Professional Documents
Culture Documents
DJUMALI MANGUNWIDJAJA
SUPRIHATI'l
MUSLICH
'
e ~'~
. .
.
2001
KATA PENGANTAR
Bagi mahasiswa yang akan menggunakan modul im, perhatikan baik baik
Petunjuk yang disertakan pada setiap modu!, dan selalu konsultasi kepad<.t Dosen
atau Asisten pengajaran modul ini.
Modul ini diharapkan dari tahun ke tahun, akan dilakukan perbaikan dan
penyernpurnaan sesuai dengan kemajuan iptek dan industri, serta bitan dengan
kurikulum yang diberlakukan.
Segala kritik dan masukan bagi perbaikan modul ini sangat dinantJkan
Penvusun
DAFTAR lSI
Halfman
HARAPAN ............. .
un KEMAMPUA~ DIRI 10
2.. Setiap modul bersifat lepus, kecuali Modul Agroindustri 1 yang harus
dipelajari paling awaL ~etelah Modu] Agroindustfl L modul modul
berikutnya dapat diikuti secara bebas dan mandiri
3. Setiep modu! terdiri atas empat bagian utama : (i) tujuan instruksionaI,
(ii) tubuh modul , umumnya meIiputi pendahuluan atau latar belakang,
bahasan utama, kesimpulan atau rangkuman, (iii) uji kemampuan diri
(self assessment), dan (iv) pustaka acuan.
9., Yakinkan bahwa modul yang diambil adalah modul yang sah dan
':
berlaku, karena setiap tahun modul tersebut selalu dilakukan perbaikan
danJatau
,
penyesuaian
10. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau kurang difahami silahkan
menghubungi dosen yang bersangkutan
"
PEMBANGUNAN AGROINDUSTRJ
2
Dengan pergantian re:tJm, pemerintahan baru dibawah Preslden K.H
Abdurahman Wahid harus dapat mengambil pelajaran dan kesalahan penerapan
strategi pembangunan. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa pengembangan agribisnis
dan agroindustri selayaknya rnenjadi salah satu prioritas pengernbangan, karena
agroindustri merupakan salah satu indutri yang mempunyai basis surnberdaya lokal
Berdasarkan skala usaha, agroindustri dapat dipilah menjadi agroindustri
skala besar dan agroindustri skala keeil dan menengah· Agroindustri skala besar
dengan basis' perkebunan (seperti BUMNIPTP Nusantara maupim swasta), perikanan
laut (pengol~an tuna, eakalang, ikan karang), dan peternakan (jeedJls, broiler/arms).
Sedangkan agroindustri keeil dan meneng<iP. pada wnumnya berlokasi di pedesaan,
sehingga diidentikkan sebagai pedesaan yaill1 agroindustri dengan basis pertanian
rakyat yang meliputi pengolahan palawija berbagai hasil hortikultura, hasil
peternakan dan perikanan ral"Yat, baik ikan air tawar maupun payau serta Iaut. .
Sebelurn krisis, perkembangan.,agroindustri di berbagai eabang industri eukup
rnenggembirakan dan jurnlah perusfu'1aan serta penyerapan tenaga keI]a selarna Pelita
VI teTUS meningkat masing-masing sebesar rata rata 6,41 dan 5,4..1 persen per tallun.
Dernikian pula kinerja ekspor produk agro!ndustri meningkat tajarn selarna tiga tahun
terakhir sebelurn krisis, yaitu dari usn 1,65 milyar pada tahun 1995 menjadi USD
2,39 rnilyar pada tahun 1997., atau mengalarni pertumbuhan rata-rata sebesar 2,5
persen.
3
dalampemerataan kesempatan berusaha, penyediaan lapangan kerja ( terutama yang
kurang terdidik dan berada di pedesaan), serta mampu berperan dalam pemerataan
pembangunan dengan penyebaran lokasi sampai ke daerah daerah pedesaan terpeheil,
desa tertinggal, dan daerah perbatasan. Dengan demikian, agroindustri khususnya di
pedesaan, diharapkan pada gilirannya akan mampu berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan,
Perkembangan agroindustri keei] dan pedesaan pada masa prakrisis seperti
diungkap pada data berikut eukup menggembirakan. Jurnlah perusahaan aglToindustri
bertambah dari 13000 ribu unit usaha pada tahun 1994 menjadi 1372 ribu unit pada
tahun 1996. Sebgian besar agroindustri tersebut merupakan agroindustri dengan skala
usaha kecil. Data tabun 1996 menunjukkan bahwa agroindustri skala keeil berjum!ah
1365 ribu unit, sedangkan selebihnya sebanyak 6,5 ribu unit merupakan agroindustri
skala mener.gah-besar, Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang ter~erap agroindustri
skala kecil lebih dominan yaitu4,5 -juta orang dibanding l,8 juta orang pada
agroindustri menengah-besar ( Wardhani, 1996)
Fakta bahwa agroindustri skala kecil sangat dominan, baik dalam jumJah
maupun penyerapan tenaga kerjanya, memberikan petunjuk bahwa pembina an dan
pengembangan agroindustri skala kedl terutama di pede~aan menjadi sangat
strategis karena diharapkan akan mampu mempercepat pemerataan
pembangunan. Gambaran itu juga memberikan petunjuk bahwa para pelaku
agroindustri skala kecil yang lebih banyak berperan dalam mengembangkan
agroindustri yang mengandung risiko tinggi. Banyaknya jumlah pengusaha yang
merniliki jiwa kewirausahaan yang tinggi merupakan modal yang sanga!. berharga
untuk mempercepat proses industrialisasi pertanian dalam memasuki persaingan
global.
> Melihat j)otensinya yang snngat besar tersebut , upaya pengembangan
agroindustri skala keeil di pedesaan hnrus diletakkan pada skala prioritas yang tinggi.
Penekanan pada pemtangunan agroindustri di pedesaan megandung a..li
strategis. Tak dapat dipungkiri selarna ini industrialisasi pada umumnya berlangsung
di sekitar kota-kota besar dengan penimbangan ketersediaan infrastruktur (prasarana)
yang memadai. Agroindustri merupdan industri yang mem(;rlukan pasokan hasil
pertanian. Hasil pertanian sebagai bahan Gasar atau bahan baku agroindustri pada
umurnnya dihasilkan di daerah pedesaan. Selain itu, di daerah pedesaan terdapat
sejurnlah masalah besar yang berkaitan dengan surplus tenaga kerja dan
pengangguran, serta bersifat statis- tak banyak mengalarni perubahan dalam
kehidupan ekonomi, Pada sisi lain diharapkan agrroindustri dapat meningkatkan nilai
tambah hasil pertanian. O]eh karena produsen hasil pertanian (petani,
petemak,nelayan) sebagian besar berada di pedesaan, mala nilai tan1bah hasil
pertanian tersebut diharapkan dapat langsung dinikmati oleh petani, peternak at au pun
nelayan di pedesaaanipesisir,. Peningkatan nilai tarnbah yang berasal Jari kegiatan
agrOind~lstri ini pada akhimya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
mayoritas pelaku pembangunan ..
Tujuan pengembangan agroindustli pedesaan adalah (a) untuk
meningkatkan nHai tambah hasil panen (pertanian, ternak, ikan) di pedesaan
atau pesisir baik untuk konsumsi langsung maupun untuk bahan baku
agrohidutl; lanjutan (sekunder). (b) meningkatkan jaminan mutu dan hal'ga,
sebingga tercapai efisiensi kegiatan agrobisnis., (c) mengembangkan
diversifikasi produk sebagai upaya penaggulangan kelebihan produksi atau
kelangkaan permintaaan pada per:iode tertentu, (d) sebagai wahana pengenalan,
penguasaan, dan pemanfaatan teknologi sekaligus sebagai wahana peransel1a
.
4
I
masyarakat dalam menerapkan budaya industri, melaui penciptaan wi.'ausaha
barn dan swadaya petanilpetemakinelayan.
EKONOMI RAKYAT
Konsep ekonomi ral-yat- meskipun akhir akhir ini sering diberi makna polit~s
(oleh para politisi tentu saja, OM ) - sesungguhnya tertuang dalam UUD 1945 pasaJ
33 ..... " sistem perekonomian yang hams dikembangkan di Indonesia adalah
sistem demokrasi ekonomi, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. .Hal
ini berarti bahwa pembangunan seyogyanya menggunakan sumberdaya yang dlmlhkl
dan atau dikuasai oleh rakyat banyak. Oleh ral'yat berali bahwa pelaku utama proses
pembangunan nasional ada1ah rakyat banyak, baik sebagai individu, kelompok
ataupun bentuk organisasi ekonomi rakyat. Pada sisi lain, hasil pembangunan harns
secara nyata dinikmati oleh rakyat banyak.
5
I
I
Dalam teori ekonomi- teon pembagia faktor (factor share theory),
pendapatan diperoleh dari sumber daya dan pendapatan sebagai pengusaha yang
terlibat langsung dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Pendapatan sebagai
pemilik sumberdaya misainya pendapatan atas lahan yang digunakan (sewa lahan),
pendapatan tenaga keIja yang digunakan (gaji, upah, bonus), pendapatan atas barang
barang modal yang digunakan (bunga modal), pendapatan atas teknologi yang
digunakan (rent technology, royalti, hak paten), dan Jain-lain. Sedangkan pendapatan
sebagai pengusaha (pemilik) adalah berupa keuntungan. Bila pendapatan sebagai
pemilik sumberdaya (sewa, gaji, upah, bonus, rent, royalti, hak paten) dan pendapatan
sebagai pengusaha (keuntungan) dijumlahkan, akan sarna dengan nilai produksi
barang I jasa yang dihasilkan. (Teon inilah yang digunakun dalam menghitung
pendapatan nasional atau PDB atau PDRB). Oleh karena itu, kalau pernbuatan
pada pembangunan nasional digunaka sumberdaya yang dalam pembuatannya
langsung dikeIjakan raky'at banyak, Qtomatis, hasil pembangunan tersebut (daJam
bentuk upah, gaji, bonus, sewa, bunga, rent, royalti, keuntungan) akan langsung
dinikmati rakyat banyak.
Dalam teori pembangunan, prinsip-prinsip yang demikian mel upakan inti teori
pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan ekonomi. Sebaliknya, bila hasi!
pembangunan nasional dihasilkan dengan menggunkan lebih banyak surnberdaya
yang diimpor (dengan kandungan impor tinggi) dan ddalsanakml uleh peru::,atH!llil
asing (PMA), otomatis pula hasil terebut sebagian besar akan Jatuh keperusahaarl
asing atau rakyat negara lain. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi bisa tinggi. tapi
pemerl!taan ekonomi sangat pinean£,. Hal terakhir inilah yarg teIjadi di indoneSia
selama ini. Oleh karena itu, ekonomi rakyat bukanlah jat'gon-jargon populis dan
Imkan pula ekonomi dan sekelompok rakyat, tetapi lebih meropakan suatu
strategi pembangunan ekonomi yang bel'bal'is pada pendayagunam~
kemampuan rakyat sehingga pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dicapai
sekhligus.
6
STRATEGI DAN POLA PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PEDESAAN
7
berkembang. Keberadaan lembaga kemitraan diperlukan untuk menopang kegiatan
agroindustri terse but. Beragam pola kemitraan telah diterapkan untuk pengembangan
industri, antara lain : anak angkat bapak angkat, pola inti plasna ( antara lain PIR),
penyertaan modal ventura, pengembangan industri keeil menengah berbasis teknologi,
model usaha ekonomi bersama, model inkubator
Dalam penerapan di lapang poIa-poia pengembangan terse but menghasilkan
kinerja yang beragam. Ada yang berasil dengan baik, sebaliknya tak sedikit yang iak
mengenai sasaran. Salah satu kesamaan faktor kegagalan lembaga kemitraan adalah
kedudukan petanilpetemaklneJayan lusaha keeil yang dianggap lebih rendah dan lebih
membutuhkan oleh pihak yang berrnitIa (usaha besar I swasta).
Untuk mengatasi hal tersebut Eriyatno (19<)5) mengusulkan konsep kemitraan
yang didasarkan atas sejajar, saling menguntungkan dan saling menghidupi.
Keterpaduan aspek bisnis, finansial, teknologi dan peningkatan sumber daya manusia
menjadi eiri yang menonjol dari kedu!. pola kemitraan tersebut Pola kemitraan ini
yang oleh Prof Eriyatno dinamakan Pola Kemitraan Partisipatif telah berhasil
dengan baik diterapkan oleh BUMN (Sucofmdo), departemen teknis ( waktu itu
1995 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Keeil), dan Lemb:lga
Konsultan Teknologi ( nir laba) dalam bermitra dengan petani hortikultura di Cipanas
Jawa Barat dan pengembangan agroindustri ikan teri di Pasuruan Jawa Timur.
Demikian pula contoh keberhasilan model penye,'taan modal ventura dalarn
kemitraan agrroindustri pedesaan dapat dilihat pada PT Sarana Yogya Ven!ura yang
dikelola oleh Amelia AYaIli - dalam mengembangkan us aha petemakan kambing
ettawah di kabupeten Kulonprogo, salak pondoh- Sleman, dan kini sedaug merinns
kemitraan sutera alam di Sawangan, Magelang (Jateng) Dalam kemitraan ini PT
Sarana Yogya Ventura menyertakan UGM sebagai !embaga pendukung
pengembangan teknologi. ( Dua contoh pola kemitraan untuk pengembangan
Ul(j\f tersebut banyak diterapkan di negara maju, temtama di E.'opa )
Dalam peJaksanaannya, Poia Kemitraan Parrisipatif menerapkan prinsip (1)
rekayasa kelembagaan ekonomi masyarakat harus mengacu pada adal budaya
setempat dimana kegiatan agroindustri bermuara, (2) kemitraan usaha didasarkan
pada prinsip saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling menghidupi, (3)
bentuk lembaga ditetapkan melalui musyawarah dari \Vakil unsur yang bersarikaL (4)
transfoermasi kelembagaan (kelompok informal binaan menjadi lembaga formal
mandiri) dilakukan melalui proses yang wajar demokratis dan sesual dengan lahap
penataan sistem agroindustri yang diterapkan, (5) sumber dana terpadu berasal dari
berbagai sumber yang dapat menjamin efisiensi biaya serta memungkinkan
diterapkannya pola bagi hasil, dan (6) untuk mencapai efisiensi bisnis yang tinggi
maka pelaku utama kemitraan seyogyanya mempunyai entity bisnis dalam jalur
sistem bisnis yang sedang dikembangkan.
Terdapat empat aspek penting yang diJadikan pendekatan dalam membentuk
pola pembin,aan Kemitraan Partisipatif yaitu (a) aspek bisnis untuk menjamin
kelayakan usaha, (b) aspek kesejahteraan sosial untuk menjamin manfaat usa1:a, (c)
aspek keikutsertaan(parapelaku kemitraan) untuk menjarnin keberlanjutan usaha Gan
(d) aspek teknologi untuk menjamin teknik dan mutu produksi.
Agar sistem kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha (besar daJl kecil)
dapal terjalin seeara optimal dibutuhkan suatu hubungan yang saling menguntungkan.
Dalam kaitan lersebul pembmaan kemitraan usaha oleh pernermtah hendalnya
mampu berinteraksi dengan dunia usaha sebagai medan artikulasi tekno:ogi. Untuk
rnendukung hal tersebut peran Pemerintah perJu diperkuat
Dalam kaitan dengan rencana penerapan otonomi daerah, serta kebijakan
Menristek ten tang pengembangan teknologi berbasis kerakyatan, makakemitraan
partisifatif dapat dilakukan pada semua aspek antara lain aspek pengembangan Iptek
dalam kegiatan ini para pakar iptek secara terus menerus dan bersama-sama (baik
secara lembaga maupun perorangan) dengan pihak swasta mengembangkan teknologl
terapan yang diperJukan untuk meningkatkan kinerja usaha perekonomian rakyat.
Untuk mendukung kegiatan tersebut kegiatan penelilian yang dilakukan Pemerintah
selama ini lebih berorientasi ilmiah clapat di a1ihkan pada orientasi bisnis yang
inovatif dengan tetap memper.ahankan ClSpek ilmiahnya. Pola kemitraan partisipalif
disajikan pada Gambar I.
Dengan demikian proses kemitraan akan teIjadi secara baik, a1amiah dan
menguntungkan bagi pihak - pihak yang terlibat. Agar tercayai keadaan tersebut
diperlukan dua syarat utama , yaitu syarat perlu dan syarat ctikup, Syarat perlu adalah
adanya kesamaan pandangan dalam m~ngembangkan kemitraan USalHl dengan segala
konsekkuensinya, Sedangkan syarat cukup adalah adanya persamaan persepsi baik
secara makro maupun mikro. Pemerintah dan dunia usaha bersama-sama
mengembangkan sumberdaya manusia yang menguasai iptek untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional (aspek makro ) dcngan memperlah,mkaJ1 ellsle!lsi,
efektivilas dart produklivilas daJam pengoperaslannva ( a,spek mikro )
HARAPAN
9
UJI KEMAMPUAN-DIRI (Self- Assessment Test)
10
PUSTAKA ACUAN
11
Sumb~)
PA3AR I'
I
Sumber
,
I
I
Komersial
MlTRA USAIIA
------_ _---'1
i
Tl
I ,
Lembaga Penyedia
Informasi
Dan
Tekuo\ogi
- Pemerintah
Pusat
Lembaga
- Daerah
,,
Perguruan
Penyandang
Kelompok tani
o~o o~o I
I
I
,,
I
Petani Petani ,
t
I
I
I
I
12