Professional Documents
Culture Documents
1 Maret 2011
ISSN : 2088-1096
JURNAL
WidyaSwarA
Penanggungjawab:
Ir. H. Maksum Abdullah, MS
Pemimpin Redaksi:
Ery Arifullah, ST, MT
Pengarah :
Kepala Badan DIKLAT Provinsi KALTIM
Dra. Hj. Farida Widiawati, M. Si
Penanggung Jawab :
Ir. H. Maksum Abdullah, M., MS
Pemimpin Redaksi :
Ery Arifullah, ST, MT
Diterbitkan oleh :
Badan Pelatihan dan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur
Jl. H.M. Riffadin Samarinda Seberang Telp. (0541) 7270208
E-mail : jurnal.widyaswara@gmail.com
Web : www.jurnalwidyaswara.blogspot.com
Substansi Kediklatan
• TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KALIMANTAN
TIMUR TERHADAP VISI DAN MISI INSTANSI
H. Fitriansyah, ST, MM 1 – 8
• MEMAHAMI PERAN DAN MAKNA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYAN PUBLIK
Ady Akhmad Ghazali, ST, MM 9 – 16
Abstrak
dipandang perlu untuk membuat suatu 2. Dapat memberikan saran atau masu-
reset ilmiah untuk menggambarkan bera- kan bagi para pengambil keputusan
pa besar tingkat pengetahuan aparatur dan pihak-pihak yang berkepentin-
pemerintah terhadap visi dan misi di in- gan lainnya, khususnya dalam hal
stansinya masing-masing. Riset ini juga cara mensosialisasikan visi dan misi
mencoba untuk mendapatkan masukan instansi pemerintah.
dari para aparatur pemerintah bagaimana
cara mensosialisasikan visi dan misi in-
stansi dengan baik, agar setiap aparatur Dasar Teori
minimal dapat mengetahui dan hafal visi Visi dan Misi
di instansinya masing-masing.
Sebuah visi menggambarkan arah
tujuan yang ingin dicapai oleh suatu or-
Rumusan Masalah ganisasi, yakni gambaran masa depan
yang lebih baik dan lebih sukses yang din-
Latar belakang di atas dapat di- ginkan daripada keadaan masa sekarang
uraikan menjadi 2 (dua) besar rumusan (Bennis, Mason, Mitroff; 1992). Secara
masalah utama, yakni: umum visi merupakan gambaran masa de-
1. Berapa banyak aparatur pemerintah pan suatu organisasi yang realistik, kredi-
dilingkungan Pemerintah Daerah Kal- bel dan atraktif, sedangkan misi merupa-
imantan Timur (Pemerintah Provinsi/ kan suatu pengaturan komprehensif dan
Kabupaten/Kota) yang mengetahui singkat mengenai tujuan suatu organisasi,
visi di instansinya masing-masing? program ataupun sub program.
2. Berapa banyak aparatur pemerintah Visi mempunyai peranan yang
dilingkungan Pemerintah Daerah Kal- sangat penting, tidak hanya ditahap awal
imantan Timur (Pemerintah Provinsi/ sebuah organisasi, tetapi juga pada kese-
Kabupaten/Kota) yang mengetahui luruhan siklus hidup organisasi (organiza-
misi di instansinya masing-masing? tion’s life-cycle). Sebuah visi menunjukkan
3. Bagaimana seharusnya cara menso- suatu titik perjalanan dimana organisasi
sialisasikan visi dan misi dengan baik tersebut ingin menuju ke arah tersebut.
menurut para responden (aparatur Dan cepat atau lambat, waktu akan datang
pemerintah) dimana sebuah organisasi ingin merubah
arah atau ingin melengkapi perubahan
yang telah dijalankan demi terwujudnya
Tujuan Dan Manfaat kesempurnaan tujuan akhir organisasi.
Riset ini bertujuan untuk mengeta- Misi yang dirumuskan dengan
hui seberapa banyak aparatur pemerintah tepat mengidentifikasikan secara umum
(Pegawai Negeri Sipil) yang mengetahui hal-hal yang ingin dicapai dan memung-
visi dan misi di instansinya masing-mas- kinkan penerjemahan hal-hal tersebut
ing. Disamping itu, riset ini juga bertujuan sedemikian rupa sehingga operasional-
untuk menjaring masukan dari aparatur isasi berbagai kegiatan dan hasilnya dapat
pemerintah bagaimana sebaiknya upaya diukur dan dikendalikan berdasarkan ber-
untuk mensosialisasikan visi dan misi in- bagai kriteria yang rasional dan obyektif
stansi secara baik. seperti kriteria biaya, waktu, tenaga dan
sarana serta prasarana yang dimanfaatkan
Manfaat yang didapatkan dengan (Siagian, 2007). Oleh karena itu, meskipun
adanya penelitian ini adalah sebagai beri- misi cukup dinyatakan secara umum, ia
kut: harus pula memberi arah yang spesifik
1. Dapat menggambarkan secara ilmiah serta ”rambu-rambu” yang perlu diperha-
seberapa banyak aparatur pemerin- tikan dalam pengelolaan organisasi.
tah, khususnya Pemerintah Daerah Secara spesifik, pemerintah mend-
Kalimantan Timur, yang mengetahui efinisikan misi sebagai suatu yang harus
visi dan misi di instansinya masing- diemban atau dilaksanakan oleh instansi
masing.
teknik pengumpulan data dengan cara ambil berjumlah 397 sampel atau respon-
penyebaran kuesioner, sedangkan data den (jumlah populasi PNS di Kalimantan
sekunder didapatkan dengan cara studi Timur adalah kurang lebih 60.212 orang).
kepustakaan untuk mendukung analisis Dalam penelitian ini, ditetapkan jumlah
dan pembahasan penelitian ini. sampel (responden) adalah 550 orang agar
Kuesioner (angket) adalah daftar hasil penelitian lebih dapat mendekati pe-
pertanyaan yang harus diisi oleh respon- rilaku populasi.
den. Tujuan penyebaran angket ini adalah Karena keterbatasan sumber
untuk mencari informasi yang lengkap daya yang ada dalam penelitian ini, maka
mengenai suatu masalah dari responden ditetapkan Pemerintah Daerah yang akan
tanpa merasa khawatir bila responden dijadikan obyek penelitian adalah:
memberikan jawaban yang tidak sesuai 1. Pemerintah Kota Balikpapan
dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan. Penelitian ini menggunakan 2. Pemerintah Kota Bontang
gabungan antara dua jenis angket, yakni 3. Pemerintah Kabupaten Bulungan
angket terbuka dan angket tertutup.
4. Pemerintah Kabupaten Malinau
Jenis angket tertutup dalam pene-
5. Pemerintah Kabupaten Nunukan
litian ini menggunakan kuesioner dengan
skala Guttman (skalogram), yang meru- 6. Pemerintah Kabupaten Penajam Paser
pakan skala kumulatif. Artinya skala ini Utara
disusun secara kontinum sedemikian 7. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur
rupa sehingga seseorang yang setuju/
menerima sebuah item pertanyaan akan 8. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat
setuju/menerima item pertanyaan selan- 9. Pemerintah Kabupaten Berau
jutnya. Skala ini biasanya digunakan un-
10. Pemerintah Provinsi Kalimantan
tuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan
Timur.
konsisten. Misalnya: Ya-Tidak, Pernah-
Tidak Pernah, Benar-Salah, dan lainnya.
Sedangkan jenis angket terbuka diguna- Alat Analisis
kan untuk menjaring saran atau masukan
dari para responden mengenai cara yang Alat analisis dalam penelitian ini
paling efektif untuk mensosialisasikan menggunakan statistik deskriptif. Tabel
visi dan misi instansi. dan diagram pie (pie-chart) dipilih untuk
menggambarkan seberapa banyak Pe-
Dalam penelitian ini, jumlah sam- gawai Negeri Sipil yang mengetahui visi
pel yang merupakan respresentasi dari dan misi instansinya. Diagram ini dipi-
populasi dihitung dengan menggunakan lih agar lebih memudahkan dalam meng-
Rumus Yamane. Rumus ini digunakan gambarkan hasil penelitian.
untuk populasi yang besar yang didapat
dari pendugaan proporsi populasi. Untuk mengetahui cara sosialisasi
Visi dan Misi Instansi dilakukan dengan
pengumpulan jawaban atas kuesioner ter-
N buka dan akan dirangking berdasarkan
dimana: n
Nd 2 1 frekuensi yang terbanyak sampai dengan
yang terkecil.
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel
yang dapat
Secara keseluruhan tingkat penge- Tabel 3. Cara Sosialisasi VISI dan MISI
tahuan Pegawai Negeri Sipil di Kaliman- Instansi Pemerintah
tan Timur terhadap Misi Instansi digam- Menurut Responden
barkan dalam diagram berikut.
Jumlah
No Pendapat Responden
Responden
Gambar 2. Tingkat Pengetahuan PNS Menuliskan VISI dan MISI di
di Kalimantan Timur Terhadap MISI 1 depan instansi (berbentuk 163
Instansi baliho)
Menuliskan VISI dan MISI
2 instansi pada dinding di setiap 143
TIDAK TAHU ruangan kantor
93.9%
VISI dan MISI selalu diingatkan
oleh pimpinan puncak instansi
3 112
pada setiap kesempatan (apel,
rapat, dll)
Menuliskan VISI dan MISI
4 instansi disetiap meja kerja 89
masing-masing pegawai
TAHU
Mewajibkan PNS agar hafal
6.1% 5 7
VISI dan MISI instansi
6 Ditulis pada map instansi 3
Sumber: data diolah Menuliskan di buku agenda
7 3
atau buku kerja
Dituliskan pada leaflet atau
Cara Sosialisasi Visi dan Misi Instansi 8
brosur instansi
2
Hasil penelitian juga berhasil Lembaran VISI dan MISI
menjaring beberapa pendapat respon- 9 instansi dibagikan ke setiap 2
den mengenai cara mensosialisasikan visi PNS bersangkutan
dan misi di instansi pemerintah. Semua Dituliskan pada ID Card PNS
10 1
pendapat responden kemudian disusun bersangkutan
dalam sebuah tabel dan dirangking ber- Sumber: data diolah
dasarkan frekuensi terbanyak (tersering)
dijawab oleh responden. Pada penelitian
ini diambil 10 (sepuluh) besar pendapat Berdasarkan tabel di atas, ternya-
responden yang dianggap dapat mewak- ta menurut responden cara terbaik untuk
ili PNS dilingkungan Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi Visi dan Misi In-
Kalimantan Timur. stansi adalah dengan menuliskan Visi dan
Tabel berikut menunjukkan Misi di depan instansi (berbentuk baliho),
pendapat responden mengenai cara so- kemudian disusul dengan menuliskan
sialisasi visi dan misi. Visi dan Misi Instansi pada dinding di set-
iap ruangan kantor, serta selanjutnya Visi
dan Misi selalu diingatkan oleh pimpinan
puncak instansi pada setiap kesempatan.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas Pegawai Negeri Sipil
tidak mengetahui Visi dan Misi di in-
stansinya masing-masing. Hal ini sebe-
narnya tidak dapat dibiarkan begitu saja
mengingat Visi dan Misi merupakan cita-
cita dan arah tujuan yang hendak dicapai
oleh suatu instansi. Dengan demikian be- kinerja yang sedang dan akan dilakukan
rarti banyak PNS dilingkungan Pemerin- dimasa mendatang.
tah Daerah Kalimantan Timur yang tidak Di beberapa daerah di pulau Jawa
tahu kemana arah tujuan instansinya mas- ataupun didaerah lainnya sudah banyak
ing-masing. menerapkan hal ini, memang kebanyakan
Untuk mengatasi hal tersebut me- mereka hanya mencantumkan visinya
mang tidak mudah, harus ada perhatian saja dengan tulisan yang besar (berbentuk
khusus dari para pimpinan di masing- baliho) di depan kantornya masing-mas-
masing instansi yang bersangkutan. Un- ing. Kondisi ini sedikit berbeda di daerah
tuk itulah diperlukan suatu komitmen provinsi Kalimantan Timur, dimana be-
dari para pimpinan instansi, terutama berapa instansi pemerintah hanya menu-
komitmen pimpinan puncak (top manage- liskan slogan pembangunan. Seyogyanya
ment) untuk mensosialisasikan atau meng- tulisan tersebut juga dibarengi dengan
komunikasikan mengenai visi dan misi in- penulisan visi dan misi dari instansi yang
stansinya kepada segenap jajarannya, baik bersangkutan.
di level middle management sampai pada Alternatif lain untuk mensosial-
level lower management (staf yang paling isasikan Visi dan Misi adalah menuliskan
bawah). Karena proses mensosialisasikan Visi dan Misi Instansi dibeberapa tempat
dan memberikan fokus yang sama men- seperti pada dinding setiap ruangan kan-
genai visi dan misi kepada seluruh staf tor, di meja kerja PNS, map instansi, dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan lain-lainnya yang mudah untuk dilihat
dari proses penciptaan nilai-nilai atau oleh para PNS. Disamping itu juga, pimpi-
norma-norma budaya kerja yang bersifat nan instansi juga seharusnya dapat terus
positif. mengingatkan Visi dan Misi Instansinya
Hasil penelitian juga menunjuk- pada berbagai kesempatan dan terus me-
kan bahwa salah satu cara yang paling motivasi bawahannya agar dapat menca-
mudah dan efektif untuk mensosialisasi- pai Visi dan Misi tersebut.
kan Visi dan Misi Instansi adalah mem-
buat tulisan besar (baliho) di setiap in-
stansi yang memuat tentang visi dan misi Kesimpulan Dan Rekomendasi
instansi yang bersangkutan. Jika misi or- Kesimpulan
ganisasi terlalu panjang, mungkin hanya
Kesimpulan yang dapat ditarik
visi saja yang dicantumkan disana. Hal
dalam penelitian ini adalah:
ini terlihat sepele, tetapi mungkin efeknya
dapat sangat luar biasa karena penulisan 1. Prosentase tingkat pengetahuan Pe-
visi dan misi di depan kantor atau instansi gawai Negeri Sipil (PNS) di Kalim-
dapat memberikan pengaruh yang sangat antan Timur yang mengetahui Visi
positif. Tidak hanya bagi seluruh pegawai Instansinya adalah 8,9%, sedangkan
di instansi tersebut, akan tetapi juga ber- PNS yang tidak mengetahui visi in-
fungsi bagi pihak-pihak luar (stakeholders) stansinya adalah 91,1%.
yang berkepentingan terhadap instansi 2. Prosentase tingkat pengetahuan PNS
tersebut, dimana pihak-pihak eksternal di Kalimantan Timur yang mengeta-
pun dapat mengetahui kemana arah tu- hui Misi Instansinya adalah 6,1% dan
juan organisasi atau instansi tersebut me- yang tidak mengetahui adalah 93,9%.
langkah.
3. Beberapa cara terbaik mensosialisasi-
Bagi para pegawai, penulisan kan Visi dan Misi di instansi adalah:
visi didepan kantor mereka dapat ber-
fungsi sebagai pedoman, penunjuk arah, a. Menuliskan Visi dan Misi di depan in-
motivator, pemicu, penggerak semangat stansi (berbentuk baliho).
dan sarana pengingat terhadap pencapa- b. Menuliskan Visi dan Misi instansi
ian tujuan organisasi. Sedangkan bagi in- pada dinding di setiap ruangan kan-
stansi yang bersangkutan dapat berfungsi tor.
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
http://www.bkn.go.id
http://www.kalimantan-timur.go.id
http://www.kaltimbkd.info
http://www.menpan.go.id
Abstrak
Pegawai Negeri Sipil adalah abdi negara kebutuhan dasar masyarakat seperti
dan pelayan publik. Hal ini perlu dipahami kesehatan, pendidikan, perumahan,
agar seorang pegawai negeri sipil dapat transfortasi, listrik, air bersih.
melakukan tugas dan tanggung jawabnya Pada era orde lama dan orde
dalam mewujudkan cita-cita besar negara baru, pegawai negeri sipil diposisikan
yaitu terwujudnya masyarakat yang sebagai pemegang kekuasaan atau orang
adil dan. Karya tulis ini mencoba untuk yang berkuasa sehingga sering bertindak
mengulas peran pegawai negeri serta otoriter. Pada era reformasi, posisi pegawai
hal-hal yang membuat seorang pegawai negeri sipil diarahkan untuk kembail
negeri melupakan perannya. ke hakekat yang sebenarnya. Tetapi ada
Kata Kunci : Pegawai Negeri Sipil, Abdi hal-hal yang membuat strategi tersebut
Negara, Pelayan Publik belum maksimal. Oleh karena itu tulisan
ini mencoba mengupas peran dan makna
Pendahuluan pegawai negeri sipil sebagai abdi negara
dan pelayan masyarakat, kemudian
Indonesia sudah memasuki 3 hal-hal yang membuat pegawai negeri
era diusianya yang ke 66 tahun, yaitu sipil melupakan peran dan maknanya,
orde lama, orde baru dan era reformasi. serta solusi untuk memecahkan masalah
Terlepas dari semua kritik dan segala tersebut. Agar era reformasi tidak
penyimpangan yang terjadi, ketiga era mengulangi kesalahan di orde lama dan
tersebut sebenarnya memiliki tujuan yang orde baru serta bisa kembali lagi ke arah
mulia, yaitu peningkatan kesejahteraan dan langkah yang sebenarnya.
masyarakat dan terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur.
Peran Pegawai Negeri Sipil
Orde lama dan orde baru telah
gagal mewujudkan tujuan tersebut dan Undang Undang Nomor 8 Tahun
di era reformasi pun pemerintah mulai 1974 jo Undang Undang Nomor 43 Tahun
kehilangan arah dan langkah yang 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian
perlu diambil. Ketiga era ini memiliki menjelaskan beberapa hal, antara lain :
satu kelemahan yang sama yaitu belum 1. Pegawai negeri adalah pegawai
maksimalnya peran pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat yang
sebagai abdi negara dan pelayan publik. ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
Pegawai negeri sipil memiliki berwenang dan diserahi tugas dalam
peran yang vital dalam peningkatan suatu jabatan negeri, atau diserahi
kesejahteraan masyarakat dan terciptanya tugas negara lainnya, dan digaji
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan peraturan perundang-
melalui posisinya sebagai abdi negara undangan yang berlaku.
dan pelayan masyarakat. Sebab pegawai 2. Pegawai negeri terdiri dari:
negeri sipil adalah perancang, penggerak • Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan pelaku roda pemerintahan, serta
melayani masyarakat. Kata melayani • Anggota Tentara Nasional
bukan berarti pegawai negeri sipil sebagai Indonesia (TNI)
pelayan tetapi lebih kepada pemenuhan • Anggota Kepolisian Negara
juga harus meningkat. ”Perlu diingat yang baik, birokrasi yang baik, mencegah
bahwa pelayanan publik yang baik dan memberantas korupsi. Ketujuh,
juga membantu rakyat kita, terutama meningkatkan kualitas pelayanan publik.
golongan ekonomi lemah dan komunitas Herman Musakabe Gubernur
rakyat kita yang belum sejahtera. NTT periode 1993 – 1998 mengatakan
Katakanlah pendapatan mereka belum “Menjadi pegawai negeri sipil (PNS)
terlalu besar, pendapatannya pas-pasan. merupakan pilihan dan panggilan hidup
Dengan program bantuan langsung seseorang. Setiap profesi atau pekerjaan
kepada masyarakat di bidang kesehatan, memiliki “roh”nya masing-masing yang
pertanian, dan sebagainya hal itu bisa menyebabkan profesi itu dihargai dan
mengurangi pengeluarannya karena bermanfaat bagi masyarakat. Rohnya
sebagian diambilalih pemerintah melalui PNS adalah sebagai Abdi Negara yang
kebijakan fiskal APBN sehingga hidupnya berarti juga sebagai pelayan masyarakat.
relatif layak,” Bapak Presiden Susilo Roh melayani masyarakat tidak boleh
Bambang yudoyono menjelaskan. luntur atau hilang karena masalah
”Kalau disumbang lagi oleh karier atau penggajian PNS yang belum
kita melalui pelayanan yang lebih baik, sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan
sehingga mengurus KTP tidak berhari- hidup, karena kemampuan pemerintah
hari, tidak mondar-mandir, keluar uang yang masih terbatas. Beberapa indikasi
untuk naik oplet atau untuk yang lain, yang menunjukkan berkurangnya roh
maka pengeluaran itu makin sedikit lagi. pelayanan ditandai dengan kasus-kasus
Sehingga kita bisa mengurangi beban indisipliner pegawai, disiplin yang merosot,
hidupnya. Ini adalah keadilan,” Bapak penyalahgunaan waktu kerja, pelayanan
Presiden Susilo Bambang yudoyono publik yang kurang memuaskan,
menegaskan. inefisiensi penggunaan keuangan negara
Memberikan pelayanan yang sampai tindak korupsi, penyalahgunaan
terbaik kepada rakyat bisa menjadi sarana kekuasaan dan sebagainya. Sebagian PNS
untuk mengukur dedikasi dalam tugas. bahkan harus berurusan dengan aparat
”Saya sering mengatakan bahwa di negeri penegak hukum. Era Reformasi harusnya
ini kita pelit mengucapkan terimakasih, dibarengi dengan reformasi mental di
pelit untuk memberikan apresiasi, pelit kalangan Abdi Negara”.
untuk memberikan penghargaan bagi
mereka yang sudah berjuang keras Faktor Yang Membuat Pegawai Negeri
berusaha sekuat tenaga. Mari kita bangun Sipil Melupakan Perannya
etika dan etiket yang baik, memberikan Herman Musakabe Gubernur NTT
penghargaan dan ucapan terimakasih bagi periode 1993 – 1998 berpendapat “bahwa
yang patut menerimanya,” kata Bapak pada umumnya motivasi seseorang
Presiden Susilo Bambang yudoyono. menjadi PNS karena berpenghasilan
Sejak tahun 2004 akhir Bapak tetap dan ada jaminan hari tua (mendapat
Presiden Susilo Bambang yudoyono pensiun)”. Dalam blognya Ali Sudahri
telah menyampaikan kepada Gubernur, Ketua PC IPNU dan IPPNU Sumenep,
Bupati dan Walikota bahwa dari sekian menulis bahwa hampir dalam setiap
banyak tugas pimpinan, baik pusat tahun, pemerintah membuka pendaftaran
maupun daerah, ada tujuh hal yang harus rekruitmen CPNS dengna jumlah yang
digarisbawahi. Pertama, setiap pemimpin sangat banyak, bahkan sampai ribuah
harus mengurangi angka kemiskinan. tenaga PNS yang dibutuhkan oleh
Kedua, mengurangi pengangguran. pemerintah, untuk meningkat pelayanan
Ketiga, meningkatkan kualitas terhadap masyarakat Rekruitmen
pendidikan. Keempat, meningkatkan dilakukan dalam rangka mengisi
pelayanan kesehatan. Kelima, terus pos pemerintahan, sehingga proses
berikhtiar dengan kemampuan yang ada pemerintahan akan dapat berjalan dengan
membangun dan merawat infrastruktur. baik sesuai dengan harapan pemerintah
Keenam, membangun tata pemerintahan dan masyarakat.
Ali Sudahri Ketua PC IPNU dan berperan daripada dimensi ‘being’. Orang
IPPNU Sumenep berpendapat dalam cenderung berlomba-lomba ‘memiliki
konteks ini, perekrutan PNS, di satu sisi lebih’ (materi/uang) ketimbang menjadi
merupakan peluang yang sangat strategis ‘pribadi lebih’ atau ‘lebih bermartabat’.
bagi masyarakat, karena hal itu merupakan Akibatnya, dalam bekerja orang cenderung
momentum bagi masyarakat untuk mengabaikan semangat pelayanan.
bekerja dalam struktur pemerintahan Abbot Lawrence Lowell, Presiden
untuk mengabdi dan memberikan yang Harvard University (1930), mengatakan
terbaik bagi bangsa dan negara. Menjadi hal yang menarik tentang hubungan
PNS pada hakekatnya adalah menjadi antara pekerjaan, uang dan pelayanan,
abdi negara dengan tujuan luhur untuk sebagai berikut :
berkorban dan memberikan yang
terbaik bagi perjalanan negara, dengan “Siapa pun yang memandang pekerjaannya
cara memberikan pelayanan yang baik sebagai cara untuk menciptakan uang,
kepentingan masyarakat. Dengan kata sesungguhnya ia mendegradasikan
lain, menjadi PNS juga berkmakna pekerjaannya sendiri. Tetapi seseorang yang
peluang kerja dan mengabdikan diri untuk melihat pekerjaannya sebagai pelayanan
memperbaiki dinamika pemerintahan. kepada umat manusia, sesungguhnya
ia memuliakan pekerjaan dan dirinya
Sehingga dalam setiap momentum sendiri”.
rekruitmen CPNS, para peminatnya
kadangkala jauh lebih besar dari jatah
yang dibutuhkan oleh pemerintah. Jati Diri yang Perlu Dimiliki Seorang
Masyarakat berlomba-lomba untuk Pegawai Negeri Sipil
merebut untuk memberikan yang terbaik Komitmen Mengabdi
bagi negara, dengan cara bekerja sebagai
Ali Sudahri Ketua PC IPNU dan
abdi negara dalam pemerintahan. Hal
IPPNU Sumenep menulis pada dasarnya
itu sekaligus menunjukkan kalau minat
menjadi PNS adalah untuk mengabdi
masyarakat dalam menjadi PNS sangat
pada masyarakat dan negara. Menjadi
luar biasa, tetapi jika dilihat dari sisi lain,
PNS bukan mencari kewibawaan dan
bisa juga karena faktor masih besarnya
kharisma posisi atau bahkan mencari
jumlah pengangguran di tengah-tengah
peluang untuk memperdaya masyarakat,
masyarakat, sehingga rekruitmen CPNS,
tapi diarahkan untuk mengabdi dan siap
dianggap sebagai solusi mencari pekerjaan,
berkorban pada masyarakat, bangsa dan
bukan bagaimana mengabdi dan menjadi
negara. Semangat pengabdian inilah
abdi negara yang baik, dimana komitmen
yang melandasi pemikiran mereka yang
dan keikhlasan menjadi bagian penting
mengincar posisi sebagai PNS, sehingga
dalam diri mereka. Menurut Ali Sudahri
posisi yang nanti berhasil diraihnya akan
Ketua PC IPNU dan IPPNU Sumenep.
bisa dilaksanakan sesuai dengan visi dan
Herman Musakabe Gubernur NTT misi luhur sebagai PNS.
periode 1993 – 1998 berpendapat bahwa
Oleh karena itu, semangat
ada faktor-faktor yang mempengaruhi
mengabdi harus diutamakan dan
gaya hidup manusia masa kini antara
dimasukkan dihati setiap PNS dengan
lain berkembangnya faham materialisme
kuat, sehingga posisi sebagai PNS semata
yang mengutamakan kebendaan,
untuk dan demi tekat untuk mengabdi
hedonisme atau hidup untuk bersenang-
kepada masyarakat. Pengabdian adalah
senang, dan konsumerisme yang selalu
niatan luhur yang wajib dimiliki oleh
ingin memuaskan naluri konsumtif.
semangat mengabdi akan mampu
Konsumerisme sudah begitu merasuk
memperkuat basis kesadaran PNS untuk
kehidupan, sehingga orang merasa tak
memantapkan kinerja dan kerja-kerja nya
terpuaskan jika belum mengikuti arus
sebagai PNS dengan maksimal dan baik.
iklan, memenuhi diri dengan tawaran
Bukan PNS yang hanya memanfaatkan
produksi dan memuaskan naluri
posisinya tidak didasari oleh nilai-nilai
konsumtifnya. Dimensi ‘having’ lebih
pengabdian yang total. Inilah yang pada
gilirannya bisa menghambat proses kinerja lebih utama daripada dimensi “having”
dan sudah tentu akan sangat merugikan atau apa yang dimiliki. Sikap mental
terhadap masyarakat bangsa dan negara. untuk selalu memelihara martabat diri
Menurut Ali Sudahri Ketua PC IPNU dan harus dilandasi keimanan dan moralitas
IPPNU Sumenep. yang luhur. Sebagai orang beriman kita
Dalam memenuhi kebutuhan percaya bahwa dengan melayani sesama
masyarakat sebenarnya pegawai menjadikan seseorang lebih bermartabat
negeri sipil sedang memenuhi di hadapan sesama dan Tuhan. Lebih
kebutuhannya sendiri atau dengan baik melakukan pekerjaan-pekerjaan
kata lain dalam mensejahterakan orang kecil yang bisa meningkatkan martabat
lain sebenarnya pegawai negeri sipil diri Anda daripada berusaha memiliki
sedang mensejahterakan dirinya sendiri, banyak materi dengan cara-cara yang
sebab pemerintahan demokrasi adalah merendahkan martabat diri. Tidak sedikit
pemerintahan yang berasal dari rakyat, Abdi Negara yang mengakhiri masa
oleh rakyat dan untuk rakyat. tugas dengan kehilangan martabat diri
karena kasus-kasus hukum. Semua yang
Akhir-akhir ini persaingan dimilikinya tidak berarti dibandingkan
dalam dunia usaha telah mendorong dengan penderitaan karena kehilangan
perusahaan-perusahaan berlomba- harga diri. Sebaliknya, tidak sedikit Abdi
lomba meningkatkan pelayanan untuk Negara yang dapat mengakhiri masa
menarik pelanggan atau konsumen. tugas dengan baik karena mengabdi tanpa
Beberapa perusahaan swasta mulai cela, walaupun mereka tidak memiliki
menerapkan standar pelayanan tertentu banyak harta. Kebaikan, keutamaan
untuk meningkatkan kinerja lembaga dan dan pelayanan yang ditanam pada
perusahaan. Tidak hanya pada kualitas masa pengabdian Anda, akan menuai
pelaksanaan jasa pelayanan kepada kebahagiaan pada masa purnatugas.
pelanggan tetapi juga menentukan waktu Sebaliknya bila menanam keburukan
yang lebih singkat untuk suatu jasa selama bertugas, akan menuai akibat
pelayanan. Misalnya, beberapa rumah buruk pada masa purnatugas.
sakit berstandar internasional telah
menetapkan waktu maksimal untuk suatu
Kepemimpinan yang Melayani (Servant
jenis pelayanan dan bila melebihi waktu
Leadership)
tersebut maka pasien/penderita dapat
menyampaikan laporan pengaduan. Mereka yang diberi talenta untuk
menjadi pemimpin harus menyadari
Sebaliknya, pelayanan yang buruk
bahwa ia adalah hamba Tuhan dan pelayan
seringkali menghambat pembangunan
bagi rakyat yang dimpimpinnya. Orientasi
dan kemajuan daerah. Pelayanan yang
pemimpin-pelayan (Servant leader) adalah
buruk antara lain terlihat pada urusan
melayani dan bekerja dengan standar
birokrasi yang berbelit-belit, tidak ada
moral-spiritual. Ia lebih mengutamakan
kepastian waktu, serta pelayanan yang
terciptanya followership (kepengikutan)
berorientasi mendapat imbalan tertentu
daripada mengejar kekuasaan. Profesor
Robert E Kelley, pelopor pengajar
Martabat Follwership and Leadership mengatakan
Herman Musakabe Gubernur bahwa keberhasilan organisasi 80 persen
NTT periode 1993 – 1998 menulis sikap ditentukan oleh para pengikut (followers),
mental yang harus dimiliki sebagai selebihnya 20 persen merupakan kontribusi
seorang Abdi Negara adalah menjunjung pemimpin (leader). Pengikut yang bekerja
tinggi martabat diri dengan bekerja untuk dengan semangat dan memiliki komitmen
melayani masyarakat. Martabat atau penuh akan menentukan keberhasilan
harga diri seseorang tergantung dari apa tugas seorang pemimpin. Beberapa sifat
yang diperbuat untuk orang lain, bukan utama pemimpin-pelayan antara lain
karena apa yang dimilikinya. Dimensi adalah : mendorong pengikutnya untuk
“being” atau menjadi lebih bermartabat mengembangkan potensi diri, selalu
disebabkan oleh beberapa kelemahan esensinya secara aktif dan kreatif. Kurang
umum yang sering ditemukan dalam kondusifnya ”atmosfer” pendukung
proses penguasaan materi pembelajaran pasca proses pembelajaran sering kali
; lebih bertumpu pada kemampuan terjadi akibat budaya kerja birokrasi yang
menghafal, bukan memahami ; cenderung rutin, mapan dan ”feodalistik”
pemahaman secara tekstual, bukan sehingga kurang kondusif bagi perbedaan
pada kontekstual ; pemahaman secara pendapat, kreatifitas serta inovasi dan
superficial, bukan pada pendalaman ; pembaharuan.
pemahaman secara fragmental, bukan Alternatif Pemecahan Permasalahan
integral ; serta pemahaman secara linier,
bukan pemahaman secara sistematis. Pendekatan AFDHAL diharapkan
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
Berbagai kelemahan tersebut pendekatan untuk memecahkan tiga
diperparah lagi oleh berbagai keterbatasan kelemahan yang sering dhadapi oleh
materi pembelajaran yang disajikan para pelaku pembelajaran (pembelajar
dalam proses pembelajaran. Beberapa dan widyaiswara) dalam diklat aparatur
keterbatasan materi pembelajaran yang pemerintah tersebut di atas melalui
sering kali ditemukan adalah ; format pengoptimalan penerapan prinsip-prinsip
materi, volume materi, serta substansi dan pembelajaran dalam andragogi. Secara
aktualitas materi yang disajikan dalam tekstual, AFDHAL merupakan akronim
proses pembelajaran suatu diklat. Format dari Aku (Fahami, Dalami, Hayati,
materi yang umum disajikan berupa Amalkan dan Lestarikan). Konsep dasar
modul, yang seringkali ”kering” dan tidak pendekatan ini merupakan pengembangan
”merangsang”, dengan volume yang prinsip pembelajaran yang berorientasi
terkadang terlalu banyak dibandingkan pada pembelajar (learner oriented)
dengan alokasi waktu penyajian, serta menjadi pembelajaran yang berorientasi
substansi dan aktualitas yang sering pada pemenuhan kebutuhan pembelajar.
ketinggalan zaman.
Keenam aspek pendekatan
tersebut merupakan suatu kesatuan proses
3. Lemahnya Internalisasi dan
yang dapat dllaksanakan secara simultan
Aktualisasi Esensi Materi
dan berkelanjutan. Proses penerapannya
Pembelajaran
dilakukan dalam enam tahapan ;
Akumulasi dari kedua kelemahan penemukenalan AKU (jatidiri) para
tersebut bermuara pada lemahnya pelaku pembelajaran, pemahaman materi,
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai substansi dan esensi materi pembelajaran,
(values) yang bisa diserap dan diolah para pendalaman nilai-nilai dalam materi,
pembelajar dari proses pembelajaran yang substansi dan esensi pembelajaran,
mereka ikuti dalam diklat. Kelemahan penghayatan nilai-nilai tersebut oleh para
ini mungkin disebabkan oleh ; kurang pelaku pembelajaran, serta pengamalan
kondusifnya ”atmosfer” pendukung dan pelestariannya dalam berbagai aspek
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai kehidupan.
tersebut, baik selama proses pembelajaran,
Penerapannya dilaksanakan
maupun ketika mereka kembali bertugas
secara simultan melalui pengoptimalan
pada instansinya masing-masing setelah
peranserta dan kerjasama antara
proses pembelajaran.
pembelajar dan widyaiswara dalam enam
Kurang kondusifnya ”atmosfer” aspek pendekatan AFDHAL berikut ini:
pendukung dalam proses pembelajaran
1. AKU. Penemukenalan (identifikasi)
sering kali terjadi akibat dominannya jatidiri para pelaku pembelajaran
upaya menghabiskan materi sebagai basis penumbuhkembangan
pembelajaran ketimbang pendalaman dan
proses pembelajaran secara
pengembangan (behind & beyound) nya,
partisipatif dan sinergis.
sehingga kurang menyediakan rangsang
dan ruang bagi pembelajar mengeksplorasi
CATATAN REDAKSI :
Rubrik Kiat Praktis Kediklatan ini disajikan dalam format tulisan ilmiah
populer untuk menampung berbagai gagasan, pengalaman dalam
menghadapi dan memecahkan berbagai masalah praktis dalam dunia
kediklatan.
Sesuai dengan rubrikasi dan formatnya sebagai tulisan ilmiah populer,
tulisan yang disajikan dalam rubrik ini tetap mengacu pada kaidah-kaidah
umum penulisan ilmiah, disertai dengan literatur penunjang yang relevan,
walaupun pengutipan substansinya tidak seeksplisit tulisan ilmiah ”formal”
Kami tunggu tulisan dan tanggapan anda.
Redaksi Jurnal ”WidyaSwarA Badan Diklat Propinsi Kalimantan Timur
2010, hal 123), disebutkan bahwa reformasi birokrasi adalah proses yang dilakukan
secara kontinyu untuk mendesain ulang birokrasi, yang berada dilingkungan
pemerintah dan partai politik, sehingga berdaya guna dan berhasil guna ditinjau
dari aspek hukum dan politik.
Adapun dasar pemikiran perlunya dilakukan upaya reformasi ini di
Indonesia, ditentukan oleh; Pertama, perubahan paradigma sistem pemerintahan,
yaitu perubahan dari sistem pemerintahan yang otoriterian-sentralis ke sistem
pemerintahan demokratis-desentralisasi. Kedua, kondisi obyektif birokrasi
pemerintahan yang dirasakan sudah tidak relevan lagi, diantaranya terdapat
fakta-fakta; (1) Kelembagaan pemerintahan yang gemuk; (2) tidak didukung
SD - Aparatur yang memiliki etos kerja, karena lemahnya perhatian pada aspek
kesejahteraan; (3) sistem administrasi yang rumit dan berkonotasi berbiaya
ekonomi tinggi; (4) budaya kerja kurang berdisiplin, bahkan cenderung terjadinya
KKN; dan (5) kejenuhan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
pemerintah.
David Osborne dan Peter Plastrik (2001; hal 21); menegaskan bahwa dalam
dunia yang berubah dengan cepat, revolusi teknologi, persaingan ekonomi global,
pasar yang mengalami demassalisasi, masyarakat yang semakin terdidik dan kritis,
pelanggan (“masyarakat yang dilayani”) semakin menuntut dan keterbatasan
pembiayaan publik, maka penerapan birokrasi yang bersifat monopoli atas ke
bawah yang tersentralisasi, akan terjadi terlalu lamban, tidak responsif dan tidak
mampu menampung perubahan (inovasi).
Dari banyak pemikiran untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya
merujuk pada langkah-langkah reformasi mendasar yang diajukan oleh David
Osborne dan Ted Gaebler (1999), dimana reformasi yang relevan untuk dibahas
lebih lanjut adalah menjadikan Pemerintahan yang Kompetitif – Orientasi pada
Persaingan Kedalam Pemberian Pelayanan & Berjiwa Entrepreneur, dimana
perbedaan dengan sistem birokrasi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Perbandingan Sistem Birokrasi dengan Sistem Pemerintahan
Entrepreneur
Sistem Birokrasi Sistem Pemerintahan Entrepreneur
Mendayung (“bekerja”) sendiri - rowing Menyetir (“mengarahkan”) - steering
Melayani – service Memberdayakan – empowering
Menguasai sendiri – monompoly Adanya persaingan – competition
Digerakkan oleh aturan – rule driven Digerakkan oleh misi – mission driven
Menunggu anggaran – budgeting inputs Menghasilkan dana – funding outcomes
Dikendalikan oleh pelanggan/pembayar pajak – customer
Dikendalikan birokrat – bureaucracy driven
driven
Pengeluaran – spending Penghasilan/tabungan – earning
Penyembuhan – curing
Pencegahan – preventif
Berjenjang – hierarchy Keterlibatan/kerja kelompok – team work/ participation
Organisasi/kelembagaan – organization Pasar/keseimbangan banyak orang – market
Disalin ulang dari Syafuan Rozi Soebhan (2000; hal 5).
Merujuk pada pemikiran diatas, penerapan praktis yang saat ini menjadi
tren dilingkungan pemerintahan daerah adalah pembentukan unit pelayanan satu
atap (terpadu), yang semula diawali dengan pembentukan Sistem Administrasi
Manunggal Dibawah Satu Atap (SAMSAT) dalam hal pengurusan STNK dan
BPKB, yang didalamnya terdiri 3 (tiga) Instansi berbeda, yaitu Dinas Pendapatan
pelayanan satu atap ini, upaya inovasi kuat menghendaki kualitas pelayanan
tidak berorientasi pada produk, tapi medik lebih baik, dan tarif sepadan
lebih ditekankan pada pola kerja dengan dengan fasilititas dan tindakan medik
memanfaatkan perkembangan teknologi, yang diberikan.
guna lebih mempercepat proses
pelayanan. Berdasarkan konsepsi tadi,
maka pembentukan SBU dilakukan
Implementasi lainnya yang dengan membentuk Paviliun, yang
dapat dijadikan rujukan dalam dapat diidentikan dengan perusahaan
penerapan sistem pemerintahan kecil, dengan struktur organisasi yang
entrepreneur adalah diberlakukannya ramping dan lebih menekankan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 pada pelaksanaan fungsi, keputusan
tentang Badan Layanan Umum (BLU). operasional dilimpahkan sepenuhnya,
Konsepsi BLU ini pada prinsipnya sehingga pelayanan dapat
pemberian desentralisasi pengelolaan dilaksanakan dengan profesional,
keuangan bagi organisasi pemerintahan cepat dan tepat waktu.
yang ditetapkan menjadi BLU,
baik oleh Presiden bagi organisasi Aliansi strategis terjadi dalam
Pemerintah Pusat maupun Gubernur/ skala internal, berupa kemitraan
Bupati/Walikota untuk organisasi antar Instalasi, misalnya dari
pada tingkat pemerintahan provinsi/ Instalasi Penunjang Medik berupa
kabupaten/kota. Unit Laboratorium dan Radiologi,
akan akan berperan menyediakan
Desentralisasi dimaksudkan layanan uji lab dan foto rontgen yang
dapat berdampak terhadap terjadinya diperlukan untuk diagnosis medik
“reinventing”, karena organisasi lanjutan, tanpa SBU bersangkutan
bersangkutan secara fungsional membentuk unit kerja tersendiri untuk
dapat melakukan perombakkan keperluan tersebut.
bidang usaha-nya dalam rangka
meningkatkan pelayanan, tanpa Tanggungjawab sosial
menimbulkan perubahan struktur diwujudkan dalam bentuk subsidi
organisasi yang berlaku menurut silang (cross subsidiary), keuntungan
ketentuan pemerintah. Umumnya, SBU (“Paviliun”) digunakan
perombakkan tersebut mengarah pada untuk menutup kekurangan biaya
pembentukan Strategic Bussiness Unit operasional kesehatan bagi pasien
(SBU), dan sesuai dengan pemikiran tidak mampu (kelas ekonomi).
Riq Duques Paul Gaske, maka SBU Bukankah ini landasan pemikirannya
tadi sesuai dengan kecenderungan dapat dibenarkan oleh Milton
strategi organisasi masa depan, yaitu Friedman, sebagaimana disadur oleh
bertindak seperti perusahaan kecil dan Peter Drucker; tidak mungkin peran
menciptakan fungsi organisasi yang sosial dikedepankan tanpa terlebih
ramping dan bernilai tambah tinggi. dahulu mewujudkan kinerja ekonomi
(profit).
Dari gambaran diatas,
Dilingkungan jasa layanan pembentukan SBU dilingkungan RSUD
kesehatan, khususnya RSUD; mengandung banyak pemenuhan
pembentukan SBU dilakukan pada prinsip-prinsip sistem pemerintahan
Instalasi Rawat Inap (IRNA), yang entrepreneur, yaitu antara lain :
orientasinya sudah mengarah pada
fungsi ekonomi (profit oriented), 1. Memberdayakan (empowering)
tanpa melepaskan fungsi sosial-nya. semua potensi yang ada untuk
Konsepsi dasarnya adalah pelanggan memberikan pelayanan melalui
(“pasien”) sebagai pengendali (pencipta kerjasama tim (team work),
pasar), dimana pelanggan yang dengan melakukan kemitraan
memiliki latar belakang ekonomi yang dan sekaligus menjadikan adanya
Abstrak
memberi nilai tambah dari dalam sentral dari negara anggota, lahirnya
negeri ke luar negeri. Indonesia Undang-Undang no 23 tersebut tentu
dikeruk hasil hutan dan mineralnya sejalan dengan kemauan IMF. Lantas
dengan nilai tambah yang minimal, hal ini menyisakan pertanyaan besar
nilai tambah yang lebih besar – siapa yang mengendalikan uang
dinikmati oleh para pemain asing. di negeri ini?. Dengan Undang-
7. Pemerintah harus mencabut larangan undang ini Bank Indonesia memang
ekspor minyak sawit dan boleh akhirnya mendapatkan otonominya
menggantinya dengan pajak ekspor yang penuh, tidak ada siapapun yang
maksimum 40 %. Minyak goreng yang bisa mempengaruhinya (Pasal 4 ayat
sangat dibutuhkan oleh penduduk 2) termasuk Pemerintah Indonesia.
negeri ini, yang waktu itu sempat Tetapi ironisnya justru Bank Indonesia
langka – justru harus di ekspor lagi- tidak bisa lepas dari pengaruh IMF
lagi untuk kepentingan pihak asing – karena harus tunduk pada Articles of
dimana lagi mereka bisa memperoleh Agreement of the IMF.
minyak sawit yang masih murah ? 4. UU No. 19/2003 tentang Privatisasi
8. Pemerintah harus menambah saham yang BUMN. Sejak UU ini dikeluarkan
dilepas ke publik dari Badan Usaha Milik maka ada 44 BUMN yang akan
Negara, minimal hal ini harus dilakukan dijual (Gatra, 14 – 20 Februari 2008).
untuk perusahaan yang bergerak di Nasionalisme kita mengajarkan
telekomunikasi domestik maupun bagaimana kita mengolah sendiri
internasional. Diawali kesepakatan kekayaan alam yang diberikan Tuhan
dengan IMF inilah dalam waktu yang demi kemakmuran rakyat. Bukan
kurang dari lima tahun akhirnya kita sebaliknya dengan alasan globalisasi
benar-benar kehilangan perusahaan kita justru mengobral aset bangsa
telekomunikasi kita yang sangat vital dengan nilai yang tidak wajar hanya
yaitu Indosat. untuk memperoleh pujian asing
dan keuntungan segelintir orang
9. Pemerintah harus mencabut larangan (Bawazier, 2006).
investor asing masuk dalam bisnis ritel
dan penjualan skala besar. 5. UU No. 25/2007 tentang Penanaman
Modal.
Kebijakan pemerintah Indonesia paska Kesepakatan RI dengan IMF
perjanjian dengan IMF: diatas, baru 9 dari 50 butir kesepakatan
pemerintah Indonesia dengan IMF. Namun
1. UU No. 10/1998 tentang Perbankan. dari contoh-contoh ini, dengan gamblang
2. Kepres No. 99/1998 & Keputusan kita bisa membaca begitu kentalnya
Menteri Penanaman Modal No. 23/ kepentingan korporasi asing besar,
SK/1998 tentang investasi asing. pemerintah asing dan institusi asing atau
sering disebut dengan Korporatorkrasi
3. UU No. 23/1999 tentang Bank
(Perkins, 2009) yang mendiktekan
Indonesia. Pertanyaannya adalah,
kepentingan mereka ketika kita dalam
seandainya Indonesia masih berdaulat
posisi yang sangat lemah, yang diawali
mengapa untuk membuat Undang-
oleh kehancuran atau penghancuran nilai
Undang yang begitu penting harus
mata uang Rupiah kita.
dipaksakan oleh pihak asing? Kalau
Undang-Undangnya dipaksakan oleh
pihak asing – yang diwakili oleh IMF Sejarah Kembali Berulang
waktu itu, terus untuk kepentingan Penjajahan ekonomi ala IMF ini
siapa Undang-Undang ini dibuat?. mirip dengan catatan sejarah kita 400
Dalam salah satu pasal Articles of tahun lalu, berikut model penjajahan
Agreement of the IMF (Arcticle V VOC. Menurut Suryanegara, (2009), pada
section 1) memang diatur bahwa IMF abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak
hanya mau berhubungan dengan bank dikuasai secara langsung oleh pemerintah
Kesimpulan
Daftar Pustaka
ian dan disiplin ilmu yang dimi- korupsi yang berakibat buruk ter-
liki, akan menimbulkan berbagai hadap kemajuan unit organisasi
dampak negatif antara lain kesuli- kerja itu sendiri.
tan dalam pelaksanaan tugas, bek-
erja tidak maksimal, cemburu so-
sial bahkan mampu menurunkan ALTERNATIF PEMECAHAN
semangat kerja. MASALAH
RUJUKAN KEPUSTAKAAN
1. Hasibuan, Malayu S.P. 1997.
Manajemen Sumber Daya Ma-
nusia. PT. Gunung Agung,
Jakarta.
2. Hutabarat, Jemsly, Huseini,
Martani, Manajemen Strategik
Kontemporer : Strategi di Ten-
gah Operasional, 2007, Elex Me-
dia Komputindo, Jakarta.
3. Mathis, Robert L., Jackson, John
H., 2006, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Penerbit Salem-
ba Empat Jakarta.
4. Soetjipto, Budi W., 2008, HR
Excellence 2007 Kisah Sukses
Para Kampiun SDM, Penerbit
Salemba Empat Jakarta
5. Psikologi Zone, ads by Klikyasa.
com
6. Bidansmart.files.wordpress.
com
V. PENERBITAN
2. Dewan Redaksi
Secara garis besar tata cara atau
Dewan redaksi terdiri dari kum-
proses penerbitan kumpulan jurnal ilmiah
pulan atau tim ahli yang berfungsi untuk
berkala adalah sebagai berikut:
menyeleksi bahan-bahan jurnal ilmiah
yang akan diterbitkan. Proses seleksi di- 1. Penerimaan dan pengumpulan
lakukan dengan mengadakan semacam manuskrip karya tulis atau jurnal ilm-
sidang (rapat) untuk menilai jurnal ilmiah iah dari para penulis yang ditujukan
mana yang layak untuk diterbitkan. pada redaksi.
Dewan redaksi dapat terdiri dari 2. Penyeleksian format penulisan oleh
5 – 8 orang staf ahli yang diambil dari Pimpinan Redaksi, jika dianggap
para widyaiswara dan/atau staf ahli lain kurang memenuhi persyaratan maka
yang ada di lingkungan provinsi Kalim- manuskrip dapat dikembalikan kepa-
antan Timur. Pemilihan formatur Dewan da penulis untuk disempurnakan.
Redaksi dapat dilakukan sesuai kesepaka- 3. Penyeleksian jurnal ilmiah oleh Dew-
tan antar widyaiswara. an Redaksi, berdasarkan hasil sidang
atau rapat antar Dewan Redaksi un-
3. Alamat Redaksi tuk memutuskan jurnal mana saja
Redaksi dapat dialamatkan pada yang layak untuk diterbitkan.
Sekretariat Widyaiswara, Badan Pendidi- 4. Pembuatan tata letak (lay-out) kum-
kan dan Pelatihan Provinsi Kalimantan pulan jurnal ilmiah, beserta desain
Timur, Jalan H.M. Riffadin Samarinda grafisnya agar tampilan buku jurnal
Seberang. Telepon: (0541) 7270208. E-mail ilmiah menjadi menarik.
: jurnal.widyaswara@gmail.com Web : 5. Pencetakan kumpulan jurnal ilmiah,
4. Pembuatan tata letak (lay-out) kumpulan jurnal ilmiah, beserta desain grafisnya agar
www.jurnalwidyaswara.blogspot.com dengan melibatkan percetakan swasta
tampilan buku jurnal ilmiah menjadi menarik.
atau jika dimungkinkan mencetak
5. Pencetakan kumpulan jurnal ilmiah, dengan
sendirimelibatkan percetakanperalatan
bila mempunyai swasta atau jika
dimungkinkan mencetak sendiri bila mempunyai
percetakan peralatan percetakan yang
yang memadai.
memadai. 6. Publikasi dan sirkulasi jurnal ilmi
6. Publikasi dan sirkulasi jurnal ilmiah.
Pencetakan Jurnal