You are on page 1of 17

Modul Agroimillstri 1

AGROINDUSTRI : PERAN, PROSPEK DAN


PERKElVIBANGANNY A DI IN DON ESIA


DJUMALI MANGUNWIDJA.JA

SUPRIHATlN

MUSLICH

'
e ~t~
..

JURUSAN TEKNOLOGIINDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOI{

2001

I
KATA PENGANTAR

Modul Agroindustri 1 : .. Agroind ustri : peran, prmpek dan


perkembangannya di Indonesia" ini adalah merupakan bahan peng<\l<lran y,mg
digunakan untuk sebagai bahan ,Bantu <ljar matakuliah Pengantar Teknologi
Industri Pertanian, jUlUsan Teknologi Industri Pertanian semester 3.
Modul ini disusun sebagai pelengkap bagi kelas atau kelompok yang mengikvti
pengajaran bermodul pada semester bersangkutan dan 1ahun pengajaran yang
ditentukan, yang penyelenggaraannya dilakukan secara parallel dengan Luliah
tatap muka biasa.

Bagi mahasiswa yang akan menggunakan modul ini, perhatikan baik baik
Petunjuk yang disertakan pada setiap modul, dan selalu konsullasi kepada Dosen
atau Asisten pengajaran modul ini.
Modul ini diharapkan dari tahun ke tahun, akan dilakukan perbaikan dan
penyempumaan sesuai dengan kemajuan iptek dan industri, serta kaitan dengan
kurikulum yang diberlakukan.
Segala kritik dan masukan bagi perbaikan modul ini sangat dinantikan.

Bogor, 2g Oktober 2001

Penyusun
DAFTAR lSI
Halaman

KATA PENGANTAR ............... .

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ........... '" ....... .. II

TUJUAN INSTRUKSIONAL .... " ............................. .

PENDAHULUAN ........... L ................................. .

PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG

PERKEMBANGAN AGROINDUSTRI ..................... 2

- Pengertian dan Lingkup Agroindustri ... ... ... ... ... ... 2

- Penman Agroindustri dalam Perekonomian Indonesia 3

GLOBALISASI EKONOMI DUNIA... ... ... ... .. .... 4

POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

DI INDONESIA... ... ... ... ... ... ... ... ... ..... ................ 5

- Perkembangan Agroindustri Prakrismon '" ... ... ... ... ... 5

- Perkembangan selama Krisis ... . . . ... .. . .. . .... .... ... ..... 6

- Perkembangan Agroindustri P<'..Sca Krisis ... ... ... ... ... ... 6

PERAN TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN

AGROINDUSTRl ... ........................ .................. 7

UJI KEMAMPUAN DIRI .... . 10

PUSTAKA ACUAN ................... . II

I
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Tujuan penyusunan modul ajar ini adalah membanlu mahaslswa


dalam mengikuti kuliah FTP 2000 Pengantar Teknologi Pert an ian,
2 (2- 0) pada semester 3 untuk kelas alau kelompok bermodul

2: Setiap modul bersifat lepas, kecuali Modul Agroindustri 1 yang harus


dipelajari paling awal. "Setelah Modul Agroindustri I, modul modul
berikutnya dapat diikuti secara bebas dan mandiri.

3. Setiap modul terdiri atas empat bagian utama : (i) tujuan instruksional,
(ii) tubuh modul , umumnya meliputi pendahuluan alau lalar belakang.
bahasan ulama. kesimpuJan alau rangkuman, (iii) uji l-.emampuu1l Jlfi
(self assessment), dan (iv) pustaka acuan.

4. Pustaka acuan atau bahan bacaan, dimaksudkan untuk penelusllfan


lebih lanjut alas suatu bahasan yang diungkap dalam tubuh modul

5. Mahasiswa berkewajiban, menjawab atau mengerjakan uji


kemarnpuan diri dan diserahkan pada waktu yang telah ditentukan .
Setiap uji kemarnpuan din mempunyai nilai 0 - 100. Untuk dapat
mengikuti modul benkutnyn, mahasiswa harus meraih nilai minimum
setiap modul 56.

6. Mahasiswa yang mendapat nilai dibawah 56 untuk suatu moduJ, lak


diperkenankan melanjutkan modul selanjutnya sarnpai perolehan nilai
nya mencapai sebagaimana dicantumkan pada butir (5)

7. Nilai keseluruhan modul akan dinyalakan dalarn ralaan nilai dan


selanjutnya diubah ke nilai akademik sebagaimana berlaku di IPB.

I
8. Bagi mahasis\va yang menyelesaikan seluruh modul, akan diberikan
sertifikat

9. Yakinkan bahwa modill yang diambil adaJah modill yang sah dan
berlaku, karena setiap tahun modul tersebut selalu dilakukan perbaikan
dan/atau penyesuaian

10. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau kurang difahami silahkan
menghubungi dosen png bersangku!<Ul

11. SELAMA T BELAJAR DENGAN MODUL, DAN SllKSES

I
TUJUAN SAUDARA DALAM MEMPELAJARI MODUL INI ADALAH AGAR
SUPAYA DAPAT:

1. Menyebutkan pengertian dan lingkup agl'oindustli


2. Menjelaskan pel'anan strategis agroindushi bagi pengembangan industri dan
perekonomian Indonesia
3. Mtmjelaskan tantangan dan perfvnan agroindustri Indonesia pada globalisasi
ekonomi •
4. Menyebutkan produk produk pertanian yang mempunyai prospek untuk
dapat diunggulkan
5. Menerangkan peranan teknologi proses dalam peningkatan nilai tam bah
agroindustri
6. Menyebutkan contoh pen~rapan teknologi pl'oses untuk meningkatkan hasil
pertanian menjadi produk unggulan
7. Menyebutkan kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pengembangan
agroindustri di Indonesia

PENDAHULUAN
Kita sepantasnya bersyukur pada Tuhan atas karunianNya yang dilimpahkan
kepada bangsa Indonesia berupa daratan yang membentang dari Sabang sampai Mer?uk~
dengan ,luas 1900 juta Ha dan terdiri atas 17800 pulau dan'lebih dari 5700 Ha berupa
hamparan lautan nan biru. Keanekaragaman hayati berupa tanaman. hewan, dan r.1ikroba
yang tak ada tandingannya didunia selayaknya menjadi modal dasar untuk dilestarikan
dan dikembangkan menjadi komoditas atau produk yang bersaing diperdagangan global
serta memberi kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Selain itu kurang lebih 70%
penduduk Indonesia bergerak dalam usaha pertanian. Kondisi ini merupakan alasan kuat
atau pemacu (driver) serta modal kuat bagi tumbuh industri yang berbasis pertanian atau
agroindustri.
Dengan lokasi yang terdiri at as pulau besar dan keeil terse but serta di
katulistiwa,dan jumlah penduduk yang besar yang dapat merupakan pasar potensial,
merupakan modal untuk tumbuhnya industri perhubungan dan industri teknologi
informasi dan komunikasi. Gambaran singkat tersebut menyiratkan bahwa untuk
pembangunan dan pengembangan industri, Indonesia memiliki modal dasar sangal
mendukung. Perkembangan industri tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan warganya. Ketiga industri yang harus dipilih Indonesia yaitu : agroindustri,
industri perhubungan ibarat tiang bangunan rumah, dengan fondasi indu$tri per.,Solahan
(manufacturing base industry). Sebagai atap bangunan adalah industri teknologi
infonnasi dan komunikasi. Secara terkait masing masing industri tersebut akan berperan
sebagai 'gerikut :;Industri pengolahan akan memasok segal a kebutuhan scktor ekonnomi

I
2

termasuk agroindustri dan industri perhubungan sehingga berfungsi dalam meinperkuat


ketahanan negara. Mesin pertumbuhan ekonomi (engine of growth) bertumpu p&da
agroindustri dan industri perhubungan, sedangkan industri informasi dan komunikasi
akan memayungi dan memberikan informasi (pasar, komoditas, teknologi, dll). Industri
ini diharapkan mempakan pemacu pertumbuhan.
l3erdasarkan tamsil bangunan tersebut, konsep pengembanganindustridengan visi
pertumlJuhan tinggi (high growth vision) dapat dirancang untuk memajukan Indonesia
dengan Iaju pertumbuhan tertentL untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam kaitan dengan pengikut kuliah dalam makalah ini bagian agroindustri
akan dibahas lebih laniut . Bahasan abn dimulai dengan pengertian agroindustri serta
sedikit ilustrasi sejarah dan lingkupnya. Beran dan arti strategis agroindustli akan menjadi
bahasan berikutnya dengan didahului tentang globalisasi ekonomi dunia. Arti pentig
teknologi dalam peningkatan nilai tambah produk agroindustri merupakan penutup
bahasan pertama. Seri- seri bahasan berikutnya akan difokuskan lebih khusus hitan
agroindustri dengan aspek lain. Sebagai gambaran Seri Agroindustri 2. akan
mempertelakan tentang penerapan bioteknologi pada agroindustri, dan Seri Agroindustri
3 akan membahas tentallg agroindustri pedesaan serta arti penting kemitraan bagi usaha
kecil menengah.

PENGERTIAN DAN
• f
LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
AGROINDUSTRI

Fakta sejarah telah membuktikan bahwa Belanda yang menjajah Indonesia sclama
hampir 350 tahun mampu mengaduk hasil bumi Nusantara menjadi komoditas andala'1
yang dapat memasok devisa untuk menopang perkenonoian yang dipimpin oleh ratu
Wilhelmina di tanah rendah, Netherlands. Karet, kopi, teh, kina, tembakau, gula serta
minyak atsiri dan rempah-rempah adalah contoh produk van Oos/ Indie yang kala itu
sangat terkenal didunia.

Pengertian dan Lingkup Agroindustri


Meskipun baru dipopulerkan di Indonesia pada tahun 1980-an, agroindustri yang
antara lain diartikan sebagai industri yang mengolah hasil pertanian- seperti contoh diatas
telah lama dikenal dan diterapkan di Indonesia semenjak zaman penjajahan Belanda abad
ke 16. Secara eksplisit pengertian agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin
(1971) yaitu perusahaan yang memroses bahan Ii.abati (berasal dari tanarran ) atau
hewani (berasal atau dihasilkan oleh hewan) . Proses yang diterapkan mencakup
pengubahan dan pengawetan melalui per!akukan fisik atau kimiawi, penyimpanan,
pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapat mempakan produk yang
merupakan p.-oduk akhir yang siap dikonsumsi atau digunakan oleh manusia ataupun
sehagai rroduk yang merupakan bahan baku induSlri lain.
Pengertian lebih Iuas dicetuskan dalam Simposium Nasional Agroindustri I yang
diselenggarakan oleh Jurusan Tekologi Industri Pertanian, IPB. yaitu sebagai berikut
Agroind~stri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku,
merancang dan menyediakan peralatan serta jasa. untuk kegiatan t,ersebut. Agroindustri
dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil .Pertanian (lPHP), Industri
3

Peralatan dan Mesin Pertanian (lPMP), dan InJustri Jasa Sektor Pertanian (IJSP), Industri
Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dipilah menjadi:
1. IPHP - Tanaman Pangan termasuk didalamnya adalah bahan pangan kay a
karbopidrat, palawija dan hasil tanaman hortikultura,
2. IPint Tanaman Perkebunan, yaI~g meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa
sawit, temba:kau, cengkeh, kakao, v:mili, kayu manis, dan la:n lain,
3. IPHP - Hasil Hutan yang mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti damar,
rotan, tengkawang dan hasil ikutan lain.
4. IPHP-Perikanan, yang meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil Jaut
segar,pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping kuat,
5. IPHP~ Peternakan yang mencakup 'tJengolahan daging segar, susu, kulit dan hasil
samping lainnya
Industri Peralatan dan Mesin Pertanian dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu .
1. IPMP- Budidaya Pertanian yang mencakup alat dan mesin pengolah lahan ( cangkul,
traktor, dam sebagainya ).dan
2. IPMP - Pengolahan yang meliputi alat dan mesin pengoiahan berbagai komoditas
pertanian, misalnya : mesin penggiling padi, medin perontok gabah, mesin pengering,
unit pengolah gula, dan sebagainya.
Industri Jast. Sektor Pertanian, terdiri at as :
1 IJSP - Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengankutan, pengemasan serU
penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri, terutama dari industri
pengolahan hasil pertanian,
2 IJSP .:Konsultasi kegiatannya meliputi segi perencanaan, pengelolaan sampai pad a
pengawasan mutu serta evaluasi dan penilaian proyek,
3 dan IJSP- Komunikasi. menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan
penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainnya.
Pada perkembangan dan wacana lebih lanjut, agroindustri lebih banyak digunal<'an
dalam arti sempit yaitu industri yang mendayagunakan hasil pertanian sebagai bahan
dasarnya.
Simposium tersebut dapat dianggap sebagai cikalbakal wacana, diskusi serta
pengembangan agroindustri di Indonesia, sampai akhirnya dapat dirumusknn selJagai
strategi pembangunan nasional dalam GBHN 1993 (Anonim, 1993) Definisi lain
diberikan oleh Dominguez dan Andriano (1994) yang "," merupakan kegiatan yang
salinghubung (interelasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan,
pemasaran, dan distribusi produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial-ekonomi,
agroindustri ( pengolahan hasil pertanian ) merupakan bagian dari enam suo-sistem
agribi.snis)ang disepakati, yaitu sub-sistem penyediaan sarana produksi tlan peralatan,
usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan (Anonim, 1995).

Peranan Agroindustri dalam Perekonomian Indonesia

Berdasarkan pengertian serta lingkup agroindustri diatas, serta latarbelakang sosial


ekonomi dan geogratis Indonesia, agroindustri dapat diharapkan mcnjatli sub-sc,ktor
industri :yang strategis. Pengembangan agroindustri dihrapkanterjadi peningkatan nilai
tambah hasil pertanian yang secara komparatif Indonesia merupakan penghasil utama
komoditas pertanian penting.

I
4

Nilai strategis agroindustri juga terletak pada poslsmya sebagai jembaian yang
menghubungkan antara sektor pertanian pada kegiatan huJu dan sektor industri pada
sektor hilir.Dengan pengembangan agroindustri secara tepat dan baik diharapkan dapat
ditingkatkan (a)jumlah tenaga kerja, (b) pendapatan petani,(c) volume ekspor dan devisa
yang diperoleh, (dO pangsa pasar baik domestik maupun internasional, (e) niJai tukar
produk hasil pertanian, dan (t) penyediaan bahan baku industri
Penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian mencapai sekitar 60% dari tenaga
kerja yang ada, sedangkan di sektor industri pengolahan. 10 %, sektor perdagangan
14,6%, sektor jasa 12,0% dan lain lain 7,4 %. Dengan 'demikian dari aspek sosial
ekonomi perkembangan agroindustri dan agribisnis diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan sebagian besar penduduk tersebut.
Dalam pembangunan dan pengembangan agroindustri memasuki abad 21 ini tidak dapat
dilepaskan dari globalisasi ekonomi dan perdagagan yang sedang melanda di Indonesia,
Paragraf berikut mengungkap globalisasi ekoncmi dan pengaruhnya terhadap peran dan
prospek agroindustri Indonesia.

GLOBALISASI EKONOlVlI DUNIA

Proses transfonnasi global yang dewasa ini sedang berlansung pada dasarnya
digerakkan oleh tiga kekuatan besar, yaitu perdagangan, investasi, dan produksi. Dengan
kata lain, pengertian globalisasi bukan hanya menyangkut arus perdagangan bebas
memasu'ki pasar di "eluruh dunia sebagai akibat dari penurunanan dan penghapusan tarif,
tetapi juga tennasuk globalisasi di bidanh investasi dan produksi maupun teknologi.
Ketiga faktor diatas mempunyai kaitan yang erat dan saling menunjang. Selamjutnya,
meningkatnya arus perdagangan akan mendorong peningkatan dan mobilitas investasi.
Peningkatan investasi tidak hanya akan mendorong penggunaan teknologi, tetapi juga
mendorong inovasi dan invensi ( penemuan ) proses dan! atau produk baru, (Porter 1992)
Peningkatan investasi dan produksi akan berdampak pada peningkatan
kesempatan kerja yang pada gilirannya akan mendorong meningkatnya pendapatan
masyarakat. Sehingga secara kcseluruhan diharapkan tCljadi pcningkatan pula
kesejahteraan masyarakat.
Dalam salah satu kajian yang dilakukan oleh Sekretariat GATT ( Anonim, 1(96).
diprakirakan bahwa pada tahun 2005 perdagangan dunia akan meningbt sebesar 12%
atau senilai US$ 745 milyar. Dalam kaitan dengan ekspor Indonesia ke:taikan terbesar
akan teIjadi pada produk pakaian jadi (60%), tekstil (34%), pertanian (20%) dan prvdul
olahan agroindustri (19 %)..
Sedangkan Bank: Dunia juga memprakirakan bahwa pada tahun 2010, sekitar ::; 8%
pertumbuhan produksi dunia akan dihasilkan oteh negara- negara sedang berkembang.
Dalam kurun tersebut, diduga pertumbuhan produksi dunia meningkat dari 21% menjadi
27%, dan perkembangan paling pesat akan terjadi dikawasan Asia Pasitik, terutama Asia
Timur dan Tenggara (Anonim. 1997)
Dengan dasar anggapan bahwa kajian kajian tersebut diatas tak jauh menyimpang,
maka Indonesia yang tennasuk dalam negara Asia Pasifik dan saat sebelum krisis pernah
mencapai tingkat pertumbuhan yang cukup bagus (7-10%), dan diharapkan terjadi
perbaikan kinerja pemerintahan baru. (baca : setelah era Reformasi ) - harus dapat

I
menempatkan tantangan dan persaingan global tersebut menjadi pemieu untuk
memajukan perekonomian nasional.
Globalisasi produksi dan industri adalah kemampuan menempatkan alur proses
produksi d~ri pembu~tan k?mponen atau bahan. baku ke. perakitan ~tau pengolah~n
produk akhlr ke lokasl lokasl atau negara yang paling menguntungkan dl kawasan duma
Proses produksi yang semula dilakukan secara terpadu di suatu tempat atau negara,
dalam er;a.giobalisasi dapat dan mungkin dipecah dan disebar ke seluruh penjujru dunia,
menurut' pola yang secara keseluruhan mampu memberikan tingkat efisiensi paling
optimal.
Globalisasi produksi akan semakin mempercapat proses pengalihan ( transformasi
) strukturai melalui pengembangan. teknologi baru dan tingkat penyebaran
pemanfaatannya (rate of diffusion ). Melalui proses keterkaitan dengan perdagangan dan
investasi, pengembangan teknologi akan mampu menciptakan produk-produk dan pross
barn serta berpengaruh terhadap perubahan di bidang kelembagaan, organisasi, dan
sistem manajemen (Raillon, 1996)
Apalagi biladilihat bahwa hampir sebagian besar dari laju pertumbuhan prcduksi
global- akan dipasok dari negara berkembang.. Pang!;a pasar hasil pertanian dan produk
agroindustri masih amat sangat besar. Tentu saja, Indonesia dituntut untuk mampu
mengembangkan sumberdaya pertanian lokal - keunggulan komparatif - agar dapat
dihasilkan produk agroindustri yang kompetitif di pasar global. Dalam pengertian
kompetitif tidak hanya menyangkit jumlah dan mutu, tetapi juga harga serta waktu
penyampaian dan kelembagaan perdagangan internasional yang praktis ( Mangunwidjaja,
1998).
Dalam kaitan dengan strategi penciptaan keunggulan kompetitif pada sumberdaya
komparatif, pengembangan agroindustri melalui penerapan teknologi proses mempunyai
arti penting. Dalam penerapan dan pengembangannya harus dilakukan pemilihan secara
nasionaL Berdasarkan proses pemilihan ini akan diperoleh sejumlah komoditas unggulan
Indonesia. Komoditas inilah yang harus di kembangkan secara tepat sasarap antara lain
dengan penerapan proses, baik secara sederhana maupun canggih seperti proses
bioteknologis.

POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROINDIJSTRI DI


INDONESIA

Sumberdaya pertanian di Indonesia merupakan salah satu keunggulan yang


secara sadar telah dijadikan salah satu pilar pemgangunan dalam bentuk agroindustri,
haik pada era orde baru, reformasi dan saat ini Dalam GBHN 1999- 2004 pun
ditegaskan bahwa salah satu strategi pembagunan industri adalah industri yang berbasis
sumberd~ya lokal. Salah satu diantaranya adalah agroindustri ( Anonirn, 1999 ).
Perkembangan agroindustri dapat diJihat dari tiga peri ode, yaitu sebelum kri~is moneter
tabun 1997, selama krisis, dan pasca krisis (1999 - sekarang).

Perkembangan agroindustri pra krismon


Sebelum terjadi krisis moneter tahun 1997. perkembangan agroindustri di berbagai
cabang industri cukup menggembirakan. lumlah perusahaan agroindustri dan penyerapan
tenaga kerja selama Pelita VI terus meningkat masing-masing dengan rataan 6,41 dan
6

9 44% per tahun. Demikian pula kinerja ekspor produk agrQindustri meningkat tajam
s~lama tiga tahun terakhir sebelum krisis, yaitu dari USD 1,65 miiyar (1995) menjadi
239 milyar (1997) atau dengan rataan pertumbuhan 22, 4% per tahun. Ekspor tersebut
didominasi oleh kelompok produk olahan kelapa dan kelapa sawit, hasil perkebunan
(kakao, biji jambu mete). hasil tanaman pangan, serta produk peternakan dan perikanan.

Perkembangan selama krisis


Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan
negatif, agroindustri mampu bertahan daJam jumlah unit usaha yang beroperasi,
meskipun dari aspek tenaga kerja dan nilai ekspor terjadi penurui1an, yaitu masing­
masing - 30,16 dan - 17,17 %. Kelompok agroindustri yang tetap mengalami
pertumbuhan antara lain yang berbasi; kelapa sawit, pengolahan ubi kayu, industri
pengolahan ikan. Kelompok agroindustri ini dapat berkem,b.ang dalam keadaa!1 krisis
karena tidak tidak tergantung pada bahan baku dan bah,an tambahan impor serta pe)uang
pasar ekspornya juga tetap besar. Sedangkan kelompok agroindustri yang tetap dapat
bertahan pada masa krisis adalah industri mie, pengolahan susu, dan industri tembakau
yang disebabkan oleh peningkatan permintaan da)am negeri dan sifat industrinya yang
padat karya.
Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan antara lain industri pakan ternak dan
makanan ringan. Penurunan industri pakan ternak disebabkan keter~antungan impor
bahan baku (bungkil kedelai, tepung ikan, premix dan obat-obatan) yang mencapai 71 %.
Sedangkan penurunan pada industri makanan ringan lebih disebabkan oleh penunman
daya beli masyarak"t sebagai akibat krisis ekonomi.

Perkembangan agroindustri pasca krisis


Berdas'lrkar. data perkembangan ekspor tiga tahun terakhir, terdapat
kecenderungan beberapa komoditas mengaJami pertumbuhan yang positif Produk
tersebut ·adalah minyak sawit dan turunannya, karet alami, produk hasil laut, bahan
penyegar terutama kakao dan teh, hortikultura, dan makanan ringan / kering ( Anonim,
2000)
Berdasarkan potensi yang dimiliki, bebrapa komoditas dan produk agroindustri dapat
dikembangkan pada masa mendatang. Kelompok produk ini memerlukan perbaikan
teknologi proses agar mampu bersaing di pasar internasionaI. Produk tersebut adalah
produk berbasis pati, hasil hutan non kayu, kelapa dan turunanya, minyak atisri dan
flavor alamiah, bahan polimer non karet , hasillaut non ikan ( Mangunwidjaja, 1993)
Dari kelompok produk agroindustri potensial tersebut, Indonesia tak usah kawatir
?ersaing dengan negara lain dalam hal ketersediaan sumberdaya hayatinya, baik dalam
Jumlah atau jenisnya. Sebagai contoh ragam jenis tanaman dan hewan yang merupakan
sumber aroma dan flavor, Indonesia mempunyai kekayaan yang tak tertandingi di dunia,
Selama ini kita hanya memanfaatkan tak lebih 10 jenis, antra lain nilam, akarwangi,
cengkeh, sereh, menta. Sumber lain semisal dari bunga-bungan yang nilainya jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan produk yang disebut belum banyak atau bahkan samasekali
didayagunakan. Yang terlebih penting, dalam contoh minyak atsiri ini, selama ini
Indonesia hanya mampu menjual dalam bentuk produk minyak atsiri ( hasil penyulingan,
ekstraksi atau enflerasi ), padahal didalam minyak atsiri terkandung komponen utama
penyusun 'wangi-wangian. Komponen utama inilah yang merupakan bahan baku indLstri

I
7

parfu m dan fragrance- dan tentunya mempunyai nilai tambah yang jauh amat tinggi
dibandingkan harga minyak atsiri. ( Mangunwidj aj a et aI, 1996 )
Sebagai contbh perbandingan nilai 1 kg minyak cengkeh dibandingkan eugenol
(komponen dalam minyak cengkeh) adalah US$ 2 dibanding US$ 5000,- Gamberan
serupa dapat diambil untuk semua jenis min yak atsiri. Perancis sebagai negara yang
tidak mempunyai bahan baku minyak atsiri, justru berkembang pesat di dunia dalam
industri hilir minyak atsiri ( parfum, fragran dan isolat atsiri )

PERAN TEKNOLOGI UNTUK PENGEIVIBANGAN AGROINDUSTRI

Dalam pengembangan agroindus.n di tingkat perusahaan skala besar atau BUMN


sebagaimana dicanamgkan oleh Pemerintah penting artinya dijalin kemitraan dengan
usaha dan kegiatan yang dilakukan industri kecil at au pedesaan, Industri kecil ini dapat
berperan dalam penyediaan atau penanganan serta pengolahan awal dari bah an baku yang
akan diolah oleh industri besar ( Mangunwidjaja, 1998 ) Sehingga dapat kasus minyak
atsiri misalnya, maka penyediaan baku sampai pengolahan minyak atsiri dikerjakan oleh
industri keciL Minyak atsiri dari industri keeil atau pedesaan inilah yang kcmudian diolah
oleh perusahaan besar (BUMN, swasta ) dcngan tcknologi yang lebih clisien unluk
dihasilkan produk hilir bernilai tambah tinggi. Contoh serupa dapat diY.embangkan untuk
produk kimia-oleo (oleoehemicals ) baik dengan bahan dasar kelapa atau kelapa sawit.
Bahwa pengembangan agroindustri di Indonesia selama ini banyak dililit oleh
kendala , hal ini tak dapat dipungkiri. Salah satu kendala teknis adaJah kemampuan
mengolah kita yang masih rendah. Hal itu ditunjukkan dengan sebagian besar k'1moditas
pertanian yang diekspor merupakan bahan mentah, dengan nilai indeks retensi
pengolahan sebesar 0,71 - 0,75 %. Angka tersebut menunjukkan bahwa hanya 25 - 29%
produk pertanian Indonesia yang diekspor dalam bentuk olahan. Kondisi ini tentllsaja
memperkecil nilai tambah yang diperoleh dari ekspor produk: pertanian, sehingga
pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan bagi perkembangan agroindustri di era global
m!.
Dalam lingkup pcrdagangan pengolahan hasil perlanian mcnjadi produk
agroindustri ditujukan untuk meningkatkan nilai tam bah komoditas tersebut. Semakin
tinggi nilai produk olahan (seperti dicontohkan diatas) diharapkan devisa yang diterima
oleh negara juga meningkat, serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku
agroindustri juga relatif tinggi. Konsepsi peningkatan nilai tambah agroindustri ini
menjadi tema utama Simposium Nasional Agroindustri 111, tahun 1997 (Anonim, 1997)
Teknologi proses yang dapat diterapkan untuk agroindustri sangat beragam, dan yang
sederhana (fisik, mekanik seperti pengE'ringan ) teknologi sedang (reaksi hidrolisis )
sampai ke teknologi tinggi (proses bioteknologis). Dengan ragam teknologi yang
demikian luas, maka diperlukan strategi pemilihan teknologi yang tepat untuk
pengembangan agroindustri. Strategi ini bertumpu pada prinsip dasar pendayagunaan
sumberdaya pertanian yang merupakan keunggulan komparatif menjadi pf(lduk
agroindustri unggulan yang mampu bersaing dipasaran dunia (keunggulan
kompetitif).(Bagi fang tertarik untuk memahami strategi pemilihan tekn('logi
dipersilahkan untuk membaca buku atau makalah bertaj uk tersebut )
Perkembangan iptek dan penerapannya di industri, menyebabkan batasan suatu
ranah (domain) iptek mengalami pembaharuan dari masa ke masa. Demikian pula
8

dengan teknoiogi proses yang pada awal tahun 1940-an senantiasa dihubungkan dengan
proses kimiawi (Austin,1984). Dalam konteks tersebut teknologi proses diberi pengertian
tentang tatacara berlandaskan ilmu pengetahuan untuk mengubah bahan secara kimiawi
menjadi produk yang nilai ekonominya lebih tinggi. Oleh karena selain proses kimiawi,
perlakuan fisik juga mampu meningkatkan nilai tambah suatu bahan, cakupan ini
kemudian dipilahkan menjadi Satuan Operasi (Unit operation). Dengan demikian,
teknologi proses diberi batasan tentang tatacara berlandaskan ilmu pengetahuan untuk
mengubah secara kimiawi dan/atau fisik secara komersial suatu bahan menjadi produk
(Gambar 1)
BAHAN MENTAH ----> PENGUBAHAN(KONVERSIO------> PRODUK
- tkimiawil biokimiawi
fisiko mekanik

Gambar 1. Teknologi Proses

Berdasarkan batasan tersebut, teknologi (proses) untuk agroindustri merupakan


penerapan pengubahan (kimiawLbiokimiawi dan/at au fisik ) pad a hasil pertar.ian menjadi
produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Produk agroindustri ini dapat merupakCln
produk akhir yang siap dikonsumsi atau digunakan oleh manusia ataupun procuk yang
merupakan bahan baku industri lain. Dalam tahapan proses, termasuk tahapan
perlakuan/proses hulu (pasca panen). penyiapan, pengondisian, pemilihan (sorta::-i), dan
lain lain, serta proses hilir berupa pemisahan dan pemurnian produk (GalT.bar 2)

BASIL
PERTANIAN
---->PENyIAPAN---> PENGUBAHAN---> PEMISAHAN.
PASCAPANEN - kimiawi
- biokimiawi
~
PRODUK
I

. fisiklmekanik·"" /
PEMURNJAN

proses hulu proses utama proses hilir

Gambar 2. Teknologi Proses untuk Agroindustri

Sampai tahun 1980-an, perguruan tinggi teknologi (kimia, lingkungan, pertanian,


farmasi) dalam kurikulum pendidikanya mengacu pada pemilahan tersebut, yaitu satuan
operasi (pengelompokan berdasarkan pengubahan fisik) dan satuan proses
(pengelompokan berdasarkan pengubahan kimiawi). Dalam pendekatan ini, tinjauan dtau
telaahan teknologi proses menjadi lebih bersifat analisis. Sehabis Perang Dunia II,
pendidikan rekayasa (teknik, engineering) kimia , terutama di Eropa berkembang pesat
dengan pusatnya di Jerman dan Perancis, dan pendekatan analisis parsial tersebut mulai
ditinggalkan dan mengubahnya dengan pendekatan kearah lebih sintesis. Dalam
pendekatan ini teknologi proses dilihat sebagai sistem proses dan dicakup dalarn ranah
rekayasa proses (process engineering). Dalam perkembangan berikutnya diparuh tahun
1970 dasar rekayasa proses itu diterapkan untuk konversi biokimiawi (enzimatik maupun
mikrobial ) dan memunculkan ranah bam bioproses. Dalam pendekatan rekayasa proses,
fokus lebih diarahkan pada tatacara untuk mencari atau merealisasikan langkah proses

I I
9

yang diperlukan untuk mengubah bahan. menjadi pr?duk secara .opt.irhal, dan
mengendalikan sistem pemroses beroperasl secara optImal (SoerawldJaJa, 1992).
Berdasarkan perkembangan tersebut, bahasan dalam teknologi proses meliput sintesis,
optimasi, pemodelan dan simulasi, serta pengendalian proses (Rudd dan Watson, 1988.
Seider, et aI, 1999, Suryani dan Mangunwidjaja, 2000)
Berikut disajikan contoh penerapan teknologi untuk produk produk agroindusui
dari bertaraf sederhana sampai tinggi (Tabel I), Berdasarkan prospek yang baik,
penerapan bioteknologi untuk pengemabngan agroindustri akan dibahas tersendiri dalam
Seri Agroindustri 2.

Tabel 1 Penerapan Teknologi unt,uk Agroindllstri

Bahan TeknoJogi proses yang diterapkan Produk

Padi penggilingan Beras


Ubikayu Pemilihan, pemarutan, ekstraksi Tapioka
pengayakan, pengeringan
Buah kelapa Pengeringan, pengempaan Minyak goreng

hidrolisis, penyabunan,pemucatan (kelap'l)

(bleaching), deodorisasi(penghilangan bau)


Tebu Pemerasan, evaporasi, penjernihan Gula p8sir
(karbonasi, sulfitasi), kristalisasi
Daun teh Pelayuan, fermentasi, pengeringan Teh hitam
Daun nilam Penyulingan (distilasi ) Minyak nilam
Getah karet Penggumpalan (koaguJasi), pengepresan RSS (Rubber Smoked
pembentukan, pengasapan Sheet)
Minyak nabati Netralisasi, esterifikasi Oleokimia (ester)
Minyak nabati Hidrolisis, distilasi, penyabunan (saponifi Sabun
kasi),penambahan bahan bantu
Minyak nilam Isolasi, ekstraksi, pemurnian Isolat ( fragrance)
Ubikayu Pemarutan, likuifaksi, sakarifikasi Gula cair fruktosa
isomerisasi, pemisahan (kromatografi)
Onggok Fermentasi, kalsifikasi, asidifikasi Asam sitrat
kristalisasi
Tetes tebu Fermentasi, penggaraman, kristalisasi MSG (mono sodiu In g
glutamat)
Biji kakao Fermentasi, pengeringan, penggilingan Cokelat (chocolat)
pengempaan, formulasi
Tulang hewan Pemanasan, pemisahan, pengendapam Gelatin
Kulit udang Pengeringan, penggilingan, penghilangan Khitin
protein (deproteinasi), penghilangan mine
ral (demineral isasi), deasetilasi Khitosan
Limbah cair Ultrafiltrasi, pengeringan Konsentrat protein
susu (Whey) Konsentrat galaktosa
Kayu Penghancuran, pemasakan (pulping) Pulp
- dengan soda, atau sui fit, atau termo-
10

mekanis
Pulp Penghancuran (beating), penghalusan Kertas
(refining), penambahan bahan pengisi

Keterangan : Minyak nabati adalah minyak yang diperoleh dari bahan yang berasal dari
tanaman, untuk membedakan dengan istilah minyak/lemak hewani yang dibuat dari
bahan berasal dari hewanJikan.

UJI KEMAMPUAN-DIRI (Self- Assessment TestO


"
01. Jelaskan mengapa pengenbangan industri berbasis hasH pertanian mempuny.li
arti penting dan strategis bagi Indonesia.
02. Sebutkan beberapa pengertian tentang agroindustri, Dari berbagai pengertia
tersebut sebutkan inti kesamaannya. Pada pendekatan lain, dalam
pembangunan pertanian juga dikenal istilab agribisnis. DapMkah SauJara
menerangkan dimana pcsisi agroilldustri pada pendekatan agribisnis tersebut.
03. lVleskipun pembangunan agroindustri diyakini sebagai salah satu program
nasional yang prospektif, tetapi pertumbuhannya masih banyak menghadapi
kendala, Dapatkah Saudara merinci kendala-kendala yang dihadapi oleh
agroindustri.
04. Dalam golbalisasi ekonomi dunia ini, bagi Indonesia agroindustri masih tetap
diyakini sebagai subsektor yang dapat dijadikan unggulan. Bagaimana
menu rut pendapat Saudara tentang hal tersebut.
05. Dalam perkembangan ekspor produk agroindustri selama ini, perolehan devisa
dari produk agroindustri relatif kecil. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat
terjadi,
06. Dalam kaHan dengan butir 05, usaha apakah yang dapal: dilakukan untuk
meningkatkan niiai tam bah produk agroindustri.
07. Berdasarkan co.ntoh yang disajikan pada Tabel 1, sebutkan paling sedikit tiga
contoh hasil pertanian yang dapat diproses menjadi produk agroindustri yang
bernilai tam bah tinggi, serta sebutkan teknologi proses yang dapat diterapka:1.
08. Dari makalahl bahan bacaan diatas, adakah istilah yang Saudara baca dail
tidak dimengerti artinya. Bila ada tuliskan istilah tersebut pada kolom yang
disediakan dibawah ini (Bila dirasa kurang, Saudara dapat menggunakan
lembar lain ).

I I
..

11

PUSTAKA ACUAN

Anonim, 1983 Simposium Nasional Agroindustri I, Jurusan Teknologi Industri Pertanian,


Fateta, IPH. Bogor

Anonim, 1993. Garis Besar Haluan Negara. Sekeetaris I'vlPR, Jakarta

Anonim, 1995. Sistem. strategi dan pengembangan agroindustri. Badan Agribisis,


Deptan, Jakarta

Anonim, 1997. Simposium Nasional.Agroindustri III. Jurusan Teknologi Industri


Pertanian, Fateta, IPB, Bogor

Anonim, 1999. Butir-butir Garis Besar Haluan Negara 1999- 2004, Sekretariat MPR.
Jakarta.

Anonim, 2000. Perkembangan ekspor produk industri kimia, hutan dan agro. Direktorat
Jendral Industri Kimia, Hutan dan Agro. Depperindag, Jakarta

Austin, lE. 1981. Agroindustrial Project Analysis. The John Hopkins University Press,
London.

Austi, G.T .1984. Shreve's Chemical Process Industries. Fifth Edition.lv1c Graw Hill
Book CO,New York

Dominguez,PG and Adriono, LS, 1994. BIMP-EAGA Agroindustrial COJperation A


proposed frame work and plan of action, USM (Mimeograph)

Mangunwidjaja, D.1993. State of the Art : Pengembangan teknologi proses untuk


agroindustri. Makalah pada Forum Teknologi, Dikti, Depdikbud, Cisarua, 12 Nopember

Mangunwidjaja, 0, Eriyatno, and Boley, F, 1996. Feasibility study on the development of


essential oil industry in Indonesia. Business Innovation Center- Indonesia, Jakarta
(unpublisehed)

Mangunwidjaja, D, 1998 Agroindustri pedesaan untuk pemberdayaan ekonomi rakyat.


Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fateta, IPB Bogor

Porter, ME, 1992 Competitive Strategy : Techniques for Analysing Industries and
Competitors. The Free Press, New York

Rudd, DE and Watson, CC.1988 Strategy of Process Engineering. Wiley International


Edition

Seider,WD, Seader, JD and Lewis,DR 1999. Process Design Principles - Synthesis,


Analysis and Evaluation. John Wiley and Sons, Inc. New York.

I
,.

12

perawidjaja, T.H.1992. Ruang lingkup penelitian dan pengembangan tekno\ogi proses.


lakalah pada Forum Komunikasi antar Peneliti Bidang Teknologi Proses, Puslitbang
:imia Terapan, LIPI, Bandung

uryani, A dan Mangunwidjaja, D.2000. Dasar Rekayasa Proses. Direktorat Pembinaan,


enelitian dan Pengabdian pad a Masyarakat, Dikti, Depdiknas, Jakarta (in press)

r
I

I
1 I

You might also like