdullah, M., MS

Pemimpin Redaksi :
Ery Arifullah, ST, MT

Anggota Dewan Redaksi :


M. Deny Syahroni, S.Th.I, MM
Muchamad Awaludin, SE, MM
Ady Akhmad Ghazali, ST, MM
Zuhriah, S.Pt, M.Si
H. Fitriansyah, ST, MM
Hernawaty, Amd.Kep, SE, MM
Imbran, S.Sos, M.Si

Diterbitkan oleh :
Badan Pelatihan dan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur
Jl. H.M. Riffadin Samarinda Seberang Telp. (0541) 7270208
E-mail : jurnal.widyaswara@gmail.com
Web : www.jurnalwidyaswara.blogspot.com

Jurnal WidyaSwarA terbit 4 kali setahun. Redaksi menerima kiriman naskah


jurnal, artikel, hasil penelitian, resensi buku, serta berbagai hasil pemikiran
yang relevan dengan pengembangan kediklatan aparatur pemerintah. Untuk
persyaratan penulisan naskah dapat dilihat pada bagian akhir jurnal ini.

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 i


JURNAL
WidyaSwara
Prawacana Jurnal Edisi Perdana
Duapuluh itu angka yang perspektif dan kedalaman pemahaman kita
istimewa; gabungan antara angka 2 dan tentang berbagai dimensi kediklatan tanpa
0 yang mendasari sistem binari sebagai kehilangan fokus pada kediklatan aparatur
basis pengembangan teknologi komputasi pemerintah.
yang memacu ledakan revolusi teknologi WidyaSwarA dilahirkan untuk
informasi. Secara historis, tepat pada Hari menjadi wacana yang ditunjang dan
Jum’at tanggal 11 Maret tahun 2011 ini menunjang jalinan sinergi yang ”mengakar”
genaplah duapuluh tahun usia kami sebagai di kalangan para pembaca kami. Sebagai
sebuah institusi resmi; Badan Pendidikan konsekuensinya, kami berusaha memenuhi
dan Pelatihan Propinsi Kalimantan Timur. kebutuhan pembaca kami; widyaiswara
Untuk memaknai momentum ini agar dan personil Badan Diklat Kaltim maupun
tidak lewat begitu saja tanpa makna, dari berbagai institusi kediklatan di
kamipun meluncurkan edisi pertama jurnal Kalimantan Timur. Kami berusaha agar
WidyaSwarA ini. Proses pematangan jurnal WidyaSwarA ini diterima serta
kelahirannya memang relatif cepat, namun bermanfaat bagi semua mitra kami dalam
jurnal ini tidaklah lahir prematur, karena kediklatan, serta siapapun yang peduli
proposal penerbitannya telah digagas sejak pada kediklatan. WidyaSwarA terbit untuk
2006, lima tahun lalu. menumbuhkembangkan sinergi profesional
Branding jurnal anak kandung dalam dunia kediklatan, demi ”Membangun
Badan Diklat Kaltim ini diperkenalkan Kaltim untuk Semua”, menuju Kaltim
dengan nama yang sederhana dalam Bangkit tahun 2013, sebagai bagian integral
satu kata, WidyaSwarA, yang secara dari NKRI tercinta.
harfiah berarti Suara Pendidikan. Secara Memasuki tahun ke 21 Badan Diklat
maknawi, WidyaSwarA ini ditulis dengan Kaltim pada tanggal 11 Maret tahun 11
tiga huruf kapital; W untuk Widya millenium ini kami lahir bersama saudara
(pendidikan) sebagai core bisnis kami, S kembar kami WidyaKaltiM sebagai Bulletin
untuk Sains sebagai karakter utama jurnal Badan Diklat Kaltim yang mewadahi aspek
ini sebagai media ilmiah, dan A untuk kehumasan Badan Diklat Kaltim. Kami
Aktual, merefleksikan upaya kami untuk berdua ingin berperan serta mewujudkan
mengaktualisasikan diri menjadi lembaga Kaltim Green secara nyata melalui edisi virtual
kediklatan profesional. Sajian utama jurnal dalam dunia maya. Kami ingin berperan
WidyaSwarA adalah perkembangan dan tidak hanya dalam teriakan slogan dan
pengembangan berbagai aspek sistem acungan kepalan, namun berperan secara
kediklatan aparatur pemerintah, dalam nyata melalui pengurangani penggunaan
empat kelompok penyajian; substansi, kertas dalam edisi konvensional, demi
metode dan teknik, manajemen kediklatan, kelestarian lingkungan hidup kita. Doakan
dan complementary. dan dukunglah kami agar senantiasa eksis
Sebagai menu pelengkap, jurnal menyapa anda dalam edisi-edisi mendatang.
triwulanan WidyaSwarA ini juga berusaha Selamat menikmati sajian perdana kami.
menyajikan berbagai rubrik dan artikel (@S@)
ilmiah yang relevan dan dapat menunjang
pengembangan kediklatan. Sajian pelengkap
itu antara lain artikel tentang psikologi, Beserta salam hangat kami semua,
pendidikan, kebijakan publik, teknologi
informasi, dll. Keragaman menu itu kami
sajikan untuk memperluas cakrawala, Redaksi WidyaSwarA

ii JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


JURNAL
WidyaSwara
Daftar Isi

Substansi Kediklatan
• TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN
TIMUR TERHADAP VISI DAN MISI INSTANSI
H. Fitriansyah, ST, MM 1 – 8
• MEMAHAMI PERAN DAN MAKNA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK
Ady Akhmad Ghazali, ST, MM 9 – 16

Metode, Teknis dan Kiat Kediklatan


• KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN
Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi
Ir. H. Maksum Abdullah Marhamah M., MS 17 – 22

Complementary Kediklatan
• MANAJEMEN & PENERAPANNYA
DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH
DALAM PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI
H. Diddy Rusdiansyah A, SE, MM 23 – 29

• NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA


Ery Arifullah, ST, MT
30 – 34
• PENGARUH PENEMPATAN KERJA
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PEKERJA
Hernawaty Amd.Kep, SE, MM 35 – 41

• SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA


42 – 47

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 iii


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

iv JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


Substansi Kediklatan
TINGKAT PENGETAHUAN
DAN MISI INSTANSI
PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI

TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL


DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI DAN MISI INSTANSI
Oleh: H. Fitriansyah, ST, MM
Widyaiswara Muda Badan Diklat Prov. Kaltim

Abstrak

Sebuah fenomena unik terjadi organisasi di instansinya masing-masing.


pada organisasi pemerintah, dimana Hasilnya dapat ditebak, kebanyakan mer-
banyak para Pegawai Negeri Sipil (PNS) eka kesulitan dalam menjawab pertan-
tidak mengetahui atau tidak hafal pada yaan tersebut.
visi dan misi di instansinya. Riset ini men- Memang sangat mengejutkan
coba untuk menggambarkan fakta yang bahwa terjadi fenomena yang sangat me-
terjadi dikebanyakan instansi pemerin- narik dikalangan aparatur pemerintah
tah, khususnya dilingkungan Pemerin- yang seharusnya tidak boleh terjadi, di-
tah Daerah Kalimantan Timur. Riset ini mana banyak aparatur pemerintah yang
menggunakan teknik survei deskriptif tidak mengetahui atau tidak hafal visi dan
untuk menggambarkan fakta yang ada misi di instansinya masing-masing. Hal
dengan menggunakan metode kuesioner ini tidak hanya terjadi dilevel staf atau
dengan sampel diambil secara random bawahan saja, bahkan banyak aparatur
sampling. Hasil riset menunjukkan bah- pemerintah yang mempunyai kedudukan
wa hanya 8,9% PNS di Kalimantan Timur atau jabatan di eselon IV maupun eselon
yang mengetahui visi di instansinya dan III yang tidak tahu atau tidak hafal atau
hanya 6,1% PNS yang mengetahui misi di bahkan tidak mau tahu akan visi dan misi
instansinya masing-masing. Riset ini juga di instansinya.
mencoba memberikan beberapa saran dan
cara agar bagaimana visi dan misi instansi Padahal secara visual, visi organ-
pemerintah dapat disosialisasikan secara isasi dapat mudah diketahui dan dihafal
baik. karena pada umumnya hanya berisi satu
kalimat pendek saja, sedangkan misi
Kata kunci: visi, misi, survei deskriptif, mungkin agak sulit dihafal karena berisi
Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah Daerah beberapa poin kalimat. Keadaan yang ses-
Kalimantan Timur. ungguhnya tidak boleh terjadi dan dibiar-
kan berlarut-larut begitu saja karena akan
Latar Belakang mempengaruhi motivasi dan kinerja para
aparatur pemerintah.
Salah satu masalah budaya kerja
pada kebanyakan organisasi pemerintah Visi dan misi dalam suatu or-
yang telah diindikasi oleh Kementerian ganisasi, khususnya instansi pemerintah,
Pendayagunaan Aparatur Negara Re- merupakan suatu pedoman (guideline)
publik Indonesia (KEMENTERIAN PAN arah dan tujuan kemana masa depan atau
RI) adalah sangat rendahnya komunitas cita-cita dari organisasi tersebut beserta
dan konsistensi terhadap visi dan misi cara-cara (secara garis besar) untuk men-
organisasi pada institusi pemerintah. Hal capainya. Jika seorang aparatur pemerin-
ini memang benar-benar terjadi pada ke- tah (PNS) tidak mengetahui visi dan misi
banyakan organisasi pemerintah dan te- di instansinya menunjukkan bahwa PNS
lah menjadi sebuah fenomena tersendiri. tersebut hanya bekerja secara rutinitas
Cara yang paling mudah untuk mengeta- belaka, tidak mempunyai keinginan dan
hui fenomema tersebut adalah menanya- motivasi untuk maju menggapai cita-cita
kan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil organisasi yang tergambar didalam visi.
(PNS) secara random apa visi dan misi Berdasarkan uraian di atas, maka

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 1


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

dipandang perlu untuk membuat suatu 2. Dapat memberikan saran atau masu-
reset ilmiah untuk menggambarkan bera- kan bagi para pengambil keputusan
pa besar tingkat pengetahuan aparatur dan pihak-pihak yang berkepentin-
pemerintah terhadap visi dan misi di in- gan lainnya, khususnya dalam hal
stansinya masing-masing. Riset ini juga cara mensosialisasikan visi dan misi
mencoba untuk mendapatkan masukan instansi pemerintah.
dari para aparatur pemerintah bagaimana
cara mensosialisasikan visi dan misi in-
stansi dengan baik, agar setiap aparatur Dasar Teori
minimal dapat mengetahui dan hafal visi Visi dan Misi
di instansinya masing-masing.
Sebuah visi menggambarkan arah
tujuan yang ingin dicapai oleh suatu or-
Rumusan Masalah ganisasi, yakni gambaran masa depan
yang lebih baik dan lebih sukses yang din-
Latar belakang di atas dapat di- ginkan daripada keadaan masa sekarang
uraikan menjadi 2 (dua) besar rumusan (Bennis, Mason, Mitroff; 1992). Secara
masalah utama, yakni: umum visi merupakan gambaran masa de-
1. Berapa banyak aparatur pemerintah pan suatu organisasi yang realistik, kredi-
dilingkungan Pemerintah Daerah Kal- bel dan atraktif, sedangkan misi merupa-
imantan Timur (Pemerintah Provinsi/ kan suatu pengaturan komprehensif dan
Kabupaten/Kota) yang mengetahui singkat mengenai tujuan suatu organisasi,
visi di instansinya masing-masing? program ataupun sub program.
2. Berapa banyak aparatur pemerintah Visi mempunyai peranan yang
dilingkungan Pemerintah Daerah Kal- sangat penting, tidak hanya ditahap awal
imantan Timur (Pemerintah Provinsi/ sebuah organisasi, tetapi juga pada kese-
Kabupaten/Kota) yang mengetahui luruhan siklus hidup organisasi (organiza-
misi di instansinya masing-masing? tion’s life-cycle). Sebuah visi menunjukkan
3. Bagaimana seharusnya cara menso- suatu titik perjalanan dimana organisasi
sialisasikan visi dan misi dengan baik tersebut ingin menuju ke arah tersebut.
menurut para responden (aparatur Dan cepat atau lambat, waktu akan datang
pemerintah) dimana sebuah organisasi ingin merubah
arah atau ingin melengkapi perubahan
yang telah dijalankan demi terwujudnya
Tujuan Dan Manfaat kesempurnaan tujuan akhir organisasi.
Riset ini bertujuan untuk mengeta- Misi yang dirumuskan dengan
hui seberapa banyak aparatur pemerintah tepat mengidentifikasikan secara umum
(Pegawai Negeri Sipil) yang mengetahui hal-hal yang ingin dicapai dan memung-
visi dan misi di instansinya masing-mas- kinkan penerjemahan hal-hal tersebut
ing. Disamping itu, riset ini juga bertujuan sedemikian rupa sehingga operasional-
untuk menjaring masukan dari aparatur isasi berbagai kegiatan dan hasilnya dapat
pemerintah bagaimana sebaiknya upaya diukur dan dikendalikan berdasarkan ber-
untuk mensosialisasikan visi dan misi in- bagai kriteria yang rasional dan obyektif
stansi secara baik. seperti kriteria biaya, waktu, tenaga dan
sarana serta prasarana yang dimanfaatkan
Manfaat yang didapatkan dengan (Siagian, 2007). Oleh karena itu, meskipun
adanya penelitian ini adalah sebagai beri- misi cukup dinyatakan secara umum, ia
kut: harus pula memberi arah yang spesifik
1. Dapat menggambarkan secara ilmiah serta ”rambu-rambu” yang perlu diperha-
seberapa banyak aparatur pemerin- tikan dalam pengelolaan organisasi.
tah, khususnya Pemerintah Daerah Secara spesifik, pemerintah mend-
Kalimantan Timur, yang mengetahui efinisikan misi sebagai suatu yang harus
visi dan misi di instansinya masing- diemban atau dilaksanakan oleh instansi
masing.

2 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

pemerintah, sesuai yang ditetapkan agar Keterampilan operasional sum-


tujuan organisasi dapat terlaksana dan ber daya aparatur, khususnya PNS dil-
berhasil dengan baik (sesuai INPRES No. ingkungan Pemerintah Daerah Kaliman-
7/1999). tan Timur yang terdiri dari 1 Pemerintah
Dengan adanya pernyataan visi Provinsi dan 14 Pemerintah Kabupaten/
dan misi disetiap organisasi pemerintah Kota, tidak akan berhasil jika tidak dii-
diharapkan seluruh pegawai pemerintah kuti dengan pengetahuan atau wawasan
dari instansi yang bersangkutan dapat sistem administrasi negara dan manaje-
mengenal instansinya dan mengetahui rial. Hal ini dikarenakan wawasan sistem
peranan dan program-programnya serta administrasi negara dan manajerial dapat
hasil yang akan diperoleh diwaktu yang membentuk budaya kerja yang baik pada
akan datang. organisasi atau instansi pemerintah.
Berdasarkan data akhir tahun
2008, Pegawai Negeri Sipil yang bekerja
Pegawai Negeri Sipil di Kalimantan dilingkungan Pemerintah Daerah Kalim-
Timur antan Timur (Provinsi/Kabupaten/Kota)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) se- berjumlah sekitar 60.212 orang. Angka ini
bagai salah satu unsur Aparatur Negara dapat berubah-rubah sesuai kondisi yang
dan mempunyai peranan yang sangat terjadi, misalnya pensiun, mutasi, pen-
strategis dalam penyeleggaraan tugas- gadaan PNS baru, dan lain sebagainya.
tugas umum pemerintahan dan pemban- Tingkat pendidikan PNS dilingkungan
gunan. Pegawai Negeri Sipil yang mam- Pemerintah Daerah Kalimantan Timur
pu memainkan peranan tersebut antara pun didominasi oleh lulusan Sekolah
lain dapat dilihat sikap dan perilakunya Dasar dan Sekolah Menengah. Hal ini
yang memiliki mental baik, berwibawa, tentu akan sangat mempengaruhi kualitas
kuat, berdaya guna, berhasil guna, bersih, dari PNS dilingkungan Pemerintah Daer-
berkualitas tinggi dan sadar akan tang- ah Kalimantan Timur.
gung jawab sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat.
Metodologi Penelitian
Pegawai Negeri Sipil harus memi-
liki kepribadian dan sikap dasar sebagai Jenis dan Variabel Penelitian
aparatur pemerintah yang berdisiplin, Penelitian ini menggunakan me-
berjiwa pengabdian, berdedikasi, dan tode kuantitatif dengan jenis metode
mempunyai etos kerja serta profesional survei deskriptif. Jenis riset ini bertujuan
dalam memberikan pelayanan kepada membuat deskripsi secara sistematis, fak-
masyarakat. Disamping itu, PNS juga tual, dan akurat tentang fakta-fakta dan
dituntut untuk dapat meningkatkan wa- sifat-sifat populasi atau obyek tertentu.
wasannya mengenai sistem adminstrasi Jenis survei ini digunakan untuk
negara, administrasi perkantoran, serta menggambarkan (mendeskripsikan) pop-
keterampilan operasional, kepemimpinan ulasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini
dan manajerial. adalah perilaku yang sedang terjadi (what
Bagi daerah Kalimantan Timur exist at the moment) dan terdiri dari satu
sebagai salah satu provinsi yang terluas variabel. Dalam penelitian ini, variabel
setelah Papua dan berbatasan langsung yang ingin digambarkan adalah tingkat
dengan negara tetangga Malaysia tentu pengetahuan aparatur pemerintah terh-
harus dapat mempersiapkan sumber daya adap visi dan misi pada instansinya mas-
manusianya, khususnya sumber daya ing-masing.
aparatur pemerintahnya. Keberhasilan
sumber daya aparatur dalam menjalank-
an roda pemerintahan tidak hanya tergan- Metode Pengumpulan Data dan Sampel
tung dari jumlah aparaturnya, tetapi yang Dalam penelitian ini, data yang
lebih penting adalah kualitas sumber daya digunakan adalah data primer dengan
aparatur yang bersangkutan.

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 3


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

teknik pengumpulan data dengan cara ambil berjumlah 397 sampel atau respon-
penyebaran kuesioner, sedangkan data den (jumlah populasi PNS di Kalimantan
sekunder didapatkan dengan cara studi Timur adalah kurang lebih 60.212 orang).
kepustakaan untuk mendukung analisis Dalam penelitian ini, ditetapkan jumlah
dan pembahasan penelitian ini. sampel (responden) adalah 550 orang agar
Kuesioner (angket) adalah daftar hasil penelitian lebih dapat mendekati pe-
pertanyaan yang harus diisi oleh respon- rilaku populasi.
den. Tujuan penyebaran angket ini adalah Karena keterbatasan sumber
untuk mencari informasi yang lengkap daya yang ada dalam penelitian ini, maka
mengenai suatu masalah dari responden ditetapkan Pemerintah Daerah yang akan
tanpa merasa khawatir bila responden dijadikan obyek penelitian adalah:
memberikan jawaban yang tidak sesuai 1. Pemerintah Kota Balikpapan
dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan. Penelitian ini menggunakan 2. Pemerintah Kota Bontang
gabungan antara dua jenis angket, yakni 3. Pemerintah Kabupaten Bulungan
angket terbuka dan angket tertutup.
4. Pemerintah Kabupaten Malinau
Jenis angket tertutup dalam pene-
5. Pemerintah Kabupaten Nunukan
litian ini menggunakan kuesioner dengan
skala Guttman (skalogram), yang meru- 6. Pemerintah Kabupaten Penajam Paser
pakan skala kumulatif. Artinya skala ini Utara
disusun secara kontinum sedemikian 7. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur
rupa sehingga seseorang yang setuju/
menerima sebuah item pertanyaan akan 8. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat
setuju/menerima item pertanyaan selan- 9. Pemerintah Kabupaten Berau
jutnya. Skala ini biasanya digunakan un-
10. Pemerintah Provinsi Kalimantan
tuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan
Timur.
konsisten. Misalnya: Ya-Tidak, Pernah-
Tidak Pernah, Benar-Salah, dan lainnya.
Sedangkan jenis angket terbuka diguna- Alat Analisis
kan untuk menjaring saran atau masukan
dari para responden mengenai cara yang Alat analisis dalam penelitian ini
paling efektif untuk mensosialisasikan menggunakan statistik deskriptif. Tabel
visi dan misi instansi. dan diagram pie (pie-chart) dipilih untuk
menggambarkan seberapa banyak Pe-
Dalam penelitian ini, jumlah sam- gawai Negeri Sipil yang mengetahui visi
pel yang merupakan respresentasi dari dan misi instansinya. Diagram ini dipi-
populasi dihitung dengan menggunakan lih agar lebih memudahkan dalam meng-
Rumus Yamane. Rumus ini digunakan gambarkan hasil penelitian.
untuk populasi yang besar yang didapat
dari pendugaan proporsi populasi. Untuk mengetahui cara sosialisasi
Visi dan Misi Instansi dilakukan dengan
pengumpulan jawaban atas kuesioner ter-
N buka dan akan dirangking berdasarkan
dimana: n 
Nd 2  1 frekuensi yang terbanyak sampai dengan
yang terkecil.
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel
yang dapat

Berdasarkan rumusan di atas,


jumlah sampel minimal yang harus di-

4 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Gambar 1. Tingkat Pengetahuan PNS


Tingkat Pengetahuan PNS Terhadap di Kalimantan Timur Terhadap VISI
Visi Instansi Instansi

Jumlah responden yang berasal dari ber- TIDAK TAHU


bagai instansi dan daerah yang mengem- 91.1%
balikan kuesioner berbeda-beda, hal ini
dikarenakan berbagai hambatan yang
ada dalam penelitian ini terutama ham-
batan geografis.
Hasil jawaban kuesioner menun-
jukkan bahwa jumlah responden yang
TAHU
mengetahui visi di instansinya dengan 8.9%
pasti berjumlah 49 orang (8,9%), sedan-
gkan yang tidak mengetahui berjumlah Sumber: data diolah
501 orang (91,1%). Sedangkan perincian-
nya hasil jawaban responden berdasarkan
daerah adalah sebagai berikut: Tingkat Pengetahuan PNS Terhadap
Misi Instansi
Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Respon- Selanjutnya, jawaban para respon-
den Terhadap VISI Berdasarkan Daerah den yang mengetahui misi di instansinya
adalah 34 orang (6,1%), sedangkan yang
Jumlah
Jawaban tidak mengetahui misi instansi adalah
No Prov/Kab/Kota
Responden TAHU
TIDAK 516 orang (93,9%). Rincian tingkat penge-
TAHU tahuan misi instansi berdasarkan daerah
1 Balikpapan 40 16 24 adalah sebagai berikut:
2 Bontang 99 13 86
3 Bulungan 70 2 68 Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Respon-
4 Malinau 80 2 78 den Terhadap MISI Berdasarkan Daerah
5 Nunukan 34 8 26
Jawaban
Penajam Paser Prov/Kab/ Jumlah
6 83 4 79 No TIDAK
Utara Kota Responden TAHU
TAHU
7 Kutai Timur 40 1 39
1 Balikpapan 40 5 35
8 Kutai Barat 40 0 40
2 Bontang 99 9 90
9 Berau 40 0 40
3 Bulungan 70 0 70
10 Provinsi 24 3 21
4 Malinau 80 5 75
5 Nunukan 34 8 26
Sumber: data diolah
Penajam
6 83 4 79
Secara keseluruhan tingkat penge- Paser Utara
tahuan Pegawai Negeri Sipil di Kaliman- 7 Kutai Timur 40 1 39
tan Timur terhadap Visi Instansi digam-
barkan dalam diagram berikut. 8 Kutai Barat 40 0 40
9 Berau 40 0 40
10 Provinsi 24 2 22

Sumber: data diolah

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 5


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

Secara keseluruhan tingkat penge- Tabel 3. Cara Sosialisasi VISI dan MISI
tahuan Pegawai Negeri Sipil di Kaliman- Instansi Pemerintah
tan Timur terhadap Misi Instansi digam- Menurut Responden
barkan dalam diagram berikut.
Jumlah
No Pendapat Responden
Responden
Gambar 2. Tingkat Pengetahuan PNS Menuliskan VISI dan MISI di
di Kalimantan Timur Terhadap MISI 1 depan instansi (berbentuk 163
Instansi baliho)
Menuliskan VISI dan MISI
2 instansi pada dinding di setiap 143
TIDAK TAHU ruangan kantor
93.9%
VISI dan MISI selalu diingatkan
oleh pimpinan puncak instansi
3 112
pada setiap kesempatan (apel,
rapat, dll)
Menuliskan VISI dan MISI
4 instansi disetiap meja kerja 89
masing-masing pegawai
TAHU
Mewajibkan PNS agar hafal
6.1% 5 7
VISI dan MISI instansi
6 Ditulis pada map instansi 3
Sumber: data diolah Menuliskan di buku agenda
7 3
atau buku kerja
Dituliskan pada leaflet atau
Cara Sosialisasi Visi dan Misi Instansi 8
brosur instansi
2
Hasil penelitian juga berhasil Lembaran VISI dan MISI
menjaring beberapa pendapat respon- 9 instansi dibagikan ke setiap 2
den mengenai cara mensosialisasikan visi PNS bersangkutan
dan misi di instansi pemerintah. Semua Dituliskan pada ID Card PNS
10 1
pendapat responden kemudian disusun bersangkutan
dalam sebuah tabel dan dirangking ber- Sumber: data diolah
dasarkan frekuensi terbanyak (tersering)
dijawab oleh responden. Pada penelitian
ini diambil 10 (sepuluh) besar pendapat Berdasarkan tabel di atas, ternya-
responden yang dianggap dapat mewak- ta menurut responden cara terbaik untuk
ili PNS dilingkungan Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi Visi dan Misi In-
Kalimantan Timur. stansi adalah dengan menuliskan Visi dan
Tabel berikut menunjukkan Misi di depan instansi (berbentuk baliho),
pendapat responden mengenai cara so- kemudian disusul dengan menuliskan
sialisasi visi dan misi. Visi dan Misi Instansi pada dinding di set-
iap ruangan kantor, serta selanjutnya Visi
dan Misi selalu diingatkan oleh pimpinan
puncak instansi pada setiap kesempatan.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas Pegawai Negeri Sipil
tidak mengetahui Visi dan Misi di in-
stansinya masing-masing. Hal ini sebe-
narnya tidak dapat dibiarkan begitu saja
mengingat Visi dan Misi merupakan cita-
cita dan arah tujuan yang hendak dicapai

6 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

oleh suatu instansi. Dengan demikian be- kinerja yang sedang dan akan dilakukan
rarti banyak PNS dilingkungan Pemerin- dimasa mendatang.
tah Daerah Kalimantan Timur yang tidak Di beberapa daerah di pulau Jawa
tahu kemana arah tujuan instansinya mas- ataupun didaerah lainnya sudah banyak
ing-masing. menerapkan hal ini, memang kebanyakan
Untuk mengatasi hal tersebut me- mereka hanya mencantumkan visinya
mang tidak mudah, harus ada perhatian saja dengan tulisan yang besar (berbentuk
khusus dari para pimpinan di masing- baliho) di depan kantornya masing-mas-
masing instansi yang bersangkutan. Un- ing. Kondisi ini sedikit berbeda di daerah
tuk itulah diperlukan suatu komitmen provinsi Kalimantan Timur, dimana be-
dari para pimpinan instansi, terutama berapa instansi pemerintah hanya menu-
komitmen pimpinan puncak (top manage- liskan slogan pembangunan. Seyogyanya
ment) untuk mensosialisasikan atau meng- tulisan tersebut juga dibarengi dengan
komunikasikan mengenai visi dan misi in- penulisan visi dan misi dari instansi yang
stansinya kepada segenap jajarannya, baik bersangkutan.
di level middle management sampai pada Alternatif lain untuk mensosial-
level lower management (staf yang paling isasikan Visi dan Misi adalah menuliskan
bawah). Karena proses mensosialisasikan Visi dan Misi Instansi dibeberapa tempat
dan memberikan fokus yang sama men- seperti pada dinding setiap ruangan kan-
genai visi dan misi kepada seluruh staf tor, di meja kerja PNS, map instansi, dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan lain-lainnya yang mudah untuk dilihat
dari proses penciptaan nilai-nilai atau oleh para PNS. Disamping itu juga, pimpi-
norma-norma budaya kerja yang bersifat nan instansi juga seharusnya dapat terus
positif. mengingatkan Visi dan Misi Instansinya
Hasil penelitian juga menunjuk- pada berbagai kesempatan dan terus me-
kan bahwa salah satu cara yang paling motivasi bawahannya agar dapat menca-
mudah dan efektif untuk mensosialisasi- pai Visi dan Misi tersebut.
kan Visi dan Misi Instansi adalah mem-
buat tulisan besar (baliho) di setiap in-
stansi yang memuat tentang visi dan misi Kesimpulan Dan Rekomendasi
instansi yang bersangkutan. Jika misi or- Kesimpulan
ganisasi terlalu panjang, mungkin hanya
Kesimpulan yang dapat ditarik
visi saja yang dicantumkan disana. Hal
dalam penelitian ini adalah:
ini terlihat sepele, tetapi mungkin efeknya
dapat sangat luar biasa karena penulisan 1. Prosentase tingkat pengetahuan Pe-
visi dan misi di depan kantor atau instansi gawai Negeri Sipil (PNS) di Kalim-
dapat memberikan pengaruh yang sangat antan Timur yang mengetahui Visi
positif. Tidak hanya bagi seluruh pegawai Instansinya adalah 8,9%, sedangkan
di instansi tersebut, akan tetapi juga ber- PNS yang tidak mengetahui visi in-
fungsi bagi pihak-pihak luar (stakeholders) stansinya adalah 91,1%.
yang berkepentingan terhadap instansi 2. Prosentase tingkat pengetahuan PNS
tersebut, dimana pihak-pihak eksternal di Kalimantan Timur yang mengeta-
pun dapat mengetahui kemana arah tu- hui Misi Instansinya adalah 6,1% dan
juan organisasi atau instansi tersebut me- yang tidak mengetahui adalah 93,9%.
langkah.
3. Beberapa cara terbaik mensosialisasi-
Bagi para pegawai, penulisan kan Visi dan Misi di instansi adalah:
visi didepan kantor mereka dapat ber-
fungsi sebagai pedoman, penunjuk arah, a. Menuliskan Visi dan Misi di depan in-
motivator, pemicu, penggerak semangat stansi (berbentuk baliho).
dan sarana pengingat terhadap pencapa- b. Menuliskan Visi dan Misi instansi
ian tujuan organisasi. Sedangkan bagi in- pada dinding di setiap ruangan kan-
stansi yang bersangkutan dapat berfungsi tor.
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 7


TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN TIMUR TERHADAP VISI
DAN MISI INSTANSI

c. Visi dan Misi selalu diingatkan oleh Daftar Pustaka


pimpinan puncak instansi pada setiap Adair, J. 2007. Cara Menumbuhkan
kesempatan (apel, rapat, dan lain- Pemimpin, Gramedia Pustaka Uta-
lain). ma, Jakarta.
d. Menuliskan Visi dan Misi instansi Bennis, W., Mason, RO., and Mitroff, II.,
disetiap meja kerja masing-masing 1992. Visionary Leadership: Creat-
pegawai. ing a Compelling Sense of Direction
e. Mewajibkan PNS agar hafal Visi dan for Your Organization, Jossey-Bass
Misi instansi. Publishers, San Francisco.
f. Menuliskan Visi dan Misi pada map Gibson JL., Ivancevich JM., and Donnel-
instansi. ly JH. 1994. Organisasi: Perilaku,
g. Menuliskan Visi dan Misi pada buku Struktur, Proses, Erlangga, Jakar-
agenda atau buku kerja. ta.
h. Menuliskan Visi dan Misi leaflet atau Gitosudarmo I. and Sudita IN., 1994. Peri-
brosur instansi. laku Keorganisasian, BPFE, Yogya-
karta
i. Lembaran Visi dan Misi instansi diba-
gikan ke setiap PNS bersangkutan. Ivancevich, JM. 1998. Human Resource
Management Seventh Edition, Irwin
j. Menuliskan Visi dan Misi pada ID McGraw-Hill, New York.
Card PNS bersangkutan.
Kast, FE. and Rosenzweig, JE., 2002. Or-
ganisasi dan Manajemen Jilid 1,
Rekomendasi Bumi Aksara, Jakarta.
Rekomendasi atau saran-saran Kriyantono, Rachmat, 2006. Teknik Prak-
yang dapat diajukan dalam penelitian ini tis Riset Komunikasi, Kencana, Ja-
adalah: karta.
1. Para pimpinan instansi harusnya sa- Robbins, SP., 2007. Perilaku Organisasi, Edi-
dar akan pentingnya sosialisasi Visi si Kesepuluh, Prentice-Hall, New
dan Misi Instansinya agar para bawa- Jersey.
hannya dapat fokus dan termotivasi Siagian, SP., 2007. Manajemen Stratejik,
untuk mencapai cita-cita organisasi. Edisi Ketujuh, Bumi Aksara, Jakarta.
2. Berdasarkan saran dari responden, Sunarto, 2005. MSDM Strategik, Amus,
para pemimpin instansi dapat menso- Yogyakarta.
sialisasikan Visi dan Misi Instansinya
dengan cara membuat atau menulis- Supriyadi G, and Guno T. 2006. Budaya
kan Visi dan Misi di depan instansi Kerja Organisasi Pemerintah, Bahan Ajar
masing-masing, sebaiknya berbentuk Diklat Prajabatan Golongan III, LAN RI, Ja-
baliho. karta.
_______________ , 2009. Himpunan Pera-
turan Perundang-undangan Pegawai Negeri
Sipil (PNS), Fokusmedia, Bandung.

http://www.bkn.go.id
http://www.kalimantan-timur.go.id
http://www.kaltimbkd.info
http://www.menpan.go.id

8 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


Substansi Kediklatan
MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL


SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

Oleh : Ady Akhmad Ghazali, ST, MM


Calon Widyaiswara

Abstrak

Pegawai Negeri Sipil adalah abdi negara kebutuhan dasar masyarakat seperti
dan pelayan publik. Hal ini perlu dipahami kesehatan, pendidikan, perumahan,
agar seorang pegawai negeri sipil dapat transfortasi, listrik, air bersih.
melakukan tugas dan tanggung jawabnya Pada era orde lama dan orde
dalam mewujudkan cita-cita besar negara baru, pegawai negeri sipil diposisikan
yaitu terwujudnya masyarakat yang sebagai pemegang kekuasaan atau orang
adil dan. Karya tulis ini mencoba untuk yang berkuasa sehingga sering bertindak
mengulas peran pegawai negeri serta otoriter. Pada era reformasi, posisi pegawai
hal-hal yang membuat seorang pegawai negeri sipil diarahkan untuk kembail
negeri melupakan perannya. ke hakekat yang sebenarnya. Tetapi ada
Kata Kunci : Pegawai Negeri Sipil, Abdi hal-hal yang membuat strategi tersebut
Negara, Pelayan Publik belum maksimal. Oleh karena itu tulisan
ini mencoba mengupas peran dan makna
Pendahuluan pegawai negeri sipil sebagai abdi negara
dan pelayan masyarakat, kemudian
Indonesia sudah memasuki 3 hal-hal yang membuat pegawai negeri
era diusianya yang ke 66 tahun, yaitu sipil melupakan peran dan maknanya,
orde lama, orde baru dan era reformasi. serta solusi untuk memecahkan masalah
Terlepas dari semua kritik dan segala tersebut. Agar era reformasi tidak
penyimpangan yang terjadi, ketiga era mengulangi kesalahan di orde lama dan
tersebut sebenarnya memiliki tujuan yang orde baru serta bisa kembali lagi ke arah
mulia, yaitu peningkatan kesejahteraan dan langkah yang sebenarnya.
masyarakat dan terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur.
Peran Pegawai Negeri Sipil
Orde lama dan orde baru telah
gagal mewujudkan tujuan tersebut dan Undang Undang Nomor 8 Tahun
di era reformasi pun pemerintah mulai 1974 jo Undang Undang Nomor 43 Tahun
kehilangan arah dan langkah yang 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian
perlu diambil. Ketiga era ini memiliki menjelaskan beberapa hal, antara lain :
satu kelemahan yang sama yaitu belum 1. Pegawai negeri adalah pegawai
maksimalnya peran pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat yang
sebagai abdi negara dan pelayan publik. ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
Pegawai negeri sipil memiliki berwenang dan diserahi tugas dalam
peran yang vital dalam peningkatan suatu jabatan negeri, atau diserahi
kesejahteraan masyarakat dan terciptanya tugas negara lainnya, dan digaji
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan peraturan perundang-
melalui posisinya sebagai abdi negara undangan yang berlaku.
dan pelayan masyarakat. Sebab pegawai 2. Pegawai negeri terdiri dari:
negeri sipil adalah perancang, penggerak • Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan pelaku roda pemerintahan, serta
melayani masyarakat. Kata melayani • Anggota Tentara Nasional
bukan berarti pegawai negeri sipil sebagai Indonesia (TNI)
pelayan tetapi lebih kepada pemenuhan • Anggota Kepolisian Negara

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 9


MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

Republik Indonesia (POLRI) tugas, tanggung jawab, wewenang,


3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dan hak seorang Pegawai Negeri
dari: Sipil dalam rangka memimpin
suatu satuan organisasi negara.
• Pegawai Negeri Sipil Pusat Seperti : sekretaris jenderal,
 Pegawai Negeri Sipil yang direktur jenderal, kepala biro,
gajinya dibebankan pada staf ahli, sekretaris daerah, kepala
Anggaran Pendapatan dan dinas/badan/kantor, kepala
Belanja Negara (APBN) dan bagian, kepala bidang, kepala
bekerja pada Departemen, seksi, camat, sekretaris camat,
Lembaga Non Departemen, lurah, sekretaris lurah, dll.
Kesekretariatan Lembaga • Jabatan fungsional
tertinggi/Tinggi Negara, dan
kepaniteraan pengadilan. Jabatan yang tidak secara tegas
disebutkan dalam struktur
 Pegawai Negeri Sipil organisasi pemerintah, tetapi
Pusat yang bekerja pada dari sudut pandang fungsinya
perusahaan jawatan. diperlukan oleh organisasi
 Pegawai Negeri Sipil Pusat pemerintah. Pangkat Pegawai
yang diperbantukan atau Negeri Sipil dalam jabatan
dipekerjakan pada daerah fungsional berorientasi pada
otonom. prestasi kerja, sehingga tujuan
untuk mewujudkan Pegawai
 Pegawai Negeri Pusat Pusat Negeri Sipil sebagai aparatur
yang berdasarkan suatu negara yang berdaya guna
peraturan perundang- dan berhasil guna dalam
undangan diperbantukan melaksanakan tugas umum
atau dipekerjakan pada pemerintahan dan pembangunan
badan lain, seperti dapat dicapai. Seperti : guru,
perusahaan umum, yayasan, dokter, widyaiswara, bidan,
dan lain-lain. perawat, bidan, apoteker, auditor,
 Pegawai Negeri Sipil Pusat statistisi, pranata laboratorium
yang menyelenggarakan pendidikan, pranata komputer,
tugas negara lain, seperti arsiparis, pustakawan, dll.
hakim pada pengadilan
negeri, pengadilan tinggi, Dalam sambutannya saat
dan lain-lain. menyerahkan Piala Citra Pelayanan Prima
• Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPP) 2008 kepada 80 unit pelayanan
Pegawai Negeri Sipil yang publik terbaik di Istana Negara, Jumat
bekerja di daerah otonom seperti (31/10) sore. Bapak Presiden Susilo
daerah provinsi/kabupaten/ Bambang yudhoyono berpidato bahwa
kota dan gajinya dibebankan birokrasi dan jajaran pemerintahan pada
pada Anggaran Pendapatan hakikatnya memiliki dua peran. Pertama,
dan Belanja Daerah (APBD) dan berperan sebagai abdi negara dan abdi
dipekerjakan pada pemerintah untuk menjalankan kehidupan bernegara
daerah maupun dipekerjakan di ini sesuai dengan tatanan yang berlaku
luar instansi induknya. serta Undang Undang Dasar. “Yang
kedua, sebagai abdi rakyat memberikan
4. Jabatan kepemerintahan berstatus pelayanan terbaik bagi rakyat,” kata
Pegawai Negeri Sipil Presiden SBY.
• Jabatan struktural Dengan pertumbuhan ekonomi,
Jabatan struktural adalah suatu kesejahteraan rakyat bisa ditingkatkan
kedudukan yang menunjukkan secara bertahap. Kualitas pelayanan

10 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

juga harus meningkat. ”Perlu diingat yang baik, birokrasi yang baik, mencegah
bahwa pelayanan publik yang baik dan memberantas korupsi. Ketujuh,
juga membantu rakyat kita, terutama meningkatkan kualitas pelayanan publik.
golongan ekonomi lemah dan komunitas Herman Musakabe Gubernur
rakyat kita yang belum sejahtera. NTT periode 1993 – 1998 mengatakan
Katakanlah pendapatan mereka belum “Menjadi pegawai negeri sipil (PNS)
terlalu besar, pendapatannya pas-pasan. merupakan pilihan dan panggilan hidup
Dengan program bantuan langsung seseorang. Setiap profesi atau pekerjaan
kepada masyarakat di bidang kesehatan, memiliki “roh”nya masing-masing yang
pertanian, dan sebagainya hal itu bisa menyebabkan profesi itu dihargai dan
mengurangi pengeluarannya karena bermanfaat bagi masyarakat. Rohnya
sebagian diambilalih pemerintah melalui PNS  adalah sebagai   Abdi Negara yang
kebijakan fiskal APBN sehingga hidupnya berarti juga sebagai pelayan masyarakat.
relatif layak,” Bapak Presiden Susilo Roh melayani masyarakat tidak boleh
Bambang yudoyono menjelaskan. luntur atau hilang karena masalah
”Kalau disumbang lagi oleh karier atau penggajian PNS yang belum
kita melalui pelayanan yang lebih baik, sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan
sehingga mengurus KTP tidak berhari- hidup, karena kemampuan pemerintah
hari, tidak mondar-mandir, keluar uang yang masih terbatas. Beberapa indikasi
untuk naik oplet atau untuk yang lain, yang menunjukkan berkurangnya roh
maka pengeluaran itu makin sedikit lagi. pelayanan ditandai dengan kasus-kasus
Sehingga kita bisa mengurangi beban indisipliner pegawai, disiplin yang merosot,
hidupnya. Ini adalah keadilan,” Bapak penyalahgunaan waktu kerja,  pelayanan
Presiden Susilo Bambang yudoyono publik yang kurang memuaskan,
menegaskan. inefisiensi penggunaan keuangan negara
Memberikan pelayanan yang sampai tindak korupsi, penyalahgunaan
terbaik kepada rakyat bisa menjadi sarana kekuasaan dan sebagainya. Sebagian PNS
untuk mengukur dedikasi dalam tugas. bahkan harus berurusan dengan aparat
”Saya sering mengatakan bahwa di negeri penegak hukum. Era Reformasi harusnya
ini kita pelit mengucapkan terimakasih, dibarengi dengan reformasi mental di
pelit untuk memberikan apresiasi, pelit kalangan Abdi Negara”.
untuk memberikan penghargaan bagi
mereka yang sudah berjuang keras Faktor Yang Membuat Pegawai Negeri
berusaha sekuat tenaga. Mari kita bangun Sipil Melupakan Perannya
etika dan etiket yang baik, memberikan Herman Musakabe Gubernur NTT
penghargaan dan ucapan terimakasih bagi periode 1993 – 1998 berpendapat “bahwa
yang patut menerimanya,” kata Bapak pada umumnya motivasi seseorang
Presiden Susilo Bambang yudoyono. menjadi PNS karena berpenghasilan
Sejak tahun 2004 akhir Bapak tetap dan ada jaminan hari tua (mendapat
Presiden Susilo Bambang yudoyono pensiun)”. Dalam blognya Ali Sudahri
telah menyampaikan kepada Gubernur, Ketua PC IPNU dan IPPNU Sumenep,
Bupati dan Walikota bahwa dari sekian menulis bahwa hampir dalam setiap
banyak tugas pimpinan, baik pusat tahun, pemerintah membuka pendaftaran
maupun daerah, ada tujuh hal yang harus rekruitmen CPNS dengna jumlah yang
digarisbawahi. Pertama, setiap pemimpin sangat banyak, bahkan sampai ribuah
harus mengurangi angka kemiskinan. tenaga PNS yang dibutuhkan oleh
Kedua, mengurangi pengangguran. pemerintah, untuk meningkat pelayanan
Ketiga, meningkatkan kualitas terhadap masyarakat Rekruitmen
pendidikan. Keempat, meningkatkan dilakukan dalam rangka mengisi
pelayanan kesehatan. Kelima, terus pos pemerintahan, sehingga proses
berikhtiar dengan kemampuan yang ada pemerintahan akan dapat berjalan dengan
membangun dan merawat infrastruktur. baik sesuai dengan harapan pemerintah
Keenam, membangun tata pemerintahan dan masyarakat.

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 11


MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

Ali Sudahri Ketua PC IPNU dan berperan daripada dimensi ‘being’. Orang
IPPNU Sumenep berpendapat dalam cenderung berlomba-lomba ‘memiliki
konteks ini, perekrutan PNS, di satu sisi lebih’ (materi/uang) ketimbang menjadi
merupakan peluang yang sangat strategis ‘pribadi lebih’ atau ‘lebih bermartabat’.
bagi masyarakat, karena hal itu merupakan Akibatnya, dalam bekerja orang cenderung
momentum bagi masyarakat untuk mengabaikan semangat pelayanan.
bekerja dalam struktur pemerintahan Abbot Lawrence Lowell, Presiden
untuk mengabdi dan memberikan yang Harvard University (1930), mengatakan
terbaik bagi bangsa dan negara. Menjadi hal yang menarik tentang hubungan
PNS pada hakekatnya adalah menjadi antara pekerjaan, uang dan pelayanan,
abdi negara dengan tujuan luhur untuk sebagai berikut :
berkorban dan memberikan yang
terbaik bagi perjalanan negara, dengan “Siapa pun yang memandang pekerjaannya
cara memberikan pelayanan yang baik sebagai cara untuk menciptakan uang,
kepentingan masyarakat. Dengan kata sesungguhnya ia mendegradasikan
lain, menjadi PNS juga berkmakna pekerjaannya sendiri. Tetapi seseorang yang
peluang kerja dan mengabdikan diri untuk melihat pekerjaannya sebagai pelayanan
memperbaiki dinamika pemerintahan. kepada umat manusia, sesungguhnya
ia memuliakan pekerjaan dan dirinya
Sehingga dalam setiap momentum sendiri”.
rekruitmen CPNS, para peminatnya
kadangkala jauh lebih besar dari jatah
yang dibutuhkan oleh pemerintah. Jati Diri yang Perlu Dimiliki Seorang
Masyarakat berlomba-lomba untuk Pegawai Negeri Sipil
merebut untuk memberikan yang terbaik Komitmen Mengabdi
bagi negara, dengan cara bekerja sebagai
Ali Sudahri Ketua PC IPNU dan
abdi negara dalam pemerintahan. Hal
IPPNU Sumenep menulis pada dasarnya
itu sekaligus menunjukkan kalau minat
menjadi PNS adalah untuk mengabdi
masyarakat dalam menjadi PNS sangat
pada masyarakat dan negara. Menjadi
luar biasa, tetapi jika dilihat dari sisi lain,
PNS bukan mencari kewibawaan dan
bisa juga karena faktor masih besarnya
kharisma posisi atau bahkan mencari
jumlah pengangguran di tengah-tengah
peluang untuk memperdaya masyarakat,
masyarakat, sehingga rekruitmen CPNS,
tapi diarahkan untuk mengabdi dan siap
dianggap sebagai solusi mencari pekerjaan,
berkorban pada masyarakat, bangsa dan
bukan bagaimana mengabdi dan menjadi
negara. Semangat pengabdian inilah
abdi negara yang baik, dimana komitmen
yang melandasi pemikiran mereka yang
dan keikhlasan menjadi bagian penting
mengincar posisi sebagai PNS, sehingga
dalam diri mereka. Menurut Ali Sudahri
posisi yang nanti berhasil diraihnya akan
Ketua PC IPNU dan IPPNU Sumenep.
bisa dilaksanakan sesuai dengan visi dan
Herman Musakabe Gubernur NTT misi luhur sebagai PNS.
periode 1993 – 1998 berpendapat bahwa
Oleh karena itu, semangat
ada faktor-faktor yang mempengaruhi
mengabdi harus diutamakan dan
gaya hidup manusia masa kini antara
dimasukkan dihati setiap PNS dengan
lain berkembangnya faham materialisme
kuat, sehingga posisi sebagai PNS semata
yang mengutamakan kebendaan,
untuk dan demi tekat untuk mengabdi
hedonisme atau hidup untuk bersenang-
kepada masyarakat. Pengabdian adalah
senang, dan konsumerisme yang selalu
niatan luhur yang wajib dimiliki oleh
ingin memuaskan naluri konsumtif.
semangat mengabdi akan mampu
Konsumerisme sudah begitu merasuk
memperkuat basis kesadaran PNS untuk
kehidupan, sehingga orang merasa tak
memantapkan kinerja dan kerja-kerja nya
terpuaskan jika belum mengikuti arus
sebagai PNS dengan maksimal dan baik.
iklan, memenuhi diri dengan tawaran
Bukan PNS yang hanya memanfaatkan
produksi dan memuaskan naluri
posisinya tidak didasari oleh nilai-nilai
konsumtifnya. Dimensi ‘having’ lebih
pengabdian yang total. Inilah yang pada

12 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

gilirannya bisa menghambat proses kinerja lebih utama daripada dimensi “having”
dan sudah tentu akan sangat merugikan atau apa yang dimiliki. Sikap mental
terhadap masyarakat bangsa dan negara. untuk selalu memelihara martabat diri
Menurut Ali Sudahri Ketua PC IPNU dan harus dilandasi keimanan dan moralitas
IPPNU Sumenep. yang luhur. Sebagai orang beriman kita
Dalam memenuhi kebutuhan percaya bahwa dengan melayani sesama
masyarakat sebenarnya pegawai menjadikan seseorang lebih bermartabat
negeri sipil sedang memenuhi di hadapan sesama dan Tuhan. Lebih
kebutuhannya sendiri atau dengan baik melakukan pekerjaan-pekerjaan
kata lain dalam mensejahterakan orang kecil yang bisa meningkatkan martabat
lain sebenarnya pegawai negeri sipil diri Anda daripada berusaha memiliki
sedang mensejahterakan dirinya sendiri, banyak materi dengan cara-cara yang
sebab pemerintahan demokrasi adalah merendahkan martabat diri. Tidak sedikit
pemerintahan yang berasal dari rakyat, Abdi Negara yang mengakhiri masa
oleh rakyat dan untuk rakyat. tugas dengan kehilangan martabat diri
karena kasus-kasus hukum. Semua yang
Akhir-akhir ini persaingan dimilikinya tidak berarti dibandingkan
dalam dunia usaha telah mendorong dengan penderitaan karena kehilangan
perusahaan-perusahaan berlomba- harga diri. Sebaliknya, tidak sedikit Abdi
lomba meningkatkan pelayanan untuk Negara yang dapat mengakhiri masa
menarik pelanggan atau konsumen. tugas dengan baik karena mengabdi tanpa
Beberapa perusahaan swasta mulai cela, walaupun mereka tidak memiliki
menerapkan standar pelayanan tertentu banyak harta. Kebaikan, keutamaan
untuk meningkatkan kinerja lembaga dan dan pelayanan yang ditanam pada
perusahaan. Tidak hanya pada kualitas masa pengabdian Anda, akan menuai
pelaksanaan jasa pelayanan kepada kebahagiaan pada masa purnatugas.
pelanggan tetapi juga menentukan waktu Sebaliknya bila menanam keburukan
yang lebih singkat untuk suatu jasa selama bertugas, akan menuai akibat
pelayanan. Misalnya, beberapa rumah buruk pada masa purnatugas.
sakit berstandar internasional telah
menetapkan waktu maksimal untuk suatu
Kepemimpinan yang Melayani (Servant
jenis pelayanan dan bila melebihi waktu
Leadership)
tersebut maka pasien/penderita dapat
menyampaikan laporan pengaduan. Mereka yang diberi talenta untuk
menjadi pemimpin harus menyadari
Sebaliknya, pelayanan yang buruk
bahwa ia adalah hamba Tuhan dan pelayan
seringkali menghambat pembangunan
bagi rakyat yang dimpimpinnya. Orientasi
dan kemajuan daerah. Pelayanan yang
pemimpin-pelayan (Servant leader) adalah
buruk antara lain terlihat pada urusan
melayani dan bekerja dengan standar
birokrasi yang berbelit-belit, tidak ada
moral-spiritual. Ia lebih mengutamakan
kepastian waktu, serta pelayanan yang
terciptanya followership (kepengikutan)
berorientasi mendapat imbalan tertentu
daripada mengejar kekuasaan. Profesor
Robert E Kelley, pelopor pengajar
Martabat Follwership and Leadership mengatakan
Herman Musakabe Gubernur bahwa keberhasilan organisasi 80 persen
NTT periode 1993 – 1998 menulis sikap ditentukan oleh para pengikut (followers),
mental yang harus dimiliki sebagai selebihnya 20 persen merupakan kontribusi
seorang  Abdi Negara adalah menjunjung pemimpin (leader). Pengikut yang bekerja
tinggi martabat diri dengan bekerja untuk dengan semangat dan memiliki komitmen
melayani masyarakat. Martabat atau penuh akan menentukan keberhasilan
harga diri seseorang tergantung dari apa tugas seorang pemimpin. Beberapa sifat
yang diperbuat untuk orang lain, bukan utama pemimpin-pelayan antara lain
karena apa yang dimilikinya. Dimensi adalah : mendorong pengikutnya untuk
“being” atau menjadi lebih bermartabat mengembangkan potensi diri, selalu

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 13


MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

memelihara kontak dengan Tuhan, setia lingkungan masyarakat dan orang-orang


pada misi, memiliki sauh batiniah, tahu dalam tanggungjawab pekerjaannya.
bersyukur, membentuk dan bekerja dengan Pemimpin di daerah adalah Gubernur,
tim, melatih dan mendidik pengganti, Bupati/Walikota, dan di bawahnya ada
memberdayakan kaum perempuan, pemimpin-pemimpin dinas, unit kerja,
memberi tanggungjawab, memberi kecamatan, desa sampai RT/RW. Menjadi
teladan, melayani sesama dalam bekerja teladan sangat penting bagi seorang
untuk kemuliaan nama Tuhan. pemimpin agar ia bisa memiliki pengaruh
pada para pemimpin bawahannya.
Berpikir Positif Hakikat memimpin adalah cara, seni (art)
untuk mempengaruhi orang-orang yang
Setiap orang pasti ingin berhasil dipimpinnya untuk melaksanakan apa
dalam pekerjaannya dan mencapai tujuan yang dikehendakinya. Untuk menjadi
dalam hidupnya. Kebanyakan orang teladan maka ia harus meneladankan
yang berhasil adalah orang-orang yang perilaku yang baik kepada sekitarnya,
berpikir positif. Berpikir positif adalah menganjurkan kebaikan itu, dan setelah
kunci untuk meraih sukses. Pikiran itu baru bisa mengharuskan orang lain
adalah asal-usul atau “nenek moyang” untuk melakukan misi yang diinginkan.
nya perbuatan. Dengan berpikir positif
maka banyak masalah bisa dipecahkan,
karena orang yang berpikir positif selalu Disiplin
berusaha mengatasi masalah dan berbuat Disiplin adalah faktor penunjang
konstruktif. Sebaliknya orang yang dalam keberhasilan dalam pelaksanaan
berpikir negatif berusaha menghindari tugas dan fungsi organisasi. Sulit untuk
beban kerja, membuat masalah baru dan membayangkan suatu lembaga dengan
cenderung destruktif. Berpikir positif kewenangan mengelola anggaran/dana,
jalan menuju sukses, berpikir negatif jalan atau memiliki peralatan senjata untuk
menuju kegagalan. Menurut Herman perang, atau kewenangan memutuskan
Musakabe Gubernur NTT periode 1993 – kebijakan penting tetapi tanpa didukung
1998. oleh displin aparatnya. Penyalahgunaan
kekuasaan selalu diawali dengan
Bersyukur/Berterima Kasih merosotnya disiplin dan peraturan
dengan mudahnya dilanggar, atau dicari
Sikap tahu berterima kasih adalah celah-celahnya untuk dilanggar. Disiplin
sikap yang harus dimiliki Abdi Negara adalah nafasnya suatu organisasi. Tanpa
karena sikap tahu berterima kasih adalah disiplin maka anggota dalam organisasi
bagian dari mentalitas Abdi Negara. hanya kumpulan orang-orang yang
Ungkapan terima kasih bisa dilakukan hanya mencari keuntungan pribadi dan
dengan ucapan dan melalui perbuatan organisasi itu hanya menunggu waktunya
dengan bekerja lebih baik. Orang yang untuk runtuh.
tahu berterima kasih akan berusaha
melakukan tugasnya dengan lebih baik Disiplin dapat berupa disiplin
dari waktu ke waktu karena ia meyakini bekerja, disiplin mematuhi aturan/
bahwa dengan itu ia memuliakan dirinya, hukum, disiplin menggunakan waktu,
organisasi dan Tuhan. Sebaliknya orang- disiplin anggaran, disiplin menggunakan
orang yang tidak tahu bersyukur / fasilitas negara, dan disiplin dalam
berterima kasih selalu merasa tidak puas perencanaan serta pelaksanaan program
dan lebih banyak menuntut hak daripada kerja. Disiplin harus ditanamkan sejak
melakukan kewajibannya. usia dini di sekolah, sehingga setelah
orang   dewasa sudah terbiasa dengan
disiplin. Menanamkan disiplin pada
Menjadi Teladan awalnya perlu dengan latihan-latihan
Sikap keteladanan harus yang keras untuk mematuhi aturan. Bila
dimiliki seorang Abdi Negara karena sudah terbiasa hidup berdisiplin, maka
ia adalah “pemimpin” bagi keluarga, beban pekerjaan yang berat akan terasa

14 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


MEMAHAMI PERAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK

lebih ringan. skala gaji terendah dan tertinggi.


Dengan remunerasi pula, peningkatan
Menjadi Agen Pembangunan kesejahteraan pegawai dikaitkan dengan
kinerja individu dan kinerja organisasi.
Program pembangunan yang
direncanakan oleh Pemprov atau Pemkab/
Pemkot tidak akan mencapai hasil Menciptakan Rancangan Kerja Yang
maksimal apabila tidak didukung oleh Menyenangkan
partisipasi para PNS untuk menyukseskan Selain kebutuhan ekonomi
program-program tersebut. Selain setiap manusia juga perlu memenuhi
program-program yang bersifat sektoral, kebutuhan psikologi, salah satu caranya
ada kegiatan-kegiatan lintas sektoral yang dengan menciptakan rancangan kerja
bisa dilakukan dengan melibatkan para yang menyenangkan seperti, membuat
PNS. Keterlibatan para PNS bisa dalam pekerjaan lebih berarti, lebih menarik
bentuk perorangan, relawan, satuan dan lebih memberikan tantangan.
tugas, kepanitiaan, atau bentuk lain yang Memberikan otonomi dan tanggung jawab
telah ditentukan. Dalam hal ini para lebih besar untuk membuat perencanaan,
PNS menjalankan misinya sebagai Abdi pelaksanaan, dan pengawasan sendiri.
Negara/pemerintah, agen pembangunan Memberikan tambahan tugas pada
dan pelopor dalam bidang-bidang pegawai agar pekerjaan lebih bervariasi
kehidupan tertentu. tanpa menuntut kemampuan yang lebih
tinggi.
Hal-Hal Yang Dapat Menunjang
Peningkatan Kinerja Pegawai Negeri Penutup
Sipil Karya tulis ini dibuat oleh penulis
dalam kapasitasnya sebagai calon pegawai
Diklat negeri sipil untuk memahami arti dari
Upaya yang apat dilakukan menjadi seorang pegawai negeri sipil dan
pemerintah dalam memperbaiki kinerja tindakan yang harus dilakukan. Semoga
aparaturnya adalah pendidikan dan karya tulis ini dapat bermanfaat.
pelatihan (Diklat) pegawai), dan sistem
remunerasi di lingkungan kerja instansi Daftar Pustaka
pemerintah. Dalam upaya peningkatan
profesionalitas pegawainya, pemerintah http://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai_
menggalakkan pendidikan dan pelatihan negeri
(diklat) pegawai. Diklat dapat berupa http://tabloid_info.sumenep.go.id/
diklat prajabatan dan diklat dalam jabatan index.php?option=com_content&task=vi
antara lain diklat kepemimpinan, diklat ew&id=317&Itemid=27
fungsional dan diklat teknis.
http://www.presidenri.go.id/index.
php/fokus/2008/10/31/3655.html
Remunerasi http://hermanmusakabe.nttprov.
Remunerasi adalah pemberian go.id/?p=22
imbalan kerja yang dapat berupa gaji, http://www.scribd.com/doc/2523600/
honorarium, tunjangan tetap, insentif, PENINGKATAN-KINERJA-PEGAWAI-
bonus atau prestasi, pesangon dan/ NEGERI-SIPIL
atau pensiun. Dengan remunerasi
diharapkan adanya sistem penggajian http://pormadi-simbolon.blogspot.
pegawai yang adil dan layak. Besaran gaji com/2008/06/upaya-meningkatkan-
pokok didasarkan pada bobot jabatan. kinerja-pns.html
Penggajian PNS juga berdasar pada pola
keseimbangan komposisi antara gaji pokok
dengan tunjangan dan keseimbangan

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 15


Metode, Teknis dan Kiat Kediklatan
KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN


Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

Oleh : Ir. H. Maksum Abdullah Marhamah M., MS *)


Widyaiswara Madya Badan Diklat Prov. Kaltim

Pendahuluan disusun berdasarkan pendekatan empiris


Andragogi adalah pembelajaran kualitatif. Sebagai konsekuensinya,
bagi insan dewasa, yang antaralain pendekatan ini bersifat tentatif, dan
dicirikan sebagai proses pembelajaran yang tidak final, sehingga konsep pendekatan
bersifat partisipatif, karena setiap pelaku AFDHAL dalam andragogi ini
proses pembelajaran ini, baik fasilitator/ masih terbuka untuk diuji validitas,
pelatih/ tutor/ widyaiswara maupun perumusannya serta efektifitas dan
peserta pembelajaran (pembelajar) dapat efisiensi penerapannya. Namun
berperan sebagai narasumber. Sebagai kemungkinan penerapannya tidaklah
konsekuensinya, andragogi memerlukan tertutup sepenuhnya. Selama tahun
pendekatan pembelajaran yang berpusat 2010, konsep pendekatan pembelajaran
pada pembelajar (learner oriented). ini sudah penulis terapkan dengan
Tulisan ini mengeksplorasi ”AFDHAL” menggunakan beberapa metode dan
sebagai sebuah alternatif pendekatan instrumen, terutama dalam diklat
tersebut. Prajabatan dan Kepemimpinan. Secara
umum, menurut para pembelajar (peserta
Secara tekstual, AFDHAL adalah diklat), penerapan konsep pendekatan
kata dari bahasa Arab, yang berarti lebih AFDHAL ini cukup membantu mereka
baik. Secara maknawi, pengertian ini mengatasi beberapa masalah yang sering
disematkan pada konsep pendekatan mereka hadapi ketika mengikuti proses
dalam andragogi ini disertai asa dan pembelajaran dalam diklat tersebut ;
semangat mewujudkan proses dan hasil antusiasme, penguasaan materi, serta
pembelajaran yang lebih baik. internalisasi dan aktualisasi materi
Konsep dasar pendekatan pembelajaran.
AFDHAL meliputi Aku Fahami, Dalami, Secara empiris, beberapa masalah
Hayati, Amalkan dan Lestarikan. Konsep yang sering dihadapi dalam proses
ini disusun berdasarkan pengalaman pendidikan dan pelatihan aparatur
praktis penulis dalam tahun pertama pemerintah antara lain adalah sebagai
(2009) sebagai widyaiswara pada Badan berikut ;
Pendidikan dan Pelatihan Propinsi
Kalimantan Timur di Samarinda. Konsep Kurang antusiasnya pembelajar mengikuti
ini juga disusun sebagai tindaklanjut proses pembelajaran,
dari evaluasi mandiri terhadap berbagai • Tidak optimalnya penguasaan
masalah aktual yang sering dihadapi pembelajar terhadap materi
dalam berbagai jenis dan tingkatan pembelajaran,
pendidikan dan pelatihan (diklat) aparatur • Lemahnya internalisasi dan
pemerintah, baik diklat Prajabatan aktualisasi esensi materi
dan Kepemimpinan, maupun diklat pembelajaran,
Fungsional dan Teknis.
Sebagai sebuah konsep yang
baru dalam tahapan eksploratif, setiap
tahapannya (identifikasi, analisis,
pembahasan dan perumusannya) masih

16 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

Identifikasi Permasalahan Di sisi lain, pemahaman secara


tekstual saja juga menyebabkan para
1. Kurang Antusiasnya Pembelajar pembelajar hanya mampu memahami
Mengikuti Proses Pembelajaran materi pembelajaran secara fragmental
(terpisah-pisah) sehingga tidak mampu
Kurang antusiasnya pembelajar memahaminya secara sistematis dalam
pada proses pembelajaran bisa terjadi kaitan kerangka keterkaitan yang logis
pada proses pembelajaran dalam kelas dan relevan. Keterbatasan pemahaman
maupun dalam penyelesaian tugas–tugas seperti ini juga membatasi kemampuan
mandiri di luar kelas. Di dalam kelas, hal para pembelajar membangun pemahaman
ini dapat ditengarai dari berbagai gejala masalah secara holistik (utuh).
yang terlihat secara kasat mata, antara
lain ; kurangnya minat para pembelajar
untuk bertanya maupun berdiskusi. Hal 3. Lemahnya Internalisasi dan
inipun terlihat dari banyaknya pembelajar Aktualisasi Esensi Materi
yangnmelamun, berbisik-bisik, bermain Pembelajaran,
alat tulis dan handphone, saling berkirim Internalisasi esensi materi
“surat”, bolak-balik minta izin ke luar pembelajaran adalah proses
kelas dll. penghayatannya sebagai nilai-nilai (values)
Dalam kelompok, hal ini dapat yang dapat digunakan dalam pembentukan
ditengarai dari ekstrimnya performance karakter para pembelajar. Sedangkan
kelompok menyelesaikan tugas ; baik terlalu aktualisasi esensi materi pembelajaran
cepat (asal-asalan), maupun sebaliknya, adalah proses pengamalan nilai-nilai itu
terlalu lambat. Kurang antusiasnya dalam berbagai aspek kehidupan. Indikasi
pembelajar juga dapat ditengarai dalam lemahnya internalisasi dan aktualisasi
keterlambatan penyelesaian tugas - tugas nilai-nilai tersebut bisa dilihat dari tidak
mandiri (tugas baca, observasi lapangan, signifikannya perubahan perilaku para
penyusunan kertas kerja, dll),. Di sisi lain, pembelajar. Beberapa indikatornya adalah
kurangnya antusiasme pembelajar ini ; kemauan dan kemampuan menyimak
juga juga terlihat dari tampilan tugas yang gejala dan fenomena, mengidentifikasi
dihasilkan ; kuantitas tugas yang tidak dan menganalisis masalah, berkomunikasi
memadai, disajikan secara copy and paste, dan berdiskusi, serta menyelesaikan
tidak sistematis, dengan kualitas paparan, tugas, baik secara mandiri maupun secara
analisis dan penyimpulan seadanya. sinergis dalam kelompok. Kelemahan ini
bisa dilihat dalam perspektif substansi
maupun dalam perspektif waktu.
2. Tidak Optimalnya Penguasaan
Pembelajar terhadap Materi Secara substantif, lemahnya
Pembelajaran, internalisasi dan aktualisasi materi
pembelajaran dapat dilihat dari tidak
Indikasi tidak optimalnya mampunya para pembelajar menghayati
penguasaan pembelajar terhadap dan mengamalkan esensi materi
materi pembelajaran dapat dilihat pembelajaran untuk merubah perilaku
dari pemahaman mereka terhadap mereka, baik berupa kemampuan dalam
materi pembelajaran yang lebih bersifat menata dan memperbaiki pola pemikiran,
tekstual, belum banyak pembelajar pola komunikasi, maupun pola tindak
yang mencapai pemahaman secara mereka. Kelemahan pembelajar dalam
kontekstual. Pemahaman secara tekstual penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
saja membuat para pembelajar hanya dari proses pembelajaran bisa menurunkan
mampu memahami materi secara terbatas kinerja mereka, baik secara individual
pada hal-hal yang bersifat superficial (di maupun komunal. Secara individual,
permukaan), tanpa kedalaman, sehingga lemahnya internalisasi dan aktualisasi ini
tak mampu menggali substansi materi dapat menurunkan kemampuan seseorang
pembelajaran yang disajikan, apalagi dalam membangun karakter pribadi dan
menyerap esensinya. kemandirian mereka. Secara komunal,

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 17


KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

lemahnya internalisasi dan aktualisasi ini pembelajar, penguasaan substansi materi


bisa menurunkan kemampuan seseorang pembelajaran, serta metoda dan teknik
untuk berkomunikasi, berinteraksi, pembelajaran yang kurang memadai.
berkordinasi & bersinergi dalam Sayangnya, ketiga kekurangan ini sering
kelompok. kali diperparah oleh kekurangan yang
Dalam perspektif waktu, hal ini keempat ; banyak pengajar yang kurang
dapat dilihat melalui pengamatan atas menyadari ketiga kekurangan ”laten”
perilaku mereka pada berbagai aspek tersebut di atas. Hal ini berpangkal
proses pembelajaran selama mengikuti dari ”penyakit” laten yang sering kali
proses pembelajaran dalam diklat, maupun mewabah secara kronis tanpa disadari
dalam berbagai aspek pelaksanaan ; rutinitas. Rutinitas semacam ini
tugas-tugas mereka setelah kembali ke kian merebak seiring meningkatnya
lembaga mereka pasca diklat. Dalam frekuensi pelaksanaan diklat, sehingga
perspektif waktu, kelemahan ini juga menimbulkan fenomena ”kejar tayang”
menggambarkan kelemahan pembelajar di kalangan para pengajar, yang pada
melestarikan dan mengembangkan nilai- gilirannya berpengaruh negatif baik
nilai yang diserapnya dalam setiap tahap terhadap performance mereka sendiri,
pembelajaran, baik selama maupun proses pembelajaran, serta antusiasme
sesudah diklat. para pembelajar dalam berbagai aspek
proses pembelajaran tersebut.
Analisis Penyebab Permasalahan Proses pembelajaran yang amat
berpotensi menurunkan antusiasme
1. Kurang Antusiasnya Pembelajar pembelajar adalah proses pembelajaran
Mengikuti Proses Pembelajaran yang monoton, tunggal nada tanpa
Penyebab kurang antusiasnya rangsangan keragaman. Penyebabnya
pembelajar mengikuti proses terutama bersumber pada interaksi
pembelajaran dapat ditelusuri dari tiga antara pembelajar dan pengajar yang
sisi ; sisi pembelajar, pengajar, serta kurang baik, serta situasi lingkungan
proses pembelajaran itu sendiri. Ketiga pembelajaran yang kurang mendukung
sisi tersebut bisa ditemukan secara interaksi itu. Interaksi antara pembelajar
terpisah, namun lebih sering terjadi secara dan pengajar yang kurang baik berpangkal
bersamaan, sehingga memperparah dari kurangnya pengenalan diri (AKU)
permasalahan yang dihadapi. pembelajar dan pengajar, pemahaman
mendasar tentang asas-asas andragogi
Dari sisi pembelajar, ada beberapa
dalam diklat, serta penghayatan peran
penyebab yang mungkin ditemukan ;
keduanya dalam proses pembelajaran.
rendahnya motivasi pembelajar untuk
Situasi lingkungan pembelajaran yang
mengikuti diklat, atau minimnya rasa ingin
kurang mendukung interaksi positif
tahu pembelajar. Rendahnya motivasi
pembelajar dan pengajar bisa disebabkan
pembelajar untuk mengikuti diklat bisa
prasarana dan sarana (fasilitas dasar)
berpangkal dari persepsi pembelajar
pembelajaran yang kurang memadai
terhadap diklat yang diikutinya ;
serta ”gangguan” dari lingkungan sekitar,
sekedar memenuhi persyaratan untuk
termasuk dari kelas yang lain.
pengangkatan (diklat Prajabatan),
sekedar memenuhi perintah (diklat
teknis/fungsional), ketidakyakinan akan 2. Tidak Optimalnya Penguasaan
manfaat diklat pada diklat kepemimpinan Pembelajar terhadap Materi
bagi peserta yang belum menduduki Pembelajaran
jabatan (”dik-duk”), atau sebaliknya bagi Penyebab titak optimalnya
peserta yang telah menduduki jabatan penguasaan pembelajar terhadap materi
(”duk-dik”). pembelajaran sebenarnya merupakan
Dari sisi pengajar, kurang konsekuensi logis dari kurang
antusiasnya pembelajar dapat disebabkan antusiasnya pembelajar mengikuti proses
kurangnya pengenalan kebutuhan pembelajaran. Di sisi lain, hal ini juga

18 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

disebabkan oleh beberapa kelemahan esensinya secara aktif dan kreatif. Kurang
umum yang sering ditemukan dalam kondusifnya ”atmosfer” pendukung
proses penguasaan materi pembelajaran pasca proses pembelajaran sering kali
; lebih bertumpu pada kemampuan terjadi akibat budaya kerja birokrasi yang
menghafal, bukan memahami ; cenderung rutin, mapan dan ”feodalistik”
pemahaman secara tekstual, bukan sehingga kurang kondusif bagi perbedaan
pada kontekstual ; pemahaman secara pendapat, kreatifitas serta inovasi dan
superficial, bukan pada pendalaman ; pembaharuan.
pemahaman secara fragmental, bukan Alternatif Pemecahan Permasalahan
integral ; serta pemahaman secara linier,
bukan pemahaman secara sistematis. Pendekatan AFDHAL diharapkan
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
Berbagai kelemahan tersebut pendekatan untuk memecahkan tiga
diperparah lagi oleh berbagai keterbatasan kelemahan yang sering dhadapi oleh
materi pembelajaran yang disajikan para pelaku pembelajaran (pembelajar
dalam proses pembelajaran. Beberapa dan widyaiswara) dalam diklat aparatur
keterbatasan materi pembelajaran yang pemerintah tersebut di atas melalui
sering kali ditemukan adalah ; format pengoptimalan penerapan prinsip-prinsip
materi, volume materi, serta substansi dan pembelajaran dalam andragogi. Secara
aktualitas materi yang disajikan dalam tekstual, AFDHAL merupakan akronim
proses pembelajaran suatu diklat. Format dari Aku (Fahami, Dalami, Hayati,
materi yang umum disajikan berupa Amalkan dan Lestarikan). Konsep dasar
modul, yang seringkali ”kering” dan tidak pendekatan ini merupakan pengembangan
”merangsang”, dengan volume yang prinsip pembelajaran yang berorientasi
terkadang terlalu banyak dibandingkan pada pembelajar (learner oriented)
dengan alokasi waktu penyajian, serta menjadi pembelajaran yang berorientasi
substansi dan aktualitas yang sering pada pemenuhan kebutuhan pembelajar.
ketinggalan zaman.
Keenam aspek pendekatan
tersebut merupakan suatu kesatuan proses
3. Lemahnya Internalisasi dan
yang dapat dllaksanakan secara simultan
Aktualisasi Esensi Materi
dan berkelanjutan. Proses penerapannya
Pembelajaran
dilakukan dalam enam tahapan ;
Akumulasi dari kedua kelemahan penemukenalan AKU (jatidiri) para
tersebut bermuara pada lemahnya pelaku pembelajaran, pemahaman materi,
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai substansi dan esensi materi pembelajaran,
(values) yang bisa diserap dan diolah para pendalaman nilai-nilai dalam materi,
pembelajar dari proses pembelajaran yang substansi dan esensi pembelajaran,
mereka ikuti dalam diklat. Kelemahan penghayatan nilai-nilai tersebut oleh para
ini mungkin disebabkan oleh ; kurang pelaku pembelajaran, serta pengamalan
kondusifnya ”atmosfer” pendukung dan pelestariannya dalam berbagai aspek
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai kehidupan.
tersebut, baik selama proses pembelajaran,
Penerapannya dilaksanakan
maupun ketika mereka kembali bertugas
secara simultan melalui pengoptimalan
pada instansinya masing-masing setelah
peranserta dan kerjasama antara
proses pembelajaran.
pembelajar dan widyaiswara dalam enam
Kurang kondusifnya ”atmosfer” aspek pendekatan AFDHAL berikut ini:
pendukung dalam proses pembelajaran
1. AKU. Penemukenalan (identifikasi)
sering kali terjadi akibat dominannya jatidiri para pelaku pembelajaran
upaya menghabiskan materi sebagai basis penumbuhkembangan
pembelajaran ketimbang pendalaman dan
proses pembelajaran secara
pengembangan (behind & beyound) nya,
partisipatif dan sinergis.
sehingga kurang menyediakan rangsang
dan ruang bagi pembelajar mengeksplorasi

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 19


KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

Proses ini diawali pengenalan HAYATI. Pengembangan upaya dan


”AKU” para pelaku pembelajaran, kemampuan para pelaku pembelajaran
kemudian dilanjutkan dengan untuk menghayati (internalisasi) nilai-
penemukenalan peranan para nilai yang dapat mereka eksplorasi
AKU tersebut, baik dalam ; dari esensi pembelajaran maupun
konteks pembelajaran selama dari setiap aspek dan tahapan proses
diklat, maupun dalam konteks pembelajaran.
pelaksanaan tugas dan fungsi para
pelaku pembelajaran tersebut pasca Proses penghayatan ini diawali
diklat. dengan analisis dan penemukenalan
nilai-nilai positif yang inheren dalam
2. FAHAMI. Pengalihan proses jatidiri para pelaku pembelajaran,
penguasaan materi pembelajaran dilanjutkan dengan penemukenalan
dari sekedar menghafal menjadi nilai-nilai dari substansi dan esensi
memahami , sebagai basis setiap materi pembelajaran, serta
penumbuhkembangan pemahaman kemungkinan/potensi sintesis
tekstual menjadi kontekstual, antara kedua nilai tersebut dalam
dari partial/fragmental menjadi kehidupan.
sistematik/holistik.
4. AMALKAN. Pengembangan
upaya dan kemampuan para pelaku
Proses ini dilaksanakan secara
pembelajaran untuk mewujudkan
simultan melalui pengembangan
(aktualisasi) nilai-nilai yang telah
kemampuan pemahaman para
mereka temukan di atas secara nyata
pelaku pembelajaran; dari
dalam bentuk tindakan (just do it !),
menghafal menjadi memahami ; dari
mandiri maupun berkelompok.
pemahaman secara tekstual menjadi
kontekstual ; dari pemahaman
materi secara superficial menjadi Secara maknawi, pengamalan
substantial ; dari pemahaman secara ini tidak hanya meliputi proses
fragmental menjadi integral ; serta melakukan (to do) sebagai upaya
dari pemahaman linier, menjadi mewujudkan kemandirian para
pemahaman sistematis. pelaku pembelajaran secara
individual, tetapi juga meliputi
proses saling berbagi (to share)
3. DALAMI. Perangsangan rasa
sebagai upaya mewujudkan
ingin tahu (curiosity) para pelaku
kebersamaan mereka secara sinergis
pembelajaran untuk mendalami
dalam kelompok/komunal.
dan memperkaya penguasaan
materi pembelajaran yang tersurat
agar dapat memahami substansi Sejalan dengan pelingkupan
dan esensi yang tersirat dalam tersebut, proses pengamalan ini
materi tersebut (what behind) , sudah diawali/diinisiasi sejak
dan keterkaitan antar materi dalam proses penemukenalan jatidiri
suatu diklat (what beyound). serta kemandirian para pelaku
pembelajaran, dikembangkan dalam
proses penumbuhan kebersamaan
Proses pendalaman ini dapat dalam penyelesaian tugas-tugas
dilakukan pelaksanaan dan kelompok selama pembelajaran
pembimbingan tugas-tugas dalam diklat, serta dimatangkan
mandiri, seperti tugas baca dan dalam kerjasama antar individu dan
KKP, maupun melalui pelaksanaan kelembagaan pasca diklat.
tugas-tugas kelompok, seperti
”mading” (makalah dinding) serta
KKK atau KKA.

20 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

5. LESTARIKAN. Pengembangan bersamaan, sehingga memperparah


upaya dan kemampuan permasalahan yang dihadapi.
pelaku pembelajaran untuk Pendekatan AFDHAL diharapkan
mempertahankan, menyesuaikan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
serta meningkatkan kelima upaya pendekatan untuk memecahkan tiga
mereka tersebut di atas agar dapat kelemahan yang sering dhadapi oleh
mengimbangi berbagai perubahan para pelaku pembelajaran (pembelajar
yang mereka hadapi. dan widyaiswara) dalam diklat aparatur
pemerintah tersebut di atas melalui
Upaya ini perlu dilakukan untuk pengoptimalan penerapan prinsip-prinsip
mengantisipasi berbagai perubahan pembelajaran dalam andragogi. Secara
tersebut ; baik perubahan yang tekstual, AFDHAL merupakan akronim
bersifat internal dari dalam diri dari Aku (Fahami, Dalami, Hayati,
mereka sendiri, seperti pertambahan Amalkan dan Lestarikan). Konsep dasar
usia, pengalaman, perubahan status, pendekatan ini merupakan pengembangan
maupun perubahan yang bersifat prinsip pembelajaran yang berorientasi
eksternal seperti pergantian zaman, pada pembelajar (learner oriented)
situasi dan kondisi yang mereka menjadi pembelajaran yang berorientasi
hadapi. pada pemenuhan kebutuhan pembelajar.
Secara umum, menurut para
Rangkaian upaya tersebut pembelajar (peserta diklat), penerapan
perlu dilakukan melalui iterasi konsep pendekatan AFDHAL ini oleh
(”pengulangan”/RE) serta penulis pada proses pembelajaran berbagai
improvisasi terhadap kelima aspek diklat PNS di Propinsi Kalimantan Timur
pendekatan tersebut di atas, misalnya pada tahun 2010 cukup membantu mereka
; REdefinisi AKU (jatidiri) para mengatasi beberapa masalah yang sering
pelaku pembelajaran, REorientasi mereka hadapi ; antusiasme, penguasaan
pemahaman dan pendalaman materi, serta internalisasi dan aktualisasi
nilai-nilai yang didapatkan para materi pembelajaran. Metode dan teknik
pelaku pembelajaran dari proses penerapan pendekatan AFDHAL ini insya
pembelajaran sebelum, selama dan ALLOH akan dipaparkan dalam edisi-
sesudah diklat, serta REvitalisasi edisi Jurnal WidyaSwarA berikutnya,
penghayatan dan pengamalannya. sebagai upaya berbagi pengalaman dan
saling mengimprovisasi pelaksanaan
Penutup tugas-tugas kediklatan yang diamanahkan
kepada kita semua. (@S@).
Secara empiris, beberapa masalah
yang sering dihadapi dalam proses
pendidikan dan pelatihan aparatur Daftar Pustaka
pemerintah antara lain adalah ; Kurang De Porter dan Mike Hernacki. 2000.
antusiasnya pembelajar mengikuti Quantum Learning ; Membiasakan Belajar
proses pembelajaran, Tidak optimalnya Nyaman dan Menyenangkan. Penerjemah
penguasaan pembelajar terhadap ; Alwiyyah Abdurrahman, Penyunting ;
materi pembelajaran, serta Lemahnya Sari Meutia. Penerbit Kaifa, Bandung.
internalisasi dan aktualisasi esensi materi
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan
pembelajaran,
Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta,
Penyebab kurang antusiasnya Bandung.
pembelajar mengikuti proses
pembelajaran dapat ditelusuri dari tiga
sisi ; sisi pembelajar, pengajar, serta
proses pembelajaran itu sendiri. Ketiga
sisi tersebut bisa ditemukan secara
terpisah, namun lebih sering terjadi secara

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 21


KIAT PRAKTIS KEDIKLATAN Pendekatan “AFDHAL” dalam Andradogi

CATATAN REDAKSI :
Rubrik Kiat Praktis Kediklatan ini disajikan dalam format tulisan ilmiah
populer untuk menampung berbagai gagasan, pengalaman dalam
menghadapi dan memecahkan berbagai masalah praktis dalam dunia
kediklatan.
Sesuai dengan rubrikasi dan formatnya sebagai tulisan ilmiah populer,
tulisan yang disajikan dalam rubrik ini tetap mengacu pada kaidah-kaidah
umum penulisan ilmiah, disertai dengan literatur penunjang yang relevan,
walaupun pengutipan substansinya tidak seeksplisit tulisan ilmiah ”formal”
Kami tunggu tulisan dan tanggapan anda.
Redaksi Jurnal ”WidyaSwarA Badan Diklat Propinsi Kalimantan Timur

22 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


Complementary Kediklatan DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
MANAJEMEN & PENERAPANNYA
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH


DALAM PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

Oleh : H. Diddy Rusdiansyah, SE, MM


Sekretari Badan Diklat Prov. Kaltim
Abstraksi
Tanpa disadari bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang sudah berlansung
dalam sepuluh tahun terakhir ini, sejalan dengan beberapa perubahan mendasar
dibidang ilmu manajemen, terutama dalam kaitannya dengan perubahan organisasi
sebagai dampak daripada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Organisasi dimasa depan, baik dalam lingkup pemerintahan maupun swasta
(bisnis), cenderung akan mengarah pada spesialiasi dan pembentukan sistem
jaringan kerja, disamping melakukan desentralisasi pengambilan keputusan. Di
Indonesia, kecenderungan tadi diwujudkan dengan keinginan bersama untuk
melakukan reformasi birokrasi, yaitu menjadikan pemerintahan yang kompetitif,
berorientasi pada pemberian pelayanan.
Dalam konteks ini beberapa pengalaman praktis (best practice) dapat dijadikan
rujukan, seperti pemberian pelayanan terpadu sistem satu pintu dan penerapan
Badan Layanan Umum (BLU). Kedua contoh tadi telah membuktikan bahwa
organisasi pemerintahan dapat lebih efisien dan efektif dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat, tanpa dihambat sistem birokrasi yang kaku.
Diharapkan keberhasilan ini dapat merambah pada pelbagai aspek pelayanan
birokrasi lainnya, diawali dengan perubahan pola pikir (mind set) para pelaku
birokrasi itu sendiri, yaitu mampu memposisikan diri sebagai entrepreneur.
Tulisan ini mencoba memberikan sedikit gambaran tentang perubahan manajemen
dimaksud, yang memiliki relevansi terhadap pelaksanaan otonomi daerah,
khususnya dalam lingkup optimalisasi pemberian pelayanan kepada masyarakat,
sejalan dengan keinginan menjadikan birokrasi pemerintahan yang efisien dan
efektif.

Latar Belakang pengeluarannya, untuk membiayai


pelbagai kegiatan/program
Otonomi daerah yang pemerintahan dan pembangunan
sudah berlangsung sejak sepuluh yang memberikan kemaslahatan
tahun terakhir ini menunjukkan bagi masyarakat, sehingga bukan
perkembangan positif dilihat dari hanya sekedar percepatan realisasi
aspek percepatan pelaksanaan pembangunannya saja, namun
pembangunan, karena bersamaan memperhatikan pula ketepatan
dengan pelaksanaan otonomi tersebut sasaran dan pemerataan hasilnya.
diikuti pula pemberlakuan kebijakan
desentralisasi fiskal. Dalam kaitan Pemerintah Daerah sebagai
ini, sering terjadi kesalahan persepsi unsur eksekutif berperan dalam
bahwa desentralisasi sepenuhnya domain pelaksanaan kegiatan
diartikan sebagai pelimpahan pemerintahan dan pembangunan,
kewenangan untuk sepenuhnya sedangkan unsur legeslatif sepenuhnya
mengatur pengelolaan keuangan, bertumpu pada Dewan Perwakilan
dengan pelbagai potensi sumber Rakyat Daerah (DPRD), dengan
pendapatan yang menjadi hak daerah. domain utama melakukan legeslasi
Namun, yang lebih penting dari terhadap produk hukum daerah
itu adalah bagaimana kemampuan dan menentukan hak budget. Kedua
Pemerintah Daerah dalam mengatur domain tadi secara politis sama-sama

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 23


MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

mengklaim pemenuhan terhadap terhadap perilaku, kecakapan dan


kepentingan masyarakat, dari setiap sikap. Dalam konteks ini, contoh
tindakan/kebijakan yang diambil. yang paling mudah dilihat adalah
Namun tumpuan akhirnya tetap outsourcing (pelimpahan pekerjaan ke
berada pada domain pemerintahan pihak luar). Organisasi pemerintahan
sebagai pelaksana (eksekutor). maupun swasta melimpahkan sebagian
atau bahkan keseluruhan dari sebuah
Dalam posisi demikian, aktivitas kepada suatu organisasi
dan sekaligus mewujudkan sikap indipenden yang mempunyai
pemerintahan yang bertanggungjawab spesialisasi pada jenis aktivitas
maka tuntutan terhadap tata kelola tersebut. Pemahaman spesialisasi ini
pemerintahan yang baik (good tidak hanya menyangkut spesialisasi
governance) merupakan suatu bagi organisasi yang fokus aktvitas/
keharusan, sehingga tindakan untuk bisnis tertentu saja (core bisnis), akan
melakukan reformasi birokrasi tetapi secara individual menciptakan
tidak terhindarkan pula, termasuk para spesialis yang memiliki keahlian
diantaranya terkait dengan perubahan dibidang tertentu.
mendasar terhadap manajemen
pemerintahan. Dalam buku lainnya, Peter
Drucker (1997; hal 75); menyebutkan
Dalam ranah Ilmu Manajemen para pekerja berpengetahuan tidak
kontemporer yang terus berkembang menghasilkan produk, namun
pemikirannya, sejalan dengan dunia menghasilkan berbagai ide, informasi
yang sedang berubah saat ini dan dan konsep. Pekerja dimaksud
pada perspektif waktu kedepan, maka adalah spesialis, yang telah belajar
timbul pertanyaan; Apakah reformasi untuk mengerjakan sesuatu dengan
birokrasi pemerintahan sudah sejalan baik, Namun spesialisasi sendiri
dengan perkembangan pemikiran Ilmu adalah suatu hal yang menjemukan;
Manajemen. Makalah ini mencoba Outputnya perlu digabungkan dengan
melakukan tinjauan pragmatis antara output spesialis lainnya, sebelum
teori dan realitas implementasi- spesialisasi ini bisa menghasilkan.
nya dalam tataran pemerintahan
daerah; Diawali dengan pembahasan Perubahan lainnya dapat
mengenai perkembangan pemikiran dilihat pada kecenderungan
Manajemen itu sendiri, kemudian kearah aliansi sebagai sarana untuk
dilanjutkan pada tataran implementasi pertumbuhan bisnis, sehingga struktur
secara pragmatis, dikaitkan reformasi dan cara menjalankan bisnis tidak lagi
birokrasi berdasarkan pemahaman didasarkan pada kepemilikan, tetapi
“good governance”. bergeser pada kemitraan, yaitu usaha
bersama (joint venture).
Perubahan Peran Organisasi Tanggungjawab sosial
merupakan issue mendasar
Peter F. Drucker dalam bukunya lainnya; organisasi moderen harus
Managing in a Time of Great Change mempunyai kekuatan sosial, bahkan
(1997); telah menyebutkan beberapa untuk organisasi non bisnis kekuatan
kecenderungan sebagai paradigma sosialnya lebih kuat. Milton Friedman
yang mempengaruhi manajemen; (ekonom terkemuka dan pemenang
Dikatakannya bahwa Negara-negara hadiah nobel) mengemukakan
maju yang dipelopori Amarika Serikat pendapatnya bahwa merupakan suatu
sudah bergerak menuju masyarakat kesia-sia belaka, apabila organisasi
jaringan, terutama dalam kaitannya bisnis hanya memiliki orientasi pada
dengan hubungan organisasi pencapaian kinerja ekonomi. Namun
dengan para individu yang bekerja ini, tidak salah, asalkan kinerja
didalamnya, yang menyebabkan ekonomi menjadi dasar pijakan
keharusan penyesuaian manajemen

24 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

untuk melakukan tanggungjawab tujuan organisasi pada perspektif


sosial, karena tidak mungkin bagi waktu kedepan ada kecenderungan
organisasi bersangkutan melakakukan untuk melakukan reengineering, yaitu
tanggungjawab sosial-nya, tanpa melakukan perubahan pola kerja
mendapatkan laba terlebih dahulu. organisasi yang tidak harus mengikuti
fungsi, tetapi mengikuti proses hingga
Kemajuan teknologi seringkali melewati batas-batas
menyebabkan perubahan dalam fungsional. Perubahan mendasar
kehidupan masyarakat, menjadi terhadap pencapaian tujuan organisasi,
masyarakat yang pengetahuan dengan kadangkala berdampak terhadap
berbasis pada pemanfaatan jaringan upaya untuk membangun kembali
teknologi informasi. Masyarakat akan bidang usaha (reinventing), ditandai
selalu selalu memiliki preferensi dengan perubahan dalam berbagai
yang berubah dengan cepat, Oleh unsur organisasi sekaligus. Kombinasi
Kenichi Ohmae (2005; hal 293), setiap dari tindakan reengineering dan
gelombang teknologi baru akan reinventing tadi, maka bagi organisasi
mempunyai korbannya masing- bersangkutan akan melakukan; setiap
masing, yaitu mereka (“organisasi’) prosedur dilakukan desain ulang,
yang tidak mampu mengikuti beberapa kesempatan dan strategi
perubahan zaman (maksudnya baru akan dimunculkan, struktur
“perkembangan teknologi’), sehingga organisasi dan hubungan kerja akan
setiap organisasi harus mengerahkan terjadi pergeseran, baik kedalam
segala kemampuan untuk menciptakan maupun keluar organisasi, pekerjaan
sesuatu yang baru. Implikasinya para manajer disesuaikan kembali
terhadap pendekatan manajemen dan perubahan terhadap tingkah laku
adalah keharusan mengikuti 3 karyawan. Keseluruhan perubahan
(tiga) praktek yang sistematis; (1) tadi membutuh proses relatif lama,
peningkatan berkelanjutan pada karena terkait dengan perubahan
segala sesuatu yang dilakukan budaya organisasi, namun tetap
organisasi, oleh masyarakat Jepang harus dilakukan apabila ingin tetap
disebut “Kaizen”, yang tujuan bertahan (survive) ditengah ketatnya
utamanya adalah meningkatkan persaingan bisnis.
sebuah produk/layanan menjadi
benar-benar berbeda dalam dua atau Penulis lainnya; Riq Duques
tiga tahun (memperpendek life cycle); Paul Gaske, dalam buku yang sama (hal
(2) kemampuan mengeksploitasi 41-51), mengatakan bahwa organisasi
pengetahuan yang dimiliki; dan (3) besar di masa depan akan melakukan
terus belajar untuk berinovasi. strategi-strategi sebagai berikut; (1)
Bertindak seperti perusahaan kecil ;
Ketiga hal disebutkan diatas, (2) Menciptakan prioritas yang tinggi
menyebabkan dampak ikutan untuk inovasi; (3) Menciptakan fungsi
terhadap kebutuhan untuk melakukan organisasi yang ramping dan bernilai
perubahan struktur organisasi tambah; serta (4) Menciptakan budaya
(“khususnya lingkup bisnis”); semangat kerja.
desentralisasi, untuk segera mengambil
keputusan dengan cepat, karena
pertimbangan kedekatan dengan
pencapaian kinerja, tuntutan pasar, Reformasi Birokrasi &
kemajuan teknologi dan banyak hal Implementasinya
lainnya. Sebelum membicarakan
Dalam tulisan James A. penerapan Manajemen secara praktis
Champy pada buku The Organization dilingkungan pemerintahan daerah,
of the Future; Frances Hesselbein et terlebih dahulu dibicarakan reformasi
all (1997; hal 9-10); untuk mencapai birokrasi, dimana menurut Michael
Dugget (lihat Asmawi Rewansyah;

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 25


MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

2010, hal 123), disebutkan bahwa reformasi birokrasi adalah proses yang dilakukan
secara kontinyu untuk mendesain ulang birokrasi, yang berada dilingkungan
pemerintah dan partai politik, sehingga berdaya guna dan berhasil guna ditinjau
dari aspek hukum dan politik.
Adapun dasar pemikiran perlunya dilakukan upaya reformasi ini di
Indonesia, ditentukan oleh; Pertama, perubahan paradigma sistem pemerintahan,
yaitu perubahan dari sistem pemerintahan yang otoriterian-sentralis ke sistem
pemerintahan demokratis-desentralisasi. Kedua, kondisi obyektif birokrasi
pemerintahan yang dirasakan sudah tidak relevan lagi, diantaranya terdapat
fakta-fakta; (1) Kelembagaan pemerintahan yang gemuk; (2) tidak didukung
SD - Aparatur yang memiliki etos kerja, karena lemahnya perhatian pada aspek
kesejahteraan; (3) sistem administrasi yang rumit dan berkonotasi berbiaya
ekonomi tinggi; (4) budaya kerja kurang berdisiplin, bahkan cenderung terjadinya
KKN; dan (5) kejenuhan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
pemerintah.
David Osborne dan Peter Plastrik (2001; hal 21); menegaskan bahwa dalam
dunia yang berubah dengan cepat, revolusi teknologi, persaingan ekonomi global,
pasar yang mengalami demassalisasi, masyarakat yang semakin terdidik dan kritis,
pelanggan (“masyarakat yang dilayani”) semakin menuntut dan keterbatasan
pembiayaan publik, maka penerapan birokrasi yang bersifat monopoli atas ke
bawah yang tersentralisasi, akan terjadi terlalu lamban, tidak responsif dan tidak
mampu menampung perubahan (inovasi).
Dari banyak pemikiran untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya
merujuk pada langkah-langkah reformasi mendasar yang diajukan oleh David
Osborne dan Ted Gaebler (1999), dimana reformasi yang relevan untuk dibahas
lebih lanjut adalah menjadikan Pemerintahan yang Kompetitif – Orientasi pada
Persaingan Kedalam Pemberian Pelayanan & Berjiwa Entrepreneur, dimana
perbedaan dengan sistem birokrasi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Perbandingan Sistem Birokrasi dengan Sistem Pemerintahan
Entrepreneur
Sistem Birokrasi Sistem Pemerintahan Entrepreneur
Mendayung (“bekerja”) sendiri - rowing Menyetir (“mengarahkan”) - steering
Melayani – service Memberdayakan – empowering
Menguasai sendiri – monompoly Adanya persaingan – competition
Digerakkan oleh aturan – rule driven Digerakkan oleh misi – mission driven
Menunggu anggaran – budgeting inputs Menghasilkan dana – funding outcomes
Dikendalikan oleh pelanggan/pembayar pajak – customer
Dikendalikan birokrat – bureaucracy driven
driven
Pengeluaran – spending Penghasilan/tabungan – earning
Penyembuhan – curing
Pencegahan – preventif
Berjenjang – hierarchy Keterlibatan/kerja kelompok – team work/ participation
Organisasi/kelembagaan – organization Pasar/keseimbangan banyak orang – market
Disalin ulang dari Syafuan Rozi Soebhan (2000; hal 5).
Merujuk pada pemikiran diatas, penerapan praktis yang saat ini menjadi
tren dilingkungan pemerintahan daerah adalah pembentukan unit pelayanan satu
atap (terpadu), yang semula diawali dengan pembentukan Sistem Administrasi
Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT) dalam hal pengurusan STNK dan
BPKB, yang didalamnya terdiri 3 (tiga) Instansi berbeda, yaitu Dinas Pendapatan

26 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

Daerah, Satlantas Polda dan PT (Persero) SAMSAT, pihak Dinas Pendapatan


Asuransi Jasa Raharja. Perkembangan Daerah memiliki keahlian dalam
selanjutnya sistem pelayanan satu atap hal penentuan perpajakan, Satlantas
ini sudah mencakup jenis pelayanan Polda memiliki keahlian identifikasi
lainnya, seperti; (1) pengurusan kendaraan dan PT (Persero) Asuransi Jasa
perizinan berupa IMB, SITU dan Raharja dalam hal keahlian penentuan
SIUP; (2) pembuatan KTP, Kartu besaran asuransi. Kombinasi keahlian
Keluarga dan Akte Kelahiran; serta (3) (spesialisasi) ini-lah, yang menurut
pelayanan kesehatan. Peter Drucker akan menghasilkan
produk (“jasa layanan”) yang lebih
Dalam Good Governance Brief baik.
(2009; hal 3); USAID melalui Local
Governance Support Program (LGSP), Kerjasama tim terjadi
mendefinisikan pelayanan satu atap persaingan yang sehat, karena
adalah beberapa pelayanan Pemerintah pola kerja yang ditentukan oleh
Daerah yang disatukan dalam sebuah proses, masing-masing anggota tim
lokasi, dimana tujuan utamanya melaksanakan tugas menurut fungsi
adalah peningkatan efisiensi dengan pokok-nya dalam satu rangkaian
menggabungkan proses pelayanan proses yang saling terkait. Identifikasi
yang berkaitan, mengurangi waktu masalah dapat segera ditentukan;
perjalanan, waktu tunggu pelanggan kelihatan dengan jelas fungsi mana
serta biaya yang harus dikeluarkan. sebagai pemicu masalah. Kondisi
seperti ini-lah yang memberikan nilai
Secara teoritis, sistem pelayanan positif terhadap terjadinya persaingan
satu atap ini sudah menerapkan yang sehat, karena setiap anggota
prinsip-prinsip sistem pemerintahan tim akan berusaha tidak membuat
entrepreneur, yaitu mengendepankan kesalahan.
pelayanan (services), dimana
didalamnya terdapat beberapa Pengendalian oleh pelanggan
unsur menonjol berupa kerjasama dipersepsikan sebagai rujukan
tim lintas fungsional, persaingan tim dalam mengukur tingkat kepuasan
dan pengendalian oleh pelanggan pelanggan disatu sisi, dan disisi
(“masyarakat”) sebagai obyek lainnya akan menjadi indikator
pelayanan. penilaian kinerja organisasi. Kepuasan
pelanggan berkorelasi positif terhadap
Oleh James A. Champy, peningkatan kinerja organisasi.
“reengineering” suatu organisasi
mengharuskan dilakukannya Tindakan “reinventing”
perubahan pola kerja yang ditentukan dalam hal sistem pelayanan satu atap
oleh proses, sehingga didalam sistem ini belum menjadi prioritas, karena
pelayanan satu atap sudah diklasifikasikan tidak diperlukan perubahan struktur
sebagai reengineering, mengingat tim organisasi. Sesuai dengan pemikiran
yang terlibat merupakan gabungan Kenichi Ohmae; setiap organisasi yang
beberapa organisasi yang berbeda tergabung didalamnya cukup hanya
fungsi pokoknya, sehingga disini mendesentralisasikan fungsi-fungsi
terjadi pola kerja bersifat lintas teknis operasional, keputusan yang
fungsional. bersifat taktis diberikan kewenangan
sepenuhnya kepada anggota tim
Merujuk pada pemikiran sesuai fungsinya masing-masing.
Peter Drucker, pelayanan satu atap
yang menggabungkan beberapa Tuntutan pelayanan dalam
organisasi yang berbeda fungsi untuk masyarakat yang berpengetahuan,
melaksanakan proses pekerjaan baik oleh Kenichi Ohmae maupun
(“pelayanan”) tertentu, dapat diidentikan Riq Dugues Paul Gaske, sama-
sebagai penggabungan “spesialisasi sama merekomendasikan perlunya
keahlian” yang berbeda. Sebagai contoh dilakukan inovasi. Dalam lingkup

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 27


MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

pelayanan satu atap ini, upaya inovasi kuat menghendaki kualitas pelayanan
tidak berorientasi pada produk, tapi medik lebih baik, dan tarif sepadan
lebih ditekankan pada pola kerja dengan dengan fasilititas dan tindakan medik
memanfaatkan perkembangan teknologi, yang diberikan.
guna lebih mempercepat proses
pelayanan. Berdasarkan konsepsi tadi,
maka pembentukan SBU dilakukan
Implementasi lainnya yang dengan membentuk Paviliun, yang
dapat dijadikan rujukan dalam dapat diidentikan dengan perusahaan
penerapan sistem pemerintahan kecil, dengan struktur organisasi yang
entrepreneur adalah diberlakukannya ramping dan lebih menekankan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 pada pelaksanaan fungsi, keputusan
tentang Badan Layanan Umum (BLU). operasional dilimpahkan sepenuhnya,
Konsepsi BLU ini pada prinsipnya sehingga pelayanan dapat
pemberian desentralisasi pengelolaan dilaksanakan dengan profesional,
keuangan bagi organisasi pemerintahan cepat dan tepat waktu.
yang ditetapkan menjadi BLU,
baik oleh Presiden bagi organisasi Aliansi strategis terjadi dalam
Pemerintah Pusat maupun Gubernur/ skala internal, berupa kemitraan
Bupati/Walikota untuk organisasi antar Instalasi, misalnya dari
pada tingkat pemerintahan provinsi/ Instalasi Penunjang Medik berupa
kabupaten/kota. Unit Laboratorium dan Radiologi,
akan akan berperan menyediakan
Desentralisasi dimaksudkan layanan uji lab dan foto rontgen yang
dapat berdampak terhadap terjadinya diperlukan untuk diagnosis medik
“reinventing”, karena organisasi lanjutan, tanpa SBU bersangkutan
bersangkutan secara fungsional membentuk unit kerja tersendiri untuk
dapat melakukan perombakkan keperluan tersebut.
bidang usaha-nya dalam rangka
meningkatkan pelayanan, tanpa Tanggungjawab sosial
menimbulkan perubahan struktur diwujudkan dalam bentuk subsidi
organisasi yang berlaku menurut silang (cross subsidiary), keuntungan
ketentuan pemerintah. Umumnya, SBU (“Paviliun”) digunakan
perombakkan tersebut mengarah pada untuk menutup kekurangan biaya
pembentukan Strategic Bussiness Unit operasional kesehatan bagi pasien
(SBU), dan sesuai dengan pemikiran tidak mampu (kelas ekonomi).
Riq Duques Paul Gaske, maka SBU Bukankah ini landasan pemikirannya
tadi sesuai dengan kecenderungan dapat dibenarkan oleh Milton
strategi organisasi masa depan, yaitu Friedman, sebagaimana disadur oleh
bertindak seperti perusahaan kecil dan Peter Drucker; tidak mungkin peran
menciptakan fungsi organisasi yang sosial dikedepankan tanpa terlebih
ramping dan bernilai tambah tinggi. dahulu mewujudkan kinerja ekonomi
(profit).
Dari gambaran diatas,
Dilingkungan jasa layanan pembentukan SBU dilingkungan RSUD
kesehatan, khususnya RSUD; mengandung banyak pemenuhan
pembentukan SBU dilakukan pada prinsip-prinsip sistem pemerintahan
Instalasi Rawat Inap (IRNA), yang entrepreneur, yaitu antara lain :
orientasinya sudah mengarah pada
fungsi ekonomi (profit oriented), 1. Memberdayakan (empowering)
tanpa melepaskan fungsi sosial-nya. semua potensi yang ada untuk
Konsepsi dasarnya adalah pelanggan memberikan pelayanan melalui
(“pasien”) sebagai pengendali (pencipta kerjasama tim (team work),
pasar), dimana pelanggan yang dengan melakukan kemitraan
memiliki latar belakang ekonomi yang dan sekaligus menjadikan adanya

28 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


MANAJEMEN & PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PERSPEKTIF REFORMASI BIROKRASI

persaingan yang sehat (competion) (editor). 1997. The Organization


diantara unit kerja yang ada ; of the Future. Alih Bahasa
Ahmad Kemal. Jakarta; PT.
2. Menghasilkan dana (funding Elex Media Komputindo.
outcomes), sehingga mampu
memberikan subsidi silang bagi Ohmae, Kenichi 2005. The Next Global
pasien tidak mampu ; Stage – Tantangan dan Peluang
di dunia yang Tidak Mengenal
3. Menjadikan pelanggan sebagai Batas Kewilayahan. Alih Bahas
faktor kendali (customer Achmad Fauzi, S.S. Jakarta; PT.
driven) dan menjadikan pasar Indeks.
(market) sebagai peluang untuk
memberikan pelayanan terbaik. Osborne, David dan Ted Gaebler. 1999.
Mewirausahakan Birokrasi
– Mentrasformasi Semangat
Kesimpulan Wirausaha kedalam Sektor
Publik. Penerjemah Abdul
Reformasi birokasi yang Rosyid. Cetakan Kelima, Mei
orientasi-nya bergeser dari sistem 1999. Jakarta; PT. Pustaka
pemerintahan birokratis manjadi Binaman Pressindo.
sistem pemerintahan entrepreneur,
menyebabkan perubahan mendasar, Osborne, David dan Peter Plastrik.
diantaranya terhadap struktur 2001. Memangkas Birokrasi
organisasi pemerintahan, yang – Lima Strategi Menuju
tanpa sadari sudah sejalan dengan Pemerintahan Wirausaha.
perkembangan pemikiran organisasi Penerjemah Abdul Rosyid
kedepan. Dalam skala kecil dan faktual dan Ramelan. Cetakan Kedua
diwujudkan dengan pembentukan (revisi), Febuari 2001. Jakarta;
unit kerja pelayanan sistem satu pintu Penerbit PPM.
(terpadu) dan Badan Layanan Umum Rewansyah, DR. Asmawi, MSc. 2010.
(BLU), yang hasilnya dapat dibuktikan, Reformasi Birokrasi Dalam
dan dapat dijadikan inisiasi bagi Rangka Good Governance.
kegiatan pemerintah lainnya. Cetakan Pertama. Perbruari
Perubahan-perubahan yang 2010. Jakarta; PT. Yusaintanas
dicontohkan diatas merupakan Prima.
positifisme dan normatifisme Soebhan, Syafuan Rozi. 2000. Model
Ilmu Manajemen dalam ranah Reformasi Birokrasi Indonesia
pemerintahan, yang saat ini memasuki (sebuah paper). Diunduh
tahap reformasi. tanggal 30 Desember 2010.
PPM LIPI. http://www.bpkp.
go.id/ Unit/sutra/reformasi.pdf.
Daftar Pustaka
Usaid. 2009. Pembaharuan dalam
Drucker, Peter F. 1997. Managing in Manajemen Pelayanan Publik
a Time of Great Change. Alih Daerah – Tantangan dan
Bahasa Agus Teguh Handoyo. Peluang Dalam Desentralisasi
Jakarta; PT. Elex Media di Indonesia. Publikasi Local
Komputindo. Governance Support Program
Drucker, Peter F. 1997. The Effective (LGSP). Juli 2009. http://
Executive. Alih Bahasa Agus www.usaid.ksap. gov/pdf.docs/
Teguh Handoyo. Jakarta; PT. PNADQ133.pdf.
Elex Media Komputindo.
Hesselbein, Frances, Marshal
Goldsmith & Richard Bechard

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 29


Complementary Kediklatan
NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA

NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA

Oleh : Ery Arifullah, ST, MT

Widyaiswara Muda Bandiklat Prov. Kaltim

Abstrak

Sejarah pada dasarnya dibuat Sejarah Dimulai


bukan terjadi begitu saja. Masa lalu adalah Bretton Wood Agreement.
kunci masa sekarang dan masa sekarang Pada tahun 1944, saat Perang Dunia II
adalah kunci masa depan. Kedaulatan akan berakhir, pertemuan para bankir
ekonomi Indonesia dan bahkan negara- internasional digelar di sebuah resor
negara berkembang saat ini tidaklah di Bretton Woods, New Hampshire –
seideal seperti banyak anggapan orang. United Nations Monetary and Financial
Semua bermula dari berakhirnya Perang Conference. Konferensi ini membawa
Dunia II. Mulai dari terbentuknya hasil diciptakannya International Monetary
IMF dan Bank Dunia hingga kebijakan Fund (IMF) Dana Moneter Internasional
Presiden Nixon di tahun 1971. Seluruh dan Bank Dunia. Walaupun persepsi
kebijakan itu berdampak luar biasa bagi populer yang berkembang adalah kedua
negera-negara berkembang. Atas nama agen ini diciptakan untuk kebaikan
globalisasi sebagian besar negara-negara di dunia, sebenarnya keduanya membawa
dunia masuk dalam IMF dan Bank Dunia banyak kerusakan yang terbesar adalah
termasuk Indonesia. Globalisasi sudah menyebarnya sistem keuangan fiat ke
menjadi mantra yang menghipnotis. Ketika seluruh dunia. Uang fiat adalah uang
Indonesia mengalami krisis tahun 1997 yang hanya didukung oleh kepercayaan
secara terpaksa Indonesia menandatangai baik oleh pemerintah maupun kredit.
kesepakatan dengan IMF pada tahun 1998.
Sejak saat itu permainan pun dimulai. Kebijakan Presiden Richard
Apa yang terjadi selanjutnya? Ekonomi Nixon. Pada tahun 1971 masa pemerintahan
kita tidak kunjung pulih. Sebagian besar Presiden Nixon, dolar dipisahkan dari
kebijakan-kebijakan ekonomi tidaklah emas, IMF dan Bank Dunia menuntut
berpihak masyarakat dan lebih cendrung seluruh dunia memisahkan mata uang
berpihak kepada pihak asing. Kedaulatan dari standar emas atau dikeluarkan dari
ekonomi kitapun lepas dari tangan kita. klub mereka. Krisis global dewasa ini
menyebar karena perekonomian dunia
Tulisan ini mungkin sebagian menyandarkan diri pada uang yang tidak
menganggap sudah tidak relevan atau didukung oleh sesuatu apapun.
tidak up to date dalam kondisi kekinian.
Namun saya percaya bukan masalah IMF dan Bank Dunia adalah
relevan atau tidak relevan, up to date atau perpanjangan tangan Federal Reserves
tidak up to date. Permasalahan utamanya dan bank-bank sentral Eropa lainnya
adalah menganggap angin lalu masalah (Kiyosaki, 2009). Mereka meminta bank-
ini, walaupun mungkin sudah banyak bank sentral seluruh dunia (termasuk
mendengar dan membaca topik ini. Tapi Bank Indonesia) untuk mengganti uang
apakah kita sudah melihat maknanya? mereka menjadi mata uang fiat, mata
Melalui tulisan saya ingin mengajak uang yang tidak didukung oleh emas dan
pembaca untuk kembali melihat kondisi perak, serupa dengan mata uang Jerman
bangsa dan negara ini secara holistik agar pra-Perang Dunia II. Dengan kata lain,
kita bisa belajar dari masa lalu. Amerika Serikat, IMF dan Bank Dunia
mulai mengekspor sistem moneter jenis
Kata kunci : IMF, Bank Dunia, Kebijakan Jerman ke dunia.
Nixon, globalisasi, kedaulatan ekonomi.

30 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA

Tidak dapat dipungkiri lagi ketika • Article VIII Section 5, menyatakan


IMF dan Bank Dunia meminta bank-bank bahwa sebagai anggota harus
sentral di seluruh dunia untuk mengganti selalu melaporkan ke IMF
uang mereka menjadi mata uang fiat untuk hal-hal yang menyangkut
(Kiyosaki, 2009) maka Indonesiapun cadangan emas, produksi emas,
mengikutinya. Bank sentral mencetak uang export import emas, neraca
fiat tanpa didasari oleh adanya cadangan perdagangan internasional dan
emas yang seharusnya, Kemudian uang hal-hal detil lainnya.
ini digandakan oleh dunia perbankan
melalui konsep fractional reserve banking Pengaruh IMF terhadap
melalui proses yang disebut penciptaan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia
uang atau money creation (Kiyosaki, 2009). tersebut tentu memiliki dampak
yang sangat luas terhadap Perbankan
Kesepakatan 50 butir RI - IMF.
Indonesia karena seluruh perbankan
Masih segar di ingatan kita, bagaimana
di Indonesia dikendalikan oleh Bank
pada tanggal 15 Januari 1998, Presiden
Indonesia. Dampak lebih jauh lagi
Republik ini harus mengikuti kemauan
karena perbankan juga menjadi
IMF dengan menanda tangani 50 butir
tulang punggung perekonomian,
kesepakatan. Di butir-butir tersebut-
maka perekonomian Indonesiapun
lah Indonesia kehilangan kedaulatan
tidak bisa lepas dari pengaruh kendali
ekonominya sejak 15 Januari 1998 .
IMF.
Berikut adalah sebagian kecil dari
2. Pemerintah harus membuat perubahan
50 butir-butir kesepakatan dengan
Undang-Undang yang mencabut batasan
IMF (International Monetary Fund) yang
kepemilikan asing pada bank-bank
menunjukkan bahwa kedaulatan ekonomi
yang sudah go public. Inipun sudah
dari tangan kita:
dilaksanakan, maka ramai-ramailah
1. Pemerintah diharuskan membuat pihak asing menguasai perbankan
Undang-Undang Bank Indonesia yang di Indonesia satu demi satu sampai
otonom, dan akhirnya pemerintah sekarang.
memang membuat undang-undang
3. IMF pula yang mendorong merger
yang dimaksud, maka lahirlah
empat bank pemerintah menjadi satu dan
Undang-undang no 23 tahun 1999
mendorong satu lagi bank pemerintah
Tentang Bank Indonesia.
untuk go publik.
• Article V Section 1, menyatakan
4. Pemerintah Indonesia harus secara
bahwa IMF hanya berhubungan
bertahap menurunkan tarif pajak untuk
dengan bank sentral (atau institusi
produk pertanian non-pangan dari luar
sejenis, tetapi bukan pemerintah)
sampai akhirnya tercapai maksimum
dari negara anggota.
pajak 10 %. Ini tentu akan membuat
• Article IV Section 2, menyatakan produk pertanian non-pangan asing
bahwa sebagai anggota IMF menjadi sangat kompetitif di pasar
harus mengikuti aturan IMF ini dan dapat menyingkirkan produk
dalam hal nilai tukar uangnya, local sejenis.
termasuk didalamnya larangan
5. Pemerintah harus menurunkan tarif bahan
menggunakan emas sebagai
kimia, baja, metal dan alat-alat perikanan
patokan nilai tukar. 
sampai dikisaran 5%-10%. Mirip dengan
• Article IV Section 3.a., menyatakan no 4, produsen lokal pelan-pelan bisa
bahwa IMF memiliki hak untuk tersingkir oleh pemain asing.
mengawasi kebijakan moneter
6. Pemerintah harus menurunkan pajak
yang ditempuh oleh anggota,
ekspor untuk kayu gelondongan, kayu
termasuk mengawasi kepatuhan
gergajian, rotan dan mineral maksimum
negara anggota terhadap aturan
pada angka 30%. Dampak dari hal ini
IMF.
adalah berpindahnya proses yang

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 31


NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA

memberi nilai tambah dari dalam sentral dari negara anggota, lahirnya
negeri ke luar negeri. Indonesia Undang-Undang no 23 tersebut tentu
dikeruk hasil hutan dan mineralnya sejalan dengan kemauan IMF. Lantas
dengan nilai tambah yang minimal, hal ini menyisakan pertanyaan besar
nilai tambah yang lebih besar – siapa yang mengendalikan uang
dinikmati oleh para pemain asing. di negeri ini?. Dengan Undang-
7. Pemerintah harus mencabut larangan undang ini Bank Indonesia memang
ekspor minyak sawit dan boleh akhirnya mendapatkan otonominya
menggantinya dengan pajak ekspor yang penuh, tidak ada siapapun yang
maksimum 40 %. Minyak goreng yang bisa mempengaruhinya (Pasal 4 ayat
sangat dibutuhkan oleh penduduk 2) termasuk Pemerintah Indonesia.
negeri ini, yang waktu itu sempat Tetapi ironisnya justru Bank Indonesia
langka – justru harus di ekspor lagi- tidak bisa lepas dari pengaruh IMF
lagi untuk kepentingan pihak asing – karena harus tunduk pada Articles of
dimana lagi mereka bisa memperoleh Agreement of the IMF.
minyak sawit yang masih murah ? 4. UU No. 19/2003 tentang Privatisasi
8. Pemerintah harus menambah saham yang BUMN. Sejak UU ini dikeluarkan
dilepas ke publik dari Badan Usaha Milik maka ada 44 BUMN yang akan
Negara, minimal hal ini harus dilakukan dijual (Gatra, 14 – 20 Februari 2008).
untuk perusahaan yang bergerak di Nasionalisme kita mengajarkan
telekomunikasi domestik maupun bagaimana kita mengolah sendiri
internasional. Diawali kesepakatan kekayaan alam yang diberikan Tuhan
dengan IMF inilah dalam waktu yang demi kemakmuran rakyat. Bukan
kurang dari lima tahun akhirnya kita sebaliknya dengan alasan globalisasi
benar-benar kehilangan perusahaan kita justru mengobral aset bangsa
telekomunikasi kita yang sangat vital dengan nilai yang tidak wajar hanya
yaitu Indosat. untuk memperoleh pujian asing
dan keuntungan segelintir orang
9. Pemerintah harus mencabut larangan (Bawazier, 2006).
investor asing masuk dalam bisnis ritel
dan penjualan skala besar. 5. UU No. 25/2007 tentang Penanaman
Modal.
Kebijakan pemerintah Indonesia paska Kesepakatan RI dengan IMF
perjanjian dengan IMF: diatas, baru 9 dari 50 butir kesepakatan
pemerintah Indonesia dengan IMF. Namun
1. UU No. 10/1998 tentang Perbankan. dari contoh-contoh ini, dengan gamblang
2. Kepres No. 99/1998 & Keputusan kita bisa membaca begitu kentalnya
Menteri Penanaman Modal No. 23/ kepentingan korporasi asing besar,
SK/1998 tentang investasi asing. pemerintah asing dan institusi asing atau
sering disebut dengan Korporatorkrasi
3. UU No. 23/1999 tentang Bank
(Perkins, 2009) yang mendiktekan
Indonesia. Pertanyaannya adalah,
kepentingan mereka ketika kita dalam
seandainya Indonesia masih berdaulat
posisi yang sangat lemah, yang diawali
mengapa untuk membuat Undang-
oleh kehancuran atau penghancuran nilai
Undang yang begitu penting harus
mata uang Rupiah kita.
dipaksakan oleh pihak asing? Kalau
Undang-Undangnya dipaksakan oleh
pihak asing – yang diwakili oleh IMF Sejarah Kembali Berulang
waktu itu, terus untuk kepentingan Penjajahan ekonomi ala IMF ini
siapa Undang-Undang ini dibuat?. mirip dengan catatan sejarah kita 400
Dalam salah satu pasal Articles of tahun lalu, berikut model penjajahan
Agreement of the IMF (Arcticle V VOC. Menurut Suryanegara, (2009), pada
section 1) memang diatur bahwa IMF abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak
hanya mau berhubungan dengan bank dikuasai secara langsung oleh pemerintah

32 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA

Belanda namun oleh perusahaan dagang 2. Kedua, saya harus membangkrutkan


bernama Perusahaan Hindia Timur negara yang menerima pinjaman
Belanda (bahasa Belanda: Verenigde tersebut (tentunya se telah MAIN
Oostindische Compagnie atau VOC). VOC dan kontraktor Amerika lainnya
telah diberikan hak monopoli terhadap telah dibayar), agar negara target
perdagangan dan aktivitas kolonial di itu untuk selamanya tercengkeram
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda oleh kreditornya, sehingga negara
pada tahun 1602. Markasnya berada di pengutang (baca: Indonesia) menjadi
Batavia, yang kini bernama Jakarta. target yang empuk kalau kami
Tujuan utama VOC adalah membutuhkan dukungan, termasuk
mempertahankan monopolinya terhadap basis-basis militer, suara di PBB, atau
perdagangan rempah-rempah di akses pada minyak dan sumber daya
Nusantara. Hal ini dilakukan melalui alam lainnya.” 
penggunaan dan ancaman kekerasan Selanjutnya: “Aspek yang harus
terhadap penduduk di kepulauan- disembunyikan dari semua proyek tersebut
kepulauan penghasil rempah-rempah, ialah membuat laba sangat besar buat
dan terhadap orang-orang non-Belanda para kontraktor, dan membuat bahagia
yang mencoba berdagang dengan para beberapa gelintir keluarga dari negara-
penduduk tersebut. Contohnya, ketika negara penerima utang yang sudah kaya
penduduk Kepulauan Banda terus menjual dan berpengaruh di negaranya masing-
biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan masing. Dengan demikian ketergantungan
Belanda membunuh atau mendeportasi ke­uangan negara penerima utang menjadi
hampir seluruh populasi dan kemudian permanen sebagai instrumen untuk
mempopulasikan pulau-pulau tersebut memperoleh kesetiaan dari pemerintah-
dengan pembantu-pembantu atau budak- pemerintah penerima utang. Maka
budak yang bekerja di perkebunan pala. semakin besar jumlah utang semakin
VOC menjadi terlibat dalam politik internal baik. Kenyataan bahwa beban utang yang
Jawa pada masa itu, dan bertempur dalam sangat besar menyengsarakan bagian
beberapa peperangan yang melibatkan termiskin dari bangsanya dalam bidang
pemimpin Mataram dan Banten. kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial
lainnya selama berpuluh-puluh tahun
tidak perlu masuk dalam pertimbangan.”
Tujuan Akhir
Saat ini hutang Indonesia sudah
Sebenarnya apa tujuan dari ini mendekati angka Rp. 2000 Trilliyun.
semua? Jawabannya ada di dalam Beberapa pertanyaan penting yang
buku “The Confessions of an Economic menjadi PR kita bersama adalah:
Hitman”. Menurut Newsweek  terbitan
terakhir, buku ini termasuk dalam daftar 1. Berada dimanakah nasib kedaulatan
bestseller  dari  New York Times  selama ekonomi Indonesia sekarang?
tujuh minggu. Berikut beberapa halaman 2. Seandainya Indonesia masih berdaulat
terjemahannya di halaman 15-16: mengapa untuk membuat Undang-
1. “Pertama-tama saya harus Undang yang begitu penting harus
memberikan pembenaran dipaksakan oleh pihak asing?
(justification) untuk memberikan 3. Kalau Undang-Undangnya
utang yang sangat besar jumlahnya dipaksakan oleh pihak asing – yang
yang akan disalurkan kembali ke diwakili oleh IMF waktu itu, terus
MAIN (perusahaan konsutan di mana untuk kepentingan siapa Undang-
John Perkins bekerja) dan perusahan- Undang ini dibuat?.
perusahaan Amerika lainnya (seperti 4. Siapa yang mengendalikan uang di
Bechtel, Halli burton, Stone & Webster, negeri ini?
dan Brown & Root) melalui penjualan
proyek-proyek raksasa dalam bidang 5. Siapakah yang paling
rekayasa dan konstruksi. bertanggungjawab terhadap keadaan

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 33


NASIB KEDAULATAN EKONOMI INDONESIA

nasib bangsa Indonesia?


6. Apa yang bisa kita lakukan sekarang?

Kesimpulan

1. Sejarah kembali berulang namun


dalam bentuk yang berbeda namun
motifnya tetap sama.

2. Isi kesepakatan RI – IMF sangat


kental dengan kepentingan korporasi-
korporasi besar dan telah memberi
pengaruh luar biasa pada kebijakan
pemerintah RI.

3. IMF berperan banyak dalam proses


penjualan banyak perusahaan negara
ke pihak asing.

4. Indonesia pada hakekatnya belumlah


merdeka. Karena Neokolonialisme
benar-benar memang ada.

Daftar Pustaka

Fuller, Buckminster., (1984). Grunch of


Giant, St Martins Pr New York .
Fuad Bawazier., (2006). “Kepemilikan
asing di Indonesia”. Republika Online
Kiyosaki, Robert., (2009). Rich Dad’s
Conspiracy of the Rich – 8 aturan baru
uang, Gramedia Jakarta, 300 p.
Perkins, John., (2006). Confession of an
Economic Hitman, Penguin Books, Ltd
London.
Rais, MA., (2008). Selamatkan Indonesia,
PPSK Press Yogyakarta.
Suryanegara, A.M., (2009). Api Sejarah,
Salamadani Pustaka Semesta Bandung.

34 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


Complementary Kediklatan
PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

PENGARUH PENEMPATAN KERJA


TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

OLEH : HERNAWATY Amd.Kep, SE, MM


Calon Widyaiswara

PENDAHULUAN menyatakan bahwa kepuasan kerja


dipengaruhi oleh faktor – faktor
: Balas jasa yang adil dan layak,
Pengelolaan suatu perusahaan,
Penempatan yang tepat dan sesuai
baik itu yang bergerak dibidang
dengan keahlian, Berat ringannya
jasa maupun penghasil produk me-
pekerjaan, Suasana dan lingkungan
merlukan suatu proses yang kom-
pekerjaan, Peralatan yang menun-
pleks melibatkan berbagai disiplin
jang pelaksanaan pekerjaan, Sikap
ilmu dan teknologi yang mutakhir
pimpinan dalam kepemimpinan-
serta dibutuhkan suatu konsep
nya.
manajemen berkualitas (quality
control) sebagai upaya untuk men- Karyawan yang memiliki
ingkatkan kepuasan customer/ perasan positif atau puas dengan
pelanggan yang berdampak pada pekerjaannya karena ditempatkan
performance dan profitabilitas pe- pada posisi yang sesuai dengan
rusahaan. Upaya ini dapat dicapai keahliannya akan lebih produktif
apabila didukung dengan manaje- ketimbang yang tidak puas kar-
men sumber daya manusia yang ena itu penempatan pekerja sesuai
berkualitas, penempatan kary- dengan keahliannya merupakan
awan yang tepat bukan atas suka suatu hal yang sangat penting un-
dan tidak suka untuk menumbuh- tuk mendapat perhatian di dalam
kan semangat kerja yang tinggi praktek manajemen sumberdaya
agar di hasilkan out put yang be- manusia dan perilaku organisasi
sar. Implementasi strategi yang
harus ditempuh oleh perusahaan
adalah dengan mengembangkan
pola pikir pemberdayaan sumber IDENTIFIKASI MASALAH
daya manusia yang ada (pekerja), ”Belum Maksimalnya Budaya Pen-
mengembangkan budaya organ- empatan Pekerja sesuai Keahlian
isasi termasuk budaya kerja, bu- di beberapa Perusahaan/Instansi”
daya tertib dan disiplin. Proses awal rekrutmen kary-
Salah seorang ahli Mana- awan dilakukan melalui seleksi.
jemen Sumber Daya Manusia, Menurut John Boudreau, seorang
Malayu B.P Hasibuan (2003 : 202) praktisi sumber daya manusia, me-

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 35


PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

nyeleksi karyawan-karyawan serta ditempatkan pada bidang


yang berkualitas bagaikan meny- yang sesuai dengan bidangnya
impan uang di bank (Ma- tersebut. Apabila bakat karyawan
this dan Jackson 2006: 261). Kepu- tersebut juga sesuai dengan peker-
tusan seleksi merupakan bagian jaan yang digelutinya, maka dia
yang penting bahkan mungkin akan memberikan kontribusi yang
bagian yang paling penting. Tu- tinggi bagi perusahaan.
juan utama dari seleksi adalah pen- Tanpa disadari seringkali
empatan (placement), penempatan suatu perusahaan atau instansi
seseorang ke posisi pekerjaan yang menempatkan pekerjanya pada
tepat (the right man on the right tempat atau posisi yang sebe-
place). narnya tidak membuatnya nyaman
Kejelian dan ketepatan da- untuk bekerja bahkan cenderung
lam hal menempatkan atau menu- menurunkan kreatifitas atau kiner-
gaskan karyawan pada bidangnya janya. Dapat dicontohkan seorang
menjadi pertimbangan utama yang pekerja yang memiliki skill untuk
memegang peranan sangat penting teknikal dilapangan ditempatkan
dalam hal berhasil atau tidaknya pada posisi dibalik meja yang mana
suatu perusahaan meningkatkan hanya berhubungan dengan kertas
produktivitas mereka. Apabila pen- dan tulisan, secara tidak sengaja
empatan karyawan sudah tepat, lambat laun pekerja akan merasa
karyawan akan merasa pendidikan jenuh dengan pekerjaan tersebut
dan keahlian yang dimiliki sangat dan memutuskan untuk mencari
bermanfat dan berharga (Soetjipto pekerjaan lain.
2008:58). Karyawan akan bekerja
sesuai latar belakang dan disiplin
ilmu yang diperolehnya dan dapat ANALISA PENYEBAB
langsung menerapkannya pada bi- MASALAH
dang tugasnya. Sebaliknya, apabila ”Belum Maksimalnya Bu-
manajemen salah dan tidak tepat daya Penempatan Pekerja sesuai
menempatkan karyawan tersebut, Keahlian di beberapa Perusa-
akan berdampak negatif karena haan/Instansi”
dia tidak akan bisa bekerja dengan Pemberdayaan sumber daya
baik dan harus menyesuaikan diri manusia bertujuan untuk mendap-
sehingga tidak bisa memberikan atkan tenaga kerja yang disiplin,
hasil yang maksimal. profesional, berkualitas tinggi,
Hutabarat dan Huseini produktif untuk mendapatkan ha-
(2007:257) mengatakan bahwa bi- sil kerja yang efektif dan efisien.
asanya karyawan bintang atau ce- Pengalaman dilapangan menun-
merlang adalah karyawan yang jukkan, penempatan tenaga kerja
memiliki sikap dan keahlian tinggi yang tidak sesuai dengan keahl-

36 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

ian dan disiplin ilmu yang dimi- korupsi yang berakibat buruk ter-
liki, akan menimbulkan berbagai hadap kemajuan unit organisasi
dampak negatif antara lain kesuli- kerja itu sendiri.
tan dalam pelaksanaan tugas, bek-
erja tidak maksimal, cemburu so-
sial bahkan mampu menurunkan ALTERNATIF PEMECAHAN
semangat kerja. MASALAH

Dalam penempatan pekerja


pada perusahaan atau instansi se- 1. Lakukan Tes Psikotes yang Te-
baiknya mengacu pada prinsip pat dan Benar pada Proses Pen-
utama yaitu : “The Right Man in erimaan Pekerja
The Right Place ” yang berarti bah- Banyak orang yang mengatakan
wa setiap personel ditempatkan dan bertanya-tanya mengenai
pada unit kerja yang sesuai dengan fungsi Psikotest dalam proses
keahlian dan kecakapannya, den- recruitment (rekrutmen / re-
gan demikian suatu perkerjaan/ kruitmen) dalam dunia kerja
tugas dalam unit kerja dilakukan saat ini. Berikut adalah gam-
oleh orang yang tepat dan menda- baran terhadap Psikotest dan
pat hasil pekerjaan yang optimal. mengapa organisasi sangat me-
Jika prinsip ini tidak diter- merlukan Psikotest tersebut da-
apkan, dan menempatkan personel lam proses recruitment seleksi.
pada tugas dan jenis pekerjaan Untuk sebuah jabatan, organ-
yang bukan keahliannya, maka isasi memiliki profil sukses yang
akan menghambat upaya pencapa- diperlukan agar siapa-pun yang
ian tujuan administrasi itu sendiri, menduduki jabatan tersebut
sebab hasil dari pekerjaan tersebut berhasil. Profil ini yang harus
cenderung kurang berdaya guna dimiliki oleh para kandidat agar
bagi organisasi. ia bisa malakukan pekerjaan-
Hal ini sering terjadi pada ya dengan baik sesuai dengan
unit kerja yang kekurangan kary- target dan kemampuan yang
awan, sehingga memaksa se- harus dikuasai dalam bidang
orang karyawan membawahi tersebut. Sebelum memberi-
dan mengerjakan beberapa jenis kan suatu standar yang harus
pekerjaan yang bukan pada bidang dipenuhi agar masuk kedalam
keahliannya, atau bisa terjadi kar- kriteria profil maka perusahaan
ena menempatkan seseorang atas melakukan proses job analysis
pendekatan nepotisme tanpa mem- terlebih dahulu, untuk menga-
perhatikan keahlian orang terse- nilisis dan menentukan kriteria-
but, tindakan nepotisme ini tentu kriteria profil yang cocok den-
akan membuka peluang kolusi dan gan sebuah jabatan yang akan
diisi. Kriteria profil ini meli-

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 37


PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

puti aspek kepribadian (who atau tidak.


I am), experience (what I 2. Perhatikan Segala Aspek yang
have done), technical knowl- di Perlukan Dalam Penempatan
edge (what I know) dan kom- Pekerja
petensi (what I can do).
Psikotest merupakan alat yang • Jenis kelamin
dimanfaatkan untuk mengeta- Tempatkan karyawan pada
hui kepribadian dan intelektual bidang yang tugas dan jenis
seseorang yang akan memasuki pekerjaannya sesuai dengan ko-
jabatan tertentu. Seperti yang drati mereka, sebab tidak semua
sudah dijelaskan diatas, maka pekerjaan dapat dilakukan oleh
Psikotest digunakan oleh or- laki-laki dan perempuan.
ganisasi untuk memastikan Pekerjaan yang membutuhkan
bahwa kepribadian kandidat tenaga lebih utama ditempat-
yang akan ditempatkan di posi- kan pekerja laki-laki daripada
si tertentu sesuai dengan profil pekerja perempuan, dan peker-
kepribadian yang diperlukan. jaan yang membutuhkan kete-
Perlu diingat bahwa Psikotest litian umumnya lebih tepat
bukan satu-satunya alat yang dilakukan oleh pekerja perem-
digunakan organisasi dalam puan.
mengambil keputusan. Secara
• Latar belakang pendidikan /
teoritis, proses recruitment,
ijazah yang dimiliki
seleksi, dan penempatan kerja
tidak saja menguntungkan or- Posisi jabatan yang akan diberi-
ganisasi atau perusahaan dalam kan, disesuaikan dengan latar
arti mendapatkan orang yang te- belakang pendidikannya, baik
pat untuk jabatan yang lowong, dari segi tingkatan jenjang pen-
tetapi juga membantu individu didikan yang dimiliki sesuai
mendapatkan pekerjaan yang ijazah, maupun jurusan yang
sesuai. dengan kemampuan, dipilih pada waktu menempuh
minat dan kepribadian yang da- pendidikan tersebut.
pat meningkatkan kesejahter- Misalnya, seorang sarjana teknik
aan psikologiknya. Contoh, mesin dan sarjana pendidikan
posisi sales, organisasi memer- pada suatu organisasi pendidi-
lukan kandidat yang memiliki kan tentu ditempatkan pada
kepribadian yang komunikatif, unit kerja yang berbeda. Sarjana
senang menjalin relasi dengan teknik ditempatkan pada unit
banyak orang baru. Melalui teknisi dan sarjana pendidikan
Psikotest, organisasi akan dapat ditempatkan pada unit pengaja-
melihat apakah kandidat memi- ran/pendidikan sebagai tenaga
liki profil kepribadian tersebut pengajar.

38 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

• Pengalaman kerja ditempatkan pada unit kerja di-


Dalam hal ini, pengalaman ker- mana terdapat faktor pencetus
ja menentukan kecakapan ses- kambuh penyakit asmanya, bi-
eorang pada bidangnya. Jika asanya penderita asma alergi ter-
terdapat dua orang atau lebih hadap zat-zat tertentu yang bisa
karyawan yang memiliki tingkat membuatkan asmanya kambuh,
pendidikan yang sama dengan misal pada bagian gudang arsip
jurusan yang juga sama, untuk yang penuh debu, pada ruan-
memilih siapa yang lebih ber- gan laboratorium kimia yang
hak ditempatkan pada jabatan membutuhkan pendinginan
tertentu, pengalaman kerja bisa (AC) tinggi, dll.
dijadikan pertimbangan oleh Para pekerja yang memilki ri-
administrator atau pemimpin. wayat kesehatan yang buruk,
Pengalaman membuktikan sebaiknya diberikan kesempa-
bahwa seseorang tersebut su- tan dan fasilitas untuk berobat
dah terbiasa mengerjakan suatu atau jika perlu mengistirahat-
pekerjaan, terbiasa menghadapi kan pekerja tersebut secara per-
segala permasalahan dan resiko manen/dipensiunkan, dan di-
kerja, serta lebih ahli dalam bi- gantikan oleh pekerja lain.
dang pekerjaan tersebut. Ia da- • Minat, bakat dan hobi
pat dijadikan pemimpin dalam
kelompok kerjanya dibanding- Ketiga hal ini merupakan nilai
kan dengan karyawan lain yang tambah, khusus pada organisasi
baru lulus kuliah dan tidak per- kerja dengan jumlah karyawan
nah bekerja sebelumnya. yang banyak, sehingga peran-
peran tanggungjawab terhadap
• Kesehatan fisik suatu tugas akan lebih optimal
Berhubungan dengan kuat bila dikerjakan sesuai minat,
atau tidaknya seorang pekerja bakat dan hobi pekerja. Hal
melakukan tugas yang diberi- ini terjadi karena para pekerja
kan. Dalam proses seleksi akan menyelesaikan pekerjaan
wawancara dan pengisian data tersebut dengan senang hati,
akan terindentifikasi riwayat bergairah dan semangat sesuai
kesehatan seorang karyawan. dengan hobi dan minat masing-
Hal ini harus diperhatikan oleh masing.
seorang pemimpin /adminis- 3. Pengembangan dan Pembinaan
trator agar menempatkan para karier yang terencana untuk se-
pekerja sesuai dengan riwayat tiap pekerja
kesehatannya.
Pembinaan yang intensif ter-
Misalnya, seorang pekerja den- hadap para tenaga kerja yang
gan riwayat asma, tidak bisa dalam hal ini dikelola bidang

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 39


PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

personalia atau kepegawa- Karyawan yang telah teruji keahl-


ian adalah menjadi tugas dari ian dan tanggungjawabnya dalam
manajemen sumber daya ma- bidang pekerjaan yang ditekuni,
nusia untuk mempelajari dan diberikan kesempatan pengemban-
mengembangkan berbagai jalan gan karier dengan kenaikan jaba-
agar manusia bisa diintergrasi- tan, kesempatan untuk mengikuti
kan secara efektif kedalam ber- pelatihan, kesempatan melanjut-
bagai organisasi jenis lainnya. kan pendidikan dll. Hal ini sesuai
Sumber daya manusia dan pen- dengan UU No.8 tahun 1974 pasal
dayagunaan adalah merupakan 19 yang menyatakan bahwa pen-
proses dari manajemen sumber gangkatan dalam jabatan didasar-
daya manusia yang ditetapkan kan atas prestasi kerja,disiplin
untuk mencapai tujuan-tujuan kerja, kesetiaan, pengabdian, pen-
yang ditetapkan. Manusia mer- galaman, dapat dipercaya dan
upakan sumber daya organisasi syarat objektif lainnya.
perusahaan, dimana manusia
memiliki hati nurani, skill dan
bersifat kompetitif. KESIMPULAN

Manajemen sumber daya ma- Dari beberapa teori dan


nusia yang baik dan efektif di- pengertian yang sudah dikemu-
harapkan dapat menunjang kakan, dapat disimpulkan bahwa
efektivitas dan efisiensi kerja kepuasan kerja merupakan sikap
para karyawan dalam periode positif yang dirasakan seseorang
waktu yang lama didalam men- terhadap pekerjaan dan lingkun-
ciptakan kondisi dan lingkun- gan yang ada dalam suatu organ-
gan kerja yang sejuk dan dapat isasi. Seseorang akan senang bek-
memberikan kepuasan pekerja erja jika pekerjaan yang dikerjakan
maupun perusahaan hal ini ada- dapat memenuhi kebutuhan in-
lah bagian dari disiplin manusia dividu dan lingkungan yang ada
didalam menjalankan aktivitas- dapat mendukung pelaksanaan
nya. pekerjaan, dan salah satu faktor
yang dapat mendukung pekerja
Dalam melaksanakan tugasnya, menghasilkan kinerja yang maksi-
seorang karyawan tidak mung- mal adalah dengan menempatkan-
kin statis, tetapi harus dinamis nya pada posisi atau jabatan yang
serta senantiasa berusaha untuk sesuai dengan keahliannya.
dapat meningkatkan prestasi
dan hasil karyanya, oleh karena
itu keterampilan dan pengeta-
huan karyawan perlu dikem-
bangkan melalui “in service
training”

40 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA

RUJUKAN KEPUSTAKAAN
1. Hasibuan, Malayu S.P. 1997.
Manajemen Sumber Daya Ma-
nusia. PT. Gunung Agung,
Jakarta.
2. Hutabarat, Jemsly, Huseini,
Martani, Manajemen Strategik
Kontemporer : Strategi di Ten-
gah Operasional, 2007, Elex Me-
dia Komputindo, Jakarta.
3. Mathis, Robert L., Jackson, John
H., 2006, Manajemen Sumber  
Daya Manusia, Penerbit Salem-
ba Empat Jakarta.
4. Soetjipto, Budi W., 2008, HR
Excellence 2007 Kisah Sukses
Para Kampiun SDM, Penerbit
Salemba Empat Jakarta
5. Psikologi Zone, ads by Klikyasa.
com
6. Bidansmart.files.wordpress.
com

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 41


SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

I. PENDAHULUAN Tidak hanya itu, kumpulan karya atau


Widyaiswara merupakan peja- jurnal ilmiah tersebut juga perlu untuk
bat fungsional dilingkungan lembaga dipublikasikan dan disirkulasikan ke
pemerintahan yang mempunyai tugas masyarakat luas sehingga semua pihak
pokok dan bertanggung jawab untuk dapat memanfaatkan jurnal ilmiah terse-
mendidik, mengajar, dan/atau melatih but.
Pegawai Negeri Sipil pada Lembaga Pen- Pada saat sekarang ini memang
didikan dan Pelatihan (Diklat) Pemerin- telah ada beberapa media atau jurnal
tah. Widyaiswara sebagai unsur utama ilmiah untuk menuangkan hasil ide atau
pendidik memiliki peran dan fungsi yang karya ilmiah widyaiswara yang telah
sangat menentukan dalam menjamin dipublikasikan, tetapi media tersebut
kualitas Pendidikan dan Latihan (Diklat) hanya sedikit sekali yang khusus diper-
masing-masing. Widyaiswara tidak han- untukkan bagi widyaiswara, contohnya:
ya berfungsi mengajar, mendidik, dan Jurnal Administrator Borneo yang diter-
melatih dalam arti sempit, namun ia juga bitkan oleh PKP2A III LAN Samarinda.
harus berfungsi sebagai fasilitator, mod- Beberapa fakultas di berbagai universitas
erator, konsultan, dinamisator, inspira- di Kalimantan Timur juga telah memiliki
tor, peneliti, dan bahkan harus mampu sebuah jurnal ilmiah untuk menampung
sebagai pemimpin dan pengayom serta karya ilmiah bagi para dosen-dosennya.,
pelayan. Karena itu, kualitas menjadi contohnya: Jurnal Forum Ekonomi (Fekon
penting dan merupakan keharusan kar- Unmul), Dedikasi (Untag Samarinda), JEMI
ena widyaiswara adalah unsur inti dalam (Unikarta Tenggarong), dan lain-lain. Di
proses diklat. Widyaiswara harus dapat beberapa instansi di lingkungan provinsi
meningkatkan sumber daya manusianya Kalimantan Timur juga telah memiliki
agar tidak ketinggalan. wadah tempat penuangan hasil karya
Salah satu fungsi widyaiswara para pegawainya, baik berupa jurnal ilmi-
seperti yang telah disebutkan di atas ah, bulletin, ataupun majalah, contohnya:
adalah sebagai peneliti. Banyak sekali Bulletin Bappeda (Bappeda Prov. Kaltim),
masukan-masukan, ide-ide, dan atau Membangun Bumi Etam (Kantor Gubernur
gagasan-gasasan positif dan ilmiah yang Prov. Kaltim), Lembusuana (Balitbangda) dan
telah dikemukan oleh para widyaiswara. lain-lain.
Namun sayangnya banyak hasil-hasil Badan Diklat Provinsi Kaliman-
karya widyaiswara belum optimal un- tan Timur sebagai tempat pendidikan dan
tuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang pelatihan yang mempunyai widyaiswara
memerlukannya. Seyogyanya hasil-hasil yang berjumlah lumayan banyak, be-
karya widyaiswara dapat digunakan oleh lum mempunyai suatu jurnal ilmiah un-
berbagai pihak sebagai bahan referensi tuk menampung hasil-hasil karya ilmiah
atau mungkin hanya sekedar untuk me- bagi para widyaiswaranya. Hal ini dapat
nambah ilmu pengetahuan. Oleh karena merupakan suatu kelemahan yang sekali-
itu, sebaiknya perlu suatu wadah untuk gus dapat dijadikan peluang bagi Badan
menampung hasil-hasil karya ilmiah para Diklat Prov. Kalimantan Timur.
widyaiswara dalam bentuk buku kum- Bertolak dari pemikiran di atas,
pulan jurnal ilmiah bagi widyaiswara. maka Badan Diklat Provinsi Kaliman-

42 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

tan Timur menerbitkan secara berkala Provinsi Kalimantan Timur.


suatu Jurnal Ilmiah yang dapat menam- 2. Berbahasa bilingual, dapat menggu-
pung atau mewadahi karya-karya, ide- nakan bahasa Indonesia dan/atau ba-
ide, atau gagasan-gagasan yang bersifat hasa Inggris.
ilmiah. Publikasi Jurnal Ilmiah ini sangat
bermanfaat bagi semua pihak, disamp- 3. Mempunyai ISSN (International Stan-
ing bagi widyaiswara itu sendiri dalam dard of Serial Number), sehingga diakui
hal penuangan ide ilmiah dan pengum- secara ilmiah dan mempunyai ling-
pulan angka kredit (AK), juga sangat ber- kup terbitan secara nasional.
manfaat bagi peneliti-peneliti lain diluar 4. Dalam satu terbitan dapat memuat
kewidyaiswaraan yang ingin mengguna- 6-10 buah karya ilmiah.
kan karya ilmiah tersebut sebagai acuan
5. Karya ilmiah yang akan diterbitkan
atau referensi ilmiah.
terlebih dahulu diseleksi oleh Dewan
Redaksi.
II. TUJUAN DAN MANFAAT
6. Selain widyaiswara, kumpulan jurnal
Manfaat dalam penerbitan jur- ilmiah dapat diisi oleh penulis luar
nal ilmiah bagi widyaiswara dan Badan (umum) dan/atau bahkan peserta
Diklat antara lain adalah sebagai berikut: diklat sepanjang memenuhi syarat
1. Dapat menjadi wadah penuangan ga- dan disetujui oleh Dewan Redaksi.
gasan, ide atau karya ilmiah bagi para 7. Kumpulan jurnal ilmiah dikelola oleh
widyaiswara di lingkup provinsi Kali- Tim Sekretariat Widyaiswara.
mantan Timur.
8. Dipublikasikan dan disirkulasikan
2. Dapat menjadi bahan masukan, kajian secara luas ke perpusatakaan, dinas/
atau referensi bagi pihak-pihak lain instansi, dan toko-toko buku.
yang memerlukan baik di lingkun-
gan kewidyaiswaraan maupun untuk
pihak luar. IV. ORGANISASI
3. Dapat sebagai salah satu alat pemer- 1. Kepengurusan
satu bagi para widyaiswara di ling- Kepengurusan untuk penerbitan
kungan provinsi Kalimantan Timur. jurnal ilmiah widyaiswara adalah terdiri
4. Dapat membantu para widyaiswara dari formasi sebagai berikut:
dalam hal perolehan Angka Kredit a. Pelindung (Kepala Badan Diklat
(AK) pada item penulisan karya tulis/ Prov. Kaltim), sebagai penang-
jurnal ilmiah yang berskala nasional gung jawab penerbitan jurnal ilmiah
(berupa buku). widyaiswara.
5. Secara tidak langsung dapat men- b. Pemimpin Redaksi, bertugas
jadi ajang promosi bagi Badan Diklat memimpin dan mengelola seluruh
Provinsi Kalimantan Timur. kelancaran jalannya proses penerbi-
tan jurnal.
III. KONSEP JURNAL ILMIAH c. Dewan Redaksi, bertugas untuk me-
WIDYAISWARA nyeleksi jurnal ilmiah yang layak un-
Secara umum, konsep penerbitan tuk diterbitkan.
jurnal ilmiah kewidyaiswaraan di Badan d. Asisten Redaksi, bertugas untuk
Diklat Prov. Kaltim ini adalah sebagai ber- meng-edit, membuat lay-out jurnal,
ikut: dan mengurusi masalah pencetakan
1. Merupakan suatu jurnal ilmiah yang jurnal.
terbit secara berkala, secara 3 bulanan e. Staf Administrasi dan Sirkulasi, ber-
atau 4 bulanan dalam setahun, yang tugas untuk menangani administrasi,
memuat hasil karya atau jurnal ilmiah publikasi dan sirkulasi.
bagi para widyaiswara dilingkungan

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 43


SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

V. PENERBITAN
2. Dewan Redaksi
Secara garis besar tata cara atau
Dewan redaksi terdiri dari kum-
proses penerbitan kumpulan jurnal ilmiah
pulan atau tim ahli yang berfungsi untuk
berkala adalah sebagai berikut:
menyeleksi bahan-bahan jurnal ilmiah
yang akan diterbitkan. Proses seleksi di- 1. Penerimaan dan pengumpulan
lakukan dengan mengadakan semacam manuskrip karya tulis atau jurnal ilm-
sidang (rapat) untuk menilai jurnal ilmiah iah dari para penulis yang ditujukan
mana yang layak untuk diterbitkan. pada redaksi.
Dewan redaksi dapat terdiri dari 2. Penyeleksian format penulisan oleh
5 – 8 orang staf ahli yang diambil dari Pimpinan Redaksi, jika dianggap
para widyaiswara dan/atau staf ahli lain kurang memenuhi persyaratan maka
yang ada di lingkungan provinsi Kalim- manuskrip dapat dikembalikan kepa-
antan Timur. Pemilihan formatur Dewan da penulis untuk disempurnakan.
Redaksi dapat dilakukan sesuai kesepaka- 3. Penyeleksian jurnal ilmiah oleh Dew-
tan antar widyaiswara. an Redaksi, berdasarkan hasil sidang
atau rapat antar Dewan Redaksi un-
3. Alamat Redaksi tuk memutuskan jurnal mana saja
Redaksi dapat dialamatkan pada yang layak untuk diterbitkan.
Sekretariat Widyaiswara, Badan Pendidi- 4. Pembuatan tata letak (lay-out) kum-
kan dan Pelatihan Provinsi Kalimantan pulan jurnal ilmiah, beserta desain
Timur, Jalan H.M. Riffadin Samarinda grafisnya agar tampilan buku jurnal
Seberang. Telepon: (0541) 7270208. E-mail ilmiah menjadi menarik.
: jurnal.widyaswara@gmail.com Web : 5. Pencetakan kumpulan jurnal ilmiah,
4. Pembuatan tata letak (lay-out) kumpulan jurnal ilmiah, beserta desain grafisnya agar
www.jurnalwidyaswara.blogspot.com dengan melibatkan percetakan swasta
tampilan buku jurnal ilmiah menjadi menarik.
atau jika dimungkinkan mencetak
5. Pencetakan kumpulan jurnal ilmiah, dengan
sendirimelibatkan percetakanperalatan
bila mempunyai swasta atau jika
dimungkinkan mencetak sendiri bila mempunyai
percetakan peralatan percetakan yang
yang memadai.
memadai. 6. Publikasi dan sirkulasi jurnal ilmi
6. Publikasi dan sirkulasi jurnal ilmiah.

Gambar Rencana Tata Cara Penerbitan

Penerimaan & Pengumpulan


Manuskrip

Seleksi Format Manuskrip

Seleksi Dewan Redaksi Berkala


3 bulanan / 4 bulanan
Penyusunan Lay-Out Jurnal

Pencetakan Jurnal

Publikasi dan Sirkulasi

VI. PUBLIKASI DAN SIRKULASI


44 Publikasi akan dilakukan JURNAL WidyaSwarA
dengan beberapa Volume
cara, 1 No. 1memberikan
misalnya Maret 2011 secara
gratis setiap edisi kepada beberapa perpustakaan (daerah, universitas), dan
dinas/instansi pemerintah, iklan dibeberapa media cetak, dan lain sebagainya yang
SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

VI. PUBLIKASI DAN SIRKULASI inya, ucapan terima kasih dan


Publikasi akan dilakukan dengan catatan kaki yang menunjukkan
beberapa cara, misalnya memberikan se- kesediaan penulis untuk mem-
cara gratis setiap edisi kepada beberapa berikan data.
perpustakaan (daerah, universitas), dan e. Semua manuskrip harus disertai
dinas/instansi pemerintah, iklan dibe- dengan disket/file yang berisi
berapa media cetak, dan lain sebagainya manuskrip tersebut. Sebutkan
yang dianggap layak dan efektif untuk jenis pengolah kata yang diguna-
publikasi. kan dan versinya.
Sirkulasi dilakukan secara berka- f. Untuk halaman, semua halaman
la setiap kali terbit dan lebih diutamakan termasuk tabel, lampiran dan
bagi yang telah berlangganan secara ru- acuan, harus diberi nomor urut.
tin (jika jurnal ilmiah diperjualbelikan). Bagian pertama tulisan tidak
Sirkulasi untuk dalam kota maupun luar boleh diberi judul dan halaman.
kota dapat menggunakan jasa ekspedisi g. Untuk angka, lafalkan angka dari
khusus, sehingga biaya sirkulasi dapat satu sampai dengan sepuluh, ke-
diupayakan seminimal mungkin. cuali jika digunakan dalam tabel
atau daftar dan ketika diguna-
VII. SYARAT PENULISAN JURNAL kan dalam unit atau kuantitas
ILMIAH matematis, statistik, keilmuan
atau teknis seperti jarak, bobot
Persyaratan dalam penulisan jur- dan ukuran. Misalnya: empat hari,
nal ilmiah berdasarkan pada sebuah pe- 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka
doman penulisan yang disusun sebagai lainnya disajikan secara numerik.
berikut (pedoman ini merupakan saduran Umumnya kalau dalam perkiraan,
dari Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia, angka dilafalkan; misalnya: kira-
Fakultas Ekonomi UGM Jogjakarta yang te- kira sepuluh tahun.
lah mendapatkan Akreditasi dengan per-
ingkat A untuk jurnal ilmiah): h. Untuk persentase dan pecahan
desimal, untuk penggunaan yang
1. Format bukan teknis gunakan kata persen
a. Semua manuskrip harus diketik dalam teks; untuk penggunaan
pada satu sisi kertas kualitas baik teknis gunakan simbol 1%.
berukuran kwarto, kecuali untuk i. Untuk kata kunci, setelah abstrak
kutipan langsung yang di-indent. cantumkan empat kata kunci yang
Manuskrip harus dibuat sesing- akan memudahkan pemberian in-
kat mungkin sesuai dengan sub- deks.
yek dan metodologi penelitian,
biasanya antara 15 – 30 halaman, 2. Abstrak
diketik spasi single. Dengan font Abstrak yang panjangnya kira-kira
Book Antiqua beerukuran 11 100 – 300 kata harus dicantumkan
b. Marjin atas, bawah dan samping pada halaman terpisah sebelum teks.
harus dibuat paling tidak satu Abstrak dibuat dalam bahasa Inggris
inci. untuk artikel berbahasa Indonesia
dan sebaliknya. Abstrak tidak boleh
c. Untuk memungkinkan blank re- matematis dan mencakup ikhtisar
view, penulis tidak boleh mengi- pertanyaan penelitian, metode dan
dentifikasikan dirinya baik secara pentingnya temuan serta temuan dan
langsung maupun tidak langsung kontribusi penelitian. Judul, tetapi
pada makalahnya. bukan nama penulis dan institusinya
d. Halaman cover harus menunjuk- harus dicantumkan pada halaman ab-
kan judul tulisan, nama penulis, strak.
gelar dan jabatan serta institus- Tabel dan Gambar

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 45


SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

Penulis memperhatikan petunjuk sama dalam tahun penerbitan


umum berikut ini: yang sama, gunakan akhiran a,
a. Tiap tabel dan gambar (grafik) b, dan seterusnya setelah tahun
harus dicantumkan pada hala- pada acuan; contoh: (Andoyo,
man terpisah dan harus ditem- 1991a) atau (Andoyo, 1991a; Hu-
patkan pada akhir teks. Masing- tabarat, 1992b).
masing tabel atau gambar harus e. Jika nama penulis disebutkan
diberi nomor dan judul lengkap dalam teks, tidak perlu diulang
yang menunjukkan isi tabel atau dalam acuan, contoh: “Andoyo
gambar. (1991: 121) mengatakan....”
b. Acuan ke masing-masing grafik f. Acuan ke tulisan yang merupa-
harus ada dalam teks. kan karya institusional sedapat
c. Penulis harus menunjukkan den- mungkin harus menggunakan
gan notasi pada marjin mana akronim atau singkatan sependek
grafik harus dicantumkan dalam mungkin; contoh: (Komite SAK-
teks. IAI, PSAK28, 1997).
d. Grafik harus bisa diinterprestasi- g. Daftar Acuan, setiap manuskrip
kan tanpa mengacu ke teks. harus mencantumkan daftar ac-
uan yang isinya hanya karya yang
e. Baris yang menunjukkan sumber diacu. Setiap entri harus berisi se-
dan catatan harus dicantumkan. mua data yang dibutuhkan. Gu-
f. Untuk persamaan, persamaan nakan format berikut ini:
harus diberi nomor dalam kurung  Urutkan acuan secara alpabet
dengan penulisan rata marjin ka- sesuai dengan nama akhir/
nan. keluarga pengarang pertama
3. Dokumentasi atau institusi yang bertang-
gung jawab atas suatu karya.
a. Acuan, karya yang diacu harus
menggunakan “sistem penulis-  Gunakan inisial nama depan
tahun” yang mengacu pada karya pengarang.
pada daftar acuan. Penulis harus  Tahun terbit harus ditempat-
berupaya untuk mencantumkan kan setelah nama pengarang.
halaman karya yang diacu.
 Judul jurnal tidak boleh dis-
b. Dalam teks, karya diacu dengan ingkat.
cara berikut: nama akhir/keluarga
penulis dan tahun dalam tanda ku-  Kalau lebih dari satu karya
rung; contoh: (Andoyo, 1991), dua oleh penulis yang sama urut-
penulis (Andoyo dan Hutabarat, kan secara kronologis waktu
1992), lebih dari dua penulis (An- terbitan. Dua karya atau lebih
doyo et al., 1993), lebih dari dua dalam satu tahun oleh penulis
sumber diacu bersamaan (An- yang sama dibedakan dengan
doyo, 1991; Ciptadi, 1994), dua tu- huruf setelah tanggal.
lisan atau lebih oleh satu penulis 4. Contoh Entri Acuan
(Andoyo, 1991; 1993). a. Untuk periodikal:
c. Kecuali bisa menimbulkan keran- Blum, T. C., D. L. Field, dan J.S.
cuan, jangan gunakan “H”, “hal”, Goodman, 1994. Organi-
atau “halaman” sebelum nomor zation-level determinant
halaman tetapi gunakan tanda of women in management.
titik dua; contoh: (Andoyo, 1991: The Academy of Manage-
121). ment Journal 37 (4): 467-
d. Apabila daftar acuan lebih dari 498.
satu tulisan oleh pengarang yang

46 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011


SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

Palmer, R. J., T. Schimidt, dan J. iah antara widyaiswara, peserta diklat,


Jordan-Wagner, 1996. Cor- alumni diklat, penyelenggara diklat, dan
porate procurement cards; masyarakat pada umumnya.
the reenginereed future for Usulan ini tentu jauh dari sem-
non-inventory purchasing purna sehingga perlu masukan-masukan
and payables. Journal of lagi dari berbagai pihak agar rencana
Cost Management 10 (3): penerbitan jurnal ilmiah ini dapat disem-
19-32. purnakan.
b. Untuk buku/monograf:
Fabozzi, F., dan I. Pollack, eds.,
1987. The Handbook of
Fixed Income Securities.
2nd ed. Homewood, IL:
Dow Jones-Irwin.
Kahneman, D., P. Slovic, dan A.
Tversky, eds., 1992, Judg-
ment Under Uncertainty:
Heuristic and Biases. Cam-
bridge, United Kingdom:
Cambridge University
Press.
c. Untuk artikel dalam karya kolektif:
Brunner K. dan A. H. Meltzer,
1990, Money Supply dalam:
B. M. Friedman dan F. H.
Hahn, Handbook of Mone-
tary Economics, Vol. 1, Am-
sterdam: North-Holland:
357-396.
d. Untuk majalah, makalah tidak
diterbitkan, disertasi/tesis/
skripsi, makalah seminar dan se-
bagainya menyesuaikan dengan
pedoman di atas.
e. Catatan kaki, catatan kaki tidak
digunakan untuk acuan. Catatan
kaki tekstual harus digunakan
hanya untuk perluasan informasi
yang jika dimasukkan dalam teks
bisa mengganggu kontinuitas ba-
caan. Catatan kaki harus diketik
dua spasi dan diberi nomor urut
dengan superskrip angka arabik.
Catatan kaki ditempatkan pada
akhir teks.
VII. PENUTUP
Penerbitan kumpulan jurnal ilm-
iah yang diterbitkan oleh Badan Diklat
Prov. Kaltim dimaksudkan sebagai me-
dia pertukaran informasi dan karya ilm-

JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011 47


SYARAT USULAN JURNAL WidyaSwarA

48 JURNAL WidyaSwarA Volume 1 No. 1 Maret 2011

You might also like