You are on page 1of 63
 
1
BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal pikiran, tentunya akan selalu berupayamenjadikan hidup dan kehidupannya menjadi lebih baik, lebih beradab, dan lebihsejahtera dari sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah salahsatu bentuk kekuatan pikir manusia dalam menghadapi alam (lingkungan) di mana ia berada, manusia bertindak/berbuat bukan sekadar untuk
 survive
 (bertahan hidup) tetapimanusia terlahir sebagai sosok pembaharu bagi lingkungannya. Hal inilah yangmembedakan antara manusia dan mahluk lain di muka bumi ini, betapapun hebatnyaseekor Anjing dalam mengendus jejak kejahatan sebagaimana dilakukan oleh anjing pelacak, ternyata ia tidak mampu menjadikan hidupnya lebih baik atau dalam kasus yanglebih sederhana, tidak ada seekor anjing pun yang sadar mau berbagi dan bertukar makanan dengan kawannya, anjing tetaplah anjing yang tidak memiliki pikiran dan perasaan sebagaimana yang dimiliki manusia.Dengan akal pikiran yang dimilikinya, manusia mampu melangsungkan danmengembangkan kehidupannya sesuai dengan waktu dan ruang yang ia tempati (hidup disegala zaman). Dalam hal ini manusia secara kolektif meyakini adanya nilai-nilai, budaya, doktrin dan kebenaran yang mesti dilestarikan dengan cara ditransfer kepadagenerasi berikutya. Pada generasi yang lahir kemudian akan melakukan verifikasi dan pengembangan ke arah yang lebih sesuai dengan kondisi zaman, tentunya dilakukan olehsebuah kelompok atau lembaga yang bernama pendidikan.Sosok pendidikan sebagaimana juga manusia dapat dikatakan sangat kompleks,karena terkait dengan berbagai aspek kehidupan dan kepentingan-kepentingan sepertiideology, politik, sosial, budaya, agama, ekonomi, kemanusiaan, dan lain sebagainya. Disinilah terkadang kurikulum menjadi ajang berbagai kepentingan, ada sebagian kalanganyang menginginkan pendidikan itu berbasis kepada agama, sehingga memunculkan pendidikan yang berbasis atau bercorak agama tertentu, namun ada juga yangmengharapkan pendidikan itu bersifat profan (keduniaan). Di lain sisi, pemerintah
 
2sebagai manifest organisasi politik juga menginginkan pendidikan atau kurikulum yangdapat menopang dan mendukung ideology-ideologi politiknya.Oleh karena itu, karakter pendidikan pada hakikatnya merupakan pencerminan darikondisi Negara (karakter-karakter manusia yang ada di dalamnya) yang menggambarkanambisi-ambisi para pemimpin dan kekuatan-kekuatan social-politik yang sedang berkuasa. Dengan sendirinya pendidikan juga merupakan refleksi dari orde penguasayang ada. Contohnya, dalam Negara yang bercorak demokratis yang warga negaranyamenghargai sifat-sifat unik dari setiap person, akan Nampak system pendidikannya yangsangat memperhatikan dan mengembangkan keunikan masing-masing pribadi dankebebasannya. Di sisi lain, di Negara totaliter dengan pemerintahan yang menguasaisegala-galanya lewat kekuasaan absolutnya, pemerintah membatasi kebebasan individudengan memberikan pendidikan yang uniform bagi semua anak didik. System pendidikannya Cuma satu, yaitu mencerminkan ide-ide politik untuk mendominir rakyat.Kartini Kartono (1977:77-82).Di samping itu, wujud pendidikan dapat dipahami sebagai lembaga atau institusi,system, administrasi dan birokrasi, perilaku dan proses belajar-mengajar, bangunankeilmuan, dan lain sebagainya. Ini semua mengindikasikan bahwa pendidikan itu tidak dapat berdiri sendiri, dan mengandung makna yang bias secara fenomenal.Pencarian terhadap esensi pendidikan seperti apa, bagaimana dan untuk apa pendidikan itu sebenarnya diselenggarakan telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu,sampai saat ini, para ahli pendidikan memberikan kesimpulan terhadap unsure-unsur dasar dalam pendidikan yaitu: 1) adanya pemberi, 2) penerima, 3) tujuan baik, 4) carayang baik dan 5) konteks yang positif. Dengan adanya lima unsure dasar ini, pendidikandapat dirumuskan sebagai aktivitas interaktif antara pemberi dan penerima untuk mencapai tujuan dengan cara yang baik dalam konteks yang positif (Muhadjir, 2000: 1-8)
B.Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahandalam makalah ini sebagai berikut : 1.Apakah yang dimaksud dengan filsafat Pendidikan?2.Bagaimana perkembangan Filsafat Pendidikan?
 
3
C.Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan.2.Untuk mengetahui perkembangan Filsafat Pendidikan.
D.Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:1.Dapat meningkatkan pemahaman tentang Filsafat pendidikan.2.Dapat mengembangkan pemikiran tentang perkembangan Filsafat Pendidikan.3.Dapat dapat merilai dan menguji kebenaran tentang filsafat dan filsafat pendidikan.

Reward Your Curiosity

Everything you want to read.
Anytime. Anywhere. Any device.
No Commitment. Cancel anytime.
576648e32a3d8b82ca71961b7a986505