You are on page 1of 49

WAWANCARA STUDIO

Oleh : Sainuddin, S.Sos

Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus opini mempunyai nilai tambah, lebih-lebih
kalau yang menjadi sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan opini
yang dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali baru dan belum pernah
dikemukakaan kepada media lain.

Persiapan Materi Wawancara

Persiapan Wawancara Untuk melakukan wawancara memerlukan persiapan dengan


langkah-langklah sebagai berikut:

Pertama, sebelum melakukan wawancara harus menguasai persoalan yang akan


dipercakapkan, kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum
sampai detail.

Kedua, tahapan berikutnya menentukan arah permalahan yang digali dengan


dilengkapi berbagai berita berkaitan dengan bahan yang akan dijadikan bahan
wawancara.

Ketiga, setelah menentukan permasalahan, menetapkan siapa-siapa saja yang akan


menjadi nara sumber untuk diwawancarai. Dalam hal ini harus jelas kriterianya
mengapa dalam masalah ini harus mewawancarai nara sumber tersebut.
Keempat, mengenali sifat-sifatnya yang akan menjadi nara sumber sebelumterjadi
wawancara. Untuk mengenali lebih dekat nara sumber, bertanya kepada oranglain yang
tahu atau dekat dengan nara sumber, atau membaca tulisan dan riwayat hidup
termasuk hobi, keluarganya, dan kesukaan lainnya.

Kelima, sebelum bertatap muka membuat janji dulu sebelum melakukan wawancara,
untuk meminta dan m,enentukan kapan waktu yang luang dan tepat tepat untuk
melakukan wawancara, karena biasanya sumber berita person yang sibuk, sehingga
pengaturan waktu cukup ketat.

Keenam, yang tak kalah pentingnya persiapan mental untuk mengadakan wawancara,
karena masing-masing pribadi punya karakter yang berbeda, sehingga diperlukan
membaca karakter calon nara sumber.

Persiapan peralatan

Persiapan Peralatan yang diperlukan antara lain, bloknote, ballpoint, tape recorder atau
kamera kalau memang diperlukan. Dianjurkan untuk berpakaian rapi dan menghindari
penampilan yang kurang sopan. Persiapan-persiapan tersebut penting untuk mendapat
perhatian, karena jangan sampai mempermalukan diri sendiri, lebih-lebih lembaga yang
menjadi induk dari kegiatan wawancara ini. Dengan persiapan yang matang insya Allah
mampu menggali sumber berita atau informasi yang diperlukan untuk mengembangkan
berita dan sekali lagi sebelum bertemu dengan nara sumber cek ulang peralatan
jurnalistik.

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus mampu menemukan orang yang,
sesuai dengan bidang dan keahlian, atau bisa juga karena hobi terkait dengan
permasalahan yang akan menjadi topik wawancara. Misalnya, soal kerusakan
lingkungan tentunya wawancara di arahkan kepada orang-orang menguasai masalah
tersebut, sehingga pembicaraan ‘nyambung’. Kalau sudah ada janji mau wawancara
dan waktu sudah ditentukan maka sudah selayaknya menepati waktu yang sudah
disepakati bersama. Namun wawancara itu bisa dilakukan di manadan kapan saja, asal
sama-sama dalam kondisi yang memang sifatnya serba mendadak, tetapi penguasan
masalah tetap harus dipegang, supaya informasi yang didapatkan sesuai dan memberi
nilai tambah pada berita yang diharapkan. Wawancara bisa dilaksanakan di mana saja,
seperti di depan pintu, ketika nara sumber sedang masuk mobil asal nara sumber
memberi kesempatan seperti itu. Namun itu diperlukan persiapan matang dari
wartawan yang bersangkutan, terutama pengenalan lebih dulu pewancara dengan nara
sumber. Pelaksanaan Wawacara

Tiba saatnya wawancara yang perlu mendapat perhatian hal-hal sebagai berikut:

Menjaga Suasana Ini sangat penting dalam pelaksanaan wawancara dibuat lebih rileks,
sehingga berjalan dengan santai tidak terlalu formal meskipun membahas masalah
yang serius. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan baik memerlkan waktu,
karena itu sebelummemasuki materi yang akan dipercakapkan lebih enak kalau dibuka
dengan hal-hal yang umum. Misalnya, soal keadaan nara sumber baik itu masalah
kesehatan, hobi dan sebagainya yang mungkin menyetuh hati. Meski sifat basa-basi ini
diperlukan untuk menarik simpati supaya nara sumber sehibngga tidak terlalu pelit
dengan pernyataan atau pendapat baru. Kecuali kalau pewawancara sudah sangat
dekat basa-basi itu bisa dikurangi, lebih-lebih kalau memang waktu untuk wawancara
sangat terbatas, pewawancara harus tanggap. Itupun juga kita dibicarakan sebelum
melangsungkan wawancara. Dalam menjaga suasana ini sudah selayaknya dilakukan,
antara lain jangan membuat nara sumber marah atau tersinggung, sehingga
percakapan langsung diputus. Jangan marah-marah atau memojokkan nara sumber.
Bersikap Wajar Dalam wawancara seringkali berhadapan dengan nara sumber yang
benar-benar pakar, tetapi tidak jarang yang dihadapi tidak menguasai persoalan.
Namun demikian tidak perlu rendah diri atau merasa lebih tinggi dari nara sumber,
seharusnya bisa mengimbangi atau mengangkatnya.

Pewawancara juga harus bisa mencegah supaya nara sumber tidak berceramah,
karena itu persiapan menghadapi berbagai karakter ini sangat diperlukan. Karena itu
dalam persiapan wawancara ini diperlukan,menguasai materi, selain menguasai nara
sumber dan pandai-pandai membawakan diri agar tidak direndahkan.

Apabila menghadapi nara sumber yang tidak menguasai masalah bisa mengarahkan
tetapi tanpa harus menggurui, sehingga bisa memahami persoalan yang akan digali.
Memelihara Situasi Secara sadar sering terbawa emosi, sehingga lupa sedang
menghadapi nara sumber, karena itu dalam wawancara harus pandai-pandai
memelihara situasi supaya mendapat informasi yang dibutuhkan dan jangan sampai
terjebak ke dalam situasi perdebatan dengan nara sumber yang diwawancarai. Juga
perlu dihindari situasi diskusi yang berkepanjangan atau bertindak berlebihan sampai
menjurus ke arah interograsi apalagi menghakimi. Misalnya, wawancara dengan
seorang direktur rumah sakit terkait dengan kasus flu burung, karena etika kedokteran,
sehingga harus dijaga dirahasiakan. Namun pewawancara memaksakan kehendak,
sehingga menimbulkan ketegangan dan menghakimi direktur tersebut, bukan mendapat
informasi malah tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam menghadapi
kasus seperti itu pewawancara harus mampu mencari celah untuk kembali pada situasi,
agar mendapatkan informasi yang lebih jelas.

Tangkas Menarik Kesimpulan Pada saat wawancara berlangsung dituntut untuk secara
setia mengikuti setiap jawaban yang diberikan nara sumber untuk menarik kesimpulan
dengan tangkas. Dengan kesimpulan yang tepat wawancara terus bisa dilanjutkan
secara lancer. Kesalahan yang sering dilakukan wartawan pada saat mengambil
kesimpulan kurang tangkas, sehingga nara sumber harus mengulang kembali apa yang
telah disampaikan. Kalau itu terjadi berulangkali maka akan membuat nara sumber
bosan, sehingga wawancara tidak berkembang, membuat pintu informasi menjadi
tertutup. Akibat yang paling parah kehilangan sumber berita, karena nara sumber takut
salah kutip. Bagi nara sumber yang teliti dan kritis, satu persatu kalimat akan menjadi
pengamatan. Salah kutip ini harus dihindari dalam setiap wawancara, Jangan takut
minta pernyataan diulang atau bahkan ada kata yang kurang jelas seperti ucapan
bahasa Inggris harus selalu dicek kebenaran arti dan ejaannya.

enjaga Pokok Persoalan Menjaga pokok persoalan sangat penting dalam setiap
wawancara agar dalammenggali informasi mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya dan hasil yang memuaskan. Seringkali dalam menjaga pokok persoalan ini
diliputi perasaan rikuh kalau kebetulan ayng diwawancari pejabat atau mempunyai
otoritas dalam hal tertentu. Serngkali untuk menjaga situasi ini ada anjuran
pewawancara mengikuti apa yang dikatakan nara sumber

Meski harus mengikuti pembicaraan nara sumber diharapkan tidak lari dari pokok
persoalan bahkan berusaha mempertajam pokok masalah, agar tetap mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. Contohnya, untuk mendapat gambaran yang lebih jelas
tentang kerusakan lingkungan, pada awalnya memang bercerita tentang lingkungan
tetapi di tengah-tengah pembicaraan membelok ke arah lain dan menyimpang dari
pokok persoalan. Kalau sudah demikian maka yang dilakukan segera mengembalikan
inti persoalan. Kritis Sikap kritis perlu dikembangkan dalam wawancara agar mendapat
informasi yang lebih terinci dan selengkap-lengkapnya. Untuk itu diperlukan kejelian
dalam menangkap persoalan yang berkaitan dengan pokok pembicaraan yang sedang
dikembangkan. Jeli dan kritis merupakan kaitan dengan kemampuan menangkap setiap
kata dan kalimat yang disampaikan oleh nara sumber.
ekritisan tersebut tidak hanya menyangkut pokok persoalan, tetapi juga menangkap
gerakan-gerakan yang diwawancarai. Berkait dengan pokok persoalan kalau kritis
menangkapnya maka bisa meluruskan data bila nara sumber salah
mengungkapkannya. Baik itu tentang angka, tempat kejadian dan sebagainya. Ini
penting sebagai bahan untuk menuliskan laporan, sehingga benar-benar utuh dan
penuh warna. Kalau perlu ketika nara sumber sedang memberikan keterangan dalam
keadaan gelisah, terus menerus mengepulkan asap rokok dan sebagainya, hal ini harus
ditangkap sebagai isyarat yang bisa dituangkan dalam tulisan. Dengan demikian
pembaca mendapat gambaran utuh dan laporan tidak kering. Sopan Santun Dalam
wawancara sopan santun perlu dijaga, karena ini menyangkut etikat pergaulan di dalam
masyarakat yang harus mendapat perhatian dan dipegang teguh. Dalam menghadapi
nara sumber kendali sudah mengkenal betul, tidak bisa bersikap sembarangan,
sombong atau perilaku yang tidak simpatik lainnya. Bila akan merokok, sementara nara
sumber tidak merokok harus minta izin. Apalagi kalau ruangan tempat wawancara ber-
AC maka sopan santun perlu dijaga. Di awal maupun di akhir wawancara jangan lupa
mengucapkan rasa terima kasih kepada nara sumber,. Karena telah memberikan
kesempatan dan mendapatkan informasi dari hasil wawancara. Pada akhir wawancara
pesan kepada nara sumber untuk tidak keberatan dihubungi bila ada data yang
diperlukan ternyata masih kurang. Hal-hal praktis yang perlu mendapat perhatian dalam
mengadakan wawancara berkaitan dengan sopan santun: Tidak perlu gusar bila nara
sumber yang menjadi target wawancara menolak dengan alasan sibuk. Mencoba dan
mencoba lagi, agar diberi waktu untuk wawancara merupakan suatu upaya, sampai
mendapat kesempatan untuk membuat perjanjian waktu. Untuk mendapat perjanjian
bisa melalui telepon atau mendatangi langsung kantor atau rumahnya.

ihindari datang terlambat pada saat akan melakukan wawancara dan lebih baik datang
lebih awal. Jangan sampai salah mengeja nama orang yang diwawancarai dan lebih
baik minta kartu nama atau paling tidak ketika nama nara sumber itu sulit dieja diminta
dengan hormat untuk menuliskan di bloknote yang digunakan untuk mencatat hasil
wawancara. Cek kembali peralatan tulis apakah sudah lengkap, karena kalau sampai
ada peralatan tidak terbawa bisa membuat suasana awal dari wawancara menjadi
kurang berkesan.

Persiapan Teknis

™ Alat perekam. Dalam wawancara yang dipakai untuk pengumpulan bahan, mungkin
ini tak begitu diperlukan. Tapi untuk wawancara khusus, perekam jadi sangat penting.
Selain ingatan kita terbatas, ini untuk menghindari adanya salah pengertian dan keliru
menuliskan angka, singkatan dan sebagainya.
™ Notes. Selain untuk membantu ingatan, catatan-catatan kecil bsia sangat membantu.
Toh tak semua pekerjaan wawancara bisa dilakukan oleh alat perekam. Kalau bisa
menulis steno, tentu akan sangat membantu. Malah tanpa perekam pun tak jadi soal.
Jika steno tak bisa, jadikanlah notes sebagai panduan.

Misal:

menit 5 pernyataan menarik soal

menit 15 kutipan untuk judul

menit 30 data-data statistik.

Persiapan Non-teknis

™ Referensi. Jangan pernah melakukan wawancara dengan kepala kosong. Paling


tidak, kuasailah pokok persoalan. Semakin banyak semakin baik. Bukan untuk
mengajak nara sumber debat, paling tidak kita tidak mudah dikelabui nara sumber.

™ Background nara sumber. Selain kapasitasnya, juga pribadinya. Kelak ini akan
membantu saat kita sudah melakukan wawancara. Kita bisa memulai wawancara
terasa santai dan mengalir jika tahu karakter nara sumber.

Beberapa hal penting


Dengar dan perhatikan. Simaklah apa saja yang disampaikan nara sumber. Tanyakan
kalau kurang jelas atau ada informasi yang kurang lengkap. Bisa disela, tapi lebih baik
sesudah sumber selesai bicara.

Buatlah nara sumber terasa nyaman. Ini trik klasik agar kita bisa menggali informasi
sebanyak-banyaknya. Bisa dengan mewawancarai dia di kantornya atau dari sikap
bertanya kita yang tak boleh seperti polisi saat menginterogasi pelaku kejahatan.

Mengawali wawancara. Awalnya, tanyakan hal-hal yang lebih ringan atau yang
menjadi interestnya sebelum akhirnya kita berbelok pelan ke inti persoalan. Tapi,
hindari basa-basi. Kalau nara sumber tak bisa menerima sendirian alias mesti ramai-
ramai, tembak langsung dengan inti persoalan. Kalau punya pertanyaan yang bisa
menyinggung perasaan, tanyakan di akhir kesempatan setelah semua soal lain
terjawab.

Memilih pertanyaan, Pertayaan yang baik adalah separuh dari jawaban itu yang
sering kita dengan dalam seni berwawancara, Frinsipnya kita jangan hanya menerima
apa saja yang dikatakan narasumber, Kalau perlu bersikaplah curiga, tapi jangan
kelihatan, Jika kita punya data atau refrensi yang memadai, Anda bisa menyelanya atau
mengkonfrontir data jika ada yang dianggap tidak akurat, Pertayaan ”apakah benar
anda melakukan pertemuan dengan Si A” akan mendapatkan jawaban beda dengan
”Apa yang anda bicarakan dalam pertemua dengan si A di Hotel Mulia?”

Evaluasi catatan. Di sela-sela wawancara, liriklah notes; adakah data yang kurang
atau sesuatu yang tak jelas? Kalau ya, tanyakan. Atau, tanyakan kepada nara sumber,
masih adakah yang perlu disampaikan tapi lupa ditanyakan?

Mengakhir wawancara. Tanyakan nomor kontak nara sumber, baik rumah, kantor atau
handphone. Katakan bahwa kemungkinan Anda akan menghubungi dia lagi lain waktu.
Jangan lupa ucapkan terima kasih.

TAHAPAN PRODUKSI PROGRAM ACARA


Secara umum dibagi menjadi 3 bagian Pra Produksi Produksi Pasca Produksi

BRAIN STORMING

Membuat /menentukan detail konsep bersama-sama dengan Producer, Creative


Melakukan analisis script/scenario /rundown berdasarkan konsep/ ide yang telah
disepakati

Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi : Kamera, Lighting, Audio dan


perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program KOORDINASI Melakukan
koordinasi dengan crew pendukung teknis meliputi : TD, Kameraman, Switcherman,
Audioman, Lightingman menyangkut konsep acara dan kebutuhan peralatan produksi
Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan Producer dan Creative

EKSEKUSI

Membuat /menentukan bloking kamera Melakukan supervisi terhadap penataan set


panggung, lighting, kamera, audio, switcher, CG etc.

Bersama-sama TD memastikan kesiapan perangkat teknis lainnya

Memandu jalannya Gladi Bersih bersama FD

Berkoordinasi dengan producer dan krabat kerja yang lain

Melakukan Briefing bersama seluruh crew pendukung acara mengenai rundown acara
SHOOTING PROGRAM ( Live / Taping ) Mengarahkan produksi Program Acara
EVALUASI

Bersama Producer dan crew pendukung teknis lainnya melakukan evaluasi

EDITING

Mengikuti proses editing program

Bila Dibutuhkan

Rundown

Untuk sebuah produksi televisi, rundown merupakan panduan yang dijadikan acuan
seorang program director atau pengarah acara dalam menjalankan sebuah acara
televisi. Rundown biasanya disusun oleh produser dan didiskusikan dengan tim
produksi. Format pembuatan rundown tidak mutlak, sangat tergantung dari karakteristik
format acara televisi itu sendiri. Rundown format berita misalnya agak sedikit berbeda
dengan rundown untuk acara berformat non drama ( quiz, gameshow, music, variety
show,magazine ,dll).

Rundown merupakan susunan isi cerita dari sebuah program acara yang dibatasi oleh
durasi(panjangnya item acara), segmentasi dan deskripsi atau bahasa naskah.

Untuk acara berdurasi 30 menit biasanya dibagi menjadi empat segment, namun
beberapa acara berdurasi setengah jam ini juga kadang terbagi menjadi 3 segment.
Sedangkan acara berdurasi 60 menit biasanya terbagi atas 5 atau 6 segment. Salah
satu fungsi pembuatan segmentasi ini adalah untuk keperluan penempatan commercial
break atau iklan. Misalnya, total konten program acara berdurasi 30 menit adalah 24
menit,sisanya yang 6 menit untuk iklan.

Selain kolom “Segment”, hal penting lainnya adalah “Description”. Di kolom ini
dijelaskan tentang apa saja isi dari setiap segment. Sedangkan jika ada catatan penting
lainnya, bisa dimasukan ke dalam kolom

PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA PRODUKSI

Executive Producer Producer Program Director Kameraman Switcerman Audioman


Lightingman Talent / Host Art/ Set Design Technical Director Floor Director VT Make Up
Script Graphic / CG On Air / MCR HUBUNGAN KERJA

TYPE OF SHOOT Close Up

KOMPOSISI dan CAMERA ANGLE Low Angle High Angle Eye Level Head Room
Looking Room

CAMERA MOVEMENT Pedestal Up/Down Tilt Up/Down Swing Panning Trek Right
Trek Left

Multicamera adalah format shooting dengan menggunakan lebih dari satu kamera,
dihubungkan melalui satu sistem yang terintegrasi . Jadi, kalaupun menggunakan lebih
dari satu kamera ketika tidak terintegrasi satu sama lain maka format tersebut belum
bisa dikategorikan sebagai multicam system . Sedangnkan dari segi penayangannya
bisa disiarkan secara langsung ( live ) atau tayang tunda ( live on tape ). Jenis acara
televisi yang menggunakan multicamera di antaranya : talkshow, sitkom, game show,
music show , quiz, magazine, variety show.
CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 2 KAMERA

CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 3 KAMERA 1 2 3


two shoot Group shoot one shoot

CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK MUSIK DENGAN 5 KAMERA

CAMERA BLOCKING Sketsa Set Design

BAHASA KOMANDO… STANDBY Aba-aba untuk meminta kepada seluruh pendukung


acara baik crew maupun talent/presenter untuk bersiap-siap memulai acara / program.
Dapat juga berarti aba-aba untuk kameraman agar jangan merubah komposisi gambar
karena akan di ambil . Contoh : “ Studio standby….Crew Standby….” Atau “ Standby
kamera satu….Take kamera satu….” COUNTDOWN Hitungan mundur untuk memberi
aba-aba agar program di mulai tepat sesuai waktu yang di tentukan Dapat juga berarti
memberikan jeda waktu pada proses recording antara satu adegan ke adegan
berikutnya, untuk mempermudah pada proses editing Contoh : “ Standby … lima…
empat…tiga…dua…satu…action !!!...”

Big Close Up = BCU Close Up/Close Shot = CU/CS Medium Close up = MCU Mid Shot
= MS Medium Long Shot = MLS Long Shot = LS Very Long Shot = VLS Wide Angle =
WA Low Angle/High Angle = LA/HA 2S = 2-Shot OTS O/S = Over the Shoulder
Centre/Centre of Frame= C,COF Zoom In/Zoom Out = Z/I,Z/O FAVouring = fav FRAme
Left or Right = fr L or R A/B = As Before

Pan L or R Tilt up or down Ped Up/elevate Ped Down/depress Crane up or down Crab L
or R Arc L & R Track in or out Focus up/ defocus/ pull focus

CUE / ACTION Aba-aba untuk artis, talen, presenter atau performer yang lain untuk
memulai adegan atau aksinya sesuai dengan script/ naskah. Dalam produksi program
besar yang melibatkan banyak orang, komando dari Director diteruskan kepada Floor
Director Contoh : “… tiga…dua…satu…Cue Sandrina…!!” atau “Camera ..!!!
..Action…!!” “ TAKE” / “ON” Aba-aba untuk kameraman sebagai tanda gambarnya di
ambil, biasanya dilakukan untuk produksi program dengan multi kamera. Contoh : “
Standby kamera satu… Take kamera satu” atau “ Kamera satu …On..!!”

Take two, Take Tree… dst Isyarat untuk meminta untuk dilakukan pengambilan gambar
ulang, karena pengambilan gambar pertama terjadi kesalahan atau hasilnya tidak
memuaskan. ROLLING / PLAY Aba-aba kepada VTR operator untuk memulai
pemutaran video tape, bisa juga berlaku sebagai aba-aba untuk memulai perekaman.
Contoh : “… standby VTR… rolling VTR….” Atau “ Stndby VTR …rolling record VTR…
tiga..dua..satu..”

WIDE SHOOT / Tide Shoot Perintah kepada kameraman untuk pengambilan sudut
gambar lebar atau sempit Contoh : “… kamera satu wide….” CUT Perintah untuk
memotong adegan BUNGKUS/ CLEAR Komando sebagai isarat bahwa seluruh
kegiatan produksi telah usah. Dapat juga berarti proses pengambilan gambar pada satu
scene telah usai atau pengambilan gambar pada satu tempat telah usai, diteruskan ke
tempat berikutnya

FLOOR DIRECTOR Bertugas sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan-


pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis pendukung dalam produksi
suatu acara.

Memenuhi syarat level gambar kamera tv sesuai dengan standart teknik pertelevisian.

Menghasilkan prespektif 3D dan efek kedalaman gambar

Menghasilkan efek dramatis dan efek visual lainnya

Dapat digunakan sebagai efek penentu waktu sebuah adegan


Menunjang komposisi shoot

TATA CAHAYA Fungsi TATA CAHAYA

SECARA UMUM ADA 2 JENIS CAHAYA LAMPU

TUNGSTEN

DAY LIGHT

TATA CAHAYA Back Light Key Light Area Key Light Fill Light Area Edge Light Area Fill
Light Area Side Light Area Side Light Area Edge Light Area

Lighting Director

bertugas sebagai seseorang yang

bertanggung jawab terhadap

Keberhasilan penataan

cahaya di studio baik

secara artistik maupun


yang mampu menyentuh

perasaan yang sesuai

dengan

tuntutan naskahnya.

TATA CAHAYA Lighting Studio Berita

Contoh Shooting Board

SISTEM PENYIARAN SEDERHANA STUDIO MCR Rumah Rumah

Satelit Palapa C Satsiun Bumi Satelit Palapa A Satelit Palapa B Satelit Palapa C
SATELIT Pemancar

SISTEM PENYIARAN TELEVISI

SNG ( SATELLITE NEWS GATHERING ) sistem pengiriman sinyal (audio/video)


melalui satelit dan memancarkannya kembali kebumi. disebut SNG Van (Mobil SNG)
Untuk memudahkan mobilitas . SNG dan OB Van SNG Van

BLOCK DIAGRAM STUDIO PRODUCTION TO TRANSMITER CG VDA ADA


BLOCK DIAGRAM EFP

STUDIO Studio Fixed Set Program Famous to Famous Studio Virtual News

STUDIO TELEVISI ADALAH TEMPAT YANG DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN


MEMPRODUKSI ACARA TELEVISI, BISA BERUPA RUANGAN TERTUTUP MAUPUN
DI ALAM TERBUKA.

Kamera studio Kamera ENG ( Electronic News Gathering ) Kamera EFP ( Electronic
Field Production ) JENIS - JENIS KAMERA

Pedestal KAMERA & Asesoris

TELEPROMPTER KAMERA PROMPTER

VIDEO CONTROL ROOM Video Switcher Control Room

Program Preview BASE BUTTON SUB BUTTON Konfigurasi wipe AUX BUTTON
TRANSITION VIDEO SWITCHER PRODUCTION Switcher adalah seseorang yang
bertanggungjawab terhadap pergantian gambar, baik atas permintaan Pengarah Acara
atau sesuai dengan shooting script/rundown yang telah disusun sebelumnya. DSK KEY
BUTTON KEY CONTROL

Pada produksi TV akan ditemukan editing dalam 3 bentuk :

Video switching in real time, mempergunakan production switcher ( video mixer)


Post production videotape editing

Film editing

Meskipun secara mekanis masing-masing prosesnya berbeda, efek artistiknya bisa jadi

hampir sama.Yang perlu diperhatikan pada saat editing adalah :

Moment yang dipilih untuk diganti dari satu shot ke shot lainnya. ( cutting point )

Bagaimana pergantian shot tersebut (cut, mix,dsb) dan kecepatan transisi.

Order of shots ( sequence ) dan durasinya ( cutting rhythm ).

Mempertahankan kualitas gambar yang baik dan kesinambungan audio.


Menggabungkan adegan yang diambil pada waktu dan tempat berbeda, apabila adegan
diambil dengan satu kamera.

MICROPHONE & JANGKAUAN DINAMIC CONDENSOR REBON

AUDIO CONTROL ROOM Audioman adalah petugas yang mengatur perimbangan


suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan dalam
penempatan mikrofon dan lain sebagainya. Audio Control Room dg Mixer Digital Mixer
Analog
MIXER AUDIO MIXER 16 INPUT Contoh distribusi audio

ALAT UKUR AUDIO LED Meter Display VU Meter Display

CENTRAL EQUIPMENT ROOM CER Fiber Optic

VTR adalah peralatan yg digunakan untuk merekam (Record) dan memutar (playback)
gambar dan suara untuk keperluan siaran.

MACAM-MACAM VTR :

Betacam

DVC Pro

Mini DV / DV Cam

VHS / S-VHS

VTR ( Video Tape Recorder)

MASTER CONTROL Master Control Room Terminal Operation

STUDIO LIGHTING BALCAR CYBER PAR GOBO


PORTABLE LIGHTING RED HEAD HMI DEDO FRESNEL PAR PORTABLE

MIXER LIGHTING LIGHTING CONSOLE

Diposkan oleh Super Aidie di 21:15 View Comments


Label: Ilmu Komunikasi (Broad Casting)

MENGEVALUASI HASIL PRAKTEK WAWANCARA DI LAPANGAN

MODUL 13

MENGEVALUASI HASIL PRAKTEK WAWANCARA DI LAPANGAN

Oleh : Sainuddin, S.Sos

Berberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan program acara baik acara
jurnalistik maupun Artistik diantaranya:

PENGGUNAAN BAHASA

Adapun ciri utama dari bahasa jurnalistik yang secara umum berlaku untuk semua
media berkala yaitu:

1. Sederhana.
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling
banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat hetrogen; baik dilihat
dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.
Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir
orang, tabu digunakan dalam bahasa jurnalsitik

2. Singkat.

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak
berputar-putar, tidak memboroslan waktu pembaca yang sangat berharga. Ruangan
atau kapling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat kabar, tabloid atau
majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam.
Konsekuensinya apa pun pesan yang akan disampaikan tidak boleh bertentangan
dengan filosofi, fungsi dan karakteristik pers.

3. Padat.

Padat dalam bahasa jurnalistik menurut Patmono SK, rekatur senior Sinar Harapan
dalam bukunya Tehnik Jurnalistik (1996:45) berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan
paragraf yang ditulis membuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak
pembaca. Ini berarti terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat
padat. Kalimat singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Tetapi kalimat yang
padat kecuali singkat juga mengandung lebih banyak informasi.

4. Lugas.

Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufisme atau pengahlusan
kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga etrjadi
perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.

5. Jelas.
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Sebagi contoh, hitam
adalah warna yang jelas, begitu juga dengan putih kecuali jika keduanya digabungkan
maka akan menjadi abu-abu . perbedaan warna hitam dan putih melahirkan kesan
kontras. Jelas disini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau
kalimatnya sesuai dengan kaidah objek predikat keterangan (SPOK), dan jelas sasaran
atau maksudnya.

6. Jernih.

Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan
sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. Dalam
pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang
tidak memilki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan keculai
fakta, kebenaran, kepentingan publik. Dalam perspektif orang-orang komunikasi, jernih
berarti senantiasa mengembangkan pola pikir positif (psitive thinking) dan menolak pola
pikir negatif (negative thinking).

Hanya dengan pola pikir positif kita kan dapat melihat smua fenomena dan persoalan
yang teradpat dalam masyarakat dan pemerintah dengan kepala dingin, hati jernih, dan
dada lapang.

7. Menarik.

Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca.


Memicu selera pembaca. Bahasa jurnalistik berpijak pada prinsip menarik, benar dan
baku.

8. Demokratis.
Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau
perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana dijumpai
dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa jurnalistik menekankan
aspek fungsional dan komunal, sehingga sama seklai tidak dikenal pendekatan feodal
sebagaimana dijumpai pada masyarakat dalam lingkungan priyayi dan keraton.

9. Populis.

Populis berarti setiap kata, istiulah atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-
karya jurnalistik harus akrab ditelinga, di mata, dan di benak pikirna khalayak pembaca,
pendengar, dan pemirsa. Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan
diakrabi oleh semua lapisan masyarakat. Kebalikan populis adalah elitis. Bahasa elitis
adalah bahasa yang hanya dimengerti dan dipahami segelintir kecil oarang saja,
terutama mereka yang berpendidikan dan berkedudukan tinggi.

10. Logis.

Logis berarti apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat atau paragraf jurnalistik
harusdapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense). Bahas
jurnalisitk harus dapat diterima dan sekaligus mencerminkan nalar. Disini berlaku
hukum logika

11. Gramatikal.

Gramatikal berarti kata, istilah, atau kaliamt apa pun yang dipakai dan dipilih dalam
bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahsa baku artinya bahasa
resmi sesuai dengan ketentuan taat bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan
berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Bahasa baku adalah bahasa
yang paling besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya pada suatu bangsan dan
kelompok masyarakat. .

12. Mengindari kata tutur.


Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara
informal. Kata tutur ialah kata-kata yang menekankan pada pengertian, sama sekali
tidak memeprhatikan masalah stuktur dan tata bahasa.

13. Mengutamakan kalimat aktif.

Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oelh kahalayak pembaca dari
pada kalimat pasif. Bahasa jurnalistik harus jelas susunan katanya, dan kuat maknanya
(clear dan strong). Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan memperjelas tingakt
pemahaman. Kalimat pasif sering menyesatkan pengertian dan membingungkan tingkat
pemahaman.

14. Menghindari kata atau istilah teknis.

Karena ditujukan untuk umu, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat
kepala berdenyut. Salah satu cara untuk itu ialah dengan menghindari pengguanan
kata atau istilah-istilah teknis. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya berlaku
untuk kelompok atau komuniats tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen,
menurut perspektif filsafat bahasa, tidak boleh dibawa ke dalam relatias yang hetrogen.
Kecuali tidak efektif, juga mengandung unsur pemerkosaan.

Kalaupun tidak terhindarkan maka istilah teknis itu harus disertai penjelasan dan
ditempatkan dalam tana kurung.

15. Menghindari kata atau istilah asing.

Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar harus tahu arti atau
makan setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Berita atau laporan yang banyak
diselipi kata-kata. Asing, selian tidak informatif dan komunikatif, juga sangat
membingungkan.

Menurut teori komunikasi, khalayak media massa anonim dan heterogen. Tidak saling
mengenal dan benar-benar majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, latar belakang
sosial-ekonomi, pendidikan, pekerjaan, profesi dan tempat tinggal. Dalam perspektif
teori jurnalistik, memasukan akat atau istilah pada berita yang kita tulis, kita diudarakan
atau kita tayangkan, sama saja dengan sengaja menyebar banyak duri ditengah jalan.
Kecuali menyiksa diri sendiri, juga mencelakakan orang lain.

15. Tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku.

Pers, sebagai guru bangsa dengan fungsinya sebagai pendidik, pers wajib
menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku, bahasa pers harus
baku, benar, dan baik.

Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan, kata-
kata vulgar, kata-kata berisi sumpah serapah, kata-kata hujatan dan makian yang
sangat jauh dari norma sosial budaya agama, atau denagn rendah lainnya dengan
maksud untuk membangkitkan asosiasi serta fantasi seksual khalayak pembaca.

Menulis Untuk Televisi.

Dalan penulisan berita untuk media televisi ada beberapa prinsip yang harus di pegang
diantaranya:

1. Gaya Ringan bahasa sederhana.

2. Gunakan prinsip ekonomi kata.


3. Gunakan ungkapan lebih pendek.

4. Gunakan kata sederhana.

5. Gunakan kata sesuai konteks

6. Hindari ungkapan bombastis.

7. Hindari istilah teknis tidak dikenal.

8. Hindari ungkapan klise dan eufemisme

9. Gunakan kalimat tutur.

10. Harus kalimat aktif dan terstuktur

PENGAMBILANG GAMBAR

Video: Menembak Pengenalan Teknik" [Itu] adalah sangat penting untuk mengetahui
dan memahami istilah digunakan di (dalam) menembak untuk menghindari
kebingungan dan jumlah terbuang apapun dari waktu dan uang." Kita akan sekarang
menyelidiki istilah dari menembak- bahasa yang umum orang-orang dilibatkan
penggunaan untuk menguraikan pergerakan kamera tertentu dan menembak." Ketika
digunakan secara strategis, pergerakan kamera pada penjuru/sudut yang berbeda
dapat tingkatkan mutu dan barang kepunyaan dari suatu film." Camera/Kamera
pergerakan oleh karena itu memerlukan sesuai dan perencanaan terperinci [sebelum/di
depan] [itu] dieksekusi untuk masing-masing pergerakan membawa suatu maksud/arti
yang tertentu.

Pergerakan Kamera

1. Statis" Hal-Hal paling mendasar pergerakan kamera adalah ditembak statis." Kamera
ditinggalkan dengan sendirinya dengan atau tumpuan kaki tiga terus-menerus: dengan
tak ada hentinya." Kamera tidak pindah;gerakkan dan ukuran dari ditembak kamu lihat
pada [atas] TV adalah statis ditembak." Pergerakan kamera ini dilihat [ketika;seperti]
membosankan." Bagaimanapun, pergerakan dan tindakan di dalam bingkai membuat
yang ditembak [adalah] suatu kegairahan satu.

2. Mencela dengan keras" Camera/Kamera ditempatkan pada [atas] suatu


ditetapkan;perbaiki tumpuan kaki tiga" Kamu garis melintang kamera secara horisontal
dari kiri ke kanan ( Mencela dengan keras [Hak/ kebenaran]) atau dari hak-hak untuk
yang kiri ( Panci Meninggalkan)." Pada umumnya, adalah selalu terbaik untuk mencela
dengan keras benar sebab begitulah caranya mata [kita/kami] adalah terbiasa bekerja
ketika kita membaca." Oleh karena itu, kita merasakan pemandangan yang paling yang
nyaman dari kiri ke kanan." Kita mencela dengan keras ditinggalkan ketika kita sedang
berikut suatu menolak itu adalah [dirinya] sendiri ber/gerakkan dari kiri ke kanan."
Pergerakan ini dapat waktu [yang] mengkonsumsi; pergerakan kamera harus lembut
dan lambat untuk mengijinkan gambaran untuk direkam dengan jelas

3. Memiringkan" Kamera pindah;gerakkan melalui/sampai poros yang vertikal pada


[atas] suatu tumpuan kaki tiga yang ditetapkan;perbaiki." Pergerakan ini mengingatkan
kemiringan atau kemiringan menurun/jatuh." Kadang-Kadang, istilah panci yang atas
atau panci menurun/jatuh digunakan. Bagaimanapun, [itu] digunakan sangat jarang."
Suatu kemiringan adalah juga [disebut/dipanggil] titi nada/lemparan.

4. Track/Dolly" Jika sendiri kamera yang ber/gerakkan di dalam arah yang manapun
[yang] kamu sedang melaksanakan suatu perkerjaan mengikuti jalan ditembak."
Menjejaki di (dalam); jejak/jalur ke luar; boneka di (dalam); boneka ke luar." Ukuran dari
perubahan yang ditembak." Untuk secara phisik pindah;gerakkan kamera [itu], kamu
akan harus menempatkan kamera pada [atas] suatu jejak/jalur atau boneka dari
beberapa sort;jenis dan lensa akan [jadi] diperlukan untuk ditetapkan pada sudut lebar."
Tracking/Perkerjaan Mengikuti Jalan bisa merupakan suatu teknik yang bermanfaat
yang tepat dari pandangan yang ditembak terutama jika direktur ingin menangkap suatu
[perasaan/pengertian] dari pergerakan di (dalam) atau ke luar dari suatu [peristiwa;
pemandangan].

5. Ketam" yang serupa Untuk menjejaki." Bagaimanapun, kamera pindah;gerakkan


seperti ketam brown busur lingkaran/lingkungan yang sedikit, mungkin mencela keras
pada waktu yang sama.

6. Elevate/Crane" Jika [yang] kamu sedang menggunakan suatu keran atau suatu
lengan tangan layar topang dan sendiri kamera [yang] naik tingkat atau bawah, kamu
akan menggambarkan ia/nya [seperti/ketika] mengangkat atau menekan; atau craning
bawah craning atau atas.

7. [Meningkat/Menanjak]" Kamera tidaklah ber/gerakkan." Melainkan, [itu] adalah lensa


yang sedang ber/gerakkan." [Jalan/Cara] lain untuk ber;ubah ukuran ditembak tetapi
adalah berbeda dari perkerjaan mengikuti jalan." Kapan kamu memperbesar kamu
benar-benar ber;ubah lensa memancing sejak semula." Latar belakang adalah secara
terus-menerus menyusutkan dan defocusing." Kapan kamu menjejaki di (dalam), lensa
memancing sisa tetap dengan mana penonton mempunyai suatu [perasaan/pengertian]
dari benar-benar ber/gerakkan pindah ke pokok materi dibanding/bukannya hanya
melihat pokok materi menjadi lebih besar dengan diam-diam layar." Jarak pumpun dari
lensa mengendalikan kedalaman dan skala dari gambaran." Jarak pumpun yang normal
adalah antar[a] 35- 50mm." Suatu jarak pumpun yang pendek/singkat, yang mana
[adalah] kurang dari 35mm, dikenal sebagai sudut lebar [itu]." gerak tanjakan yang
ditembak lebih cepat dari jejak/jalur atau boneka apapun dan adalah juga lebih murah
untuk menghasilkan." Memperbesar; memperbesar; menenangkan di (dalam);
kesenangan ke luar.

Camera Movements

1. Static

• The most basic camera movement is the static shot.


• The camera is left by itself with or without a tripod.

• The camera does not move and the sizes of shot you see on TV are static shots.

• This camera movement is seen as boring.

• However, movements and actions within the frame make the shot an exciting one.

2. Pan

• Camera is placed on a fixed tripod

• You transverse the camera horizontally from left to right (Pan Right) or from right to left
(Pan Left).

• As a general rule, it is always best to pan right because that is the way our eyes are
accustomed to work when we read.

• Therefore, we feel most comfortable looking from left to right.

• We pan left when we are following an object that is itself moving from left to right.

• This movement can be time consuming; the camera’s movement must be smooth and
slow to allow the images to be recorded clearly.
3. Tilt

• The camera moves through the vertical axis on a fixed tripod.

• These movements are called tilt up or tilt down.

• Sometimes, the term pan up or pan down are used. However, it is used very rarely.

• A tilt is also called pitch.

4. Track/Dolly

• If the camera itself is moving in either direction you are executing a tracking shot.

• Track in; track out; dolly in; dolly out.

• The size of the shot changes.

• To physically move the camera, you will need to place the camera on a track or dolly
of some sort and the lens will be needed to be set at wide angle.

• Tracking can be a useful technique in point of view shots especially if the director
wants to capture a sense of movement in or out of a scene.
5. Crab

• Similar to track.

• However, the camera moves crab-like in a slight arc, possibly panning at the same
time.

6. Elevate/Crane

• If you are using a crane or a jib arm and the camera itself is moving up or down, you
would define it as elevating or depressing; or craning up or craning down.

7. Zoom

• The camera is not moving.

• Rather, it is the lens that is moving.

• Another way to change shot size but is different from tracking.

• When you zoom in you actually change the lens angle all the time.

• The background is continuously shrinking and defocusing.


• When you track in, the lens angle remains constant whereby the viewer has a sense of
actually moving in on the subject rather than simply seeing the subject getting bigger on
the screen.

• The focal length of the lens controls the depth and scale of the image.

• The normal focal length is between 35 - 50mm.

• A short focal length, which is less than 35mm, is known as the wide angle.

• Zoom shots move faster than any track or dolly and are also cheaper to produce.

• Zoom in; zoom out; ease in; ease out.

Shot sizes/Frame Compositions

• There is a standard language used to describe shot sizes. These are expressed in
terms of shooting a human figure.

1. Long Shot (LS)

• A shot that is taken from a distance.

• The whole image of the subject is seen from head to toe.


Sizes/Frame Compositions yang ditembak" Ada suatu bahasa standard yang digunakan
untuk menguraikan ditembak ukuran. Ini dinyatakan dalam kaitan dengan tembak
menembak suatu manusia menggambarkan. 1. sedikit kemungkinannya ( Ls)" Suatu
ditembak yang diambil dari sebagai suatu jarak." Keseluruhan gambaran dari pokok
dilihat dari dari kepala ke kaki.

2. Medium Long Shot (MLS)

medium yang sedikit kemungkinannya ( Mls)" Ini yang ditembak memotong pokok
materi dari lutut sampai puncak kepala pokok materi.

3. Mid Shot (MS)

" yang diambil dari Pinggang pokok materi sampai pada kepala pokok materi.

4. Medium Close Up (MCU)

" Dari dada/peti pokok materi sampai puncak kepala [itu].

5. Close Up (CU)

" Menutup/Meliput wajah yang keseluruhan dari pokok."

6. Big Close UP (BCU)


" Paling sering digunakan untuk memperhebat emosi dari suatu pertunjukan musik atau
situasi yang dramatis.

7. Extreme Long Shot (ELS)

" Kadang-Kadang kamu kekuatan ingin menetapkan suatu [peristiwa; pemandangan]


yang tentang pemandangan atau menutup/meliput usapan dari tindakan dengan suatu
ditembak sangat lebar/luas.

8. Establishing Shot (ES)

" Suatu ditembak yang digunakan di permulaan dari suatu segmen untuk
menghubungkan orang-orang dilibatkan brown program [bagi/kepada] pengaturan dan
keadaan (menyangkut) program itu." Suatu ditembak yang diambil dari sebagai suatu
jarak." Keseluruhan gambaran dari pokok dilihat dari dari kepala ke kaki.

9. Over the Shoulder Shot (OSS)

" dibanding 1 orang di dalamnya, kamu adalah nampaknya akan melihat lebih banyak
wajah seseorang [Adalah] suatu OSS boleh jadi menuntut brown situasi ketika 2 orang-
orang sedang menghadapi satu sama lain brown percakapan. ( Drama atau [Peristiwa;
pemandangan] wawancara)" Ini adalah suatu ditembak mirip orang ( individu yang
menghadapi kamera [itu]) yang dibingkai oleh punggung dari kepala dan bahu dari
orang punggung siapa adalah [bagi/kepada] kamera." Di (dalam) manapun ditembak
dengan jauh melebihi (orang) yang lain. Kamu akan oleh karena itu menguraikan
ditembak itu seperti mengasihi orang itu.

10. Reverse Angle / Reverse Shot


" Jika di (dalam) OSS kamu menyukai seseorang ( A), di (dalam) penjuru/sudut
kebalikan [yang] kamu menyukai orang [yang] siapa [yang dulu] menghadapi Yang adil
sekarang.

11. Point of View (POV)

" Kebanyakan dari waktunya kamera memandang berbagai hal sebagai pihak ketiga."
Kira-Kira/Anggaplah salah satu [dari] orang-orang brown 2-shot sedang meremehkan
pada sesuatu (yang) dan kamu ingin menembak obyek [itu], [sebagai/ketika/sebab]
orang itu akan lihat itu. Kamu akan [sebut/panggil/hubungi] ia/nya suatu POV yang
ditembak." Kita mungkin lihat seorang laki-laki berjalan ke arah suatu kamera dan
kemudian memotong persis sama benar perkerjaan mengikuti jalan yang ditembak
dengan kamera [yang] menirukan cara berjalan nya [sebagai/ketika] [itu] bergerak ke
arah suatu pintu." Ini akan menjadi suatu ditembak dari POV orang." Kamera pasti telah
menjadi bagian dari tindakan [itu].

12. High Angle (HA)

" Kamera yang diposisikan pada [atas] suatu tingkat yang lebih tinggi untuk menembak
suatu object/subject. Penjuru/Sudut ini membuat pokok materi lihat lebih kecil,
dikacaukan dan lebih rendah.

13. Low Angle (LA)

" Kamera yang diposisikan pada [atas] suatu tingkat yang lebih rendah untuk
menembak suatu object/subject." Penjuru/Sudut ini membuat pokok materi mempunyai
suatu [perasaan/pengertian] dari otoritas, nampak/wajah yang lebih besar dan lebih
kuat." [Itu] juga memberi kesan dari [kuasa/ tenaga] dan membuat pokok materi
lihat lebih tinggi.

14. ye Level
" Kamera yang diposisikan di yang sama berterus terang dengan object/subject [itu].

15. utaways

" Suatu ditembak tidak meliputi orang atau menolak yang dimasalahkan
dimasukkan/disisipi antara kedua ditembak." [Itu] adalah secara normal digunakan
untuk mencegah suatu lompatan memotong.

16. Inserts

" ditambahkan yang ditembak Harus berbuat tujuan menjelaskan atau


mempertunjukkan.

Beberapa Aturan Fakta adalah 99% dari semua tembak menembak untuk video atau
TV dengan kata-kata sebagai berikut sejumlah aturan. Petunjuk untuk membingkai dan
menggubah ditembak untuk TV dan video adalah sangat yang serupa [bagi/kepada]
[mereka/yang] untuk fotografi tetapi ada perbedaan yang penting.

1. Headroom

" Istilah ini mengacu pada ruang antara puncak kepala pokok materi dan puncak bingkai
( pada [atas] suatu BCU ini tidak menggunakan). Hanyalah beberapa headroom [yang]
kamu lihat di viewfinder akan [jadi] hilang di (dalam) penggalan." Suatu pemandu yang
sangat menolong untuk konsistensi yang ditembak adalah untuk menempatkan mata
dari pokok hampir suatu garis yang khayal kira-kira 1/3 dari [jalan/cara] [adalah]
menurun/jatuh dari puncak gambar-an." pemandu yang lain yang umum- dengan
banyak perkecualian- adalah longer/looser yang ditembak adalah, semakin headroom
[itu] [perlu] mempunyai." Di (dalam) CUS, penyusunanX terbaik dengan mata dan tak
sehat baris; di (dalam) ditembak lebih luas, mereka harus sedikit di atas baris.
2. Cutoff

" Monitor TV yang domestik hampir selalu mengerat tepi dari gambar-an [yang] kamu
melihat mu viewfinder." Ada TV/VIDEO menyelamatkan area dan sebutan/judul
menyelamatkan area." Kamu selalu harus menyusun ditembak untuk memungkinkan
penggalan atau sebutan/judul apapun.

3. Looking/talking space

" Pada [atas] suatu kepala bicara yang statis di mana orang sedang melihat di kamera
benar, penyusunan [perlu] menempatkan orang di sebelah kiri gambar-an
dibanding/bukannya di pusat [itu].

4. Leading/running space

" Jika kamu sedang mencela keras dengan seseorang berjalan atau suatu sarana
(angkut) senantiasa bergerak, jangan menempatkan [mereka/nya] di pusat dari gambar-
an- mengijinkan [mereka/nya] beberapa memimpin [ruang;spasi] di depan diri mereka.

5. Pan

" Pada umumnya, panci [perlu] start dan ber;akhir;i dengan sesuatu (yang). Dengan
kata lain [di/ke] sana harus suatu alasan untuk mencela keras." Suatu mencela dengan
keras yang bercerita kekuatan start pada [atas] a " akan dijual" Tanda dan kemudian
datang sampai ke rumah seperti anda mencela dengan keras." Kamu sudah
memperkenalkan beberapa tindakan dan memberi kamera suatu alasan untuk mencela
dengan keras.
6. Poor Composition

" Ada banyak potensi untuk menciptakan ditembak dengan kurang baik terdiri. Kamu
[perlu] memperhatikan latar belakang ketika tembak menembak suatu CU atau MS
(MICROSOFT)- menghindari penyusunan orang sedemikian sehingga [itu] nampak
seolah-olah suatu tanda, telepon menggalah atau [pabrik/tumbuhan] dan pohon adalah
seolah-olah " bertumbuh" ke luar dari kepala bakat." Kamu [perlu] juga meyakinkan
bahwa kamera adalah mengukur ketika tembak menembak. Suatu tumpuan kaki tiga
yang misadjusted akan menciptakan suatu kamera yang dimiringkan. Sebagai
konsekwensi, garis mendatar di (dalam) ditembak mu tidak akan stabil, menciptakan
suatu kesan yang orang-orang dan object akan jatuh batal/mulai bingkai [itu].

7. Golden Lines

" Suatu [jalan/cara] untuk menghindari pemusatan dari elemen bayangan adalah untuk
berpikir dalam kaitan dengan ketiga. Membayangkan TV layar membagi secara
horisontal dan dengan tegak lurus ke dalam ketiga." Jika unsur-unsur bergambar utama
ditempatkan di tidak mengenai pokok di mana baris tumpang tindih, hasil lebih secara
memuaskan seimbang dibanding jika menyempurnakan simetri dicapai.

8. Eyelines

• Kapan [yang] kamu sedang menembak suatu percakapan antar[a] 2 atau lebih [] para
aktor, kamu harus meyakinkan eyelines pada setiap CU memenuhi yang lainnya,
sedemikian sehingga ketika yang ditembak diterbitkan bersama-sama, mereka
kelihatan seperti mereka sedang bertemu dengan satu sama lain.

9. Imaginary Line

• “ Persimpangan yang 180º poros, juga yang dikenal, [seperti/ketika] garis langkah
sedang menggetarkan.
• " Sekali anda sudah menyediakan kamera mu pada [atas] satu sisi dari poros,
menghindari ber/gerakkan ia/nya [bagi/kepada] sisi yang lain ( memotong garis yang
khayal)

• ." Contoh yang klasik yang membantu menggambarkan konsep dari garis adalah
suatu multi-camera tunas dari suatu sepak bola [tanding/ temu]. Semua kamera harus
pada [atas] satu sisi dari garis saja

• ." Pada setiap ditembak, pemain harus dilihat ber/gerakkan ke arah yang sama.

10. Exit left, enter right

" Prinsip dari garis juga menggunakan ketika kamu sedang menembak suatu pokok
[yang] pindah dari dari sese]orang ditembak dan kemudian memetik/mengambil
[mereka/nya] atas brown berikut ditembak." Aturan adalah jika mereka pergi dari yang
kiri dari layar, mereka harus masuk dari [hak/ kebenaran] dari menyaring; jika mereka
keluar [hak/ kebenaran], mereka harus masuk ditinggalkan.

11. Continuity

" [Itu] akan berbuat meyakinkan bahwa suatu rupa, muka like pokok yang sama setiap
kali kamu menembak itu

." [Itu] akan berbuat detil menyaksikan brown menembak dan meyakinkan bahwa ketika
kamu memotong, kata[kan, dari suatu L [bagi/kepada] CU dari [peristiwa;
pemandangan] yang sama, [yang] tidak ada apapun di gambar-an [perlu] sudah
meng/berubah.
" Pada [atas] suatu multi-camera menembak di mana kamu adalah secara efektif
tembak menembak [tinggal/hidup], ini adalah jarang suatu masalah.

" [Itu] adalah bagaimanapun sering suatu masalah pada [atas] tunas kamera yang
tunggal.

AUDIO: SOUND PICK UP (PENANGKAPAN SUARA)

Seperti juga elemen produksi lainnya, audio televisi tidak seharusnya hanya sekedar
ditambahkan begitu saja, namun ia harus terintegrasi ke dalam perencanaan produksi
sejak awal.

Untuk itu, sebelum merencanakan dan menentukan jenis mic seperti apa yang akan
digunakan dalam menangkap suara sesuai dengan kebutuhan pada saat produksi, ada
baiknya setiap produser maupun orang yang terlibat dalam proses produksi, khususnya
yang berkenaan dengan tata suara (audioman atau sound engineer) sebaiknya
mempunyai pengetahuan dan keahliah dalam pemilihan dan penggunaan perangkat
audio, khususnya mic.

Secara garis besar mic mempunyai dua karakteristik utama, yang meliputi (1)
karakteristik elektronik, dan (2) karakteristik operasional.

Karaktersitik elektronik adalah ciri-ciri spesifik mic dilihat dari kemampuannya dalam
menangkap suara yang berkenaan dengan elemen-elemen elektonik yang terdapat di
dalamnya. Sedangkan karakteristik operasional adalah ciri-ciri spesifik mic dilihat dari
segi kebutuhan dan penggunaanya pada saat proses produksi, tidak saja termasuk ciri
elektronok di dalamnya, tetapi juga dari segi fisik. Dan bentuk fisik ini juga pada
akhirnya mempengaruhi penggunaannya pada saat produksi. Misalnya saja ketika anda
ingin melakukan produksi drama di luar ruangan dimana anda tidak ingin mic terlihat
dalam screen dan anda tidak ingin terganggu oleh desis angin, maka akan
menggunakan jenis mic fishpole boom.
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat pembahasan mengenai karakteristik mic berikut ini:

1. Karakteristik Elektronik Microphone

Dalam memilih mic yang sesuai dan mengoperasikannya untuk merekam suara secara
optimal, anda harus mengetahui tiga karaktersitik elektronik dasar (1) elemen sound-
generating; (2) pola penangkapan suara; dan (3) fitu-fitur khusus mic.

a Elemen sound-generating

Semua mic mengalihkan (convert) gelombang suara menjadi energi elektronik, dimana
disebarkan dan diubah kembali menjadi gelombang suara oleh loadspeaker.

Dikarenakan mic terdiri dari elemen-elemen ektronik, yang memang mengubah


gelombang suara menjadi energi elektronik, maka gelombang sura yang dihasilkan pun
merupakan gelombang suara yang telah melalui proses elektronik, jadi dapat dikatakan
bahwa gelombang suara tersebut merupakan gelombang suara elektronik.

Ada tiga jenis utama sistem pengalihan suara yang digunakan untuk mengklasifikasikan
mic: dynamic, condenser, dan ribbon.

• Dynamic Microphone

Jenis ini adalah yang paling “kasar”. Dynamic microphone sering juga disebut moving
coil microphone. Dapat bekerja dekat dengan sumber suara dan dapat menangkap
suara dengan level yang cukup tinggi tanpa merusak microphone itu sendiri atau
mendistorsi suara dengan menjadi volume yang tinggi.
Ia juga dapat bertahan dalam keadaan temperatur yang tinggi. Ia ideal untuk outdoor
tentunya.

• Condenser Microphone

Dibandingkan dengan dynamic microphone, condensor lebih sensitif terhadap


guncangan, perubahan temperatur dan overload input. Tetapi ia biasanya
menghasilkan kualitas suara yang lebih tinggi ketika digunakan dengan jarak yang
cukup jauh dari sumber suara.

Tidak seperti dynamic mic, condenser mic memerlukan betere kecil untuk
mengoperasikannya.

• Ribbon Microphone

Memiliki sensitifitas yang mirip dengan condenser mic, ribbon mic menghasilkan suara
yang “hangat”, biasanya penyanyi lebih menyukai menggunakan mic jenis ini.

Ia lebih cocok jika digunakan di ruang tertutup (indoor). Sering juga disebut sebagai
velocity mic.

b Pola Penangkapan Suara (Sound Pick Up Pattern)

Batas-batas dimana sebuah mic dapat mendengar dengan jelas disebut sebagai pola
penangkapan (pick up pattern); sementara representasi dua dimensinya dibeut sebagai
polar pattern.

Omnidirectional Pollar Pattern


Dalam produksi televisi anda perlu menggunakan kedua jenis mic, baik itu yang bersifat
omnidirectional maupun unidirectional, tergantung pada bagaimana suara yang ingin
anda dengar.

Omnidirectional mic mendengar suara dari berbagai arah, kurang lebih suara dari
berbagai arah tersebut mempunyai kualitas yang sama.

Sementara itu unidirectional mic mendengar lebih baik dari satu arah - depan - daripada
dari samping atau belakang. Karena pola kutubnya seperti bentuk hati, ia disebut juga
cardiodid.

Unidirectional Pollar Pattern

Supercardiodid, hypercardiodid, dan ultracardiodid mic mempunyai pola yang sangat


narrow, artinya mereka lebih konsentrasi mendengar dari depan.

Mereka dapat mendengar suara dari jarak yang sangat jauh dan membuat suara
seolah-olah menjadi dekat.

Meskipun kadang-kadang ada yang dapat mendengar di arah belakang, namun karena
mereka hanya mendengar dari satu arah (secara sempit dari depan) mereka tetap
dikategorikan sebagai unidirectional mic.

Supercardiodid, Hypercardiodid, dan Ultracardiodid Mic Pollar Pattern

Semua jenis mic tentunya digunakan tergantung pada situasi produksi dan kulitas suara
yang diinginkan.
Jika membuat stand-up report (berdisi di scene sesungguhnya di kebun binatang,
misalnya) anda pasti memerlukan mic yang kasar, omnidirectional, karena di samping
ingin supaya suara anda terdengar anda juga ingin menangkap suara-suara hewan di
sekitar anda.

Cardiodid Mic Pattern

Di sisi lain jika anda merekam seorang penyanyi di studio, misalnya, anda mungkin
akan memilih mic kualitas tinggi dengan pola penangkapan yang lebih directional
cardiodid.

Untuk merekam perbincangan yang intim antara dua karakter dalam opera sabun
misalnya, sebuah hypercardiodid shotgun mic mungkin pilihan yang paling tepat. Tidak
seperti omnidirectional mic, shot gun mic dapat menangkap pembicaraan dari jarak
yang relatif jauh tanpa mengurangi keberadaannya.

Ia juga dapat menghindari suara ribut di sekitarnya, suara-suara orang, pergerakan


kamera, AC, dan sebagainya.

c. Fitur-Fitur Khusus Microphone

Microphone, karena digunakan dekat dengan mulutr sehingga ia memerlukan / terdapat


“pop filter” di dalamnya, dimana dapat menghindari hentakan nafas (popping) dari orang
yang menggunakannya.

Ketika digunakan di luar ruangan, semua jenis mic dapat dipengaruhi oleh angin,
dimana dapat mengakibatkan suara-suara yang dapat mengganggu.
Untuk mengurangi gangguan angin, letakkan sebuah “windscreen” yang dibuat dari
karet busa akustik di sekitar mic. Yang populer disebut sebagai “zeppelin” karena ia
seperti merakit balon udara.

Gangguan angin tidaklah dapat dihindari secara total. Jika itu masih dianggap
mengganggu, shooting-lah disaat kondisi tidak berangin.

2. Karakteristik Operasional Microphone (Pertemuan 9)

Beberpa mic didesain dan digunakan biasanya untuk sumber suara yang bergerak,
dimana yang lainnya digunakan lebih untuk sumber suara yang tidak bergerak. Ketika
dikelompokkan menurut penggunaannya, ada mic yang bergerak (mobile) dan tidak
bergerak (stationary). Tentu saja, beberapa mobile mic dapat digunakan untuk posisi
stationary, dan stationary mic dapat digunakan sebagai mobile mic jika situasinya
memungkinkan.

Mobile mic meliputi (1) lavaliere, (2) hand, (30) boom, (4) headset, and (5) wireless,
atau RF mic. Stationary mic meliputi (1) desk, (2) stand, (3) hanging, (4) hidden, and (5)
long distance mic.Sekali ditempatkan dan sudah sesuai dengan tujuannya pada sumber
suara, mereka tidak dipindah-pindahkan selama show atau show segment berlangsung.

1 Lavaliere Microphones

Biasa juga disebut sebagai lav, mungkin yang paling sering digunakan sebagai on-
camera mic di televisi.

Lav dengan kualitas tinggi dapat sebesar ibu jari hingga sebesar kuku dan dapat
disematkan di baju dengan menggunakan clip kecil. Karena ukurannya yang kecil, tidak
terlalu menonjol dan lebih terlihat seperti sebuah perhiasan dibandingkan sebuah alat
elektronik.
Penggunaan mic jenis ini ditujukan untuk menghindari bayangan yang belebihan. Dan
lebih dapat menonjolkan unsur estetika dalam pencahayaannya. Untuk pergerakan
yang lebih banyak, anda dapat menggunakan transmiter kecil yang diletakkan di ikat
pinggang dan digunakan sebagai wireless mic.

Saat-saat menggunakan lavaliere mic:

• News

• Interviews

• Panel show

• Instructional show

• Dramas

• Kadang-kadang juga digunakan untuk ENG atau EFP. Misalnya anda sedang
mewawancari seorang petani, dan ia menunjukka jenis-jenis tanaman yang
ditanamnya, maka anda harus mengikutinya.

• Music

Kelemahan penggunaan lavaliere mic:


• Tidak dapat digunakan terlalu dekat dengan mulut, karena sifatnya yang
omnidirectional, maka gangguan suara kadang-kadang sulit untuk dihindari.

• Satu mic hanya untuk satu orang.

• Meskipun dapat digunakan sambil bergerak, namun yang wireless tetap saja
membatasi dalam raduis tertentu.

• Karena disematkan di baju, maka mic jenis ini akan menimbulkan gangguan yang
sebabkan oleh gesekan-gesekan baju atau jaket.

2 Hand Microphones

Sesuai dengan namanya, hand mic dipegang oleh performer. Digunakan untuk segala
situasi. Namun kebanyakan hand mic digunakan dalam produksi ENG. Untuk
penggunaan on stage, hand mic digunakan oleh seorang penyanyi dan performer
dimana kadang-kadang melibatkan audience.

Hand Microphone

Yang paling penting, bagaimanapun, hand mic memungkinkan penyanyi untuk


menyesuaikan kontrol suara. Pertama, mereka dapat memilih hand mic dimana
reproduksi suara sesuai dengan kualitas dan gaya menyanyi mereka. Kedua, mereka
dapat ”memperkerjakan” mic tersebut selama menyanyi, memegangnya dekat dengan
mulut, untuk menambahkan feeling dan intimacy ketika suaranya lembut, atau
dijauhkan pada saat suara lebih kuat. Ketiga,hand mic lebih memudahkan pergerakan
mereka, khususnya jika mic tersebut wireless.

Kelemahannya secara umum dari mic jenis ini adalah seperti apa yang telah dikatakan
diatas dalam kelebihannya: kontrol suara oleh si performer, jika performer tidak memiliki
pengalaman yang cukup dalam mengontrol suara, mungkin akan lebih banyak
gangguan dibandingkan suara yang diinginkan. Dan jika ia tidak wireless, maka
kabelnya akan mengganggu pergerakan yang menggunakannya.

3 Boom Microphones

Pada saat produksi, seperti pada adegan-adegan dramatis, diperlukan mic yang tidak
mengganggu pergerakan kamera (tidak dengan mudah masuk ke dalam frame), anda
memerlukan mic yang dapat menangkap suara dari jarak yang cukup jauh dimana
untuk membuatnya terkesan dekat dan menghindari gangguan disekitarnya. Shotgun
mic dapat dikategorikan ke dalam mic jenis ini. Ia bersifat sangat directional (super or
hypercardiodid) dan dapat menangkap suara dari jarak jauh. Karena biasanya
digantungkan pada sebuah boom, atau dipegang dengan tangan seperti boom,
sehingga disebut demikian.

Handled shotgun. Yang paling umum menggunakan dalam EFP ataupun produksi di
studio kecil dengan memegangnya dengan tangan. Kelebihannya: fleksibel, tidak
banyak memakan tempat, dan dapat dapat menggunakannya di sekitar lampu untuk
menghindari banyangannya tertangkap oleh kamera. Kelemahannya: hanya dapat
meng-cover adegan-adegan pendek agar tidak terlalu letih, harus dekat dengan adegan
untuk mendapatkan suara yang bagus, apalagi jika keadaannya ramai, hati-hati jika
shooting dengan menggunakan multi kamera, karena bisa saja anda tertangkap oleh
kamera lain, suara kita pada saat memegangnya dapat tertangkap oleh mic ini.

Handled Shotgun

Fishpoleboom. Gagang panjang sebagai penyangga dapat digunakan untuk memegang


shotgun mic. Mic jenis ini biasanya digunakan untuk produksi ENG/EFP di outdoor,
tetapi dapat, tentu saja, dapat digunakan di dalam studio

Fishpole Boom
Girrafe or tripod boom. Beberapa studio menggunakan boom kecil, disebut girrafe, or
tripod boom. Girrafe terdiri dari boom horisontal yang bisa dipanjangkan yang disangga
oleh sebuah tripod. Anda dapat tilt boom ke atas dan ke bawah secara simultan sesuai
dengan yang diinginkan. Klelebihan menggunakan mic jenis ini: tidak seperti fishpole,
anda tidak perlu menyangganya dengan tangan anda, mengambil tempat yang tidak
terlalu luas, karena ia tidak terlalu tinggi dan roda yang tidak terlalu besar, maka anda
dapat menggunakannya di laluan yang sempit, dapat diset dengan cepat.

Sementara itu kelemahannya: lampu/cahaya harus di-adjust supaya bayangannya tidak


masuk ke ruang kamera, panjang boom ini memiliki keterbatasan, sehingga boom
operator harus berada dekat dengan sumber suara, karena bobotnya yang ringan maka
ia dapat dengan mudah bergerak dan bervibrasi yang suaranya dapat masuk ke mic.

The big or perambulator boom. Ketika bekerja dengan produksi besar yang
menggunakan multi kamera, seperti sitkom dan opera sabun misalnya, anda akan
menemui situasi dimana meskipun sudah ada lavaliere mic, tetapi big perambolator
lebih kelihatan hidup. Di lingkungan studio yang terkontrol, big boom masih yang paling
efektif digunakan untuk mendekatkan mic dengan talent untuk menjauhinya dengan
kamera.

4 Headset Microphone

Terdiri dari ear-phone yang kecil namun mempunyai kualitas unidirectional atau
omnidirectional yang baik. Satu earphone membawa suara program, dan satu lagi
membawa suara IFB (interupted foldback) pesan-pesan atau instruksi dari produser
atau sutradara. Mic jenis ini digunakan dibeberapa jenis program, misalnya olahraga,
ENG dari helikopter ataupun conferensi. Headset mic “mengisolasi” anda dari “dunia
luar” dan juga membebaskan tangan anda untuk memegang naskah yang akan dibaca.

5 Wireless Microphones

Mic jenis ini digunakan untuk mobilitas sumber suara yang tinggi. Penyanyi yang juga
menari ke sana ke mari misalnya. Dapat berupa hand mic ataupun lavaliere mic
6 Desk Microphones

Seperti namanya, mic jenis ini bisanya diletakkan di atas meja. Stationari mic ini
biasanya juga digunakan untuk panel show, public hearing, pidato, press conference,
dan program lainnya dimana performer bicara dari belakang meja. Mic ini digunakan
untuk menangkap suara saja. Karena biasanya performer memegang naskah bahan
pembicaraan. Mic yang dynamic dan omnidirectional biasanya yang digunakan.

Boundary microphones. Salah satu jenis desk mic yang juga biasa disebut pressure
zone microphone (PZM). Mic ini diletakkan bidang yang dapat memantul, meja ataupun
lempengan plastik. Ketika letakkan pada “pressure zone” ini, mic akan menerima kedua
sumber suara, yaitu yang langsung dan yang dipantulkan.

Kelebihannya dapat menangkap lebih dari satu arah sumber suara, karena mic jenis ini
mempunyai pola penangkapan yang lebar. Kelemahannya, jika anda menggunakan mic
jenis ini maka suara kertas ataupun hentakan-hentakan jari di atas meja akan
tertangkap

7 Stand Microphones

Digunakan kapan saja ketika sumber suara tetap dan jenis programnya pun
memungkinkan. Sebagai contoh, seorang penyanyi sambil bermain alat musik, maka
mic jenis ini biasanya yang paling sering digunakan.

8 Hanging Microphones

Digunakan jika jenis-jenis mic tersembunyi (boom atau fishpole) dianggap tidak praktis.
Anda dapat menggantungnya (high quality-cardiodid tetapi juga lavaliere) dengan
kabelnya ditemapt yang sesuai dengan sumber suara.
9 Hidden Microphones

Suatu saat anda mungkin menemukan situasi dimana harus menggunakan mic kecil
yang tersembunyi, dimana kamera tetap harus tidak tertangkap oleh kamera. Biasanya
mic jenis lanaleire yang digunakan. Tetapi mic jenis PZM juga cukup efisien dijadikan
hidden camera, sebab bentuknya yang tidak seperti mic pada umumnya. Anda dapat
saja meletakkannya dia atas meja di mana orang tidak akan menyadari bahwa itu
adalah sebuah mic.

10 Long Distance Microphones.

Mungkin ini biasanya digunakan pada program olah raga. Kita perlu menyadari bahwa
kadang-kadang suara lebih menyampaikan energi olahraga kepada pemirsa daripada
gambarnya. Anda dapat menggunakan hypercadiodid shotgun misalnya. Tetapi satu
cara yang cukup kuno tapi selalu berhasil adalah dengan menggunakan parabolic
reflector microphone, yang menyerupai parabola dan terdapat omnidirectional mic di
depannya. Semua suara yang masuk direfleksikan ke depan dan dikonsentrasikan ke
mic.

Dari ketiga unsr sersebut sangat menentukan kualitas suatu program acara televisi
yang layak untuk disiarkan.

You might also like